Tag Archives: asap

Ajaib! Sisa Sampah di Brown Canyon Semarang Bisa Menyala Api Tanpa Dibakar



Semarang

Meski sudah tidak lagi jadi tempat pembuangan sampah, Brown Canyon Semarang masih mengepulkan asap. Rupanya, sisa-sisa sampah bisa menyalakan api sendiri tanpa dibakar.

Kepulan asap masih terlihat di kawasan bekas pembuangan sampah ilegal Brown Canyon Semarang, meski lokasi itu telah resmi ditutup. Sampah itu disebut bisa terbakar sendiri oleh teriknya sinar matahari.

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) memastikan api itu bukan karena pembakaran baru, melainkan akibat gas metana dari timbunan sampah yang terbakar panas matahari.


Pantauan di lokasi, tumpukan sampah memang masih banyak tersisa di dasar cekungan bekas tambang. Meski aktivitas pembuangan sampah ilegal sudah ditekan, tetapi dari sela-sela sampah, asap putih tipis masih mengepul dan di ada titik api kecil.

“Memang potensi karena mungkin ada gas metana sehingga kena panas matahari itu bisa terbakar. Seringkali memang begitu, tapi itu bukan baru. Nanti kalau dipadamkan lagi, mungkin berapa hari kadang-kadang kena panas bisa terbakar sendiri,” kata Kepala DLHK Jateng, Widi Hartanto saat dihubungi, Kamis (9/10/2025).

Ia mengatakan, pemerintah provinsi telah berkoordinasi dengan Pemkot Semarang dan Pemkab Demak untuk menutup total area Brown Canyon dari aktivitas pembuangan sampah dan limbah.

“Ini sudah dikoordinasikan dengan Kota Semarang dan Kabupaten Demak. Sudah ditutup Brown Canyon untuk TPA ilegalnya. Sudah dilakukan pembersihan untuk sampah-sampah, yang di bagian atas sudah dibawa ke TPA,” terangnya.

Menurutnya, setelah penutupan dilakukan, Pemkot Semarang telah mengangkut sebagian besar tumpukan sampah ke TPA resmi dan melakukan penimbunan dengan tanah.

“Kemudian sudah dilakukan penimbunan dengan tanah ya. Jadi kemarin ketika muncul asap lagi, ada kebakaran lagi, sudah dipadamkan. Memang kendalanya ada sampah-sampah lama,” terangnya.

Sampah Terbakar Akibat Gas Metana

Munculnya asap dan api kecil beberapa waktu terakhir disebabkan oleh sisa sampah lama yang masih mengandung gas metana. Widi menyebut, jika ditemukan api lagi, ia akan mengoordinasikan untuk diadakan pemadaman.

“Pasti akan ada pemadaman. Ini nanti saya kabari ke Kota Semarang untuk segera dipadamkan. Karena memang biasanya kalau di tempat sampah kayak gitu kena panas itu biasanya menyala sendiri tanpa dibakar,” tuturnya.

Ia juga mengklaim tidak ada lagi truk yang mengangkut sampah ke Brown Canyon. Sementara pembuangan limbah manusia ke sana sudah dilarang melalui surat teguran ke pihak terkait, baik Kota Semarang maupun Kabupaten Demak.

“Kemarin sudah melakukan teguran ya untuk tidak membuang (tinja) ke lokasi itu. Dari Kota Semarang juga sudah membuat surat, kami juga sudah bersurat ke Kabupaten dan Kota,” kata dia.

Widi menambahkan, saat ini sampah dari wilayah sekitar telah dialihkan ke TPS3R dan dibawa ke TPA resmi, termasuk TPA Jatibarang di Kota Semarang dan TPA Wedung di Demak.

“Jadi sekarang sudah dialihkan ke TPS3R yang ada di wilayah itu dan dibawa ke TPS Jatibarang. Termasuk yang di Demak juga, yang di Demak juga di sudah dibawa ke TPA Kabupaten Demak,” ujarnya.

Terkait sanksi bagi pelaku pembakaran sampah secara sengaja, Widi menyebut aturan itu sudah tertuang dalam peraturan daerah masing-masing.

“Kalau pembakaran secara sengaja, pasti akan diberi teguran oleh pemerintah daerah. Sanksinya ada di perda masing-masing,” tandasnya.

——–

Artikel ini telah naik di detikJateng.

