Category Archives: Perencanaan Keuangan

Harus Berapa Sih Jumlah Dana Darurat yang Ideal?


Jakarta

Dana darurat menjadi simpanan uang yang penting disiapkan. Simpanan uang ini diperlukan untuk melindungi seseorang dalam situasi tak terduga, seperti kehilangan pekerjaan atau biaya medis mendadak.

Namun, terdapat perbedaan yang harus diperhatikan tentang besaran dana darurat bagi seseorang yang masih sendiri dan berumah tangga. Lantas, berapa kiranya dana darurat yang perlu disiapkan seseorang?

Dikutip dari akun resmi yang dikelola Otoritas Jasa Keuangan (OJK), @kontak157, dana darurat penting untuk menjaga keuangan. Besaran dana darurat juga disesuaikan dengan pengeluaran.


Unggahan tersebut menyebut, untuk seorang yang belum berkeluarga, besaran dana darurat sebesar 3-6 kali pengeluaran bulanan. Sementara untuk seseorang yang sudah menikah atau memiliki tanggungan idealnya dua kali lipat dari sebelumnya.

“Kalau kamu sudah menikah atau punya tanggungan, idealnya 6-12 kali dari pengeluaran bulanan,” ungkap unggahan @kontak157, Minggu (9/11/2025).

Simpanan dana darurat dapat dilakukan secara bertahap. Simpanan ini akan terkumpul asal seseorang tersebut dapat konsisten menabung setiap bulan.

“Mulai dulu aja dari kecil, yang penting konsisten menabung tiap bulan,” jelas dia.

(kil/kil)



Sumber : finance.detik.com

Tips & Trik Bangun Bisnis dari Nol Ala Wali Kota Medan


Jakarta

Memulai usaha dari nol merupakan langkah besar yang membutuhkan perencanaan matang dan keputusan strategis. Sehingga fondasi yang kuat menjadi sangat penting untuk memastikan kesuksesan dan keberlangsungan usaha jangka panjang.

Wali Kota Medan Rico Tri Putra Bayu Waas mengatakan hal paling pertama yang harus disiapkan dengan matang untuk membuka usaha adalah rencana bisnis.

Dalam perencanaan bisnis ini, pengusaha baru harus menyiapkan lebih dulu peta jalan atau arah yang akan digunakan dalam mengembangkan usaha.


Dalam hal ini, business plan juga sudah mencakup riset pasar untuk produk atau layanan yang ingin ditawarkan. Ini juga memungkinkan pengusaha baru untuk memahami siapa saja pesaing dan apa yang membedakan bisnisnya dari mereka.

“Satu, marketnya dulu. Marketnya seperti apa? Ya itu melalui business plan tadi ya. business plan-nya bagaimana disiapkan, marketnya apa,” kata Rico dalam LPS Financial Festival 2025 Hari Kedua di Medan, Kamis (21/8/2025).

Lebih lanjut, ia menyarankan untuk memulai usaha dari produk atau layanan yang sudah dikuasai atau dikenal betul. Cara memulai bisnis dari hal yang paling dikuasai wajar untuk dilakukan agar memudahkan dalam menghadirkan kualitas produk atau jasa yang terbaik.

“Kalau saya tipsnya adalah pilih produk yang kamu kenal betul, benar-benar dekat dengan kita. Jadi kita tahu talenta kita apa, apa yang mau dijual itu benar-benar kita kenal betul,” ucapnya.

Selain itu dengan menentukan jenis usaha berdasarkan hal yang dikuasai, pengusaha juga bisa lebih mudah dalam menghadirkan inovasi ke depannya karena sudah memiliki pondasi yang kuat atau lebih dulu dipahami. Hal ini juga bertujuan untuk memperkecil risiko usaha gagal ke depan.

“Tapi kalau pun belum kenal betul, ya diriset dulu, panjang waktunya. Dicobain dulu, dirasakan. Jangan kamu nggak punya talenta mau jualan makanan, tiba-tiba ngambil potensi makanan. Itu hati-hati,” jelas Rico.

“Jadi harus bisa diresapi dulu, dirasakan dulu seperti apa yang mau dicoba. Kan ketakutannya adalah mungkin dalam 5 tahun, 6 tahun fall, jatuh. Bahkan kita pernah mengenal namanya UMKM ini bisa buka seribu tutup seribu, kenapa? Karena sistem keuangannya tidak sehat, karena tidak mantap usaha yang ingin dilakukan,” sambungnya.

Lebih lanjut, Rico menegaskan kepada para pengusaha untuk tidak terjebak dengan ‘zona’ nyaman dalam berusaha. Untuk itu dirinya menyarankan untuk terus berinovasi baik dari sisi produk maupun layanan.

“Harus bisa menciptakan inovasi, inovasi, inovasi. Karena orang itu kalau misalnya produk, nggak mungkin produk pertama itu bisa sustain sampai mendatang. Kecuali dia betul-betul sudah dikenal luas, sangat luar biasa, dia bisa jual one product saja sudah cukup,” paparnya.

