Tag Archives: the verge

Cara Tambahkan Musik di Status WhatsApp, Mirip di IG Stories


Jakarta

WhatsApp akhirnya merilis update baru untuk Status yang sudah lama dinanti. Kini pengguna bisa menambahkan musik di status WhatsApp-nya, sama seperti di Instagram Stories.

Status WhatsApp dalam bentuk foto atau video kini bisa ditambahkan cuplikan lagu sesuai keinginan pengguna. Fitur ini akan digulirkan untuk semua pengguna WhatsApp di Android dan iOS dalam beberapa pekan ke depan.

WhatsApp mengatakan ada jutaan lagu yang dapat dipilih pengguna untuk ditambahkan ke status. Namun ketersediaan lagu dapat bervariasi tergantung pada negara pengguna.


Cara menambahkan musik di status WhatsApp dengan mudah

  • Pastikan aplikasi WhatsApp di perangkat kalian sudah menjalankan versi terbaru
  • Buka aplikasi WhatsApp lalu ketuk tab Updates atau Pembaruan di bagian bawah
  • Pilih foto atau video yang ingin dibagikan ke Status
  • Atau, ketuk ikon Kamera untuk mengambil foto atau video baru
  • Ketuk ikon not balok yang ada di bagian atas untuk membuka browser musik
  • Ketuk bilah pencarian untuk mencari lagu yang diinginkan atau scroll ke bawah untuk menelusuri lagu populer
  • Ketuk tombol play untuk mendengar preview lagu atau tombol anak panah untuk menambahkannya ke status
  • Geser bilah yang ada di bagian bawah untuk memilih bagian lagu yang ditambahkan ke status
  • Ketuk Selesai, lalu ketuk ikon Kirim di sudut kanan bawah.

Pengguna WhatsApp bisa menambahkan musik dengan durasi hingga 15 detik untuk status yang berisi foto atau gambar. Untuk status yang berisi video, durasi musik yang bisa ditambahkan sama seperti durasi video atau maksimal 60 detik, seperti dikutip dari The Verge, Minggu (30/3/2025).

Kalian juga bisa membuat status dengan musik saat melihat status pengguna lain. Caranya dengan mengetuk judul lagu yang ada di bagian atas status lalu ketuk tombol ‘Add a status with music’ di menu yang muncul.

Kalau kalian menyukai lagu yang ada di status orang lain, kalian bisa mencari tahu lebih banyak tentang lagu tersebut dengan mengetuk judul lagunya yang ditampilkan di status, atau ketuk ikon titik tiga lalu pilih opsi ‘View Artist’ untuk mengetahui penyanyinya lebih lanjut.

Perlu diingat, musik hanya bisa ditambahkan untuk status WhatsApp yang berisi foto atau video. Fitur ini tidak tersedia untuk status yang berisi teks, GIF, atau pesan suara. Ini yang membedakan fitur musik di WhatsApp Status dan Instagram Stories.

WhatsApp menegaskan status pengguna terlindungi enkripsi end-to-end seperti pesan yang dikirim di chat. Artinya, WhatsApp tidak akan tahu status apa yang dibagikan pengguan dan lagu apa yang mereka tambahkan ke status.

(vmp/vmp)

Sumber : inet.detik.com

Alhamdulillah اللهم صل على رسول الله محمد teknologi
ilustrasi gambar : unsplash.com / Jannis Brandt

Cara Pisahkan Chat Kerja dan Pribadi di WhatsApp


Jakarta

Lists adalah fitur baru WhatsApp yang berfungsi untuk mengelola daftar chat. Jadi, ini adalah solusi utama jika kamu merasa tidak nyaman dengan chat yang tercampur di aplikasi WhatsApp.

Pada dasarnya, Lists memungkinkan pengguna menyaring chat berdasarkan kategori yang diinginkan. Kategori tersebut akan muncul di samping filter ‘Semua’, ‘Belum Dibaca,’ dan ‘Kelompok’.


