Tag Archives: warna-warni

Cara Buat Bubble Chat WhatsApp Jadi Warna-warni, Nggak Hijau Mulu


Jakarta

Ada kabar bahagia untuk pengguna lama WhatsApp. Jika kamu sudah bosan dengan bubble chat WA yang berwarna hijau saja, kini WhatsApp mengeluarkan opsi warna lain.

Lewat fitur baru bernama ‘Tema Chat’, warna bubble chat pengguna kini dapat diganti sesuai selera kamu. Fitur itu berisi desain dari warna, mode, hingga wallpaper di dalam aplikasi WhatsApp. Pengguna bisa memilih sesuai dengan apa yang disukai dan membuat nuansa aplikasi berbeda.

Lebih lanjut, WhatsApp menawarkan 20 warna yang dapat digunakan pengguna. Ada warna merah, ungu, sampai biru loh, detikers.


Pilihan warna bubble chat di WhatsApp. Total ada 20 opsi warna.Pilihan warna bubble chat di WhatsApp. Total ada 20 opsi warna. Foto: Aisyah Kamaliah/detikINET

Untuk mengganti warna bubble chat di WhatsApp, kamu bisa mengikuti langkah-langkah berikut ini.

Cara Buat Bubble Chat WhatsApp menjadi Warna-warni

  • Buka aplikasi WhatsApp
  • Lanjut ke menu Settings
  • Sentuh ‘Chats’
  • Pilih opsi ‘Default chat theme’
  • Klik opsi ‘Chat colour’
  • Tentukan warna yang kamu mau. Setelah selesai, warna bubble chat WA akan berubah!

Selain itu juga ada beberapa pilihan untuk wallpaper. Kamu dapat masuk ke opsi ‘Wallpaper’ yang ada di bawah ‘Chat colour’. Di samping wallpaper yang telah disediakan, WA juga membolehkan pengguna memakai wallpaper dari gallery sendiri.

Jadi, itulah cara membuat bubble chat WhatsApp menjadi warna-warni. Silahkan dicoba ya, detikers.

(ask/asj)



Sumber : inet.detik.com

7 Fakta Kampung Warna-Warni Jodipan yang Sampai Bikin Turis Asing Terkesan



Malang

Kampung Wisata Jodipan menjadi salah satu destinasi wisata paling ikonik dan instagramable di Kecamatan Blimbing, Malang, Jawa Timur. Deretan rumah warna-warni yang membuat kagum wisatawan lokan dan turis-turis internasional.

Bahkan, dalam salah satu ulasan daring, seorang turis asal Singapura menyampaikan testimoni kaget dengan apa yang dilihatnya di Kampung Jodipan. Ternyata, kampung warna-warni itu jauh lebih indah dari yang ia lihat di media sosial.

Biasa disebut Kampung Warna-warni, Jodipan berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Brantas, Malang. Sebenarnya, ada dua kampung warna-warni, yaitu Jodian dan Tridi. Dua kampung warna-warni itu dihubungkan dengan jembatan kaca Ngalam.


Merujuk arsip pemberitaan detikcom, kampung itu digagas oleh kelompok mahasiswa yang sedang melakukan Event Public Relation.

Selain itu, masih ada sejumlah fakta lain tentang desa warna-warni di Malang itu.

Berikut tujuh fakta tentang desa warna-warni Jodipan:

1. Praktikum Mahasiswa UMM

Desa Jodipan berubah menjadi desa warna-warni berkat inisiasi delapan mahasiswa Program Studi Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) diketuai Nabila Firdausiyah.

Saat itu, Nabila mengatakan semua anggota timnya adalah mahasiswa Komunikasi UMM yang sedang menempuh mata kuliah Praktikum Event Public Relations. Tugas praktikum itulah yang mengharuskan mereka membuat program bermanfaat untuk masyarakat dengan menggandeng klien dari perusahaan swasta atau pemerintah.

Kampung warna-warni di MalangKampung warna-warni di Malang (nisyanisyoong/d’Traveler)

“Kami harus membuat sebuah event yang bisa mencakup semuanya, partisipasi masyarakat, kebersihan, keindahan, kreativitas, dan yang penting kontinuitas,” kata Nabila.

