Tag Archives: thr

4 Cara Hasilkan Uang agar THR Bertambah saat Lebaran


Jakarta

Salah satu momen lebaran yang paling dinanti sanak saudara, selain makan ketupat sambil ngobrol, adalah pembagian THR (Tunjangan Hari Raya). Berbagi THR memang tidak wajib, tapi rasanya menyenangkan ketika melihat senyum anak kecil yang menerima uang baru darimu.

Memang pekerja akan mendapatkan THR menjelang lebaran, tapi keperluan juga banyak. Bila tak berencana membagikan uang baru ke orang di kampung, biaya untuk mudik sendiri juga butuh nominal yang tak sedikit.

Karena itu, yuk, cari tambahan THR untuk bekal mudik ke kampung halaman. Berikut ini ide yang bisa kamu lakukan untuk mendapatkan uang lebih.


1. Desain kartu ucapan

Mengirimkan pesan selamat lebaran kepada teman-teman dan kolega adalah hal penting. Karena itu, kamu bisa menjadi desainer kartu ucapan digital. Tak lagi berbentuk fisik, banyak juga yang mencari kartu ucapan digital agar lebih mudah dikirimkan.

2. Freelance writer

Ada berbagai situs yang membuka lowongan untuk menjadi freelance writer. Contohnya adalah Upwork dan Sribulancer. Selain itu, ada banyak pekerjaan freelance lainnya yang ada kedua situs tersebut.

3. Live TikTok

Platform seperti TikTok memiliki fitur live yang menjadi jembatan untuk kreator dan fans berinteraksi. Nah, live TikTok punya yang namanya gift yang diberikan penonton kepada kreator. Dengan menghadirkan sesi menarik, misalnya membalas curhatan penonton, kamu bisa mendapatkan saweran gift yang dapat dikonversikan menjadi pundi-pundi.

4. Jadi affiliate

Banyak ecommerce yang memberikan penawaran penggunanya menjadi affiliate, misalnya Shopee. Dengan mempromosikan produk, kamu bisa menambah pemasukan. Syarat menjadi affiliate umumnya adalah memiliki akun pribadi yang aktif, tidak diprivat, dan mempunyai konten orisinil.

(ask/jsn)



Sumber : inet.detik.com

Tips Kelola Duit THR Biar Nggak Menguap Begitu Saja


Jakarta

Para pekerja akan menerima tunjangan hari raya (THR) keagamaan sebesar satu bulan upah sesuai ketentuan pemerintah. THR tersebut cair paling lambat H-7 Lebaran sesuai perintah Presiden Prabowo Subianto.

Nah setelah nanti mengantongi THR, dana yang diperoleh bukan untuk dihamburkan untuk sesuatu yang tidak prioritas. Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) memberikan tiga tips agar uang THR tidak menguap begitu saja.

1. Jangan Langsung Belanja

Hal pertama yang harus dilakukan adalah menghindari foya-foya dan langsung membelanjakan uang THR. Langsung kalap dan ingin segera berbelanja hanya akan membuat uang THR habis dengan cepat.


“STOP! Jangan langsung foya-foya. THR datang tangan gatal langsung check out di marketplace? Santai dulu! Tunggu 2-3 hari sebelum belanja biar nggak kalap. Jangan sampai THR Rekanaker malah menghilang lebih cepat dari gebetan yang ghosting,” tulis Kemnaker di Instagramnya @kemnaker, Selasa (18/3/2025).

Pekerja disarankan untuk menyimpan dulu uang THR selama 48 jam sebelum beli barang yang tidak terlalu mendesak. Disarankan juga untuk membuat wishlist, lalu urutkan barang-barang apa yang benar-benar perlu dibeli.
% buat tabungan atau investasi kecil. Kalau nggak sekarang, kapan lagi? 30% tabungan darurat, 10% investasi ringan,” jelas Kemnaker.

2. Atur Alokasi Prioritas

Memprioritaskan kebutuhan dibanding keinginan juga perlu dilakukan pekerja. Jika sudah memegang THR, pekerja disarankan untuk mengurutkan prioritas penggunaan THR mulai dari bayar utang hingga kewajiban zakat.

“Beli kebutuhan dulu, keinginan belakangan! THR itu bukan uang sulap, sekali swap langsung hilang! Biar nggak rugi urutin prioritas belanja,” tulis Kemnaker. Berikut rincian urutan penggunaaan THR yang disarankan Kemnaker:

– Bayar utang
– Kebutuhan lebaran seperti zakat, sedekah, keluarga
– Sisihkan buat tabungan dan investasi
– Baru deh treat yourself, tapi jangan kalap!

“Kalau sudah habis duluan buat barang-barang impulsif, siap-siap lebaran makan mie instan!” tutur Kemnaker

3. Sisihkan Buat Tabungan dan Investasi Kecil-kecilan

Uang THR sebenarnya bisa menjadi penyelamat jika pengelolaannya dilakukan dengan benar. Pekerja dapat melakukan beberapa tips seperti menyisihkan sebagian dari uang THR untuk investasi atau mengalokasikannya untuk tabungan darurat.

Masa depan butuh jaminan bukan cuma kenangan. Gaji habis buat keperluan sehari-hari? THR bisa jadi penyelamat! Coba sisihkan 30-40

(ily/hns)



Sumber : finance.detik.com

Begini Cara Manfaatkan THR agar Nggak Cuma Numpang Lewat


Jakarta

Tak terasa Hari Raya Idul Fitri semakin dekat. Ini artinya Tunjangan Hari Raya (THR) tinggal menghitung hari.

