Tag Archives: yudhoyono

Berkenalan dengan Endang Sumitra, Orang Bogor yang Melayani 6 Presiden



Jakarta

Endang Sumitra mungkin bukan nama yang akrab di panggung politik nasional, tetapi pria asal Bogor itu mempunyai rekam jejak luar biasa, yakni melayani enam presiden Indonesia. Selama 36 tahun, ia menjadi saksi bisu dinamika kekuasaan, dari era Soeharto hingga Joko Widodo.

detiktravel berjumpa dengan Endang saat napak tilas untuk menandai ulang tahun Bogor ke-543 pada Sabtu (7/6/2025). Agenda itu tergolong istimewa.

Acara yang diikuti lebih dari 30 peserta tersebut menyuguhkan kisah dan akar sejarah Bogor, sejak masa Kerajaan Salakanagara, pusat budaya Pajajaran, hingga dikenal dunia sebagai Buitenzorg.


Riwayat nan panjang itu disampaikan dalam narasi hangat oleh pendiri Komunitas Japas (Jalan Pagi Sejarah) Jhonny Pinot dan Abdullah Abubakar Batarfie. Namun, yang paling menarik dan membuat peserta antusias adalah tuturan Endang. Dia pernah mengabdi di lingkungan Istana Bogor sejak 1982 hingga 2018.

Endang Sumitra, mantan Kasubag Rumah Tangga dan Protokol Istana BogorKomunitas Jalan Pagi Sejarah (Japas) menyimak paparan tentang riwayat Bogor dari Endang Sumitra, mantan Kasubag Rumah Tangga dan Protokol Istana Bogor (Sudrajat / detikcom)

Lelaki kelahiran April 1960 itu cukup fasih memaparkan riwayat Istana dan jejak-jejak peradaban yang membentuk wajah Bogor. Juga kisah-kisah humanis saat dia berinteraksi langsung dengan para presiden, mulai Soeharto, BJ Habibie, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono, dan Joko Widodo.

“Begitu lulus SMA di Bogor pada 1982 saya bekerja di Istana mengikuti jejak Bapak, Kakek, dan Buyut,” kata Endang yang jabatan terakhirnya Kepala Sub Bagian Rumah Tangga dan Protokol Istana Bogor saat berbincang dengan detiktravel di sela-sela acara napak tilas.

Buyutnya, ia melanjutkan, pernah menjadi Mandor Taman Kebun Raya dan Istana di era Gubernur Jenderal Alidius Warmoldus Lambertus Tjarda van Starkenborgh-Stachouwer yang berkuasa di Bogor pada 1936 – 1942. “Kalau Bapak saya pernah jadi sopir pribadi Ibu Fatmawati,” kata Endang.

Hal itu berlangsung sejak Fatmawati keluar dari Istana sebagai bentuk protes atas keputusan Presiden Sukarno yang menikahi Hartini pada Juli 1953. Fatmawati tinggal di Jalan Sriwijaya, Jakarta Selatan.

Meski cuma berijazah SMA, Endang mengaku rutin mengikuti pelatihan, pembekalan dan penyegaran terkait keprotokoleran tingkat nasional yang digelar oleh Rumah Tangga Istana dan Departemen Luar Negeri. Pesertanya, selain para pegawai Istana Negara dan Merdeka di Jakarta, juga pegawai Istana Bogor, Cipanas, Yogyakarta, dan Bali. Dari lingkungan pemerintahan ada perwakilan dari segenap departemen dan lembaga negara, serta pemerintah provinsi.

“Saya ikut terus sejak Kepala Rumah Tangga Istana dijabat Brigjen Sampurno, Pak Joop Ave, dan Pak Maftuh Basyuni,” ujarnya.

Endang Sumitra mengisahkan riwayat pembangunan Istana Bogor hingga kisah-kisah humanis para presiden yang pernah dilayaninya.Endang Sumitra mengisahkan riwayat pembangunan Istana Bogor hingga kisah-kisah humanis para presiden yang pernah dilayaninya. (Sudrajat / detikcom)

Pada 1992/93, atas perintah Ii Atikah Sumantri (Kepala Istana Bogor), Endang melanjutkan kuliah ke Fakultas Hukum Universitas Pakuan. Ia mengambil jurusan Hukum Tata Negara dengan pengajar antara lain Prof Paulus Effendi Lotulung.

“Karena kuliah sambil kerja, saya baru wisuda pada 1998 setelah Pak Harto lengser,” ujarnya.

