Tag Archives: siti khadijah

Buttonscarves Gandeng Brand Malaysia, Siti Khadijah, Rilis Koleksi Mukena

Jakarta

Brand hijab Buttonscarves berkolaborasi dengan Siti Khadijah, brand mukena asal Malaysia, menghadirkan koleksi mukena eksklusif. Seperti apa koleksinya?

Linda Anggrea sebagai CEO Buttonscarves mengungkapkan koleksi mukena tersebut menggabungkan dua DNA brand yang berbeda. Desain mukena memiliki lapisan penutup pada dagu sebagai ciri khas Siti Khadijah. Sedangkan monogram khas Buttonscarves ada pada tekstur kain mukena kolaborasi tersebut.

Pendiri Siti Khadijah, Puan Padzilah Enda Sulaiman, mengatakan mukena kolaborasi ini menggunakan bahan pilihan yang nyaman jika digunakan. Ia juga senang bisa mendapatkan reaksi positif dari Buttonscarves untuk berkolaborasi.


Buttonscarves berkolaborasi dengan brand asal Malaysia, Siti Khadijah untuk koleksi mukena eksklusif.Buttonscarves berkolaborasi dengan brand asal Malaysia, Siti Khadijah untuk koleksi mukena eksklusif. Foto: Dok. Instagram @mukenasitikhadijah.

“Sangat excited dengan kolaborasi ini, seperti mimpi yang jadi kenyataan. Materialnya sangat nyaman. Kelebihan Siti Khadijah ada pada cuttingan dan material utama adalah kita memberikan Khadijah Ultrafine. Jadi kita menggabungkan dengan aplikasi monogramnya Buttonscarves,” ungkap Puan usai konferensi pers Private Luncheon kolaborasi Buttonscarves bersama Siti Khadijah di Cerita Rasa, Jakarta Selatan.

Puan Padzilah menjelaskan, mukena kolaborasi ini memiliki lapisan penutup dagu agar sesuai ajaran syariat Islam, salah satu syarat sah dari ibadah sholat adalah menutup aurat, termasuk bagian bawah dagu. Mukena tersebut juga memiliki ukuran pada bagian muka.

Linda melanjutkan mukena Buttonscarvers X Siti Khadijah terdapat karet di kepala agar ketika dipakai tidak terlalu kencang. “‘Materialnya selembut mungkin, inovasi dengan ciri khas detail fine lace, monogram disatukan detail mukena. Tetap secara desain look yang nyaman,” jelasnya.

Mukena kolaborasi ini tersedia dalam empat warna yakni white, black, pale green, dan blush pink. Harga mukena dibanderol dengan harga Rp 1.575.000.

Linda dan Puan berharap koleksi kolaborasi ini bisa mendapatkan respon yang baik, bisa memperluas jangkauan dan memberikan inspirasi pelaku usaha lainnya untuk menghasilkan mukena kualitas premium.

“Melalui kolaborasi ini, kami tidak hanya menyatukan dua identitas brand yang berbeda melainkan juga memadukan ide-ide, semangat, dan visi kami. Harapan kami tentunya menghadirkan sebuah produk yang inovatif, memberikan manfaat, dan disukai oleh pelanggan setia kami khususnya BSLady dan juga SKFamily”, pungkas Linda.

(gaf/eny)



Sumber : wolipop.detik.com

Sisterhood Modest Bazaar Digelar di PIM, Baju Lebaran Diskon Hingga 80%

Jakarta

Bazar hijab dan busana muslim Sisterhood Modest Bazaar kembali digelar. Acara yang digagas oleh Modinity Group ini diadakan mulai 13 Maret hingga 16 Maret 2025 di City Hall, Pondok Indah Mall 3 Jakarta.

Puluhan brand lokal yang ikut memberikan potongan harga menarik, flash sale, bundling, sampai clearance sale khusus buat kamu di Sisterhood Modest Bazaar 2025. Masing-masing brand juga membawa koleksi spesial Lebaran di bazar ini.

