Tag Archives: snack

Jajan Surabi dan Es Goyobod Pake Koin Bambu


Bandung

Pasar tradisional Sunda Jadul menyimpan pesonanya sendiri sebagai pilihan libur akhir pekan bersama keluarga. Pasar tradisional jadul merujuk pada sarana jual beli dengan tata letak, desain lapak, pakaian penjual, dan barang yang diperdagangkan ramah lingkungan serta di area terbuka dekat dengan alam seperti zaman dahulu.

Lokasi Pasar Tradisional Sunda Jadul

Buat detikers yang berada di Jawa Barat atau Jabodetabek area, pasar tradisional Sunda jadul berikut bisa jadi opsi niis (nongrong bahasa Sunda) sambil healing tipis, plus jajan aneka snack di tempat yang adem dan sejuk.

1. Pasar Awi Campernik di Cimahi

Warga membeli makanan di Pasar Awi Campernik, kawasan Eco Wisata Cimenteng, Kota Cimahi, Jawa Barat, Minggu (29/9/2024). Pemda Kota Cimahi menggelar Pasar Awi Campernik yang merupakan pasar tradisional dengan nuansa kebun bambu dalam rangka mengembangkan serta mempromosikan produk UMKM khususnya kuliner dan menciptakan destinasi wisata baru di Kota Cimahi. ANTARA FOTO/Abdan Syakura/agr/aww.Pasar Awi Campernik di Cimahi, Jawa Barat (ANTARA FOTO/Abdan Syakura/agr/aww) Foto: ANTARA FOTO/Abdan Syakura

Jam buka

  • Minggu, 07.00-13.30
  • Pasar hanya buka dua kali dalam satu bulan pada minggu ke-1 dan ke-3

Alamat

  • Jl. Terobosan, Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi, Jawa Barat.

Pasar ini berada di hutan bambu yang rindang dan teduh dalam kawasan ekowisata Cimahi. Di sini ada aneka jajanan tradisional yang tidak menggunakan bahan pengawet, pewarna kimia berbahaya, dan penguat rasa berlebihan. Misalnya surabi oncom yang gurih dan es goyobod dengan rasa manis kenyal dari agar-agar tepung aci.


Pengunjung bisa masuk area pasar tanpa dipungut biaya alias gratis. Tapi untuk jajan, pengunjung harus menukar uang dengan koin bambu yang disediakan pengelola. Paling kecil adalah 5 pernik (koin bambu) sama dengan Rp 5.000, lalu ada 10 pernik setara Rp 10 ribu dan 20 pernik senilai Rp 20 ribu. Setelah jajan, pengunjung bisa menikmati kuliner sambil duduk santai di hutan bambu.

“Cocok buat healing sambil kulineran. Tempatnya unik banget di tengah hutan bambu yang sejuk dan adem. Nuansa tradisional Sunda-nya kerasa dari mulai tatanan pasar sampe kulinernya. Jangan lupa cek jadwal sebelum ke sini untuk memastikan pasanya buka,” tulis akun google Raditya Fadilah.

2. Pasar Padaringan di Bandung

Pasar Padaringan Sunda di Hutan Bambu Cibiru Bandung.Pasar Padaringan Sunda di Hutan Bambu Cibiru Bandung (Wisma Putra/detikJabar)

Jam buka

  • Minggu, 07.00-12.00
  • Pasar hanya buka dua kali dalam satu bulan pada minggu ke-1 dan ke-3

Alamat

  • Bukit Mbah Garut, Jl. Cilengkrang 1, Cisurupan, Kecamatan Cibiru, Kota Bandung, Jawa Barat.

Hutan bambu yang jadi lokasi pasar Sunda jadul Padaringan, bikin pengunjung betah karena rindang dan sejuk. Selain cuci mata dan relaksasi, pengunjung bisa jajan aneka kuliner tradisional yang bebas bahan berbahaya. Kemasan kuliner menggunakan bahan ramah lingkungan dan tentunya disediakan tempat sampah bagi pengunjung.

Detikers yang datang ke sini nggak perlu bayar tiket masuk. Namun wajib menukarkan uang menjadi koin yang digunakan untuk jajan kuliner. Koin 5 senilai Rp 5 ribu, 10 adalah Rp 10 ribu, dan 20 setara Rp 20 ribu. Beberapa jenis kuliner yang tersedia adalah surabi, awug, leupuet, es goyobod, dan bandrek. Harga jajanan bergantung dari kebijakan pengelola dan pedagang yang berasal dari UMKM setempat.

Pasar Sunda jadul Padaringan tak hanya jadi pilihan liburan, tapi juga membawa perbaikan ekonomi masyarakat. Menurut Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Cisurupan Ari Irawan, perputaran uang di pasar tradisional ini bisa mencapai Rp 20 juta.