Terkait interaksinya dengan Presiden Soeharto, Endang mengklaim dirinya sebagai orang yang kerap diminta ajudan dan anggota paspampres agar tak jauh-jauh dari lingkaran penguasa Orde Baru itu setiap ke Istana atau ke peternakan di Tapos. Kenapa?

“Karena saya yang bertugas menjinjing wireless TOA. Kalau berjarak lima meter saja suara Pak Harto pasti tak terdengar oleh hadirin,” kata Endang disambut tawa.

Kalau dengan Gus Dur, ia melanjutkan, dirinya yang mengatur prosesi pemotongan dan pengolahan daging rusa menjadi sate. Kalau pelayan menyiapkan lima tusuk sate rusa untuk Gus Dur, Endang dipastikan akan menguranginya atas perintah Ibu Sinta Nuriyah menjadi dua tusuk saja. Hal itu dilakukan untuk menjaga kesehatan Gus Dur.

Dari enam presiden yang pernah dilayaninya, Endang mengaku paling intens berinteraksi dengan Jokowi. Sebab Presiden ketujuh RI itu sejak 2015 sehari-harinya tinggal di pavilion Dyah Bayurini di kompleks Istana Bogor. Jokowi yang menugaskannya menanam aneka bunga warna-warni dan pohon merambat agar lingkungan Istana terkesan menyatu dengan Kebun Raya.

“Sejak era Pak Harto, entah kenapa kami dilarang menanam perdu atau tanaman merambat. Juga dilarang menanam pohon yang berduri, seperti bunga mawar. Sekalipun harum dan warnanya indah, karena berduri kami tak menanamnya,” ungkap Endang.

Ia juga yang diminta mendatangkan para pedagang angkringan ke halaman Istana setiap kali Presiden Jokowi menggelar sidang kabinet.

“Bapak bilang lebih murah dan lebih enak ketimbang menu katering,” ujar Endang.

(fem/ddn)



Sumber : travel.detik.com

Di Istana Cipanas Bung Karno Menikah hingga Memotong Nilai Rupiah



Cianjur

“Ibu-ibu, Bapak-bapak ada yang masih ingat apa itu sanering?,” tanya Lena, pemandu wisata sejarah Istana Cipanas, Rabu (20/8/2025) lalu. Para ibu dan bapak anggota Komunitas Japas (Jalan Pagi Sejarah) Bogor sebagian menggelengkan kepala dan saling pandang kebingungan.

Namun ada juga yang dengan lantang menyebut sanering sebagai pemotongan rupiah. Lena membenarkan dan hadirin pun bertepuk tangan.

Semula ia menjelaskan riwayat bangunan yang kini dikenal sebagai Istana Cipanas. Bangunan utama di kompleks tersebut dibangun di masa pemerintahan kolonialis Belanda Gustav W. Baron Van Imhoff pada 1740 sebagai tempat peristirahatan. Oleh Sukarno kemudian ditetapkan menjadi salah satu Istana Kepresidenan.


Salah satu koleksi yang kerap membuat penasaran para pengunjung Istana Cipanas adalah lukisan bertajuk ‘Jalan Seribu Pandang’. Lukisan karya Soejono D.S. pada 1958 itu menggambarkan pohon yang di tengahnya terdapat jalanan lurus. Berbeda dengan lukisan lainnya, jalan tersebut tetap terlihat lurus seolah mengikuti arah dimana kita melihatnya jika dilihat dari berbagai arah.

Lukisan yang bernama lain ‘Lukisan Menuju Kaliurang’ itu merupakan salah satu dari 10 lukisan favorit Presiden Joko Widodo pada saat dipamerkan di Pameran Lukisan Galeri Nasional pada Agustus 2016. Namun dalam kunjungan di Istana Cipanas Rabu kemarin kami harus cukup puas mengintipnya dari teras.

Kembali ke soal sanering, pada 13 Desember 1965 Presiden Sukarno memimpin sidang cabinet bidang ekonomi di Istana Cipanas. Salah satu keputusan yang dibuat adalah menetapkan perubahan nilai mata uang rupiah dari Rp 1.000 menjadi Rp 1 atau dikenal dengan istilah sanering.

