Source : unsplash.com / Lily Banse
Jakarta –
Minuman hangat untuk penderita batuk sebenarnya bisa dibuat sendiri di rumah. Dari seduhan teh hingga wedang jahe yang mujarab.
Batuk merupakan mekanisme tubuh untuk mengeluarkan benda asing di saluran napas. Jika batuk berlangsung kurang dari tiga minggu, maka termasuk batuk akut. Namun saat batuk berlangsung lebih dari 8 minggu, ini sudah termasuk batuk kronis.
Melansir dari Mayo Clinic, umumnya batuk akut disebabkan selesma, flu, menghirup polutan, dan pneumonia. Sementara batuk kronis bisa disebabkan alergi, asma, bronkitis, dan GERD.
Sebelum menelan obat pereda batuk, coba racik oabat batuk alami yang ada di dapur. Minuman hangat ini direkomendasikan untuk meredakan batuk dan membuat tubuh lebih nyaman. Jika sedang berpuasa bisa diminum saat sahur dan buka puasa.
1. Lemon dan madu
 Segelas teh lemon dengan madu bisa bantu atasi batuk akut. Foto: iStock
|
Madu dapat membantu meredakan batuk juga gejala selesma lain seperti deman dan radang tenggorokan.
Melansir dari Healthline, studi pada anak menunjukkan madu dapat meredakan batuk di malam hari dan membantu tidur lebih nyenyak.
Kamu cukup menyiapkan raw honey sebanyak 1 sendok makan dan 1 sendok makan perasan lemon untuk membuat segelas honey lemon.
2. Wedang jahe
 Minuman wedang jahe juga direkomendasikan untuk mengatasi batuk akut. Foto: Getty Images/iStockphoto/AmalliaEka
|
Wedang jahe begitu populer apalagi di musim hujan seperti sekarang. Efek hangatnya mampu meredakan batuk, asma, dan mual.
Studi pada 2015 menemukan jahe mengandung komponen antiinflamasi dan antioksidan yang bisa membantu meredakan tenggorokan dan saluran napas yang teriritasi karena batuk.
3. Teh hijau
Teh hijau kerap hanya diperlakukan sebagai minuman biasa atau minuman diet. Padahal teh hijau termasuk minuman hangat yang dianjurkan untuk penderita batuk.
Sebuah studi mengamati kumur dengan teh hijau setelah prosedur pembedahan yang memerlukan intubasi. Peneliti menemukan meski teh hijau tidak membantu mengatasi suara serak, tapi teh hijau bisa mengurangi batuk.
Minuman hangat lain yang ampuh redakan batuk bisa dilihat pada halaman selanjutnya!
4. Jus nanas
 Jus nanas juga bisa meredakan gejala batuk, terutama batuk berdahak. Foto: Getty Images/iStockphoto/
|
Jus nanas membantu meredakan gejala batuk terutama batuk berdahak. Hal ini berkat kandungan bromelain atau enzim pada nanas.
Bromelain memiliki sifat antiinflamasi dan juga sifat mukolitik yang berfungsi memecah lendir dan mengeluarkannya dari tubuh.
Akan tetapi, konsumsi jus nanas juga bisa dibarengi dengan konsumsi suplemen bromelain agar lebih efektif meredakan batuk.
5. Yogurt
 Konsumsi yogurt, terutama dalam bentuk minuman secara tidak langsung mampu meredakan batuk. Foto: Getty Images/iStockphoto/
|
Kandungan probiotik pada yogurt secara tidak langsung meredakan batuk.
Probiotik mampu menyeimbangkan bakteri usus dan meningkatkan kekebalan tubuh. Kekebalan tubuh yang sehat dapat membantu melawan infeksi yang bisa jadi penyebab batuk.
Penelitian yang diterbitkan pada 2013 menemukan salah satu jenis probiotik, Lactobacillus, memberikan manfaat dalam membantu mencegah flu biasa.
6. Teh Peppermint
Peppermint merupakan tumbuhan keluarga mint. Sejak lama, peppermint digunakan untuk mengatasi selesma, masalah pencernaan dan sakit kepala.
