Tag Archives: tata cara berdoa

Apakah Boleh Mendoakan Seseorang agar Menjadi Jodoh Kita?


Jakarta

Mendoakan seseorang dengan harapan berjodoh merupakan salah satu usaha untuk mendapatkan pasangan. Doa memiliki kekuatan yang diyakini bisa mendatangkan keajaiban. Namun, apakah boleh mendoakan seseorang agar menjadi jodoh kita?

Dalam ajaran Islam, jodoh sepenuhnya berada di tangan Allah SWT, namun berdoa untuk kebaikan, termasuk soal jodoh, tetap dianjurkan. Beberapa ulama berpendapat bahwa doa yang dilakukan dengan tulus dan ikhlas tidaklah dilarang, asalkan tidak memaksakan kehendak.

Hukum Mendoakan Seseorang agar Menjadi Jodoh Kita

Menurut Habib Husein Ja’far Al-Hadar dalam buku Seni Merayu Tuhan, hukum mendoakan seseorang agar menjadi jodoh kita itu diperbolehkan asal kita sebagai manusia tidak memaksakan kehendak Allah SWT. Karena Allah SWT yang hanya tau kadar kemampuan manusia sebagai hamba-Nya sendiri.


“Memanjatkan doa secara spesifik tentu boleh-boleh saja. Tapi, jangan sampai mendikte,” tulis Habib Ja’far.

Habib Ja’far menjelaskan, boleh berdoa minta jodoh secara spesifik sampai menyebutkan nama, tapi jangan sampai doa tersebut diakhiri dengan kata-kata yang terkesan memaksa seperti contoh, “Kalau bukan dia, tolong atur agar dia jodoh saya. Karena saya tak mau kalau selain dia.”

Menurutnya, berdoa merupakan momentum paling syahdu untuk merayu Tuhan. Seperti halnya merayu yang memiliki seni tersendiri, kata Habib Ja’far, berdoa pun memiliki caranya, tidak bisa dilakukan secara asal-asalan.

Berdoa memiliki etika yang perlu dijunjung tinggi. “Seni” dalam berdoa bukan karena kita berpikir bahwa Allah SWT hanya akan mendengar doa-doa tertentu, melainkan lebih pada aspek adab. Ini tentang menjaga sikap seorang hamba di hadapan Tuhannya.

Salah satu kunci dalam “seni” berdoa kepada Allah SWT, menurut Habib Ja’far, adalah tidak memerintah atau mendikte. Hal ini harus dihindari, karena ketika kita memiliki keinginan yang kita anggap sangat penting atau mendesak, sering kali kita tidak merayu dengan berdoa yang penuh kelembutan, tetapi justru seolah-olah memaksa kepada Allah SWT.

Doa Mendapatkan Jodoh

Setelah mengetahui hukumnya mendoakan seseorang agar menjadi jodoh kita, langkah berikutnya adalah memanjatkan doa khusus untuk mendapatkan jodoh terbaik. Doa menjadi bentuk usaha dan harapan kita kepada Allah SWT.

Berikut bacaan doa meminta jodoh dinukil dari buku Kitab Doa Mustajab Terlengkap karya Ustaz H Amrin Ali Al-Kasyaf.

1. Doa Mendapatkan Jodoh Versi Pertama

رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ زَوْجًا طَيِّبًا وَيَكُوْنَ صَاحِباً لِي فِي الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَالآخِرَةِ. اَللَّهُمَّ افتح لى حِكْمَةً وَانْشُرْ عَلَيَّ مِنْ خَزَائِنِي بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ. رَبِّ إِنِّى لما أَنزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ . حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ وَنِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيرُ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا.