(wsw/wsw)



Sumber : travel.detik.com

Kompleks Taj Mahal Kebakaran!



Agra

Kompleks Taj Mahal dilalap si jago merah pada Minggu (12/10), tepatnya pada gerbang sisi selatan. Bagaimana kronologinya?

Informasi menyebutkan bahwa lokasi kebakaran berada 300 meter dari kubah utama, kepulan asap hitam terlihat mengepul di dekat gerbang selatan monumen itu, seperti dikutip dari India Tv News pada Selasa (14/10).

Kebakaran dilaporkan mulai terjadi sekitar pukul 8 pagi pada hari Minggu. Namun, api segera dipadamkan dan tidak ada kerusakan parah di area monumen.


Saksi mata mengatakan bahwa percikan api tiba-tiba muncul di dekat gerbang selatan, membuat warga panik sesaat.

Menurut laporan, kebakaran disebabkan oleh korsleting pada saluran listrik tegangan rendah (LT) yang melewati ruang-ruang kecil di dekat gerbang selatan. Percikan api berasal dari sambungan plastik pada saluran tersebut yang menyebabkan percikan api singkat dan asap tebal.

Melihat ini, staf yang bertugas segera menghubungi petugas Survei Arkeologi India (ASI) dan Torrent Power, perusahaan yang bertanggung jawab atas pemeliharaan listrik. Tim teknis Torrent segera tiba dan melakukan perbaikan setelah pemadaman listrik selama dua jam di area tersebut.

Hubungan arus pendek sempat mengganggu pasokan listrik ke Taj Mahal, sementara jalur yang sama juga mengalirkan listrik ke monumen tersebut. Untungnya, masalah tersebut teratasi dalam waktu dua jam.

“Teknisi Torrent Power menyelesaikan pekerjaan perbaikan dalam waktu dua jam dan pasokan listrik pulih sepenuhnya,” kata para pejabat, yang memastikan bahwa bangunan cagar budaya tersebut tetap sepenuhnya aman.

Gerbang selatan Taj Mahal bukanlah area publik, telah ditutup untuk wisatawan sejak tahun 2018 karena alasan keamanan. Hanya staf pemeliharaan dan ASI yang diizinkan masuk ke area tersebut. Para pejabat menegaskan kembali bahwa insiden kebakaran terjadi di zona terlarang dan tidak memengaruhi area mana pun yang dapat diakses oleh pengunjung.

(bnl/wsw)



Sumber : travel.detik.com

Jakarta Terasa Panas padahal Matahari Seperti Menjauh, Kok Bisa?



Jakarta

Jakarta dan sekitarnya belakangan terasa seperti “disembur naga”, begitu keluhan banyak warganet di media sosial. Suhu mencapai 37,6°C, apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang mesti dilakukan agar tetap aman saat jalan-jalan?

Belakangan, beraktivitas di luar ruangan pun terasa seperti di panggang matahari. Tapi, tenang dulu, traveler itu ternyata bukan pertanda aneh atau darurat iklim baru, melainkan peristiwa tahunan yang terjadi akibat pergerakan semu matahari di langit selatan.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa saat ini posisi semu matahari sedang bergerak ke belahan bumi selatan. Akibatnya, wilayah Indonesia yang berada di sekitar ekuator terasa lebih panas dari biasanya.


Meskipun matahari tampak makin jauh, sinar matahari justru jatuh lebih tegak di beberapa wilayah, termasuk Jakarta. Kondisi itu membuat suhu udara terasa lebih terik meski sebenarnya jarak Bumi dan Matahari tidak berubah.

Fenomena itu terjadi karena Bumi mengelilingi Matahari dalam posisi miring sekitar 23,5 derajat. Kemiringan itulah yang membuat matahari terlihat seolah berpindah dari utara ke selatan sepanjang tahun, fenomena yang dikenal sebagai pergerakan semu matahari. Saat matahari “berada” di wilayah selatan seperti sekarang, sinar matahari mengenai permukaan Bumi lebih langsung, sehingga udara terasa lebih panas dari biasanya.

Selain Jabodetabek, BMKG mencatat beberapa area yang juga merasakan suhu panas. Kondisi itu terjadi pada wilayah Indonesia di bagian tengah dan selatan.

“Wilayah Indonesia bagian tengah dan selatan misal Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Papua, menerima penyinaran matahari yang lebih intens sehingga cuaca terasa lebih panas,” kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto dalam rilisnya dilihat detikTravel dikutip Kamis (16/10/2025).

