Tag Archives: starlink

2.500 Starlink Diblokir SpaceX, Dipakai Sindikat Penipuan Online

Jakarta

SpaceX menonaktifkan lebih dari 2.500 terminal Starlink yang diduga digunakan oleh sindikat penipuan online di Myanmar. Langkah ini diambil setelah laporan bahwa militer Myanmar membongkar jaringan kejahatan siber besar di kawasan perbatasan dengan Thailand.

Lauren Dreyer, Wakil Presiden Operasi Bisnis Starlink, mengumumkan langkah ini melalui unggahan di platform X (sebelumnya Twitter) pada Selasa malam (22/10/2025). Ia menegaskan bahwa SpaceX selalu mematuhi hukum di lebih dari 150 pasar tempat Starlink beroperasi.

“SpaceX terus mengidentifikasi pelanggaran terhadap kebijakan penggunaan yang diterima dan hukum yang berlaku. Dalam kasus langka, kami mengambil tindakan tegas, termasuk bekerja sama dengan lembaga penegak hukum di seluruh dunia,” tulis Dreyer.


Menurutnya, di Myanmar, SpaceX secara proaktif menemukan dan menonaktifkan ribuan terminal Starlink yang digunakan untuk mendukung operasi kejahatan siber lintas negara.

Operasi Militer Bongkar Pusat Penipuan

Berdasarkan laporan Associated Press, militer Myanmar sebelumnya menggerebek kompleks kejahatan siber ‘KK Park’ di dekat perbatasan Thailand. Operasi ini menyasar 260 bangunan ilegal, menyita 30 perangkat Starlink, dan menahan lebih dari 2.000 orang yang terlibat.

Pihak militer menuding kelompok etnis bersenjata Karen National Union (KNU) berada di balik proyek penipuan tersebut. Namun, KNU membantah tuduhan itu dan menilai pemerintah militer hanya mencari kambing hitam.

Wilayah perbatasan Myanmar-Thailand dikenal sebagai pusat operasi penipuan online yang menargetkan korban global. Modusnya melibatkan bujuk rayu romansa digital, investasi palsu, dan kerja paksa. Ribuan pekerja dari Asia dan Afrika direkrut dengan janji pekerjaan sah, tetapi kemudian dipaksa bekerja dalam kondisi seperti perbudakan.

Laporan AFP mengungkap bahwa kompleks penipuan di kawasan Myawaddy menggunakan Starlink secara ilegal untuk mengakses internet berkecepatan tinggi di wilayah yang sebelumnya sulit dijangkau sinyal.

Secara resmi, Starlink tidak memiliki izin operasi di Myanmar maupun Thailand, namun perangkatnya diselundupkan dan digunakan oleh sindikat kriminal. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Kejahatan Narkoba dan Kejahatan Terorganisir (Oktober 2024), sekitar 80 antena Starlink yang digunakan dalam operasi penipuan disita dalam periode April-Juni 2024.

SpaceX diketahui memiliki kemampuan geofencing untuk menonaktifkan terminal di wilayah tertentu, serta dapat memblokir perangkat berdasarkan ID unik. Namun, sindikat kriminal tampaknya menemukan cara untuk menghindari pembatasan ini.

Kasus ini menarik perhatian politisi Amerika Serikat. Pada Juli 2025, Senator Maggie Hassan mendesak Elon Musk untuk memastikan Starlink tidak disalahgunakan oleh pelaku penipuan internasional. Ia meminta transparansi terkait langkah SpaceX mencegah penyalahgunaan jaringan internet satelit tersebut.

Menanggapi hal ini, Dreyer menegaskan bahwa perusahaan berkomitmen mendeteksi dan mencegah penyalahgunaan teknologinya. “Tindakan di Myanmar menjadi contoh nyata komitmen kami terhadap keamanan global,” ujarnya.

