Tag Archives: xiaomi indonesia

7 Tips Bikin Foto Hitam Putih ala Leica Modal HP

Jakarta

Fotografi hitam putih memiliki daya tarik tersendiri, terutama dalam memusatkan perhatian pada tekstur dan kontras tanpa gangguan warna. Dengan menggunakan HP, kamu bisa menghasilkan foto hitam putih yang estetik ala Leica.

Dalam workshop yang digelar komunitas fotografi mobile TwentyTwoSecond bareng Xiaomi Indonesia diterangkan kalau mengambil foto hitam putih menggunakan kamera HP memiliki keunggulan tersendiri. Dimensi smartphone yang kompak mempermudah kita untuk menangkap momen di mana dan kapan saja.

Selain itu, HP terkini juga sudah dilengkapi dengan filter hitam putih yang lebih autentik, salah satunya dimiliki Xiaomi 14. Alhasil kita bisa membuat obyek utama atau skenario di dalam foto seolah memberikan cerita yang kuat tanpa memerlukan narasi atau caption tambahan.


Untuk membantu kamu membuat foto hitam putih ala Leica modal HP, TwentyTwoSecond memberikan sejumlah tips:

1. Pilih Mode Fotografi

Banyak smartphone yang ada di pasaran, seperti Xiaomi 14, menawarkan mode foto hitam putih. Mode ini dirancang untuk meniru kualitas dan estetika kamera klasik, memberikan efek otentik dengan kualitas terbaik.

Dengan memanfaatkan mode ini, kamu bisa menghasilkan foto hitam putih yang tajam dan penuh detail, tanpa perlu banyak pengeditan tambahan. Ini adalah cara yang praktis dan efisien untuk mendapatkan hasil fotografi yang profesional hanya dengan menggunakan smartphone.

2. Nyalakan Opsi Grid

Mengaktifkan opsi grid pada layar kamera adalah langkah sederhana namun sangat efektif dalam fotografi. Grid membantu kamu menyusun komposisi yang lebih seimbang dengan memanfaatkan aturan sepertiga, di mana subjek utama ditempatkan di sepanjang garis atau pada titik pertemuan garis-garis grid.

Ini tidak hanya membuat foto lebih menarik secara visual, tetapi juga membantu menarik perhatian langsung ke subjek utama, menciptakan gambar yang lebih dinamis dan terstruktur.

Memotret Hitam Putih ala TwentyTwoSecondSaat memotret gunakan zoom dengan bijak. Foto: TwentyTwoSecond

3. Bijak Gunakan Zoom

Hindari penggunaan zoom berlebihan karena dapat mengurangi kualitas foto dan membuat gambar terlihat buram. Sebaiknya, dekati objek secara fisik jika memungkinkan untuk mendapatkan detail yang tajam dan jelas. Dengan cara ini, kamu bisa memastikan hasil foto tetap berkualitas tinggi dan penuh detail, menciptakan gambar yang lebih memukau.

4. Stabilkan Kamera

Stabilitas adalah kunci utama dalam menghasilkan foto hitam putih yang tajam dan berkualitas. Getaran kecil pada kamera dapat menyebabkan gambar menjadi buram, terutama dalam kondisi pencahayaan rendah.

Untuk mengatasi hal ini, gunakan tripod kecil yang dapat membantu menjaga kamera tetap stabil saat memotret. Tripod ini sangat berguna, terutama ketika kamu menggunakan kecepatan shutter yang lambat.

Jika tidak memiliki tripod, kamu bisa mengatur posisi tubuh untuk menjaga kestabilan. Pegang kamera dengan kedua tangan dan tekankan siku pada tubuh untuk mengurangi getaran. Selain itu, tahan napas saat menekan tombol shutter untuk meminimalkan gerakan yang tidak diinginkan. Dengan menjaga kamera tetap stabil, kamu akan mendapatkan hasil foto hitam putih yang lebih tajam dan detail, menciptakan gambar yang memukau dan profesional.

Memotret Hitam Putih ala TwentyTwoSecondPerhatikan arah cahaya saat memotret Foto: TwentyTwoSecond

5. Perhatikan Arah Cahaya

Memperhatikan arah cahaya saat memotret sangat penting. Cahaya yang tepat dapat menonjolkan fitur wajah dan menghilangkan bayangan yang tidak diinginkan, sehingga detail wajah terlihat jelas dan ekspresi lebih hidup.