Menurutnya pengembangan inovasi usaha ini dapat dilakukan dengan melihat perkembangan tren ke depan. Sehingga bisnis atau usahanya akan terus relevan dan dibutuhkan masyarakat ke depan.

“Nah ini bisa dilihat dari mana? Belajar juga, ada yang namanya economic forecasting, melihat bagaimana tren ekonomi. Tahun lalu yang hits apa? Tahun sekarang yang hits apa? Ini bisa diikut sertakan. Jadi kita tahu apa produk baru yang harus kita buat,” terang Rico.

Tak lupa ia juga menyarankan kepada para pengusaha untuk terus mempromosikan bisnisnya melalui berbagai platform media sosial dan alternatif lainnya. Dengan begitu usahanya akan semakin di kenal, yang secara langsung dapat membuka peluang pasar baru.

“Sekarang sosial medianya sudah TikTok, sudah lain macam. Jadi banyak yang bisa harus dilakukan supaya membuat perusahaan tersebut menjadi sustain,” jelas Rico.

Simak juga Video: Wali Kota Rico Dorong Anak Medan Jadi Pengusaha

(igo/hns)



Sumber : finance.detik.com

Belum Terlambat! Ini Cara Ampuh Cegah Hidup ‘Kere’ di Masa Tua


Jakarta

Masa tua sering identik dengan penurunan produktivitas, sementara kebutuhan hidup terus berjalan. Karena itu, menyiapkan strategi keuangan sejak dini jadi kunci agar tetap tenang dan mandiri di usia tua.

Salah satu yang bisa dilakukan adalah berinvestasi. Ada banyak instrumen investasi yang bisa dipilih sesuai kebutuhan dan profil risiko, mulai dari emas, reksa dana, obligasi, hingga Surat Berharga Negara (SBN). Dengan pemilihan jenis investasi yang tepat, masa depan finansial Anda bisa lebih terjamin.

1. Emas


Emas dikenal sebagai aset yang relatif stabil dan tahan terhadap inflasi. Saat terjadi gejolak ekonomi, logam mulia ini justru sering mengalami kenaikan harga karena dianggap sebagai aset lindung nilai. Hal ini membuat emas tetap relevan untuk investasi jangka panjang.

Kini, investasi emas pun semakin mudah dijangkau. Selain membeli emas fisik, masyarakat juga bisa berinvestasi lewat tabungan emas maupun emas digital dengan harga yang bisa disesuaikan dengan kemampuan. Fleksibilitas ini menjadikan emas sebagai pilihan populer di kalangan investor.

2. Reksa Dana

Reksa dana merupakan instrumen investasi yang praktis dan cocok untuk pemula karena dikelola oleh manajer investasi. Investor cukup menanamkan modal, sementara pengelolaan portofolio akan dilakukan oleh pihak profesional. Modal awal yang dibutuhkan pun relatif kecil, mulai dari Rp100 ribu saja.

Instrumen ini hadir dalam berbagai jenis, mulai dari reksa dana pasar uang, pendapatan tetap, campuran, saham, hingga syariah. Dengan variasi tersebut, investor dapat memilih produk yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangannya.

3. Obligasi

Obligasi adalah surat utang yang diterbitkan pemerintah maupun perusahaan dengan imbal hasil berupa kupon. Investor akan menerima bunga secara rutin hingga jatuh tempo, sehingga instrumen ini menarik bagi mereka yang mencari pendapatan stabil. Risikonya pun lebih rendah dibandingkan saham.

Jenis obligasi juga cukup beragam, mulai dari kupon tetap, kupon variabel, hingga zero coupon. Pemerintah bahkan menawarkan produk ritel seperti Obligasi Ritel Indonesia (ORI) yang bisa dibeli masyarakat. Dengan karakteristik tersebut, obligasi menjadi alternatif bagi investor yang ingin keuntungan lebih tinggi dibanding tabungan biasa atau deposito.

4. SBN

Surat Berharga Negara (SBN) adalah instrumen investasi yang diterbitkan pemerintah untuk membiayai APBN dan pembangunan nasional. Produk ini mencakup Surat Utang Negara (SUN) serta Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk. Dengan modal mulai Rp1 juta, masyarakat sudah bisa berpartisipasi dalam pembelian seri ritel.

Keunggulan SBN sendiri terletak pada keamanannya karena pembayaran pokok dan imbal hasil dijamin negara. Tingkat imbalannya juga kompetitif dengan pembayaran rutin setiap bulan. Selain memberi keuntungan, membeli SBN berarti ikut mendukung pembangunan Indonesia.

Supaya investasi makin cuan, dompet digital DANA menghadirkan promo menarik sepanjang 1-31 Agustus 2025. Ada diskon hingga Rp 80 ribu untuk transaksi emas, reksa dana, obligasi, e-SBN, dan isi saldo DANA+. Tak ketinggalan, ada juga diskon 80% untuk asuransi Xtra Protection yang bisa melindungi seluruh aset investasi.

