Tag Archives: spesies

Fakta-fakta Menarik Hewan di Habitat Park SCBD



Jakarta

Habitat Park SCBD menjadi salah satu tempat wisata menarik di tengah ibu kota Jakarta. Di sini pengunjung akan makin cinta dengan alam.

Taman hewan ini memiliki tiga zona aktivitas yaitu Main Plaza, Botanical Garden dan Animal Park. Masing-masing zona diisi dengan aneka tumbuhan dan hewan.

Secara total Habitat Park memiliki 42 spesies dengan jumlah sekitar 100 ekor binatang dan mempekerjakan 17 ranger. Setiap harinya sekitar 400-500 orang datang berkunjung, akhir pekan akan meningkat sampai 1.500 pengunjung.


Di sini pengunjung akan diedukasi dan mengenal hewan-hewan di alam liar agar bisa mencintainya. Berikut beberapa fakta hewan yang didapat detikTravel saat berkunjung ke sana pada Selasa (18/6).

1. Binturong

Hewan sejenis musang dengan tubuh yang besar. Tak banyak yang tahu kalau hewan nokturnal ini sangat menggemaskan. Tinggal di rumah pohon di area Botanical Garden, Binturong memiliki ciri khas wangi yang manis seperti popcorn.

“Binturong hewan yang dilindungi tapi ada izin tangkarnya. Punya sertifikat per ekor dari BKSDA,” ujar Hanif (31) Animal Curator Habitat Park SCBD.

Ternyata, binturong memiliki chip yang berisi nomor izin. Jadi kehadiran hewan ini di Habitat Park sangat istimewa.

2. Otter

Belakangan hewan karnivora ini banyak dipelihara karena menggemaskan. Hanif berkata bahwa hewan ini sebaiknya dibiarkan hidup dialam, karena mereka hidup di dua alam yaitu air dan darat.

“Perawatannya repot dan bau, karena mereka mamalia yang hidup di dua alam,” katanya.

Sebagai salah satu mamalia pintar, otter tidak bisa hidup di alam sendirian. Oleh sebab itu Habitat Park membangun kandang dengan ekosistem air yang cukup ramai.

“Ada ikan di kolam untuk merangsang naluri berburu. Tapi makan pagi dan sore tetap kami berikan. Kalau ikan yang dikolam di makan, ya nggak masalah,” jawabnya.

3. Kapibara

Habitat Park SCBDHabitat Park SCBD Foto: (bonauli/detikcom)

Tiga ekor kapibara dipelihara di taman hewan ini. Hanif menyebut kapibara sebagai hewan paling santai.

“Dia bisa bersahabat dengan buaya, karena tidak menganggap buaya itu musuhnya. Begitu pula sebaliknya,” terangnya.

Kapibara mampu menyelam selama 5 menit di bawah air. Ia memiliki bulu yang kasar seperti sapu ijuk. Kukunya selalu tumpul dan giginya tumbuh setiap tahun.

“Makanya kapibara suka ngikis gigi di pohon, kalau tumbuh terus bisa melukai diri mereka juga,” ungkap Hanif.

Hewan pengerat terbesar dunia ini memang sangat santai.

4. Burung Unta

Habitat Park SCBDHabitat Park SCBD Foto: (bonauli/detikcom)

Ya, Habitat Park SCDB memiliki sepasang burung unta berusia di bawah satu tahun. Hewan diurnal ini tidak mampu melihat dengan jelas saat malam alias rabun ayam.

“Kekuatannya ada di kaki, bisa berlari 70-80 km/jam,” cerita Hanif.

Sebagai salah satu burung terbesar dunia, otak burung unta tidak lebih besar dari ukuran bola matanya. Dia tidak bisa terbang dan cukup agresif.

“Burung unta ini termasuk hewan yang tidak cerdas juga. Mereka makan apa saja yang ada di kandangnya, makanya harus dibersihkan setiap hari. Harus steril,” jelas pria lulusan Public Relation Unisba itu.

5. Red Fox

Pengunjung bisa bertemu dengan sepasang rubah red fox di Animal Park. Mamalia omnivora ini tampak cantik dengan bulu merah menyala.

“Di sini kita kasih penghangat dan pendingin, karena di alam aslinya mereka butuh panas,” ucap Hanif.

Jika bulunya rontok artinya red fox berada di lingkungan yang terlalu panas, sehingga dibutuhkan pendingin di dalam kandang.

6. Burung Hantu

Habitat Park SCBDHabitat Park SCBD Foto: (bonauli/detikcom)

Taman Hewan ini memiliki satu ruangan khusus untuk burung hantu, totalnya 10 spesies dengan jumlah 13 ekor. Sebagai predator yang paling pandai berkamuflase, burung hantu adalah pest control paling alami yang bisa digunakan manusia.

“Tiga hektar lahan itu bisa diawasi oleh sepasang burung hantu barn owl,” ungkap Lukman (31) ranger di kandang burung hantu.

Di sini 10 burung hantu lokal bisa disentuh oleh pengunjung. Tapi tetap harus didampingi oleh ranger. Sementara yang tiga lagi masih dalam masa habituasi.

“Mereka kalau nyaman itu kakinya naik satu, saving energy istilahnya,” jelas Lukman.

Terlihat burung-burung ini menatap pengunjung yang datang. Beberapa kali mereka bersuara, apa artinya ya?

“Itu memang calling mereka aja, bukan berarti mereka nggak nyaman,” jawabnya.

Dalam tiap sesi, Lukman selalu mengedukasi pengunjung untuk tidak memelihara burung hantu di rumah. Keberadaannya di alam adalah bentuk keseimbangan alam.