Untuk foto portrait misalnya, perhatikan arah cahaya agar wajah obyek utama tidak memiliki siluet pada sisi tertentu.

6. Tentukan Tema

Agar mempermudah pengambilan photo story bisa menentukan tema yang ingin kamu ciptakan. Tema akan membantu kamu fokus pada elemen-elemen penting dan menciptakan narasi visual yang menarik dan kohesi

Misalnya, proses pembuatan kopi, cerita tentang peracikan atau profil barista. Dengan menentukan tema, kamu dapat mengambil sudut pandang yang lebih kuat dan menghasilkan rangkaian foto yang bercerita.

Memotret Hitam Putih ala TwentyTwoSecondJurus Set of Three Foto: TwentyTwoSecond

7. Jurus Set of Three

Teknik “set of three” sering digunakan untuk membuat rangkaian cerita fotografi. Mulai dengan foto pembuka yang menampilkan keseluruhan tema yang ingin ceritakan. Kemudian, foto kedua bisa memotret setiap adegan, bisa berupa aktivitas dari yang ingin diceritakan atau subyek di dalam cerita.

Terakhir, bisa mengambil foto detail sebagai pelengkap dari rangkaian skenario yang ingin diceritakan. Ketika rangkaian foto hitam putih sudah didapat menggunakan ketiga format tersebut, maka bisa tercipta sebuah photo story yang lebih memikat, hingga menciptakan emosi yang lebih dalam dari mereka yang melihatnya.

(afr/afr)



Sumber : inet.detik.com

Tips Ambil Foto yang Bisa Bercerita ala Fotografer Anton Ismael


Jakarta

Sebagai medium visual, foto juga bisa menjadi wadah bercerita. Begini tips mengambil foto portrait yang bisa bercerita ala fotografer Anton Ismael.

Menurut Anton, untuk mengambil foto portret yang bernarasi objek tidak harus terlihat sensasional. Objek foto yang awalnya terlihat biasa saja pasti memiliki sesuatu yang menarik jika dilihat dari dekat, misalnya gestur yang menunjukkan hubungan objek dengan orang lain.

“Kadang kita luput satu hal yang detail itu. Kalau saya sih motret lihat detail itu kadang gestur orang itu sangat menarik untuk saya. Maksudnya kayak gesturnya, senyumnya,” ujar Anton dalam acara Kelas Malam Bersama Anton Ismael yang digelar Xiaomi Indonesia di Bandung, Jawa Barat.


Selain memperhatikan detail, Anton juga menekankan pentingnya framing atau pembingkaian objek. Ia mengatakan framing penting untuk mengaitkan objek dengan lingkungan di sekitarnya.

Selanjutnya, Anton menjelaskan tiga jenis fotografi yang bisa dipelajari untuk mengambil foto bernarasi yaitu sequence, diptik, dan juxtapose. Sequence adalah rangkaian tiga foto atau lebih dengan satu foto utama yang menunjukkan portret objek dan foto lain untuk menjelaskan kisah objek.

“Kita harus cukup peka gambar ini bisa menceritakan apa ya. Sequence itu juga bisa berupa simbol-simbol yang bisa kita angkat seperti apa manusianya, tangannya, detailing,” ujar Anton.

Sementara itu diptik adalah dua foto bersampingan yang menunjukkan objek dengan identitas atau lingkungannya. Anton mencontohkan salah satu karya diptik yang bisa dipelajari adalah serial foto ‘Where Children Sleep’ karya fotografer James Mollison.

Teknik fotografi terakhir adalah juxtapose yang menekankan kontras antara objek dengan objek lain atau lingkungan sekitarnya. Foto ini biasanya diambil berkali-kali untuk memperkuat jalan ceritanya, seperti karya salah satu murid Anton yang memperlihatkan sampah di samping tempat sampah.

“Misalnya ada sebuah tempat sampah tapi dengan sampah yang di sampingnya, secara berulang-ulang terus. Dia pengin bicara bagaimana orang Indonesia malas banget buang sampah pada tempatnya,” pungkasnya.

(vmp/vmp)



Sumber : inet.detik.com

Tips Foto Portrait Wajah Anti Gagal Pakai Xiaomi 14T Series


Jakarta

Mengambil foto close-up dengan gaya bokeh menggunakan ponsel kini semakin mudah berkat mode portrait. Fotografer Anton Ismael membagikan sederet tips untuk memaksimalkan pengambilan foto portrait menggunakan ponsel.