Arab latin: Rabbi hablii milladunka zaujan thayyiban wayakuuna shaahiban lii fiddiini wad dunyaa wal aakhirah. Allahummaf tahlii hikmatan wansyur ‘alayya min khazaa-inii rahmatika yaa arhamar raahimiin. Rabbi innii limaa anzalta ilayya min khairim faqiirun. Hasbunallaah wani’mal wakiil ni’mal maula wani’man nashiir. Rabbanaa hablanaa min azwaajinaa wa dzurriyyaatinaa qurrata a’yunin, waj’alnaa lil muttaqiina imaamaa

Artinya: “Ya Rabb, berikanlah kepadaku suami yang terbaik dari sisi-Mu, suami yang juga menjadi sahabatku dalam urusan agama, urusan dunia dan akhirat. Ya Allah, bukakanlah bagiku hikmah-Mu dan limpahkanlah padaku keberkahan-Mu, wahai Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Wahai Tuhan, sungguh aku sangat fakir atas pemberian anugerah-Mu. Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung. Dia adalah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong. Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami) dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.”

2. Doa Mendapatkan Jodoh Versi Kedua

رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ زَوْجَةً طَيِّبَةً أَخْطُبُهَا وَأَنزَوْجُ بِمَا وَتَكُوْنَ صَاحِبَةً لِي فِي الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ.

Arab latin: Rabbi hablij milladunka zaujatan thaiiyabatan akhthubuhaa wa atazawwaju bihaa wa takuuna shaahibatal lii fiddiini wad dunyaa wal aakhirah

Artinya: “Ya Rabb, berikanlah kepadaku istri yang terbaik dari sisi-Mu, istri yang aku lamar dan nikahi dan istri yang menjadi sahabatku dalam urusan agama, urusan dunia, dan akhirat.”

Adab dan Tata Cara Berdoa

Setelah mengetahui doa untuk mendapatkan jodoh, ada baiknya memahami adab dan tata cara berdoa yang baik. Berdoa dengan cara yang tepat bisa memperkuat harapan kita agar doa tersebut dikabulkan. Berikut ini adalah beberapa adab yang perlu diperhatikan saat berdoa yang dikutip dari buku Kumpulan Doa Khusus Wanita yang ditulis oleh Arina Milatal Haq.

  • Berdoalah hanya kepada Allah SWT.
  • Lakukan dalam kondisi yang baik, seperti suci dan menjauhi maksiat.
  • Pilih waktu-waktu istimewa seperti setelah salat fardu, saat hujan, atau sepertiga malam.
  • Menghadap kiblat.
  • Angkat tangan saat berdoa.
  • Meyakini Allah SWT akan mengabulkan doa.
  • Berdoa dengan khusyuk dan rendah hati.
  • Menggunakan suara rendah.
  • Awali doa dengan asmaul husna dan sholawat.
  • Jangan memohon hal buruk.
  • Membaca doa yang baik.
  • Mengulangi doa tiga kali.
  • Bertobat kepada Allah SWT dan akhiri dengan tahmid serta sholawat.
  • Usapkan kedua tangan ke wajah setelah berdoa.

Cara Memilih Jodoh dalam Islam

Islam telah memberikan pedoman dalam memilih pasangan agar tercipta kehidupan rumah tangga yang harmonis. Dijelaskan dalam buku Meraih Jannah dengan Berkah Ayah karya Abdul Wahid, Rasulullah SAW menganjurkan setiap orang yang ingin menikah agar memilihi perempuan yang baik akhlaknya, lemah lembut, salilah, dan sifat-sifat serupa.

Setidaknya ada empat kriteria dalam memilih calon istri, yaitu dilihat dari harta, nasab, kecantikan, dan agama. Rasulullah SAW bersabda,

“Perempuan dinikahi karena empat faktor, yaitu karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka menangkanlah (pilihlah) perempuan yang mempunyai agama (yang baik), (maka) engkau akan beruntung.” (HR Bukhari, Muslim, an-Nasa’i, dan Abu Dawud)

Ikhtiar Mendapat Jodoh

Berikut ini beberapa beberapa cara agar cepat menemukan jodoh seperti dikutip dari buku Adakah Namamu dalam Catatan Takdirku? karya Angkasa Putra.