“Biarkan mereka tetap di alam jangan lakukan perbuatan liar. Jangan gunakan racun tikus untuk membunuh hama, karena mereka makan hama. Itu bisa membunuh mereka,” ungkapnya.

Tonton juga “Tak Ada Pelangi di Jalan Andrea Hirata Selamatkan Bahasa Belitung” di sini:

(bnl/wsw)

Sumber : travel.detik.com

Alhamdulillah اللهم صلّ على رسول الله محمد wisata mobil
image : unsplash.com / Thomas Tucker

Labuan Bajo, Pesona Surga Tersembunyi di Indonesia



Manggarai Barat

Terletak di ujung barat pulau besar Flores di Nusa Tenggara Timur, Labuan Bajo adalah permata tersembunyi yang mendapat banyak puji.

Labuan Bajo berawal dari desa nelayan kecil, alam dan budaya yang indah membuat kawasan ini menjadi pusat wisata NTB yang mulai mendapat banyak perhatian.

Yang membuat desa ini begitu menonjol adalah reptil purba komodo yang tinggal di Pulau Komodo. Sebagai salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO, Pulau Komodo terus bersolek untuk mempertahankan statusnya.


Kamu yang mau liburan ke Labuan Bajo, bisa intip destinasinya berikut ini:

1. Wisata Perahu Pulau Komodo

komodo di Loh Liangkomodo di Loh Liang (Bonauli/detikcom)

Perjalanan ke Pulau Komodo adalah daya tarik utama kawasan ini. Pulau ini merupakan taman nasional yang terletak di sebelah barat Labuan Bajo. Komodo adalah reptil terbesar di dunia dan melihat salah satu makhluk luar biasa ini dari dekat adalah pengalaman yang istimewa dan mengesankan.

Yang paling populer adalah Live on Board Phinisi, wisatawan bisa staycation di kapal sambil berlayaar ke beberapa pulau di sekitar taman nasional.

Turun dari perahu di Loh Liang di Taman Nasional Komodo seperti melakukan perjalanan kembali ke masa lalu, ke zaman ketika kadal purba menguasai planet ini. Pemandu lokal dalam safari berjalan kaki akan mengajak kamu untuk melihat langsung kehidupan rusa, babi hutan, dan banyak spesies burung di alam liar.

Destinasi populer lainnya adalah Pink Beach. Pantai ini memiliki pasir pink dan sangat cantik. Airnya jenih, terumbu karangnya sangat indah. Kamu bisa melakukan beberapa kegiatan seperti snorkeling, berjemur atau banana boat.

2. Gua Pangkat

Gua di Labuan Bajo.Gua di Labuan Bajo. (eko_tarnando/d’Traveler)

Sekitar 10-15 km timur laut Labuan Bajo terdapat Gua Rangko yang menakjubkan. Gua ini terkenal dengan perairan biru kehijauan yang mencolok, diterangi oleh sinar matahari yang menembus langit-langit gua. Di dalam gua bisa menjadi sangat hangat, membuat berenang yang menyegarkan di air yang jernih dan sejuk menjadi lebih menarik.

Saat berada di dalam air, pastikan untuk mengagumi formasi batu kapur yang rumit dan menikmati permainan cahaya dan bayangan yang mempesona. Waktu terbaik untuk berkunjung adalah saat matahari tengah hari ketika efeknya paling kuat.

Gua Rangko dapat diakses dengan naik perahu singkat menuju pantai di depan gua. Titik keberangkatan kapal ditandai di Google Maps sebagai “Mulai Kapal ke Gua Rangko” (pada koordinat: -8.455861, 119.951083). Biaya perahunya adalah Rp 100.000 per orang dan ada biaya masuk sebesar Rp 50k (sekitar $3,25) per orang untuk gua.

Untuk opsi bebas repot, kamu juga dapat memesan kombinasi Perjalanan Gua Rangko dan Snorkeling dengan penjemputan dan pengantaran ke hotel.

3. Batu Cermin Cave – Mirror Stone Cave

Gua di Labuan BajoGua di Labuan Bajo (Johanes Randy)

Sebuah keajaiban geologis, Gua Batu Cermin (atau Batu Cermin) mendapatkan namanya dari kilauan dinding kalsit di bawah sinar matahari pagi. Pertunjukan cahaya menawan ini memberikan ilusi cermin besar yang memantulkan sinarnya.

Gua ini ditutupi pola rumit yang terbentuk dari fosilisasi karang dan makhluk laut lainnya. Tiket masuknya seharga Rp 50 ribu per orang dan tur berpemandu dikenakan biaya tambahan Rp 50 ribu per grup, yang sangat kami rekomendasikan. Sebagai permulaan, informasi tambahan meningkatkan pengalaman gua, dan kedua, banyak hal menarik yang mudah terlewatkan oleh mata yang tidak terlatih.

(bnl/fem)



Sumber : travel.detik.com

Pesona Keanekaragaman Hayati Indonesia Timur, Cocok untuk Traveler dan Patut Dijaga



Waisai

Indonesia Timur dikenal sebagai salah satu kawasan dengan kekayaan alam paling luar biasa di dunia. Dari bawah laut Raja Ampat yang sering dijuluki sebagai surga dunia hingga lebatnya hutan Papua yang menyimpan banyak flora dan fauna langka.

Wilayah itu menawarkan pengalaman yang tak hanya memanjakan mata, tapi juga sangat penting untuk kelestarian lingkungan.

