Tag Archives: tepi

Jelajah Petak 9, Pecinan Tertua di Jakarta yang Penuh Cerita


Jakarta

Petak 9 di Glodok, Jakarta, adalah kawasan Pecinan tertua di Indonesia. Traveler bakal menemukan suasana autentik, kuliner, dan wihara megah di sini.

Petak 9 terletak di Jalan Kemenangan Raya nomor 40, RT 5/RW 1, Glodok, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat. Kawasan ini dikenal sebagai bagian dari Pecinan Jakarta, yang disebut-sebut sebagai kawasan Pecinan terbesar sekaligus tertua di Indonesia.

Pengunjung yang membawa kendaraan pribadi bisa memarkir mobil di tepi jalan sekitar Petak 9 dengan tarif sekitar Rp 10 ribu.


Petak 9 tidak memiliki papan nama resmi yang menandakan kawasan ini, sehingga traveler yang baru kali pertama berkunjung sebaiknya bertanya kepada warga sekitar agar tidak tersesat.

Bagi detikers yang hobi membuat konten vlog atau fotografi, tempat ini bisa jadi spot seru untuk menangkap suasana khas Pecinan yang autentik. Deretan kios di sepanjang gang menjajakan berbagai kebutuhan, mulai dari buah, sayur, ikan segar, hingga jajanan tradisional Tionghoa. Beberapa toko juga menjual perlengkapan ibadah umat Tionghoa seperti dupa, angpau, dan lampion.

“Toko biasanya ramai menjelang Imlek. Banyak warga Tionghoa datang untuk membeli kue keranjang dan perlengkapan sembahyang,” ujar Li Xau, pedagang di Toko Kuh Kok di Petak 9.

Di kawasan ini juga banyak pedagang pakaian, perabot rumah tangga, buah, sayur, dan ikan. Traveler yang ingin membeli ikan segar, waktu terbaik datang adalah pagi hari karena stok ikan masih baru dan kualitasnya lebih baik.

Jalanan sempit dengan genangan air dari kios ikan menjadi ciri khas Petak 9. Suasana ramai membuat pengunjung kadang harus bergantian lewat dengan pengendara motor yang melintas. Meski padat, atmosfernya justru menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin merasakan kehidupan khas Pecinan Jakarta.

Kawasan Petak 9 juga dikenal dengan deretan wihara yang berdiri megah di antara bangunan tua. Dua wihara paling terkenal di area ini adalah:

Wihara Dharma Bakti

Vihara Petak 9 Glodok Jakarta BaratVihara Petak 9 Glodok Jakarta Barat (Qonita Hamidah/detikTravel)

Terletak di pertigaan pertama Petak 9 sebelah kanan. Aroma dupa langsung menyambut begitu pengunjung masuk ke dalam area wihara. Jam operasional mulai pukul 06.00 hingga 16.00.

Wihara Dharma Jaya Toasebio

Vihara Petak 9 Glodok Jakarta BaratVihara Petak 9 Glodok Jakarta Barat (Qonita Hamidah/detikTravel)

Berada di Jalan Kemenangan III nomor 48, Jakarta Barat, sekitar 450 meter dari Wihara Dharma Bakti. Vihara ini menjadi tempat sembahyang sekaligus destinasi religi yang sering dikunjungi wisatawan.

Petak 9 yang kental dengan nuansa Tionghoa memang jadi destinasi pilihan bagi penyuka wisata budaya, sejarah, dan fotografi. Buat kamu yang mau jalan-jalan di sini, jangan lupa bawa payung atau sunscreen sehingga tetap nyaman traveling saat panas atau hujan.

(row/fem)



Sumber : travel.detik.com

Heboh, Batu Mirip Ular Raksasa di Tepi Sungai, Mendadak Jadi Spot Wisata



Jakarta

Warga Kecamatan Khek Noi, Kabupaten Khao Kho, Provinsi Phetchabun, Thailand heboh setelah muncul batu besar yang menyerupai ular raksasa di tepi Sungai Khek. Batu itu langsung viral menjadi spot wisata dadakan.