Kelompok mahasiswa itu menyulap kampung yang dulunya kumuh menjadi destinasi wisata baru. Mereka mengubah kampung itu dengan pengecatan warna-warni pada dinding, atap, pagar rumah hingga jalan setapak dan tangga-tangga batu.

Salah satu anggota kelompok itu Salis Fitria mengatakan ide mengecat Jodipan menjadi desa warna-warni terinspirasi oleh konsep kawasan Kickstater, Rio De Janeiro, Brazil, Yunani, dan Kota Cinque Terre, Italia.

2. Menghabiskan Cat 2 Ton

Praktikum itu dilakukan dengan membuat program kerja bakti bersih-bersih, mengecat pagar, dan membuat mural. Mereka kemudian menggandeng produsen cat di Malang yang memproduksi cat merk Decofresh. PT Indana Paint sangat tertarik.

Pemilik cat merk Decofresh ini siap menggelontorkan dana Corporate Social Responsibility (CSR)-nya untuk program itu. Mereka manamainya sebagai “Decofresh Warnai Jodipan”. Tak kurang 2 ton cat dihabiskan untuk menyulap kampung di bantaran sungai itu.

3. Diresmikan Wali Kota Malang

Pada perjalanannya, pengecatan desa itu melibatkan berbagai elemen masyarakat dilibatkan untuk memulai bersih-bersih dan pengecatan lingkungan.

Pada 4 September 2016, Kampung Wisata Jodipan diresmikan oleh Wali Kota Malang H. Mochamad Anton.

4. Lokasi dan Rute

Kampung Jodipan MalangKampung Jodipan Malang (Joel Wakanno/d’traveler)

Kampung Warna Warni Jodipan berada di Jalan Ir H Juanda Nomor 9 RT 9 RW 2, Jodipan, Kecamatan Blimbing, Kota Malang. Lokasinya yang strategis membuat akses menuju kampung wisata ini terbilang mudah dijangkau.

Dari Alun-alun Kota Malang, traveler bisa melewati Jalan Gatot Subroto. Hanya membutuhkan waktu 3 menit untuk tiba ke lokasi ini.

Bagi traveler dari luar kota dan menggunakan kereta api, dari Stasiun Malang, desa Jodipan itu bisa dicapai 2.

5. Harga Tiket

Harga masuk ke satu kampung ini Rp 10.000 per orang. Jika ingin menyeberang, traveler akan dikenakan biaya Rp 5.000 dan Rp 10.000 untuk masuk ke kampung Tridi. Harganya masih cukup murah, ya.

6. Fasilitas buat Wisatawan

Fasilitas yang ditawarkan Kampung Warna Warni Jodipan cukup lengkap untuk kunjungan singkat. Seperti toilet, musala, parkir kendaraan, dan warung makan ringan.

7. Daya Tarik

Dari jauh, Kampung Wisata Jodipan langsung membetot perhatian. Rumah dengan warna-warni menjadi daya tarik utama desa itu.

Selain itu, di sini terdapat Jembatan Kaca Ngalam yang menghubungkan Kampung Jodipan dengan Kampung Tridi. Jembatan yang panjangnya 25 meter dan tingginya 8 meter ini sangat aman, karena bisa menampung beban sekitar 250 kg. Pengunjung juga bisa berfoto-foto di atas jembatan ini dengan latar belakang Kampung Jodipan yang penuh warna.

Kampung Tridi sebagai tetangga Kampung Jodipan juga bisa disinggahi sekaligus.

(fem/ddn)



Sumber : travel.detik.com

Warna-warni Stasiun Manggarai-Jakarta Kota yang Jarang Disadari


Jakarta

Stasiun Manggarai-Jakarta Kota ternyata memiliki keunikan yang mungkin tak disadari penumpang. Di balik padatnya penumpang KRL Bogor-Jakarta Kota, keunikan ini adalah ciri khas yang menandai tiap stasiun dan tentunya menjadi keindahan sendiri.

KRL Bogor-Jakarta Kota melewati jalur layang yang diresmikan tahun 1992, dikutip dari akun Instagram commuterline. Rute ini melewati Stasiun Cikini, Gondangdia, Juanda, Sawah Besar, Mangga Besar, dan Jayakarta hingga sampai di Jakarta Kota.


Warna-warni Stasiun Manggarai-Jakarta Kota

detikTravel sempat mengunjungi stasiun di jalur KRL Bogor-Jakarta Kota yang ternyata memang punya warna keramik dan cat berbeda.