1. Perbaiki Niat dan Hari

Niat yang baik adalah kunci mendapatkan hasil yang diharapkan. Jika ingin mendapatkan jodoh dengan niat karena Allah SWT semata, Allah SWT akan mempertemukan kita dengan seseorang yang memiliki tujuan serupa.

2. Memperbaiki Diri Sendiri

Jika ingin mendapatkan jodoh yang baik dan saleh atau salihah, kita juga harus berusaha menjadi pribadi yang baik terlebih dahulu.

3. Perbanyak Ibadah Sunnah

Untuk mempercepat datangnya jodoh, mendekatkan diri kepada Allah SWT adalah kuncinya. Selain menjalankan ibadah wajib dengan konsisten, kita juga perlu menambah ibadah-ibadah sunnah. Lakukan secara rutin setiap hari agar keimanan semakin kuat dan doa lebih mudah dikabulkan oleh Allah SWT Ta’ala.

4. Memperbanyak Relasi

Salah satu cara untuk memilih jodoh dengan cepat adalah dengan memperbanyak relasi. Dengan memiliki jaringan pertemanan yang luas, kita akan memiliki lebih banyak pilihan. Pastikan relasi tersebut berada di lingkungan yang positif jika kita menginginkan jodoh yang baik.

5. Menetapkan Kriteria yang Realistis dan Tidak Pilah-pilih

Memiliki keinginan tertentu tentu wajar, namun jika kita menjadikannya syarat utama dalam memilih jodoh, kita justru membuat segalanya lebih sulit bagi diri sendiri.

6. Mengandalkan Bantuan Orang Lain

Salah satu cara dalam mendapatkan jodoh adalah dengan meminta bantuan dari orang yang memiliki reputasi baik. Tidak perlu ragu untuk meminta bantuan mereka, dan jangan segan untuk mengingatkan secara rutin agar mereka tetap ingat akan permintaan kita.

7. Mengungkapkan Keinginan Secara Terbuka

Seorang wanita juga dapat menyatakan langsung kepada pria yang baik agamanya bahwa ia siap untuk menikah. Meski cara ini masih jarang diterapkan dalam budaya Indonesia, sebenarnya ini sesuai dengan ajaran Islam, karena pernah dilakukan oleh Khadijah kepada Rasulullah SAW.

8. Teruslah Berdoa dengan Tekun

Jangan pernah merasa putus asa untuk terus berdoa. Agar doa lebih mudah dikabulkan, pastikan untuk mengikuti adab-adab berdoa dalam Islam seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Hindari berdoa sesuai keinginan kita sendiri tanpa pedoman yang benar.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

12 Bacaan Doa untuk Kesembuhan Orang Sakit agar Lekas Sembuh


Jakarta

Doa untuk kesembuhan orang sakit adalah salah satu bentuk ikhtiar spiritual yang bisa dilakukan saat menghadapi situasi sulit, baik untuk diri sendiri maupun orang tersayang.

Dalam Islam, ada banyak doa yang diajarkan untuk memohon kepada Allah SWT agar diberikan kesembuhan dan kekuatan, baik secara fisik maupun mental.

Ingin tahu doa apa saja yang bisa Anda panjatkan untuk orang sakit agar lekas sembuh? Simak 12 bacaan doa berikut ini.


Kumpulan Bacaan Doa untuk Kesembuhan Orang Sakit

Sebelum kita masuk ke dalam bacaan doa-doa untuk kesembuhan orang sakit, penting untuk kita ingat bahwa doa adalah salah satu bentuk ikhtiar yang mendampingi segala upaya medis dan perawatan.

Ketika kita mendoakan orang yang sakit, kita tidak hanya berharap pada kesembuhan fisik, tetapi juga kekuatan mental dan spiritual yang akan membantu proses penyembuhan.

Berikut adalah kumpulan bacaan doa yang bisa dipanjatkan untuk memohon kesembuhan dan kesehatan bagi orang yang sedang sakit yang dirangkum dari beberapa sumber.

