Tag Archives: sulawesi

6 Kota Favorit untuk Liburan Slow Travel di Indonesia


Jakarta

Slow travel jadi tren liburan terkini yang ingin lebih menikmati pesona destinasi wisata. Slow travel identik dengan kegiatan yang lebih mengenal (ngeblend) kebiasaan, kebudayaan, dan karakter masyarakat sekitar. Penikmat slow travel biasanya tinggal lebih lama di kota tujuan.

Kota Favorit Slow Travel

Destinasi wisata populer ternyata menjadi tujuan utama penikmat slow travel. Berikut rekomendasi kota tujuan slow travel

Kalegowa, Sulawesi Selatan

Lahan sawah di CirebonIlustrasi sawah Kalegowa (dok. Fahmi Labibinajib)

Kota ini dinobatkan sebagai kota terbaik kedua untuk slow travel di Asia versi Agoda. Kalegowa terkenal dengan sejarahnya yang panjang sebagai lokasi pertama benteng kerajaan Gowa. Kota ini juga punya pesona sawah hijau, pohon rindang, arsitektur Bugis masih lestari, serta warga lokal yang hangat dan ramah.


Yogyakarta, DI Yogyakarta

Tahukah traveler ada yang unik jika berkunjung ke Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Setiap pengunjung yang datang akan diperlakukan selayaknya tamu raja.tempat penyambutan pengunjung Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Foto: Arawinda Dea Alisia

Penikmat slow travel bisa memilih destinasi wisata dan lokasi menginap yang jauh dari pusat. Selain Yogya, kamu bisa memilih lokasi wisata di Bantul, Gunung Kidul, Kulon Progo, dan daerah lagi di Yogyakarta. Untuk lokasi wisata, kamu sebaiknya memilih museum, candi, situs sejarah dan budaya lain yang bisa dinikmati tanpa harus buru-buru.

Purwokerto, Jawa Tengah

Wisata Baturaden, Baturraden, PurwokertoWisata Baturaden, Baturraden, Purwokerto Foto: Ari Saputra

Ibu kota Kabupaten Banyumas ini kerap disebut mirip Yogya, namun tidak seramai kota tersebut. Purwokerto terkenal dengan hawa sejuk, adem, minim macet, masyarakat ramah, dan biaya hidup murah. Kendati begitu, Puwokerto tidak sulit diakses internet dan sangat adaptif pada perkembangan teknologi.

Bandung, Jawa Barat

Suasana Braga, Kota Bandung di momen libur panjang Waisak 2025.Suasana Braga, Bandung Foto: Rifat Alhamidi

Kota Bandung secara umum adalah destinasi wisata populer karena dekat Jabodetabel dan mudah diakses. Namun, Bandung menyediakan tempat bagi penikmat slow travel yang ingin berlama-lama meniknati keindahannya. Kamu bisa memilih destinasi wisata alam, sejarah, dan budaya yang tidak terlalu ramai pengunjung.

Raja Ampat, Papua Barat Daya

Laguna berbentuk bintang di Raja AmpatLaguna berbentuk bintang di Raja Ampat Foto: Johanes Randy

Potongan surga dunia ini sangat disayangkan jika tidak bisa dinikmati berlama-lama. Slow travel sangat direkomendasikan agar bisa menikmati keberagaman flora dan fauna Raja Ampat, hewan endemik, pasir putih, air laut biru hijau yang jernih. Selain itu, sungguh disayangkan jika harus meninggalkan Raja Ampat tanpa tahu kekayaan budaya dan sejarah masyarakatnya.

Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur

Kapal-kapal wisata di perairan Labuan Bajo yang digunakan wisatawan kala berkunjung ke Taman Nasional Komodo, Manggarai Barat, NTT.Kapal-kapal wisata di perairan Labuan Bajo Foto: Ambrosius Ardin/detikBali

Destinasi wisata ini adalah gerbang menuju habitat asli komodo di Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur. Di sini ada beragam spot wisata yang bisa kamu nikmati tanpa harus terburu-buru yaitu Goa Rangko, Air Terjun Cunca Rami, Bukit Sylvia, Sawah Lingko, dan Kampung Compang To’e Melo untuk mengenal budaya lokal Labuan Bajo.

Sebelum memilih destinasi wisata untuk slow travel, pastikan kamu sudah menyusun itinerary yang tepat sehingga waktu liburan terasa lebih efisien.

(row/fem)

Sumber : travel.detik.com

Alhamdulillah اللهم صلّ على رسول الله محمد wisata mobil
image : unsplash.com / Thomas Tucker

Raja Ampat Terancam Rusak, Ini Alternatif Tempat Diving


Jakarta

Indonesia tak pernah kehabisan wisata alam yang memancing jiwa petualangan pengunjung. Termasuk bagi penyuka diving dan snokeling yang mendamba keindahan bawah laut Indonesia, yang kaya keanekaragaman hayati.

Alternatif 12 Tempat Diving

Sebagai alternatif spot diving selain Raja Ampat yang kini sedang dalam polemik, berikut pilihannya

1. Bali dan Lombok

Keindahan Bali tak hanya yang terlihat di permukaan, tapi juga di bawah laut dengan biodiversity hewan dan tumbuhan. Spot menyelam di Bali dan Lombok dikutip dari situs Seacrush terdiri dari:


Padangbai

Spot Padangbai dengan air jernih biru memungkinkan penyelam melihat keindahan Padangbai dengan sangat jelas. Di sini juga ada kebun terumbu kerang dengan view yang sangat indah dan peluang mengasah kemampuan fotografi.

