Tag Archives: vibe

10 Hotel Terbaik Dunia 2025 Ada Resor Mewah di NTT, Indonesia


Jakarta

Hotel bukan sekadar tempat menginap, melepas lelah, atau persinggahan sementara bagi para wisatawan. Dengan penataan yang tepat, hotel meninggalkan impresi sangat kuat bagi para pengunjung yang selalu mengingat layanan dan semua ciri khasnya. Keunggulan ini membuat hotel punya posisi spesial di hati para wisatawan.

10 Hotel Terbaik di Dunia 2025

Dikutip dari Travel+Leisure, hotel dengan hospitality berkualitas dan pemandangan indah tersebar di seluruh dunia. Kualitas ini didukung dengan desain yang memanjakan mata plus fasilitas lengkap. Berikut deretan hotel terbaik di seluruh dunia.

1. Hotel Capella Bangkok, Thailand

Capella Bangkok, hotel terbaik di dunia 2024Capella Bangkok, Thailand (dok. Capella Bangkok)

Capella Bangkok terletak di Jalan Charoenkrung, kawasan tepi Sungai Chao Phraya dengan pemandangan yang luar biasa. Lokasi hotel juga sangat strategis yang memudahkan wisatawan menjelajah kuliner, budaya, serta kehidupan modern khas Bangkok.


Dikutip dari New York Post, hotel ini memberikan kesan eksklusif dan privat bagi tamunya dengan hanya menyediakan 101 suite dan vila.
Hampir semua kamar didesain menghadap Sungai Chao Phraya, sehingga tamu dapat menikmati panorama sungai dari balkon pribadinya.

Capella Bangkok semakin istimewa karena layanan personal capella culturist, semacam concierge pribadi. Layanan ini siap merancang pengalaman unik sesuai kebutuhan, mulai dari tur kuliner jajanan khas Bangkok hingga meditasi di kuil tua. Konsep layanan ini jarang ditemukan di hotel lain dan menjadi identitas khas Capella.

2. Hotel Passalacqua, Italia

Hotel PassalacquaHotel Passalacqua (dok. CNN)

Hotel mewah Passalacqua di tepi Danau Como, Italia tak hanya memanjakan tamu dengan layanan dan keindahan alam serta bangunan. Tapi juga kekayaan sejarah yang bikin vibe menginap di hotel ini terasa makin istimewa. Bangunan Hotel Passalacqua telah berdiri sejak abad ke-18 sebagai vilanya para bangsawan dan seniman.

Vila tersebut dipugar menjadi hotel butik tanpa kehilangan nuansa klasik dan antik. Passalacqua hanya memiliki 24 kamar dan suite yang menjadikannya sangat eksklusif. Setiap kamar dihiasi dengan furnitur antik, fresco, lampu kristal murano, dan kain sutra elegan yang membuat suasana begitu berkelas.

Hotel juga punya taman seluas 7 hektar dengan desain bertingkat yang dipenuhi pohon zaitun, mawar, magnolia, dan aliran air hingga ke tepi danau. Lokasi hotel hanya berjarak sekitar 15 menit dari Kota Como sehingga mudah dijangkau tapi tetap jauh dari hiruk pikuk turis.

3. Hotel Rosewood Hong Kong, Hong Kong

Rosewiood Hong KongRosewiood Hong Kong (dok. situs rosewoodhotels)

Rosewood Hong Kong berdiri megah di kawasan Victoria Dockside, Tsim Sha Tsui, Kowloon, tepat di tepi Victoria Harbour. Letaknya sangat strategis dekat layanan kereta MTR, star ferr, pusat perbelanjaan, dan distrik seni sehingga memudahkan tamu menjelajahi kota.

Hotel ini dikenal dengan desain modern mewah berupa jendela besar dari lantai ke langit-langit yang menampilkan panorama pelabuhan. Interiornya memadukan elegansi Asia dengan sentuhan urban kontemporer yang ikonik. Hotel juga menyediakan fasilitas eksklusif seperti Asaya Spa dan Manor Club di lantai 40.