Mulai dari buku Saku Tuntunan Doa dan Dzikir yang diterbitkan oleh Universitas Ahmad Dahlan, buku Zikir yang Berkaitan dengan Sakit dan Mati karya Imam Nawawi yang diterjemahkan oleh Abu Firly Bassam Taqiy, Untukmu Yang Sedang Sakit tulisan Ammi Nur Baits, buku Pasti Mustajab karangan Muhammad Lutfi Zamani.

1. Doa untuk Kesembuhan Orang Sakit agar Lekas Sembuh

اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ البَاسَ، اشْفِ أَنْتَ الشَّافِي، لا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا

Latinnya: Allahumma rabban-naas adzhibil-ba`sa isyfi antasy-syaafii laa syifaa’a illaa syifaa uka syifaa’an laa yughadiru saqaman.

Artinya: “Ya Allah Tuhan semua manusia hilangkan dan sembuhkanlah sakit ini. Tiada yang dapat menyembuhkan kecuali kesembuhan dari-Mu. Kesembuhan yang tidak meninggalkan bekas penyakit.”

2. Doa ketika Merasakan Sakit

Berikut adalah doa yang dapat dibaca sambil meletakkan tangan di atas bagian tubuh yang terasa sakit,

بِسْمِ اللَّهِ . أَعُوْذُ بِاللَّهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّمَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ

Latinnya: Bismillah (3x) A’uudzu billahi wa qudratihi min syarri maa ajidu wa uhaadziru (7x)

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah. Aku berlindung kepada Allah dan kekuasaan-Nya dari segala kejahatan yang menimpaku dan segala yang saya khawatirkan.”

3. Doa Memohon Kesabaran Saat Menghadapi Rasa Sakit dan Penderitaan

حَسْبِيَ اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ

Latinnya: Hasbiyallahu wa ni’mal-wakiil

Artinya: “Cukuplah Allah menjadi sebaik-baik penolong dan pelindung.”

4. Doa untuk Mengatasi Sakit Kepala, Demam, dan Penyakit Lainnya

بِسْمِ اللهِ الْعَظِيمِ نَعُوذُ بِاللهِ الْكَبِيرِ، اللهُمَّ النَّارِ حَرِّهَا وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ الْعَرَقِ وَمِنْ شَرِّ النَّارِ

Latinnya: Bismillahil ‘Azhimi na’udzu billahil Kabir, Allahumma narri harriha wa na’udzu bika min syarri al-‘araq wa min syarri an-nar.

Artinya: “Dengan nama Allah SWT Yang Maha Besar, kami berlindung kepada Allah SWT Yang Maha Agung dari kejahatan pendarahan yang parah dan dari kejahatan panasnya api.”

5. Doa Meminta Rahmat Allah SWT

اللَّهُمَّ إِنْ كَانَ أَجَلِي قَدْ حَضَرَ فَأَرِحْنِي، وَإِنْ كَانَ مُتَأَخِّراً فَارْفَعْهُ عَنِّي، وَإِنْ كَانَ بَلَاءً فَصَبِّرْنِي

Latinnya: Allahumma in kaana aja-lii qad hadhara fa arihnii, wa in kaana muta-akhiran far- fa’hu ‘annii, wa in kaana balaa-an fashabbir nii.

Artinya: “Ya Allah, jika ajalku telah dekat maka istirahatkanlah aku. Jika ajalku masih jauh, sembuhkanlah sakit ini dariku. Dan jika ini musibah, berikanlah aku kesabaran.”

6. Doa Memohon Perlindungan dari Ketakutan dan Kepikunan

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ أَنْ أَرَدَّ إِلَى أَرْذَلِ الْعُمُرِ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الدُّنْيَا وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ.

Latinnya: Allaahumma innii a’uudzu bika minal jubni, wa a’uudzu bika min an uradda ilaa ardzalil ‘umuri, wa a’uudzu bika min fitnatid dun-yaa, wa a’uudzu bika min ‘adzaabil qabri.

Artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ketakutan, aku berlindung kepada-Mu dari kepikunan, aku ber- lindung kepada-Mu dari musibah dunia, dan aku ber- lindung kepada-Mu dari siksa kubur.”

7. Doa untuk Mengatasi Jerawat atau Bisul

اللَّهُمَّ مُطْفِئَ الْكَبِيرِ وَمُكْبِرَ الصَّغِيْرِ أَطْفِتْهَا عَنِّي

Latinnya: Allaahumma muthfi-al kabiiri, wa mukbirash shaghiiri, athfi’haa ‘annii.

Artinya: “Ya Allah, Dzat yang memudarkan yang besar dan mem- besarkan yang kecil, maka pudarkanlah (hilangkanlah) bisul atau jerawat itu dariku.”

8. Doa saat Menjenguk Orang yang Sakit

أَسْأَلُ اللهَ الْعَظِيمَ رَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ أَنْ يَشْفِيْكَ.

Latinnya: As-alullaahal ‘azhiima rabbal ‘arsyil ‘azhiimi ay yasyfiika.

Artinya: “Aku mohon kepada Allah yang Maha Agung, Tuhan yang mempunyai singgasana yang agung, semoga Allah menyembuhkan engkau.”

9. Doa untuk Penyembuhan Fisik dan Mental

بِسْمِ اللَّهِ أَرْقِيْكَ وَاللَّهُ يَشْفِيْكَ مِنْ كُلِّ دَاءٍ فِيْكَ وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ

Latinnya: Bismillaahi arqii-ka, wallaahu yasyfiika min kulli daa-in fiika, wa min syarrin naffaatsaati fil ‘uqadi, wa min syarri haasidin idzaa hasad. (Dibaca sebanyak tiga kali).

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah, aku me-ruqyah-mu (menjampimu). Semoga Allah meyembuhkanmu dari segala penyakit yang menyerangmu, dari kejahatan tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki.”

10. Doa Memohon Kesehatan dan Kesejahteraan

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا وَاسِعًا وَشِفَاءً مِنْ كُلِّ دَاءٍ

Latinnya: Allaahumma innii as-aluka ‘ilman naafi’an, wa rizqan waa-si’an, wa syifaa-an min kulli daa-in.

Artinya: “Ya Allah, aku mohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang melimpah, dan obat dari segala macam penyakit.”

11. Doa saat Menghadapi Penyakit Berat atau Menjelang Ajal

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَالْحِقْنِي بِالرَّفِيقِ الْأَعْلَى.

Latinnya: Allaahummaghfirlii, warhamnii wa alhiqnii birrafiiqil a’laa.

Artinya: “Ya Allah, ampunilah dosaku, kasihanilah aku, dan kumpulkanlah aku di sisi-Mu.”

12. Doa untuk Meredakan Bengkak dan Nyeri

اللَّهُمَّ مُصَغَرَ الْكَبِيرِ وَمُكَبِّرَ الصَّغِيْرِ صَغَرُ مَا بِي

Latinnya: Allaahumma mushagh-ghiral kabiiri, mukabbirash shaghiiri, shaghghir maa bii.

Artinya: “Ya Allah, Dzat yang mengecilkan yang besar dan membesarkan yang kecil, kecilkanlah sesuatu yang bengkak pada diriku.”

Tata Cara Berdoa untuk Kesembuhan Orang Sakit

Penting untuk memahami tata cara berdoa yang benar. Berdoa dengan hati yang tulus dan penuh keyakinan menjadi kunci utama agar doa tersebut sampai dan dikabulkan.

Berikut adalah beberapa tata cara yang perlu diperhatikan saat memanjatkan doa untuk kesembuhan orang sakit yang dikutip dari buku Quantum Doa tulisan Syukriadi Sambas dkk.