Beberapa riset membuktikan peppermint punya komponen antimikroba, antioksidan dan pereda nyeri. Jika kamu mengamlami demam flu, teh ini bisa membantu melegakan sinus dan membuat lebih mudah bernapas.
7. Air putih hangat
Air putih tentu menjadi minuman paling pas, terutama jika dikonsumsi dalam keadaan hangat. Foto: Getty Images/iStockphoto/YSedova
|
Minuman hangat yang dianjurkan untuk penderita batuk sebenarnya cukup air putih hangat. Suhu hangat akan membantu meredakan rasa tidak nyaman di tenggorokan, meriang dan kelelahan.
(Tim CNN/odi)
Sumber : food.detik.com
Jakarta –
Batuk dan pilek termasuk penyakit yang umum terjadi, baik pada anak kecil maupun orang dewasa. Tak jarang, orang-orang terserang penyakit ini secara bersamaan sehingga dikenal adanya musim batuk pilek.
Batuk pilek terkadang dapat disertai demam. Jika sudah begitu, tubuh akan lemas, terasa tidak nyaman, dan selera makan bisa hilang.
Tak sedikit orang yang batuk pilek memilih untuk minum obat yang dibeli di apotek sebagai cara penyembuhannya. Di sisi lain, penyakit tersebut juga bisa kok diatasi dengan pengobatan alami. Yaitu dengan mengkonsumsi buah-buahan tertentu.
Buah menjadi alternatif pengobatan karena berbagai nutrisi yang dikandungnya bisa bantu melawan infeksi virus penyebab penyakit dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Lantas, apa saja buah untuk batuk pilek yang dapat dikonsumsi?
Buah yang Bisa Meredakan Batuk Pilek
Ada sejumlah buah yang berkhasiat untuk mengurangi batuk dan pilek. Buah-buahan ini bisa dikonsumsi dengan cara dimakan langsung maupun dijadikan jus. Berikut buah pereda batuk pilek, dikutip dari laman PharmEasy dan Health:
1. Buah Citrus
Buah citrus seperti jeruk, lemon, dan jeruk nipis mengandung vitamin C dan folat. Kedua nutrisi ini bisa bantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Akan tetapi, asam sitrat yang tinggi dalam buah citrus dapat memperparah sakit tenggorokan jika dikonsumsi berlebihan. Oleh karena itu, buah ini dapat dimakan dalam batas wajar.
Seperti cukup memakan satu buah jeruk dalam sehari. Air perasan lemon atau jeruk nipis juga dapat diminum, tapi dengan menambahkannya ke dalam segelas air hangat dan diberi satu sendok makan madu.
2. Nanas
Nanas juga berkhasiat dalam meredakan batuk pilek. Di dalam buah ini terdapat enzim bromelain yang memiliki sifat antiinflamasi dan mukolitik (mengurai lendir).
Dengan kandungan enzim tersebut, nanas jadi buah yang cocok dikonsumsi saat terserang batuk dan pilek.
3. Pisang
Pisang termasuk buah yang mudah dicerna, terutama ketika sedang sakit. Buah ini kaya nutrisi dan karbohidrat yang mengandung serat larut.
Di samping itu, sejenis gula alami bernama fruktan yang bersifat antivirus dan mampu meningkatkan daya tahan tubuh juga terdapat di dalam pisang.
Buah pisang dapat dimakan langsung, dijadikan jus, dibuat smoothie, atau dicampurkan dengan makanan lain.
4. Kiwi
Kiwi mungkin terdengar aneh untuk mengurangi batuk pilek, tapi buah ini bisa lho bantu meredakan penyakit tersebut. Mikronutrien dalam kiwi dapat meningkatkan kekebalan sel darah merah.
Ini dibuktikan lewat sebuah penelitian pada orang dewasa yang terserang batuk dan pilek. Ditunjukkan bahwa gejala sakit tenggorokan mereka bisa teratasi dalam sehari setelah makan kiwi.
Buah kiwi bisa dijadikan jus maupun dimakan secara langsung untuk mendapatkan khasiatnya.