USAT Liberty Wreck

Di wilayah Tulamben, Bali bagian utara ada bekas kapal argo USA Army yang ditembak Jepang tahun 1942. Dengan kedalaman 5-30 meter, spot menyelam ini cocok dinimati pagi dan malam hari serta cocok bagi snorkeler. Buat yang sekadar ingin berenang, tentunya bisa juga menikmati spot ini.

Amed Japanese Wreck

Kapal ini dulunya adalah bagian dari patroli Jepang yang tenggelam tahun 1942. Kedalamanya adalah 2-12 meter yang lebih dangkap dibandung USAT Liberty Wreck. Spot menyelam in cocok bagi diver level 1.

Pulau Menjangan

Pulau ini terletak di pusat wilayah yang dilindungi di Bali bagian barat laut. Menjangan dengan kedalaman 20-30 meter ini menawarkan kekayaan kehidupan makro dibanding spot diving lain. Pulau Menjangan lebih cocok bagi penyelam profesional, dengan jumlah kunjungan lebih sedikit.

Crystal Bay dan Manta Point di Nusa Penida

Di sini, pengunjung bisa melihat ikan mola-mola pada pertengahan Juni hingga Oktober, atau ikan pari mantai di Manta Point. Spot Manta Point cocok bagi snorkeler.

2. Taman Nasional Komodo

Kawasan yang berstatus warisan dunia dan kekayaan biosfere dari UNESCO ini menawarkan pemandangan serta keanekaragaman hayati. Taman Nasional Komodo ini berlokasi di Selat Lintah dengan gelombang kuat, yang membawa banyak kehidupan. Spot menyelan di Taman Nasional Komodo adalah:

Manta Alley

Spot yang menjadi tempat ikan pari membersihkan diri ini adalah spot ikonik di Taman Nasional Komodo. Dengan kedalaman 20 meter dan gelombang kuat, spot ini lebih cocok penyelam berpengalaman yang nyaman dengan ombak.

Castle Rock

Site dengan kedalaman beragam 4, 20, hingga 24 meter ini punya ombak kuat. Namun site ini juga punya banyak keanekaragaman hayati yang sulit dilewatkan.

Cystal rock

Kawasan dengan ombak kuat ini sangat menarik bagi para raksasa penghuni laut. Hiu abu-abu, hiu sirip putih, dan giant trevally adalah beberapa contoh bagian dari ekosistem ini yang juga berkaitan dengan Castle Rock dan Gili Lawa Laut.

Batu Bolong

Dilihat dari atas, kawasan ini memang terlihat bolong tanpa ada yang istimewa. Namun di kedalaman 70 meter ada berbagai jenis ikan misal napoleon wrasse, giant trevallies, tuna, dan hiu sirip putih. Kawasan ini juga punya gelombang yang sangat kuat.

Cauldron aka Shotgun

Kawasan ini hanya untuk penyelam berpengalaman yang biasa dengan gelombang kuat. Penyelam bergerak sepanjang struktur seperti dinding laut yang kaya ikan dan terumbu karang. Selanjutnya, penyelam seperti tertembak air laut ke dalam mangkuk raksasa. Mangkuk dengan dasar pasir laut ini membuat penyelam seperti sedang naik rollercoaster.

3. Taman Nasional Komodo dan Lembeh di Sulawei

Wilayah yang berlokasi di Manado bagian utara Sulawesi ini menawarkan pengalaman wall dives dan peluang mengambil foto bawah laut yang lias biasa cantik. Taman laut ini terdiri atas Pulau Bunaken, Siladen, Mantehage, Nain, dan Manado Tua dengan kedalaman mencapai 600 meter.

Lekuan 2

Site di luar Bunaken ini punya dinding vertikal dengan banyak terumbu karang lembut dan keras, serta visibilitas luar biasa baik. Site ini juga terkenal dengan fotografi wide angle.

Ron’s Point

Berlokasi di ujung selatan Pulau Bunaken, site ini punya lembah dengan plateau besar dan kedalaman 35 meter. Di sini ada penghuni laut besar misal hiu, tuna besar, dan pari raksasa.

Alternatif spot menyelam ini bisa jadi opsi dive dan snorkeling selain Raja Ampat.

(row/fem)

Sumber : travel.detik.com

Alhamdulillah اللهم صلّ على رسول الله محمد wisata mobil
image : unsplash.com / Thomas Tucker

Pesona Batang Pele di Raja Ampat, Hutan Lindung yang Dikepung Tambang


Jakarta

Batang Pele atau kerap ditulis Batangpele adalah pulau kecil di kawasan Raja Ampat yang kaya nikel dan sumber daya alam hayati. Dengan luas hanya 2.000 hektare atau kurang lebih 20 km2, Batang Pele berperan penting dalam konservasi alam di Raja Ampat.

Hutan Lindung Batang Pele

Batang Pele yang termasuk pulau kecil bahkan sangat kecil ini hampir separuhnya adalah hutan lindung. Dikutip dari situs lembaga nonprofit Mongabay, hutan lindung Batang Pele punya spesies endemik dan yang dilindungi. Beberapa spesies tersebut adalah

1. Pohon pelangi

Tumbuhan dengan nama ilmiah Eucalyptus deglupta atau rainbow eucalyptus ini dikenal juga dengan nama pohon leda. Seperti namanya, kulit pohon ini berwarna seperti pelangi bukan coklat seperti pohon kebanyakan. Tanaman ini adalah flora endemik di Papua Niugini, Papua, Pulau Seram, Maluku, dan Sulawesi.