Suhu panas diprakirakan berlanjut hingga akhir Oktober atau awal November 2025. Selain pergerakan semu matahari, kondisi itu juga dipengaruhi penguatan angin timuran atau Monsun Australia. Angin membawa massa udara kering hangat, sehingga pembentukan awan minim dan radiasi matahari dapat mencapai permukaan bumi secara maksimal.

Kendati begitu, BMKG memprakirakan potensi hujan lokal masih bisa terjadi pada sore hingga malam hari. Hujan kemungkinan terjadi di sebagian wilayah Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Papua. Dengan dinamika cuaca itu, BMKG mengingatkan masyarakat untuk menjaga kesehatan.

Dokter spesialis paru Prof Dr Tjandra Yoga Aditama, SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE, FISR. Prof Tjandra menyarankan agar traveler selalu berada di tempat teduh dan jangan terkena sinar matahari langsung. Apalagi, ketika tengah hari atau suhu sedang sangat panas.

“Wajib sekali banyak minum kalau bisa lebih dari 8 gelas sehari. Selain itu jangan bikin tambah panas dengan paparan mesin dam asap di ruang tertutup. Apalagi, ada juga potensi keracunan gas dan jangan menambah panas dengan berbagai tindakan, misal membakar sampah,” kata Prof Tjandra dalam pesan pendek kepada detikTravel.

Prof Tjandra juga mengingatkan agar traveler segera berkonsultasi pada petugas kesehatan jika merasa pusing, lemah, atau terjadi gangguan kesehatan. Apalagi, pada traveler lansia dan warga lain dengan daya tahan tubuh rendah, atau pasien dengan gangguan imunitas. Konsultasi memungkinkan gangguan bisa segera diatasi.

(row/fem)



Sumber : travel.detik.com

Polusi yang Tak Berkesudahan di India



Delhi

New Delhi konsisten menduduki peringkat di antara ibu kota paling tercemar di dunia, dengan kabut asap pekat menyelimuti cakrawala setiap musim dingin. Udara yang lebih dingin memerangkap polutan di dekat tanah, menciptakan campuran emisi mematikan dari pembakaran lahan, pabrik, dan lalu lintas yang padat.

Selama beberapa hari terakhir, udara di Delhi dan kota-kota sekitarnya berada di antara kategori ‘buruk’ dan ‘sangat buruk’. Polusi meningkat minggu ini setelah kembang api diluncurkan selama berhari-hari untuk memperingati Diwali, festival cahaya Hindu, yang membuat kadar PM2.5 mencapai lebih dari 56 kali batas.

Dilansir dari BBC, Jumat (24/10/2025) media melaporkan bahwa ini adalah kualitas udara pasca Diwali terburuk yang pernah dialami kota ini dalam empat tahun terakhir. Dan penyebab polusi selalu oleh masalah yang sama, meskipun tahun ini banyak laporan yang saling bertentangan.


Laporan media India, mengutip sebuah perusahaan riset iklim, menyebutkan telah terjadi penurunan 77% dalam insiden pembakaran jerami tahun ini karena banjir besar yang sebelumnya menghancurkan sebagian besar tanaman di wilayah tersebut. Perusahaan tersebut menyalahkan petasan sebagai penyebab utama buruknya udara Delhi selama periode perayaan.

Namun, data resmi dari Punjab menunjukkan hal yang berbeda. Menurut badan pengendalian polusi regional, insiden pembakaran jerami di negara bagian tersebut telah meningkat tiga kali lipat dalam 10 hari terakhir, dengan lebih dari 350 kasus dilaporkan, naik dari hanya 116 yang tercatat hingga 11 Oktober.

Beberapa tahun terakhir, pihak berwenang telah meluncurkan kampanye terarah untuk menyoroti dampak buruk pembakaran jerami dan mempromosikan penggunaan mesin sebagai alternatif. Dan upaya-upaya ini telah menunjukkan beberapa hasil di lapangan.

Misalnya, kebakaran lahan di Punjab turun menjadi 10.909 kasus tahun lalu dibandingkan dengan 36.663 kasus pada tahun 2023. Meskipun menurun, hal ini terus berlanjut karena alasan sederhana yaitu keterjangkauan. Pembakaran jerami tetap menjadi cara termurah untuk membersihkan lahan.