Salah satunya brand Deenay yang menjual aneka koleksi Hari Raya. Deenay memberikan potongan harga 15%, 30% hingga ada yang dijual Rp 150 Ribu. Sedangkan brand Hijabchic banting harga hingga 80% yang membuat pengunjung kalap.


Selain dua brand tersebut, brand lain yang ikut serta Sisterhood Modest Bazar antara lain: Nadjani., DOA, Shaybee, Haidee & Orlin, Deenay, Maima, NHS Look, Esmee, Yeppu Outfit, Vanilla Hijab, Monel, Heaven Lights dan masih banyak lagi.

DOA menjual koleksi dengan harga Rp 150 Ribu. Benang Jarum juga membuat heboh dengan menyajikan potongan harga 60%.

Brand Zyta Delia banting harga dengan menjual hijab Rp 75 Ribu, busana dan sepatu Rp 150 Ribu, dan tas Rp 200 Ribu. Sedangkan Calla The Label memberikan diskon hingga 70%. Zeta Prive juga diskon 70%.

Sylmi Basic mengeluarkan koleksi yang hanya launching di bazar SMB 2025. Brand mukena Siti Khadijah menawarkan diskon 30%. Brand Roola memberikan diskon hijab Rp 50 Ribu kamu bisa mendapatkan empat hijab.

Demi kenyamanan pengunjungnya selama berbelanja, Sisterhood Modest Bazaar menghadirkan powerbank station untuk mengisi daya baterai ponsel genggam kamu. Harga sewanya murah hanya Rp 5.000/jam.

Mau datang ke Sisterhood Modest Bazar 2025? Kamu bisa membeli tiketnya di www.modinity.com/pages/smb2025 dan follow @modinityevents untuk update info lengkapnya.

(gaf/eny)



Sumber : wolipop.detik.com

Kisah Kelahiran Fatimah Az Zahra yang Didampingi Malaikat dan Bidadari Surga


Jakarta

Fatimah Az Zahra RA anak dari Nabi Muhammad SAW dan Khadijah RA. Ketika masih di dalam kandungan, Fatimah sudah berperan sangat besar untuk menenangkan hati ibunya, Khadijah RA dari segala kesedihan yang menerpa. Seperti apa kisahnya?

Disebutkan dalam buku Murthadha Muthahhari Fathimah Azzahra Wanita Teladan Sepanjang Masa karya Ibrahim Amini, Imam Ja’far Ash-Shadiq pernah berkata,

“Sesungguhnya ketika Khadijah menikah dengan Rasulullah SAW, ia diejek oleh wanita-wanita Makkah. Mereka tidak mau masuk ke tempatnya, tidak mengucapkan salam kepadanya, dan tidak membiarkan seorang wanita pun masuk ke tempatnya, sehingga Khadijah menjadi risau karenanya. Ia berduka dan bersedih hati jika Rasulullah keluar rumah. Maka ketika ia mengandung Fatimah, bayi dalam kandungannya itu menjadi temannya.”


Begitulah peran Fatimah RA yang sudah membawa kebahagiaan bahkan ketika masih di dalam kandungan. Khadijah RA ibunya pun juga sering mengajaknya berbincang. Bahkan sampai Rasulullah SAW bertanya kepada istrinya itu.

“Wahai Khadijah, siapa yang berbicara denganmu itu?

“Janin yang berada dalam perutku. Ia berbicara kepadaku dan menyenangkanku.” Jawab Khadijah RA.

“Malaikat Jibril memberi kabar gembira bahwa bayi itu perempuan. Ia orang yang suci dan diberkahi. Allah akan menjadikan keturunanku darinya dan Ia akan menjadikan dari keturunannya para imam umat, yang Ia jadikan mereka itu sebagai khalifah-Nya di bumi-Nya setelah terputus wahyu-Nya.”

Mendengar kabar dari Rasulullah SAW ini, Khadijah RA pun diselimuti dengan kegembiraan dan kebahagiaan. Hatinya penuh dengan kesenangan dan suka cita. Sehingga ia menjadi lebih mendekatkan dirinya kepada Allah SWT.