Tak heran jika banyak pelancong, baik dari dalam maupun luar negeri, menjadikan kawasan ini sebagai destinasi impian. Raja Ampat yang terletak di Papua Barat Daya, dikenal sebagai pusat keanekaragaman hayati laut dunia.


Di sana, hamparan terumbu karang menjadi rumah bagi ratusan spesies ikan dan biota laut lainnya yang jarang ditemukan di tempat lain. Menyelam di perairan tersebut seperti masuk ke dunia lain yang menakjubkan.

Keindahan serupa juga bisa dinikmati di Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Kawasan ini kini berkembang menjadi pusat penelitian kelautan dan destinasi edukasi ekowisata yang semakin menarik perhatian traveler.

Tak hanya bawah lautnya yang memesona, daratan Indonesia Timur pun menyimpan sejuta keindahan. Taman Nasional Komodo di Nusa Tenggara Timur menjadi salah satu ikon pariwisata yang menggabungkan panorama savana, bukit-bukit eksotis, serta laut jernih berwarna biru kehijauan.

Namun yang paling terkenal tentu saja adalah Komodo, kadal raksasa purba yang hanya bisa ditemukan di sana. Sementara itu, Papua menyuguhkan hutan hujan tropis yang menyimpan kekayaan hayati luar biasa.

Burung cenderawasih, yang dikenal dengan bulunya yang indah, serta beragam tanaman endemik, menjadikan wilayah ini sangat penting bagi upaya pelestarian alam secara global.

Sayangnya, pesona alam yang luar biasa ini tidak lepas dari berbagai ancaman. Aktivitas pertambangan, penangkapan ikan berlebihan, serta dampak negatif dari pariwisata massal menjadi tantangan besar.

Contohnya, penolakan terhadap tambang nikel di sekitar Raja Ampat beberapa waktu lalu menjadi pengingat bahwa ekosistem di kawasan tersebut sangat rentan. Traveler yang datang ke Indonesia Timur diharapkan tak hanya menikmati keindahan alamnya, tapi juga ikut menjaga keberlanjutannya.

Mulai dari memilih operator wisata yang peduli lingkungan, mematuhi aturan konservasi, hingga menghormati budaya lokal. Semua ini adalah langkah sederhana yang bisa memberi dampak besar.

Membawa botol minum sendiri, menghindari penggunaan plastik sekali pakai, serta membeli produk kerajinan lokal juga merupakan bagian dari perjalanan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.

Musim kemarau, yang biasanya berlangsung dari Mei hingga September, disebut sebagai periode terbaik untuk berkunjung. Cuaca cenderung cerah dan laut lebih tenang, sehingga aktivitas wisata pun lebih nyaman.

Namun, mengingat setiap daerah memiliki karakter cuaca yang berbeda, ada baiknya traveler selalu mengecek prakiraan cuaca terkini sebelum berangkat.

(upd/wsw)



Sumber : travel.detik.com

Kabar Baik, UNESCO Resmi Akui Raja Ampat Sebagai Cagar Biosfer Dunia!



Waisai

Kabar baik datang dari Kepulauan Raja Ampat di Provinsi Papua Barat. UNESCO resmi menetapkan Raja Ampat jadi Cagar Biosfer Dunia.

UNESCO, sebuah organisasi PBB di bidang Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan resmi mengakui Raja Ampat sebagai cagar biosfer dunia.

Pengakuan global dari UNESCO ini menempatkan Raja Ampat sebagai salah satu ekosistem laut dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia.


Dari 30 cagar biosfer baru yang ditetapkan UNESCO, Raja Ampat menonjol karena keanekaragaman hayati bawah lautnya yang sangat luar biasa. Penetapan ini menjadi tonggak penting setelah Raja Ampat meraih gelar Geopark Global UNESCO pada tahun 2023 silam.

Pengakuan baru dari UNESCO menjadikan Raja Ampat sebagai salah satu dari sedikit tempat di dunia yang menyandang dua gelar internasional dari UNESCO secara bersamaan.

Cagar biosfer Raja Ampat mencakup wilayah seluas sekitar 135.000 kilometer persegi, dengan lebih dari 610 pulau. Dari ratusan pulau itu, hanya 34 pulau yang dihuni oleh manusia.

Terletak di jantung Segitiga Terumbu Karang, Raja Ampat memiliki ekosistem terumbu karang terkaya di dunia, dengan lebih dari 75 persen spesies karang global, lebih dari 1.320 spesies ikan karang, dan lima spesies penyu laut langka yang terancam punah, termasuk penyu sisik.

Sekitar 60 persen terumbu karang di wilayah Raja Ampat berada dalam kondisi baik hingga sangat baik. Dengan dua gelar internasional tersebut, Raja Ampat tidak hanya diakui karena warisan geologisnya yang unik, tetapi juga karena keanekaragaman hayatinya yang luar biasa.

Kawasan ini pun menjadi titik temu antara konservasi, ilmu pengetahuan, pengetahuan adat, dan pembangunan berkelanjutan, memberikan manfaat bagi masyarakat lokal dan dunia.

Menurut UNESCO, cagar biosfer berfungsi sebagai “laboratorium hidup” tempat masyarakat, ilmuwan, dan pemerintah bekerja sama dalam tiga pilar utama: melestarikan keanekaragaman hayati dan lanskap, mendorong pembangunan sosial-ekonomi yang berkelanjutan, serta meningkatkan pemahaman melalui penelitian, pendidikan, pelatihan, dan berbagi pengetahuan.