Penyumbang utama polusi Delhi lainnya pada musim ini adalah petasan. Beberapa hari sebelum festival Diwali, pengadilan tinggi India melonggarkan larangan lima tahun atas penjualan dan peledakan petasan di Delhi dan sekitarnya.

Pengadilan mengizinkan penggunaan ‘petasan hijau’ yang kurang berpolusi selama enam jam selama dua hari selama festival. Para ahli mengkritik perintah tersebut dengan mengatakan bahwa ‘petasan hijau’ hanya 20- 30% lebih rendah polusinya dan tetap melepaskan partikel berbahaya yang menurunkan kualitas udara.

Selain itu, kenyataan di lapangan jauh dari yang diamanatkan pengadilan dan pembatasan tersebut dilanggar secara terbuka.

Udara tercemar yang mau tak mau dihirup, membuat warga mengeluh batuk, mata berair, dan sesak napas. Dokter mengatakan paparan jangka panjang secara bertahap melemahkan pertahanan alami tubuh, membuat orang lebih rentan terhadap berbagai penyakit serius.

Atasi polusi dengan hujan buatan

Dilansir dari France24, pemerintah kota New Delhi bekerja sama dengan Institut Teknologi India Kanpur meluncurkan uji coba pada Kamis sore menggunakan pesawat ringan Cessna di atas wilayah Burari di utara kota. Mereka melakukan penyemaian awan untuk memicu hujan.

“Penerbangan uji coba penyemaian telah dilakukan… di mana suar penyemaian awan ditembakkan. Penerbangan ini merupakan uji coba untuk memeriksa kemampuan penyemaian awan, kesiapan dan daya tahan pesawat, penilaian kemampuan perlengkapan dan suar penyemaian awan, serta koordinasi antar semua instansi terkait,” ujar Menteri Delhi, Manjinder Singh Sirsa, dalam sebuah pernyataan, Kamis malam.

Hal ini dilakukan menjelang peluncuran skema yang direncanakan. Kepala Menteri Delhi, Rekha Gupta, mengatakan bahwa jika kondisi tetap kondusif, Delhi akan mengalami hujan buatan pertamanya pada 29 Oktober.

Belum jelas bahan kimia apa yang digunakan dalam uji coba untuk memicu hujan tersebut.

(sym/wsw)



Sumber : travel.detik.com

Toko Bangunan di Kota Bogor Kebakaran, 8 Mobil Damkar Dikerahkan


Bogor

Toko bangunan atau material terbakar di samping exit Tol Kayu Manis Tol Bogor Outo Ring Road (BORR) Jl Sholeh Iskandar, Kota Bogor. Delapan unit pemadam kebakaran (damkar) hingga BPBD melakukan penanganan.

Warga di lokasi bernama Santo (56) mengatakan kebakaran toko bangunan diketahui terjadi sekitar pukul 19.15 WIB. Objek terbakar merupakan toko bangunan atau material yang menjual cat hingga tiner.

“Kejadiannya tadi sekitar jam 19.00 WIB. Saya lagi nongkrong, dari jauh saya lihat kok kaya ada kebakaran. Asap tebel banget, saya cek, ternyata di dalam api sudah besar,. Langsung saya laporan ke damkar sama BPBD,” kata Santo saat ditemui di lokasi, Kamis (23/10/2025).

“Yang terbakar ini toko bangunan, jadi memang di dalam banyak cat sama tiner juga. Kalau kayu ada di belakang bangunannya,” imbuhnya.

Pantauan detikcom, api yang membakar toko bangunan masih membara di bagian dalam hingga pukul 20.00 WIB. Sejumlah petugas pemadam kebakaran tampak berupaya melakukan penanganan.

Sebanyak delapan unit damkar dari Kota dan Kabupaten Bogor sudah berada di lokasi untuk penanganan. Unit penyaluran air milik BPBD hingga mobil rescue turut terjun ke lokasi.

Lokasi kebakaran juga banyak didatangi warga yang ingin melihat langsung. Sementara petugas kepolisian terlihat standby di lokasi.

Lihat juga Video ‘Kebocoran Gas Picu Kebakaran di Bogor, 10 Kios Ludes’:

(sol/isa)



Sumber : news.detik.com

Gara-gara Diseruduk Mobil Listrik, Acara Makan Siang Tamu Hotel Bubar Jalan



Klaten

Gara-gara ada satu unit mobil listrik yang tiba-tiba terbang menyeruduk lounge hotel di Klaten, acara makan siang para tamu pun bubar jalan.