Menjelang Lebaran, THR memang menjadi sesuatu yang ditunggu-tunggu banyak orang. Sayangnya, ketika mendapatkan THR, kita sering kali dibuat kalap dengan membeli barang-barang secara konsumtif seperti baju baru, gadget, dan barang lainnya. Alhasil, THR yang dinanti-nanti ini ‘lewat’ begitu saja.

Agar THR bisa lebih bermanfaat, kamu perlu mengontrolnya dengan cara menginvestasikan THR-mu. Adapun salah satu yang bisa kamu lakukan yakni dengan menyulap THR menjadi investasi emas.


Investasi emas merupakan salah satu jenis yang paling populer di samping saham, deposito, kripto, hingga reksa dana. Sebab, harga emas mengalami kenaikan tiap tahunnya akibat inflasi. Biar investasi emas makin aman dan nyaman, kamu bisa lakukan beberapa tips berikut:

1. Pilih Emas Batangan

Emas memiliki beragam jenis mulai dari emas perhiasan dan batangan. Namun jika kamu ingin berinvestasi emas, ada baiknya membeli emas dalam bentuk batangan, terutama produksi ANTAM. Selain mudah dijual maupun dibeli, emas ANTAM juga terbukti asli dan bersertifikat. Kamu juga bisa membeli emas batangan berukuran besar, tentu saja dengan harga yang lebih murah.

2. Pilih Lembaga Penyedia Terpercaya

Investasi emas saat ini menjadi salah satu yang paling digemari karena mudah didapatkan. Pasalnya, emas kini bisa dibeli di mana saja, termasuk melalui e-commerce. Namun agar lebih aman dan terjamin keasliannya, belilah emas di lembaga penyedia layanan jual-beli yang terpercaya. Selain PT ANTAM, kamu juga bisa membeli di penyedia jasa jual beli emas, mulai dari Pegadaian hingga bank. Di sini, kamu bisa mendapatkan emas batangan dengan harga yang dikeluarkan oleh PT ANTAM, plus biaya administrasi sekitar 3%.

3. Pilih Waktu yang Tepat

Sama halnya dengan investasi saham, membeli emas juga perlu memperhatikan waktu yang tepat. Sebaiknya, belilah emas saat harga sedang turun, lalu jual kembali saat harga naik. Ini adalah aturan dasar, bagi para pemula yang ingin berinvestasi emas. Oleh karena itu, lakukan pengecekan harga emas secara berkala di situs resmi penyedia layanan jual beli emas.

4. Manfaatkan Pegadaian

Buat para pemula yang masih bingung berinvestasi emas, cobalah memanfaatkan berbagai layanan di Pegadaian. Di sini, kamu bisa mencoba program Tabungan Emas. Lewat layanan ini, kamu bisa bisa membeli emas, dititipkan, lalu mencairkannya.

Tentu saja program ini lebih membumi, sebab kamu sudah bisa berinvestasi emas seberat 0,01 gram di Pegadaian Digital. Tercatat per hari ini, Senin (25/3) harga tabungan emas di Pegadaian Digital dibanderol Rp Rp 11.240 per 0,01 gram. Kamu juga bisa memanfaatkan fitur Simulasi Tabungan Emas yang bisa membantu menentukan target dan menghitung investasi emas.

Selain itu, ada pula program Arisan Emas, yakni kamu bisa mengikuti program dengan mengajukan permohonan ke kantor Pegadaian terdekat; atau lebih dulu membentuk kelompok yang terdiri atas minimal enam orang/lebih. Pengundian akan dilakukan setiap bulan untuk mendapatkan satu keping emas (minimal satu gram).

Buta para orang tua, Pegadaian juga menawarkan investasi emas sejak dini untuk anak-anak. Mereka bisa menggunakan uang yang diperoleh saat silaturahmi Idul Fitri untuk berinvestasi emas. Pegadaian melalui anak usahanya Galeri 24 menyediakan mini baby gold. Para orang tua mulai dari 0,02 gram atau dengan kisaran harga Rp 50 ribuan saja.

Cicil Emas

Uang THR masih belum cukup untuk membeli emas batangan? Nggak usah khawatir karena kamu bisa mencicil lewat program Cicil Emas di Pegadaian. Kamu hanya perlu membayar cicilan emas secara rutin setiap bulan atau per tiga bulan dengan harga murah dan bervariasi. Kamu pun bisa manfaatkan fitur Simulasi Cicil Emas dengan memilih berbagai varian jenis emas dan jangka waktu yang diinginkan.

Nah, itulah beberapa cara mudah berinvestasi emas. Jadi, tunggu apa lagi? Jangan lupa sisihkan uang THR kamu untuk berinvestasi emas di aplikasi Pegadaian Digital. Dengan Pegadaian Digital, investasi emas kini jadi semakin mudah dan nyaman.

(akn/ega)



Sumber : finance.detik.com

Duit THR Lebaran Kurang, Boleh Ngutang ke Pinjol?


Jakarta

Menjelang Hari Raya Idul Fitri atau libur Lebaran, banyak pekerja yang akan mendapat tunjangan hari raya (THR). Biasanya THR ini akan digunakan untuk membeli kebutuhan Lebaran seperti beli tiket untuk mudik, beli baju baru, zakat, dan sebagainya.