  1. Memahami makna doa
  2. Mengawali dengan memuji Allah SWT
  3. Membaca sholawat Rasulullah SAW
  4. Menyampaikan doa yang ingin dipanjatkan
  5. Mengakhiri dengan sholawat dan tahmid

Dengan membaca doa untuk kesembuhan orang sakit, semoga dapat membantu mempercepat proses penyembuhan serta memberikan ketenangan batin bagi mereka yang sedang sakit.

Tak hanya diucapkan oleh orang yang sakit, doa-doa yang disebutkan di atas juga dapat dipanjatkan oleh keluarga dan kerabat sebagai wujud kasih sayang dan perhatian, serta sebagai usaha dalam memberikan dukungan dan harapan.

(inf/inf)



Sumber : www.detik.com

Apakah Mengangkat Tangan saat Berdoa Hukumnya Wajib?


Jakarta

Mengangkat tangan saat berdoa adalah salah satu kebiasaan yang sering kita lakukan ketika memohon kepada Allah SWT. Namun, pertanyaan muncul di benak banyak orang: Apakah mengangkat tangan saat berdoa ini termasuk kewajiban atau hanya sebatas anjuran dalam agama?

Bagi sebagian umat Islam, gestur ini dianggap memperkuat doa dan memperlihatkan kesungguhan hati, tapi ada juga yang meragukan keharusan praktik ini.

Dalam artikel ini, kita akan membahas pandangan ulama dan dalil yang berkaitan dengan mengangkat tangan saat berdoa. Yuk, simak lebih lanjut untuk mengetahui apakah benar mengangkat tangan saat berdoa itu wajib atau tidak.


Dalil tentang Mengangkat Tangan ketika Berdoa

Mengangkat tangan saat berdoa bukanlah sekadar kebiasaan, melainkan memiliki landasan dari ajaran Islam yang diperkuat oleh dalil-dalil dari Al-Qur’an dan Hadits.

Berikut ini adalah beberapa dalil yang membahas tentang mengangkat tangan saat berdoa menurut ajaran Islam.

1. Rasulullah SAW Mengangkat Tangannya lalu Berdoa

Dalam jilid kedua kitab Riyadus Shalihin karya H. Salim Bahrejsi, terdapat beberapa hadits yang menguraikan kebiasaan Rasulullah SAW saat berdoa, termasuk mengangkat tangan.

Sa’ad bin Abi Waqqash RA mengisahkan, “Kami bersama Rasulullah SAW keluar dari Makkah menuju ke Madinah, dan ketika kami telah mendekati Azwara, tiba-tiba Rasulullah SAW turun dari kendaraannya, kemudian mengangkat kedua tangan berdoa sejenak lalu sujud lama sekali, kemudian bangun mengangkat kedua tangannya berdoa, kemudian sujud kembali, diulanginya perbuatan itu tiga kali. Kemudian berkata:

“Sesungguhnya saya minta kepada Tuhan supaya diizinkan memberikan syafa’at (bantuan) bagi umat ku, maka saya sujud syukur kepada Tuhanku, kemudian saya mengangkat kepala dan minta pula kepada Tuhan dan diperkenankan untuk sepertiga, maka saya sujud syukur kepada Tuhan, kemudian saya mengangkat kepala berdoa minta untuk umatku, maka diterima oleh Tuhan, maka saya sujud syukur kepada Tuhanku.” (HR.Abu Dawud).

Hadits ini menggambarkan bagaimana Rasulullah SAW menunjukkan rasa syukur dan kesungguhan dengan mengangkat tangan dalam doanya tiga kali, mempertegas bahwa tindakan ini memiliki dasar dari praktik Rasulullah SAW dan merupakan sunnah beliau.

2. Mengangkat Tangan Sejajar dengan Bahu

Dalam Kitab Fiqih Sunnah karya Sayid Sabiq jilid 4, disebutkan hadits dari riwayat Abu Daud melalui Ibnu Abbas RA. Hadits tersebut menjelaskan tata cara mengangkat tangan saat berdoa.

