Tag Archives: umur

404 Jemaah Haji Indonesia Wafat, Ini Rincian Lengkapnya



Jakarta

Jumlah jemaah haji yang wafat terus bertambah. Sebanyak 404 orang dilaporkan wafat menurut data hingga sore tadi.

Data Sistem Informasi Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT) per Senin (8/7) pukul 15.37 WIB mencatat ada 404 jemaah wafat, namun baru tersedia 403 identitas jemaah yang dipublikasikan dalam sistem.

Data jemaah wafat ini terdiri dari jemaah reguler dan sedikit jemaah khusus. Mayoritas dari mereka adalah jemaah dengan risiko tinggi (risti). Total ada 370 jemaah risti yang meninggal dunia.


Berdasarkan kelompok umur, jemaah termuda yang wafat berusia 31 tahun dan tertua 96 tahun. Mayoritas jemaah yang wafat ini adalah lansia dengan usia 65 tahun ke atas. Total ada 253 orang.

Dilihat dari lokasi wafat, mayoritas jemaah haji meninggal dunia di Tanah Suci Makkah, sebanyak 319 jemaah. Kemudian disusul Madinah 40 orang, Mina 32 orang, Jeddah 6 orang, Arafah 6 orang.

Jika dibandingkan dengan tahun lalu, kumulatif jemaah wafat pada hari yang sama tahun ini lebih rendah. Tahun lalu sebanyak 691 orang wafat pada hari ke-57, sedangkan tahun ini 404 jemaah.

Saat ini, operasional penyelenggaraan haji 2024 telah memasuki fase pemulangan jemaah gelombang II. Total jemaah yang sudah diterbangkan ke Tanah Air pada Minggu (7/7/2024) pukul 21.00 WAS atau Senin (8/7) pukul 1.00 WIB dini hari tadi sebanyak 115.181 orang. Mereka tergabung dalam 293 kelompok terbang (kloter).

Jemaah yang masih di Tanah Suci Makkah juga telah bergeser ke Madinah secara bertahap. Mereka akan menjalani ibadah sunnah dan kunjungan-kunjungan ke tempat bersejarah yang ada di Kota Nabi.

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com

H-1 Minggu Akhir Operasional Haji 2024, Total Jemaah Wafat 448 Orang



Jakarta

Operasional penyelenggaraan haji 2024 akan berakhir kurang dari seminggu lagi. Hingga siang ini, total jemaah haji yang wafat mencapai 448 orang.

Angka tersebut mengacu pada data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT) per Rabu (17/7) pukul 12.00 WIB. Ini merupakan data kumulatif wafat hingga hari ke-66.

Seperti dilihat detikHikmah, jumlah jemaah wafat hingga hari ke-66 mengalami penurunan dibanding tahun lalu pada hari yang sama. Pada 2023, tercatat ada 756 jemaah yang wafat. Adapun total jemaah yang meninggal tahun lalu mencapai 773 orang.


Jemaah yang wafat tahun ini mayoritas jemaah berisiko tinggi (risti), lebih dari 400 orang. Adapun menurut kategori umur, mayoritas jemaah wafat adalah lanjut usia, 65 tahun ke atas.

Data menunjukkan jemaah termuda yang wafat berusia 31 tahun. Ia berasal dari jemaah reguler kloter SUB-41 yang wafat di Madinah. Sementara jemaah tertua, berusia 96 tahun. Ia tercatat rombongan jemaah reguler kloter BTH-25 yang wafat di Makkah.

Dilihat berdasarkan lokasi, mayoritas jemaah meninggal di Makkah, lalu disusul Madinah, Mina, dan Arafah.

Operasional penyelenggaraan haji 2024 saat ini sudah memasuki tahap pemulangan jemaah gelombang II. Berdasarkan Rencana Perjalanan Haji 1445 H/2024 M, operasional akan berakhir pada 22 Juli 2024 dengan kedatangan terakhir jemaah haji gelombang II di Tanah Air.