Batu itu kemudian dijuluki Naga Tidur. Dalam video yang diunggah sejumlah akun, batu itu tampak menyerupai sisik dan bentuk kepala menonjol. Saat dilihat dari jauh, batu itu terlihat seperti ular sungguhan.

Foto dan video penampakannya pertama kali diunggah oleh warga sekitar dan kemudian menyebar cepat di TikTok, Facebook, dan platform lainnya.


Unggahan itu ditanggapi beragam oleh warganet. Termasuk dari Indonesia.

“Ini berkah naga penjaga sungai,” tulis seorang pengguna TikTok asal Thailand.

“Menurutku itu bukan ular, tapi batu yang dipahat mirip kepala ular, biasanya bekas orang zaman kuno/kerajaan yg suka ukir batu jadi patung,” komentar warganet asal Indonesia.

“mungkin dulu gk kelihatan karena ketimbun tanah dan tanahnya terkikis oleh air sungai sedikit demi sedikit akhirnya nampak jelas sebenernya itu ular sedang bertapa sampai membatu kalau sudah waktunya dia akan bangkit,” komentar yang lain.

Batu Naga Tidur itu semakin populer setelah dikaitkan dengan legenda lokal Thailand tentang Phaya Naga, makhluk mitologis berbentuk naga atau ular raksasa yang dipercaya sebagai penjaga sungai dan sumber air.

Sementara itu, ahli geologi menyebut formasi batu itu kemungkinan besar akibat erosi alami batuan kapur yang umum ditemukan di kawasan pegunungan Phetchabun.

Simak juga Video ‘Bebatuan Mirip Dolmen di Polman Ternyata Bukan Artefak’:

(fem/fem)



Sumber : travel.detik.com

Turis Inggris Ikut Nelayan Bali Mancing, eh Perahunya Terbalik Dihantam Angin



Karangasem

Seorang turis Inggris ikut nelayan Bali mancing naik kapal jukung. Nahas, perahu itu terbalik dihantam angin kencang. Beruntung si turis selamat.

Akibat dihantam angin kencang, sebuah jukung atau perahu milik I Nyoman Juliantara (33) terbalik saat memancing di perairan Bunutan di Kecamatan Abang, Karangasem pada Selasa (14/10/2025).

Beruntung, pemancing tersebut cepat ditemukan oleh rekannya sehingga nyawanya berhasil diselamatkan. Ternyata, di kapal itu Nyoman Juliantara tidak sendiri.


Perbekel Desa Bunutan, I Made Suparwata, mengatakan bahwa kejadian nyaris fatal tersebut terjadi sekitar pukul 10.30 Wita. Saat itu, Nyoman Juliantara membawa seorang turis asing asal Inggris bernama Anah Inogen Joned (47) untuk ikut memancing di laut.

“Saat berada di tengah laut, tiba-tiba angin berhembus kencang hingga membuat jukungnya terbalik karena kebetulan jukung tersebut memakai layar,” kata Suparwata, Selasa (14/10/2025).

Saat jukung tersebut terbalik, pemancing dan turis Inggris yang dibawa Nyoman cepat menyelamatkan diri dengan cara naik ke atas jukung yang terbalik. Beruntung, di dekat lokasi kejadian ada seorang pemancing yang kebetulan lewat yang juga sedang membawa jukung.

“Rekannya kemudian melakukan siaran langsung di media sosial sehingga beberapa nelayan juga ikut menuju ke lokasi kejadian untuk membantu,” ucap Suparwata.

Pemancing bersama turis Inggris serta jukung yang terbalik kemudian langsung dibawa ke bibir pantai. Beruntung kejadian tersebut tidak sampai menyebabkan adanya korban luka.

