Tag Archives: ummu sulaim

Kisah Abi Talhah yang Menjamu Rasulullah SAW dan Puluhan Sahabatnya



Jakarta

Abu Talhah memiliki nama asli Zaid bin Sahal. Ia berasal dari Bani Najjar. Ia adalah sosok lelaki yang dermawan dan juga tangkas dalam memanah.

Mengutip buku Kisah-kisah Inspiratif Sahabat Nabi karya Muhammad Nasrulloh, diceritakan oleh Ibnu Katsir dalam kitab al Bidayah wan Nihayah, suatu hari Abi Talhah mendengar suara Rasulullah SAW reramat lirih. Ia mendapat informasi bahwa Nabi SAW tidak memiliki makanan sama sekali. Ia melihat perut Rasulullah SAW dibalut kain untuk menutupi rasa laparnya.

Abu Talhah lantas segera pulang dan bertanya pada istrinya, Ummu Sulaim.


“Aku mendengar suara Rasul teramat lirih, aku tahu beliau lapar. Apakah kita punya bekal makanan?”

Ummu Sulaim berkata, “kita punya gandum.”

Keduanya lalu menyiapkan makanan untuk Rasulullah SAW. Abi Talhah menumbuk gandum, sementara Ummu Sulaim menyiapkan tungku untuk membuat roti.

Anas bin Malik, putra Ummu Sulaim kemudian diminta menuju rumah Rasulullah SAW untuk mengundang beliau agar bersedia hadir. Ternyata Rasulullah SAW sedang berada di masjid bersama para sahabat.

Anas bin Malik hanya bisa berdiri di depan masjid. Ia memikirkan cara untuk mengajak Rasulullah SAW tanpa diketahui para sahabatnya. Hal ini karena makanan yang disediakan hanya cukup untuk Rasulullah SAW saja.

Kemudian Rasulullah SAW menghampiri Anas dan berkata, “Apakah kamu diutus ke sini oleh Abi Talhah.”

Anas bin Malik menjawab, “Betul wahai Rasulullah.”

“Apakah karena diundang makan?” Tanya beliau seolah-olah sudah tahu.

Anas bin Malik menjawab, “Betul wahai Rasulullah.”

Rasulullah SAW kemudian mengajak seluruh sahabatnya untuk ikut bersama beliau pergi ke rumah Abu Talhah.

Abu Talhah yang mengetahui kedatangan Rasulullah SAW bersama dengan rombongan besar sahabatnya bergegas ia pergi ke istrinya seraya berkata, “Rasulullah SAW datang bersama sahabat-sahabatnya. Padahal makanan kita tidak cukup untuk mereka semua,” ucap Abi Talhah dengan rasa khawatir dan bingung.

Ummu Sulaim, “Allah dan Rasulnya yang lebih tahu.”

Ummu Sulaim berusaha meyakinkan suaminya bahwa jika memang itu berasal dari Rasul, tentu beliau pasti punya rahasia yang tidak diketahui oleh orang-orang pada umumnya.

Rasul kemudian meminta Ummu Sulaim untuk membawa wadah roti yang telah disiapkan untuk dibawa ke hadapan beliau. Rasulullah SAW juga meminta untuk dibawakan mentega.

Rasulullah SAW kemudian mengusap wadah tersebut sambil berdoa. Setelah itu beliau meminta 10 orang sahabat masuk, kemudian masuk lagi 10 orang. Demikian seterusnya hingga diperkirakan sahabat beliau berjumlah 80 orang.

Ternyata hidangan yang telah disiapkan Abi Talhah dan Ummu Sulaim cukup untuk dinikmati bersama-sama oleh seluruh sahabat Rasulullah SAW.

Kekhawatiran Abi Talhah dan Ummu Sulaim ternyata tidak terbukti. Makanan yang dihidangkan untuk Rasulullah SAW ini membawa keberkahan bagi banyak orang.

Wallahu ‘alam

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com

Kisah Ummu Sulaim, Wanita Salihah dengan Mahar Paling Mulia



Jakarta

Ada banyak kisah teladan Ummu Sulaim RA yang bisa dipelajari. Salah satunya adalah kisahnya yang tak mau menikah dengan pemuda terkaya di Makkah sebelum ia masuk Islam.

Ummu Sulaim RA adalah seorang sahabat wanita yang memiliki kepribadian yang agung, seorang istri yang salihah, juru dakwah yang pandai, dan berakhlak mulia. Wajahnya sangat cantik dan memiliki kecerdasan yang tinggi.