Namun bagaimana jika THR atau uang di kantong tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan Lebaran? Apakah boleh meminjam uang ke layanan pinjol?

Perencana keuangan Andy Nugroho mengatakan pada dasarnya meminjam uang ke pinjol untuk kebutuhan libur Lebaran bukanlah hal yang perlu dilakukan. Terlebih banyak keperluan Lebaran yang sifatnya tidak mendesak.


Misalkan saja membeli baju lebaran, jalan-jalan atau piknik bagi mereka yang tidak pulang kampung, bahkan pulang kampung atau mudik itu sendiri seringkali bukanlah keperluan yang sangat mendesak hingga wajib untuk dilakukan. Sehingga keputusan untuk meminjam uang saat Lebaran menjadi tidak ideal alias tidak perlu.

“Kalau dari kacamata perencana keuangan sih saya akan bilang itu nggak ideal. Karena kita piknik libur lebaran, mudik bahkan, ini kan bukan suatu hal yang wajib dilakukan,” kata Aidil kepada detikcom, Selasa (26/3/2024).

Meski begitu, ia tidak menutup kemungkinan jika libur Lebaran merupakan salah satu momen yang sangat spesial. Karenanya Aidil sendiri menilai ada beberapa kasus di mana berutang ke Pinjol karena uang atau THR Lebaran kurang menjadi lebih dimaklumi.

“Namun, kan momen-momen Lebaran ini bisa dibilang momen-momen yang sangat spesial gitu ya. Saya sih lebih menggarisbawahinya begini, bisa nggak kita pinjam ke pinjol itu menjadi suatu hal yang ‘diperbolehkan atau dimaafkan’, misalnya gitu ya,” ungkapnya.

Misalkan saja bila yang bersangkutan sudah lama tidak pulang ke kampung halaman sedangkan orangtua di kampung sudah cukup tua atau sedang sakit. Menurutnya kondisi-kondisi seperti ini masih bisa dimaklumi jika yang bersangkutan memaksakan diri untuk mudik meski harus berutang ke pinjol.

“Nah ada kriteria-kriteria yang menurut saya masih oke lah kita maafkan, misalnya seorang anak yang mungkin sudah bertahun-tahun nggak pernah pulang gitu kan terus kemudian mungkin orang tuanya sudah sakit-sakitan. Dia mau mudik nggak punya duit akhirnya pinjam pinjol,” kata Aidil.

“Hal seperti ini buat saya masih oke lah ya dan bisa dimaafkan. Alasannya apa? Ya usia orangtua kan kita nggak ada yang tahu, daripada dia menunda mudiknya kemudian misalnya umur orangtua-nya sudah nggak panjang lagi, itu menyesalnya akan jadi seumur hidup,” jelasnya lagi.

Namun menurut Aidil kondisi ini bisa berbeda lagi jika yang bersangkutan memaksakan diri untuk mudik Lebaran hingga berutang ke pinjol karena ‘gengsi’. Misalkan karena seluruh anggota keluarganya yang lain pulang kampung sehingga yang bersangkutan memaksa agar bisa mudik juga.

“Tapi misalnya, alasannya ‘oh mudik karena karena kakaknya, saudaranya, adik-adiknya pulang semua, masa saya sendiri yang nggak pulang?’ misalnya gitu ya. Padahal dia setiap tahun juga pulang, atau hari-hari di luar Lebaran dia juga sering pulang, buat saya hal-hal seperti itu kalau dia memang lagi nggak punya uang ya nggak perlu dipaksakan sampai musti pinjam pinjol,” terangnya.

Meski begitu, pada akhirnya Andy menyarankan untuk tetap berhati-hati dan dipertimbangkan lebih dalam sebelum meminjam uang dari pinjol. Sebab pada akhirnya uang yang dipinjam harus dikembalikan lagi, termasuk dengan bunganya.

“Kita mesti berpikir ini utang, bukan berarti kita pinjam pinjol kemudian duitnya jadi tambah banyak enggak, ini utang ya kita harus dibalikin dan ada bunganya juga,” jelas Aidil

Pada akhirnya ia menyarankan, kalau memang yang bersangkutan tidak perlu membeli baju baru atau jalan-jalan saat libur Lebaran, bahkan berangkat mudik, sebaiknya tidak perlu memaksakan diri hingga meminjam uang dari Pinjol.

“Makanya saya tekankan di sini sebenarnya adalah seberapa penting dan urgent kita mau ber-Lebaran. Nah yang tahu seberapa penting dan urgent masing-masing di diri kita kok, dan menurut saya kita mesti jujur deh ke diri kita sendiri (apakah perlu atau tidak membeli),” terangnya lagi.

Simak Video ‘Serba-serbi THR Lebaran Bagi Karyawan: Syarat dan Aturan’:

[Gambas:Video 20detik]

(fdl/fdl)



Sumber : finance.detik.com

THR Cair, Bayar Utang dulu atau Beli Baju?


Jakarta

Saat THR Lebaran cair, para pekerja biasanya akan menggunakan uang tersebut untuk belanja kebutuhan lebaran, barang diskon, atau berbagai macam kebutuhan yang sudah lama diinginkan. Hal ini boleh saja dilakukan karena THR adalah bonus di luar pendapatan tetap yang memang disiapkan untuk membiayai kebutuhan Lebaran.