Berikut daftar promonya:

  • Beli emas di DANA dapat voucher eMAS sampai Rp80 ribu untuk pembelian kedua.

  • Investasi Reksa Dana di DANA diskon sampai Rp80 ribu.

  • Isi Saldo DANA+ diskon sampai Rp80 ribu.

  • Investasi e-SBN di DANA cashback sampai Rp80 ribu.

  • Investasi obligasi di DANA cashback sampai Rp80 ribu.

  • Beli asuransi Xtra Protection di DANA diskon sampai 80%.

Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, manfaatkan promo investasi di DANA sekarang juga dan bikin rencana keuanganmu lebih siap untuk masa depan.

Tonton juga video “Reksadana Jadi Opsi Terbaik Untuk Investor Pemula Di Kondisi Market Saat Ini” di sini:

(prf/ega)



Sumber : finance.detik.com

Nabung tapi Uang Nggak Nambah Banyak? Cek Dulu Cara Hitung Bunganya


Jakarta

Banyak orang menabung tanpa tahu cara menghitung imbal hasil yang mereka dapatkan. Akibatnya, tabungan terasa seperti uang yang ditahan saja, tanpa kepuasan melihat perkembangannya.

Padahal, menghitung bunga tabungan maupun deposito sebenarnya gampang dilakukan. Dengan memahami rumus sederhana, nasabah bisa lebih bijak mengelola uang sekaligus menilai keuntungan dari produk perbankan.

Dilansir dari unggahan akun Instagram @sikapiuangmu Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Minggu (24/8/2025), berikut cara menghitung bunga tabungan bank, deposito, tabungan berjangka, hingga tabungan emas


1. Cara hitung bunga tabungan bank

Bunga = Saldo rata-rata x tingkat bunga / jumlah bulan dalam setahun.

Contoh:
Saldo rata-rata = Rp 5.000.000
Tingkat bunga = 3%/tahun
Bunga per bulan = Rp 5.000.000 x 3% / 12 = Rp 12.500.

2. Cara hitung bunga deposito

Bunga kotor (sebelum pajak) = Nominal x tingkat bunga x tenor / jumlah bulan dalam setahun
Bunga (setelah pajak) = Bunga kotor – pajak

Contoh
Nominal = Rp 10.000.000
Tenor = Rp 3 bulan
Tingkat bunga = 5% per tahun
Pajak = 20%

Jadi
Bunga kotor = Rp 10.000.000 x 5% x 3 /12 = 125.000.000
Bunga (setelah pajak) = Rp 125.000 – 20% = Rp 100.000

3. Cara hitung bunga tabungan berjangka

Bunga per bulan = (Nominal x tenor) x tingkat bunga / 12

Contoh:
Nominal = Rp 1.000.000/bulan
Tingkat bunga = 5% per tahun
Tenor = 12 bulan

Jadi
Total nominal = Rp 1.000.000 x 12 bulan = Rp 12.000.000
Bunga per bulan = Rp 12.000.000 x 5% / 12 = Rp 50.000

4. Cara hitung bunga tabungan emas

Bunga = (Setoran x periode) x kenaikan harga emas

Contoh:
Rata-rata harga emas = Rp 1.000.000 per gram
Setoran = Rp 500.000 per bulan
Periode = 12 bulan
Kenaikan harga emas = 10% per tahun

Jadi
Total setoran = Rp 500.000 x 12 bulan = Rp 6.000.000
Bunga = Rp 6.000.000 x 10% = Rp 600.000

(ily/kil)



Sumber : finance.detik.com

Cek di Sini Cara Hitung Bunga Tabungan


Jakarta

Banyak orang menyimpan uang tanpa memahami cara menghitung keuntungan yang sebenarnya diperoleh. Akibatnya, tabungan terasa seperti uang yang hanya ditahan, tanpa adanya rasa puas melihat pertumbuhannya.

Padahal, menghitung bunga tabungan maupun deposito bukanlah hal yang sulit. Dengan memahami rumus sederhana, nasabah bisa lebih cerdas mengatur keuangan sekaligus menilai seberapa besar keuntungan dari produk perbankan.

Dilansir dari unggahan akun Instagram @sikapiuangmu Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Minggu (24/8/2025), berikut cara menghitung bunga tabungan bank, deposito, tabungan berjangka, hingga tabungan emas


1. Cara hitung bunga tabungan bank

Bunga = Saldo rata-rata x tingkat bunga / jumlah bulan dalam setahun.

Contoh:
Saldo rata-rata = Rp 5.000.000
Tingkat bunga = 3%/tahun
Bunga per bulan = Rp 5.000.000 x 3% / 12 = Rp 12.500.