Dikutip dari buku Biografi 39 Tokoh Wanita Pengukir Sejarah Islam karya Bassam Muhammad Hamami, ia merupakan Ar-Rumaisha yang nama lengkapnya adalah Ummu Sulaim binti Malhan bin Khalid bin Zaid bin HarĂ¢m bin Najjar al-Anshariyyah al- Khazrajiyyah.


Sebelum menjadi seorang muslimah yang salihah, Ummu Sulaim RA sudah lebih dahulu menikah dengan sepupunya yang bernama Malik bin Nadhr. Dari pernikahan ini mereka dikaruniai anak bernama Anas bin Malik.

Setelah Islam muncul dan hidayah sampai pada hati Ummu Sulaim RA, ia pun bergegas untuk dibaiat di hadapan Rasulullah SAW agar masuk Islam. Hal ini pun membuat suaminya marah.

Malik tambah marah ketika anaknya juga diajari agama Muhammad yang dibencinya. Akhirnya ia pun pergi meninggalkan istri dan anaknya menuju negeri Syam dan tidak pernah pulang lagi.

Malik yang sudah tidak lagi peduli dengan keluarganya terbunuh di perjalanan. Kabar ini akhirnya sampai pada telinga Ummu Sulaim RA sehingga membuatnya sedih.

Setelah kematian suaminya itu, Ummu Sulaim RA berusaha mendidik anaknya dengan ajaran Islam hingga ia tumbuh menjadi seorang remaja. Kemudian, ia membawa Anas bin Malik kepada Rasulullah SAW untuk mengabdi kepada beliau, dan beliau menerimanya.

Pada saat yang sama, Abu Thalhah RA yang masih kafir terkesan ketika mendengar cerita tentang Ummu Sulaim RA ini. Hingga ia berani melamar dan menikahi Ummu Sulaim RA dengan mahar yang begitu besar.

Namun jawaban Ummu Sulaim RA membuat Abu Thalhah RA tertegun. Ummu Sulaim RA berkata, “Aku tidak mungkin menikah dengan seorang lelaki musyrik. Wahai Abu Thalhah, tidakkah engkau tahu bahwa Tuhanmu adalah Tuhan yang diukir oleh budak keluarga di fulan dan andaipun kalian nyalakan api di dalamnya, pastilah mereka terbakar.”

Abu Thalhah RA tidak bisa berkelit untuk memberikan jawaban kepada Ummu Sulaim RA kecuali persetujuan. Ia berkata, “Benar.”

Ummu Sulaim RA menyahut, “Tidakkah engkau merasa malu untuk menyembah kayu yang tumbuh dari dalam tanah yang dipahat oleh seorang budak bin fulan? Apakah engkau mau bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah lalu aku rela menikah denganmu? Aku tak menginginkan mahar darimu selain hal itu.”

Lalu Abu Thalhah RA meminta untuk diberi waktu sebentar untuk berpikir. Ummu Sulaim RA kemudian berkata,

“Wahai Abu Thalhah, orang sepertimu tidaklah layak ditolak. Akan tetapi, engkau adalah laki-laki kafir, sedangkan aku adalah wanita mukminah. Tidaklah patut jika aku menikah denganmu.”

Maka Abu Thalhah menyahut, “Apakah yang engkau inginkan?”

“Apa yang aku inginkan?” jawab Ummu Sulaim RA dengan penuh kesopanan dan keyakinan.

Abu Thalhah RA yang merupakan seorang yang kaya raya berusaha merayu dengan kenikmatan dunia. Ia pun berkata, “Emas dan perakkah?”

Ummu Sulaim RA menjawab, “Sungguh aku tidak menginginkan emas maupun perak. Namun, aku ingin engkau memeluk Islam.”

Abu Thalhah RA menyahut, “Siapakah yang bisa membawaku untuk itu?”

Dengan gembira dan senang, Ummu Sulaim RA menjawab, “Rasulullah”

Abu Thalhah RA bergegas menemui Rasulullah SAW yang saat itu sedang duduk di antara para sahabat. Begitu melihat Abu Thalhah RA, beliau memberitahu para sahabat,

“Abu Thalhah mendatangi kalian dengan cahaya Islam di kedua matanya.”

Setelah itu, Abu Thalhah RA resmi menjadi seorang mukmin dan akhirnya bisa menikahi Ummu Sulaim RA dengan maskawin yang tak ternilai dengan harta benda, yaitu Islam.

Demikian yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik. Ia berkata, “Aku tidak pernah mendengar seorang wanita pun yang mendapat mahar lebih berharga dibandingkan dengan Ummu Sulaim. Maharnya adalah Islam.”

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com