“Proses evakuasi terhadap korban berlangsung sekitar tiga jam. Korban sampai ke tepi pantai dalam keadaan selamat,” ujar Suparwata.

———

Artikel ini telah naik di detikBali.

(wsw/wsw)



Sumber : travel.detik.com

Jelajah Petak 9, Pecinan Tertua di Jakarta yang Penuh Cerita


Jakarta

Petak 9 di Glodok, Jakarta, adalah kawasan Pecinan tertua di Indonesia. Traveler bakal menemukan suasana autentik, kuliner, dan wihara megah di sini.

Petak 9 terletak di Jalan Kemenangan Raya nomor 40, RT 5/RW 1, Glodok, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat. Kawasan ini dikenal sebagai bagian dari Pecinan Jakarta, yang disebut-sebut sebagai kawasan Pecinan terbesar sekaligus tertua di Indonesia.

Pengunjung yang membawa kendaraan pribadi bisa memarkir mobil di tepi jalan sekitar Petak 9 dengan tarif sekitar Rp 10 ribu.


Petak 9 tidak memiliki papan nama resmi yang menandakan kawasan ini, sehingga traveler yang baru kali pertama berkunjung sebaiknya bertanya kepada warga sekitar agar tidak tersesat.

Bagi detikers yang hobi membuat konten vlog atau fotografi, tempat ini bisa jadi spot seru untuk menangkap suasana khas Pecinan yang autentik. Deretan kios di sepanjang gang menjajakan berbagai kebutuhan, mulai dari buah, sayur, ikan segar, hingga jajanan tradisional Tionghoa. Beberapa toko juga menjual perlengkapan ibadah umat Tionghoa seperti dupa, angpau, dan lampion.

“Toko biasanya ramai menjelang Imlek. Banyak warga Tionghoa datang untuk membeli kue keranjang dan perlengkapan sembahyang,” ujar Li Xau, pedagang di Toko Kuh Kok di Petak 9.

Di kawasan ini juga banyak pedagang pakaian, perabot rumah tangga, buah, sayur, dan ikan. Traveler yang ingin membeli ikan segar, waktu terbaik datang adalah pagi hari karena stok ikan masih baru dan kualitasnya lebih baik.

Jalanan sempit dengan genangan air dari kios ikan menjadi ciri khas Petak 9. Suasana ramai membuat pengunjung kadang harus bergantian lewat dengan pengendara motor yang melintas. Meski padat, atmosfernya justru menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin merasakan kehidupan khas Pecinan Jakarta.

Kawasan Petak 9 juga dikenal dengan deretan wihara yang berdiri megah di antara bangunan tua. Dua wihara paling terkenal di area ini adalah:

Wihara Dharma Bakti

Vihara Petak 9 Glodok Jakarta BaratVihara Petak 9 Glodok Jakarta Barat (Qonita Hamidah/detikTravel)

Terletak di pertigaan pertama Petak 9 sebelah kanan. Aroma dupa langsung menyambut begitu pengunjung masuk ke dalam area wihara. Jam operasional mulai pukul 06.00 hingga 16.00.

Wihara Dharma Jaya Toasebio

Vihara Petak 9 Glodok Jakarta BaratVihara Petak 9 Glodok Jakarta Barat (Qonita Hamidah/detikTravel)

Berada di Jalan Kemenangan III nomor 48, Jakarta Barat, sekitar 450 meter dari Wihara Dharma Bakti. Vihara ini menjadi tempat sembahyang sekaligus destinasi religi yang sering dikunjungi wisatawan.

Petak 9 yang kental dengan nuansa Tionghoa memang jadi destinasi pilihan bagi penyuka wisata budaya, sejarah, dan fotografi. Buat kamu yang mau jalan-jalan di sini, jangan lupa bawa payung atau sunscreen sehingga tetap nyaman traveling saat panas atau hujan.

(row/fem)



Sumber : travel.detik.com