2.Cara hitung bunga deposito

Bunga kotor (sebelum pajak) = Nominal x tingkat bunga x tenor / jumlah bulan dalam setahun
Bunga (setelah pajak) = Bunga kotor – pajak

Contoh
Nominal = Rp 10.000.000
Tenor = Rp 3 bulan
Tingkat bunga = 5% per tahun
Pajak = 20%

Jadi
Bunga kotor = Rp 10.000.000 x 5% x 3 /12 = 125.000.000
Bunga (setelah pajak) = Rp 125.000 – 20% = Rp 100.000

3. Cara hitung bunga tabungan berjangka

Bunga per bulan = (Nominal x tenor) x tingkat bunga / 12

Contoh:
Nominal = Rp 1.000.000/bulan
Tingkat bunga = 5% per tahun
Tenor = 12 bulan

Jadi
Total nominal = Rp 1.000.000 x 12 bulan = Rp 12.000.000
Bunga per bulan = Rp 12.000.000 x 5% / 12 = Rp 50.000

4. Cara hitung bunga tabungan emas

Bunga = (Setoran x periode) x kenaikan harga emas

Contoh:
Rata-rata harga emas = Rp 1.000.000 per gram
Setoran = Rp 500.000 per bulan
Periode = 12 bulan
Kenaikan harga emas = 10% per tahun

Jadi
Total setoran = Rp 500.000 x 12 bulan = Rp 6.000.000
Bunga = Rp 6.000.000 x 10% = Rp 600.000

Lihat juga Video: BI Menahan Suku Bunga Imbas Perang Iran

(kil/kil)



Sumber : finance.detik.com

Cuma Bikin Konten Atur Keuangan Bisa Dapat Rp 75 Juta! Daftar di Sini


Jakarta

Seiring upaya meningkatkan literasi keuangan, LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) menyelenggarakan Financial Festival. Setelah sukses digelar di Surabaya pada 6-7 Agustus 2025, LPS Financial Festival akan digelar di Medan pada 20-21 Agustus.

Salah satu agenda LPS Financial Festival adalah Financial Literacy Competition, yaitu lomba membuat konten literasi keuangan dengan tema “Jangan Tunggu Nanti, Rencanakan Keuanganmu Sekarang”

Kompetisi ini diadakan untuk memeriahkan perayaan 20 tahun Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan 80 tahun kemerdekaan Indonesia.


Total hadiahnya senilai Rp 75 juta! Tertarik pengin ikutan? Caranya gampang kok, cukup pamerin cara kamu kelola keuangan lewat konten video yang diupdload di Instagram dan ikut kompetisinya, klik di sini untuk mendaftar

Satu kali pendaftaran hanya untuk satu peserta lomba dan wajib membaca syarat dan ketentuan lomba

Pendaftaran berakhir 29 Agustus 2025 23:30 WIB

Syarat & Ketentuan:

• ⁠Peserta adalah Warga Negara Indonesia yang tinggal di Indonesia dan memiliki KTP.
• ⁠Kompetisi terbuka untuk umum.
• ⁠Buat video reels dengan tema: “Jangan Tunggu Nanti, Rencanakan Keuanganmu Sekarang.”
• ⁠Video berdurasi maksimal 90 detik, diunggah ke Instagram pribadi (tidak private) dengan tag & mention akun berikut:
⁠@lps_idic
⁠@cnbcindonesia
⁠@cuap_cuan
• ⁠Sertakan hashtag: #20tahunLPS #FinancialLiteracyLPS
• ⁠Video tidak boleh mengandung watermark.
• Wajib follow akun Instagram LPS, CNBC Indonesia, dan Cuap Cuan, lalu lampirkan bukti saat daftar.
• ⁠Karya harus orisinal, belum pernah menang di kompetisi lain, dan dapat dipertanggungjawabkan.
• ⁠LPS dan CNBC Indonesia berhak menggunakan karya untuk promosi, dengan mencantumkan nama pemilik karya.
• ⁠Konten tidak boleh mengandung kekerasan, pornografi, politik, SARA, penghinaan, atau promosi produk keuangan tertentu.
• Setiap peserta hanya boleh mengirimkan 1 video dari 1 akun Instagram.
• ⁠Keputusan juri bersifat final dan tidak bisa diganggu gugat.
• ⁠Jika pemenang terbukti melanggar aturan, memberikan data palsu, atau menimbulkan masalah, panitia berhak mendiskualifikasi.
• ⁠Batas pengiriman karya: 30 Agustus 2025, pukul 23.59 WIB.
• ⁠Gratis biaya pendaftaran.
• ⁠Pajak hadiah ditanggung pemenang.
• ⁠Pengumuman pemenang: 22 September 2025.

Simak juga Video: Respons Kemkomdigi soal Ramai Konten AI Kerusakan Raja Ampat

(hns/hns)



Sumber : finance.detik.com

Daftar Sekarang! Pamerin Cara Ngatur Keuangan, Ada Hadiah Rp 75 Juta


Jakarta

Seiring upaya meningkatkan literasi keuangan, LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) menyelenggarakan Financial Festival. Setelah sukses digelar di Surabaya pada 6-7 Agustus 2025, LPS Financial Festival akan digelar di Medan pada 20-21 Agustus.

