Tag Archives: wisata edukatif

Bawa Rp 10 Ribu Bisa Puas-puasin Wisata Edukatif di Kuningan



Kuningan

Museum Taman Purbakala Cipari di Kuningan menawarkan wisata sejarah terjangkau. Hanya dengan Rp 10.000, traveler bisa menikmati pengalaman edukatif dan pemandangan indah.

Dengan hanya membawa uang sebesar Rp 10.000, pengunjung sudah bisa menikmati pengalaman wisata edukatif di tempat yang menyimpan jejak kehidupan manusia purba.

Museum Taman Purbakala Cipari terletak di Kelurahan Cipari, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan. Museum ini menyajikan kekayaan sejarah berupa benda-benda peninggalan zaman prasejarah yang dipamerkan secara rapi, baik di dalam ruangan museum maupun di taman terbuka yang mengelilinginya.


Koordinator Museum, Maman Purnaman, menjelaskan bahwa uang Rp 10.000 sudah sangat cukup untuk menikmati berbagai fasilitas yang tersedia di museum.

“Bawa uang Rp 10.000 sangat cukup. Tiket masuk Rp 2.000. Kalau mau ada tambahan sama bukunya itu ada harganya Rp 3.000. Nah Rp 5.000 sisanya bisa buat beli air minum,” tutur Maman.

Tiket masuk ke museum hanya seharga Rp 2.000. Dengan tiket tersebut, pengunjung dapat menjelajahi seluruh area taman yang asri dan tertata bersih, serta melihat langsung berbagai peninggalan sejarah berupa batu-batu besar berusia ribuan tahun yang diduga merupakan bagian dari kebudayaan megalitikum.

Selain itu, pengunjung juga bisa bersantai menikmati udara segar sambil duduk di area taman yang rindang. Suasana yang tenang membuat tempat ini cocok sebagai lokasi beristirahat atau sekadar berfoto dengan latar susunan batu-batu purba yang ikonik.

Bagi yang ingin lebih memahami sejarah museum dan benda-benda yang dipamerkan, pengelola juga menyediakan buku panduan seharga Rp 3.000. Buku ini memuat informasi lengkap mengenai sejarah berdirinya Museum Taman Purbakala Cipari serta penjelasan mengenai koleksi yang ada.

Sisa uang Rp 5.000 bahkan masih bisa dimanfaatkan untuk membeli sebotol air mineral di warung yang tak jauh dari area museum. Ini membuat pengalaman berwisata di Cipari tak hanya terjangkau, tapi juga nyaman dan menyenangkan.

Museum Taman Purbakala Cipari buka setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 16.00 WIB. Lokasinya yang mudah diakses dan suasananya yang tenang menjadikan museum ini sebagai alternatif wisata sejarah yang ramah di kantong sekaligus edukatif. Jika Anda sedang berkunjung ke Kuningan, sempatkanlah mampir dan rasakan sensasi bertualang ke masa lalu hanya dengan Rp 10.000.

Artikel ini sudah tayang di detikJabar. Klik di sini untuk membaca selengkapnya.

(dir/ddn)



Sumber : travel.detik.com

Belajar Sambil Main di Aviary Park Indonesia, Cocok buat Liburan Keluarga!



Jakarta

Sedang mencari tempat wisata yang seru tapi tetap edukatif untuk liburan bersama anak dan si Kecil? Aviary Park Indonesia di Bintaro adalah jawabannya! Tempat wisata bertema satwa ini menghadirkan pengalaman unik, di mana anak-anak bisa belajar lebih dekat dengan berbagai jenis burung dan hewan eksotik.

Menariknya lagi, mereka juga akan diajak berpetualang menyusuri berbagai ekosistem dunia yang dibuat semirip mungkin dengan aslinya. Mulai dari desert (gurun), savanna (padang rumput), rainforest (hutan hujan tropis), swamp (rawa-rawa) dan lake (danau). Setiap zona menghadirkan satwa dan suasana khas masing-masing yang membuat pengalaman mereka makin menyenangkan.

Lokasi & Harga Terjangkau


Aviary Park Indonesia berlokasi di kawasan Bintaro Creative District, Sektor 3 Bintaro. Tempat ini cocok untuk menghabiskan quality time bareng keluarga sambil memberikan pengalaman baru dan seru untuk si kecil.

Untuk tiket masuk berkisar RP 98.000 untuk weekday dan Rp 118.000 saat weekend. Adapun Aviary Park Indonesia buka pukul 09.00-18.00 WIB setiap harinya.

