Source : unsplash.com / Lily Banse
Jakarta –
Menpora Erick Thohir bergerak melakukan diplomasi ke negara-negara Asia Tenggara agar SEA Games dapat mempertandingkan cabang olahraga Olimpiade.
Erick bertemu dengan Philippine Sports Commission (PSC) Chairman atau Ketua Komisi Olahraga Filipina Patrick Gregorio di Jakarta, pada akhir pekan lalu. Pertemuan dalam rangka menjajaki kolaborasi lebih dalam antara kedua negara Asia Tenggara tersebut.
Erick mengatakan, pertemuan tersebut membahas banyak hal terkait olahraga kedua negara dan juga regional Asia Tenggara. Salah satunya perihal pelaksanaan SEA Games yang diharapkan dapat mempertandingkan cabang-cabang olahraga (cabor) Olimpiade sebagaimana yang disuarakan dalam ASEAN Ministerial Meeting on Sports (AMMS 8) di Hanoi, Vietnam.
“Kami sudah suarakan bahwa dari Indonesia menginginkan SEA Games harus mempertandingkan cabang-cabang yang ada di Olimpiade. Insyaallah saya pada bulan Februari tahun depan akan mengundang seluruh menteri olahraga yang ada di Asia Tenggara untuk mulai mengomunikasikan hal ini,” kata Menpora Erick dalam keterangan tertulisnya Rabu (22/10/2025).
Menpora Erick menyebut wacana ini berangkat dari keinginan Indonesia agar prestasi olahraga Asia Tenggara lebih baik ke depannya. Khususnya di ajang Olimpiade yang merupakan multievent olahraga terbesar di dunia, merujuk prestasi-prestasi yang telah dicapai negara-negara Asia Tenggara selama ini.
“Kami bisa lihat bagaimana atlet senam Filipina pada Olimpiade kemarin dapat medali emas. Kami pun kini tidak hanya mendapat medali emas dari bulutangkis, tapi sudah mendapat dari angkat besi, dan juga tentu speed climbing. Negara-negara lain seperti Singapura sudah pernah juara Olimpiade melalui renang. Nah, hal-hal ini yang saya rasa kami perlu mengusulkan untuk Asia Tenggara lebih baik ke depan,” ujar Menpora berusia 55 tahun tersebut.
Keinginan Indonesia agar SEA Games mempertandingkan cabor-cabor Olimpiade tersebut direspons positif oleh Filipina. Disebutkan bahwa Filipina, sebagai tuan rumah ASEAN tahun 2026, akan mengundang kementerian-kementerian olahraga di Asia Tenggara pada bulan April. Pertemuan ini untuk mendorong agenda diskusi supaya SEA Games ini benar-benar mencerminkan upaya menuju prestasi Olimpiade.
“Tentu prestasi para atlet Indonesia juga harus lebih baik lagi. Karena pasti dengan dorongan strategi besar SEA games mencerminkan Olimpiade, semua negara Asia Tenggara akan refocusing strategi besar olahraganya,” ujar Erick.
“Nah, kalau kita ketinggalan, jangan kaget bila nanti perolehan emas negara-negara Asia Tenggara lebih banyak dari Indonesia di Olimpiade. Ini yang harus kita jaga sebagai negara yang besar dan kuat,” tegas Menpora.
(mcy/krs)

Sumber : sport.detik.com
Jakarta –
Pelatih pencak silat Yulinar Tikasari Wardah bangga pencak silat menjadi cabang olahraga pertama yang menyumbangkan medali emas bagi Indonesia di Asian Youth Games (AYG) 2025.
Yulinar menyampaikan perasaannya itu setibanya di Tanar Air, usai mengantarkan atletnya, Furgon Habbil Winatan meraih satu emas dan satu perak melalui pesilat putri Qiken Dwi Tata Olifia dari multiajang olahraga remaja terbesar se-Asia tersebut.
Pencak silat di AYG menjalani debut sebagai cabor pertama yang dipertandingkan di ajang yang berlangsung hingga akhir bulan ini.
“Alhamdullilah pasti sangat bangga karena pencak silat yang pertama dipertandingkan dan pertama memberikan medali untuk Indonesia,” kata Yulinar saat ditemui di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, pada Rabu (22/10/2025).
Juara dunia pencak silat 2012 itu mengatakan, hasil yang diraih atletnya melampaui ekspektasinya. Sebab, sejak awal hanya menargetkan satu emas. Baik Furgon dan Qiken tampil di kelas 51-55kg putra dan putri.
“Sebenarnya memang satu emas (targetnya), peraknya bonus, tapi ini adalah anugerah dari Allah atas perjuangan atlet, dukungan dari KOI, Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (PB IPSI). Ini adalah hasil yang maksimal yang bisa kami persembahkan untuk Indonesia,” tuturnya.
