Tag Archives: wisata china

Kereta Gantung Mogok di Ketinggian, Wisatawan Panik



Jakarta

Puluhan wisatawan terjebak dalam kereta gantung di Kawasan Wisata Gunung Tianmen, Provinsi Hunan, China. Kereta itu macet di udara selama lebih dari satu jam.

Dikuttip dari Vietnam Express, Kamis (9/10/2025), insiden tersebut terjadi pada 5 Oktober sekitar pukul 18.40 waktu setempat. Saat itu, terjadi gangguan listrik dan komunikasi.

Beberapa video, yang direkam oleh turis menjadi viral di platform Douyin, memperlihatkan dua kabin kereta gantung bergoyang hebat di angkasa. Setiap kabin ditumpangi sekitar 10 penumpang. Mereka tampak panik dan ketakutan.


Seorang saksi mata menggambarkan pengalaman mengerikan itu dengan mengatakan bahwa kereta gantung berulang kali berhenti dan bergerak. Dia menilai situasi tersebut sagat berbahaya karena ayunan menggantung di ketinggian.

Dalam video lain, seorang turis wanita terlihat berteriak saat kabin berguncang keras.

Kengerian itu bahkan menular kepada warganet yang menonton video itu. Beberapa netizen berkomentar bahwa mereka hampir pingsan saat melihat rekaman tersebut. Bahkan, ada yang menilai kondisi bisa lebih menakutkan jika ada angin kencang.

Pihak pengelola kawasan wisata langsung mengaktifkan rencana darurat untuk memastikan keselamatan para turis. Sistem kereta gantung berhasil diperbaiki pada pukul 20.00 dan seluruh penumpang yang terjebak dapat dievakuasi dengan selamat.

Pengelola Kawasan Wisata Gunung Tianmen menyampaikan permohonan maaf secara terbuka. Mereka juga berjanji untuk melakukan evaluasi menyeluruh demi mencegah kejadian serupa di masa depan.

Gunung Tianmen terletak di Taman Nasional Gunung Tianmen. Kereta gantung itu mulai beroperasi pada 2005 dengan menghubungkan puncak gunung dengan stasiun kereta Zhangjiajie yang berada di dekatnya.

Dengan panjang 7.455 meter, kereta gantung Tianmen Mountain sering disebut dalam publikasi pariwisata sebagai kereta gantung penumpang terpanjang di dunia yang melintasi pegunungan tinggi.

(fem/fem)



Sumber : travel.detik.com

Pengalaman Beli Barang ‘Made in China’ Original di Negaranya Langsung



Jakarta

Selama ini China dikenal sebagai pabrik dunia tempat lahirnya berbagai produk teknologi, fesyen, hingga kebutuhan rumah tangga yang tersebar ke seluruh penjuru bumi. Bagaimana saat belanja langsung barang-barang made in China langsung di lokasi?

Ternyata, ada satu hal yang tak banyak disadari oleh wisatawan saat belanja Made in China di negeri asalnya. Ada sensasi yang berbeda.


Di China, traveler bisa menemukan barang-barang orisinal buatan pabrikan besar dengan kualitas terbaik dan harga jauh lebih murah dibandingkan di negara lain. detikcom mengunjungi Kota Wuhu beberapa waktu lalu. Di kota ini banyak yang menjual smartphone, gadget, dan aksesori elektronik dengan inovasi terkini.

“Wah, ini kita beli barang ‘Made in China’ original ya, beli langsung di negaranya,” celetuk seorang rekan detikcom yang seperti orang Indonesia lain selama ini beli barang Made in China ya di Indonesia.

Kini, banyak merek lokal China yang tak kalah kualitasnya dari brand global. Produk fashion seperti Peacebird, Li-Ning, atau Anta sudah mendunia. Merek yang terakhir merupakan merek sepatu yang lagi banyak dibeli orang Indonesia, termasuk rombongan yang diikuti detikcom.

Di sisi teknologi, nama-nama seperti Lenovo, Huawei, dan Xiaomi telah menjadi simbol inovasi dan efisiensi khas China.

Di mal Wuhu anda bisa melihat aneka produk yang dijual oleh produsen ini, bahkan produsen mobil seperti Chery juga sering terlihat memamerkan mobilnya, termasuk mobil amfibi Chery Jetour G700.

Selain pusat perbelanjaan modern, pasar tradisional di China juga menawarkan pengalaman yang unik dengan kuliner yang khas.