Jauh sebelum itu, tepatnya pada 7 Juli 1953, Sukarno menikah dengan Hartini secara sederhana dan tertutup di Istana Cipanas. Akibatnya, tak cuma menerima kecaman dari berbagai kelompok masyarakat dan media massa kala itu, Sukarno pun harus kehilangan ‘Ibu Negara’ Fatmawati. Ibunda dari Megawati itu memilih pergi dari Istana Merdeka karena tak sudi dimadu lalu tinggal di rumah pribadinya di Jalan Sriwijaya, Jakarta Selatan.

Sementara Hartini oleh Sukarno ditempatkan di salah satu pavilion Istana Bogor. Di sana Hartini ikut mendampingi berbagai acara kenegaraan Presiden Soekarno, seperti menerima kunjungan Presiden Vietnam Utara Ho Chi Minh, Norodom Sihanouk (Kamboja) dan Kaisar Hirohito dari Jepang.

Khusus Ho Chi Minh, Sukarno pernah menerimanya secara khusus di Gedung Bentol pada Maret 1959. Gedung tempat dia tetirah itu dibangun pada 1954. Di sana masih terdapat meja kerja berbentuk L, kursi, dan tempat tidur kecil. Di atas meja terpajang beberapa bingkai foto antara lain Sukarno bersama Fatmawati, dan seorang bidan. Juga foto Ho Chi Minh dan Sukarno.

Kenapa dinamai gedung bentol? Menurut Kepala Subbagian Protokol dan Layanan Cecep Koswara penamaan itu karena di sekitar dinding bangunan terpasang batu-batu yang sengaja dibuat menonjol seperti bentol di kulit.

Di bangunan karya arsitek kenamaan F. Silaban itu, kata Cecep, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pernah beberapa kali memanfaatkannya untuk membuat lagu dan lukisan.

(jat/ddn)



Sumber : travel.detik.com

Sejarah Hari Batik Nasional, Diperkenalkan ke Dunia oleh Soeharto-Dikukuhkan SBY



Jakarta

Setiap tanggal 2 Oktober, negara kita merayakan Hari Batik Nasional. Apabila ditarik lebih jauh, dalam sejarahnya batik tulis pernah mengalami pasang surut ketika melintasi zaman.

Dikatakan dalam buku Akulturasi dalam bahasa Rupa pada Motif Batik Belanda Cirebon dan Batik Pesisir Jawa oleh Nuning Y Damayanti Adisasmito dkk, masyarakat Jawa pada masa lalu memahami, motif batik menunjukkan status dan kondisi sosial masyarakat. Maka dari itu mengenakannya tidak boleh sembarangan.

Setiap elemen harus sesuai makna dan simbol pada kain. Hal ini membuat batik tradisional memiliki pola dengan simbol dan makna khusus, sangat bernilai dan dihargai (Kendhall, 1926)


Sejarah Hari Batik Nasional

Sejarah Hari Batik Nasional dimulai dari pengakuan batik sebagai warisan budaya tak benda oleh United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) pada 2009. Pengakuan tersebut terjadi pada sidang ke-4 Komite Antar Pemerintah tentang Warisan Budaya Tak Benda di Abu Dhabi pada 2 Oktober 2009.

Ketika itu, batik diakui bersama beberapa unsur budaya lain seperti keris, wayang, noken, dan tari Saman sebagai bagian dari Warisan Budaya Takbenda Manusia atau Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity.

Semula, batik diperkenalkan kepada lingkungan global oleh Presiden Soeharto ketika mengikuti konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Batik Indonesia lalu didaftarkan untuk memperoleh status Intangible Cultural Heritage (ICH) melalui UNESCO pada 4 September 2008 di Jakarta.

Pada 9 Januari 2009, pengajuan batik untuk Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi UNESCO diterima secara resmi. Batik kemudian dikukuhkan sebagai bagian dari Warisan Budaya Tak benda dalam sidang keempat Komite Antar-Pemerintah yang dilaksanakan oleh UNESCO di Abu Dhabi pada 2 Oktober 2009.

Presiden RI saat itu, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) lantas menjadikan 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 33 Tahun 2009 yang dikeluarkan pada 17 November 2009.

Dengan adanya Keppres tersebut, Kementerian Dalam Negeri lantas menerbitkan surat edaran yang mengimbau seluruh pegawai pemerintah tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten agar mengenakan batik setiap Hari Batik Nasional.

(nah/faz)



Sumber : www.detik.com

Masuk Gerbang Indonesia Harus Pakai Aplikasi All Indonesia



Jakarta

Mulai 1 Oktober 2025, setiap penumpang internasional yang masuk Indonesia wajib mengisi aplikasi All Indonesia sebagai syarat perjalanan.