Namun bagaimana jika yang bersangkutan memiliki utang yang belum dibayar. Apakah THR sebaiknya tetap digunakan untuk belanja Lebaran atau bayar utang?

Perencana Keuangan dari Tatadana Consulting Tejasari Asad menjelaskan, alih-alih utang atau kebutuhan Lebaran, masyarakat yang merayakan Idul Fitri sebaiknya menggunakan uang THR untuk membayarkan kewajiban agamanya berupa Zakat Fitrah. Karena biar bagaimanapun momen Lebaran atau Idul Fitri merupakan waktu bagi umat muslim untuk menunaikan ibadah.


Baru setelah itu uang THR sebaiknya digunakan untuk membayar utang terlebih dahulu jika ada. Sebab utang merupakan kewajiban lain yang harus dibayarkan. Selain itu, utang juga berpotensi bisa mengganggu kondisi keuangan ke depan, semisal karena adanya bunga yang tinggi dan lainnya.

“Kalau bisa ngebagi semuanya sih sempurna ya, jadinya bayar Zakat-nya iya, bayar utangnya iya, beli kebutuhan iya. Tapi tergantung, yang pasti kan kita harus keluarkan Zakat-nya, itu wajib sebelum bayar utang Zakat-nya dulu (dibayarkan),” kata Teja kepada detikcom, Senin (25/3/2024).

“Baru kita bayar utang nih. Kira-kira kita punya utang nggak? utang kartu kredit, utang pinjol yang nggak selesai-selesai, inilah waktunya buat ngeberesin (menyelesaikan utang),” tambahnya.

Kalau pun yang bersangkutan tetap ingin merayakan Lebaran dengan sekadar membeli baju baru atau mudik ke kampung halaman. Ia menyarankan tetap membagi sebagian THR yang dimiliki untuk membayar utang yang ada, meski tidak langsung lunas.

Barulah setelah itu yang bersangkutan bisa menggunakan THR yang ada untuk kebutuhan Lebaran. Kebutuhan yang dimaksud juga harus disesuaikan dengan kondisi keuangan yang ada.

“Kalau misalnya ‘tapi kan saya juga pengin Lebaran’ gitu, nah kita lihat-lihat dulu seberapa penting sih kebutuhan kita (saat Lebaran),” ungkap Teja.

“Kita lihat kira-kira buat Lebaran yang utama banget supaya kita adalah seenggak-enggaknya, kalau misalnya nggak pulang kampung karena uangnya habis untuk bayar utang, ya berarti (sisa THR) buat beli makan Lebaran lah seenggak-enggaknya gitu,” terangnya lagi.

Atau menurut Teja, yang bersangkutan bisa mencari siasat tertentu agar dapat mengurangi pengeluaran selama Lebaran. Misalkan saja mengikuti program mudik gratis sehingga yang bersangkutan tidak perlu mengeluarkan biaya transportasi.

“Kira-kira bisa nggak sih kita cari (program) yang pulang kampung gratis. Di sana nggak usah menghambur-hamburkan uang, nggak usah kasih uang THR ke mana-mana nggak usah, sederhana aja Lebarannya gitu,” terangnya.

Senada dengan Tejasari, perencana keuangan Eko Endarto mengatakan THR yang didapat sebaiknya memang digunakan untuk membayar utang terlebih dahulu jika ada. Sebab biar bagaimana pun, utang merupakan salah satu kewajiban yang harus dilunasi.

Baru setelah itu sisanya bisa digunakan untuk kebutuhan Lebaran, mulai dari ongkos mudik jika pulang kampung dan keperluan lainnya seperti baju baru, parcel Lebaran, dan lain-lain.

“Alokasi dan prioritas THR idealnya pertama untuk mengurangi utang kalau ada. Kedua baru untuk kebutuhan lebaran, mulai dari biaya mudik kalau mudik dan biaya prioritas lainnya,”

Menurut Eko, jika THR yang didapat tidak cukup untuk melunasi utang-utang yang ada ataupun yang bersangkutan memiliki pengeluaran lain selama Lebaran sehingga tidak bisa menggunakan semua uangnya untuk membayar utang, setidaknya ia bisa mengurangi utang yang ada dengan THR tersebut.

Pada akhirnya ia menyarankan untuk membayarkan utang-utang lebih dahulu baru membeli kebutuhan Lebaran. Bukan sebaliknya beli baju baru atau kebutuhan Lebaran lainnya dulu kemudian membayar utang jika ada sisa THR.

“Karena THR fungsinya memang untuk membantu keuangan saat hari besar. Tapi kalau memungkinkan kurangi utang dan jangan tambah. Ya minimal mengurangi, kalau mau melunasi utang (dengan THR) bagus sekali,” tegasnya lagi.

Simak juga Video ‘Khayalan THR Cair’:

[Gambas:Video 20detik]

(fdl/fdl)



Sumber : finance.detik.com

Berapa Besar Angpau Lebaran yang Perlu Diberikan? Begini Hitungannya


Jakarta

Memberi angpau atau amplop berisi uang saat Lebaran jadi satu tradisi masyarakat Indonesia. Hal ini dilakukan sebagai bentuk berbagi kebahagiaan dengan sesama. Biasanya, uang angpau ini diambil dari hasil tunjangan hari raya (THR).