Kisah Kelahiran Fatimah Az Zahra

Waktu demi waktu berlalu. Perut Khadijah RA yang mengandung janin itu juga Nampak begitu besar. Membuatnya yakin sebentar lagi adalah saat di mana bayi itu akan lahir.

Khadijah RA meminta salah satu pelayannya untuk datang ke tempat wanita-wanita Quraisy dan Bani Hasyim agar mereka datang dan membantu persalinannya, sebagaimana yang biasa mereka lakukan pada wanita-wanita lain.

Tapi bukannya datang untuk menolong, mereka malah memberi pesan lewat pelayan tadi dengan perkataan yang menyedihkan hati. Mereka berkata,

“Kamu telah membantah kami dan tidak mau mendengar omongan kami. Kamu telah menikah dengan Muhammad, anak yatim Abu Thalib, seorang yang miskin dan tak punya harta. Maka kami tak akan datang dan kami tak akan mengurus urusanmu, apa saja.”

Tentu saja Khadijah RA menjadi sedih dengan perkataan dan perlakuan mereka itu.

Namun, di saat dirinya dilanda kesedihan dan duka, turunlah wanita-wanita dari surga dan para malaikat dari langit ke rumahnya. Khadijah RA merasa takut. Lalu salah seorang dari mereka berkata,

“Jangan sedih, wahai Khadijah. Kami diutus Tuhanmu kepadamu, dan kami adalah saudara-saudaramu.”

Atas pertolongan Allah SWT dan utusan-Nya yang menemani persalinan Khadijah RA, akhirnya bayi perempuan itu pun lahir dengan selamat. Saat keluar, ia diselimuti oleh cahaya yang amat terang. Tak ada satu tempat pun di bumi, di sebelah timur maupun barat, melainkan bersinar dengan cahaya itu.

Bayi perempuan itu pun diberi nama Fatimah Az Zahra oleh kedua orang tuanya. Sungguh, Allah SWT Maha Kuasa, Maha Besar.

Disebutkan dalam sejarah Islam, mayoritas ulama sepakat Fatimah RA dilahirkan pada hari Jumat, 20 Jumadil Akhir, tahun kelima setelah kenabian.

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Nabi Muhammad Diangkat Menjadi Rasul pada Usia 40 Tahun, Begini Kisahnya


Jakarta

Nabi Muhammad SAW adalah figur yang sangat penting dalam Islam, yang kehidupannya sarat dengan makna mendalam. Salah satu peristiwa paling penting dalam sejarah Islam adalah saat beliau diangkat sebagai Rasul.

Nabi Muhammad SAW diutus sebagai penerang untuk membimbing umat manusia dari kegelapan menuju cahaya iman. Di tengah masyarakat yang diliputi oleh kejahiliahan, penyembahan berhala, dan ketidakadilan, kehadiran beliau sebagai Rasul membawa misi rahmatan lil ‘alamin, yaitu membawa rahmat bagi seluruh alam.

Kapan Nabi Muhammad Diangkat Menjadi Rasul?

Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasul saat beliau menginjak usia 40. Dijelaskan dalam buku karya Ajen Dianawati yang berjudul Kisah Nabi Muhammad SAW, Nabi Muhammad SAW diangkat sebagai Rasul pada tanggal 17 Ramadhan tahun 611 Masehi.


Pada saat itu, beliau menerima wahyu pertama dari Malaikat Jibril ketika sedang berada di Gua Hira.

Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Rasul ketika menerima wahyu pertama, yaitu Surah Al-Alaq https://www.detik.com/hikmah/quran-online/al-alaq ayat 1-5, di Gua Hira. Menjelang usia 40 tahun, beliau sering mengasingkan diri di gua yang terletak di Jabal Nur itu karena merasakan ketidakselarasan antara nilai kebenaran dengan kondisi masyarakat saat itu.

