Tag Archives: tragedi

Traveler Wajib Tahu! Tips dari Panji Petualang Saat Bertemu Ular Kobra di Alam Liar



Jakarta

Panji Petualang, sosok yang dikenal sebagai penjelajah satwa liar, mengingatkan traveler agar tidak panik dan tidak bertindak gegabah saat berhadapan dengan ular king kobra di alam liar. Dia menegaskan bahwa hewan itu sebenarnya tidak akan menyerang manusia kecuali merasa terancam.

Belum lama ini, tragedi yang menimpa Abah Ocang (73), warga Sukabumi, yang tewas usai berduel dengan king kobra sepanjang empat meter di kebunnya, kembali membuka mata publik tentang bahaya interaksi langsung dengan satwa liar tanpa keahlian khusus. Panji menyampaikan rasa duka mendalam sekaligus memberikan edukasi penting agar masyarakat lebih berhati-hati.

Kondisi serupa berpotensi ditemui traveler saat berwisata di alam liar atau bahkan di tempat-tempat yang tidak terduga. Panji mengatakan king kobra bukan hewan yang secara alami agresif terhadap manusia, namun bisa berubah defensif jika merasa terancam.


Panji sekaligus menyampaikan sejumlah tips buat traveler saat menghadapi king kobra. Apa saja?

Berikut pesan Panji buat traveler andai menjumpai king kobra:

1. Jangan Panik, Tetap Tenang dan Jaga Jarak

Panji mengatakan langkah pertama ketika bertemu ular, khususnya king kobra, adalah tidak panik. Ular akan cenderung menyerang jika merasa disudutkan.

“King cobra itu sebenarnya takut sama manusia. Mereka jadi agresif kalau diganggu atau diusik. Sifatnya defensif, bukan agresif,” ujarnya.

Ia menyarankan agar siapa pun yang menjumpai ular besar di kebun atau rumah segera mundur perlahan dan tidak melakukan gerakan tiba-tiba.

2. Tidak Menangkap atau Menyerang

Kebiasaan sebagian warga memukul ular karena takut justru bisa berakibat fatal. Menurutnya, jangan pernah mencoba membunuh atau menangkap ular, apalagi jika tidak punya pengalaman sebagai pawang atau rescuer satwa.

“Kalau melihat ular di alam, jauhi saja. Jangan coba evakuasi sendiri kalau enggak bisa handle ular. Karena mereka hidup di habitatnya, dan kita manusia itu tamu di alam mereka,” katanya.

3. Berhati-hati Ketika Melangkah

King Kobra dikenal pandai berkamuflase, sehingga sering tak terlihat oleh orang yang lewat di kebun atau hutan.

“Bisa jadi korban ini sebelumnya menginjak ular tersebut di bagian ekor atau tubuhnya, karena kalau di alam ular ini pandai kamuflase. Jadi ketika beliau sedang berjalan di sekitar kebun itu bisa jadi keinjak ularnya lalu menyerang,” katanya.

4. Hubungi Petugas atau Pawang Terlatih

Panji menekankan pentingnya melibatkan pihak berpengalaman jika ditemukan ular di sekitar pemukiman.

Menurutnya, masyarakat bisa menghubungi BPBD, Damkar, atau komunitas reptil setempat yang sudah berpengalaman menangani evakuasi satwa berbisa.

***

Selengkapnya klik di sini.

(fem/fem)



Sumber : travel.detik.com

Sedih, Penumpang Pesawat Qatar Airways Meninggal Akibat Tersedak Daging



Jakarta

Seorang penumpang maskapai Qatar Airways meninggal akibat tersedak daging dalam penerbangan Los Angeles-Colombo. Penumpang bernama Dr Asoka Jayaweera tersebut sudah memesan makanan berbasis tanaman (vegan) dalam penerbangan selama 15,5 jam ini.

Namun permintaan Jayaweera dicuekin maskapai, sehingga pria 85 tahun itu terpaksa makan menu reguler dengan daging. Pramugari maskapai malah menyuruhnya memakan makanan yang ada, karena menu yang diminta Jayaweera mahal. Saat sedang makan inilah, tragedi terjadi pada pensiunan dokter jantung ini.

“Saat makan, Jayaweera mulai tersedak hingga kehilangan kesadaran. Kru penerbangan mencoba menolong dan berkonsultasi dengan dokter secara remote. Namun kondisi Jayaweera makin buruk hingga penerbangan harus berhenti mendadak di Edinburg,” tulis NDTV dikutip detikTravel pada Sabtu (11/10/2025).