Cara menambahkan daftar cukup mudah:

  • kamu hanya perlu menekan tombol khusus kustomisasi daftar ‘+’, yang berada di bagian atas chat
  • Setelah itu, kamu dapat memilih percakapan yang akan ditambahkan dan memasukkan nama untuk kategori tersebut.
  • Pengguna dapat menambahkan obrolan grup dan percakapan pribadi.
  • Jika memiliki beberapa daftar, kamu dapat melihat semua kategori yang sudah dibuat dengan cara menggulirkan layar.

Mengutip The Verge, fitur ini mulai diluncurkan pada, Jumat, (1/11/2024). Jangan khawatir jika fitur ini belum muncul pada perangkat kamu. WhatsApp mengatakan fitur ini akan tersedia secara bertahap untuk seluruh pengguna dalam beberapa minggu mendatang.

*Artikel ini ditulis oleh Dita Aliccia Armadani, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.

(fyk/afr)



Sumber : inet.detik.com

Begini Cara Update AirPods yang Benar


Jakarta

Apple akhirnya mengungkap cara yang benar untuk meng-update firmware AirPods, AirPods Pro, dan AirPods Max, lewat laman dukungan di situs resminya.

Seperti diketahui, sejak pertama merilis AirPods pada 2016, Apple belum pernah mengungkap cara memperbarui firmware perangkat TWS ini. Pengguna hanya bisa menebak-nebak caranya.

Ini karena AirPods tak seperti perangkat Apple lainnya yang bisa diperbarui secara manual lewat tombol yang biasanya ada di menu settings. AirPods hanya bisa diperbarui secara otomatis lewat sistem.


Sebenarnya sudah banyak yang mengetahui cara agar AirPods bisa diperbarui ke firmware terbaru. Namun kali ini tahapan dan kondisi yang harus dipenuhi tersebut dipertegas lewat tutorial yang diberikan oleh Apple ini.

Misalnya AirPods harus dalam kondisi terhubung lewat kabel USB untuk mengisi dayanya, serta menunggu setidaknya 30 menit agar sistem bisa memperbarui AirPods, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Kamis (30/1/2025).

Berikut adalah cara memperbarui atau meng-update AirPods dan AirPods Pro. Tahapnya hampir sama dengan AirPods Max, namun bagian mengisi daya dengan charging case bisa dihilangkan.

  1. Pastikan AirPods berada dalam jangkauan Bluetooth dari iPhone, iPad, ataupun Mac yang terhubung ke WiFi.
  2. AirPods berada di charging case dalam keadaan tertutup.
  3. Colokkan kabel pengisi daya ke charging case, dan hubungkan ke charger.
  4. Pastikan charging case dalam keadaan tertutup setidaknya selama 30 menit.
  5. Buka tutup charging case untuk menghubungkan kembali AirPods ke iPhone, iPad, atau Mac.
  6. Cek apakah firmware sudah diperbarui ke versi terbaru lewat menu Bluetooth di iPhone, iPad, ataupun Mac.

Jika cara tersebut sudah diikuti dan firmware belum berubah menjadi yang paling baru, Apple menyarankan pengguna untuk me-reset AirPods dan mengulang tahapan-tahapan tersebut kembali.

(asj/fay)



Sumber : inet.detik.com

Fitur Bubble Chat dan Cara Mengubah Temanya di WhatsApp

Jakarta

Bubble chat merupakan pesan instan untuk menampilkan percakapan dalam bentuk seperti gelembung. Biasanya, tampilan akan memiliki warna berbeda untuk membedakan pesan dari pengirim dan penerima.

Aplikasi chatting seperti WhatsApp (WA), telah meningkatkan fitur kustomisasi untuk tampilan bubble chat atau gelembung obrolan. Hadir opsi untuk menyertakan tema, warna kustom untuk bubble chat dan sejumlah wallpaper baru untuk dipilih.