Mobil listrik itu langsung menabrak kaca dan mendarat di lounge sebuah hotel yang beralamat di Jalan Pemuda, Klaten. Akibatnya para tamu hotel yang sedang makan siang langsung buyar tunggang langgang.

“Kebetulan tadi sedang lunch, makan siang di area resto jadi memang saat mobil masuk bubar yang di resto itu semua langsung kocar-kacir lari karena kaget,” ungkap pegawai Tjokro Hotel, Agung Romadoni kepada wartawan di lokasi, Rabu (22/10/2025) siang.


Agung mengatakan tak ada korban jiwa maupun luka dalam insiden tersebut. Dia memastikan tamu hotel hanya panik.

“Sempat panik, kaget. Langsung lapor manajer saya tadi,” jelas Agung.

Terkait soal adanya asap, Agung menyebut itu berasal dari mesin mobil. Dia mengatakan asap itu langsung tertangani dengan alat pemadam api ringan (apar).

“Sama kita langsung keluarin apar juga. Karena takut terjadi korsleting jadi langsung keluarin apar,” ucap Agung.

Agung menyatakan saat kejadian posisi resto ramai karena sedang makan siang. Ada sekitar 20 orang.

“Jadi posisi memang lagi ramai di resto. Ada 20 orang lebih lah,” katanya.

Peristiwa itu diakui Agung sedikit banyak memang berdampak pada tamu hotel. Banyak tamu yang mempertanyakan peristiwa tersebut.

“Kalau mengganggu pasti ya, karena tamu-tamu ada bertanya-tanya, ini aman nggak,” ujar Agung.

Sebelumnya diberitakan, satu unit mobil listrik yang dikemudikan seorang lelaki tiba-tiba nyelonong masuk ke ruang lounge hotel di Jalan Pemuda, Klaten, setelah menabrak dinding kaca.

“Kebetulan tadi acaranya kita makan siang, terus pada antre di sini, tiba-tiba mobil dari depan itu kayak terbang aja, langsung wuss sampai ke situ (jalan samping lounge) terus ngepul asap,” kata Rizki Amalia, seorang pegawai Pemkab Klaten kepada awak media di lokasi, Rabu (22/10) siang.

Rizki mengaku sedang ada acara di hotel tersebut saat mobil nyelonong masuk. Dia yang sedang mengantre makan siang dikagetkan dengan mobil yang menabrak kaca.

“Kita semuanya panik terus kita pada lari keluar semua. Dengar kaca pecah ya udah kita keluar sampai asap bener-bener nggak ada dulu, agak reda, terus kita baru masuk lagi,” terang Rizki.

——–

Artikel ini telah naik di detikJateng.

(wsw/wsw)



Sumber : travel.detik.com

Crash Test Paling Terniat, 2 Mobil Chery Tiggo 9 Beradu Kepala!



Wuhu

Chery tak mau main-main dengan keselamatan mobil keluaran mereka. Crash test jadi salah satu cara untuk menguji berbagai fitur keselamatan di mobil.

Di hadapan ratusan jurnalis, dealer, dan konsumen potensial dari berbagai negara, Chery Automobile menggelar crash test mobil Chery Tiggo 9 yang tergolong sebagai model baru mereka.

Crash test ini diadakan di Chery R&D Center Wuhu, China, yang merupakan salah satu tempat uji tabrakan paling besar di Asia. Sebelum crash tes dimulai, para tamu diberikan penjelasan singkat mengenai berbagai fitur keselamatan di mobil Chery.


Chery mengatakan keselamatan sudah menjadi DNA bagi merek mobil Chery. Chery tidak hanya ingin melindungi pengendara dan penumpang di mobilnya tapi juga para pejalan kaki. Jadi mereka melakukan berbagai skenario kecelakaan untuk melindungi penumpang salah satunya adalah melakukan tabrakan dari depan.

Menurut Chery dari hasil penelitian, tabrakan dari depan pada sudut 0-15 derajat merupakan jenis tabrakan yang sering terjadi. Sekitar 53,8 persen kecelakaan antara dua mobil terjadi pada sudut ini. Ya mirip seperti tabrakan yang umum terjadi di persimpangan jalan.