Saat ini, terdapat lebih dari 700 cagar biosfer di lebih dari 130 negara, mencakup lebih dari 5% luas daratan dunia. Cagar-cagar ini menjadi model keseimbangan antara konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan, mendukung sekitar 275 juta orang yang tinggal di dalamnya.

——–

Artikel ini telah tayang di CNN Indonesia.

(wsw/wsw)



Sumber : travel.detik.com

Laut Terdalam di Dunia: Misteri Challenger Deep


Jakarta

Tahukah detikers, manusia baru menjelajahi kurang dari 20% dasar laut di Bumi? Padahal, lautan menutupi lebih dari 70% permukaan planet ini. Dari sekian luasnya samudera, terdapat satu titik yang menjadi “jurang terdalam” di Bumi yang dijuluki Challenger Deep, merupakan bagian paling misterius dari Palung Mariana.

Challenger Deep terletak hampir 11 kilometer di bawah permukaan laut. Jika dibandingkan, kedalamannya melampaui ketinggian Gunung Everest jika dibalik. Meski penuh tekanan dan gelap gulita, penelitian menunjukkan ada kehidupan yang berlangsung di sana.


Bagaimana kisah penemuan Challenger Deep dan apa saja rahasia yang tersimpan di dalamnya? Yuk simak selengkapnya!

Apa Itu Challenger Deep?

Challenger Deep adalah titik terdalam di lautan dunia yang terletak di Palung Mariana, Samudera Pasifik barat. Kedalaman lokasi ini diperkirakan mencapai 10.984 hingga 10.994 meter.

Menurut Smithsonian Ocean, nama ini diambil dari kapal penelitian HMS Challenger tahun 1870-an. Kapal ini digunakan peneliti untuk melakukan survei laut, yang dalam sekaligus membuka jalan bagi penelitian oseanografi modern.

Kondisi Ekstrem di Dasar Laut

Gambaran kondisi Challenger Deep seperti gambaran kondisi dunia lain. Tekanan air di dalam sana lebih dari 1.000 kali lipat tekanan atmosfer di permukaan Bumi, cukup untuk menghancurkan baja. Suhu air berkisar antara 1°C-4°C, mendekati titik beku.

UNESCO Ocean Literacy menyebut bahwa cahaya Matahari sama sekali tidak mampu menembus kedalaman ini sehingga membuat lingkungan benar-benar gelap. Kawasan ini dikenal sebagai zona hadal, wilayah laut di bawah 6.000 meter hingga titik terdalam di samudra.

Kehidupan di Challenger Deep

Walaupun demikian ekstrem, nyatanya masih ditemukan kehidupan di Challenger Deep. Hasil penelitian Mariana Trench Environment and Ecology Research (MEER) Project pada 2025 menunujukkan bahwa terdapat mikroorganisme unik yang mampu bertahan dalam tekanan luar biasa kuatnya di sana tanpa cahaya. Selain itu, ikan snailfish (Pseudoliparis) tercatat hidup di kedalaman lebih dari 8.000 meter.

Temuan ini mencatat snailfish sebagai salah satu spesies ikan terdalam di dunia, menurut the Institute of Deep-sea Science and Engineering (IDSSE), Chinese Academy of Sciences.

Tidak hanya itu, Associated Press melaporkan bahwa beberapa ekspedisi juga menemukan cacing tubeworm dan moluska di laut dalam. Mereka memanfaatkan energi dari bahan organik yang jatuh ke dasar laut.

Kehidupan lain yang kerap dijumpai adalah amphipoda, sejenis udang kecil yang memiliki adaptasi luar biasa terhadap kondisi ekstrem. Kehidupan organisme-organisme ini menjadi bukti bahwa kehidupan mampu berlangsung bahkan di lingkungan yang tampak mustahil sekalipun.

Misteri Challenger Deep

Challenger Deep juga memiliki sejarah panjang eksplorasi manusia. Pada 1960, Jacques Piccard dan Don Walsh menjadi orang pertama yang mencapai dasar laut terdalam ini dengan kapal selam Trieste.

Lebih dari lima dekade kemudian, sutradara James Cameron menyusul dengan penyelaman solo pada 2012. Kini, seperti dicatat Smithsonian Ocean, kapal selam robotik modern digunakan untuk meneliti dasar laut.

Meski begitu, sebagian besar Challenger Deep masih belum tersentuh. Penelitian menegaskan bahwa setiap ekspedisi selalu membuka wawasan baru tentang kehidupan dan geologi laut dalam. Studi lanjutan dapat mengungkap misteri Challenger Deep.

(twu/twu)



Sumber : www.detik.com

Kamitetep Sering Nempel di Dinding Rumah, Ternyata Hewan Ini Unik!



Jakarta

Jika detikers pernah menemukan ‘kotoran’ kecil mirip biji melon atau biji labu menempel di dinding rumah, plafon, atau kamar mandi, jangan salah! Itu bukan kotoran, tapi salah satu penghuni kecil rumah yang biasa disebut kamitetep. Hewan mungil ini sering bikin orang penasaran.

Untuk mengetahui lebih lanjut apa itu kamitetep dan kenapa bisa ada di rumah, simak penjelasan berikut yang dikutip dari Ask IFAS, University of Florida, AS.


Apa Itu Kamitetep?

Secara ilmiah, kamitetep dikenal sebagai Phereoeca uterella, anggota famili Tineidae dalam ordo Lepidoptera (kelompok ngengat dan kupu-kupu). Bentuknya unik karena larvanya tinggal di dalam kantong kecil yang terbuat dari sutra bercampur debu, rambut, atau serat kain. Kantong ini berbentuk pipih memanjang dan sering ditemukan menempel di dinding rumah.