Salah satu agenda LPS Financial Festival adalah Financial Literacy Competition, yaitu lomba membuat konten literasi keuangan dengan tema “Jangan Tunggu Nanti, Rencanakan Keuanganmu Sekarang”

Kompetisi ini diadakan untuk memeriahkan perayaan 20 tahun LPS dan 80 tahun kemerdekaan Indonesia. Total hadiahnya senilai Rp 75 juta!


Tertarik pengin ikutan? Caranya gampang kok, cukup pamerin cara kelola keuangan lewat konten video yang diupdload di Instagram dan ikut kompetisinya, klik di sini untuk mendaftar.

Satu kali pendaftaran hanya untuk satu peserta lomba dan wajib membaca syarat dan ketentuan lomba.

Pendaftaran berakhir 29 Agustus 2025 23:30 WIB

Syarat & Ketentuan:

• ⁠Peserta adalah Warga Negara Indonesia yang tinggal di Indonesia dan memiliki KTP.
• ⁠Kompetisi terbuka untuk umum.
• ⁠Buat video reels dengan tema: “Jangan Tunggu Nanti, Rencanakan Keuanganmu Sekarang.”
• ⁠Video berdurasi maksimal 90 detik, diunggah ke Instagram pribadi (tidak private) dengan tag & mention akun berikut:
⁠@lps_idic
⁠@cnbcindonesia
⁠@cuap_cuan
• ⁠Sertakan hashtag: #20tahunLPS #FinancialLiteracyLPS
• ⁠Video tidak boleh mengandung watermark.
• Wajib follow akun Instagram LPS, CNBC Indonesia, dan Cuap Cuan, lalu lampirkan bukti saat daftar.
• ⁠Karya harus orisinal, belum pernah menang di kompetisi lain, dan dapat dipertanggungjawabkan.
• ⁠LPS dan CNBC Indonesia berhak menggunakan karya untuk promosi, dengan mencantumkan nama pemilik karya.
• ⁠Konten tidak boleh mengandung kekerasan, pornografi, politik, SARA, penghinaan, atau promosi produk keuangan tertentu.
• Setiap peserta hanya boleh mengirimkan 1 video dari 1 akun Instagram.
• ⁠Keputusan juri bersifat final dan tidak bisa diganggu gugat.
• ⁠Jika pemenang terbukti melanggar aturan, memberikan data palsu, atau menimbulkan masalah, panitia berhak mendiskualifikasi.
• ⁠Batas pengiriman karya: 30 Agustus 2025, pukul 23.59 WIB.
• ⁠Gratis biaya pendaftaran.
• ⁠Pajak hadiah ditanggung pemenang.
• ⁠Pengumuman pemenang: 22 September 2025.

Simak juga Video: Eks Mendikbud Ungkap Pentingnya Atur Keuangan Sejak Muda

(hns/hns)



Sumber : finance.detik.com

Percayalah… Masa Pensiun Kamu Bakal Susah kalau Lakukan ini

Jakarta

Merencanakan masa pensiun merupakan langkah penting untuk memastikan masa tua dapat dihabiskan dengan sejahtera, setidaknya secara finansial. Namun di balik itu ada beberapa hal yang berpotensi dapat membuat masa pensiun nanti menjadi susah kalau kerap dilakukan sekarang.

Sebab mempersiapkan pensiun tidak hanya soal menabung dan membangun aset aktif, tetapi juga berkaitan dengan berbagai kebiasaan keuangan yang harus disiapkan. Melansir situs perusahaan jasa perencana keuangan, QM Financial, berikut hal-hal yang berisiko membuat masa pensiun jadi susah kalau dilakukan:

1. Pasrah dan Tidak Menyiapkan Dana Pensiun

Di tengah kondisi ekonomi yang semakin sulit, banyak orang bisa jadi masih lebih fokus pada kebutuhan yang ada di masa sekarang, ketimbang pusing memikirkan masa depan. Hal ini sering kali membuat orang menjadi pasrah akan masa tuanya nanti akan bagaimana.


Karena kepasrahan inilah, tak sedikit orang yang lalai dalam menyiapkan dana pensiun. Alhasil, di masa tuanya yang bersangkutan menjadi tidak memiliki tabungan yang cukup dan masih harus berjuang untuk mendapatkan pemasukkan meski sudah berada di usia tak produktif.

2. Gaya Hidup

Gaya hidup kerap kali salah satu penyebab utama kegagalan dalam mempersiapkan dana pensiun. Salah satunya gaya hidup yang boros sehingga tidak memiliki cukup dana untuk ditabung demi hari tua.

Pengeluaran yang berlebihan untuk barang-barang mewah, liburan, dan hiburan bisa menguras pendapatan yang seharusnya disisihkan untuk persiapan pensiun. Bahkan hal ini terlihat dari fenomena FOMO yang marak terjadi di kalangan muda, membuat mereka mengesampingkan perencanaan masa depan dan lebih memilih menikmati masa sekarang.