Seluruh penumpang pesawat/kapal yang masuk melalui bandara/pelabuhan internasional diharuskan mengisi formulir kedatangan (arrival card) secara digital melalui Aplikasi All Indonesia.


All Indonesia merupakan sebuah aplikasi digital terpadu yang mengintegrasikan layanan imigrasi, kepabeanan, karantina, dan kesehatan di pintu masuk internasional, baik di bandara maupun pelabuhan.

Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Agus Andrianto menegaskan bahwa All Indonesia hadir sebagai jawaban atas meningkatnya arus lalu lintas penumpang di Indonesia.

“Ini bukan hanya kepentingan satu kementerian, melainkan bagian dari agenda pembangunan nasional untuk menciptakan pelayanan publik berkualitas dan keamanan perbatasan yang kuat,” ujar Agus.

Berdasarkan data keimigrasian, jumlah perlintasan penumpang meningkat signifikan dari 20 juta orang pada 2023 meningkat sekitar 20% menjadi 24 juta orang pada 2024, dan dari Januari hingga September 2025 sudah menyentuh 20 juta orang.

“Mudah-mudahan masih bersisa 3 bulan lagi, Ini akan melampaui daripada kedatangan warga negara asing, dan WNI kita yang akan melakukan perlintasan ke dalam Indonesia,” ujar Agus.

Agus menambahkan, bandara adalah etalase bangsa. Pengalaman pertama wisatawan mancanegara di pintu masuk akan membentuk citra Indonesia di mata dunia.

“Sistem deklarasi lintas batas yang modern, ramah, dan efisien adalah cermin sebuah bangsa yang besar dan percaya diri. Melalui digitalisasi, kita membongkar sekat birokrasi yang berbelit dan menghadirkan pelayanan optimal bagi masyarakat,” tegasnya.

Sementara itu Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menyampaikan bahwa peluncuran All Indonesia merupakan tindak lanjut dari uji coba yang telah dilakukan di tiga bandara besar Soekarno-Hatta, Juanda, dan Ngurah Rai sejak Juli 2025.

“Selama dua bulan uji coba berjalan baik, dan hari ini kita resmikan All Indonesia. Tapi layanan publik sifatnya dinamis-harus terus diperbaiki dan disempurnakan. Karena seringkali impresi pertama wisatawan di bandara menjadi kesan terakhir yang mereka bawa pulang,” ujar AHY.

AHY juga menekankan pentingnya digitalisasi yang aman, dengan menjaga privasi dan keamanan data penumpang. Ia berterima kasih kepada Kementerian Komunikasi dan Digital yang memastikan aspek keamanan sistem ini berjalan baik.

Selain memperlancar perlintasan wisatawan mancanegara, AHY optimistis bahwa All Indonesia akan menjadi game changer bagi peningkatan arus investor, menarik talenta global, serta pertumbuhan pariwisata Indonesia.

“Tugas berikutnya adalah, bagaimana mengkampanyekan, mensosialisasikan ini, agar semakin banyak yang menggunakan, All Indonesia. Bahkan sebetulnya bisa dilakukan, dan disarankan untuk dilakukan di negara asal, the country of origin, bisa H-3, Ini lebih memudahkan dan ada sebuah seamless experience yang bisa kita rasakan,” ujarnya.

(ddn/ddn)



Sumber : travel.detik.com

Kisah di Balik Lukisan Tangkuban Perahu SBY yang Dilelang di ITB



Bandung

Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono memamerkan lukisan karyanya di ITB. Ada satu lukisan Tangkuban Perahu dengan kisah yang menarik di baliknya.

Lukisan berjudul “Tangkuban Perahu: The Legend and The Beauty” tersebut menggambarkan keindahan pemandangan Gunung Tangkuban Perahu di bawah naungan langit oranye, dengan bingkai pepohonan.

SBY mengatakan lukisan tersebut baru dibuat pada Selasa kemarin, dan berhasil diselesaikan dalam beberapa jam saja. Memori yang indah akan tempat tersebut menjadi salah satu pemacunya untuk dapat berkarya tanpa terhalang waktu.


“Jadi mengalir saja alhamdulillah, kalau mood melukis itu kuat, ada motivasi yang tinggi, ada good memory dan urusan hati. Makanya beberapa jam bisa saya selesaikan, tentu dengan segala kekurangannya,” ungkap SBY saat ditemui selepas menyerahkan lukisan tersebut kepada pihak kampus ITB, Rabu (8/10/2025).