Saatnya pengujian, kami diajak untuk mendekat ke lokasi crash test. Beberapa saat kemudian, suasana berubah menjadi hening dan tiba-tiba hanya dalam hitungan beberapa detik, dua mobil Chery Tiggo saling ditabrakkan dalam kecepatan masing-masing 50 km/jam. Satu mobil berjalan lurus, satu lagi melaju sekitar 15 derajat menuju mobil pertama.

Brakk! Suara tabrakan terdengar dan terlihat asap mengepul dari pelepasan airbag. Petugas kemudian membersihkan beberapa bagian kendaraan yang hancur. Setelah dibersihkan petugas, kami diperkenankan untuk melihat lebih dari dekat efek tabrakan ini. Wah jarang-jarang ya.

Hasilnya bagian depan mobil memang ringsek dengan beberapa komponen seperti grille patah, kaca pecah, ban mobil depan kempis, namun struktur kendaraan, termasuk pilar A, B, dan C, tetap utuh, kantung udara mengembang sesuai rancangan, dan kami tengok ke bagian bawah mobil tidak ada kebocoran bahan bakar.

Hasil ini menunjukkan kinerja yang kuat dalam menjaga sel keselamatan penumpang. Hebatnya lagi, pintu kedua mobil masih bisa dibuka dan ditutup seperti mobil belum pernah mengalami kecelakaan. Layar di dashboard juga masih terlihat menyala.

Kantung udara (airbag) bagian depan mengembang secara sempurna sehingga membantu ‘menyelamatkan’ dua boneka dummies. Baik badan dan kaki dummies terlihat tetap terjaga. Sabuk pengaman mengikat dummies ini ke kursi mobil dengan sempurna.

Karena ini tabrakan dari depan, maka airbag yang berada di jendela mobil tidak mengembang. Airbag samping biasanya akan mengembang jika mobil mengalami rollover.

“Ini crash test yang niat sekali ya,” celoteh seorang jurnalis yang turut menyaksikan crash test Tiggo 9.

Tiggo 9 memang terbukti yahud saat menjalani crash test. Oleh Euro NCAP pun mobil diberi rating sempurna. Jadi masih meragukan keselamatan merek mobil China?

(ddn/lua)



Sumber : oto.detik.com

Sampah Antariksa Mendarat di Gurun Australia, Kondisinya Terbakar


Jakarta

Kepolisian Australia Barat mengumumkan temuan sebuah objek di jalan akses menuju tambang di wilayah Pilbara. Unggahan media sosial mereka menggambarkan objek tersebut terbakar, dan pakar sampah antariksa Profesor Steven Tingay dari Curtin University mengatakan bahwa gambar-gambar tersebut menunjukkan kemungkinan besar objek tersebut terbakar saat mendarat.

“Saya belum pernah melihat hal seperti ini terjadi sebelumnya,” ujar Tingay seperti dikutip dari IFL Science.


Namun mengingat jumlah peluncuran antariksa meningkat pesat, ia khawatir hal seperti ini akan menjadi lebih umum. Menurutnya, risiko dari langit mungkin lebih besar dari yang kita duga.

“Semua orang khawatir tertabrak, tetapi kemungkinannya kecil. Namun, sebuah benda yang mencapai permukaan tanah saat masih terbakar dapat memicu kebakaran hutan jika mendarat di hutan pada hari yang kering,” Tingay memperingatkan.

sampah antariksaFoto: Pilbara Police

Kekhawatiran ini beralasan, mengingat hutan menempati wilayah yang jauh lebih luas daripada wilayah yang dihuni manusia, sehingga kemungkinannya mungkin perlu dipertimbangkan.

Lebih lanjut, Tingay mencatat bahwa beberapa benda ini mungkin mengandung material yang cukup berbahaya. Biasanya, masyarakat umum tidak boleh menyentuh sesuatu yang tampak seperti sampah antariksa.

“Namun, benda yang terbakar bisa saja mengeluarkan asap beracun, sehingga semakin menjadi alasan untuk menjauh dan segera menghubungi polisi,” kata Tingay.