5. Delima
Delima mengandung antioksidan yang dapat melawan virus dan meminimalisir gejala batuk pilek.
Sebagai pengobatan batuk dan pilek, buah ini dapat dibuat jus. Segelas jus delima penuh dengan sifat antibakteri dan antiinflamasi.
6. Buah Beri
Buah-buahan jenis beri yakni stroberi, bluberi, maupun rasberi memiliki sifat antioksidan, antiinflamasi, dan antivirus.
Beri dapat dikonsumsi dengan mengolahnya menjadi smoothie, salad, maupun jus. Perhatikan, gula tidak perlu ditambahkan. Lebih simpelnya, buah ini juga bisa dimakan secara langsung.
7. Ceri
Tingginya vitamin C dalam ceri membuat buah ini juga mengandung antioksidan yang tinggi. Dengan kandungan nutrisinya itu, buah ceri dapat bantu meringankan gejala batuk pilek jika dikonsumsi.
Ceri juga bisa meningkatkan kualitas tidur yang baik dan nyenyak. Dengan tidur yang berkualitas, sistem kekebalan tubuh dapat meningkat.
Buah ini dapat dikonsumsi dengan memakannya langsung atau dijadikan jus.
Nah, itu dia sederet buah yang bagus dikonsumsi untuk meredakan batuk pilek.
(azn/fds)
Sumber : food.detik.com
Jakarta –
Cuaca tak menentu meningkatkan risiko flu, pilek, dan batuk. Untuk bantu mengatasinya secara alami, coba konsumsi jenis teh berikut.
Sakit flu, pilek, dan batuk tentu mengganggu aktivitas sehari-hari, apalagi jika terjadi berkepanjangan dan disertai rasa sakit di hidung maupun tenggorokan.
Kondisi tersebut dapat diatasi secara medis melalui pengobatan, tapi ada juga cara alami yang bisa dilakukan untuk mendukung penyembuhan. Salah satunya melalui konsumsi teh hangat.
Mengapa teh? Selain membantu menjaga tubuh tetap terhidrasi, uap dari teh panas bisa membantu membuka saluran hidung dan bronkial. Sementara itu, cairan hangatnya bisa menenangkan tenggorokan yang teriritasi.
Melansir Real Simple, berikut 7 jenis teh yang bagus diminum saat demam dan batuk:
1. Teh jahe
Jahe dikenal sebagai stimulating expectorant, yaitu membantu mengencerkan lendir dan mempercepat pengeluarannya dari paru-paru. Cocok untuk batuk berdahak atau yang disertai rasa penuh di dada. Teh jahe juga memiliki kemampuan menghangatkan tubuh dan meningkatkan sirkulasi.
2. Teh kunyit
Kunyit kaya akan senyawa antiinflamasi dan antioksidan. Saat tubuh melemah karena sakit, secangkir teh kunyit bisa membantu memperkuat sistem imun, mengurangi peradangan, serta meredakan batuk. Tambahkan
sedikit jahe untuk efek penyembuhan yang lebih optimal.
3. Teh chamomile
Dikenal sebagai teh penenang, chamomile juga memiliki sifat antiinfeksi dan antiinflamasi. Teh dari bunga chamomile ni membantu tubuh melawan penyebab batuk sekaligus memberikan efek relaksasi, ideal diminum sebelum tidur.
4. Teh peppermint
Teh peppermint Foto: Getty Images/iStockphoto
|
Teh dari daun mint ini memiliki kandungan mentol alami yang dapat membantu melegakan saluran pernapasan. Selain itu, peppermint juga efektif dalam mengurangi gejala infeksi sinus, yang kerap memicu batuk.
5. Teh thyme
Tak hanya lezat sebagai bumbu dapur, thyme atau daun timi juga bisa dijadikan teh yang ampuh meredakan batuk. Sebuah studi di 2021 menunjukkan bahwa kombinasi thyme dan ivy bisa mengurangi intensitas batuk secara signifikan.
6. Teh hijau
Teh hijau kaya akan senyawa antibakteri dan antiinflamasi. Selain itu, penelitian menemukan bahwa berkumur dengan teh hijau dapat mengurangi frekuensi batuk pada pasien pasca operasi jantung.