Penyerahan lukisan SBY kepada ITB merupakan bagian dari rangkaian pameran dan penggalangan dana “Adicitra Ganesha 2025”. Dalam pameran ini, lebih dari 50 maestro, seniman dan desainer nasional memamerkan karya mereka dalam satu wadah.

Beberapa nama seniman yang ikut berpameran di antaranya adalah I Nyoman Nuarta, A.D. Pirous, Ahmad Sadali, dan sebagainya. Nantinya, karya-karya mereka akan dilelang secara live maupun online kepada khalayak.

Dana hasil pelelangan tersebut akan diserahkan menjadi dana abadi ITB, yang salah satunya dipergunakan sebagai dana beasiswa. Lukisan SBY tersebut menjadi salah satu karya seni yang ikut dilelang.

“Ini adalah karya saya yang baru 5 tahun melukis. Saya serahkan kepada ITB, barangkali bisa bikin lelang kecil dan hasilnya dimasukkan ke dana lestari. Mudah-mudahan ini bisa menjadi sumbangsih untuk memperkuat dana lestari ITB,” ujar SBY seraya menyerahkan lukisan akrilik di atas kanvas tersebut pada Rektor ITB, Tatacipta Dirgantara.

Terinspirasi 15 Tahun di Bandung

Saat ditanya perihal inspirasinya dalam membuat lukisan tersebut, ia mengatakan bahwa dirinya yang sempat bertugas cukup lama di Kota Bandung menjadi alasan. Selama 15 tahun bertugas di Bandung, banyak serba-serbi soal Bandung yang menarik perhatiannya.

“Pertama kali saya 30 tahun bertugas sebagai prajurit, 15 tahun berada di Bandung. Jadi saya mengetahui banyak keindahan, banyak legenda, banyak mitos, banyak warisan atau heritage yang ada di Bandung dan Jawa Barat ini,” jelas SBY.

Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono menyerahkan lukisan berjudul Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono menyerahkan lukisan berjudul “Tangkuban Perahu: The Legend and The Beauty” kepada Rektor ITB Tatacipta Dirgantara di Aula Barat ITB, Rabu (8/10/2025). Foto: Nur Khansa Ranawati/detikJabar

Ia dan keluarganya pun sempat beberapa kali berkunjung ke Gunung Tangkuban Perahu. Pemandangannya yang indah menjadi inspirasinya dalam membuat lukisan berukuran 122 x 91,5 cm tersebut.

“Saya dengan keluarga saya waktu itu berkunjung beberapa kali ke vulkano dari Tangkuban Perahu , yang saya lukis itu, dengan surroundingnya (sekelilingnya) yang so beautiful (sangat indah),” ujarnya.

Tak hanya lukisan, dalam kesempatan tersebut SBY juga menyumbangkan buku antologi puisi karya pribadinya kepada ITB. Buku tersebut bertitel “Garis Waktu Tak Bertepi : Kumpulan 76 Puisi Ekspresi Hati”.

Buku tersebut dibuat dalam rangka ulang tahun SBY ke-76 pada 9 September lalu. Isinya adalah puisi-puisi karya pribadi yang menggambarkan isi hati.

“Dari kelas 5 SD saya sudah menulis puisi dalam Bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia,” ungkap SBY.

Selain lukisan Tangkuban Perahu, ia juga melelang karya lukis lainnya yang saat ini dipajang di Galeri Soemardja ITB. Di antaranya adalah lukisan bertitel “Amazing Beach I Used to Enjoy” (2025) dan “Klayar Beach” (2025).

——–

Artikel ini telah naik di detikJabar.

(wsw/wsw)



Sumber : travel.detik.com

Jembatan Pandansimo Ikon Baru Sekaligus Daya Tarik Wisata



Bantul

Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan RI, Agus Harimurti Yudhoyono menyebut Jembatan Pandansimo akan jadi ikon baru dan daya tarik wisata.

Jembatan yang berada di jalur selatan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta itu dinilai bisa menjadi ikon pariwisata baru di daerah itu.

“Kalau kita lihat keindahan sekaligus ikon, menurut saya ini bisa menjadi ikon baru, dan sekaligus menjadi daya tarik pariwisata,” kata Menteri AHY usai meninjau kesiapan Jembatan Pandansimo di Kabupaten Bantul, DIY, Kamis (9/10/2025) dikutip Antara.