Laporan detikHikmah dari Tanah Suci, saat ini operasional haji terkonsentrasi di Madinah seiring berakhirnya operasional di Makkah pada Sabtu, 13 Juli 2024. Jemaah gelombang II sudah berada di Kota Nabi dan secara bertahap telah diterbangkan ke Tanah Air.

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com

Tentang Usia Nabi Daud AS, Benarkah Dapat Tambahan dari Nabi Adam AS?



Jakarta

Nabi Daud AS disebut memiliki usia yang lebih panjang dari ketetapan awalnya. Menurut riwayat, ia mendapat tambahan usia dari Nabi Adam AS.

Merujuk pada Qashash al-Anbiyaa’ yang ditulis Ibnu Katsir dan diterjemahkan Saefulloh MS, kisahnya bermula ketika Allah SWT mengeluarkan anak-anak keturunan Nabi Adam AS dari punggungnya, lalu beliau melihat di antara mereka ada yang menjadi para nabi.

Nabi Adam AS melihat di antara anak-anak keturunannya seorang laki-laki yang bercahaya. Kemudian Nabi Adam AS bertanya, “Wahai Tuhanku, siapakah dia?” Allah SWT menjawab, “Ia adalah anak keturunanmu yang bernama Daud.” Nabi Adam AS kembali bertanya, “Wahai Tuhanku, berapa umurnya?” Allah menjawab, “Enam puluh tahun.”


Kemudian Nabi Adam AS berkata, “Wahai Tuhanku, tambahkanlah umurnya.” Allah menjawab, “Tidak, Aku tidak akan menambah umurnya, kecuali Aku tambah umurnya dengan mengambil dari umurmu.”

Umur Nabi Adam AS adalah seribu tahun. Lalu dari umurnya itu diambil 40 tahun untuk ditambahkan kepada salah satu anak keturunannya, yaitu Nabi Daud AS. Ketika ajalnya tiba, malaikat maut datang kepadanya. Nabi Adam AS bertanya keheranan, “Bukankah umurku masih tersisa empat puluh tahun lagi?”

Rupanya, Nabi Adam AS lupa kalau umurnya telah berkurang karena telah dikurangi untuk menambah umur salah satu anak keturunannya, yaitu Daud AS. Akan tetapi, kemudian Allah SWT menyempurnakan usia Nabi Adam AS tetap seribu tahun dan usia Nabi Daud AS seratus tahun.

Kisah tersebut berasal dari hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad dari Ibnu Abbas. Tirmidzi juga meriwayatkannya dari Abu Hurairah dan ia mengatakan bahwa hadits tersebut berkedudukan shahih.

Ibnu Jarir berkata, “Ahli Kitab berpendapat bahwa usia Daud adalah 77 tahun.” Ibnu Katsir menanggapi, “Ini pendapat yang keliru dan tidak bisa diterima.” Mereka juga berkata, “Masa pemerintahan kerajaannya adalah empat puluh tahun.” Pendapat ini bisa saja diterima atau tidak karena memang tidak ada dalil yang harus menolak atau menerimanya. Wallahu a’lam.

Nabi Daud AS Dijemput Malaikat Maut

Imam Ahmad menyebutkan di dalam kitab Musnad-nya tentang kisah Nabi Daud AS didatangi malaikat maut. Riwayat ini jalurnya sampai pada Abu Hurairah yang meriwayatkan dari Rasulullah SAW.

Beliau SAW bersabda, “Daud adalah seorang nabi yang memiliki kecemburuan sangat besar. Apabila beliau keluar rumah, beliau selalu mengunci pintu-pintu rumahnya, sehingga tidak seorang pun yang dapat masuk menemui keluarga (istrinya), hingga beliau kembali pulang.

Pada suatu hari, beliau keluar rumah dan beliau segera menutup pintu rumahnya. Istrinya mnelihat-lihat di dalam rumahnya. Tiba-tiba terdapat seorang laki-laki berada di dalam rumahnya. Lalu ia bertanya-tanya (di dalam hatinya): ‘Siapa yang ada di dalam rumah? Dari mana laki-laki itu bisa masuk ke dalam rumah, padahal semua pintu sudah terkunci rapat? Sungguh, aku aku melaporkannya kepada (suamiku) Daud.”