Namun saat belanja, ingat kartu kredit yang Anda bawa dari Indonesia, biasanya tidak akan berlaku di China, pembayarannya selalu ditolak.

Sebagai penggantinya anda bisa menggunakan uang tunai Yuan atau menyambungkan kartu kredit/debit anda dengan aplikasi pembayaran China seperti Alipay atau WeChat Pay. Sebelum bisa menggukanannya, anda diwajibkan melakukan verifikasi paspor terlebih dulu.

Hampir semua toko di Wuhu sudah menggunakan transaksi QR code, jadi tinggal sorot saja QR code menggunakan aplikasi, maka pembayaran bisa dilakukan. Pastikan koneksi seluler di HP anda aktif.

(ddn/fem)



Sumber : travel.detik.com

Menyusuri Wuhu Ancient City, Peradaban Tua di Tepi Sungai Yangtze



Wuhu

Di tepi Sungai Yangtze, sekitar 350 km dari Shanghai, berdiri sebuah kota tua yang kini menjadi magnet wisata baru di China Timur, Wuhu Ancient City. Salah satu magnet wisata dengan perpaduan arsitektur klasik dan sentuhan modern perkotaan.

Wuhu Ancient City terletak di Distrik Jinghu, Kota Wuhu, yang bisa ditempuh sekitar 1,5 jam dari Hefei (ibu kota Anhui) atau 3 jam perjalanan kereta cepat dari Shanghai. Kalau naik bus perjalanan akan ditempuh selama 5-6 jam dalam kondisi jalan tol lancar.

Begitu tiba di gerbang kota tuanya, pengunjung disambut suasana nostalgia. Banyak wisatawan lokal dan internasional datang untuk berfoto di gerbang utama dengan latar tulisan Wuhu Ancient City.


Mengutip berbagai sumber, Kota Wuhu dulunya adalah kota pelabuhan penting di Sungai Yangtze pada masa Dinasti Ming dan Qing. Kota Wuhu termasuk salah satu kota besar di Provinsi Anhui setelah Hefei. Wuhu juga menjadi markas besar produsen mobil China, Chery Automobile.

Di tepi Sungai Yangtze, sekitar 350 km dari Shanghai, berdiri sebuah kota tua yang kini menjadi magnet wisata baru di Tiongkok Timur, Wuhu Ancient City.Penulis di salah satu spot di Wuhu Ancient City. (Dadan Kuswaraharja/detikcom)

Sejak 2021, pemerintah setempat melakukan revitalisasi besar-besaran agar kawasan bersejarah ini menjadi destinasi wisata budaya dan kuliner.

Bangunan-bangunan berarsitektur klasik China dipugar dengan detail autentik: dinding bata abu-abu, atap melengkung, dan jendela kayu berukir. Beberapa bagian dari kota tua seperti gerbang masih dipertahankan. Kita bisa berpose di berbagai bangunan rumah atau benteng yang bertuliskan Wu Hu.

Di tepi Sungai Yangtze, sekitar 350 km dari Shanghai, berdiri sebuah kota tua yang kini menjadi magnet wisata baru di Tiongkok Timur, Wuhu Ancient City.Di tepi Sungai Yangtze, sekitar 350 km dari Shanghai, berdiri sebuah kota tua yang kini menjadi magnet wisata baru di China Timur, Wuhu Ancient City. (Dadan Kuswaraharja/detikcom)

Namun di balik tampilan tradisional itu, pengunjung bisa menemukan deretan kafe modern, butik seni, dan toko suvenir khas Anhui, sampai kuil dengan patung-patung berukuran besar.

Daya tarik lain di Wuhu Ancient City adalah jalan kulinernya yang hidup hingga malam hari. Di sini Traveler bisa menemukan beragam hidangan khas Anhui dan sajian populer dari berbagai daerah di China.

Di tepi Sungai Yangtze, sekitar 350 km dari Shanghai, berdiri sebuah kota tua yang kini menjadi magnet wisata baru di Tiongkok Timur, Wuhu Ancient City.Salah satu spot di Wuhu Ancient City. (Dadan Kuswaraharja/detikcom)

Ada juga mie tangan khas Anhui, pangsit kukus isi daging babi, hingga kudapan manis seperti Tanghulu (buah berlapis gula).