2. Pohon trembesi

Trembesi dengan ciri tajuk yang sangat lebar ini adalah penyerap CO2 paling baik dibanding pohon lain. Pohon dengan nama ilmiah Samanea saman ini dikenal juga sebagai pohon hujan atau kihujan. Daun trembesi otomatis menutup saat mendung atau hujan, sehingga air yang turun bisa langsung sampai ke lahan. Trembesi biasa ditanam di ruang publik karena butuh area yang luas.

3. Pohon parijoto

Parijoto dianggap sebagai tanaman hutan terindah dengan daun yang selalu hijau dan buah berwarna merah ungu. Saat masih muda, warna buah parijoto adalah merah muda sehingga terlihat sangat cantik dan kontras dengan batangnya yang berwarna coklat. Parijoto tumbuh liar di gunung hutan dan dibudidayakan sebagai tanaman hias.

4. Cantigi gunung

Flora dengan nama latin Vaccinium varingiafolium ini tumbuh di ketinggian 1.800-3.340 meter. Ukuran pohon ini memang kecil dengan tinggi hanya 2,5-5 meter dan diameter 50 cm, namun akar dan kayunya sangat kuat. Saking kuatnya, pendaki biasa berpegangan pada cantigi saat melewati lahan terjal. Cantigi dicirikan dengan daun hijau lonjong yang berwarna kemerahan saat muda.

Batang Pele di Tengah Konsesi Tambang

Kekayaan Batang Pele tersimpan juga di perut bumi berupa nikel. Data GeoRIMA ESDM menjelaskan potensi nikel Batang Pele sebagai berikut:

  • Bijih terukur: 5.378.000 ton
  • Logam terukur: 52.327,94 ton.

Pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) Batang Pele adalah PT Mulia Raymond Perkasa (MRP) melalui pemerintah daerah setempat. Padahal, Batang Pele sebagai pulau kecil tak seharusnya bisa dieksploitasi apalagi statusnya adalah hutan lindung.

Pemerintah memang telah mencabut IUP yang diperoleh PT MRP, namun bukan tidak mungkin tambang kembali mengancam kelestarian hutan lindung Raja Ampat. Karena itu, masyarakat harus memastikan Batang Pele benar-benar terlindung dari keserakahan yang tidak bertanggung jawab.

(row/fem)



Sumber : travel.detik.com

Pesona Patung Rp 53 Miliar di Baubau, Sulawesi Tenggara Ini Faktanya!


Jakarta

Media sosial TikTok belakangan ramai dengan unggahan patung seharga Rp 53 miliar di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra). Sosok berkharisma yang diabadikan dalam patung ini ternyata adalah Sultan Himayatuddin Muhammad Saydi seorang Pahlawan Nasional. Pemberian gelar secara resmi tercantum dalam Keputusan Presiden (Keppres) RI Nomor 120/TK/2019.

Dikutip dari Antara, bangunan ini disebut Patung Oputa Yii Koo yang merupakan gelar bagi Sulton Buton ke-20 dan ke-23. Total biaya ini memang sangat fantastis, bahkan situs Badan Penghubung Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara menyebut ongkos pembangunan mencapai Rp 60 miliar. Pembangunan dimulai sejak 2022 dengan APBD Provinsi Sultra.

Fakta Patung Oputa Yii Koo Rp 53 Miliar

Patung yang digadang-gadang menjadi ikon wisata terbaru di Baubau ini sudah selesai dibangun dan bisa dilihat secara utuh. Berikut beberapa fakta patung yang terlihat gagah ini


1. Apakah Rp 53 miliar terlalu mahal?

Pembangunan Patung Oputa Yii Koo di Baubau, Sulawesi TenggaraPembangunan Patung Oputa Yii Koo di Baubau, Sulawesi Tenggara (dok google maps September 2022)

Anggaran Rp 53 miliar memang sangat besar, namun patung ini diharapkan bisa memberi dampak positif bagi masyarakat Sultra. Area terbuka sekitar patung dapat digunakan untuk kegiatan sosial, menambah ruang publik baru bagi masyarakat, sekaligus menarik kunjungan wisata ke Baubau.

2. Lokasi patung di tepi pantai

Patung Oputa Yii Koo berlokasi di Kotamara, Kelurahan Kaobula, Kecamatan Batupoaro, Kota Baubau. Bangunan patung berada di tepi pantai menjorok ke laut berpadu dengan warna air laut biru hijau. Hasilnya, patung terlihat sangat indah dan sangat eyecatching serta Instagramable.

3. Patung terbuat dari perunggu dan tembaga

Penampakan Patung Oputa Yii Koo di Baubau, Sualwesi TenggaraPenampakan Patung Oputa Yii Koo di Baubau, Sualwesi Tenggara Foto: google maps Juli 2024

Bahan penyusun Patung Oputa Yii Koo adalah perunggu dan tembaga, sehingga menghasilkan warna merah orange yang khas. Patung dibangun setinggi 22-23 meter dengan pose jari telunjuk kanan menunjuk ke arah matahari terbenam di sebelah barat. Saat sunset, patung terlihat sangat indah dan epik sebagai latar foto.

4. Area patung nyaris mencapai satu hektare

Patung Oputa Yii Koo berdiri di layan seluas 8.897 m² atau 0,89 hektare. Pembangunan patung dilakukan dalam dua tahap dengan total dana Rp 17 miliar dan Rp 36 miliar. Tahap pertama fokus pada pembangunan pondasi di dalam laut, pemasangan plat, sekalian dengan dudukan patungnya. Selanjutnya adalah pembangunan patung hingga selesai.