4. Hotel Cheval Blanc, Paris

Hotel Cheval BlancHotel Cheval Blanc (dok. AFP/Thomas Samson)

Cheval Blanc mewujudkan impian para tamu yang ingin melihat keindahan dan merasakan romantisme Paris. Di sini, tamu bangun tidur hanya beberapa langkah dari Museum Louvre dan bisa menyusuri Sungai Seine. Tamu juga bisa melihat langsung panorama Le Marais dan mendapatkan akses langsung ke Notre Dame serta Pont Neuf,

Dikutip dari Architectural Digest, hotel ini memadukan gaya art deco dan kontemporer dengan rancangan interior hasil kreativitas 600 pengrajin. Aula lobi hingga kamar dan suite menampilkan keindahan tekstur marmer, wallpaper buatan tangan, dan furniture custom.

Hotel ini hanya memiliki 72 kamar dan suite mulai dari kamar deluxe hingga suite mewah dengan kolam renang pribadi. Menginap di Cheval Blanc Paris adalah pengalaman istimewa yang memadukan layanan personal, kenyamanan, dan kemewahan karya seni, plus keindahan tatanan kota.

5. The Upper House, Hong Kong

Upper House Hong KongUpper House Hong Kong (dok. situs theupperhouse)

Hotel di distrik Admiralty ini berada di atas Pacific Place dekat dengan stasiun MTR Admiralty. Saking dekatnya, para tamu cukup jalan kaki menuju layanan transportasi umum yang akan membawa pengunjung keliling Hong Kong. Meski berada di pusat, suasananya tetap tenang dan privat.

Dikutip dari Conde Nast (CN) Travel, hote didesain dengan gaya minimalis kontemporer tanpa kehilangan estetika khas Asia modern. Tiap kamar yang tersedia seluas 67 m² dilengkapi dengan palet netral, kayu, oak, serta jendela besar yang menyuguhkan pemandangan pelabuhan dan perbukitan kota.

6. Raffles Singapore, Singapura

Raffles Hotel di Singapura.Raffles Hotel di Singapura (dok. Walter Bibikow/Getty Images)

Raffles Hotel terletak di kawasan strategis Civic District, hanya beberapa langkah dari stasiun MRT City Hall. Hotel juga dekat dengan Raffles City, Marina Baya, Chinatown, dan Orchard Road yang menjadikan setiap eksplorasi terasa gampang dan elegan. Tiap kamar dilengkapi dengan kontrol pribadi lewat iPad.

Arsitektur hotel dirancang bergaya neo-Renaissance-kolonial dengan langit-langit tinggi, lantai kayu, dan teras luas. Dengan desain ini, Raffles Hotel menyediakan pengalaman menginap penuh keanggunan di masa lalu, namun dengan kemewahan modern khas masa kini. Hotel dilengkapi dengan layanan butler pribadi 24 jam yang siap setiap saat.

7. Aman Tokyo, Jepang

Hotel Aman di TokyoHotel Aman di Tokyo (dok. situs Hotel Aman, Tokyo)

Berada di daerah prestisius Otemachi, Chiyoda, Aman Tokyo menempati enam lantai teratas sebuah pencakar langit. Hotel terhubung langsung dengan stasiun Otemachi yang tidak jauh dengan pusat finansial dan dekat Istana Kekaisaran. Kemewahan dan modernitas berpadu dengan cita rasa yang khas dengan akar budaya Jepang.

Atmosfer hotel juga sangat khas Jepang dengan beragam material alami khas negara matahari terbit ini. Misal camphor wood, kertas washi, dan bata batu menciptakan estetika ryokan modern. Kamar tersedia luas dengan jendela dari lantai hingga atap, serta bath tube dari satu blok batu granit. Menginap di sini lebih dari sekedar bermalam, tapi juga merasakan atmosfer tenang Jepang dengan semua aspek budaya dan modernitasnya.

8. Soneva Fushi, Maladewa

Penginapan di Maladewa.Soneva Fushi di Maladewa (dok. CNN/Soneva Fushi)

Hotel Soneva Fushi berada di pulau terbesar di Baa Atoll, Maladewa yang dapat dijangkau melalui penerbangan laut selama sekitar 30 menit dari Malé. Pulau dengan luas sekitar 1,4 km × 0,4 km ini bisa dijelajahi dengan sepeda melewati hutan tropis dan pantai berpasir putih dengan santai.

Vila di hotel ini dibangun dari kayu daur ulang dengan atap alang-alang, memadukan kenyamanan modern dan nuansa alam ruang terbuka, kamar mandi outdoor, kolam pribadi, serta berbagai elemen alami.
Tentunya pengunjung hotel ini memperoleh layanan private dan personal, kuliner avant garde, serta keindahan dan kemewahan khas wilayah tropis.