7. Teh dengan madu
Apa pun jenis tehnya, tambahkan madu untuk manfaat tambahan. Madu memiliki efek menenangkan pada tenggorokan, serta mengandung senyawa antivirus dan antimikroba. Studi di 2018 bahkan menunjukkan bahwa madu dapat memperpendek durasi batuk, terutama pada anak-anak.
Artikel ini sudah tayang di CNN Indonesia dengan judul “Minum 7 Jenis Teh Ini Saat Terkena Demam dan Batuk”
(yms/adr)

Sumber : food.detik.com
Jakarta –
Hewan menyerupai naga yang aneh dapat ditemukan bersembunyi di dasar sebuah danau di Meksiko. Dikenal sebagai salamander achoque, amfibi misterius ini termasuk yang paling langka di dunia, hanya ditemukan di Danau Pátzcuaro.
Kini, sebuah proyek ambisius baru telah memasang microchip pada makhluk-makhluk ini untuk pertama kalinya, sehingga memudahkan identifikasi individu. Adam Bland, Asisten manajer tim amfibi di Kebun Binatang Chester menyebutkan achoque sangat sulit dibedakan hanya dengan penglihatan.
“Bekerja sama dengan para dokter hewan di Kebun Binatang Chester, kami mengembangkan cara untuk memasang mikrochip dengan cepat di bawah kulit mereka, tetapi kami perlu memastikannya tetap terpasang dan tidak menimbulkan efek negatif pada salamander,” ujar Bland, dikutip dari IFL Science.
Karena gaya hidup akuatik dan biologi regeneratifnya yang unik, amfibi dan khususnya salamander tidak selalu mudah ditandai, diberi cincin, atau diberi tanda. Mikrochip menawarkan alternatif, tetapi karena biologi aneh yang sama, spesies amfibi diketahui menyerap mikrochip ke dalam tubuh mereka dan mengeluarkannya atau mendorongnya kembali melalui kulit mereka yang permeabel seiring waktu.
Melawan segala rintangan, tim konservasionis dari Kebun Binatang Chester berhasil menanamkan chip identitas kecil ke tubuh 80 salamander achoque. Proses pemasangan chip ini tentu saja rumit. Untungnya, bantuan datang dari sumber yang tak terduga, yakni sekelompok biarawati.
Ya, para biarawati di Monasterio de la Virgen Inmaculada de la Salud memiliki sejarah panjang dengan salamander achoque. Dulu, mereka digunakan untuk membuat obat batuk tradisional. Tetapi ketika jumlahnya mulai menurun drastis, para biarawati mulai mengembangbiakkannya. Kini, mereka merawat ratusan salamander hidup di dalam akuarium di biara dan telah menjadi penyelamat bagi spesies yang terancam punah ini.
Diperkirakan hanya tersisa 150 achoque dewasa di habitat eksklusif mereka, Danau Pátzcuaro, di negara bagian Michoacán, Meksiko. Itulah sebabnya mereka juga dikenal sebagai salamander Danau Pátzcuaro, tetapi nama ilmiahnya adalah Ambystoma dumerilii.
Kemampuan mengidentifikasi salamander achoque secara individual di Danau Pátzcuaro akan membantu upaya konservasi, tetapi pertama-tama tim perlu memeriksa apakah metodologi pemasangan mikrochip tersebut aman. Jadi, sebelum mereka membawa mikrochip seukuran beras tersebut ke populasi liar, mereka mengunjungi biara tersebut.
Para biarawati mampu menyediakan 28 salamander untuk penelitian ini, dan individu selanjutnya didaftarkan dari Kebun Binatang Chester, Centro Regional de Investigaciones Pesqueras Pátzcuaro, dan Universidad Michoacana de San Nicolás de Hidalgo.
“Kami memotong 80 ekor Ambystoma dumerilii untuk memastikan metode ini berhasil untuk achoque liar,” kata Bland.