Menurut dia, Jembatan Pandansimo yang menghubungkan wilayah selatan antara Kabupaten Bantul dengan Kulon Progo bisa menjadi ikon pariwisata, karena berada di jalur jalan lintas selatan (JJLS) yang langsung dengan pemandangan pantai selatan.

“Karena memang berada di kawasan yang indah, langsung laut lepas, di sana (arah selatan) laut begitu terlihat, dan bisa dinikmati masyarakat yang menggunakan atau saat melintas jalan dan jembatan ini,” katanya.

Selain itu, jembatan terpanjang di selatan DIY dengan panjang total mencapai 2,3 kilometer yang telah selesai dibangun dan segera diresmikan tersebut mempunyai desain yang khas dengan Yogyakarta, sehingga menjadi magnet wisatawan untuk melintas dan berwisata di pantai selatan.

“Ini merupakan desain yang khas Yogyakarta, karena ini gapura bentuknya gunungan kemudian ada keris, dengan motif ‘batik nitik’ yang memang khas Jogja, termasuk juga ada gapura atau pendopo yang menjadi rest area sekaligus menjadi sebuah lokasi untuk melihat pemandangan secara luas,” katanya.

Di bagian kanan kiri Jembatan Pandansimo dengan lebar kurang lebih 24 meter juga terdapat jalur untuk pedestrian atau pejalan kaki yang ingin menikmati keindahan laut dengan melintas jembatan tanpa terganggu lalu lintas.

“Ada pula jalur untuk pedestrian, dan mudah-mudahan sekali lagi bisa digunakan dengan baik oleh seluruh masyarakat, dan menarik pariwisata maupun para investor yang ingin mengembangkan wilayah ini sebagai pusat baru pariwisata,” imbuh AHY.

(wsw/wsw)



Sumber : travel.detik.com

In The Middle of Nowhere



Jakarta

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) turut merespons tentang Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat yang begitu sepi. Apa kata dia?

AHY mengatakan permasalahan utama yang dihadapi Bandara Kertajaya adalah lokasi. Dia menyebut Bandara Kertajaya jauh dari mana-mana.

Infrastruktur yang megah dan fasilitas yang sangat memadai belum bisa menarik minat maskapai untuk membuka operasional di sana.


“Besar, bagus, megah, tapi in the middle of nowhere, di Majalengka, Kawasan Rebana namanya,” kata AHY dalam konferensi pers Satu Tahun Kinerja Pemerintahan Prabowo-Gibran, Selasa (21/10/2025).

Kawasan Rebana yang dimaksud AHY adalah singkatan dari Cirebon, Patimban, Kertajati. Kawasan Rebana adalah sebuah rencana pengembangan wilayah metropolitan di Jawa Barat bagian utara yang mencakup tujuh kabupaten/kota, yakni Kabupaten Subang, Sumedang, Indramayu, Majalengka, Cirebon, Kuningan, dan Kota Cirebon.

“Mungkin awalnya dulu kurang terintegrasi, bandaranya dibangun, tapi konektivitasnya terlambat, sehingga tanggung. Kalau gitu mending di Jakarta sekalian. Kini ditinggalkan, sepi. Padahal besar, bagus, infrastrukturnya lengkap. Tapi hanya di bandara itu, kawasannya belum hidup,” kata AHY.

Untuk mengatasi permasalahan itu, AHY mengatakan kementeriannya telah melakukan sejumlah upaya, salah satunya dengan mendorong kerja sama antara pengelola BIJB Kertajati dengan Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk. (GMF AeroAsia) guna menyediakan layanan perawatan unit pesawat.

“Kita coba hidupkan dengan menghadirkan kerja sama antara pengelola BIJB dengan GNF, Garuda Maintenance Facility, untuk menghadirkan fasilitas MRO, maintenance repair overhaul,” kata dia.

Dengan begitu meski bandara tersebut masih sepi pengunjung, setidak-tidaknya Bandara Kertajati dapat dimanfaatkan oleh maskapai atau operator pesawat lainnya sebagai tempat perawatan unit pesawat. AHY menyebut saat ini kawasan tersebut sudah digunakan untuk perbaikan dan perawatan helikopter.

“Mudah-mudahan dengan itu akan mengembangkan kawasan di sekitarnya dan akan meng-generate pertumbuhan baru di situ. Ini harapan dari upaya mengembangkan kawasan Kertajati,” kata AHY.

***

Selengkapnya klik di detikFinance.