“Jika kamu meminta (berdoa kepada Allah SWT) hendaklah dengan mengangkat kedua tanganmu setentang kedua bahumu atau kira-kira setentangnya, dan jika istighfar (mohon ampunan) ialah dengan menunjuk dengan sebuah jari, dan jika berdoa dengan melepas semua jari-jemari tangan”.

Hadits ini memberikan panduan tentang tinggi angkatan tangan yang dianjurkan saat berdoa. Ketika mengangkat tangan dalam doa selain istighfar, sunnahnya adalah dengan membuka telapak tangan sepenuhnya, sementara saat memohon ampunan, disarankan hanya dengan satu jari sebagai isyarat.

3. Mengangkat Tangan dengan Bagian Telapak Tangan yang Terbuka

Dalam sebuah riwayat dari Malik bin Yasar, Rasulullah SAW bersabda, “Jika kamu meminta(berdoa kepada Allah), maka mintalah dengan bagian dalam telapak tanganmu, jangan dengan punggungnya.”

Di hadits lain yang diriwayatkan oleh Saman, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Tuhanmu yang Mahaberkah dan Mahatinggi adalah Mahahidup lagi Mahamurah, ia merasa malu terhadap hamba-Nya jika ia menadahkan tangan (untuk berdoa) kepada-Nya, akan menolaknya dengan tangan hampa”

Hadits-hadits ini menunjukkan bahwa Allah SWT sangat menghargai doa yang dilakukan dengan tangan terangkat dan telapak terbuka. Dengan demikian, doa yang disampaikan dengan cara ini diharapkan lebih dekat untuk dikabulkan olehNya.

4. Rasulullah SAW Mengangkat Tangan Hingga Terlihat Ketiaknya

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik, disebutkan bahwa Anas pernah menyaksikan Rasulullah SAW mengangkat kedua tangannya saat berdoa hingga tampak warna keputih-putihan di ketiaknya.

“Aku pernah melihat Rasulullah SAW mengangkat dua tangan ke atas saat berdoa sehingga tampak warna keputih-putihan pada ketiak beliau.” (HR. Bukhari dan Muslim)

5. Rasulullah SAW Mengangkat Tangan saat Berdoa setelah Sholat Istisqa’

Dalam buku Fiqih Kontroversi Jilid 1: Beribadah antara Sunnah dan Bid’ah karya H. M. Anshary, terdapat sebuah hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dari Anas.

Diceritakan bahwa seorang penduduk desa mendatangi Rasulullah SAW untuk mengeluhkan kesulitan yang dialami masyarakat karena kekeringan yang berkepanjangan, yang membuat banyak hewan mati dan mempengaruhi kehidupan orang-orang.

Rasulullah SAW pun mengangkat tangan saat berdoa, dan seluruh orang yang hadir mengikuti beliau, memohon kepada Allah SWT agar segera menurunkan hujan. Menurut Anas, tidak lama setelah itu, Allah SWT mengabulkan doa mereka dengan turunnya hujan yang sangat dinanti-nantikan.

Hukum Mengangkat Tangan saat Berdoa

Dalam ajaran Islam, Al-Qur’an memang tidak menyebutkan perintah langsung terkait kewajiban mengangkat tangan saat berdoa. Namun, sepanjang hidupnya, Rasulullah SAW kerap kali mengangkat tangan saat memanjatkan doa kepada Allah SWT seperti yang sudah dijelaskan melalui beberapa hadits sebelumnya.

Hal ini menunjukkan bahwa meskipun bukan keharusan atau syariat yang harus diikuti, mengangkat tangan saat berdoa bukan pula hal yang dilarang dalam Islam.

Lebih jauh lagi, sejumlah ulama dari berbagai mazhab, seperti Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan lainnya, menjelaskan bahwa mengangkat tangan saat berdoa adalah bagian dari adab atau tata krama dalam berdoa.