Meski sering disebut ‘ulat kantong’, sebenarnya kamitetep berbeda dengan ulat kantong dari famili Psychidae. Untuk menghindari kebingungan, para ahli menyebutnya sebagai household casebearer atau ‘si pembawa kantong rumah tangga’.

Kenapa Dinamakan Kamitetep?

Nama kamitetep memiliki cerita cukup panjang. Pertama kali dicatat oleh Lord Walsingham pada 1897, spesies ini sempat diberi nama Tineola uterella. Lalu, terjadi beberapa kali perubahan nama hingga akhirnya resmi disebut Phereoeca uterella. Nama ini dipakai sampai sekarang, terutama dalam dunia entomologi, ilmu tentang serangga.

Di Mana Habitat Kamitetep?

Kamitetep suka menetap di tempat lembab. Rumah dengan ventilasi kurang baik atau area kamar mandi jadi lokasi favoritnya.

Di luar negeri, serangga ini banyak ditemukan di Florida, Louisiana, Mississippi, Carolina, AS; hingga kawasan tropis seperti Brazil, Guyana, dan Asia Tenggara. Karena pertukaran barang internasional, spesies ini bisa dengan mudah berpindah antarnegara dan ikut menetap di rumah-rumah tropis, termasuk di Indonesia.

Di rumah, kamitetep biasanya menempel di:

  • Dinding dan langit-langit kamar mandi
  • Sudut kamar tidur atau gudang
  • Gorden, karpet, hingga bagian bawah perabotan
  • Area belakang lemari atau tempat lembab yang jarang dibersihkan.

Siklus Hidup Kamitetep

Kamitetep memiliki daur hidup yang cukup unik. Berikut tahapannya.

1. Telur

Kamitetep betina bisa menghasilkan hingga 200 butir telur yang ditempelkan di celah dinding atau lantai. Telur berwarna pucat kebiruan dan menetas dalam waktu sekitar 10 hari.

2. Larva

Tahap larva inilah yang paling sering kita lihat. Larva tinggal di dalam kantong pipih yang ia bangun dari serat sutra, debu, rambut, bahkan sisa serangga. Panjang kantong bisa mencapai 8-14 mm. Larva akan terus membawa kantong ini ke mana pun ia pergi, seperti rumah berjalan mini.

3. Kepompong

Ketika siap bermetamorfosis, larva berubah menjadi pupa di dalam kantongnya. Ujung kantong dimodifikasi menjadi semacam katup untuk tempat keluarnya ngengat dewasa.

4. Ngengat Dewasa

Ngengat dewasa berwarna abu-abu dengan ukuran kecil, hanya 7-13 mm. Kamitetep betina lebih besar daripada jantan. Menariknya, saat dewasa, kamitetep tidak makan lagi. Tugas utamanya hanya berkembang biak, lalu mati.

Satu siklus hidup dari telur hingga ngengat dewasa rata-rata berlangsung sekitar 2,5 bulan.

Apa Makanan Kamitetep?

Larva kamitetep punya selera unik. Mereka dikenal suka memakan:

  • Jaring laba-laba lama (makanan favoritnya)
  • Serat wol, kain alami, dan gorden
  • Rambut atau debu rumah tangga
  • Kantong lama miliknya sendiri

Karena menu makanannya ini, kamitetep sering dianggap sebagai hama rumah tangga, terutama kalau sudah merusak kain wol atau karpet.

Apakah Kamitetep Berbahaya?

Kabar baiknya, kamitetep tidak berbahaya bagi manusia. Mereka tidak menggigit, tidak menyengat, dan bukan pembawa penyakit. Namun, keberadaannya bisa membuat risih, apalagi kalau jumlahnya banyak menempel di dinding atau merusak kain di rumah.

Cara Mengatasi Kamitetep di Rumah

Mengusir kamitetep tidak sesulit yang dibayangkan. Beberapa langkah sederhana bisa dilakukan:

  • Bersihkan rumah secara rutin: Bersihkan jaring laba-laba dan vakum atau lap dinding dan sudut ruangan.
  • Kurangi kelembaban: Gunakan ventilasi atau AC agar rumah tidak lembab dan pastikan kamar mandi kering dan tidak terlalu basah.
  • Ambil secara manual: Kantong kamitetep bisa langsung diambil atau dibersihkan dengan vacuum cleaner.
  • Pengendalian alami: Di alam, ada tawon parasitoid kecil yang bisa memangsa larva kamitetep.
  • Pestisida: Sebenarnya tidak selalu diperlukan, dengan pembersihan rutin sudah cukup efektif.

Kamitetep memang kecil dan kadang bikin jengkel saat muncul di dinding rumah. Namun, hewan ini sesungguhnya tidak berbahaya. Dengan menjaga kebersihan, mengurangi kelembaban, dan rutin membersihkan sudut rumah, detikers bisa mencegah si ‘ulat kantong’ ini berkembang biak. Semoga bermanfaat!

(twu/twu)



Sumber : www.detik.com

Garuda Mulai Angkut Benda Bersejarah Indonesia dari Belanda



Jakarta

Sejumlah benda bersejarah Indonesia yang selama ini berada di Belanda mulai dikembalikan ke Indonesia. Barang bersejarah itu diangkut dengan pesawat Garuda Indonesia.

Dirut Garuda Indonesia Wamildan Tsani di akun Instagramnya menyebutkan, pesawat Garuda Indonesia mulai hari Selasa (30/09) mengangkut sejumlah benda bersejarah Indonesia tiba di Tanah Air dari Belanda melalui penerbangan Garuda Indonesia GA-89 rute Amsterdam-Jakarta (AMS-CGK).