Sebenarnya, tak ada yang salah dengan menghabiskan sejumlah uang yang dimiliki unthk menikmati masa sekarang, terlebih untuk mereka yang memang masih berusia muda. Namun jangan sampai lupa untuk membuat rencana di masa depan, khususnya nanti setelah pensiun.

3. Salah perhitungan

Selain tidak mempersiapkan dana pensiun karena berbagai alasan, ada juga yang sebenarnya sudah aware akan pentingnya merencanakan tabungan di hari tua. Tak sedikit orang sebetulnya sudah berusaha menyisihkan penghasilan dan dikumpulkan dalam rekening.

Namun ternyata setelah memasuki masa pensiun banyak perhitungan yang luput, membuat tabungan di hari tua yang sudah disiapkan tak mencukupi.

Kondisi ini bisa saja terjadi karena dalam persiapannya yang bersangkutan tidak memasukkan dana tambahan untuk nanti jika memiliki kebutuhan mendesak. Selain itu bisa juga terjadi karena salah memilih instrumen investasi atau bisa juga karena dana pensiun yang disiapkan tidak memasukkan potensi inflasi ke depan.

4. Masih Terlilit Utang

Masih terlilit utang juga masalah keuangan yang sebenarnya terjadi di masa sekarang, namun dampaknya bisa panjang sampai masa pensiun tiba.

Idealnya saat memasuki usia pensiun, saat itu pula yang bersangkutan sudah tak lagi memiliki utang dalam bentuk apa pun. Baik itu utang produktif, apalagi utang konsumtif.

Karenanya penting untuk memastikan bahwa semua utang sudah terselesaikan sebelum memasuki masa pensiun. Sebab untuk mencicil utang paling baik adalah dengan menggunakan uang hasil bekerja secara aktif.

Tanda-tanda Kamu Bakal Susah Saat Pensiun

Perencana Keuangan, Andy Nugroho, mengatakan seorang pekerja nantinya akan susah waktu pensiun ini dapat terlihat dari sejumlah tanda. Contohnya seperti belum memiliki dana pensiun baik berupa tabungan atau pendapatan pasif.

“Sebelum pensiun orang tersebut tidak memiliki tabungan dan atau sumber pendapatan pasif yang mencukupi yang dapat menghidupi kebutuhan sehari-harinya,” terang Andy kepada detikcom.

Menurutnya kondisi ini dapat diperparah jika dengan kultur budaya keluarga dan sosial di Indonesia, orang tersebut bahkan tidak memiliki anak/sanak saudara yang dapat membantu kebutuhan finansialnya pasca-pensiun.

Sehingga tanda lain yang menunjukkan bahwa pekerja akan susah waktu pensiun adalah ketika ia masih harus bekerja untuk memenuhi hidup meski sudah memasuki usia pensiun antara 56-60 tahun.

“Setelah pensiun tanda yang paling sederhana adalah orang tersebut setelah memasuki masa usia pensiun para pekerja secara umum masih harus tetap bekerja untuk dapat makan dan hidup layak. Jadi bukan bekerja untuk sekedar mengisi waktu luang ataupun bekerja sebagai aktualisasi diri ya.

Senada Perencana Keuangan dari Finansia Consulting, Eko Endarto, mengatakan tanda-tanda bahwa seseorang akan susah waktu pensiun dapat terlihat dari beberapa hal seperti masih memiliki tanggungan atau utang saat mendekati hari tua hingga belum memiliki dana tabungan.

“Kalau misalnya 5 tahun sebelum pensiun dia masih punya utang, berarti dia pasti akan bermasalah. Kedua, kalau dia ketika mendekati pensiun tidak memiliki aset yang cukup, maka kemungkinan dia akan bermasalah juga,” terangnya.

“Ketiga, ketika mereka mendekati masa pensiun tadi, dia belum memiliki investasi yang bisa dihasilkan, didapatkan di pensiun besok. Nah, itu kemungkinan dia akan bermasalah,” sambung Eko.

Besaran Dana yang Dibutuhkan Agar Tak Hidup Susah Saat Pensiun?

Masih dalam catatan detikcom, Andy mengatakan besaran dana pensiun yang ideal agar tak susah saat masa pensiun tentu akan sangat bergantung dari masing-masing kebutuhan dan gaya hidup setiap orang. Sebab mereka dengan perkiraan biaya hidup yang cukup besar bahkan setelah pensiun tentu membutuhkan dana pensiun yang lebih besar.

Namun secara sederhana, besaran dana pensiun yang diperlukan dapat dihitung menggunakan asumsi rata-rata kebutuhan hidup setelah pensiun setiap bulan hingga nanti meninggal.

Sebagai contoh dengan asumsi kebutuhan dana per bulan pasca pensiun sekitar Rp 5 juta kemudian asumsi akan pensiun di usia 56 tahun dengan usia harapan hidup hingga 72 tahun, maka dana pensiun yang dibutuhkan mencapai Rp 960 juta.