Berkaitan dengan persaingan selama bertanding di Bahrain, pencak silat yang diikuti 14 negara, menurut Yulinar, sudah cukup merata. Bahkan dari tuan rumah, Bahrain.
Yulinar berharap, tim Indonesia bisa terus berjuang untuk ajang-ajang berikutnya di masa mendatang. Rencananya, Furgon dan Qiken akan dipersiapkan untuk tampil di ASEAN School Games di Brunei Darussalam, akhir November.
Sementara itu, Komite Eksekutif KOI Harry Warganegara mengatakan keberhasilan pencak silat di AYG menjadi terobosan untuk ajang berikutnya.
“Ini suatu kesempatan yang bagus karena pencak silat ini cabor milik Indonesia, dan kita berhasil dipertandingkan menjadi nomor defenitif. Bukan demo. Ini terobosan yang bagus dan bisa dilihat pada hari ini juga Furgon dan Qiken pulang bawa medali dan ini suatu kebanggaan,” kata Harry yang ikut menyambut tim pencak silat.
“Kami berharap pencak silat bisa dipertandingkan di ajang yang lebih tinggi seperti Asian Games, bahkan Olimpiade. Itu harapan kami,” harap Harry.
(mcy/aff)

Sumber : sport.detik.com
Lausanne –
Komite Olimpiade Internasional (IOC) memberi dua peringatan ke Indonesia usai melarang atlet Israel berlaga di Kejuaraan Dunia Senam 2025. Begini pernyataannya.
IOC merilis sikap usai Israel dilarang Indonesia berpartisipasi di Kejuaraan Dunia Senam 2025 di Jakarta. Badan Olimpiade dunia itu memberi dua peringatan keras.
Dalam rilisnya Kamis (23/10) dini hari WIB, IOC mengambil sikap memutus dialog dengan Indonesia perihal potensi menggelar ajang Olimpiade di masa mendatang. Indonesia diminta memberi jaminan soal akses kepada semua atlet berpartisipasi ke depannya.
“Untuk menghentikan segala bentuk dialog dengan Komite Olimpiade Nasional (NOC) Indonesia mengenai penyelenggaraan edisi mendatang dari Olimpiade, Olimpiade Pemuda, acara Olimpiade, atau konferensi hingga pemerintah Indonesia memberikan jaminan yang memadai kepada Komite Olimpiade Internasional (IOC) bahwa mereka akan mengizinkan akses ke negara tersebut bagi semua peserta, tanpa memandang kewarganegaraan, untuk menghadiri acara tersebut,” tulis IOC di situs resminya.
Kemudian, IOC meminta semua federasi Internasional tidak menggelar kejuaraan internasional lebih dulu di Indonesia. Lagi-lagi, IOC meminta jaminan Indonesia tidak melarang semua atlet, termasuk Israel, berpartisipasi di tempatnya.
“Untuk merekomendasikan kepada semua Federasi Internasional agar tidak menyelenggarakan acara olahraga internasional atau pertemuan di Indonesia hingga pemerintah Indonesia memberikan jaminan yang memadai kepada Federasi Internasional bahwa mereka akan mengizinkan akses ke negara tersebut bagi semua peserta, tanpa memandang kewarganegaraan, untuk hadir,” lanjut pernyataan IOC.
Dalam rilisnya, IOC menegaskan juga akan memanggil Komite Olimpiade Indonesia ke markas besarnya. KOI diminta menghadap untuk membicarakan masalah ini.
“Untuk meminta Surat Persetujuan (NOC) Indonesia dan Federasi Senam Internasional (FIG) untuk datang ke markas besar Komite Olimpiade Internasional (IOC) di Lausanne guna membahas situasi yang terjadi menjelang Kejuaraan Dunia Senam Artistik FIG ke-53,” tutup butir sikap IOC.
Sikap IOC ini menjadi buntut dari keputusan Pemerintah Indonesia melarang atlet Israel berpartisipasi di Kejuaraan Dunia Senam 2025 di Jakarta, 19-25 Oktober ini. Enam atletnya tak diberi visa oleh Pemerintah Indonesia.
Mereka adalah Artem Dolgophyat, Eyal Indig, Ron Payatov, Lihie Raz, Yali Shoshani dan Roni Shamay. Keenamnya jadi batal bertanding di Kejuaraan Dunia Senam 2025.
Federasi Senam Israel kemudian sempat mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) soal pelarangan ini. Hasilnya, banding mereka sementara ditolak, dan atlet-atlet mereka akhirnya tetap gagal bertanding di Jakarta.