1. Stasiun Cikini

warna-warni stasiun arah maggarai-kotaStasiun Cikini (dok. Qonita Hamidah/detik travel)

Saat turun di peron kereta, detikers disajikan pemandangan stasiun yang berwarna serba coklat cerah. Dinding cokelat ini bukan sekadar estetika tanpa makna namun melambangkan elegansi, kehangatan, kegembiraan, dan energi.

Stasiun di Menteng, Jakarta Pusat ini juga menggunakan kombinasi keramik abu-abu dari lobi hingga tangganya. Terkait fasilitas penumpang, stasiun dilengkapi empat lokasi tangga serta dua eskalator untuk naik dan turun penumpang.

2. Stasiun Gondangdia

warna warni stasiun manggarai-kotaStasiun Gondangdia Foto: Qonita Hamidah/detik travel

Berikutnya adalah Stasiun Gondangdia dengan warna kuning telur pada dinding, keramik lantai, hingga tangganya. Warna kuning cerah dipadukan dengan abu-abu di lantai stasiun sebagai kombinasi sekaligus menegaskan kesan positif.

Dikutip dari akun Instagram commuterline warna kuning melambangkan kebahagiaan, keceriaan, optimisme, dan energi positif. Semangat ini diharapkan ada pada tiap penumpang KRL, meski harus berjibaku dengan padatnya KRL dan waktu tempuh tidak sebentar.

3. Stasiun Juanda

warna warni stasiun manggarai-kotaStasiun Juanda Foto: Qonita Hamidah/detik travel

Stasiun Juanda terletak di Gambir, Jakarta Pusat, dan diresmikan pada 1872. Saat turun dari KRL Commuter Line, detikers akan disajikan pemandangan serba biru langit mulai dari peron, tangga lobi, hingga pintu keluar berbeda dengan stasiun sebelumnya.

Untuk lantai, Stasiun Juanda menggunakan keramik warna abu-abu putih yang tak sama dengan dinding. Dikutip dari Instagram @commuterline, warna biru pada dinding Stasiun Juanda memberikan kesan ketenangan, kedamaian, dan kesejukan bagi para pengguna.

4. Stasiun Sawah Besar

warna warni stasiun manggarai-kotaStasiun Sawah Besar (dok. Qonita Hamidah/detikTravel)

Stasiun di Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat ini menggunakan warna lilac (seperti keunguan) pada dindingnya. Warna yang sama digunakan untuk lantai yang dipadukan dengan keramik warna abu-abu.

Warna ungu di Stasiun Sawah Besar memberikan kesan lembut dan nyaman dilihat penumpang. Terkait mobilitas penumpang, stasiun menyediakan empat tangga dengan masing-masing punya 52 anak tangga, serta dua eskalator untuk naik dan turun.

5. Stasiun Mangga Besar

warna warni stasiun manggarai-kotaStasiun Mangga Besar (dok. Qonita Hamidah/detik travel)

Warna oranye mendominasi stasiun yang terletak di Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat sejak dibangun pada 1992. Oranye memberi kesan cerah, modern, dan energik yang diharapkan bisa dirasakan para penumpang KRL.

Dinding Stasiun Mangga Besar dilapisi keramik oranye, dan di samping jendelanya diletakkan tanaman hias yang menambah kesan elegan. Lantainya berwarna cokelat, berjajar dari pintu masuk hingga keluar dengan 42 anak tangga.

6. Stasiun Jayakarta

warna warni stasiun manggarai-kotaStasiun Jayakarta (dok. Qonita Hamidah/detik travel)

Jayakarta adalah stasiun terakhir sebelum KRL berhenti di Jakarta Kota. Ciri khas stasiun ini adalah penggunaan panel warna pink dan kuning muda pada bangunannya. Warna merah muda begitu mendominasi, hingga Stasiun Jakarta sekilas seperti serba pink.

Stasiun Jayakarta yang terletak di Mangga Dua Selatan, Jakarta Pusat ini bernuansa modern dengan warna yang tak pernah diubah sejak awal berdiri. Jayakarta dilengkapi dengan empat tangga untuk naik turun penumpang dari peron, masing-masing terdiri atas 47 anak tangga.