“Angka tersebut bahkan belum memperhitungkan inflasi yang mungkin terjadi,” tegasnya.

Untuk itu ia menyarankan selain menyiapkan dana tabungan, diperlukan juga instrumen lain seperti investasi atau pasif income hingga kepemilikan polis asuransi khususnya kesehatan.

“Asuransi kesehatan minimal BPJS kesehatan. Karena semakin bertambah usia maka semakin rawan terkena penyakit dan akan semakin mahal biaya pengobatannya,” papar Andy.

Senada, Eko juga mengatakan besaran dana pensiun yang dibutuhkan masing-masing individu akan sangat berbeda antara satu dengan yang lain. Namun secara sederhana besar dana ini bisa dihitung dengan mengalikan prediksi atau harapan biaya kebutuhan hidup setelah pensiun setiap bulan dengan jangka waktu pengeluaran hingga 20-25 tahun.

“Kita bicara secara angka paling minimal sekali. Katakanlah misalnya seseorang itu hidupnya katakan ketika pensiun besok hidup setara dengan Rp 10 juta. Maka asumsikan dia memiliki dana atau sejumlah dana minimal bisa menutupi sekitar 20 tahun kehidupannya dia,” terangnya.

Dengan asumsi kebutuhan hidup sebesar Rp 10 juta per bulan untuk jangka waktu 20 tahun setelah pensiun yang dicontohkan Eko, pekerja minimal perlu tabungan dana pensiun sekitar Rp 2,4 miliar.

Namun ia mengingatkan jumlah tabungan atau dana pensiun tersebut merupakan angka minimal yang harus dimiliki. Sebab dalam pelaksanaannya seseorang kerap kali membutuhkan biaya-biaya tambahan di luar kebutuhan hidup sehari-hari.

Misalkan saja jika sedang sakit memerlukan biaya tambahan untuk berobat, atau mungkin kebutuhan-kebutuhan darurat lain. Bahkan di luar itu masih ada inflasi tahunan yang membuat nilai dari tabungan dana pensiun itu terasa semakin sedikit seiring berjalannya waktu.

Tonton juga “Perlukah Perpanjang Usia Pensiun ASN?” di sini:

(igo/fdl)



Sumber : finance.detik.com

Gaji Rp 5 Juta Kerja 5 Tahun Bisa Punya Rumah? Begini Hitungannya


Jakarta

Memiliki rumah sendiri menjadi mimpi banyak orang. Tak terkecuali bagi orang-orang yang memiliki gaji pas-pasan, misalnya saja para pekerja dengan gaji Rp 5 juta per bulan.

Seberapa besar sih kemungkinan orang bergaji Rp 5 juta per bulan bisa mendapatkan rumah dalam waktu yang tak begitu lama, misalnya 5 tahun?

Melansir detikProperti, orang bergaji Rp 5 juta per bulan sangat mungkin untuk mendapatkan rumah dengan cicilan KPR. Setidaknya yang pertama harus dilakukan adalah mencicil KPR selama 5 tahun.


Menurut Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia Andy Nugroho, seseorang bisa menyisihkan 10-30% pendapatan untuk menabung DP rumah yang akan dibeli. Nantinya, saat DP bisa dipenuhi dan lolos KPR, alokasi 10-30% tadi digeser untuk memenuhi cicilan dan juga urusan lain untuk rumah.

Misalnya, ada rumah dengan harga sekitar Rp 350 juta. Biasanya, untuk DP KPR perlu dibayar 10-30% dari harga rumah. Apabila DP yang harus dibayar 20% saja dari Rp 350 juta, maka jumlahnya Rp 70 juta.

Nah, untuk bisa bayar DP Rp 70 juta dengan gaji Rp 5 juta per bulan, 25% dari gaji bisa disisihkan setiap bulan, jumlahnya sekitar Rp 1,25 juta per bulan.

Tentukan Cicilan yang Terjangkau

Menentukan besar cicilan sesuai kemampuan adalah langkah krusial dalam menabung untuk beli rumah, apalagi dengan gaji yang terbatas. Andy menyarankan untuk mengikuti hitungan slik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yaitu maksimal 30% dari penghasilan, kurang lebih sama seperti saat menyisihkan pendapatan untuk mencicil DP KPR.

Andy menyarankan sebisa mungkin jangan mengambil cicilan dengan batas maksimal karena masih ada perabotan yang harus dibeli setelah beli rumah.

Belum lagi harus memperhitungkan biaya tambahan saat memulai cicilan KPR, asuransi, pajak, biaya perawatan, biaya surat menyurat dan lainnya.

“Kadang karena kita beli rumah pertama atau rumah impian, cicilannya dipentokin sampai 30% dari penghasilan. Kita lupa kan beli rumah masih kosongan, belum ada isinya. Padahal di sisi yang lain perlu beli furniture untuk isi rumah,” tutur Andy.