9. Atlantis The Royal, Dubai

Hotel mewah di Dubai, Atlantis The RoyalHotel mewah di Dubai, Atlantis The Royal (dok. Atlantis the Royal Dubai)

Atlantis The Royal berdiri megah di ujung utara Palm Jumeirah, pulau buatan ikonik berbentuk pohon palm di Dubai. Resor ini menyediakan pemandangan lepas ke Teluk Persia dengan struktur arsitektur futuristik. Bangunan hotel menampilkan desain bertingkat dengan ruang terbuka serta materi transparan untuk menciptakan efek cahaya dan kesejukan alami.

Hotel 43 lantai ini menyediakan 795 kamar yang menampilkan kesan glamor, mewah, dan spektakuler. Tiap tamu bisa merasakan layanan butler 24 jam, akses ke Royal Club Lounge dengan sarapan gourmet hingga afternoon tea, sampai momen eksklusif yang kerap dihadiri selebriti dunia.

10. Nihi Sumba, Indonesia

Intip Resto dan Menu Makanan di Nihi Sumba, Tempat Liburan GiselIntip Resto dan Menu Makanan di Nihi Sumba (dok. instagram @nihisumba)

Hotel ini adalah resor mewah yang berlokasi di Hoba Wawi, Wanaloka, Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur. Ciri khas Nihi Sumba terletak pada filosofi Edge of Wildness, yaitu kemewahan berpadu dengan kebebasan dan koneksi mendalam dengan alam sekitar. Hotel ini hanya menyediakan 27 vila yang dirancang khas rumah tradisional Sumba dengan atap jerami berpuncak, kolam renang pribadi, kamar mandi luar ruangan, dan akses langsung ke laut biru.

Desain ini memadukan estetika rustic dan kenyamanan modern dalam sebuah harmoni. Para tamu di hotel ini berkesempatan menjelajahi budaya dan alam Sumba yang otentik, serta kontribusi terhadap konservasi lingkungan dan pemberdayaan masyarakat lokal melalui tur Sumba Foundation.

Bisa mengunjungi hotel mewah terbaik di dunia ini tentu akan jadi pengalaman berharga. Memori ini tentu sangat menyenangkan dikenang sepanjang hidup.

(row/row)



Sumber : travel.detik.com

Spot Jakarta Versi Lebih Tenang dan Nyastra, di Perpus HB Jassin Tempatnya



Jakarta

Jakarta Pusat memiliki spot yang pas buat berburu koleksi karya sastra sekaligus begitu tenang. Adalah Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jassin di kompleks Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini.

PDS HB Jassin berada di lantai 5 Gedung Panjang, TIM. Di sini, traveler bakal dilempar ke vibe yang tenang, sepi, dan nyastra. Itulah yang dirasakan detiktravel saat mengunjungi PDS HB Jassin pada Selasa (16/9/2025) sore selepas azan Salat Asar.

Di dalam ruangan itu terdapat begitu banyak rak buku dengan beragam karya sastra modern lintas zaman. PDS HB Jassin ini menyimpan manuskrip asli dan dokumen tulisan tangan karya sastrawan besar Indonesia seperti Chairil Anwar dan WS Rendra, ribuan karya sastra (puisi, cerpen, novel), biografi pengarang, Sastra Melayu Tionghoa, berbagai macam majalah, naskah kuno, serta kumpulan surat-surat korespondensi sastrawan.


Ya, ruangan itu lekat sastrawan, baik dalam bentuk foto atau kutipan. Termasuk, foto HB Jassin, yang memiliki nama lengkap Hans Bague Jassin. Beliau wafat pada 11 Maret 2000 dalam usia 83 tahun.

Dikutip dari antara, budayawan sekaligus Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (2015-2024) Hilmar Farid menilai HB Jassin sebagai sosok penulis kritik sastra yang tekun melahirkan berjilid-jilid karya tulis sehingga dikenal dengan julukan Paus Sastra.

HB Jassin berperan sebagai seorang arsiparis. Menurut catatan, dia sudah mulai mengumpulkan arsip sejak awal tahun 1930-an. Dia menyimpan penerbitan sastra dalam berbagai bentuk, berupa surat dan dokumen pribadi, makalah seminar, makalah diskusi yang tidak diterbitkan dan berbagai macam bentuk dokumentasi lainnya.

Perpustakaan ini adalah pusat dokumentasi sastra terbesar di Indonesia dan menjadi rujukan vital bagi penelitian sastra dan humaniora nasional maupun internasional.