Namun tidak sedikit orang mungkin merasa bingung terkait seberapa besar uang yang perlu diberikan dalam angpau Lebaran itu. Sebab jika tidak diperhitungkan dengan baik, keinginan untuk berbagi angpau ini malah bisa jadi pengeluaran berlebih dan bikin kantong kering.

Perencana Keuangan dari Tatadana Consulting, Tejasari Asad, menyarankan kepada yang ingin membagikan angpau untuk membuat daftar penerima. Misalkan saja untuk orang tua, anak, saudara, hingga keponakan.


“Pertama kita biasanya kasih orang tua, nah itu biasanya yang paling gede. Terus yang kedua siapa nih? misalnya kakak-adik sudah pada kerja ngapain dikasih? jadi kasih ke yang belum kerja, biasanya keponakan sih. Atau misalnya punya adik yang masih kecil belum kerja, mau dikasih boleh. Jadi berdasarkan level keluarga aja,” kata Teja kepada detikcom, ditulis Rabu (27/3/2024).

Setelah menentukan siapa saja yang akan diberi angpau, detikers bisa mengalokasikan nilai anggaran yang dimiliki. Pemberian angpao Lebaran bisa disesuaikan dari jumlah THR yang diterima.

“Pertama adalah menyesuaikan dengan budget kita. Misalnya kita kasih budget ‘oke saya mau kasih THR Lebaran buat saudara-saudara misalnya Rp 1 juta deh semuanya. Karena saya dapat THR Rp 3 juta, masa semua dibagi-bagikan?’ Nanti habis dong,” jelas Teja.

“Bisa juga dibudegtin maksimal berapa nih? 20% kah dari THR kah, 30% kah. Misalnya oke 20%, anggap saja Rp 1 juta, ya dibagi-bagi lah jumlah keponakan ada berapa, saudara ada berapa, siapa saja yang mau dikasih,” tambahnya lagi.

Untuk nilai uang yang dibagikan sendiri, Teja tidak bisa menetapkan besaran pasti. Sebab menurutnya setiap individu memiliki perhitungannya masing-masing seperti tingkat ekonomi keluarga, usia, hingga wilayah tempat tinggal.

“Misalnya kasih keponakan Rp 50 ribu pantes nggak? Tapi ternyata di kalau di kampung kasih Rp 5 ribu sudah cukup, kasih Rp 20 ribu sudah cukup, gimana tuh? Jadi tergantung situasi,” terang Teja.

“Itu juga kadang ada yang serba salah tuh, ada yang masih TK, SD, SMP, SMA. Kalau TK dikasih Rp 1.000 dua puluh biji (Rp 20 ribu) seneng tuh, kalau SMA dikasih Rp 1.000 dua puluh biji marah-marah nanti,” tambahnya.

Senada dengan Teja, perencana keuangan Andy Nugroho juga menyarankan untuk menentukan penerima angpau dan estimasi nilainya. Biasanya besaran angpau Lebaran yang diberikan, berbeda-beda tergantung tingkatan dalam keluarga.

“Nah urutannya paling banyak saya akan kasih ke siapa? ke orang tua pertama, terus kemudian habis itu level berikutnya yang lebih kecil jumlahnya tuh saya kasihkan ke misalnya anak atau ke anaknya saudara-saudara saya,” kata Andy.

Andy sendiri juga tidak bisa menentukan nominal angpau pasti yang ‘layak’ untuk dibagi-bagikan, karena kondisi orang berbeda-beda. Namun menurutnya yang terpenting saat menentukan besaran angpau tersebut harus disesuaikan dengan kemampuan dan budget, bukan demi mengejar gengsi.

“Kadang misalnya kita pemudik, apalagi dari Jakarta kan ‘wah pasti tajir nih, orang kaya, sudah sukses’ nah kadang ditodong untuk ngasih angpau lebih besar,” katanya.

“Sebenarnya pun kalau kita bersikukuh ‘ya saya ngasihnya segini’, masa iya yang dikasih terus nego nggak mau Rp 20 ribu dong, maunya Rp 50 ribu misalnya,” tambahnya lagi.

Simak juga Video ‘Sanksi Bagi Perusahaan yang Tak Bayar THR: Teguran-Pembatasan Usaha’:

[Gambas:Video 20detik]

(fdl/fdl)



Sumber : finance.detik.com

Bukan Pesugihan, Ini Tips Untung Pakai Duit THR hingga Bisa ‘Beranak’


Jakarta

Menjelang Hari Raya Idul Fitri dan libur Lebaran 2024/1445 H, salah satu hal yang paling ditunggu-tunggu khususnya bagi para pekerja adalah tunjangan hari raya (THR). Dengan adanya uang tambahan ini kamu bisa memenuhi kebutuhan selama Hari Raya.

Biasanya uang THR ini akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan Lebaran mulai dari kewajiban berzakat, ongkos perjalanan mudik bagi yang pulang kampung, atau sekadar beli baju baru.

Namun jika tidak mengatur keuangan dengan baik, uang THR bisa ‘menguap’ dan habis begitu saja. Lantas bagaimana cara agar dana ini dapat dimanfaatkan dengan baik bahkan bisa memberikan keuntungan di kemudian hari?


Perencana Keuangan dari Tatadana Consulting, Tejasari Asad, mengatakan pengeluaran untuk kebutuhan selama Lebaran biasanya bersifat konsumtif seperti membeli kue atau makanan, baju baru, hingga parcel atau hampers.