Kemudian Daud datang dan laki-laki itu tiba-tiba ada di tengah-tengah rumahnya. Lalu Daud bertanya kepada laki-laki itu: ‘Siapa engkau?’ Ia menjawab: ‘Aku adalah makhluk yang tidak takut sedikitpun kepada raja dan tidak ada suatu dinding pun yang dapat menghalangiku.’ Daud berkata: ‘Kalau begitu, engkau adalah malaikat maut.

“Selamat datang dengan perintah Allah yang engkau bawa,” ujar Daud.

Beberapa saat selanjutnya, malaikat maut mencabut nyawa Daud.

Ketika beliau dimandikan dan dikafani, tiba-tiba suasana berubah dengan munculnya matahari yang menyinarinya. Lalu, Sulaiman berkata kepada burung: Naungilah (jenazah) Daud.’ Burung pun segera menaunginya, sehingga keadaan bumi menjadi terlihat gelap.

Setelah itu, Sulaiman berkata kepada burung: Lepaskan naungan kedua sayapmu.

Abu Hurairah berkata, “Pada jenazah Rasulullah juga diperlakukan hal yang sama oleh para burung. Ketika Rasulullah wafat, saat itu tempat penguburan jenazah beliau dinaungi oleh seekor burung yang panjang sayapnya.” (HR Ahmad)

Imam Ahmad meriwayatkan hadits di atas secara tunggal (sendirian) dengan sanad-sanadnya yang baik, kuat, dan hadits yang tepercaya.

Adapun maksud dari kata-kata Abu Hurairah “Saat itu jenazah beliau (Rasulullah) dinaungi oleh seekor burung yang panjang sayapnya” adalah kedua sayap burung itu dapat menaungi tempat penguburan jenazah. Burung itu sejenis elang yang bertubuh sangat besar dan bersayap sangat panjang hingga kedua sayapnya dapat menaungi tempat penguburan jenazah sekaligus.

Kisah Wafatnya Nabi Daud

Menurut sejumlah riwayat, Nabi Daud AS wafat secara mendadak. As-Saddi meriwayatkan dari Abu Malik, dari Ibnu Malik, dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Daud wafat secara mendadak pada hari Sabtu. Jenazahnya dinaungi oleh sayap burung.”

As-Saddi juga meriwayatkan dari Abu Malik dan dari Sa’id Bin Jubair, ia berkata, “Daud wafat pada hari Sabtu secara mendadak.”

Ishaq bin Basyar meriwayatkan dari Sa’id bin Abi Arubah, dari Qatadah, dari al-Hasan, ia berkata, “Daud wafat dalam usia seratus tahun. Beliau wafat pada hari Rabu secara mendadak.”

Abu Sakan al-Hijri berkata, “Ibrahim al-Khalil wafat secara mendadak. Begitu pula Daud juga wafat secara mendadak. Demikian juga putranya, Sulaiman yang wafat secara mendadak.”

Sebagian para perawi hadits meriwayatkan bahwa malaikat maut datang menemui Nabi Daud AS sementara beliau sendiri sedang turun dari mihrabnya. Lalu, Nabi Daud AS berkata kepada malaikat maut, “Tunggu sebentar, sampai aku naik atau turun lebih dulu.” Malaikat maut berkata, “Waktu (ajal)-mu telah habis.”

Setelah itu, Nabi Daud AS tersungkur sujud dan nyawanya dicabut dalam kondisi bersujud.

Ishaq bin Basyar berkata, “Wafir bin Sulaiman memberitahu kami, dari Abu Sulaiman al-Filisthini, dari Wahab bin Munabbih, ia berkata: ‘Sesungguhnya, masyarakat ramai-ramai menghadiri jenazah Daud. Mereka duduk di bawah terik matahari di musim panas.

Jennazah Nabi Daud AS diusung oleh 40.000 rahib, di antaranya rahib yang bernama al-Baranis dan lain-lainnya dari kalangan masyarakat. Tidak ada seseorang yang wafat dari kalangan bani Israil setelah Nabi Musa AS dan Nabi Harun AS yang membuat mereka sangat bersedih dan kehilangan, selain Nabi Daud AS.