Anton mengatakan, jika ingin mengambil foto wajah close-up sebaiknya menggunakan lensa dengan sudut yang sempit agar fokus ke wajah. Hindari lensa yang lebar seperti model ultrawide karena biasanya dipakai untuk menangkap ruangan.

“Pakai yg lebih sempit biar apa? Mengurangi distorsi jadi penyok-penyok begitu,” kata Anton dalam acara Kelas Malam Bersama Anton Ismael yang digelar Xiaomi Indonesia di Bandung, Jawa Barat.


Anton mencontohkan mode portrait di Xiaomi 14T series yang memiliki focal range 23mm, 35mm, 50mm, dan 75mm yang memungkinkan pengambilan foto portrait dengan zoom. Menurutnya, mengambil foto portrait dengan mode 50mm merupakan pilihan yang paling proporsional untuk mengambil foto wajah.

Sebaliknya, jika ingin mengambil foto full body, Anton menyarankan mengambil foto menggunakan kamera ultrawide karena bisa memanfaatkan distorsi sehingga membuat tubuh terlihat lebih tinggi dan jenjang.

“Jadi kelihatan tinggi banget karena dia memainkan distorsi. Tapi untuk struktur wajah hati-hati jadi cembung nanti,” ujar Anton.

Fotografer Anton IsmaelFotografer Anton Ismael Foto: Virgina Maulita Putri/detikINET

Selain itu, Anton juga menghindari mengambil foto portrait pada pukul 12 siang atau saat matahari berada di atas kepala. Pasalnya cahaya yang datang dari atas menimbulkan bayangan di bagian mata dan mulut sehingga wajah terlihat gelap.

“Jadi saya misalnya motret outdoor maksimal jam 8, cahayanya itu dari samping. Pokoknya biasanya saya memaksimalkan jam 8 atau mulai lagi jam 4 sore,” jelas Anton.

Meski begitu, ada beberapa cara untuk mengatasi pencahayaan yang terlalu kuat. Salah satunya adalah dengan membuat diffused light sehingga pencahayaan terlihat lebih lembut.

Ini bisa dilakukan hanya dengan memanfaatkan benda sehari-hari seperti kertas atau tisu. Bisa juga dengan mendekatkan objek ke dinding berwarna putih yang bisa memantulkan cahaya ke wajah.

“Kita tidak bisa mengatur cahaya dari mana tapi kita bisa selalu menempatkan oran-orang ini di mana,” pungkasnya.

(vmp/vmp)



Sumber : inet.detik.com

Tips Bikin Foto yang Lebih Bercerita ala Sandy Wijaya


Jakarta

Sandy Wijaya, seorang fotografer profesional ternama di Indonesia, menjelajahi keindahan eksotis Sumba, hanya berbekal Xiaomi 15T Pro.

Dalam ekspedisi ini, Sandy membuktikan bahwa kamera Xiaomi 15T Pro benar-benar mampu menghasilkan “masterpiece” layaknya kamera profesional, mengabadikan setiap emosi dan detail budaya di pulau tersebut.

“Xiaomi 15T Pro ini sangat cocok bukan hanya untuk fotografer profesional, tapi juga bagi siapa saja yang serius ingin memaksimalkan kemampuan kamera di smartphone mereka,” kata Sandy, dalam keterangan yang diterima detikINET.


Menurutnya, fitur telephoto menjadi “kartu as” yang membuat pengalaman memotret menjadi lebih fleksibel dan profesional.

“Dengan smartphone, kita bisa lebih leluasa mendekat ke subjek tanpa membuatnya merasa terintimidasi, seperti saat menggunakan kamera besar. Dengan mendekat ke objek, kita bisa mengabadikan detail-detail foto yang mungkin tidak terlihat dari jarak jauh,” tambahnya.

FItur tele foto lewat lensa Leica 5x Pro Telephoto 50MP yang ada di Xiaomi 15T Pro ini ini menemani lensa kamera utama 50MP dan ultra-wide 12MP, yang memberikan rentang focal length dari 15mm sampai 230mm.