Seiring waktu, banyak stasiun memiliki renovasi untuk perbaikan layanan dan kemudahan penumpang. Perbaikan stasiun memang tidak meninggalkan bangunan asli atau cagar budaya setempat, meski desainnya cenderung nyaris sama.

Detik travel sempat menanyakan kemungkinan serupa terjadi pada stasiun di sepanjang rute Manggarai-Jakarta Kota dengan warna-warninya yang khas. Menurut perwakilan PT KAI, kemungkinan tersebut bergantung sepenuhnya pada kebijakan pemerintah.

“Pembangunan dan pengembangan stasiun dilakukan oleh pemerintah, dalam hal ini Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan. KAI Commuter hanya operator,” kata Humas PT Kereta Commuter Indonesia, Leza Arlan, dalam keterangan tertulis yang diterima detikTravel.

Menelusuri stasiun-stasiun warna-warni di jalur layang Manggarai-Kota bisa jadi pengalaman unik tersendiri bagi para pengguna KRL. Selain fungsinya sebagai transportasi, tiap stasiun juga menghadirkan nuansa visual dan makna warna yang berbeda.

(row/ddn)



Sumber : travel.detik.com

Pernah Heran Kenapa Rumah di Denmark-Swedia Warna-warni? Ini Jawabannya!



Jakarta

Rumah-rumah yang ada di negara Skandinavia, seperti Norwegia, Denmark, dan Swedia, umumnya menggunakan warna-warna cerah pada bagian eksteriornya. Hal ini terjadi bukan tanpa alasan lho.

Di negara-negara tersebut, warna cat eksterior yang sering digunakan adalah merah, kuning, hingga putih. Dilansir dari Insight Vacations, di Nyhavn, Denmark, penggunaan cat eksterior berwarna terang dilakukan sekitar abad ke-17 di wilayah sekitar pelabuhan.

Kala itu belum ada nomor rumah dan cara mudah para nelayan untuk menemukan rumah mereka adalah dengan mengecat bagian depan rumah mereka. Warna setiap bangunan berbeda dari yang lainnya jadi memudahkan nelayan menemukan rumahnya.


Namun seiring berjalannya waktu, terjadi perpindahan pelayaran dan perdagangan ke tempat lain sehingga area itu agak terbengkalai. Pada pertengahan abad ke-20, penduduk setempat mulai merestorasi kawasan tersebut dan menghidupkan kembali warna-warna yang pudar agar lebih ‘hidup’.

Beda lagi dengan yang terjadi di Swedia dan beberapa wilayah Norwegia. Di sana ada banyak bangunan yang berwarna merah khususnya merah Falun.

Warna tersebut merupakan hasil sampingan dari penambangan tembaga yang berupa besi oksida dan beberapa bahan mineral lainnya. Hasil itu dicampur dengan tepung gandum hitam dan minyak biji rami untuk menghasilkan warna Falun.

Pada abad ke-17, warna tersebut menjadi ikon karena mirip dengan batu bata yang kala itu harganya sangat mahal dan hanya bisa dimiliki orang kaya. Tak heran warna itu banyak diburu orang.

Selain itu, warna Falun ternyata tahan lama dan terjangkau, jadi banyak dipakai oleh para petani dan warga desa yang kemudian menjadi ciri khas pedesaan di Swedia dan Norwegia.

Penggunaan Warna Putih dan Kuning

Dilansir dari Foveo Tech, warna kuning dan putih juga kerap digunakan di Skandinavia. Tapi, biasanya dipakai oleh orang-orang cukup kaya.

Cat rumah warna kuning banyak digunakan oleh perajin dan kalangan menengah yang mampu beli cat dengan harga yang agak lebih mahal. Warna kuning itu dihasilkan dari oker dan minyak hati ikan kod. Lama-lama, warna ini dibeli oleh para bangsawan sebagai pembeda karena warna merah sudah banyak digunakan.

Sementara itu, cat warna putih sering diasosiasikan dengan orang kaya karena harga catnya paling mahal pada zaman dulu. Untuk bisa mendapatkan warna putih, perlu ditambahkan mineral seng putih atau zinc white.

Walau demikian, anggapan-anggapan bahwa warna cat tertentu hanya bisa dibeli oleh kalangan bangsawan semakin memudar karena harga cat semakin terjangkau. Banyaknya rumah berwarna cerah saat ini sudah seperti tradisi saja.

Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.

Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini

(abr/abr)



Sumber : www.detik.com