Apa Itu Buble Chat?

Secara umum, bubble chat adalah tampilan atau desain yang lebih intuitif dan menarik dalam obrolan di aplikasi pesan instan. Hal ini mampu membuat pengguna membaca dan membalas pesan dengan lebih mudah.


Notifikasi bubble chat bisa muncul ketika pengguna membuka notifikasi pesan di bagian atas. Kemunculannya, membuat pengguna bisa mengetahui isi chat dan tanpa perlu membuka membuat aplikasi terlebih dahulu.

Cara Mengubah Tema Bubble Chat di WhatsApp

Di WA kini pengguna bisa ubah warna gelembung chat dan latar belakang dari berbagai pilihan yang tersedia. Tema latar belakang dan bubble chat bisa dipilih sesuai dengan preferensi kemu.

Dilansir laman The Verge, ada sekitar 30 pilihan wallpaper baru yang bisa dipilih Tema-tema ini akan secara otomatis menyesuaikan dengan mode terang atau gelap perangkat.

Pada mode gelap, pengguna bisa menyesuaikan kecerahan latar belakang dan warna bubble chat.

Tampilan tema dan latar belakang bubble chat di WA.Tampilan tema dan latar belakang bubble chat di WA. Foto: Dok. situs WhatsApp

Dilansir laman WhatsApp, berikut adalah langkah untuk mengubah tema semua chat dan saluranmu:

  • Buka Pengaturan > Chat > Tema chat default.
  • Untuk menyesuaikan masing-masing chat, klik nama chat di bagian atas layar chat (di iOS), atau klik menu 3 titik (di Android), lalu klik tema chat.

Dari keterangan yang dimuat situs WA pada (13/02/2025), fitur sudah mulai diluncurkan, kemudian akan tersedia secara global dalam beberapa minggu ke depan.

(khq/fds)



Sumber : inet.detik.com

Adobe Project Indigo Terganjal di iPhone 17 Series, Ini Sebabnya


Jakarta

Sudah lebih dari sebulan sejak seri iPhone 17 resmi dirilis, namun Adobe Project Indigo — aplikasi kamera eksperimental buatan Adobe — ternyata masih belum mendukung ponsel terbaru Apple itu.

Aplikasi ini masih bisa berjalan di iPhone 12 Pro, tapi pengguna iPhone 17 dan 17 Pro harus bersabar sedikit lebih lama, seperti dikutip detikINET dari The Verge, Kamis (23/10/2025).

Penundaan ini disebut terkait dengan masalah kompatibilitas kamera depan (selfie) pada iPhone 17, sebagaimana dijelaskan oleh Boris Ajdin, product manager Project Indigo, di forum komunitas Adobe.


“Kami menemukan beberapa kendala, terutama pada kamera depan. Beberapa sudah kami laporkan ke Apple, dan mereka akan memperbaikinya lewat pembaruan iOS 26.1,” tulis Ajdin dalam unggahan pada 16 Oktober. Ia menambahkan, versi awal pembaruan Indigo kemungkinan akan menonaktifkan sementara kamera depan sampai iOS terbaru dirilis.

Ajdin mengatakan timnya berharap bisa merilis pembaruan minggu ini, meski belum ada tanggal pasti. Adobe sendiri belum memberikan pernyataan resmi di luar forum tersebut.

Masalah ini tampaknya terkait dengan desain ulang besar kamera depan iPhone 17, yang kini memakai sensor 18 megapiksel berbentuk persegi — pembaruan terbesar sejak Apple beralih ke sensor 12 MP di iPhone 11.

Format baru ini memungkinkan kamera menangkap foto portrait dan landscape tanpa perlu memutar ponsel, sekaligus mendukung fitur Center Stage untuk mengikuti subjek secara otomatis. Meski inovatif, sejumlah pengguna menilai kualitas gambar kamera depan iPhone 17 terasa berbeda dan belum sehalus generasi sebelumnya.