5. Patung belum diresmikan

Bangunan Patung Oputa Yii Koo sudah selesai dibangun, namun belum diresmikan pemerintah setempat. Patung rencananya diresmikan pada 2024, namun belum dilaksanakan hingga kini. Selain menjadi ikon wisata, komplek Patung Oputa Yii Koo direncanakan punya museum dan ruang kantor.

(row/ddn)



Sumber : travel.detik.com

Menyempurnakan Kebahagiaan Warga Maluku Lewat Literasi Keuangan


Ambon

“Hai, aku Sore; istri kamu dari masa depan.”

Penggalan kalimat di atas adalah salah satu dialog yang berasal dari web series dan film layar lebar garapan Yandy Laurens dengan judul serupa: Sore.

Namun Sore kali ini datang bukan demi menyadarkan Jonathan agar hidup sehat, melainkan untuk menjalani hidup yang benar dalam merencanakan keuangannya. Sore ingin pasangannya mengubah kebiasaan-kebiasaan finansialnya yang buruk agar tidak mengorbankan risiko masa depan yang boncos, utang menumpuk, tabungan kosong, atau jatuh miskin saat krisis.


Sore datang memberi peringatan dan membawa pengetahuan supaya kita bisa memperbaiki kebiasaan finansial sebelum terlambat.

Re-imajinasi Sore dalam semesta lain tersebut adalah upaya ‘menyusun ulang’ masa depan yang lebih baik dengan meningkatkan literasi keuangan masyarakat. Bukan sekadar agar terhindar dari miskin atau boncos, tapi supaya hidup bisa dinikmati dengan lebih tenang, lega, dan bahagia di masa depan.

Menyempurnakan Kebahagiaan Warga Maluku

Literasi keuangan menjadi tantangan di banyak negara, termasuk Indonesia. Masih rendahnya literasi keuangan di sejumlah daerah berpotensi menimbulkan kerugian berbiaya mahal di kemudian hari.

Seperti halnya yang kami temui di Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Provinsi Maluku. Pada sejumlah titik wilayah dan segmen masyarakat yang kami temui di wilayah tersebut, diketahui masih banyak masyarakat yang memilih menggunakan jasa rentenir dengan bunga hingga 20%, dibandingkan meminjamnya ke bank yang notabene legal dan punya bunga kredit jauh lebih wajar.

Panorama Pulau Geser dan Ambon di Maluku UtaraAnak-anak di Pulau Geser, Maluku. Foto: Didik DH

Rentenir masih sering menjadi pilihan utama masyarakat ketika membutuhkan dana cepat lantaran mudah diakses dan tanpa syarat yang rumit. Namun, di balik kemudahan itu, ada risiko besar yang mengintai. Mulai dari bunga yang mencekik, beban utang berlipat, hingga potensi tekanan sosial yang tinggi. Tak jarang masyarakat malah terjebak dalam lingkaran setan dengan mencari utang baru untuk menutup utang lama.

Beda halnya dengan lembaga keuangan resmi seperti bank misalnya. Memang, prosesnya terkesan lebih panjang, seperti persyaratan administrasi, penilaian kelayakan, hingga perhitungan bunga. Tapi di balik itu semua, ada perlindungan hukum, transparansi biaya, dan sistem bunga yang terukur. Nasabah tahu apa yang mereka bayar, apa risikonya, dan hak-hak apa yang mereka miliki sebagai peminjam.

“Saya berharap akan ada peningkatan pada semangat masyarakat untuk berinteraksi ke penyedia jasa keuangan yang legal, sehingga perekonomian dari daerah pun bisa meningkat juga.” kata Bupati SBT, Fachri Husni Alkatiri, saat ditemui detikcom di kantornya.

Hal tersebut juga cukup menggambarkan kondisi literasi keuangan masyarakat di wilayah 3T (terdepan, tertinggal, terluar) yang ada di Kabupaten SBT. Penetrasi masyarakat yang sudah tersentuh layanan perbankan jauh lebih rendah dibandingkan wilayah perkotaan seperti Ambon atau Tual.

Angka literasi keuangan Provinsi Maluku juga tergolong rendah dan di bawah rata-rata nasional. Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022 yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), provinsi Maluku memiliki tingkat literasi keuangan sebesar 40,78% dan inklusi keuangan 78,7%.

Angka literasi tersebut masih di bawah rata-rata nasional 2022 yang berada di level 49,68% (tingkat literasi keuangan nasional 2025 sebesar 66,46%). Posisi Maluku bahkan berada di lima terbawah bersama dengan Sulawesi Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Bengkulu.

Padahal, tanpa literasi keuangan yang baik dan timpang dengan inklusivitasnya, dapat membuka celah terjadinya kegagalan yang berulang, bahkan kejahatan.

“Literasi keuangan perlu menjadi salah satu fokus pemerintah dalam mengembangkan inklusinya. Terciptanya inklusi keuangan, atau penetrasi masyarakat unbankable untuk memiliki akses ke produk keuangan formal, harus dibarengi dengan literasi keuangan untuk menciptakan pemahaman dan kepercayaan,” ujar Peneliti dan Analis Kebijakan Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), Muhammad Nidhal.

Kebahagiaan warga Maluku pun terancam tak lagi sama di masa depan. Maluku diketahui menjadi salah satu wilayah dengan indeks kebahagiaan tertinggi di Indonesia. Maluku bahkan menempati tiga besar provinsi dengan indeks kebahagiaan tertinggi sejak 2014. Kedekatannya dengan alam, seni, dan budaya membuat warga Maluku menemukan kebahagiaannya sendiri.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat dalam Indeks Kebahagiaan Menurut Provinsi 2021, Maluku menjadi provinsi dengan indeks kebahagiaan tertinggi di bawah Maluku Utara dan Kalimantan Utara. Namun sayang, tingkat kebahagiaan ini tidak berbanding lurus dengan capaian ekonominya.