“Kami memotongnya dengan para biarawati mengawasi dengan saksama. Ini demonstrasi nyata tentang bagaimana siapa pun dapat terlibat dalam konservasi. Orang-orang dari berbagai latar belakang bekerja untuk menyelamatkan spesies ini,” sambungnya.
Salamander-salamander tersebut diperiksa 20 hari setelah pemasangan chip, dan pemantauan ini berlanjut selama empat bulan berikutnya. Untungnya, tim tidak menemukan perubahan signifikan sebagai respons terhadap chip, dan tidak ada dampak kesehatan jangka panjang yang dilaporkan pada 80 salamander tersebut, dan yang lebih baik lagi, semua chip tetap berada di tempatnya.
Para konservasionis kini berencana menangkap achoque liar agar kesehatan dan jumlah mereka dapat dipantau secara andal. Pekerjaan ini mungkin akan kotor dan rumit, tetapi hasilnya akan sepadan.
“Membuat orang tertarik pada salamander yang hidup 12 meter di lumpur dasar danau memang sulit, tetapi mereka sungguh menarik dan memiliki banyak nilai budaya bagi masyarakat setempat. Ada peluang nyata untuk memberikan dampak konservasi yang positif bagi achoque dan spesies lain yang kurang dipahami,” kata Bland.
(rns/rns)

Sumber : inet.detik.com
Jakarta –
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengingatkan kemungkinan meningkatnya kasus influenza A, khususnya subtipe H3N2, yang kini dilaporkan mendominasi di kawasan Asia Tenggara.
Mengutip data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) FluNet, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Aji Muhawarman mengatakan kasus terbanyak paparan influenza di Indonesia juga dilaporkan berkaitan dengan varian influenza A (H3N2).
“Dari data WHO terbanyak influenza A (H3),” ujar Aji, saat dikonfirmasi detikcom, Kamis (16/10/2025).
Namun, ia belum dapat merinci wilayah mana saja di Indonesia yang mencatat jumlah kasus tertinggi.
Menurut Dicky, praktisi global health security, peneliti sekaligus pakar epidemiologi, tren kasus influenza A memang mulai dominan di beberapa negara.
“Secara regional Asia Tenggara bahkan global, tahun ini influenza A, khususnya subtipe A H3N2 dilaporkan dominan di beberapa zona dan berkontribusi besar terhadap peningkatan kasus,” beber Dicky saat dihubungi terpisah.
Ia menjelaskan WHO memang mencatat peningkatan aktivitas influenza A H3N2 di beberapa wilayah Asia Selatan termasuk Asia Tenggara. Salah satu lonjakan terbesar terjadi di Thailand, dengan 61 kematian dari 702.308 kasus sejak 1 Januari hingga 8 Oktober 2025.
“Ini menunjukkan gelombang nyata di kawasan ASEAN,” tambahnya.
Rawat Inap Lebih Lama dan Risiko Komplikasi
Dicky menyebut, sejumlah studi klinis menunjukkan influenza A menjadi penyebab dominan pasien dewasa dirawat karena infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), dengan rata-rata lama rawat inap 9 hingga 10 hari, lebih panjang dibandingkan paparan virus lain.
“Ini mendukung pengamatan bahwa pada gelombang tertentu, flu A bisa menimbulkan beban rumah sakit yang besar, jadi harus waspada,” jelasnya.
Meski begitu, Dicky menekankan distribusi subtipe flu relatif berbeda di setiap waktu.
“Dominasi flu A H3N2 bersifat spasial dan temporal, tidak otomatis semua negara memiliki pola yang sama,” katanya.
Karena itu, data lokal dan sistem sentinel perlu terus dimonitor untuk memastikan pola penularan di Indonesia. Ia menambahkan, mayoritas kasus flu akan sembuh dalam 1 hingga 2 minggu, tetapi pasien dengan influenza A cenderung mengalami demam lebih lama, batuk berkepanjangan, dan komplikasi seperti pneumonia sekunder yang membuat masa rawat inap lebih panjang.
Dicky menuturkan, anak kecil dan lansia merupakan kelompok paling rentan terhadap infeksi berat akibat influenza A. Selain karena imunitas tubuh yang rendah, faktor lain seperti varian baru, ketidaksesuaian vaksin, atau infeksi ganda dengan COVID-19 juga dapat memperparah kondisi pasien.
