Tag Archives: tunjangan hari raya

Tips Kelola Duit THR Biar Nggak Menguap Begitu Saja


Jakarta

Para pekerja akan menerima tunjangan hari raya (THR) keagamaan sebesar satu bulan upah sesuai ketentuan pemerintah. THR tersebut cair paling lambat H-7 Lebaran sesuai perintah Presiden Prabowo Subianto.

Nah setelah nanti mengantongi THR, dana yang diperoleh bukan untuk dihamburkan untuk sesuatu yang tidak prioritas. Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) memberikan tiga tips agar uang THR tidak menguap begitu saja.

1. Jangan Langsung Belanja

Hal pertama yang harus dilakukan adalah menghindari foya-foya dan langsung membelanjakan uang THR. Langsung kalap dan ingin segera berbelanja hanya akan membuat uang THR habis dengan cepat.


“STOP! Jangan langsung foya-foya. THR datang tangan gatal langsung check out di marketplace? Santai dulu! Tunggu 2-3 hari sebelum belanja biar nggak kalap. Jangan sampai THR Rekanaker malah menghilang lebih cepat dari gebetan yang ghosting,” tulis Kemnaker di Instagramnya @kemnaker, Selasa (18/3/2025).

Pekerja disarankan untuk menyimpan dulu uang THR selama 48 jam sebelum beli barang yang tidak terlalu mendesak. Disarankan juga untuk membuat wishlist, lalu urutkan barang-barang apa yang benar-benar perlu dibeli.
% buat tabungan atau investasi kecil. Kalau nggak sekarang, kapan lagi? 30% tabungan darurat, 10% investasi ringan,” jelas Kemnaker.

2. Atur Alokasi Prioritas

Memprioritaskan kebutuhan dibanding keinginan juga perlu dilakukan pekerja. Jika sudah memegang THR, pekerja disarankan untuk mengurutkan prioritas penggunaan THR mulai dari bayar utang hingga kewajiban zakat.

“Beli kebutuhan dulu, keinginan belakangan! THR itu bukan uang sulap, sekali swap langsung hilang! Biar nggak rugi urutin prioritas belanja,” tulis Kemnaker. Berikut rincian urutan penggunaaan THR yang disarankan Kemnaker:

– Bayar utang
– Kebutuhan lebaran seperti zakat, sedekah, keluarga
– Sisihkan buat tabungan dan investasi
– Baru deh treat yourself, tapi jangan kalap!

“Kalau sudah habis duluan buat barang-barang impulsif, siap-siap lebaran makan mie instan!” tutur Kemnaker

3. Sisihkan Buat Tabungan dan Investasi Kecil-kecilan

Uang THR sebenarnya bisa menjadi penyelamat jika pengelolaannya dilakukan dengan benar. Pekerja dapat melakukan beberapa tips seperti menyisihkan sebagian dari uang THR untuk investasi atau mengalokasikannya untuk tabungan darurat.

Masa depan butuh jaminan bukan cuma kenangan. Gaji habis buat keperluan sehari-hari? THR bisa jadi penyelamat! Coba sisihkan 30-40

(ily/hns)



Sumber : finance.detik.com

Duit THR Lebaran Kurang, Boleh Ngutang ke Pinjol?


Jakarta

Menjelang Hari Raya Idul Fitri atau libur Lebaran, banyak pekerja yang akan mendapat tunjangan hari raya (THR). Biasanya THR ini akan digunakan untuk membeli kebutuhan Lebaran seperti beli tiket untuk mudik, beli baju baru, zakat, dan sebagainya.

Namun bagaimana jika THR atau uang di kantong tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan Lebaran? Apakah boleh meminjam uang ke layanan pinjol?

Perencana keuangan Andy Nugroho mengatakan pada dasarnya meminjam uang ke pinjol untuk kebutuhan libur Lebaran bukanlah hal yang perlu dilakukan. Terlebih banyak keperluan Lebaran yang sifatnya tidak mendesak.


Misalkan saja membeli baju lebaran, jalan-jalan atau piknik bagi mereka yang tidak pulang kampung, bahkan pulang kampung atau mudik itu sendiri seringkali bukanlah keperluan yang sangat mendesak hingga wajib untuk dilakukan. Sehingga keputusan untuk meminjam uang saat Lebaran menjadi tidak ideal alias tidak perlu.

“Kalau dari kacamata perencana keuangan sih saya akan bilang itu nggak ideal. Karena kita piknik libur lebaran, mudik bahkan, ini kan bukan suatu hal yang wajib dilakukan,” kata Aidil kepada detikcom, Selasa (26/3/2024).