(afr/afr)



Sumber : inet.detik.com

Jumlah Satelit Starlink Kini Tembus 10 Ribu


Jakarta

SpaceX kembali mencatatkan tonggak bersejarah dalam ambisi internet satelit globalnya. Pada Minggu (19/10) waktu setempat, perusahaan milik Elon Musk itu meluncurkan 56 satelit Starlink tambahan melalui dua roket Falcon 9 terpisah.

Misi ini membuat total satelit Starlink yang pernah diluncurkan menembus angka 10.000 unit sejak program dimulai, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Selasa (21/10/2025).

Peluncuran tersebut sekaligus menjadi misi Falcon 9 ke-132 sepanjang tahun 2025, menyamai rekor peluncuran tahunan sebelumnya. Padahal, masih tersisa lebih dari dua bulan sebelum tahun berakhir.


Namun dari total 10 ribu lebih satelit yang dikirim ke orbit rendah Bumi (LEO), hanya sekitar 8.608 satelit yang masih aktif saat ini. Data ini berasal dari perhitungan Jonathan McDowell, astronom dan pelacak satelit independen. Satelit Starlink dirancang memiliki masa operasional sekitar lima tahun sebelum secara sengaja dideorbit untuk terbakar di atmosfer.

Starlink pertama kali diuji pada 2018 lewat peluncuran prototipe, sebelum layanan komersialnya mulai digelar pada 2021. Kini, jaringan tersebut menjadi salah satu penyedia internet satelit terbesar di dunia.

SpaceX sejauh ini telah mengantongi izin untuk meluncurkan 12.000 satelit, dan bahkan menargetkan jumlah total lebih dari 30.000 unit dalam jangka panjang. Tujuannya adalah menghadirkan akses internet cepat dan berlatensi rendah ke seluruh penjuru dunia, termasuk wilayah terpencil yang sulit dijangkau jaringan fiber atau seluler.

Namun, ekspansi ini tak datang tanpa kekhawatiran. Persaingan dari berbagai belahan dunia sedang menghangat. Amazon lewat Project Kuiper, konsorsium Eropa, hingga inisiatif serupa di China, sama-sama menyiapkan megakonstelasi mereka sendiri. Kondisi tersebut memunculkan kekhawatiran baru terkait potensi penumpukan satelit di orbit dan risiko tabrakan di luar angkasa.

Meski begitu, SpaceX terus memimpin perlombaan dengan kapasitas produksi dan peluncuran yang belum tertandingi, menjadikan Starlink salah satu proyek infrastruktur teknologi terbesar yang pernah dibangun manusia di luar angkasa.

(asj/fay)



Sumber : inet.detik.com

Komdigi Kaji Teknologi Satelit Langsung ke HP, Ala Direct to Cell Starlink


Jakarta

Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) membuka konsultasi publik terkait dokumen Call for Information (CFI) Kajian Regulasi dan Kebijakan Potensi Implementasi Teknologi Non-Terrestrial Network Direct-to-Device (NTN-D2D) di Indonesia.

Dokumen CFI ini membahas potensi pemanfaatan pita frekuensi 2 GHz untuk pengembangan dua teknologi strategis, Non-Terrestrial Network Direct-to-Device (NTN-D2D) dan Air-to-Ground (A2G).

NTN-D2D memungkinkan konektivitas langsung antara ponsel dan satelit, sedangkan A2G memungkinkan komunikasi langsung antara pesawat dan jaringan darat.


Teknologi NTN-D2D memungkinkan perangkat seluler berkomunikasi langsung dengan satelit tanpa bergantung pada menara BTS, sehingga dapat menjangkau masyarakat di wilayah terpencil, perbatasan, dan perairan yang sulit dijangkau jaringan terestrial.

Secara konsep, teknologi ini serupa dengan layanan ‘Direct to Cel’ milik Starlink, yang memungkinkan ponsel biasa mengirim pesan atau melakukan komunikasi langsung melalui satelit tanpa perangkat tambahan. Model ini tengah menjadi tren global karena dianggap mampu menutup “blank spot” sinyal seluler di berbagai wilayah.

Komdigi menjelaskan bahwa kajian ini disusun oleh Direktorat Penataan Spektrum Frekuensi Radio, Orbit Satelit, dan Standardisasi Infrastruktur Digital, Direktorat Jenderal Infrastruktur Digital.