Dengan demikian, walaupun bukan kewajiban, mengangkat tangan saat berdoa dianggap sebagai salah satu bentuk tata cara yang menghormati keagungan Allah SWT.

Posisi Mengangkat Tangan saat Berdoa

Asy-Syaikh Bakar bin Abdullah Abu Zaid hafizhahullah dalam buku Fiqih Do’a dan Dzikir Jilid 1 karangan Syaikh Abdurrazaq Bin Abdul Muhsin Al-Badr, memberikan catatan penting terkait hadits-hadits yang menjelaskan tentang berbagai posisi Rasulullah SAW dalam melaksanakan ibadah.

Berikut adalah penjelasan mengenai berbagai posisi mengangkat tangan saat berdoa.

1. Posisi Pertama dalam Berdoa

Posisi ini umumnya disebut permohonan, dilakukan dengan mengangkat kedua tangan hingga setinggi bahu sambil merapatkan tangan dan menghadapkannya ke arah langit, sedangkan bagian belakang tangan menghadap tanah. Jika diinginkan, seseorang dapat menutupkan tangan ke wajah, sementara punggung kedua tangan mengarah ke arah kiblat.

2. Posisi Kedua dalam Berdoa

Posisi ini adalah ketika seseorang memohon ampunan dengan penuh ketulusan dan keihklasan. Caranya dilakukan dengan mengangkat satu jari, yaitu jari telunjuk kanan. Posisi ini biasanya diterapkan dalam berbagai momen dzikir dan doa.

3. Posisi Ketiga dalam Berdoa

Posisi ini adalah ibtihal yang berarti merendahkan diri dalam permohonan yang sungguh-sungguh, dan sering disebut sebagai doa ar-rahb (penuh kecemasan).

Dalam posisi ini, kedua tangan diangkat tinggi-tinggi hingga terlihat bagian putih ketiak. Posisi ini biasanya diterapkan ketika seseorang berada dalam kondisi sulit atau penuh ketakutan atau kondisi-kondisi lain yang menimbulkan kecemasan dan kekhawatiran yang mendalam.

Tata Cara Mengangkat Tangan saat Berdoa

Berikut adalah panduan lengkap mengenai tata cara mengangkat tangan saat berdoa yang dapat memperdalam pemahaman dan amalan kita yang dirangkum dari buku Koreksi Doa dan Zikir antara yang Sunnah dan Bid’ah yang disusun oleh Bakr bin Abdullah Abu Zaid.

  1. Saat mengangkat kedua tangan dalam berdoa, baik dilakukan secara bersamaan maupun terpisah. Posisi tangan biasanya berada sejajar dengan atau sedikit di bawah pusar.
  2. Ketika kedua tangan diangkat secara terpisah, ujung jari menghadap arah kiblat, sedangkan ibu jari diarahkan ke langit.
  3. Menggerakkan atau mengubah posisi tangan ke beberapa arah selama berdoa juga diperbolehkan.
  4. Gerakan tangan dapat disertai dengan sedikit goyangan.
  5. Usai mengangkat tangan, kedua tangan bisa disapukan pada wajah, terutama pada momen tertentu seperti saat qunut atau setelah doa dalam salat.
  6. Setelah doa selesai, atau setelah bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW, disarankan untuk mengusapkan tangan ke bagian tubuh lainnya secara lembut sebagai bentuk syukur, terlebih setelah mengucapkan “as-Shalatu ala an-Nabiyyi.”
  7. Menyentuh bagian perut telapak tangan masing-masing atau menekan tangan satu dengan lainnya usai berdoa.

Demikianlah penjelasan mengenai hukum mengangkat tangan saat berdoa. Dari penjelasan di atas, disimpulkan bahwa gestur tersebut tidak wajib, melainkan merupakan bagian dari adab berdoa yang dapat dilakukan sebagai bentuk kesungguhan dalam memohon kepada Allah SWT.

(inf/inf)



Sumber : www.detik.com