Wallahu a’lam.

(dvs/kri)



Sumber : www.detik.com

Kisah Nabi Zakaria AS dan Mukjizatnya Dikaruniai Putra di Usia Senja



Jakarta

Nabi Zakaria AS merupakan salah satu dari 25 nabi dan rasul utusan Allah SWT. Ia merupakan keturunan dari Nabi Sulaiman AS.

Menukil dari Qashashul Anbiya oleh Ibnu Katsir yang diterjemahkan Umar Mujtahid, Al-Hafizh Abu Qasib bin Asakir menyebut bahwa nama lengkap Zakaria AS adalah Zakariya bin Barkhaya. Ada juga yang mengatakan nama lengkapnya adalah Zakariya bin Dan bin Ladun bin Muslim bin Shaduq bin Hasyban bin Dawud bin Sulaiman bin Muslim bin Shadiqah bin Barkhaya bin Bal’athah bin Nahur bin Syalum bin Bahfasyath bin Inaman bin Rahiam bin Sulaiman bin Dawud, Abu Yahya, Nabi Bani Israil.

Pekerjaan Nabi Zakaria AS adalah tukang kayu, ini turut disebutkan dalam hadits Nabi Muhammad SAW,


“Zakaria adalah seorang tukang kayu.” (HR Muslim dan Ibnu Majah)

Disebutkan dalam Al-Aabaa wal Abnaa fil Qur’anil Karim karya Adil Musthafa Abdul Halim terjemahan Abdul Hayyie al-Kattani, Zakaria AS memiliki istri bernama Iisya binti Faquuz. Ia adalah saudari Hannah binti Faquuz yaitu ibu dari Siti Maryam. Istri dari Nabi Zakaria AS mandul sehingga tidak dapat memiliki keturunan meski keduanya memasuki usia renta.

Nabi Zakaria AS merupakan paman dari Siti Maryam. Bersama sang istri, ia merawat Siti Maryam dari kecil hingga tumbuh dewasa.

Meski demikian, sudah sejak lama ia mendambakan keturunan. Akhirnya, Nabi Zakaria AS berdoa kepada Allah SWT seperti tercantum dalam surah Maryam ayat 4-6:

“Wahai Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah, kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku tidak pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, wahai Tuhanku. Sesungguhnya aku khawatir terhadap keluargaku sepeninggalku, sedangkan istriku adalah seorang yang mandul. Anugerahilah aku seorang anak dari sisi-Mu. (Seorang anak) yang akan mewarisi aku dan keluarga Ya’qub serta jadikanlah dia, wahai Tuhanku, seorang yang diridai.”

Ia memohon kepada Allah SWT agar diberi keturunan sehingga anaknya mampu mewarisi kenabian, kebijaksanaan dan ilmu yang ia miliki. Benar saja, Allah SWT mengabulkan doa Nabi Zakaria AS.

Ketika ia sedang melaksanakan salat, malaikat menemuinya dengan membawa rahmat Allah SWT.

Dikabarkan kepadanya, “Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (datangnya) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia.” (QS Maryam: 7)

Zakariya AS berkata, “Ya Tuhanku, bagaimana akan ada anak bagiku, padahal istriku adalah seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai umur yang sangat tua?” (QS Maryam: 8)”

Mulanya ia heran karena akan dikaruniai anak pada usia senja. Pun, istrinya dalam kondisi yang mandul.

Allah SWT berfirman seperti dalam surat Maryam ayat 9, “Demikianlah. Hal itu adalah mudah bagi-Ku dan sesungguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu (di waktu itu) belum ada sama sekali.”

Lalu, malaikat menjelaskan kepadanya bahwa semua itu merupakan kehendak-Nya, dan kehendak Allah pasti akan terlaksana. Tidak ada hal yang sulit bagi-Nya.

Mendengar itu, Nabi Zakaria AS sangat bersyukur atas anugerah Allah SWT. Sang nabi kemudian memohon kepada-Nya agar ditunjukkan tanda bahwa beliau memang benar-benar akan memiliki anak.