“Kehadiran Xiaomi 15T Series ini menjadi bentuk komitmen Xiaomi untuk menghadirkan teknologi terkini dan memudahkan penggunanya dalam menghasilkan mahakarya hanya dengan menggunakan smartphone. Dengan begitu, tren mobile photography bisa lebih menyebar lagi, dan semua orang bisa menyalurkan kreativitas masing-masing serta cara mereka dalam melihat dunia di sekitarnya,” kata Andi Renreng, Marketing Director Xiaomi Indonesia, dalam keterangan yang sama.

Kemudian Sandy pun membagikan tiga tips untuk membuat foto yang lebih bercerita. Menurutnya, tiga tips ini esensial untuk pecinta fotografi mobile yang mau membuat “Masterpieces far closer” menggunakan Xiaomi 15T Series.

3 Tips Menciptakan Foto yang Lebih Bercerita

Jangan Takut Bereksperimen dengan Perspektif

Hasil Kamera Xiaomi 15T ProHasil Kamera Xiaomi 15T Pro Foto: Dok. Xiaomi Indonesia

Sering kali, objek yang sama bisa menghasilkan cerita yang berbeda hanya dengan mengubah lensa atau sudut pandang (angle). Sehingga, jangan hanya terpaku pada lensa utama. Lensa Telephoto pada Xiaomi 15T Series, khususnya Leica 5x Pro Telephoto di versi Xiaomi 15T Pro, dapat memberikan perspektif yang unik dan dramatis, menonjolkan subjek serta menciptakan latar belakang yang indah.

Manfaatkan juga fitur-fitur pendukung yang membuat eksplorasi jadi lebih menyenangkan, seperti Master Portrait yang hadir dengan efek bokeh baru, dan efek Wide atau Bubbles, serta Leica Street Photography Mode untuk mengubah pilihan focal length secara instan dari 28mm, 35mm, 50mm, 75mm, hingga 135mm.

Ciptakan Efek Dramatis dengan Memaksimalkan Cahaya

Hasil Kamera Xiaomi 15T ProHasil Kamera Xiaomi 15T Pro Foto: Dok. Xiaomi Indonesia

Jangan batasi diri pada area yang terang benderang. Foto paling dramatis justru sering tercipta dari kontras antara terang dan gelap. Lensa Optik Leica Summilux pada Xiaomi 15T Pro memiliki aperture yang sangat besar, mencapai ƒ/1.62. Secara sederhana, ini berarti kamera mampu menangkap cahaya jauh lebih banyak dibandingkan kamera smartphone biasa.

Dengan kemampuan ini, jangan ragu untuk mengeksplorasi area-area yang lebih “gelap”. Kamera akan tetap mampu menangkap detail, tekstur, dan kontras yang hidup, bahkan dalam kondisi minim cahaya. Eksplorasi bayangan (shadow) dan cahaya yang masuk (highlight) dapat mengubah suasana foto secara total, menjadikannya sebuah masterpiece yang penuh kedalaman.

Dekati Subjek dengan Optical Zoom

Hasil Kamera Xiaomi 15T ProHasil Kamera Xiaomi 15T Pro Foto: Dok. Xiaomi Indonesia

Semakin dekat kita dengan objek atau subjek yang difoto, maka kita bisa mengabadikan detail-detail yang mungkin luput dari jauh, seperti tekstur kain atau warna mata. “Di Ratenggaro, saya bertemu banyak warga Sumba. Saya senang bisa memotret ekspresi dan aksinya. Menurut saya, dengan berada lebih dekat dengan subjek foto, saya bisa semakin menghidupkan cerita yang ingin saya bagikan, dan Xiaomi 15T Pro menjadikan setiap detail foto terasa lebih sinematik,” tutur Sandy.

Jika kondisi kurang memungkinkan untuk mendekati subjek secara fisik, kemampuan Optical Zoom Xiaomi 15T Pro adalah kunci untuk mewujudkannya.

“Gunakan zoom untuk memenuhi frame Anda dengan subjek. Dengan mendekatkan objek, misalnya dengan 5x Optical Zoom, Anda tidak hanya menangkap gambar, tetapi juga emosi yang lebih intim, tekstur detail, dan cerita yang lebih dalam. Ini adalah cara paling efektif untuk membuat foto Anda lebih personal, dan lebih ekspresif, karena Anda fokus pada esensi subjek tanpa kompromi kualitas,” tutupnya.

(asj/asj)



Sumber : inet.detik.com