Meski begitu, ia tidak menutup kemungkinan jika libur Lebaran merupakan salah satu momen yang sangat spesial. Karenanya Aidil sendiri menilai ada beberapa kasus di mana berutang ke Pinjol karena uang atau THR Lebaran kurang menjadi lebih dimaklumi.

“Namun, kan momen-momen Lebaran ini bisa dibilang momen-momen yang sangat spesial gitu ya. Saya sih lebih menggarisbawahinya begini, bisa nggak kita pinjam ke pinjol itu menjadi suatu hal yang ‘diperbolehkan atau dimaafkan’, misalnya gitu ya,” ungkapnya.

Misalkan saja bila yang bersangkutan sudah lama tidak pulang ke kampung halaman sedangkan orangtua di kampung sudah cukup tua atau sedang sakit. Menurutnya kondisi-kondisi seperti ini masih bisa dimaklumi jika yang bersangkutan memaksakan diri untuk mudik meski harus berutang ke pinjol.

“Nah ada kriteria-kriteria yang menurut saya masih oke lah kita maafkan, misalnya seorang anak yang mungkin sudah bertahun-tahun nggak pernah pulang gitu kan terus kemudian mungkin orang tuanya sudah sakit-sakitan. Dia mau mudik nggak punya duit akhirnya pinjam pinjol,” kata Aidil.

“Hal seperti ini buat saya masih oke lah ya dan bisa dimaafkan. Alasannya apa? Ya usia orangtua kan kita nggak ada yang tahu, daripada dia menunda mudiknya kemudian misalnya umur orangtua-nya sudah nggak panjang lagi, itu menyesalnya akan jadi seumur hidup,” jelasnya lagi.

Namun menurut Aidil kondisi ini bisa berbeda lagi jika yang bersangkutan memaksakan diri untuk mudik Lebaran hingga berutang ke pinjol karena ‘gengsi’. Misalkan karena seluruh anggota keluarganya yang lain pulang kampung sehingga yang bersangkutan memaksa agar bisa mudik juga.

“Tapi misalnya, alasannya ‘oh mudik karena karena kakaknya, saudaranya, adik-adiknya pulang semua, masa saya sendiri yang nggak pulang?’ misalnya gitu ya. Padahal dia setiap tahun juga pulang, atau hari-hari di luar Lebaran dia juga sering pulang, buat saya hal-hal seperti itu kalau dia memang lagi nggak punya uang ya nggak perlu dipaksakan sampai musti pinjam pinjol,” terangnya.

Meski begitu, pada akhirnya Andy menyarankan untuk tetap berhati-hati dan dipertimbangkan lebih dalam sebelum meminjam uang dari pinjol. Sebab pada akhirnya uang yang dipinjam harus dikembalikan lagi, termasuk dengan bunganya.

“Kita mesti berpikir ini utang, bukan berarti kita pinjam pinjol kemudian duitnya jadi tambah banyak enggak, ini utang ya kita harus dibalikin dan ada bunganya juga,” jelas Aidil

Pada akhirnya ia menyarankan, kalau memang yang bersangkutan tidak perlu membeli baju baru atau jalan-jalan saat libur Lebaran, bahkan berangkat mudik, sebaiknya tidak perlu memaksakan diri hingga meminjam uang dari Pinjol.

“Makanya saya tekankan di sini sebenarnya adalah seberapa penting dan urgent kita mau ber-Lebaran. Nah yang tahu seberapa penting dan urgent masing-masing di diri kita kok, dan menurut saya kita mesti jujur deh ke diri kita sendiri (apakah perlu atau tidak membeli),” terangnya lagi.

Simak Video ‘Serba-serbi THR Lebaran Bagi Karyawan: Syarat dan Aturan’:

[Gambas:Video 20detik]

(fdl/fdl)



Sumber : finance.detik.com

Bukan Pesugihan, Ini Tips Untung Pakai Duit THR hingga Bisa ‘Beranak’


Jakarta

Menjelang Hari Raya Idul Fitri dan libur Lebaran 2024/1445 H, salah satu hal yang paling ditunggu-tunggu khususnya bagi para pekerja adalah tunjangan hari raya (THR). Dengan adanya uang tambahan ini kamu bisa memenuhi kebutuhan selama Hari Raya.

Biasanya uang THR ini akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan Lebaran mulai dari kewajiban berzakat, ongkos perjalanan mudik bagi yang pulang kampung, atau sekadar beli baju baru.

Namun jika tidak mengatur keuangan dengan baik, uang THR bisa ‘menguap’ dan habis begitu saja. Lantas bagaimana cara agar dana ini dapat dimanfaatkan dengan baik bahkan bisa memberikan keuntungan di kemudian hari?


Perencana Keuangan dari Tatadana Consulting, Tejasari Asad, mengatakan pengeluaran untuk kebutuhan selama Lebaran biasanya bersifat konsumtif seperti membeli kue atau makanan, baju baru, hingga parcel atau hampers.