“Ke depannya, efek pasar ini sangat luar biasa untuk meningkatkan perekonomian dan pengenalan seni budaya. Saya harap seluruh masyarakat Kota Bandung bisa berpartisipasi,” kata Ari.

Dikutip dari medsos dan situs pasar tradisional Sunda jadul Campernik dan Padaringan, jam buka akan ditambah sesuai permintaan pengunjung. Karena itu, detikers yang ingin ke destinasi wisata ini wajib update info lebih dulu ya. Selain itu, pastikan selalu menjaga kebersihan dan tidak membawa pulang koin.

(row/wsw)



Sumber : travel.detik.com

Lembut dan Kenyal Klepon Ubi Jalar

Klepon Ubi Jalar adalah variasi klepon tradisional Indonesia yang menggunakan ubi jalar sebagai bahan dasarnya menggantikan ketan. Ubi jalar yang manis dan lembut dipadukan dengan kelapa parut yang gurih, memberikan keseimbangan rasa yang unik. Proses pembuatan klepon ini dimulai dengan mengukus ubi jalar yang telah dihaluskan, lalu dibentuk bola-bola kecil yang diisi gula merah cair. Setelah direbus hingga matang, klepon ubi jalar ini diselimuti kelapa parut yang wangi. Setiap gigitan menghadirkan sensasi kenyal, manis, dan gurih yang menggugah selera. Klepon ini pun bakal jadi camilan yang disukai banyak orang, terutama di acara spesial.



Sumber : food.detik.com

6 Makanan yang Bisa Memperpendek Umur, Sosis Termasuk!

Jakarta

Setiap makanan yang masuk ke dalam tubuh akan berpengaruh terhadap kesehatan kita. Beberapa jenis makanan, yang tinggi akan gula atau zat aditif juga dikaitkan dengan berbagai risiko penyakit kronis.

Ketika sudah banyak penyakit, kondisi tersebut bisa memperpendek harapan hidup kita. Oleh sebab itu, kita perlu memperhatikan pola makan beberapa makanan tersebut. Ada apa saja?

Jenis Makanan Memperpendek Usia

Berikut adalah makanan-makanan yang dapat memperpendek umur jika dimakan secara berlebihan:


1. Ultra-Processed Food (Makanan Ultra-Olahan)

Hot dog unikIlustrasi hot dog. Foto: Getty Images/iStockphoto/natapetrovich

Makanan ultra-olahan seperti daging olahan (sosis atau hot dog) dan minuman manis bisa berbahaya pada kesehatan tubuh.

Dilansir laman Harvard Health Publishing, penelitian American Society for Nutrition pada bulan Juli 2024 menggunakan data dari NIH-AARP Diet and Health Study, selama hampir 23 tahun penelitian ini melacak pola makan dan kesehatan lebih dari setengah juta orang dewasa usia 50 – 71 tahun.

Hasilnya menemukan bahwa orang yang mengkonsumsi makanan ultra-olahan dalam jumlah yang signifikan punya kemungkinan 10% lebih besar untuk meninggal. Ini terjadi terutama akibat penyakit jantung dan diabetes (selama periode tindak lanjut 2 dekade penelitian dibandingkan dengan mereka yang tidak).

2. Makanan yang Hangus dan Gosong

Ayam Bakar Bu Lian Favorit Gubernur NTBIlustrasi makanan yang dibakar. Foto: detikFood/Yenny Mustika Sari

Dr. Anthony Yuon dalam tulisannya yang dimuat laman CNBC International, menyebut bahwa membakar atau menghanguskan makanan, khususnya daging di atas panggangan bisa menyebabkan terbentuknya amina heterosiklik. Di mana, hal tersebut telah terbukti menyebabkan kanker dan mempercepat proses penuaan.

Sebenarnya sesekali memasak dan memakannya boleh-boleh saja, namun teknik memasak yang direkomendasikan adalah dengan mengukus, merebus, memasak dengan api kecil hingga sedang, atau memanggang dengan api kecil hingga sedang.

3. Snack (Makanan Ringan)

Bukan Curang, Ini Alasan Kemasan Snack Berisi Banyak UdaraIlustrasi snack. Foto: Getty Images/MarkGillow

Makanan ringan juga termasuk kategori makanan ultra olahan. Contoh makanan yang paling umumnya adalah permen, keripik, kue kering, donat, batangan granola, atau kue.

Kebanyakan makanan ini mengandung bahan pengawet dan bahan kimia lain, yang diproduksi di pabrik atau laboratorium.Tambahan tersebut biasanya untuk membantu memperpanjang masa simpan.