Sementara dilansir dari Independent, Jumat (10/10/22025) insiden ini terjadi pada tanggal 1 Agustus 2023. Dalam pengaduan keluarga di pengadilan, disebutkan bahwa Asoka telah meminta makanan vegetarian kepada pramugari. Pramugari mengatakan makanan khusus tersebut telah habis dan tersisa yang mengandung daging saja. Lalu pramugari memberinya makanan biasa dengan daging dan menginstruksikannya untuk ‘memakan sekitar’ daging tersebut.

“Saat mencoba ‘memakan sekitar’ daging dalam makanan yang disediakan, Asoka Jayaweera mulai tersedak tak lama kemudian,” demikian bunyi pengaduan tanpa merinci apa sebenarnya yang menyebabkan dia tersedak.

Awak kabin melakukan penyelamatan pertama dan menghubungi MedAire melalui telepon, yang memiliki dokter UGD terlatih yang siap memandu staf maskapai dari jarak jauh melalui keadaan darurat medis dalam penerbangan.

“Sekitar pukul 02:46 UTC, Asoka Jayaweera dipantau dengan tingkat saturasi oksigen 69 persen,” kata pengaduan tersebut.

Tingkat saturasi oksigen di bawah 88 persen dan dianggap berbahaya. Meskipun pesawat saat itu sedang melewati Wisconsin, awak pesawat memberi tahu rekan seperjalanan Jayaweera, bahwa kapten tidak dapat mengalihkan penerbangan karena mereka sudah berada di atas Lingkaran Arktik dan akan menyeberangi Samudra Arktik.

Awak kabin memberikan oksigen kepada Asoka, tetapi tidak berhasil dan tingkat saturasinya tidak pernah lagi melebihi 85 persen. Kemudian Asoka kehilangan kesadaran sekitar pukul 07:30 dan diberi obat-obatan. Dia kehilangan kesadaran selama 3,5 jam hingga pesawat mendarat di Edinburgh.

“Baru sekitar pukul 11.00 UTC pesawat itu turun di Edinburgh, Inggris, dan Asoka Jayaweera dibawa ke rumah sakit. Asoka Jayaweera meninggal dunia di Edinburgh pada 3 Agustus 2023, akibat pneumonia aspirasi yaitu infeksi yang disebabkan oleh menghirup makanan atau cairan ke dalam paru-paru, alih-alih menelannya,” tulis gugatan.

Atas kejadian tersebut, anak Jayaweera melayangkan gugatan pada Qatar Airways karena pengabaian layanan makan dan keterlambatan respons medis. Dalam tuntutannya, maskapai dinilai gagal menyediakan pesanan menu vegetarian dan kegawatdaruratan yang dialami Jayaweera.

Insiden ini mempertanyakan tanggung jawab maskapai pada layanan pesan makanan. Bukan kali pertama maskapai besar cuek pada kebutuhan makanan penumpangnya. Pengabaian ini tidak hanya merugikan penumpang tapi juga mempertaruhkan profesionalisme dan nama besar maskapai.

(row/ddn)



Sumber : travel.detik.com

Percaya Nggak Percaya! Turis Jerman Kembalikan Batu Curian yang Bikin Sial



Tenerife

Seorang turis Jerman mencuri batu vulkanik dari Kepulauan Canary sebagai suvenir. Alih-alih kenangan indah, ia malah mendapat ‘kutukan’.

Taman Nasional Timanfaya di Kepulauan Canary, Spanyol membagikan sebuah surat dengan tulisan tangan. Surat itu datang dari seorang turis Jerman yang mengaku telah mencuri batu-batu vulkanik, seperti dikutip dari The People pada Jumat (23/10).

“Saya pernah mendengar legenda bahwa pemindahan batu vulkanik dari sumbernya membawa nasib buruk dan saya khawatir ini telah menimpa saya.”


Si turis mengaku bahwa sebuah tragedi besar telah menimpanya. Ia khawatir bahwa itu semua terjadi karena aksi pencurian yang dilakukannya.

“Setelah tragedi pribadi yang besar, saya merasa terdorong untuk mengembalikan beberapa gram batu ini ke Fine Mountain,” lanjutnya.

Kalau biasanya turis-turis enggan untuk mem-publish perbuatan buruknya, turis ini malah ingin dijadikan contoh.

“Saya akan sangat berterima kasih jika Anda menyebarkannya di luar pusat pengunjung tempat saya mengambilnya, di tempat ‘bara panas’.”

Tempat yang ia maksud terletak di luar pusat Montañas del Fuego, yang merupakan bagian dari Taman Nasional Timanfaya.