Pada 2022, laju pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) provinsi Maluku hanya berada di angka 5,31. Angka tersebut kalah jauh dibandingkan Maluku Utara yang PDB-nya tumbuh 22,94% pada 2022, namun juga punya indeks kebahagiaan tertinggi di Indonesia. Maluku juga masuk dalam 10 besar provinsi di Indonesia dengan persentase penduduk miskin terbesar.

Kepala OJK Maluku, Andi Muhammad Yusuf menjelaskan, indeks kebahagiaan di suatu daerah memang tak serta merta berbanding lurus dengan tingkat literasi keuangannya. Andi bilang, unsur kebahagiaan pada masyarakat Maluku bisa jadi tak hanya dari ekonomi, melainkan kedekatannya dengan alam dan budaya masyarakatnya yang lekat dengan seni seperti musik dan tarian.

“Masyarakat petani dan nelayan di sini dengan sangat mudah mendapatkan pangannya. Protein itu dengan sangat mudah didapat di sini karena 97% wilayahnya laut. Jadi itu dimanjakan. Karena tidak ada struggling, itu mendorong ekonominya merasa cepat puas.” jelas Andi.

Namun demikian, Andi mendorong masyarakat Maluku dan wilayah 3T yang ada untuk terus ditingkatkan literasi keuangannya. Peningkatan literasi keuangan dipercaya dapat menyempurnakan kebahagiaan warga Maluku dan menjaga keberlanjutannya di masa depan.

“Tentu saja aspek ekonomi bisa menambah kebahagiaan. Kita mendorong kemandirian ini tercipta, termasuk dari APBD agar ekonominya mendapatkan nilai tambah. Melalui tim percepatan akses keuangan daerah (TPAKD), kita kolaborasi dengan Pemda.” kata Andi.

Panorama Pulau Geser dan Ambon di Maluku UtaraMaluku menyimpan sejuta pesona keindahan bahari. Salah satunya Tanusang, pasir timbul yang cantik di Pulau Geser. Foto: Didik DH

Peningkatan pemahaman masyarakat mengenai tujuan finansial, perencanaan anggaran, dan keputusan keuangan akan dapat membantu mengurangi kesalahan dalam penggunaan produk keuangan, terutama dalam membedakan kebutuhan dan keinginan. Itu pula yang saat ini tengah digencarkan oleh OJK Maluku.

Pihaknya mendorong perbankan untuk memperbanyak agen laku pandai sehingga masyarakat memilih menggunakan layanan bank resmi, skema kredit pembiayaan melawan rentenir, hingga kerja sama dengan pemda dan bank daerah untuk memberikan pembiayaan yang terjangkau dengan subsidi bunga.

OJK juga melakukan Training of Trainers (ToT) bagi guru dan perangkat desa agar mereka menjadi agen literasi keuangan lokal. Selain itu, OJK memperkuat sinergi dengan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) yang saat ini sudah terbentuk di semua provinsi.

Di Maluku, OJK bersama TPAKD dan Women’s World Banking membangun Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI) di perdesaan-mulai dari pra‑inkubasi, pembukaan rekening, agen Laku Pandai, hingga penguatan pendanaan mikro untuk nelayan dan petani

Pemahaman tentang produk keuangan, kegunaannya, risiko dalam konteks tujuan finansial, diharapkan dapat mendukung keselarasan literasi keuangan dan inklusi keuangan masyarakat dalam upaya menakar kebutuhan dan mencapai kesejahteraan.

Jangan sampai literasi keuangan yang rendah menggerogoti kebahagiaan masyarakat Maluku di masa depan. Tak jarang masyarakat yang terjerumus dalam bahaya disebabkan oleh minimnya literasi keuangan hingga akhirnya gagal mempertahankan kebahagiaannya.

Hal tersebut salah satunya bisa dilihat dari jumlah kerugian yang diderita masyarakat dengan adanya investasi bodong. OJK mencatat, kerugian masyarakat akibat terjerat pada investasi ilegal atau bodong di Indonesia mencapai angka Rp 139,67 triliun pada rentang 2017-2023.

Sementara Indonesia Anti-Scam Centre (IASC) mencatat total dana kerugian masyarakat yang menjadi korban scam yang dilaporkan kepada mereka mencapai Rp 700,2 miliar pada periode 22 November 2024 hingga 9 Februari 2025.

Kata orang, uang tidak bisa membeli kebahagiaan-tetapi cara kita menanganinya mungkin bisa membantu.

(eds/eds)



Sumber : finance.detik.com

Mulai Kapan dan Bulan Apa Puncaknya?


Jakarta

Belakangan, berbagai wilayah di Indonesia diguyur hujan dari hari ke hari. Apakah sekarang sudah masuk musim hujan?

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers Prediksi Musim Hujan 2025/2026 di Jakarta pada Jumat (12/9/2025) lalu sempat menjelaskan daripada rerata klimatologis 1991-2020, awal musim hujan tahun ini cenderung maju di sebagian besar wilayah di Indonesia.

Kapan Mulai Musim Hujan 2025?

Dwikorita menyebut musim hujan berlangsung dari Agustus 2025 sampai April 2026. Sebagian besar wilayah di Indonesia akan masuk musim hujan pada September 2025.


Wilayah-wilayah yang diperkirakan masuk musim hujan pada September di antaranya:

  • Sebagian besar Sumatera Utara
  • Sebagian Riau
  • Sumatera Barat bagian utara
  • Sumatera Selatan
  • Bangka Belitung bagian selatan
  • Kalimantan Selatan
  • Sebagian kecil Jawa
  • Sebagian Papua Selatan.