(yna/nds)

Sumber : sport.detik.com
Jakarta –
Komite Olimpiade Internasional atau International Olympic Committee (IOC) mengancam akan melarang Indonesia menjadi tuan rumah ajang olahraga internasional. Ancaman itu muncul buntut dari keputusan pemerintah Indonesia yang tidak memberikan visa kepada delegasi Israel untuk bertanding di Kejuaraan Dunia Senam Artistik 2025 di Jakarta.
Berkenaan dengan keputusan IOC tersebut, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Erick Thohir menegaskan bahwa pemerintahan Indonesia memiliki alasan dan dasar yang kuat dalam mengambil langkah menghindari kedatangan delegasi Israel tersebut.
“Kami di Kemenpora, sebagai wakil Pemerintah Indonesia, berpegang pada prinsip untuk menjaga keamanan, ketertiban umum dan kepentingan publik dalam setiap penyelenggaraan event internasional,” kata Erick, seperti dilansir situs resmi Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Kamis (23/10/2025).
“Langkah ini sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Prinsip ini juga berdasarkan UUD 1945 yang menghormati keamanan dan ketertiban umum dan juga kewajiban Pemerintah Negara Indonesia untuk melaksanakan ketertiban dunia,” lanjutnya.
Isu ini lantas memicu rasa penasaran publik tentang lembaga bernama IOC yang memiliki kewenangan besar dalam dunia olahraga global. Lantas, apa sebenarnya IOC itu dan bagaimana peranannya terhadap penyelenggaraan olahraga internasional?
Apa Itu IOC?
Mengutip dari situs Olympics, Komite Olimpiade Internasional atau International Olympic Committee (IOC) merupakan lembaga independen non-pemerintah yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan Olimpiade modern dan pengawasan terhadap Gerakan Olimpiade di seluruh dunia. IOC berdiri pada 23 Juni 1894 di Paris, Prancis, atas prakarsa Pierre de Coubertin, tokoh yang dikenal sebagai ‘Bapak Olimpiade Modern’.
IOC beranggotakan perwakilan dari berbagai negara yang disebut National Olympic Committee (NOC), termasuk Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia). Setiap anggota memiliki hak untuk berpartisipasi dalam keputusan yang menyangkut kebijakan Olimpiade, termasuk penentuan tuan rumah dan pengawasan terhadap cabang olahraga yang berada di bawah naungannya.
Tujuan dan Fungsi IOC
Masih merujuk pada situs resmi Olimpiade, IOC memiliki tujuan utama mempromosikan nilai-nilai olahraga yang universal, seperti perdamaian, solidaritas, dan fair play. Organisasi ini juga menyatakan diri sebagai organisasi yang berkomitmen dalam menjaga agar olahraga bebas dari diskriminasi politik, ras, agama, atau kebangsaan.
Selain itu, IOC berperan dalam menetapkan regulasi bagi semua ajang olahraga internasional di bawah Gerakan Olimpiade. Salah satu prinsip penting yang dijaga adalah akses setara bagi seluruh atlet tanpa terkecuali. Karena itu, IOC menegaskan setiap negara tuan rumah wajib menjamin keikutsertaan seluruh atlet yang memenuhi syarat, tanpa memandang asal negara mereka.
Peranan IOC dalam Dunia Olahraga Global
Sebagai lembaga tertinggi dalam Gerakan Olimpiade internasional, IOC memiliki wewenang strategis untuk menentukan kebijakan global olahraga. Mereka mengatur jadwal Olimpiade, memilih kota tuan rumah, hingga memfasilitasi kerja sama antarnegara dalam bidang olahraga.
IOC juga menjadi penjaga nilai-nilai kemanusiaan dalam olahraga melalui program pembangunan berkelanjutan, pendidikan atlet, dan promosi perdamaian lintas budaya. Dalam berbagai kasus, termasuk polemik yang melibatkan tuan rumah, IOC bertindak sebagai pengawas agar prinsip inklusivitas tetap dijunjung tinggi.
(wia/imk)

Sumber : news.detik.com
Jakarta –
Menpora Erick Thohir memberikan respons terkait keputusan Komite Olimpiade Internasional (IOC) yang melarang Indonesia gelar kejuaraan internasional buntut kasus Israel. Apa katanya?
Sebelumnya, IOC merilis pernyataan menyikapi pelarangan atlet Israel mengikuti kejuaraan dunia senam di Indonesia. IOC bikin keputusan usai menggelar pertemuan membahas masalah ini.
Salah satunya, merekomendasikan kepada semua Federasi Internasional agar tidak menyelenggarakan acara olahraga internasional atau pertemuan di Indonesia hingga pemerintah Indonesia memberikan jaminan yang memadai kepada Federasi Internasional bahwa mereka akan mengizinkan akses ke negara tersebut bagi semua peserta, tanpa memandang kewarganegaraan, untuk hadir.