Tujuannya untuk menghimpun pandangan, data, serta praktik terbaik dari para pemangku kepentingan mengenai potensi pemanfaatan teknologi NTN-D2D sebagai solusi pemerataan konektivitas digital nasional.

Komdigi menilai, penerapan teknologi NTN-D2D di Indonesia berpotensi memperluas jangkauan layanan seluler, memperkuat ketahanan komunikasi nasional, serta menciptakan dampak ekonomi digital di daerah.

“Teknologi ini memungkinkan perangkat seluler berkomunikasi langsung dengan satelit tanpa bergantung pada jaringan terestrial, sehingga berpotensi memperluas konektivitas hingga ke wilayah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal),” dikutip dari siaran pers, Selasa (21/10/2025).

Adapun, kajian ini juga menjadi bagian dari pelaksanaan Rencana Strategis Komdigi 2025-2029 dan mendukung sasaran RPJMN 2025-2029, sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045 dan agenda Asta Cita pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

Dalam dokumen CFI tersebut, pemerintah mengundang masukan dari operator telekomunikasi, penyedia layanan satelit, industri perangkat, asosiasi, akademisi, dan masyarakat umum.

“Masukan yang diberikan akan menjadi bahan penting dalam penyusunan kebijakan dan regulasi, termasuk aspek teknis, manajemen spektrum frekuensi, model bisnis, dan skema kerja sama antaroperator,” ungkap Komdigi.

(agt/rns)



Sumber : inet.detik.com

Enggan Pakai Starlink, Prabowo Siapkan Teknologi Internet Lebih Murah Buat Sekolah


Jakarta

Presiden Prabowo Subianto mengatakan bahwa pemerintah saat ini tengah menyiapkan teknologi yang lebih murah dari Starlink untuk membantu penyebaran akses internet ke sekolah seluruh Indonesia.

Bahkan, teknologi tersebut dapat menjangkau daerah terpencil yang sampai saat ini memang menjadi pekerjaan rumah di Indonesia terkait pemerataan akses internet.

“Yang sulit dapat internet,WiFi,sekarang sudah ada teknologi, sekarang murah bisa kita pasang di tiap sekolah. Tidak terlalu mahal. Starlink mungkin masih agak mahal,untuk bayar tiap bulan. Sudah ada teknologi yang lebih murah,” kata Prabowo dikutip dari CNBC Indonesia.


Sebagai informasi, layanan internet berbasis satelit Starlink punya berbagai varian tarif layanan dengan harga paling murah Rp 479 ribu per bulan untuk paket residensial lite. Itu baru layanan, sedangkan perangkat penerima sinyalnya dibanderol Rp 7,8 juta,

Keberadaan infrastruktur internet tersebut guna mendukung program pembelajaran jarak jauh yang sedang digalakan pemerintah Prabowo-Gibran melalui layar digital interaktif Smart TV di setiap sekolah Tanah Air.

Perangkat tersebut diisi oleh konten belajar mengajar dari kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

“Sekarang kalau tidak salah sudah dibagikan mendekati 50 ribu sekolah, kemudian nanti totalnya tahun ini 288 ribu flat panel. Di situ ada komputer, bisa muat ratusan ribu konten, mungkin jutaan ya,” katanya dalam pembukaan rapat kabinet paripurna, Senin (20/10/2025).

Prabowo menjelaskan bahwa tersedianya panel 75 inci ini membuat siswa di sekolah di lokasi terluar dan terpencil bisa menikmati konten belajar yang sebelumnya tidak bisa diakses.

“Jadi sekolah-sekolah terluar, terpencil dan tidak punya akses guru yang baik. Umpamanya bahasa Inggris, mandarin, matematika, ini pelajaran susah. Ini bisa dibantu dengan ini (layar pintar). Kalau dia selesai dan mau kembali, bisa kembali anytime,” katanya.

