Tag Archives: siwa

Arti Nama Kuil Murugan, Seindah Wujudnya



Jakarta

Kuil Murugan, tempat ibadah umat Hindu terbesar di Asia Tenggara. Tak banyak yang tahu arti namanya, bahkan banyak detail khusus yang mencerminkan namanya.

detikTravel mendapat kesempatan untuk berkunjung ke Murugan Temple pada Sabtu (2/8). Sejak tiba pukul 08.00 WIB, rombongan wartawan disambut hangat oleh pengurus rumah ibadah.


Dua gerbang besar menyambut kami, ada wujud cenderawasih pada tiap daun pintunya. Di bagian tengahnya ada sebuah tongkat, berwarna emas dan sangat indah.

Saat berkeliling, pengurus Kuil Murgan menjelaskan bagaimana perjalanan pembangunan rumah ibadah. Keindahan warna-warni kuil dan menara, membawa saya seakan berada di dimensi lain.

Kuil Murugan di Jakarta Barat, menghadirkan nuansa India Selatan lewat arsitektur warna-warni dan patung dewa yang megah.Kuil Murugan di Jakarta Barat, menghadirkan nuansa India Selatan lewat arsitektur warna-warni dan patung dewa yang megah. Foto: Andhika Prasetia/detikcom

Dekorasinya semarak, cantik luar biasa. Ketua Dewan Pembina Yayasan Shree Sanathana Dharma Aalayam (Jakarta Murugan Temple), Kobalen (61) berkata bahwa tiap sudut dekorasi kuil dikerjakan oleh seniman India.

Namun ada yang masih membuat saya penasaran, nama dari kuil ini. Ternyata nama itu berhubungan dengan dewa yang dipuja.

“Arca utamanya Dewa Murugan, kebetulan adiknya jadi Ganesha,” ucapnya.

Dikenal sebagai dewa perang, keberanian dan kemenangan dalam agama Hindu, Murugan adalah anak dari Dewa Siwa dan Dewi Parwati. Murugan sering digambarkan mengendarai merak, yang melambangkan keindahan, keanggunan dan kemampuan mengalahkan kejahatan. Ini mengapa ada bentuk merak di bagian pagar.

“Murugan itu ada artinya. Seperti tadi Ganesha adalah namanya A, U, dan M. Murugan itu ada tiga. MU, RU, dan GAN,” jelas Kobalen.

MU itu adalah mugendan yang adalah Krishna. RU itu adalah Rudra yang adalah Siwa. GAN itu namanya kandan yang adalah Brahma. “Jadi ini trimurti,” ujarnya.

Saat dibuka kembali untuk wisata, Kobalen meminta agar pengunjung bisa menjaga bahasa dan ketikan dalam sosial media, jika mengunggah aktivitas di Kuil Murugan. Semua patung dewa pun tidak diperbolehkan untuk diunggah.

“Ini simbol-simbol yang menyimpan rahasia filosofi dan keilahian yang cukup tinggi. Jadi tidak boleh diartikan sembarangan,” ujarnya.

(bnl/ddn)



Sumber : travel.detik.com

Hilangnya Si Penjaga Keselamatan, Ketika Museum Dirusak dan Dijarah



Jakarta

Aksi massa pada Sabtu (30/8/2025) malam tidak hanya terjadi di Jakarta dan sekitarnya. Lokasi aksi ini meluas hingga Kediri, Jawa Timur dengan sejumlah insiden perampokan dan perusakan. Aksi pencurian tidak hanya menyasar barang yang saat ini dinilai berharga.

Barang peninggalan sejarah ikut hilang dalam aksi perusakan yang terjadi di Museum Bhagawanta Bhari, Kediri. Museum di belakang DPRD Kabupaten Kediri ini kehilangan fragmen Arca Ganesha peninggalan kebudayaan Hindu, yang sempat blooming di sejarah Indonesia.

Fragmen arca Ganesha di Museum Bhagawanta BhariFragmen arca Ganesha di Museum Bhagawanta Bhari Foto: Museum Bhagawanta Bhari

Sosok Ganesha dalam kepercayaan Hindu adalah dewa berkepala gajah yang sangat dihormati. Dia adalah putra Dewa Siwa dengan sosok bertangan empat yang memegang berbagai simbol biasanya kapak, jerat, dan mangkuk. Kendati berkepala gajah, sosok Ganesha tidak punya gading yang utuh.


“Ganesha adalah lambang dewa ilmu pengetahuan dan sang penjaga keselamatan dalam kehidupan manusia. Atribut yang dipegangnya antara lain paracu (kapak kerap ditulis parasu), aksamala (tasbih), dan mangkuk,” tulis Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur: Profil kebudayaan Kabupaten kediri, Kantor Parsenibud Kabupaten Kediri tahun 2006.

Sebagai sebuah fragmen, arca Ganesha di Museum Bhagawanta Bhari tidak terlihat utuh. Bagian kepala lebih kecil menyisakan bagian belalai, dengan ornamen di belakang arca seperti ada yang hilang. Fragmen arca Ganesha kemungkinan adalah peninggalan zaman Kerajaan Mataram Kuno di abad ke-11 Masehi.

Meski begitu, arca ini tetap berharga sebagai bagian perkembangan kebudayaan Indonesia. Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana (Mas Dhito) mengimbau masyarakat yang tahu keberadaan artefak ini segera melapor pada pemerintah. Khususnya bagi oknum yang mengambil dan menyimpan sendiri fragmen arca Ganesha.

“Kami benar-benar berharap benda-benda bersejarah ini bisa kembali, karena peninggalan budaya memiliki nilai historis jadi sangat tidak pantas untuk menjadi sasaran,” kata Mas Dhito dalam keterangan tertulis pada Minggu (31/8/2025).

Sejumlah benda bersejarah lain tercatat ikut hilang dalam aksi ini. Benda tersebut adalah arca bodhisatva, miniatur lumbung, plakat HVA Sidomulyo dua buah, bata berinskripsi, dan arca Sumbercangkring. Pemerintah berharap semua benda bersejarah tersebut kembali, supaya bisa jadi bahan belajar seluruh masyarakat.

(row/fem)



Sumber : travel.detik.com