Sumber objek tersebut tidak diketahui. Dr. Alice Gorman dari Flinders University mengatakan, “Sepertinya itu adalah tahap keempat dari roket Jielong. Sebuah roket yang diluncurkan pada akhir September.”

sampah antariksaSampah Antariksa Mendarat di Gurun Australia, Kondisinya Terbakar. Foto: Pilbara Police

Namun Tingay enggan berspekulasi tanpa informasi lebih lanjut. “Tidak ada peringatan masuk kembali ke Bumi, tidak ada tanda-tanda masuk kembali terkendali,” kata Tingay.

Sejauh ini, belum ada negara atau perusahaan yang mengaku bertanggung jawab. Tingay berpendapat bahwa pendekatan terbaik adalah mencoba mengidentifikasi komponen-komponen tersebut dan mencocokkannya dengan produsen, meskipun itu akan sangat sulit karena buktinya hancur terbakar.

Situasinya mungkin berbeda jika ada yang melihat objek tersebut menyala di langit. Namun menurut Tingay, mungkin saja objek itu mendarat di siang hari.

“Mungkin terlihat jika Anda melihat di tempat yang tepat, tetapi itu pun Anda harus beruntung. Itu daerah berpenduduk rendah dan dekat pantai, jadi bisa saja objek itu muncul melalui air,” ujarnya.

Pada 1979, kawasan Shire of Esperance di Australia Barat menjadi pemberitaan karena mengirimkan tagihan kepada NASA atas pembuangan sampah sembarangan setelah Skylab mendarat di wilayah mereka. Kanada menghadapi tagihan yang lebih besar setahun sebelumnya ketika sebuah satelit Rusia yang bersifat sangat radioaktif mendarat di wilayah mereka, dan pembayaran akhirnya diperkirakan tidak cukup untuk menutupinya.

(rns/afr)



Sumber : inet.detik.com

Mirip COVID-19, Ini Penyakit yang Lagi Ngegas Hampir 2 Juta Kasus di DKI!


Jakarta

Dinas Kesehatan DKI Jakarta membuka data kenaikan kasus penyakit di balik ramai warga yang merasa tak kunjung sembuh dari gejala batuk, pilek, hingga keluhan lain menyerupai COVID-19.

Kepala Dinkes DKI Ani Ruspitawati menyebut sebetulnya tidak ada peningkatan kasus tertentu yang relatif berbeda dari tahun ke tahun. Di tengah cuaca tak menentu, wajar keluhan semacam itu banyak dilaporkan.

Penyakit Apa yang Lagi Melonjak?


Namun, infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) tercatat memang tengah melonjak, terlihat sejak periode Juli. Meski begitu, tren ini sebenarnya dilaporkan setiap tahun.

“Total kasus ISPA di DKI Jakarta hingga Oktober 2025 sebesar 1.966.308. Peningkatan kasus terlihat mulai bulan Juli. ISPA merupakan penyakit tertinggi di Puskesmas karena penularannya sangat mudah, yakni melalui droplet dan aerosol,” tutur Ani kepada detikcom Kamis (16/10/2025).

Peningkatan kasus ISPA disebut Ani juga bisa berkaitan dengan imunitas yang turun di masyarakat.

Ani mewanti-wanti gejala ISPA yang kerap muncul yakni batuk, pilek, sakit tenggorokan hingga demam. Gejalanya bisa dibarengi dengan keluhan hidung tersumbat, sakit kepala, nyeri otot, kelelahan, bersin, dan suara serak.

“Pada kasus ISPA yang lebih berat, gejala dapat mencakup sesak napas, yang membutuhkan penanganan segera,” wanti-wantinya.

Meski begitu, masyarakat dinilai tidak perlu khawatir mengingat penyakit saluran napas seperti ISPA dapat dicegah dengan menjalani Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Berikut imbauannya:

  • Mencuci tangan dengan sabun
  • Menghindari kerumunan
  • Memakai masker saat beraktivitas di ruangan padat maupun di luar ruangan dengan banyak orang berkerumun
  • Menerapkan etika batuk dan bersin
  • Segera akses layanan kesehatan jika ada gejala batuk pilek
  • Membatasi aktivitas saat sakit
  • Menghindari asap rokok
  • Meningkatkan imunitas dengan makan makanan bergizi, istirahat cukup, olahraga rutin serta kelola stres.

(naf/up)



Sumber : health.detik.com

Viral Air Hujan Jakarta Mengandung Mikroplastik, Bagaimana Bisa Terjadi?


Jakarta

Air hujan selama ini dianggap simbol kesegaran yang ternyata tidak sepenuhnya bersih. Hasil penelitian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkap air hujan di Jakarta mengandung partikel mikroplastik berbahaya yang berasal dari aktivitas manusia di perkotaan.