Kapan Puncak Musim Hujan 2025?

Pada kesempatan berbeda, Kepala BMKG menyebut puncak musim hujan di setiap wilayah bervariasi antara November sampai Desember 2025, khususnya di sebagian besar Sumatera dan Kalimantan.

Berdasarkan pemaparan Dwikorita seperti dikutip dari unggahan media sosial BMKG, puncak musim hujan pada Januari hingga Februari 2026 diperkirakan terjadi di sebagian besar Jawa, Sulawesi, Maluku, dan Papua.

Mengapa Musim Hujan Datang Lebih Awal?

Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan sempat menjelaskan, faktor global dan regional menjadi salah satu penyebab dinamika musim hujan pada 2025.

Sebagai contoh, pada Agustus 2025 fenomena El Nino-Southern Oscillation (ENSO) dalam kondisi netral (indeks-0,34), sehingga tidak ada pengaruh signifikan dari Samudra Pasifik.

Meski begitu, Indian Ocean Dipole (IOD) tercatat dalam kondisi negatif (indeks-1,2). Ini menandakan adanya suplai tambahan uap air dari Samudra Hindia ke wilayah Indonesia, khususnya bagian barat.

Suhu muka laut di perairan sekitar Indonesia juga lebih hangat dari rata-rata klimatologis. Hal ini memicu pembentukan awan hujan lebih intensif.

ENSO netral tersebut diperkirakan bertahan sampai akhir 2025. Sementara IOD negatif diprediksi berlangsung sampai November 2025.

“Kondisi musim hujan yang maju dari normal memberikan manfaat positif bagi petani untuk menyesuaikan pola tanam lebih dini, guna meningkatkan produktivitas sekaligus mendukung upaya swasembada pangan,” kata Ardhasena, dilansir dalam laman BMKG.

(nah/nwk)



Sumber : www.detik.com

Letak Garis Khatulistiwa, Ini 13 Negara yang Dilewati


Jakarta

Tahukah detikers bahwa nama negara Ekuador diambil dari kata equator alias khatulistiwa? Ya, garis nol derajat yang membagi Bumi ini bukan hanya penting secara geografis, tapi juga jadi identitas bagi beberapa negara. Yuk, simak negara-negara apa saja yang dilewati!

Mungkin detikers sudah tak asing lagi mendengar istilah garis khatulistiwa. Garis imajiner yang terletak pada lintang nol derajat (0°) ini membagi Bumi menjadi dua bagian, yaitu belahan utara dan selatan. Panjangnya sekitar 40.075 kilometer, melewati lautan serta daratan di berbagai belahan dunia.


Mengutip laman ensiklopedia Britannica, khatulistiwa menjadi salah satu garis lintang penting dalam geografi karena menandai wilayah dengan intensitas sinar Matahari yang relatif konstan sepanjang tahun. Inilah sebabnya daerah di sekitar khatulistiwa cenderung beriklim tropis, dengan suhu panas, curah hujan tinggi, serta siang dan malam yang hampir sama panjang.

Negara-Negara yang Dilewati Garis Khatulistiwa

Dikutip dari World Population Review, setidaknya ada 13 negara yang dilintasi garis khatulistiwa. Sebagian besar terletak di Afrika, sedangkan sisanya berada di Amerika Selatan serta Asia-Pasifik. Berikut daftarnya:

  1. Ekuador
  2. Kolombia
  3. Brasil
  4. São Tomé dan Príncipe
  5. Gabon
  6. Republik Kongo
  7. Republik Demokratik Kongo
  8. Uganda
  9. Kenya
  10. Somalia
  11. Indonesia (dilewati di beberapa pulau, termasuk Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, hingga pulau-pulau kecil lain)
  12. Maladewa
  13. Kiribati

Dari total 13 negara di atas, ada 11 yang daratannya benar-benar dilintasi garis khatulistiwa. Sementara itu, di Maladewa dan Kiribati, garis nol derajat ini tidak melewati daratan, melainkan melintasi wilayah perairan di kedua negara kepulauan tersebut.

3 Negara dengan Monumen Khatulistiwa

Indonesia merupakan negara tropis dua musim satu-satunya di Asia Tenggara. Pontianak merupakan salah satu kota yang dilewati garis khatulistiwa dan memiliki monumen khusus yang menjadi destinasi wisata dan sarana edukasi. Pontianak juga sering dijuluki sebagai “Kota Khatulistiwa”.

Ekuador memiliki monumen khatulistiwa bernama Mitad del Muno. Monumen tersebut dibuat sebagai penanda garis khatulistiwa serta ramai dikunjungi wisatawan.
Uganda juga memiliki monumen penanda garis khatulistiwa. Monumen ini bertempat di Kota Kayawabe dan sekaligus menjadi ikon wisata setempat.
Perlu diketahui bahwa negara yang terletak di garis khatulistiwa memiliki beberapa kelebihan, di antaranya:

  • Beriklim tropis, panas dan lembab. Cuaca di negara tropis cenderung hangat dan bersahabat.
  • Memiliki kekayaan biodiversitas tinggi, terutama hutan hujan tropis.
  • Dengan lama siang dan malam yang hampir sama, negara-negara khatulistiwa memiliki potensi energi surya yang cukup besar sepanjang tahunnya.

Di sisi lain, perubahan iklim membuat panas di negara-negara khatulistiwa tidak nyaman bagi warganya untuk beraktivitas di luar ruangan pada waktu-waktu tertentu. Semoga bermanfaat ya detikers!