Karena itu, alih-alih menghabiskan uang THR untuk keperluan konsumtif yang hanya bisa dinikmati sesaat, ia berpendapat ada baiknya dana itu dialokasikan untuk investasi yang bisa digunakan memenuhi kebutuhan di kemudian hari.

“Bagus banget kalau uang THR untuk investasi, karena ini kan bisa bermanfaat buat kita nanti tanpa harus menghambur-hamburkan buat Lebaran. Boleh dibilang kan pengeluaran untuk Lebaran itu kan konsumtif ya seperti kue dan baju baru,” kata Teja kepada detikcom, ditulis Rabu (27/3/2024).

Lebih lanjut, Teja menjelaskan dana itu bisa digunakan untuk investasi di berbagai instrumen sesuai kebutuhan. Misalkan untuk kebutuhan dana darurat, THR bisa digunakan untuk membeli emas karena punya nilai lindung aset yang tinggi. Dengan investasi emas, maka nilai THR pun bisa terus bertambah setiap tahun, tak tergerus inflasi.

“Investasi itu tergantung untuk tiap orang perlunya apa, ada yang merasa ‘saya belum punya dana darurat nih, saya mau tambah dana daruratnya’, berarti bisa beli emas atau sekedar reksa dana pasar uang saja, itu bisa untuk dana darurat,” terang Teja.

“Misalnya saya mau nikah nih tahun depan, berarti uangnya bisa di reksa dana pasar uang jangka pendek atau reksa dana pendapatan tetap. Atau ‘saya mau buat jangka panjang nih, buat pensiun’, nah kita bisa beli saham atau reksa dana saham,” jelasnya lagi.

Oleh sebab itu, ia tidak bisa memastikan jenis investasi apa yang paling sesuai dengan menggunakan dana THR. Sebab pada akhirnya pilihan investasi dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.

“Jadi sesuaikan investasi yang dipilih dengan tujuan kita, saat ini kita lagi mau apa sih, yang jadi prioritas buat kita apa?” tegasnya lagi.

Meski begitu ia tetap mengingatkan berinvestasi menggunakan uang THR sebaiknya dilakukan setelah menyelesaikan kewajiban yang dimiliki, semisal zakat atau utang jika ada. Tips mengelola serupa juga disampaikan juga oleh perencana keuangan Eko Endarto.

Menurutnya uang THR sedari awal memang diperuntukkan sebagai tambahan biaya di luar gaji untuk mengatasi kebutuhan yang biasanya meningkatkan jelang Hari Raya. Walaupun menurutnya kondisi ini jarang terjadi, namun jika uang THR yang diterima masih memiliki sisa alias berlebih, yang bersangkutan bisa menggunakan dana tersebut untuk investasi.

Menurutnya investasi dengan sisa THR merupakan pilihan yang bagus mengingat dana ini merupakan pendapatan di luar gaji alias tambahan uang. Artinya jika uang ini habis pun, kondisi keuangan yang bersangkutan tidak akan terpengaruh.

“Agak jarang berlebihan (ada sisa THR). Sebab saat hari besar jenis pengeluaran bertambah dan harga-harga juga naik. Tapi kalau bisa ya bagus, investasikan kemana saja (sesuai kebutuhan) nggak masalah. Tapi kalau dibuat prioritas, lunasi utang dulu baru investasi,” terangnya

Tentu menurutnya pemanfaatan THR untuk investasi ini sebaiknya dilakukan setelah yang bersangkutan melaksanakan kewajiban seperti melunasi utang-utang jika memang ada.

Setelah membayar utang, jika dirasa perlu yang bersangkutan juga bisa menggunakan uang THR yang diterimanya untuk belanja kebutuhan Lebaran. Semisal untuk ongkos mudik bagi yang pulang kampung atau sekedar membeli baju baru, dan lainnya.

“Alokasi dan prioritas THR idealnya pertama untuk mengurangi utang kalau ada. Kedua baru untuk kebutuhan lebaran, mulai dari biaya mudik kalau mudik dan biaya prioritas lainnya,” kata Eko.

Namun perlu diingat dana yang bisa dihabiskan ini hanya sebatas THR yang diterima, bukan keseluruhan uang yang dimiliki termasuk yang berasal dari gaji. “Gaji sebagian harus disisihkan untuk kebutuhan hidup setelah Lebaran. Sebab biasanya gaji bulanan diberikan bareng sama THR,” tegasnya.

Simak juga Video: Sanksi Bagi Perusahaan yang Tak Bayar THR: Teguran-Pembatasan Usaha

[Gambas:Video 20detik]

(fdl/fdl)



Sumber : finance.detik.com

Investasi Uang THR Lebaran, Enaknya Kemana Ya?

Jakarta

Jelang lebaran, uang THR (Tunjangan Hari Raya) akan diberikan kepada pekerja atau karyawan. Jika ingin mengelolanya dengan bijak, ada baiknya detikers menyisihkan uang THR untuk diinvestasikan.

Investasi sendiri dapat menjadi cara untuk mencapai tujuan keuangan, seperti pendidikan anak hingga dana pensiun. Namun, investor juga perlu menimbang keuntungan dan risiko yang didapat. Berikut rekomendasi sarana investasi dari THR Lebaran.

Investasi THR Lebaran

Setelah menggunakan THR untuk keperluan seperti membayar cicilan, membeli kebutuhan pokok, membeli pakaian baru hingga zakat, detikers dapat menyisihkan uang THR untuk berinvestasi emas, reksadana, atau deposito. Berikut penjelasan mengenai masing-masing sarana investasi tersebut.