Selama masa pengasingannya, Nabi Muhammad SAW membawa bekal berupa air dan roti gandum, dan tinggal di gua kecil yang memiliki panjang 4 hasta dan lebar sekitar 1,75 hasta.

Pada bulan Ramadhan, beliau memanfaatkan waktunya untuk beribadah dan merenungkan keagungan ciptaan Allah SWT, serta memikirkan ketidaksesuaian antara nilai-nilai kebenaran dengan praktik kehidupan sosial yang masih dipenuhi oleh kemusyrikan.

Kisah Pengangkatan Nabi Muhammad Menjadi Rasul

Masih mengacu sumber yang sama, peristiwa pengangkatan Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul Allah diceritakan terjadi ketika beliau sedang beribadah di Gua Hira. Di tempat tersebut, beliau sering merenungkan berbagai masalah dan memikirkannya dengan mendalam.

Tiba-tiba, seorang laki-laki yang tak dikenal mendekatinya. Laki-laki itu langsung memeluk Nabi Muhammad sambil berkata “Bacalah hai Muhammad!”

Kemudian Nabi Muhammad menjawabnya dengan mengatakan “Saya tidak bisa membaca.” Laki-laki itu melepas pelukannya dan kembali berkata, “Bacalah hai Muhammad!”

Nabi Muhammad SAW tetap memberikan jawaban yang sama, “Saya tidak bisa membaca.” Hingga akhirnya, laki-laki tersebut mengajarkan Nabi Muhammad untuk membaca surah Iqra atau Al-Alaq ayat 1-5 sampai beliau hafal. Sosok laki-laki itu ternyata adalah Malaikat Jibril.

Setelah kejadian tersebut, Nabi Muhammad SAW pulang dan memberi tahu istrinya, Siti Khadijah. Beliau pulang dengan wajah yang sangat pucat dan tubuh yang lemas. Siti Khadijah pun langsung bertanya, “Apa yang terjadi, suamiku?”

Nabi Muhammad SAW tidak segera menjawab pertanyaan itu, melainkan meminta istrinya untuk menyelimutinya. “Selimuti aku, Khadijah, selimuti aku!”

Setelah ketakutan Nabi Muhammad SAW perlahan mereda berkat dukungan Siti Khadijah, akhirnya beliau menceritakan peristiwa tersebut kepada istrinya. Setelah mendengar cerita suaminya, Siti Khadijah kemudian mendatangi Waraqah, seorang ahli Injil dan Taurat, untuk menyampaikan kabar tersebut.

“Sungguh suamimu telah mendapatkan wahyu, sebagaimana wahyu pernah datang kepada Nabi Musa. Sesungguhnya, di akan menjadi Rasul umat ini,” terang Waraqah.

Siti Khadijah memang telah memiliki firasat dan ternyata terbukti benar bahwa suaminya telah diangkat menjadi Rasul Allah.

Setelah peristiwa itu, Siti Khadijah langsung memeluk Islam, menjadikannya orang pertama yang masuk Islam. Siti Khadijah juga menjadi pendukung pertama Nabi Muhammad SAW dalam mengemban wahyu tersebut.

Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Rasul pada usia 40 tahun dan wafat pada usia 63 tahun. Selama 23 tahun perjalanan dakwahnya, beliau menghadapi tantangan yang sangat berat, terutama karena lingkungan sekitar masih dalam keadaan jahiliyah dan dikelilingi oleh orang-orang kejam dari kaum Quraisy.

Namun, dalam menyebarkan ajaran Islam, Nabi Muhammad SAW tidak sendirian. Beliau ditemani oleh istri dan para sahabatnya, seperti Abu Bakar As-Shiddiq, Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib, dan lainnya.

Makna dari kisah pengangkatan Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul bagi umat Islam adalah sebagai tonggak awal penyebaran ajaran Islam yang membawa pencerahan dan petunjuk bagi umat manusia. Peristiwa ini juga menegaskan pentingnya misi Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah untuk mengajak umat manusia menuju jalan kebenaran dan ketauhidan.

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com