Terkait keputusan IOC tersebut, Menpora Erick Thohir menegaskan bahwa pemerintahan Indonesia memiliki alasan dan dasar yang kuat dalam mengambil langkah menghindari kedatangan delegasi Israel pada Gymnastics World Championships di Jakarta.
“Kami di Kemenpora, sebagai wakil Pemerintah Indonesia, berpegang pada prinsip untuk menjaga keamanan, ketertiban umum dan kepentingan publik dalam setiap penyelenggaraan event internasional,” kata Erick dalam keterangan tertulisnya pada Kamis (23/10/2025).
Erick Thohir menegaskan langkah tersebut dilandasi oleh ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, di mana Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.
“Langkah ini sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Prinsip ini juga berdasarkan UUD 1945 yang menghormati keamananan dan ketertiban umum dan juga kewajiban Pemerintah Negara Indonesia untuk melaksanakan ketertiban dunia,” ujarnya.
Eks menteri BUMN itu mengatakan atas dasar itu, Indonesia mengambil langkah untuk menghindari kedatangan delegasi Israel pada Gymnastics World Championships.
“Kami memahami bahwa keputusan ini membawa konsekuensi, di mana selama Indonesia tidak dapat menerima kehadiran Israel, IOC memutuskan bahwa Indonesia tidak dapat menjadi tuan rumah kejuaraan dunia, event Olimpiade, Youth Olympic Games, dan kegiatan lain di bawah payung Olimpiade,” jelasnya.
Erick Thohir menegaskan bahwa Kemenpora dan pemerintah Indonesia tetap berkomitmen untuk mempersiapkan blueprint pembangunan olahraga nasional dan berperan aktif di berbagai ajang olahraga internasional.
“Kemenpora dan Pemerintah tetap berkomitmen mempersiapkan blueprint pembangunan olahraga nasional, termasuk penguatan 17 cabang olahraga unggulan serta pembangunan pusat latihan tim nasional,” ujarnya.
“Indonesia akan terus berperan aktif dalam berbagai ajang olahraga di tingkat Asia Tenggara, Asia, maupun dunia, sehingga olahraga Indonesia dapat menjadi duta dan cerminan kedigdayaan bangsa di mata dunia,” pungkas Menpora Erick.
(mcy/aff)

Sumber : sport.detik.com
Bekasi –
Turnamen berkuda Jabar Classic kembali digelar setelah lama absen. Ini jadi ajang untuk mencari bibit-bibit atlet berkuda berbakat.
Jawa Barat selama ini beken dengan tingginya angka popularitas kuda di Indonesia selain Nusa Tenggara, Sulawesi Utara dan Sumatera Barat. Bedanya Jabar juga menjadi barometer prestasi atlet berkuda di Indonesia.
Tak heran kalau Jabar menjadi Provinsi yang sering melahirkan banyak atlet berkuda berbakat dan berprestasi yang membela merah putih di banyak event internasional, baik Single Event maupun Multi Event.
Jabar Classic menjadi salah satu event yang dapat menjadi sarana bagi para peternak kuda, pemilik klub berkuda dan para stake holder berkuda untuk menciptakan kuda – kuda terbaik dan atlet terbaik menuju prestasi Internasional.
Turnamen itu terakhir digelar 16-18 Oktober 2015 di Denkavkud Parongpong, Bandung. Setelah vakum 10 tahun, Jabar Classic kini hadir kembali demi merangkai asa dalam menciptakan atlet dan kuda berprestasi.
Jabar Classic 2025 digelar di The Hub Indonesia, Cibubur, Bekasi, Kamis (23/10) sampai Minggu (26/10). Selain untuk berebut gelar, Jabar Classic ini juga jadi Babak Kualifikasi Porprov XV Jabar 2026.
Pesatnya perkembangan olahraga berkuda Equestrian di Jawa Barat menyebabkan banyaknya atlet berprestasi yang ingin berkompetisi pada Porprov XV Jabar 2026. Alhasil perlu diadakan kualifikasi sehingga didapatkan atlet berkualitas untuk bertanding di Porprov Jabar 2026.
Beberapa atlet muda berbakat muncul di ajang Jabar Classic 2025, salah satunya Nathanael Gabriel Stevano Menayang dari stable De Rider. Atlet berusia 17 tahun asal SMU 3 Cibinong ini baru saja meraih gelar juara di kelas Preliminary Open dan meraih runner up di kategori tim
Dengan gelar itu, Nathan makin percaya diri menghadapi Kejuaraan berkuda Open di Pnhom Penh Kamboja, pekan depan. Setelahnya, Nathan akan melanjutkan sejumlah kompetisi berkuda di tanah air.
“Mohon doa agar saya sukses di Kamboja dan event-event berikut di tanah air,” papar Nathanael dalam rilis kepada detikSport.
(mrp/adp)

Sumber : sport.detik.com
Sari Berita Penting
|