Project Indigo sendiri menjadi favorit di kalangan fotografer mobile karena menghadirkan hasil foto yang lebih alami dibanding pemrosesan khas kamera bawaan iPhone. Aplikasi ini dikembangkan oleh tim yang dipimpin Marc Levoy, sosok di balik teknologi kamera Google Pixel dan konsep computational photography.

Walau pengguna Android masih harus menunggu lama untuk bisa menjajalnya, tampaknya pemilik iPhone 17 akan lebih dulu menikmati dukungan resmi Project Indigo — begitu masalah kamera depannya tuntas.

(asj/asj)



Sumber : inet.detik.com

PC yang Dikontrol Pakai Suara


Jakarta

Menjelang ulang tahun ke-40 sistem operasinya dan berakhirnya masa hidup Windows 10, Microsoft mulai memamerkan gambaran masa depan Windows. Bukan soal Windows 12, tapi soal menjadikan setiap perangkat Windows 11 sebagai “AI PC” yang dikendalikan Copilot dan bisa diajak bicara.

“Kami ingin membangun seluruh sistem operasi di atas AI, untuk membangun PC yang benar-benar berbasis AI,” kata Yusuf Mehdi, Executive VP dan Chief Marketing Officer Microsoft, saat diwawancara The Verge. Microsoft sudah mulai menyuntikkan fitur AI langsung ke Windows 11, tanpa harus menunggu perangkat Copilot+ terbaru.

Fitur utama yang digencarkan adalah interaksi suara. Microsoft memperkenalkan perintah “Hey, Copilot!” agar pengguna bisa berbicara langsung dengan PC dan meminta aksi tertentu. Menurut Mehdi, suara akan menjadi metode input ketiga setelah keyboard dan mouse.


Microsoft sadar ini bukan percobaan pertama. Cortana pernah dicoba di Windows 10 dan berbagai fitur aksesibilitas berbasis suara sudah ada sejak lama. Namun mereka yakin era AI akan mengubah kebiasaan pengguna.

“Data yang kami lihat menunjukkan orang senang menggunakan suara,” ujar Mehdi, merujuk pada miliaran menit percakapan pengguna di Microsoft Teams. Meski begitu, tidak semua orang percaya bahwa bicara ke komputer akan jadi hal lumrah di luar kebutuhan khusus seperti medis atau pengetikan suara.

Untuk bisa menjalankan perintah, AI harus “melihat” layar pengguna. Di sinilah Copilot Vision berperan. Fitur ini sudah mulai digulirkan secara global dan memungkinkan AI membaca tampilan layar untuk membantu penggunaan aplikasi, menjawab pertanyaan, hingga memberikan panduan saat bermain game. Berbeda dengan fitur Recall yang menuai kontroversi, Copilot Vision bersifat opt-in layaknya screen sharing di Teams.

Microsoft juga mulai menguji Copilot Actions, yang memberi kemampuan AI mengeksekusi tugas langsung di PC, seperti mengedit banyak foto sekaligus. Untuk tahap awal, fitur ini dijalankan di lingkungan terpisah dan terbatas di Copilot Labs.

Akses cepat ke Copilot kini dibenamkan di taskbar, serta pengalaman pencarian di Windows 11 dirombak agar pengguna bisa lebih cepat menemukan file, aplikasi, dan pengaturan.

Meski kepercayaan publik sempat terpukul oleh kasus Recall, Microsoft tetap percaya diri. Mereka bahkan menyiapkan iklan TV bertema “meet the computer you can talk to”, berbarengan dengan kampanye migrasi pengguna Windows 10 ke Windows 11.

“Kami ingin setiap orang merasakan PC yang bukan hanya alat, tapi partner,” tutup Mehdi.