4. Produk Olahan Susu yang Ditambah Gula

Meskipun susu bisa jadi sumber nutrisi baik, namun produk susu sebaiknya tidak dikonsumsi terlalu banyak. Pasalnya, di pasaran produk susu juga mengandung banyak gula (dalam bentuk laktosa, yang tidak bisa ditoleransi oleh banyak orang) dan protein yang berpotensi menimbulkan peradangan yang dikenal sebagai kasein.

Tapi, kalau mau tetap mengkonsumsi produk susu, sebaiknya konsumsi yoghurt yang tanpa tambahan gula adalah jenis pilihan yang terbaik.

5. Biji-bijian Olahan

Pada dasarnya, biji-bijian olahan telah kehilangan nutrisi dan seratnya karena mereka telah diproses. Misalnya dengan dibuat menjadi tepung putih atau tepung terigu halus, pasta,).
Pemurnian biji-bijian menghilangkan kulit ari dan lembaga, yang jadi tempat sebagian besar serat dan nutrisi penting.

Sementara tepung putih menghasilkan produk yang lebih ringan, sehingga rasanya tidak terlalu berat dan besar. Selain itu, tepung ini juga dicerna lebih cepat, sehingga berisiko membuat lonjakan glukosa yang lebih besar dan selanjutnya lonjakan insulin yang lebih besar.

6. Makanan yang Asin Banget

Penambahan sedikit garam pada makanan tidak akan membahayakan. Namun, tambahan banyak garam berisiko merusak kulit dan penuaan dini.

Garam menyebabkan retensi air, hal ini bisa mengakibatkan bengkak dan kembung. Biasanya makanan yang super asin karena ada garam dan MSG (monosodium glutamat yang mengandung natrium).

(khq/fds)



Sumber : food.detik.com

Banyak SPPG Ganti Menu Jadi Snack-Biskuit, Wamenkes: MBG Harus Dimasak


Jakarta

Belakangan tidak sedikit satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) yang mengganti menu makan bergizi gratis dengan snack dan roti kering. Hal ini ikut disoroti Wakil Menteri Kesehatan dr Benjamin Paulus Octavianus.

Ia menegaskan, kebijakan itu tidak sejalan dengan tujuan program makan bergizi gratis (MBG) yang mengutamakan makanan segar dan dimasak langsung.

“Saya setuju bahwa dari Kementerian Kesehatan, masyarakat harus diberikan makanan yang dimasak. Karena makanan yang dimasak itu kualitasnya lebih aman dibanding kita pakai biskuit atau makanan kering lain,” ujar Benjamin, dalam Temu Media di Kementerian Kesehatan RI, Jumat (17/10/2025).


dr Benjamin menjelaskan berdasarkan laporan terakhir yang diterima Kementerian Kesehatan, Jumat pagi (17/10), terdapat 439 kasus keracunan pangan MBG di delapan kabupaten. Tren tersebut menurutnya fluktuatif.

“Kemenkes ini luar biasa, laporan tadi pagi 439 kasus di delapan kabupaten. Kami punya laporan setiap hari, kemarin 200, sebelumnya 103, jadi naik-turun dari sekitar hampir 35 juta orang yang makan,” jelasnya.

Ia menegaskan, target pemerintah adalah zero case, artinya tidak boleh ada satu pun kasus keracunan dalam program makan bergizi gratis.

“Targetnya kita ya harus zero, nggak boleh ada orang keracunan,” tegas Benjamin.

Alasan SPPG Beralih ke Snack Kering

Menurut Benjamin, sebagian SPPG memilih menyediakan makanan kering seperti biskuit atau snack kemasan karena kendala operasional di lapangan, misalnya belum memiliki dapur layak atau keterbatasan waktu dalam pengadaan bahan segar.

“Memang ada yang sudah mampu langsung masak makanan, ada juga yang karena harus segera membeli makan, akhirnya memilih makanan jadi seperti biskuit,” katanya.

Namun, pemerintah ingin memastikan setiap penerima program mendapatkan makanan bergizi yang benar-benar memenuhi standar keamanan dan nilai gizi.

Kementerian Kesehatan kini tengah memperkuat sistem pengawasan terhadap mutu makanan yang disalurkan oleh SPPG, termasuk menyiapkan standar kelayakan dapur, sanitasi, dan pelatihan pengelolaan bahan makanan. Benjamin menyebut peningkatan kualitas ini menjadi kunci untuk menjaga keberlanjutan dan kredibilitas program.

“Kita tingkatkan kualitasnya. Makanan yang berproses dan dimasak itu jauh lebih baik untuk kesehatan penerima manfaat,” ucapnya.

(naf/up)



Sumber : health.detik.com