Temuan ini menjadi peringatan bahwa polusi plastik kini tidak hanya mencemari tanah dan laut, tetapi juga atmosfer.

Peneliti BRIN Muhammad Reza Cordova menjelaskan penelitian yang dilakukan sejak 2022 menunjukkan adanya mikroplastik dalam setiap sampel air hujan di ibu kota. Partikel-partikel plastik mikroskopis tersebut terbentuk dari degradasi limbah plastik yang melayang di udara akibat aktivitas manusia.


“Mikroplastik ini berasal dari aktivitas manusia di kota besar. Misalnya serat sintetis dari pakaian, debu kendaraan dan ban, sisa pembakaran terbuka sampah plastik, serta degradasi plastik di lingkungan terbuka,” katanya saat dihubungi detikcom, Kamis (16/10/2025).

Bagaimana Bisa Terjadi?

Menurut Reza, fenomena ini terjadi karena siklus plastik kini telah menjangkau atmosfer. Mikroplastik dapat terangkat ke udara melalui debu jalanan, asap pembakaran, dan aktivitas industri, kemudian terbawa angin dan turun kembali bersama hujan. Proses ini dikenal dengan istilah atmospheric microplastic deposition.

“Siklus plastik tidak berhenti di laut. Ia naik ke langit, berkeliling bersama angin, lalu turun lagi ke bumi lewat hujan,” ujarnya.

Temuan ini menimbulkan kekhawatiran karena partikel mikroplastik berukuran sangat kecil, bahkan lebih halus dari debu biasa, sehingga dapat terhirup manusia atau masuk ke tubuh melalui air dan makanan.

Plastik juga mengandung bahan aditif beracun seperti ftalat, bisfenol A (BPA), dan logam berat yang dapat lepas ke lingkungan ketika terurai menjadi partikel mikro atau nano. Di udara, partikel ini juga bisa mengikat polutan lain seperti hidrokarbon aromatik dari asap kendaraan.

“Jadi sifat beracunnya bukan dari air hujannya langsung, tapi dari partikel mikroplastik, bahan additive dan polutan lain yang terbawa di dalamnya,” tegas Reza.

Senada, Guru Besar IPB University dari Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), Prof Etty Riani menjelaskan fenomena ini secara ilmiah memang sangat mungkin terjadi.

Menurut Prof Etty, mikroplastik, terutama yang berukuran sangat kecil atau nanoplastik, memiliki massa sangat ringan sehingga mudah terangkat ke atmosfer.

“Partikel ini bisa berasal dari berbagai sumber di darat seperti gesekan ban mobil, pelapukan sampah plastik yang kering dan terbawa angin, hingga serat pakaian berbahan sintetis,” ujarnya, dikutip dari laman IPB, Senin (20/10).

Saat partikel mikroplastik berada di udara, ia dapat terbawa arus angin dan akhirnya turun kembali ke bumi bersama air hujan.

“Hujan berperan seperti pencuci udara. Mikroplastik yang melayang di atmosfer akan menyatu dengan tetesan air hujan. Karena ukurannya sangat kecil, partikel itu tidak terlihat, sehingga seolah-olah air hujan bersih,” jelas Prof Etty.

Dampak Mikroplastik pada Kesehatan

Meski penelitian lebih lanjut masih dibutuhkan, studi global menunjukkan bahwa paparan mikroplastik dapat menimbulkan dampak kesehatan serius, seperti stres oksidatif, gangguan hormon, hingga kerusakan jaringan. Sementara dari sisi lingkungan, air hujan bermikroplastik berpotensi mencemari sumber air permukaan dan laut, yang akhirnya masuk ke rantai makanan.

“Dampaknya pada manusia terutama jika terhirup atau tertelan berulang dalam jangka panjang (tidak cepat seperti keracunan insektisida misalnya),” kata Reza.

“Partikel halus juga bisa membawa bahan kimia berbahaya seperti ftalat, BPA, atau logam berat, yang dikenal dapat mengganggu hormon dan metabolisme tubuh. Nah di Indonesia kan masih minim nih. Jadi ya memang riset terkait masih terus berjalan untuk memastikan seberapa besar efeknya terhadap manusia,” lanjutnya.

(suc/up)



Sumber : health.detik.com