Yang unik-unik mungkin adalah tahu busuk. Makanan tradisional Tiongkok yang berwarna kelam terbuat dari tahu yang difermentasi sehingga memiliki bau menyengat, mirip bau limbah atau keju busuk.Namun di balik warna tahunya yang berwarna kehitaman ternyata rasanya enak mengejutkan.

Deretan toko di gang-gang kecil menjual kerajinan tangan khas Anhui seperti ukiran batu, kipas bambu, dan teh yang disebut sebagai teh terbaik di China.

Wisatawan juga bisa membeli pernak-pernik tradisional China seperti lentera mini dan boneka kain buatan lokal. Pengunjung juga bisa mencoba pakaian tradisional dan berpose di berbagai spot instagramable di Wuhu Ancient City.

(ddn/fem)



Sumber : travel.detik.com

Hotel-Hotel di China Tolak Turis Asing, Ada Apa?



Jakarta

Banyak turis asing yang liburan ke China mengeluhkan pengalaman kurang menyenangkan. Mereka ditolak oleh hotel meskipun telah memiliki reservasi.

Dikutip dari ABC News, Kamis (23/10/2025), penolakan itu didapatkan dengan alasan si traveler tidak memiliki kartu residensi permanen China. Mereka pun terpaksa mencari akomodasi lain.

Pengalaman itu didapatkan oleh Alice Jiao, yang memesan kamar di sebuah hotel di Nanjing pada Februari. Saat memesan kamar di Nanjing Rest Yizhi Hotel, dia sudah memastikan bahwa hotel tersebut menerima tamu asing. Namun, setibanya di hotel, staf hotel menyatakan bahwa mereka hanya menerima tamu asing dengan kartu residensi permanen China.


Pengalaman serupa dibagikan oleh wisatawan dari Malaysia, Singapura, Rusia, Inggris, dan Amerika Serikat (AS) melalui berbagai platform, seperti Reddit, Xiaohongshu, dan Booking. Penolakan itu paling sering terjadi di hotel kecil atau hotel dengan tarif ekonomis.

Pada Januari 2025, wisatawan asal Malaysia, Emily Qin, mengaku ditolak oleh Royal International Apartment di Guangzhou. Dia mengatakan pada aplikasi pemesanan tidak mencantumkan batasan tersebut.

Para traveler yang mendapatkan pengalaman itu menilai penolakan itu menyulitkan, apalagi bagi mereka yang liburan bersama keluarga dengan anak kecil atau wisatawan lanjut usia.

Di aplikasi domestik seperti Meituan, Ctrip, dan Qunar, banyak hotel secara eksplisit menyatakan bahwa mereka hanya menerima tamu dengan kartu identitas China daratan. Namun, informasi ini sering kali tidak tercantum di platform internasional seperti Booking dan Expedia.

Seperti dikutip Channel News Asia, berdasarkan Undang-Undang Administrasi Masuk dan Keluar China, hotel wajib mendaftarkan tamu asing dan melaporkan data mereka ke polisi setempat dalam waktu 24 jam. Bagi beberapa hotel, terutama hotel di kota-kota kecil, sering kali menghadapi kesulitan dalam sistem registrasi tamu asing, dan memerlukan pelaporan kepada pihak berwenang setempat. Beberapa hotel juga tidak memiliki pelatihan atau fasilitas yang memadai untuk menangani tamu dari luar China.

Kondisi itu berbanding terbalik dengan upaya China memulihkan pariwisata usai wabah Covid. Pada 2024, jumlah kedatangan wisatawan asing mencapai 131,9 juta, naik 61% dibandingkan tahun sebelumnya, didukung oleh relaksasi visa dan reformasi lainnya.

Sebelumnya, hukum China memang mewajibkan hotel memiliki lisensi khusus “kualifikasi akomodasi asing” untuk menerima tamu internasional. Aturan itu mulai dilonggarkan dan resmi dihapus pada Mei 2024 sebagai bagian dari reformasi pariwisata usai pandemi.

Konsultan perjalanan seperti The China Guide menyarankan wisatawan untuk memesan hotel bintang empat atau lebih tinggi, yang biasanya memiliki staf bilingual dan proses registrasi paspor yang lebih lancar. Wisatawan juga disarankan untuk membaca ulasan, memeriksa detail listing dengan cermat, dan menghubungi hotel untuk konfirmasi sebelum memesan.

(fem/fem)



Sumber : travel.detik.com