Karena itu, alih-alih menghabiskan uang THR untuk keperluan konsumtif yang hanya bisa dinikmati sesaat, ia berpendapat ada baiknya dana itu dialokasikan untuk investasi yang bisa digunakan memenuhi kebutuhan di kemudian hari.

“Bagus banget kalau uang THR untuk investasi, karena ini kan bisa bermanfaat buat kita nanti tanpa harus menghambur-hamburkan buat Lebaran. Boleh dibilang kan pengeluaran untuk Lebaran itu kan konsumtif ya seperti kue dan baju baru,” kata Teja kepada detikcom, ditulis Rabu (27/3/2024).

Lebih lanjut, Teja menjelaskan dana itu bisa digunakan untuk investasi di berbagai instrumen sesuai kebutuhan. Misalkan untuk kebutuhan dana darurat, THR bisa digunakan untuk membeli emas karena punya nilai lindung aset yang tinggi. Dengan investasi emas, maka nilai THR pun bisa terus bertambah setiap tahun, tak tergerus inflasi.

“Investasi itu tergantung untuk tiap orang perlunya apa, ada yang merasa ‘saya belum punya dana darurat nih, saya mau tambah dana daruratnya’, berarti bisa beli emas atau sekedar reksa dana pasar uang saja, itu bisa untuk dana darurat,” terang Teja.

“Misalnya saya mau nikah nih tahun depan, berarti uangnya bisa di reksa dana pasar uang jangka pendek atau reksa dana pendapatan tetap. Atau ‘saya mau buat jangka panjang nih, buat pensiun’, nah kita bisa beli saham atau reksa dana saham,” jelasnya lagi.

Oleh sebab itu, ia tidak bisa memastikan jenis investasi apa yang paling sesuai dengan menggunakan dana THR. Sebab pada akhirnya pilihan investasi dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.

“Jadi sesuaikan investasi yang dipilih dengan tujuan kita, saat ini kita lagi mau apa sih, yang jadi prioritas buat kita apa?” tegasnya lagi.

Meski begitu ia tetap mengingatkan berinvestasi menggunakan uang THR sebaiknya dilakukan setelah menyelesaikan kewajiban yang dimiliki, semisal zakat atau utang jika ada. Tips mengelola serupa juga disampaikan juga oleh perencana keuangan Eko Endarto.

Menurutnya uang THR sedari awal memang diperuntukkan sebagai tambahan biaya di luar gaji untuk mengatasi kebutuhan yang biasanya meningkatkan jelang Hari Raya. Walaupun menurutnya kondisi ini jarang terjadi, namun jika uang THR yang diterima masih memiliki sisa alias berlebih, yang bersangkutan bisa menggunakan dana tersebut untuk investasi.

Menurutnya investasi dengan sisa THR merupakan pilihan yang bagus mengingat dana ini merupakan pendapatan di luar gaji alias tambahan uang. Artinya jika uang ini habis pun, kondisi keuangan yang bersangkutan tidak akan terpengaruh.

“Agak jarang berlebihan (ada sisa THR). Sebab saat hari besar jenis pengeluaran bertambah dan harga-harga juga naik. Tapi kalau bisa ya bagus, investasikan kemana saja (sesuai kebutuhan) nggak masalah. Tapi kalau dibuat prioritas, lunasi utang dulu baru investasi,” terangnya

Tentu menurutnya pemanfaatan THR untuk investasi ini sebaiknya dilakukan setelah yang bersangkutan melaksanakan kewajiban seperti melunasi utang-utang jika memang ada.

Setelah membayar utang, jika dirasa perlu yang bersangkutan juga bisa menggunakan uang THR yang diterimanya untuk belanja kebutuhan Lebaran. Semisal untuk ongkos mudik bagi yang pulang kampung atau sekedar membeli baju baru, dan lainnya.

“Alokasi dan prioritas THR idealnya pertama untuk mengurangi utang kalau ada. Kedua baru untuk kebutuhan lebaran, mulai dari biaya mudik kalau mudik dan biaya prioritas lainnya,” kata Eko.

Namun perlu diingat dana yang bisa dihabiskan ini hanya sebatas THR yang diterima, bukan keseluruhan uang yang dimiliki termasuk yang berasal dari gaji. “Gaji sebagian harus disisihkan untuk kebutuhan hidup setelah Lebaran. Sebab biasanya gaji bulanan diberikan bareng sama THR,” tegasnya.

Simak juga Video: Sanksi Bagi Perusahaan yang Tak Bayar THR: Teguran-Pembatasan Usaha

[Gambas:Video 20detik]

(fdl/fdl)



Sumber : finance.detik.com