(fem/fem)



Sumber : travel.detik.com

AHY Kumpulkan Para Gubernur Papua, Bahas Trans Papua-Kawasan Permukiman


Jakarta

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengadakan rapat koordinasi (rakor) dengan para gubernur dari Papua. Rapat tersebut membahas tentang pembangunan jalan trans Papua hingga pengembangan kawasan permukiman.

Selain para gubernur, turut hadir dalam acara tersebut Menteri Transmigrasi Iftitah Sulaiman Suryanagara dan Ketua Komite Eksekutif Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua Velix Vernando Wanggai.

“Agenda yang kita jalankan saat ini adalah sinkronisasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah se-Papua, khususnya ada empat hal yang kita bahas hari ini,” kata AHY saat membuka rakor, di kantor Kemenko IPK, Jakarta, Kamis (23/10/2025).


Adapun keempat agenda tersebut antara lain, pertama adalah pengembangan kawasan strategis dan kawasan ekonomi baru. Kedua, percepatan pembangunan infrastruktur trans-Papua sebagai tulang punggung konektivitas di darat.

Lalu yang ketiga, integrasi konektivitas udara dan laut untuk memperlancar logistik dan juga mobilitas antarwilayah. Kemudian yang keempat, pengembangan kawasan permukiman dan transmigrasi di sepanjang koridor trans-Papua.

“Jadi empat agenda penting tersebut tentu tidak akan selesai dalam satu kali rakor, tapi paling tidak kita sudah bisa mendapatkan big picture-nya, gambaran umum dan gambaran luasnya,” ujar AHY.

Simak juga Video: Velix Wanggai Ungkap Tugas dari Prabowo ke Komite Pembangunan Papua

(shc/kil)



Sumber : finance.detik.com

Danantara Bakal Terbang ke China Nego Utang Kereta Cepat


Jakarta

Pemerintah Indonesia melalui Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) akan mengirim negosiator ke China untuk membahas utang Kereta Cepat Jakarta Bandung atau Whoosh. Hal ini disampaikan langsung oleh Chief Operation Officer Danantara, Dony Oskaria.

“Kami akan berangkat lagi juga untuk menegosiasikan mengenai term daripada pinjaman ini. Ini menjadi point of negosiasi kita. kan berkaitan sama jangka waktu pinjaman, suku bunga, kemudian juga ada beberapa mata uang yang juga akan kita diskusikan,” ujar Dony ditemui di Kantor Kementerian Keuangan, Kamis (23/10/2025).

Dony menyebut pihaknya sudah mengatur waktu untuk mengutus tim ke China. Ia menambahkan, pembahasan utang kereta cepat juga melibatkan Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono.


“Kita sudah mengatur waktu. Kita sudah diskusikan juga dengan Menko Infrastruktur untuk segera kita negosiasikan. Hubungan kita (dengan China) juga bagus, komunikasi bagus,” tambah dia.

Tim negosiasi itu berasal dari pemerintah serta Danantara. Dony meyakinkan negosiasi ini akan memberikan hasil terbaik bagi Indonesia.

Saat dikonfirmasi apakah penyelesaian utang bakal menggunakan APBN, Dony tak menjawab tegas. Ia hanya menekankan bahwa pihaknya terus mencari opsi terbaik serta siap mengikuti arahan pemerintah.

“Sebetulnya kita akan mencari opsi terbaik yang belum tentu pake itu. Dan kami mengikuti saja arahan pemerintah. Toh Danantara sebetulnya yang paling penting bagaimana beroperasi dengan baik,” imbuhnya.

Terkait kabar Indonesia dan China sudah sepakat melakukan restrukturisasi utang selama 60 tahun, Dony meminta mengkonfirmasi itu kepada Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan. Yang jelas negosiasi utang masih terus dilaksanakan.

Dony juga berpesan agar masyarakat tidak perlu khawatir terhadap proyek Whoosh. Ia menilai Kereta Cepat pertama di Asia Tenggara itu memberikan banyak manfaat bagi masyarakat.

“Tetapi yang perlu dikomunikasikan kepada masyarakat nggak usah khawatir bahwa Whoosh ini kan memberikan manfaat banyak ya. Memberikan manfaat transportasi. Sehari itu sekarang kurang lebih 20-30 ribu penumpang yang kita layani dan itu akan terus kita tingkatkan kualitas pelayanannya,” tutur Dony.

“Dan mengenai penyelesaian keuangan menurut saya itu kan hanya opsi saja. Tetapi yang paling penting kita sampaikan kepada masyarakat bahwa secara operasional KCIC itu sudah memberikan positif secara operasional. Sehingga tidak khawatir dalam proses operasional,” tambah dia.