Allah SWT berfirman, “Tanda bagimu ialah bahwa kamu tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga malam, padahal kamu sehat.” (QS Maryam: 10)

Dengan kuasa Allah SWT, hal itu benar-benar terjadi. Nabi Zakaria AS yakin bahwa istrinya hamil dan mukjizat Allah SWT benar adanya.

Zakaria AS lalu bersujud dan melaksanakan salat sebagai ungkapan syukurnya yang telah memperkenankan doanya dengan mengaruniakan Yahya AS. Ketika dewasa kelak, Yahya AS juga diangkat menjadi nabi dan rasul.

Wallahu a’lam.

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

Wujud dan Usia Nabi Adam AS, Dijelaskan dalam Hadits



Jakarta

Nabi Adam AS menjadi manusia pertama yang diciptakan Allah SWT. Wujud dan ciri Nabi Adam AS dijelaskan dalam hadits Rasulullah SAW.

Allah SWT telah lebih dulu mengabarkan pada malaikat bahwa Dia akan menciptakan manusia sebagai khalifah di muka bumi.

Dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 30, Allah SWT berfirman,


وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَٰٓئِكَةِ إِنِّى جَاعِلٌ فِى ٱلْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوٓا۟ أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ ٱلدِّمَآءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّىٓ أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ

Arab-Latin: Wa iż qāla rabbuka lil-malā`ikati innī jā’ilun fil-arḍi khalīfah, qālū a taj’alu fīhā may yufsidu fīhā wa yasfikud-dimā`, wa naḥnu nusabbiḥu biḥamdika wa nuqaddisu lak, qāla innī a’lamu mā lā ta’lamụn

Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.

Wujud Nabi Adam Sesuai Penjelasan Rasulullah SAW

Mengutip buku Menengok Kisah 25 Nabi dan Rasul karya Ahmad Fatih, S.Pd, dijelaskan hadits Rasulullah SAW yang menjelaskan sekaligus menjadi gambaran wujud Nabi Adam AS.

Nabi Adam diciptakan oleh Allah SWT dengan bentuk yang sempurna dan lengkap. Namun berbeda dengan manusia saat ini, Nabi Adam memiliki tinggi 60 hasta atau sekitar 18 meter.

Hal ini sebagaimana dalam hadits dari Abu Hurairah RA dari Nabi SAW bersabda,

“Allah menciptakan Adam AS tingginya enam puluh hasta, kemudian Dia berfirman: Pergilah kamu dan berilah salam kepada para malaikat, maka dengarkanlah bagaimana mereka menjawab salam penghormatan anak keturunanmu. Maka Adam menyampaikan salam: Assalamualaikum (salam sejahtera untuk kalian). Mereka menjawab: Assalaamualaika wa rahmatullah (salam sejahtera dan rahmat Allah untukmu) Mereka menambahkan kalimat wa
rahmatullah. Setiap orang yang akan masuk surga sifatnya seperti Adam as, dan manusia terus saja berkurang (tingginya) sampai sekarang.” (HR Bukhari)

Mengutip sumber yang sama, terdapat pula dalil yang menjelaskan tentang usia Nabi Adam AS.

Banyak riwayat menyebutkan bahwa Nabi Adam memiliki umur 1.000 tahun. Namun dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Nabi Adam pernah memberikan 40 tahun umurnya untuk Nabi Dawud.

“Begitu melihat seseorang dari mereka Adam kagum akan kilatan cahaya yang ada di antara kedua matanya. la lantas bertanya, “Wahai Tuhan, siapakah dia?”

Allah menjawab, “Ini seorang umat akhir zaman dari keturunanmu. Namanya Dawud.” Adam kembali bertanya, “Wahai Tuhan, berapakah engkau jadikan umurnya?”

Allah menjawab “Enam puluh tahun.” Adam lantas memohon, “Tambahkanlah padanya 40 tahun lagi dari umurku.” (HR Al Tirmidzi)

Wallahu alam.

(dvs/inf)



Sumber : www.detik.com