(twu/twu)



Sumber : www.detik.com

Sampai Kapan Cuaca Panas Melanda RI? Ini Penjelasan BMKG


Jakarta

Direktur Meteorologi Publik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Andri Ramdhani mengatakan cuaca panas yang terjadi disebabkan oleh sejumlah faktor meteorologis. Salah satu penyebab utamanya adalah posisi gerak semu matahari yang pada bulan Oktober telah berada sedikit di selatan ekuator.

“Posisi ini membuat wilayah Indonesia bagian tengah dan selatan menerima penyinaran matahari yang lebih intens sehingga suhu udara terasa lebih tinggi, terutama pada siang hari,” ucapnya saat dihubungi detikcom, Rabu (15/10/2025).

Selain itu, lanjutnya, penguatan angin timuran atau Monsun Australia turut membawa massa udara kering dan hangat dari Benua Australia menuju wilayah Indonesia. Kondisi ini mengurangi pembentukan awan dan membuat cuaca cenderung cerah.


Radiasi matahari mencapai permukaan bumi secara maksimal dan radiasi balik dari permukaan juga meningkatkan suhu udara.

“Kombinasi kedua faktor tersebut menyebabkan cuaca terasa lebih panas di banyak wilayah Indonesia,” sambungnya lagi.

Berdasarkan hasil pengamatan BMKG pada 14 Oktober 2025, suhu maksimum di Indonesia berkisar antara 34-37 derajat celcius. Beberapa wilayah mencatat suhu maksimum 35-37 derajat celcius, di antaranya Kalimantan, Papua, Jawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Selama periode 12-14 Oktober 2025, pengamatan suhu udara maksimum di berbagai stasiun BMKG menunjukkan sebaran suhu di atas 35 derajat celcius secara luas di seluruh wilayah Indonesia.

Adapun wilayah yang paling sering mencatat suhu tinggi meliputi sebagian besar Nusa Tenggara, Jawa bagian barat hingga timur, Kalimantan bagian barat dan tengah, Sulawesi bagian selatan dan tenggara, serta beberapa wilayah Papua.

Pada 12 Oktober 2025, suhu tertinggi tercatat sebesar 36,8 derajat celcius di Kapuas Hulu (Kalimantan Barat), Kupang (NTT), dan Majalengka (Jawa Barat). Pada 13 Oktober suhu sedikit menurun menjadi 36,6 derajat celcius di Sabu Barat (NTT).

Namun pada 14 Oktober, suhu maksimum kembali meningkat hingga 37,6 derajat celcius di Majalengka (Jawa Barat) dan Boven Digoel (Papua). Konsistensi tingginya suhu maksimum di banyak wilayah menunjukkan kondisi cuaca panas yang persisten, didukung oleh dominasi massa udara kering dan minimnya tutupan awan.

Sampai Kapan Cuaca Panas Berakhir?

Andri mengatakan, dalam beberapa hari ke depan, wilayah Indonesia bagian tengah dan selatan diperkirakan masih didominasi cuaca cerah hingga berawan dengan potensi hujan yang relatif kecil.

Kondisi panas ini kemungkinan masih berlangsung hingga akhir Oktober atau awal November 2025, tergantung pada waktu mulai masuknya musim hujan di masing-masing daerah.

“Meski demikian, pada sore hingga malam hari masih berpotensi terjadi hujan lokal akibat aktivitas konvektif, terutama di sebagian wilayah Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Papua,” lanjutnya.

Melihat Tren Suhu di Indonesia Sejak 1981 Lewat Warming Stripe:

(suc/up)



Sumber : health.detik.com

Suhu Majalengka & Boven Digoel Sempat Jadi yang Terpanas, Capai 37,6 Derajat Celsius!



Jakarta

Direktur Meteorologi Publik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Andri Ramdhani membeberkan dua daerah yang sempat capai suhu terpanas dalam beberapa waktu terakhir. Daerah mana saja?

Andri menyebut, suhu panas di berbagai wilayah Indonesia mencapai di atas 35 derajat Celcius. Hal ini terjadi secara luas, termasuk di wilayah Nusa Tenggara, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.

Pada 14 Oktober 2025 lalu, puncak suhu di RI tercatat antara 34-37 derajat Celicus. Beberapa wilayah bahkan mencapai suhu di atas 37 derajat Celcius.


“Seperti Majalengka (Jawa Barat) dan Boven Digoel (Papua Selatan) mencapai 37,6 derajat,” tuturnya dikutip dari postingan Instagram resmi BMKG, Kamis (16/10/2025).

Penyebab Suhu Panas Menyerang RI

Masih mengutip sumber yang sama, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan penyebab utama cuaca panas menyerang RI. Dalam penjelasannya, gerak semu Matahari menjadi penyebab utamanya.

Di bulan Oktober, gerak semu matahari berada pada bagian selatan ekuator Bumi. Selain itu, ada faktor tambahan lain yang menyebabkan Indonesia semakin seperti terpanggang.

“Selain itu, pengaruh monsun Australia membawa massa udara kering dan hangat yang membuat pembentukan awan minim dan radiasi matahari lebih kuat mencapai permukaan bumi,” paparnya.

Setidaknya ada empat wilayah yang menerima penyinaran matahari lebih intens sehingga panas terasa lebih menyengat dibanding biasanya. Keempatnya adalah wilayah Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Papua.

Hujan Lokal Masih Bisa Terjadi Sore-Malam

Andri Ramdhani menambahkan konsistensi suhu tinggi yang terjadi di wilayah RI menunjukkan cuaca panas yang persisten (terus-menerus). Ditambah massa udara kering dan minimnya tutupan awan di atmosfer membuat panas akan terus terasa.