“Sebagai maskapai pembawa bendera bangsa, kami merasa terhormat dapat menjadi bagian dari momen bersejarah ini-memulangkan kembali bagian dari warisan bangsa kepada rakyat Indonesia. Kami berharap kehadiran @garuda.indonesia dalam misi bersejarah ini dapat terus memperkuat peran kami, tidak hanya sebagai penghubung antarkota dan antarnegara, tetapi juga sebagai penjembatan nilai luhur bangsa untuk generasi mendatang,” ujarnya.


Sebelumnya, mengutip detikNews, kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Belanda beberapa waktu lalu membuahkan kesepakatan pengembalian 30 ribu fosil hingga artefak Jawa. Fosil yang dimaksud di antaranya fosil ‘manusia Jawa’ yang diambil Belanda di masa kolonial.

Pihak Kerajaan Belanda akan mengembalikan ke Indonesia setelah Prabowo bertemu dengan Raja Belanda Willem-Alexander di Istana Huis ten Bosch, Den Haag, Belanda.

“Presiden Prabowo bersama Raja Willem-Alexander dan Ratu Máxima berdiskusi mengenai berbagai isu penting, termasuk penguatan hubungan bilateral kedua negara di berbagai bidang strategis,” ujar Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya dalam akun Instagram Sekretariat Kabinet, Jumat (26/9).

“Salah satu agenda penting yang dibahas adalah komitmen Pemerintah Belanda untuk melakukan proses pengembalian 30 ribu benda dan artefak Jawa bersejarah milik Indonesia,” lanjut Teddy.

Belanda mengumumkan akan mengembalikan koleksi ribuan fosil ke Indonesia pada Jumat (26/9). Koleksi tersebut terdiri atas lebih dari 28 ribu fosil, termasuk beberapa tulang yang disebut ‘Manusia Jawa’. Ini adalah fosil pertama Homo erectus yang diketahui, nenek moyang spesies Homo sapiens.

“Atas permintaan Indonesia, Belanda akan mengembalikan lebih dari 28 ribu fosil dari koleksi Dubois,” kata pemerintah Belanda. Fosil-fosil yang akan segera diambil tersebut dikenal sebagai Koleksi Dubois, yang dinamai menurut antropolog Belanda Eugene Dubois.

Dubois mengekstraksi fosil-fosil tersebut dari Indonesia pada 1891, saat Indonesia masih menjadi koloni Belanda. Bagian ‘manusia Jawa’ dari koleksi tersebut dianggap mencakup fosil pertama yang menunjukkan hubungan antara kera dan manusia.

Fosil ini sering disebut demikian karena ditemukan di Pulau Jawa, Indonesia. “Koleksi ini merupakan sumber daya penting dalam penelitian evolusi manusia,” kata pemerintah Belanda.

Sementara itu Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon juga menyebut artefak-artefak Indonesia yang ada di Belanda akan dikembalikan ke Indonesia. Salah satunya keris Naga Siluman milik Diponegoro.

“Kita dengan menerima artefak-artefak penting, fosil, dan kita juga terus melakukan repatriasi benda-benda bersejarah kita, termasuk keris-keris dari tokoh-tokoh pahlawan nasional kita, ada keris Teuku Umar nanti yang rencananya akan kembali, keris dari Diponegoro yang Naga Siluman masih ada di sana,” ujar Fadli Zon kepada wartawan di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur.

Fadli Zon mengungkapkan, lokasi penyimpanan sejumlah artefak yang akan dibawa pulang ke Indonesia dari Belanda. Artefak-artefak tersebut nantinya akan diletakkan di Museum Nasional Indonesia.

“Rencananya akan kita ekshibit di Museum Nasional,” kata Fadil Zon.

Repatriasi artefak ini mendapatkan respons baik dari Keturunan ke-6 Pangeran Diponegoro, Rahadi Saptata Abra. Abra mengatakan, pihaknya telah sering mendapatkan informasi secara informal terkait rencana pengembalian keris Pangeran Diponegoro dari Belanda.

“Ya kami dari keluarga sih kalau memang itu benar-benar peninggalan Pangeran Diponegoro sangat menyambut baik ya kepulangan itu,” kata dia saat dihubungi detikJogja, Kamis (2/10/2025).

Ketua Paguyuban Trah Pangeran Diponegoro (Patrapadi) itu juga berpesan agar pemerintah Indonesia kelak memelihara keris itu dengan baik.

“Dan kalau sisi kami, kalau sudah dipulangkan negara supaya dipelihara negara dengan sebaik-baiknya. Jangan sampai dipindah ke sini malah jadi tidak karuan,” ujarnya.

Abra berharap agar keris itu nantinya bisa disaksikan oleh generasi penerus bangsa.

“Dan bisa dilihat oleh anak cucu kita bahwa ini dulu adalah peninggalan-peninggalan dari Pangeran Diponegoro dan pahlawan lainnya,” ucapnya.

(ddn/ddn)



Sumber : travel.detik.com

5 Terumbu Karang Terbesar di Dunia, Salah Satunya di Indonesia


Jakarta

Tahukah detikers kalau ada ekosistem laut yang ukurannya bisa menyaingi luas sebuah negara? Ya, itulah terumbu karang terbesar di dunia.

Selain menjadi rumah bagi ribuan spesies laut, terumbu karang juga punya peran penting sebagai benteng alami yang melindungi pesisir dari gelombang.Terumbu karang terbesar menjadi sebuah surga bawah laut yang menyimpan keajaiban sekaligus tantangan.