“Flu A menyebabkan lebih banyak rawat inap dengan durasi lebih lama karena komplikasi pneumonia sekunder, eksaserbasi asma, atau efek batuk berkepanjangan,” paparnya.
Di beberapa negara, seperti Amerika Serikat, musim influenza tahun ini bahkan disebut memiliki beban rumah sakit yang tinggi dengan potensi kematian lebih besar dibandingkan musim flu sebelumnya.
Menghadapi tren ini, Dicky mengingatkan pentingnya langkah pencegahan sederhana, mulai dari vaksinasi flu musiman hingga menjaga kebersihan diri.
“Kelompok berisiko tinggi harus divaksinasi flu. Gejala berat yang perlu diwaspadai antara lain demam tinggi dan sesak napas,” ujarnya.
Ia juga menekankan vaksinasi flu musiman, mencuci tangan, isolasi saat sakit, serta memakai masker di tempat padat tetap menjadi langkah efektif untuk menekan penularan.
“Untuk masyarakat, bila mengalami demam, batuk, pilek, sebaiknya istirahat di rumah, minum air hangat, dan konsumsi obat pereda demam sesuai anjuran. Jangan berangkat sekolah atau kerja dulu satu-dua hari,” imbaunya.
Dicky juga menyarankan vaksinasi flu bagi ibu hamil, anak di bawah 5 tahun, lansia di atas 50 tahun, orang dengan penyakit kronis, serta mereka yang sering bepergian.
Meskipun mayoritas kasus influenza A dapat sembuh tanpa komplikasi, gelombang besar seperti yang terjadi di Thailand menjadi peringatan bagi Indonesia untuk memperkuat sistem surveilans dan kesiapsiagaan fasilitas kesehatan.
“Dalam menghadapi lonjakan kekhawatiran ini, penting untuk memastikan data lokal diperbarui secara rutin dan fasilitas kesehatan siap menghadapi potensi peningkatan pasien influenza A,” kata Dicky.
(naf/up)

Sumber : health.detik.com
Jakarta –
Cuaca panas dikeluhkan warga dalam beberapa waktu terakhir. Berkaitan dengan hal tersebut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengungkapkan beberapa trik yang bisa dilakukan agar tak gampang tumbang di tengah cuaca panas.
Direktur Penyakit Tidak Menular Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengimbau untuk menjaga hidrasi dengan cukup minum air di tengah cuaca panas yang terjadi di beberapa wilayah RI.
Menurut Nadia, paparan cuaca panas berlebih dapat meningkatkan risiko dehidrasi yang jika tidak ditangani dapat memicu masalah lebih serius.
“Minum sebelum haus itu menjadi penting. Kalau dulu anjuran kita kan 8 gelas per hari. Ya kalau dengan cuaca panas ini ya 12-18 gelas per hari. Jadi jangan tunggu haus, baru kita minum,” ujar Nadia ketika ditemui awak media di Jakarta Pusat, Jumat (17/10/2025).
Selain itu, untuk aktivitas di luar ruangan, Nadia menyarankan untuk mengenakan pakaian pelindung. Beberapa pelindung yang bisa digunakan seperti payung, topi, pakaian yang bersirkulasi baik, dan tidak berwarna hitam.
Nadia menambahkan pada cuaca panas, risiko untuk sakit menjadi lebih besar. Beberapa di antaranya yang harus diwaspadai seperti batuk, pilek, dan infeksi saluran pernapasan atas lain.
“Kalau kita aktivitas di luar, padat dengan cuaca kering, gunakan masker. Apalagi kalau di sekitar kita banyak orang yang sakit tenggorokan, suara serak, karena kan sekarang banyak kan yang tiba-tiba kok ‘Suara saya tiba-tiba serak’. Bukan kebanyakan konser, tapi memang karena kering ya. Karena kering, akhirnya kan tenggorokan mudah iritasi,” tandasnya.
(avk/suc)

Sumber : health.detik.com
Sari Berita Penting
|