PDS HB JassinPDS HB Jassin (dok. Qonita Hamidah/detik travel)

detiktravel menelusuri rak demi rak di perpus yang berawal dari inisiatif Sang Paus Sastra–julukan untuk HB Jassin–dan menemukan banyak pengunjung duduk di lantai. Mereka sibuk membaca, bekerja dengan laptop, atau melihat-lihat aneka koleksi ari dataran Eropa, Asia, dan Amerika.

Di seputar area PDS HB Jassin memang tidak terdapat tempat duduk atau meja kerja. Pengunjung yang ingin membaca, menulis, atau bekerja dengan laptop duduk di lantai dan melakukan kegiatannya. Nah, mereka yang ingin duduk mau tidak mau harus keluar ruangan PDS HB Jassin lebih dulu.

Dengan koleksi buku-buku sastra itu, PDS HB Jassin cukup emnjadi oase bagi pencari ketenangan dan ilmu di jantung kota Jakarta. Untuk sementara, pengunjung diajak menyelami pemikiran dan wawasan para pegiat sastra. Paduan diksi yang tepat adalah pemandangan indah bagi pecinta sastra.

Koleksi lain PDS HB JassinKoleksi lain PDS HB Jassin (dok. Qonita Hamidah/detik travel)

Buat traveler yang ingin memuaskan hobi baca, sekadar ingin meningkatkan pengetahuan, atau memang mendalami sastra, PDS HB Jassin adalah pilihan yang tepat. Traveler dijamin menemukan dunia baru yang sangat memukau dan bisa jadi menimbulkan ketagihan literasi.

(fem/row)



Sumber : travel.detik.com

Kafe Unik Konsep Jepang di Bandung Bikin Netizen Penasaran

Bandung

Tempat nongkrong yang asyik di Bandung seakan tak ada habisnya. Ada satu tempat yang berhasil mencuri perhatian dan menjadi perbincangan, terutama di media sosial.

Namanya Hahakohi, sebuah kafe kecil di kawasan Cilengkrang yang menawarkan konsep unik dan berbeda dari kafe lain pada umumnya. Berlokasi di tikungan jalan, Hahakohi justru memiliki daya tarik tersendiri.

Nuansanya yang adem, terutama di pagi dan sore hari, membuat pengunjung betah berlama-lama. Menurut salah satu pengunjung, Gilang, tempat ini sangat cocok untuk bersantai.


“Senang sih, nuansanya. Suasananya, meskipun di pinggir jalan di tikungan,” ujarnya.

Hahakohi tidak hanya viral di media sosial. Banyak pengunjung yang datang kembali karena suka dengan menu dan suasana yang ditawarkan. Daya tarik utama kafe ini adalah konsepnya yang kental dengan nuansa jalanan Jepang.

Hal ini terlihat dari dekorasi yang tidak biasa, seperti ornamen kaca cembung layaknya di setiap sudut jalanan Jepang dan mesin penjual otomatis (vending machine) yang otentik.

Lutfi alias Adit, pemilik Hahakohi, menjelaskan bahwa konsep ini terinspirasi dari pengalamannya saat sering bolak-balik ke Jepang. Ia ingin membawa “vibe” urban street di sana ke Bandung.

“Jadi, saya coba gambar, coba desain seperti ini. Nama Hahakohi sendiri punya makna yang tak kalah unik. Haha diambil dari bahasa Jepang yang artinya ibu, sementara kohi adalah kopi. Jadi, Hahakohi berarti kopi buatan ibu. Sederhananya, itu saja,” kata Adit sambil tertawa.

Meskipun baru berusia empat bulan, kafe yang berdiri sejak Juni 2025 ini berhasil menarik berbagai kalangan, tidak hanya Gen Z yang menjadi target awal mereka. Millenial bahkan generasi Alpha pun ikut penasaran. Menurut Adit, hal ini tidak lepas dari peran media sosial. Berkat konten digital marketing yang kuat, Hahakohi bisa viral di luar ekspektasi.

“Tantangan terbesar yang dihadapi Hahakohi adalah menyesuaikan selera rasa Jepang yang tidak terlalu manis dengan lidah orang Indonesia yang umumnya menyukai rasa manis. Namun, seiring berjalannya waktu, para pengunjung mulai memahami esensi rasa dari menu-menu yang disajikan,” jelas Adit.

—-

Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikTravel. Anda bisa mengirim cerita perjalanan Anda melalui tautan ini



Sumber : travel.detik.com