Mengutip data dari UNESCO World Heritage Centre, WWF, hingga studi terbaru di jurnal ilmiah internasional, beberapa terumbu karang terbesar yaitu Great Barrier Reef di Australia sampai Mesoamerican Reef di Karibia.


Daftar 5 Terumbu Karang Terbesar di Dunia

1. Great Barrier Reef, Australia

Menurut The Guardian, Great Barrier Reef (GBR) merupakan ekosistem terumbu karang paling luas di dunia dengan area sekitar 344.400-348.000 km². Terumbu ini membentang sejauh 2.300 km, mencakup lebih dari 2.500 terumbu individu dan 900 pulau. Besarnya, GBR bahkan bisa dilihat dari luar angkasa.

2. Mesoamerican Barrier Reef, Karibia

Terbentang sejauh 1.000 km dari Meksiko hingga Honduras, Mesoamerican Reef adalah terumbu terbesar di Samudra Atlantik. WWF menegaskan bahwa sistem ini adalah “barrier reef terbesar kedua di dunia”. Keanekaragaman hayatinya mendukung jutaan orang yang bergantung pada pariwisata dan perikanan lokal.

3. New Caledonian Barrier Reef, Pasifik Selatan

Dengan panjang 1.500 km, New Caledonian Barrier Reef adalah salah satu sistem terumbu paling panjang dan megah di dunia. UNESCO mengakui wilayah ini sebagai Situs Warisan Dunia karena menjadi rumah bagi spesies langka dan endemik.

4. Terumbu Karang di Indonesia

Indonesia dijuluki sebagai jantung segitiga terumbu karang dunia. Riset terbaru dari ScienceDirect pada 2024, memetakan bahwa Indonesia memiliki area karang dangkal 32.310 km², lebih luas dibandingkan Australia (28.233 km²). Meski bukan satu sistem tunggal, kekayaan karang Indonesia menjadikannya salah satu pusat biodiversitas laut terbesar di dunia.

5. Koral Raksasa di Solomon Islands

Tidak hanya sistem terumbu, penemuan terbaru di Kepulauan Solomon menghadirkan kejutan koloni karang tunggal terbesar yang pernah ditemukan. Menurut laporan National Geographic (2024), karang ini berdiameter 34 × 32 meter dan tingginya lebih dari 5 meter seperti “pohon raksasa” di dasar laut.

Terumbu karang berperan penting menyerap karbon, melindungi garis pantai, dan menopang ekonomi lokal. Namun, pemanasan global, polusi, hingga aktivitas manusia telah membuat banyak terumbu karang mengalami pemutihan. Tanpa upaya pelestarian, surga bawah laut ini bisa hilang dalam beberapa dekade ke depan.

*Penulis adalah peserta magang Program PRIMA Magang PTKI Kementerian Agama

(faz/faz)



Sumber : www.detik.com

Mengapa Macan Tutul Bisa Berkeliaran di Hotel Bandung? Pakar IPB Bilang Begini



Jakarta

Macan tutul yang diduga lepas dari Lembang Park Zoo ditemukan di kawasan hotel di Bandung, Jawa Barat. Mengapa satwa liar itu malah berada di permukiman?

Diketahui, seekor macan tutul dari Lembang Zoo ditemukan di kawasan Hotel Anugerah, Kota Bandung. Pada Senin (6/10), tim gabungan yang terdiri dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Diskarmat) Kota Bandung bersama jajaran kepolisian, Balai KonservasiSDA (BKSDA), Lembang Park Zoo, dan manajemen hotel berhasil mengevakuasi macan tutul tersebut.


Kepala Diskarmat Kota Bandung Soni Bakhtyar mengaku menerima laporan keberadaan macan tutul sekitar pukul 06.50 WIB. Pihaknya segera mengerahkan 10 personel Diskarmat ke lokasi.

“Petugas tiba di lokasi pukul 07.50 WIB, dan proses penanganan berlangsung hingga pukul 10.25 WIB. Saat ini macan tutul sudah dibawa ke Lembang Park Zoo untuk diobservasi,” katanya dalam laman Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, Rabu (8/10/2025).

Menurut Soni, kebun binatang akan memastikan status macan tutul tersebut merupakan satwa yang lepas dari Lembang Park Zoo atau berasal dari habitat lain.

“Jika ternyata bukan milik Lembang Park Zoo, maka akan dibawa olehBKSDA keSukabumi untuk dilepaskan kembali ke habitat aslinya,”ucapnya.

Mengapa Macan Tutul Bisa Berkeliaran di Kawasan Hotel?

Pakar ekologi satwa liar IPB University yang juga dosen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Dr Abdul Haris Mustari, menjelaskan ada lima indikator utama kesejahteraan satwa dalam penangkaran, yaitu bebas dari rasa lapar dan haus, bebas dari ketidaknyamanan lingkungan fisik, bebas dari rasa sakit dan penyakit, bebas dari rasa takut dan tekanan, serta bebas mengekspresikan perilaku alaminya.

“Meskipun satwa diberi makan setiap hari, kebutuhan mereka untuk mengekspresikan perilaku alami seperti berburu dan berinteraksi sosial tidak bisa digantikan,” ucapnya dalam laman IPB University, dikutip Rabu (8/10/2025).

Kondisi tertekan di dalam kandang sering menjadi alasan satwa berusaha keluar. Dr Mustari juga menambahkan, satwa yang sudah lama dikandangkan dan terbiasa diberi makan oleh manusia akan memiliki ketergantungan pada suplai makanan tersebut.