(asj/rns)



Sumber : inet.detik.com

Jumlah Satelit Starlink Kini Tembus 10 Ribu


Jakarta

SpaceX kembali mencatatkan tonggak bersejarah dalam ambisi internet satelit globalnya. Pada Minggu (19/10) waktu setempat, perusahaan milik Elon Musk itu meluncurkan 56 satelit Starlink tambahan melalui dua roket Falcon 9 terpisah.

Misi ini membuat total satelit Starlink yang pernah diluncurkan menembus angka 10.000 unit sejak program dimulai, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Selasa (21/10/2025).

Peluncuran tersebut sekaligus menjadi misi Falcon 9 ke-132 sepanjang tahun 2025, menyamai rekor peluncuran tahunan sebelumnya. Padahal, masih tersisa lebih dari dua bulan sebelum tahun berakhir.


Namun dari total 10 ribu lebih satelit yang dikirim ke orbit rendah Bumi (LEO), hanya sekitar 8.608 satelit yang masih aktif saat ini. Data ini berasal dari perhitungan Jonathan McDowell, astronom dan pelacak satelit independen. Satelit Starlink dirancang memiliki masa operasional sekitar lima tahun sebelum secara sengaja dideorbit untuk terbakar di atmosfer.

Starlink pertama kali diuji pada 2018 lewat peluncuran prototipe, sebelum layanan komersialnya mulai digelar pada 2021. Kini, jaringan tersebut menjadi salah satu penyedia internet satelit terbesar di dunia.

SpaceX sejauh ini telah mengantongi izin untuk meluncurkan 12.000 satelit, dan bahkan menargetkan jumlah total lebih dari 30.000 unit dalam jangka panjang. Tujuannya adalah menghadirkan akses internet cepat dan berlatensi rendah ke seluruh penjuru dunia, termasuk wilayah terpencil yang sulit dijangkau jaringan fiber atau seluler.

Namun, ekspansi ini tak datang tanpa kekhawatiran. Persaingan dari berbagai belahan dunia sedang menghangat. Amazon lewat Project Kuiper, konsorsium Eropa, hingga inisiatif serupa di China, sama-sama menyiapkan megakonstelasi mereka sendiri. Kondisi tersebut memunculkan kekhawatiran baru terkait potensi penumpukan satelit di orbit dan risiko tabrakan di luar angkasa.

Meski begitu, SpaceX terus memimpin perlombaan dengan kapasitas produksi dan peluncuran yang belum tertandingi, menjadikan Starlink salah satu proyek infrastruktur teknologi terbesar yang pernah dibangun manusia di luar angkasa.

(asj/fay)



Sumber : inet.detik.com

OpenAI Rilis ChatGPT Atlas, Browser AI Penantang Chrome


Jakarta

OpenAI resmi meluncurkan browser berbasis kecerdasan buatan (AI) bernama ChatGPT Atlas, langkah yang menandai babak baru dalam persaingan langsung dengan Google dan Perplexity di ranah browser cerdas. Pengumuman ini disampaikan lewat demo livestream setelah sebelumnya sempat muncul teaser misterius di media sosial perusahaan.

ChatGPT Atlas kini tersedia secara global untuk pengguna macOS, sementara versi Windows, iOS, dan Android dijanjikan menyusul “dalam waktu dekat.” Namun, fitur andalan bernama agent mode baru bisa diakses oleh pengguna ChatGPT Plus dan Pro.

“Kami ingin cara orang berinteraksi dengan internet berubah — pengalaman chat di browser bisa menjadi analog yang sempurna,” kata CEO OpenAI, Sam Altman, seperti dikutip detikINET dari The Verge, Rabu (22/10/2025).


Agent mode menjadi pusat inovasi Atlas. Fitur ini memungkinkan ChatGPT melakukan berbagai tindakan langsung di dalam browser, mulai dari membantu memesan tiket pesawat, membuat reservasi restoran, hingga mengedit dokumen yang sedang dikerjakan pengguna. Selain itu, Atlas juga memiliki memori personalisasi, yang membuatnya semakin “ingat” dan menyesuaikan diri dengan kebutuhan pengguna dari waktu ke waktu. Semua data memori bisa dikelola secara manual di pengaturan, termasuk opsi membuka jendela incognito.