Jadi, tunggu apa lagi? Ajak anak-anak eksplor dunia satwa di Aviary Park dan manfaatkan promonya sekarang juga!

(anl/ega)



Sumber : travel.detik.com

Tak Cuma buat Rekreasi, TSI Juga Jadi Tempat Edukasi dan Konservasi



Jakarta

Tak hanya menjadi destinasi wisata favorit keluarga, Taman Safari Indonesia (TSI) juga berperan penting sebagai pusat edukasi dan konservasi satwa. Melalui berbagai program pelestarian dan kegiatan pembelajaran interaktif, TSI berupaya menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga keanekaragaman hayati.

Beberapa hari lalu, detikTravel berkesempatan untuk berkunjung ke Taman Safari Indonesia (TSI) yang berada di Bali. Di sana diperlihatkan bukan hanya TSI sebagai destinasi wisata tapi juga sebagai destinasi edukasi yang sekaligus menjaga tempat konservasi.

Terpantau ada beberapa area yang didedikasikan untuk konservasi beberapa satwa seperti burung Jalak Bali yang begitu cantik. Dengan keseluruhan badannya didominasi warna putih dan ada warna biru di bagian matanya.


Tak cuma di Bali, TSI yang mempunyai unit di beberapa kota di Indonesia juga melakukan pelestarian yang sama. Board of Director TSI, Agus Susanto, menjelaskan beberapa keberhasilan dalam mem-breeding dan melestarikan satwa yang sudah terancam populasinya.

“Di (Taman Safari) Batang itu dolphin akan melahirkan pada awal November, kemudian di Solo itu beberapa kali sudah melahirkan tiga ekor anak macan bengal. Oh iya di Batang juga burung unta, kemudian komodo sering netes (telurnya) di Batang,” kata Agus, Sabtu (11/10/2025).

“Di Taman Safari Bogor yang sedang kita coba sekarang itu pada ya. Jadi ini adalah usaha-usaha dari Taman Safari Group untuk melakukan konservasi,” dia menambahkan.

Lebih lanjut, Agus bercerita di Taman Safari Prigen ada area konservasi untuk burung-burung kicau yang sudah langka dan salah satunya termasuk burung Jalak Bali. Dengan upaya tersebut kini burung Jalak Suren yang sudah dilepasliarkan di sana pun telah beranak-pinak.

Taman Safari Indonesia bukan sekadar tempat rekreasi tapi juga jadi tempat edukasi sekaligus tempat konservasiPenjelasan TSI bukan sekadar tempat rekreasi tapi juga tempat edukasi dan konservasi di Taman Safari Bali, Jumat (10/10/2025). (Muhammad Lugas Pribady/detikcom)

Dan masih banyak lagi satwa-satwa lainnya yang coba untuk dilestarikan oleh Taman Safari Indonesia. Setiap tahunnya akan ada satwa-satwa yang dilepas kembali ke alam liar.

Dalam kesempatan yang sama, Head of Media Digital TSI, Finky Santika, mengatakan bahwa TSI ini lebih mengedepankan aspek konservasinya, yang diimbangi dengan rekreasinya. Hal tersebut supaya masyarakat yang berkunjung bukan sekadar terhibur tetapi juga bisa belajar dan ikut memahami pentingnya pelestarian satwa.

“Taman Safari sendiri terdaftar sebagai lembaga konservasi, jadi kalau misalnya orang-orang tahunya Taman Sadari itu tempat bermain, betul juga. Tapi kita lebih fokusnya ke lembaga konservasi,” kata Finky.

Taman Safari Indonesia juga bekerja sama dengan beberapa pihak seperti Kementerian Kehutanan, Kementerian Lingkungan Hidup, BKSDA, dan beberapa NGO lainnya.

“Kita dipercaya untuk membantu mereka dalam menjaga ekosistem yang ada di Indonesia. Jadi kayak kemarin kita berhasil melepas atau introduction Banteng Jawa di Pangandaran itu kita kasih dua pasang Banteng Jawa,” kata dia.

Finky bercerita populasi Banteng Jawa di sana sudah tidak ada lagi dan kebetulan pihaknya masih memiliki satwa tersebut. Hingga sekarang Banteng Jawa yang telah dikirim ke Pangandaran itu sudah berhasil berkembang biak.

“Di sana itu sudah punah jadi sudah tidak ada lagi. Tapi kita masih ada, akhirnya kita kirim dua pasang Banteng Jawa dan berhasil breeding kemarin baru lahiran di bulan Agustus jadi itu membantu,” ujar dia.

(upd/fem)



Sumber : travel.detik.com