Surat itu sebenarnya telah dikirim beberapa tahun lalu, tapi baru dirilis oleh taman nasional. Bersamaan dengan publikasi surat itu, pihak taman nasional juga menerbitkan imbauan agar pengunjung tidak mencuri benda atau elemen apa pun dari taman nasional. Pelakunya akan mendapat denda sekitar USD 3.400 atau Rp 56,4 jutaan.

Insiden ini bukan hal yang baru bagi taman nasional tersebut. Sudah sejak lama, batu dan pasir dari taman nasional tertangkap di koper-koper turis yang terbang dari Bandara Cesar Manrique.

Aksi pencurian elemen-elemen tersebut tanpa sadar menjadi faktor rusaknya ekosistem taman nasional. Pihak taman nasional menjelaskan bahwa batu-batu yang diambil seringkali menjadi rumah bagi tanaman kecil, jamur, serangga atau spesies lainnya. Setelah batu-batu itu diambil, ekosistem otomatis melemah yang dapat menyebabkan erosi.

Taman nasional juga memperingatkan bahwa mengambil batu atau pasir dapat menyebabkan efek domino yang berbahaya,tanpa batu serangga tidak akan memiliki tempat berlindung dan berkembang biak, sehingga mengakibatkan kekurangan makanan bagi predator mereka seperti kadal dan burung.

“Batu itu tak berarti apa-apa di etalase Anda, bukan suvenir atau bahan baku liontin. Batu itu milik alam. Batu itu menopang kehidupan dan budaya pulau kita. Mencuri alam sama saja dengan mencuri masa depan,” kata pihak taman dalam sebuah pernyataan.

Ini bukan pertama kalinya seorang pengunjung mengambil batu dari taman nasional dan mengembalikannya. Taman Nasional Haleakalā di Hawaii mengungkapkan melalui Facebook mereka pada tahun 2022, bahwa mereka menerima beberapa batu dari seorang pengunjung, yang kemudian mengembalikannya beserta sebuah catatan melalui pos.

“Saya sangat meminta maaf karena telah mengambil batu-batu ini dari tanah adat. Saya ingin mengembalikannya ke tempat asalnya. Terima kasih,” tulis pelaku.

Taman nasional tersebut juga menyatakan bahwa melakukan tindakan ilegal dan tidak pantas untuk mengambil batu-batu tersebut dari area tersebut.

(bnl/wsw)



Sumber : travel.detik.com

Kegiatan Belajar di Al Khoziny Aktif Lagi, Santri Mulai Kembali ke Pondok



Jakarta

Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur kembali membuka kegiatan belajar mengajar setelah sebelumnya terhenti karena tragedi musala ambruk yang menelan 63 korban jiwa. Kegiatan sementara dipusatkan di kampus 2.

Ketua Alumni Ponpes Al Khoziny Zaenal Abidin mengatakan para santri mulai kembali ke pondok sejak Jumat (17/10/2025) kemarin.

“Insyaallah malam ini (Jumat) sudah mulai ada santri yang kembali, karena sudah kami sampaikan via WA dan telepon. Khususnya santri yang sedang kuliah, juga yang Aliyah dan Tsanawiyah, sudah kami perbolehkan untuk kembali ke pondok,” ujar Zaenal, Jumat (17/10/2025), dilansir detikJatim.


Zaenal mengatakan kegiatan pondok akan dipusatkan di kampus 2 Ponpes Al Khoziny karena area musala dan bangunan utama masih dipasang garis polisi.

“Untuk sementara, karena masih ada police line, kami gunakan kampus 2. Sudah kami hitung jumlah calon santri yang akan kembali, insyaallah sudah mencukupi,” jelasnya.

Selain itu, alumni Ponpes Al Khoziny menyatakan siap mengawal proses pemulihan korban, termasuk memberikan beasiswa hingga jenjang S2.

“Kami bersama para alumni siap mencarikan dana. Untuk korban yang mengalami cacat fisik, akan kami kawal agar mendapatkan beasiswa hingga jenjang S2. Kami juga sudah menyiapkan program trauma healing dengan mendatangi rumah korban,” ujar Zaenal sembari menegaskan kesiapan jaringan alumni Al Khoziny untuk membantu para santri.

Diketahui, bangunan tiga lantai yang mencakup musala Ponpes Al Khoziny ambruk pada Senin, 29 September 2025 sekitar pukul 15.00 WIB. Saat peristiwa berlangsung, lebih dari 100 santri sedang menunaikan salat Asar berjamaah.

Proses operasi pencarian korban dan evakuasi berlangsung sembilan hari dan resmi ditutup pada Selasa, 7 Oktober 2025.

Selengkapnya baca di sini.

(kri/erd)



Sumber : www.detik.com