1. Emas

Emas merupakan salah satu investasi dengan risiko yang rendah. Menurut Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group, Andy Nugroho, emas bisa dibeli dari jumlah yang kecil, mulai dari 0,5 gram.

Ketika berinvestasi emas, perlu dipahami bahwa emas merupakan instrumen investasi yang membutuhkan waktu panjang. Sehingga, tidak bisa satu atau da bulan meraup keuntungan.

Menurut Perencana Keuangan dari Tatadana Consulting, Teja Sari, fluktuasi emas masih dibilang tidak besar. Harganya akan meningkat jika terjadi kondisi krisis atau tekanan di pasar saham

2. Reksa dana

Mengutip laman OJK, dalam skema investasi reksa dana, ada Manajer Investasi (MI) yang mengatur ke mana uang akan diinvestasikan. Dengan reksa dana, risiko investasi akan disebar ke berbagai produk atau instrumen. Hal ini membuat risikonya menjadi lebih rendah.

Besaran imbal hasilnya akan mengikuti produk reksa dana yang dipilih. Menurut Teja, reksa dana pasar uang mempunyai pergerakan yang relatif dan selalu positif. Meski, target return lebih kecil dibandingkan reksa dana lainnya. Sebelum berinvestasi, calon pembeli harus memahami risiko-risiko dan keuntungan yang bisa didapat ketika membeli produk reksadana.

3. Saham

Investasi saham dapat menghadirkan keuntungan saat perekonomian sedang tumbuh. Menurut Indonesia Value Investor, Rivan Kurniawan, ketika mulai berinvestasi saham, para investor bisa menikmati deviden yang kerap diberikan setiap tahunnya.

Namun, perlu diingat bahwa investasi saham tak selalu menguntungkan. Ada momen naik turun yang akan dialami investor.

Rivan mengatakan, ketika masuk ke instrumen tersebut usahakan untuk menginvestasikan dana pada saham blue chip dengan kondisi keuangan prima. Hindari berinvestasi di saham ‘gorengan’ sebab bisa membuat rugi. Menurut Andy, investasi saham bisa menjadi pilihan bagi orang-orang yang sudah berpengalaman dalam dunia investasi dan memiliki toleransi risiko yang tinggi.

4. Deposito

Deposito juga bisa menjadi salah satu investasi risiko rendah yang bisa dipilih. Deposito adalah salah satu produk penyimpanan uang di bank dengan sistem setoran. Penarikan uang dari deposito hanya bisa dilakukan pada waktu tertentu.

Bagi detikers yang ingin menggunakan produk syariah bisa memilih deposito syariah. Deposito ini tidak menggunakan bunga melainkan prinsip bagi hasil. Besarannya sudah ditetapkan dalam akad ketika pembukaan produk, yaitu berupa presentase yang berfluktuasi mengikuti kinerja dan juga perolehan keuntungan bank pada jangka waktu tertentu.

Itulah empat sarana investasi yang bisa dipilih untuk mengalokasikan sebagian uang THR. Sebelum berinvestasi pastikan kamu sudah menimbang dan mengetahui kemungkinan risiko yang didapat ya.

(elk/row)



Sumber : finance.detik.com

Awas THR Cuma Numpang Lewat! Ini 5 Tips Biar Duit Lebih Awet


Jakarta

Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran menjadi salah satu momentum yang dinantikan banyak orang. Hal ini lantaran, setiap Lebaran masyarakat mendapatkan Tunjangan Hari Raya (THR).

Sebagian besar masyarakat memilih menggunakan THR untuk berbelanja baju, sepatu, hingga gadget baru. Namun demikian, kebiasaan yang impulsif ini terkadang membuat kantong jebol hingga THR akhirnya ludes, seolah hanya numpang lewat.

5 Tips Kelola THR:

1. Pahami Nilai dan Manfaat THR

THR merupakan pendapatan yang wajib diterima oleh seluruh tenaga kerja yang diberikan oleh pihak pemberi kerja menjelang hari raya keagamaan masing-masing pekerja.


THR ini di luar pendapatan wajib yang diterima oleh pekerja/buruh. THR saat hari raya juga bisa disebut bonus yang diberikan perusahaan kepada pekerja/buruh. Pemberian THR diatur dalam Permenaker Nomor 6 Tahun 2016 tentang Tunjangan Hari Raya Keagamaan Bagi Pekerja/Buruh di Perusahaan.

Dengan mengelola dan menyisihkan THR, uang tersebut dapat digunakan untuk tujuan keuangan jangka panjang seperti menabung untuk pendidikan anak, investasi, liburan ke luar negeri, atau ibadah umrah ke tanah suci.

Oleh karena itu, sangat penting untuk merencanakan penggunaan uang THR dengan bijak. Dengan konsiderasi jangka panjang ini, dapat mencegah uang THR habis karena belanja yang berlebihan.

2. Rencanakan Penggunaan THR

Salah satu cara jitu untuk mengelola THR dengan merencanakan penggunaannya secara rinci. Masyarakat bisa memulainya dengan membuat daftar kebutuhan dan prioritas pengeluaran.

Selain itu, masyarakat juga perlu menetapkan alokasi THR untuk kebutuhan dan tabungan jangka panjang. Menabung untuk jangka panjang ini tidak hanya bisa dilakukan dengan menyimpan uanh di rekening tabungan. Masyarakat bisa menanamkan uangnya pada instrumen investasi.