Konten akan dibuat oleh guru-guru terbaik dari seluruh Indonesia. Pemerintah nantinya akan membangun studio tempat konten direkam.

“Nanti guru-guru terbaik akan mengajar, dan pelajaran mereka bisa diterima di seluruh pelosok Indonesia. Jadi tiap sekolah akan dapat akses, guru yang paling baik di bidang-bidang sulit,” katanya.

(agt/rns)



Sumber : inet.detik.com

Menkomdigi Ungkap Teknologi yang Lebih Murah dari Starlink


Jakarta

Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengungkapkan jenis teknologi yang akan disiapkan pemerintah dalam menghadirkan konektivitas yang lebih terjangkau. Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menyinggung pemerintah akan menggunakan teknologi lebih murah dari Starlink.

Disampaikan Meutya bahwa sambutan Prabowo rapat Kabinet Paripurna, Senin (20/10), menekankan pentingnya menghadirkan konektivitas yang lebih murah dibandingkan teknologi orbit rendah seperti Starlink.

“Beliau menyampaikan bahwa kita akan mencari konektivitas yang lebih murah daripada low earth orbit seperti Starlink,” ujar Meutya ditemui acara Tech in Asia Conference 2025, Jakarta, Rabu (22/10/2025).


Meutya mengatakan bahwa salah satu terobosan yang tengah dikembangkan adalah teknologi Fixed Wireless Access (FWA). Diketahui, sistem koneksi berbasis nirkabel itu mampu menjangkau wilayah lebih luas dengan biaya yang lebih efisien.

Sebagai informasi, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) telah menggelar lelang frekuensi 1,4 GHz dengan menghasilkan pemenangnya, yakni Surge melalui anak perusahaannya Telemedia Komunikasi Pratama untuk Regional 1 dengan harga tawaran tertinggi Rp 403 miliar dan Eka Mas Republik (MyRepublic) berhasil menawarkan harga tertinggi di Regional 2 dan 3 dengan masing-masing Rp 300 miliar dan 100 miliar.

“Baru-baru ini kami menyelesaikan salah satu terobosan teknologi FWA yang memungkinkan koneksi lebih murah, dan bisa menjangkau hingga ke perumahan bahkan sekolah-sekolah,” jelas Meutya.

FWA dinilai menjadi alternatif penting bagi daerah yang belum terjangkau jaringan fiber optik maupun infrastruktur kabel tetap. Dengan pendekatan ini, pemerintah berharap konektivitas digital di sekolah, terutama di wilayah terpencil karena bisa segera meningkat tanpa membebani biaya tinggi.

Diberitakan sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto mengatakan bahwa pemerintah saat ini tengah menyiapkan teknologi yang lebih murah dari Starlink untuk membantu penyebaran akses internet ke sekolah seluruh Indonesia.

“Yang sulit dapat internet,WiFi,sekarang sudah ada teknologi, sekarang murah bisa kita pasang di tiap sekolah. Tidak terlalu mahal. Starlink mungkin masih agak mahal,untuk bayar tiap bulan. Sudah ada teknologi yang lebih murah,” kata Prabowo.

Sebagai informasi, layanan internet berbasis satelit Starlink punya berbagai varian tarif layanan dengan harga paling murah Rp 479 ribu per bulan untuk paket residensial lite. Itu baru layanan, sedangkan perangkat penerima sinyalnya dibanderol Rp 7,8 juta,

Keberadaan infrastruktur internet tersebut guna mendukung program pembelajaran jarak jauh yang sedang digalakkan pemerintah Prabowo-Gibran melalui layar digital interaktif Smart TV di setiap sekolah Tanah Air.

Perangkat tersebut diisi oleh konten belajar mengajar dari kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

“Sekarang kalau tidak salah sudah dibagikan mendekati 50 ribu sekolah, kemudian nanti totalnya tahun ini 288 ribu flat panel. Di situ ada komputer, bisa muat ratusan ribu konten, mungkin jutaan ya,” katanya dalam pembukaan rapat kabinet paripurna, Senin (20/10/2025).

(agt/fyk)



Sumber : inet.detik.com