“Karena itu, ketika lepas, mereka cenderung kembali mendekati lingkungan manusia,” ujarnya.

Sebagai solusi jangka panjang, Dr Mustari menekankan peran penting konservasi in-situ, yakni perlindungan satwa di habitat aslinya. Pendekatan ini tidak hanya melindungi satu spesies, tetapi juga seluruh keanekaragaman hayati di dalam ekosistem.

“Dengan konservasi in-situ, sumber air, iklim mikro, dan keseimbangan ekologis dapat terjaga dengan baik,” tutur DrMustari.

Minta Pemerintah & Lembaga Konservasi Jaga Kesejahteraan Satwa

Dr Mustari juga menekankan pesan untuk menjaga kesejahteraan satwa liar dalam upaya konservasi.

“Memelihara satwa liar predator tidaklah mudah, pihak pengelola hendaknya memperhatikan faktor keamanan dan kesejahteraan satwa,” jelasnya.

Ia juga menegaskan agar pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kehutanan (Kemenhut)/BKSDA sebagai otoritas pengelola (management authority), lebih meningkatkan pengawasannya terhadap lembaga konservasi (LK), seperti kebun binatang, taman margasatwa, dan taman safari.

(nir/twu)



Sumber : www.detik.com

Apakah Harimau Sumatera Sudah Punah? Penjual Kulitnya Ditangkap



Jakarta

Laki laki inisial SB (36) ditangkap di Nagan Raya, Aceh ditangkap atas dugaan keterlibatan dalam jaringan perdagangan satwa dilindungi. Ia sebelumnya diketahui hendak menjual kulit harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae).

“Penindakan tersebut merupakan hasil pengembangan dari kasus sebelumnya yang terjadi di Aceh Tenggara, saat terduga pelaku hendak melakukan transaksi jual beli satwa liar dilindungi berupa kulit harimau Sumatera, pada Rabu 16 Juli lalu,” kata Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirreskrimsus) Polda Aceh, Kombes Zulhir Destrian, Rabu (8/10/2025), melansir detikSumut.

Polisi menyita kulit serta tulang belulang harimau. (Dok. Polda Aceh)Polisi menyita kulit serta tulang belulang harimau. (Dok. Polda Aceh) Foto: Polisi menyita kulit serta tulang belulang harimau. (Dok. Polda Aceh)


Sejumlah barang bukti antara lain selembar kulit Harimau Sumatera, 16 kuku, dua taring, satu tulang jari, dua tulang pinggul, satu tulang sendi, satu tulang kepala, dan dua unit handphone.

“Pelaku diduga kuat merupakan bagian dari jaringan perdagangan satwa liar yang memperjualbelikan organ tubuh harimau Sumatera, salah satu spesies yang dilindungi dan terancam punah,” kata Zulhir.

Berdasarkan Daftar Merah International Union for Conservation of Nature (IUCN), harimau Sumatera berstatus kritis dan sangat terancam punah.

Sementara itu, benarkah harimau Sumatera masih ada di wilayah Indonesia?

Apakah Harimau Sumatera Sudah Punah?

Berdasarkan catatan Kementerian Kehutanan, setidaknya terdapat 42 individu harimau Sumatera yang terdeteksi di bentang alam Provinsi Bengkulu. Mereka hidup di Bukit Balai Rejang Selatan, Seblat, dan Bukit Balai Rejang.

Data tersebut diperoleh dari hasil pemantauan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu-Lampung menggunakan kamera trap dan patroli lapangan 2020-2025.

Survei periode Maret-Mei 2025 yang menggunakan kamera trap 52 hari di kawasan Seblat menunjukkan aktivitas harimau Sumatera di Hutan Produksi Air Rami, Hutan Produksi Terbatas (HPT) Lebong Kandis, dan HPT Ipuh I.

Namun, Kepala BKSDA Bengkulu-Lampung Himawan Sasongko mengakui ancaman kepunahan harimau Sumatera masih tinggi lantaran perburuan liar, perambahan hutan, dan menyusutnya habitat alami sehingga satwa ini berkonflik dengan manusia.

Peran Penting Harimau Sumatra

Himawan mengatakan keberadaan harimau Sumatra berperan penting dalam menjaga ekosistem hutan Sumatera. Berdasarkan hasil monitoring, daerah aktivitas satwa liar ini juga dihuni oleh tapir, kijang, rusa sambar, gajah Sumatera, macan dahan, kucing emas, dan anjing hutan atau ajak.

“Hasil ini menunjukkan bahwa kawasan Seblat masih menjadi habitat penting bagi harimau Sumatera dan satwa liar lainnya yang berperan menjaga keseimbangan ekosistem,” ucapnya, Senin (4/8/2025) lalu.

“Harimau Sumatera adalah spesies kunci. Menjaga mereka berarti menjaga kesehatan ekosistem hutan Sumatera,” imbuh Himawan.

Dikutip dari laman Restorasi Ekosistem Riau (RER), harimau Sumatera merupakan spesies kunci, yaitu makhluk hidup yang memainkan peran penting terharap berfungsinya, keseimbangan, atau runtuhnya sebuah ekosistem.

“Predator puncak menjaga berbagai spesies mangsanya pada tingkat yang terkendali, sehingga tidak ada spesies mangsa yang menjadi dominan. Hal ini pada gilirannya berdampak pada keanekaragaman dan kesehatan tumbuhan di hutan,” terang Chela Powell, Manajer Restorasi RER.

(twu/nwk)



Sumber : www.detik.com