Masyarakat bisa mulai mempertimbangkan langkah-langkah sederhana yang dapat membantu keuangan ‘bertumbuh’ seiring waktu melalui investasi. Bisa dengan membuka deposito atau sejenisnya hingga saham, yang bisa memberikanmu bunga yang cukup signifikan.

3. Hindari Pengeluaran yang Impulsif

Berhati-hati lah terhadap godaan untuk menghabiskan THR secara impulsif. Meskipun disebut tunjangan hari raya, bukan berarti uang THR harus dihabiskan seluruhnya di hari Lebaran. Masyarakat membuat daftar prioritas dan mengelompokkan mana yang merupakan kebutuhan dan keinginan.

Selain itu, disarankan pula untuk menghindari pembelian yang tidak direncanakan atau tidak penting. Usahakan untuk berkomitmen terhadap daftar prioritas yang telah dibuat sebelumnya dan mengurangi untuk membeli hal-hal yang kurang prioritas.

4. Manfaatkan untuk Investasi atau Tabungan

Menggunakan sebagian dari THR untuk investasi jangka panjang atau tabungan darurat. Dengan menyisihkan sebagian THR untuk investasi, uang akan bertumbuh dan bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan-kebutuhan yang lebih mendesak di kemudian hari.

Hal ini bisa diwujudkan dengan membuat perencanaan yang matang, mulai dari instrumen yang paling cocok dengan portofolio, target uang yang terkumpul, hingga target penggunaannya.

Banyak instrumen investasi yang bisa menjadi pilihan. Sebut saja beberap di antaranya yang tergolong aman dan punya risiko kecil yakni deposito atau sejenisnya, hingga reksadana pasar uang.

5. Buat Rencana Keuangan Jangka Panjang

Membuat rencana keuangan jangka panjang menjadi salah satu hal yang penting dilakukan, termasuk setelah menerima THR. Dengan perencanaan yang rinci, hal ini akan membantu masyarakat untuk mengalokasikan uangnya dengan tepat dan efisien. Dengan demikian, langkah impulsif pun bisa dikurangi.

Salah satu tips untuk memulai atau meningkatkan perencanaan keuangan pribadi ialah dengan banyak membaca dan belajar dari orang yang lebih ahli. Hal ini bisa membantu meningkatkan pemahaman kita sehingga bisa membuat perencanaan kita lebih matang.

Jangan anggap THR seperti uang kaget! Kelola THR dengan baik dan benar, sehingga dengan begitu kita bisa menjadi lebih siap secara finansial untuk menghadapi tantangan yang akan datang. Ingat, tujuan kita adalah financial freedom, bukan financially doomed. Semoga membantu dan semoga THR-mu awet sampai akhir tahun!

(shc/ara)



Sumber : finance.detik.com

THR Nggak Bikin Kantong Aman Saat Lebaran? Awas ‘Penyakit’ Turunan Ini


Jakarta

Merasakan keuangan tetap goyang saat Lebaran meski tunjangan hari raya (THR) sudah didapatkan? Bisa jadi kamu punya ‘penyakit turunan’ ini.

Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia, Andy Nugroho mengatakan, ‘penyakit’ tersebut adalah sandwich generation. Generasi ini biasanya menghadapi beberapa masalah keuangan. Bahkan sekalipun dibantu adanya THR, ia harus pintar-pintar membaginya ke orang tua hingga memenuhi keperluan Lebaran.

Sandwich generation sendiri merupakan istilah yang disematkan buat mereka yang memiliki peran memenuhi kebutuhan diri, orang tua dan anak-anaknya sekaligus. Dalam peranannya, mereka kerap dipusingkan himpitan kebutuhan finansial apalagi di masa Lebaran seperti ini.


“Ketika menerima THR, dalam pikirannya langsung akan dibagi tiga yaitu untuk THR orang tua, kebutuhan berlebaran keluarganya sendiri dan kebutuhan untuk disimpan,” kata Andy kepada detikcom, Selasa (9/4) lalu.

Belum lagi jika banyak keluarga yang harus diberikan angpau Lebaran. Di sisi lain berusaha untuk tetap bisa menabung dari THR yang didapat.

“Merasa nggak enakan kalau memberi angpau THR kepada sanak saudara hanya sekedarnya. Di sisi lain berusaha untuk tetap bisa menabung dari THR yang didapat,” ucapnya.

Jika punya kampung halaman sebenarnya ada rasa keinginan untuk mudik. Hanya saja permasalahannya harus memikirkan biaya perjalanan.

“Ingin mudik pulang kampung namun uangnya diperkirakan tidak cukup untuk meng-cover biaya perjalanannya plus kebutuhan pasca berlebaran,” tutur Andy.

Untuk keluar dari himpitan keuangan, diperlukan kebiasaan baru dan mulai mencatat pengeluaran-pengeluaran sekecil apa pun. Dengan mencatat pengeluaran, kamu bisa langsung mengidentifikasi kategori pengeluaran yang perlu diperhatikan.

Setelah itu, buat budgeting dan pastikan setiap bulannya tidak jauh melebihi angka yang sudah ditentukan. Jika pengeluaran kamu sudah stick to the bujet, pasti akan lebih mudah untuk menyisihkan uang untuk ditabung.

(eds/eds)



Sumber : finance.detik.com