Kendati demikian, BMKG memprakirakan potensi hujan lokal akibat aktivitas konvektif masih dapat terjadi. Terutama pada sore hingga malam hari di sejumlah wilayah RI.

BMKG juga mengimbau masyarakat untuk menjaga kesehatan, cukup minum air, dan menghindari paparan sinar matahari langsung terlalu lama, khususnya pada siang hari.

“Tetap pantau informasi cuaca terkini dan peringatan dini BMKG melalui situs resmi, media sosial, atau aplikasi Info BMKG agar lebih siap menghadapi perubahan cuaca mendadak,” tandas BMKG.

(det/nwk)



Sumber : www.detik.com

Daerah Pertama yang Jadi Penyebaran Islam di Indonesia dan Bukti Peninggalannya


Jakarta

Di Indonesia, Islam pertama kali masuk melalui wilayah pesisir seperti Aceh dan Sumatera Utara. Sebagaimana diketahui, penyebaran Islam di RI begitu cepat dan luas.

Lantas, tepatnya di daerah mana Islam mulai menyebar pertama kali di Indonesia?


Pulau Sumatra Jadi Daerah Pertama Masuknya Islam ke Nusantara

Menurut buku Islam dalam Arus Sejarah Indonesia yang disusun Jajat Burhanuddin, daerah pertama yang jadi tempat penyebaran agama Islam di Nusantara adalah pesisir pulau Sumatra. Tempat ini disebut sebagai kerajaan Islam pertama di Indonesia yang jadi pusat penyebaran agama Islam di Nusantara.

Mualnya, Islam berkembang pesat di Indonesia lewat jalur perdagangan dan interaksi antar pedagang yang berasal dari Arab, India serta Persia. Seiring berjalannya waktu, ajaran Islam terus menyebar ke wilayah lain termasuk Jawa dan Sulawesi.

Wilayah pesisir barat pulau Sumatra menjadi daerah pertama penyebaran agama Islam. Wilayah tersebut jadi pusat interaksi antara Nusantara dengan pedagang muslim yang berasal dari Timur Tengah seperti Aceh dan Sumatra Utara.

Pada wilayah ini, khususnya kerajaan Sriwijaya, menjadi pintu masuk utama bagi agama Islam yang dibawa melalui jalur perdagangan laut.

Kala itu, Nusantara dikenal sebagai kawasan perdagangan yang ramai. Banyak pedagang muslim dari Arab dan Persia tak hanya membawa barang dagangan, namun juga menyebarkan ajaran Islam ke penduduk setempat.

Wilayah pesisir Sumatra seperti Lamuri dan Barus jadi titik awal berkembangnya agama Islam di Indonesia. Keberadaan pedagang-pedagang muslim ini yang kemudian jadi pemicu utama proses penyebaran Islam secara lebih luas di wilayah Nusantara.

Kota Barus Jadi Daerah Penyebaran Islam di Nusantara

Kota Barus di pesisir barat Sumatra menjadi salah satu daerah pertama yang merupakan tempat penyebaran agama Islam di Nusantara. Barus sendiri telah lama menjadi pusat perdagangan internasional sejak abad ke-1.

Kota Barus tak hanya memperdagangkan komoditas seperti kapur barus dan rempah-rempah, namun juga sebagai tempat bertemunya para pedagang muslim dari Arab dan Persia yang menjual aneka barang dagangan khas.

Para pedagang musim yang singgah di Barus tak hanya berjualan, tetapi juga memperkenalkan ajaran Islam kepada penduduk lokal lewat tradisi sosial dan keagamaan serta adat.

Kota Barus disebut sebagai pintu masuk utama bagi agama Islam di Sumatra yang kemudian menyebar ke wilayah-wilayah lainnya di Nusantara.

Kerajaan Sriwijaya Berperan Penting dalam Proses Islamisasi Nusantara

Kerajaan Nusantara yang terletak di Palembang memiliki peran penting dalam proses Islamisasi di Nusantara. Sebagai pusat perdagangan maritim terbesar di Asia Tenggara masa itu, Sriwijaya juga menjadi pusat interaksi budaya dan agama, termasuk penyebaran Islam.

Pedagang muslim dari Arab dan Persia sering singgah di Sriwijaya membawa ajaran Islam yang diterima masyarakat setempat. Interaksi antara masyarakat dan pedagang itu terjalin dengan kuat sehingga Islam cepat menyebar.

Letak geografis Sriwijaya yang strategis menjadikannya sebagai jembatan penting penyebaran Islam di Nusantara.

Bukti Peninggalan Sejarah Islam di Wilayah Nusantara

Salah satu bukti paling awal terkait keberadaan komunitas muslim adalah catatan dari Dinasti Tang di Cina yang mencatat bahwa kehadiran orang-orang Arab dan Persia di wilayah Sumatra pada abad ke-7.

Selain itu, bukti arkeologis juga menunjukkan adanya peninggalan-peninggalan Islam di Nusantara, seperti makam-makam muslim kuno di wilayah pesisir Sumatra dan Jawa yang jadi penanda Islam telah hadir dan berkembang di kalangan masyarakat lokal sejak dulu.

Bukti lainnya adalah penemuan batu nisan milik Fatimah binti Maimun bin Abdullah di Leran, Jawa Timur yang bertarikh tahun 475 atau 1082 Masehi. Penemuan ini menunjukkan adanya jejak komunitas muslim di Jawa sejak awal abad ke-11.

(aeb/inf)



Sumber : www.detik.com