Dari sisi tampilan, Atlas menonjol lewat split-screen yang menampilkan laman web di satu sisi dan percakapan ChatGPT di sisi lain. Tujuannya agar AI selalu menjadi “pendamping” saat pengguna menjelajah. Fitur ini bisa dimatikan kapan saja. Dalam demo, tim OpenAI juga menunjukkan kemampuan ringkasan halaman otomatis serta fitur “cursor chat” yang memungkinkan ChatGPT memperbaiki kalimat langsung di dalam email atau dokumen.

Altman menjanjikan Atlas sebagai “browser yang cepat, halus, dan menyenangkan digunakan.” Langkah OpenAI ini memperlihatkan bagaimana “perang browser AI” kian memanas. Sebelumnya, Perplexity sudah lebih dulu meluncurkan browser Comet, sementara Google tengah menyiapkan integrasi Gemini yang lebih dalam ke Chrome — termasuk kemampuan mengerjakan tugas otomatis seperti memesan belanjaan dan menjadwalkan janji temu.

(asj/asj)



Sumber : inet.detik.com

iOS 26.1 Tambahkan Opsi untuk Bikin Liquid Glass Jadi Gelap


Jakarta

Apple menambah satu lagi fitur personalisasi di pembaruan iOS 26.1 beta, memungkinkan pengguna mengubah tingkat kejernihan efek Liquid Glass yang menjadi ciri khas tampilan baru iOS 26. Opsi ini hadir setelah banyak pengguna menilai efek kaca tembus pandang di sistem operasi terbaru itu membuat elemen antarmuka sulit dibaca.

Fitur Liquid Glass pertama kali diperkenalkan di ajang WWDC 2025, membawa tampilan antarmuka yang lebih modern dengan lapisan transparan dan pantulan cahaya yang dinamis. Namun sejak versi awal dirilis ke pengembang, Apple terus melakukan penyesuaian karena muncul keluhan bahwa tampilan terlalu transparan dan mengorbankan kemudahan membaca dan melihat ikon serta teks.

Melalui iOS 26.1 developer beta yang dirilis awal pekan ini, Apple menghadirkan pengaturan baru yang memungkinkan pengguna memilih tampilan “Clear” atau “Tinted” yang akan menggelapkan tampilan Liquid Glass.


Pengaturan ini bisa diakses melalui menu Settings > Display & Brightness > Liquid Glass. Versi Clear menampilkan efek kaca bening seperti semula, sedangkan Tinted membuat permukaan kaca tampak lebih buram dan berwarna lembut — mirip efek frosted glass yang banyak disukai di versi iOS sebelumnya.

Opsi serupa juga tersedia di iPadOS 26.1 dan macOS 26.1 beta, sehingga pengalaman visual yang lebih konsisten bisa dirasakan di seluruh ekosistem perangkat Apple. Berdasarkan laporan MacRumors, perubahan antara dua mode tersebut cukup halus, namun banyak penguji beta menilai versi Tinted terlihat lebih nyaman di mata.

Selain pengaturan Liquid Glass, Apple juga menambahkan opsi keamanan baru: pengguna kini bisa menonaktifkan fungsi swipe to camera di layar kunci. Fitur itu sebelumnya memungkinkan siapa pun mengambil foto tanpa membuka kunci perangkat, dan kini bisa dimatikan melalui menu Settings > Camera > Lock Screen Swipe to Open Camera.

Pembaruan iOS 26.1 ini masih dalam tahap pengujian developer, namun kemungkinan besar akan dirilis ke publik dalam beberapa minggu mendatang, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Selasa (21/10/2025).

(asj/asj)



Sumber : inet.detik.com