Ia juga menyebut Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation and Amortization (EBITDA) PT KCIC berada di jalur positif. Ini menjadi modal penting dalam nego utang yang diharapkan rampung tahun ini.

“Harusnya selesai (opso pelunasan utang) dan kami pastikan selesai. Itu kan masalah yang menurut saya nggak terlalu sulit sebetulnya secara korporasi. Karena secara korporasi kan perusahaannya EBITDA positif, tinggal masalah cicilannya mau di mana, kan itu saja. Jadi nggak rumit dan pasti akan kita selesaikan,” tutupnya.

Lihat juga Video: Danantara Nego ke China Bahas Restrukturisasi Utang KCIC

(ily/rrd)



Sumber : finance.detik.com

AHY Buka Suara soal Proyek Jalan Trans Papua


Jakarta

Pembangunan Jalan Trans Papua masuk ke dalam prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto untuk dituntaskan. Sebab, Jalan Trans Papua sangat penting sebagai tulang punggung pemerataan ekonomi di kawasan timur Indonesia.

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan, penyelesaian Jalan Trans Papua menjadi salah satu topik yang banyak dibahas dalam rapat koordinasi (Rakor) bersama para pemimpin wilayah Papua hari ini.

“Bagaimana menyelesaikan Trans Papua sebagai backbone konektivitas di darat, sekaligus backbone bagi pertumbuhan ekonominya yang lebih merata,” ujar AHY ditemui usai Rakor bersama kepala daerah Papua di Kantor Kementerian Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Jakarta, Kamis (23/10/2025).


AHY mengibaratkan Jalan Trans Papua sebagai arteri dalam tubuh manusia yang merupakan pembuluh utama, bertugas membawa darah kaya oksigen dari jantung ke seluruh tubuh.

Sebagai arteri, menurutnya, Trans Papua harus dituntaskan terlebih dulu, sebelum akhirnya dibangun ruas-ruas pendukungnya.

“Arteri utama, yang harus dituntaskan terlebih dahulu karena arterinya harus ada dulu. Baru setelah itu kita bisa menghubungkan dengan ruas-ruas yang sifatnya sekunder. Jadi yang primernya dulu, dihubungkan ratusan kilometer itu, kemudian baru sekaligus dikembangkan, bahkan secara paralel juga bisa dikembangkan untuk yang lebih sekunder,” jelas AHY.

Namun demikian, penyelesaian Jalan Trans Papua tidak mudah. AHY mengatakan, ada tantangan besar dari segi geografis yang harus ditanggulangi untuk menuntaskan jalan sepanjang lebih dari 3.500 kilometer (km) itu.

Bahkan, ada sejumlah daerah di Papua yang saat ini masih dalam kondisi betul-betul terisolir. Oleh karena itu, menurutnya keberadaan Trans Papua sebagai akses penghubungnya sangat penting.

“Papua luar biasa, bagi yang sudah pernah ke Papua pasti langsung, wah memang luar biasa tantangan secara geografi’. Bukan kita tidak bersyukur itu, tapi justru di sinilah kita harus hadir,” kata dia.

Menurut AHY pertumbuhan ekonomi suatu daerah sangat bergantung pada aksesnya. Semakin baik akses, maka akan memberikan dampak besar terhadap pertumbuhan ekonomi. Begitu pula dengan ketimpangan, yang juga dipengaruhi oleh akses itu sendiri.

“Akses bukan hanya jalan tentunya, akses fisik, tetapi juga setelah itu bisa dinilai tingkat kesejahteraan, termasuk juga di sektor pendidikan, kesehatan, dan lain sebagainya. Ini yang sekali lagi menjadi fokus kami. Tadi kami bahas dengan baik dan mudah-mudahan (segera teratasi),” ujar AHY.

“Kita satu tahun pemerintah sudah berjalan, banyak hal yang sudah kita lakukan, tapi juga sudah saatnya setelah kita mempelajari belanja masalah di satu tahun pertama ini, sekaligus mencari solusi yang terbaik. Mudah-mudahan tahun-tahun berdepah ini kita semakin settle dan efektif menghadirkan kebijakan dan solusi terbaik,” sambung AHY.

Tonton juga video “AHY: Giant Sea Wall Proyek Besar Sekali, Butuh Pertimbangkan Banyak Hal” di sini:

(shc/hns)



Sumber : finance.detik.com