Masyarakat juga bisa mempertimbangkan membeli rumah subsidi yang biaya DP dan cicilannya lebih murah. KPR subsidi sendiri bisa digunakan oleh orang yang batas maksimum gajinya yaitu Rp 8.000.000 atau Rp 10.000.000 khusus wilayah Papua dan Papua Barat, baik untuk gaji tetap maupun tidak tetap.

Cari Penghasilan Tambahan

Nah bila sudah mulai mencicil KPR, seseorang dengan gaji Rp 5 juta per bulan disarankan untuk mencari penghasilan tambahan. Bisa saja dengan mencari pekerjaan tambahan di luar pekerjaan utama.

Bisa juga dengan melakukan investasi dari uang bonus. Namun, penting untuk memilih jenis investasi yang tepat dan perhatikan faktor risiko dari setiap jenis investasi

Disarankan juga bagi orang dengan penghasilan Rp 5 juta per bulan saat mencicil rumah tidak punya utang yang lain, hal ini dilakukan agar bisa fokus membayar cicilan rumah.

(hal/eds)



Sumber : finance.detik.com

Simak! Tips buat Siapkan Dana Pensiun Agar Hari Tua Nyaman


Jakarta

Di tengah akses internet yang serba cepat dan promo-promo barang yang sering ditemui di sosial media dapat membuat seseorang kalap untuk langsung memilih untuk membeli tanpa pikir panjang terhadap pembelian barang tersebut. Biasanya barang yang dibeli biasanya bukanlah barang prioritas yang dibutuhkan, melainkan barang yang dapat mendukung gaya hidup yang berlebihan.

Oleh karena itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui akun edukasi keuangannya @sikapiuangmu membagikan strategi untuk mempersiapkan program pensiun sejak dini agar tidak terganggu oleh gaya hidup.

Dalam unggahannya, OJK memberitahukan masyarakat perlu menyadari terlebih dahulu bahwa terdapat sejumlah gangguan yang bisa menyebabkan kita tidak memiliki tabungan di masa tua.


Pertama yakni, fomo gaya hidup atau selalu mengikuti tren gaya hidup yang terlihat di media sosial. Dalam hal ini pasalnya kita perlu melihat apakah kondisi keuangan kita memang benar bisa mengikuti gaya hidup yang ingin kita ikuti. Jangan sampai malah gaya hidup ini menyebabkan kita punya banyak hutang.

Kedua yakni belanja implusif karena adanya tawaran diskon yang hanya terjadi hari ini. Padahal barang yang didiskon tidak sedang kita butuhkan. Ketiga yakni overconsumption buat self-reward. Dalam hal ini kita perlu menyadari bahwa terlalu sering atau berlebihan membeli barang atau pengalaman sebagai bentuk “hadiah” untuk diri sendiri tidak terlalu baik. Hal ini bisa, berdampak negatif pada keuangan pribadi.

Terkahir yakni panic buying karena takut inflasi. Kondisi ini harus benar-benar diperhatikan sesuai dengan kebutuhan. Artinya jangan asal beli jika tidak dibutuhkan.

“Semua ini bikin kita mikir pendek, dan akhirnya tabungan untuk pensiun selalu ‘nanti-nanti’ aja,” ungkap unggahan @sikapiuangmu dikutip, Minggu (6/7/2025).

Dalam unggahan tersebut, OJK memberikan lima tips dari agar program pensiun tetap terjaga dan tidak terdistraksi:

  • Pertama, autodebit is your bestie.

Artinya begitu menerima gaji, segera potong minimal 10% untuk program pensiun. Anggap saja sebagai “tagihan wajib” untuk diri sendiri di masa depan.

  • Kedua, pisahkan rekening dan jangan diintip!

Buat satu rekening khusus buat tabungan pensiun. Rekening ini dibuat tanpa kartu debit, tanpa akses mobile banking agar tidak tergoda mengambil dana secara impulsif.

  • Ketiga, jangan tunggu mapan baru mulai

Tips ini penting dilakukan sesegera mungkin tanpa harus menunggu mendapatkan gaji yang besar. Intinya yakni konsistensi, bukan besaran nominal. Mulai dari Rp 50.000 per bulan pun asal rutin, hasilnya akan signifikan.

  • Keempat, investasi, bukan cuma nabung

Karena musuh kita adalah inflasi, manfaatkan program pensiun di instrumen jangka panjang seperti reksa dana pensiun, DPLK, dan program JHT dan JP dari BPJS Ketenagakerjaan.

  • Kelima, block out noise: Nggak semua tren harus kamu ikuti!

Dalam hal ini, penting untuk membedakan kebutuhan dengan keinginan. Terlalu sering mengikuti tren bisa mengganggu rencana keuangan jangka panjang.

Dengan menyiapkan tabung untuk pensiun, kamu bisa menikmati pensiun dini tanpa utang, hidup cukup tanpa bergantung pada anak, bisa traveling tanpa memikirkan tagihan

“Itu semua bisa kejadian asal kamu siapkan sekarang, bukan nanti,” katanya.

(kil/kil)



Sumber : finance.detik.com