Tag Archives: cuaca panas

Waspada Sinar UV Tinggi di Tengah Cuaca Panas, Ini Wanti-wanti BMKG


Jakarta

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mewanti-wanti paparan sinar ultraviolet (UV) pada kategori tinggi hingga sangat tinggi di sebagian besar wilayah Indonesia, terutama di tengah kondisi cuaca panas.

Direktur Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani, mengatakan hasil pengamatan menunjukkan indeks sinar ultraviolet di sejumlah wilayah Indonesia berada pada level yang berpotensi menimbulkan risiko kesehatan apabila masyarakat terpapar langsung dalam waktu lama.

“Paparan sinar matahari langsung pada indeks UV tinggi dapat menyebabkan iritasi kulit dan mata dalam hitungan menit. Karena itu, masyarakat perlu melindungi diri saat beraktivitas di luar ruangan,” kata Andri, dikutip Antara.


Ia menyarankan masyarakat untuk menghindari paparan langsung sinar matahari terutama pada pagi menjelang siang hari, serta menggunakan pelindung diri seperti topi, jaket, payung, kacamata hitam, dan tabir surya ketika harus beraktivitas di luar ruangan.

Selain itu, BMKG mengingatkan agar masyarakat memperbanyak konsumsi air putih guna mencegah dehidrasi, serta menghindari aktivitas fisik berat di bawah terik matahari yang dapat meningkatkan risiko heatstroke atau kelelahan akibat panas.

Berdasarkan hasil pengamatan BMKG dalam beberapa hari terakhir, potensi cuaca cerah dan terik umumnya terjadi pada pagi siang hari, suhu maksimum udara tercatat mencapai hingga 38 derajat celcius di beberapa lokasi.

Daerah yang mengalami suhu panas antara lain Karanganyar, Jawa Tengah (38,2 derajat celcius) Majalengka, Jawa Barat (37,6 derajat celcius), Boven Digoel, Papua (37,3 derajat celcius), dan Surabaya, Jawa Timur (37,0 derajat celcius).

Sementara di wilayah Jabodetabek pada dua hari belakangan, suhu maksimum di wilayah Jabodetabek mencapai 35 derajat celcius dengan rincian Banten, 35,2 derajat celcius, Kemayoran: 33,4 – 35,2 derajat celcius, Halim: 34,0 – 34,9 derajat celcius, Curug: 33,5 – 34,6 derajat celcius, Tanjung Priok: 32,8 – 34,4 derajat celcius dan Jawa Barat (sekitar Jabodetabek): 33,6 – 34,0 derajat celcius.

Andri menambahkan, situasi cuaca panas ini juga bertepatan dengan masa pancaroba, yaitu peralihan dari musim kemarau ke musim hujan, yang ditandai oleh suhu udara tinggi pada siang hari dan potensi hujan disertai petir serta angin kencang pada sore hingga malam hari.

(suc/suc)



Sumber : health.detik.com

Cuaca Terasa Panas Menyengat, Kapan Hujan Turun Lagi?



Jakarta

Cuaca belakang ini terasa panas menyengat di sejumlah wilayah. Lantas, kapan hujan akan turun lagi?

Diketahui, suhu panas ini terjadi di wilayah Jawa hingga Bali. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan penyebab cuaca terasa sangat panas akhir-akhir ini lantaran pergeseran matahari ke arah selatan.


“Saat ini kenapa terlihat sangat panas? Karena di sisi selatan, matahari sekarang itu udah bergeser, di posisi di selatan wilayah Indonesia,” kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto kepada wartawan di Kantor Kementerian Kehutanan (Kemenhut) RI, dalam detikNews dikutip Rabu (15/10/2025).

Pergeseran Matahari ini membuat pertumbuhan awan hujan semakin jarang. Dua faktor inilah yang menyebabkan cuaca belakangan terasa begitu panas.

“Dan ini juga menyebabkan pertumbuhan awan hujan itu juga sudah jarang di wilayah selatan. Sehingga inilah yang terasa panas, tidak ada awan yang menutup sinar matahari langsung,” jelasGuswanto.

Suhu Panas di Jawa hingga Bali

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan panas ini terjadi di beberapa wilayah Indonesia, termasuk di Pulau Jawa yang terjadi di Jakarta hingga Surabaya.

“Beberapa wilayah yang mencatat suhu tertinggi dan paling terdampak antara lain DKI Jakarta suhu mencapai 35°C. Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur suhu hingga 36°C,” kata Guswanto.

Kemudian, BMKG juga mencatat Semarang, Grobogan, Sragen (Jawa Tengah) suhunya antara 34-35°C. Sedangkan Bali dan Nusa Tenggara juga mengalami suhu tinggi hingga 35°C.

BMKG pun mengimbau agar masyarakat menghindari paparan langsung dengan sinar matahari. Utamanya pada jam-jam tertentu.

“BMKG mengimbau masyarakat agar menghindari paparan langsung sinar matahari antara pukul 10.00-16.00 WIB,” ujarnya.

Kapan Hujan Turun Lagi?

BMKG mengungkapkan cuaca panas ekstrem akan berakhir seiring masuknya musim hujan. Diperkirakan cuaca ekstrem berakhir pada Oktober 2025.

“Cuaca panas ekstrem kemungkinan akan mulai mereda akhir Oktober hingga awal November, seiring masuknya musim hujan dan peningkatan tutupan awan,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.

(nir/nah)



Sumber : www.detik.com

Suhu Majalengka & Boven Digoel Sempat Jadi yang Terpanas, Capai 37,6 Derajat Celsius!



Jakarta

Direktur Meteorologi Publik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Andri Ramdhani membeberkan dua daerah yang sempat capai suhu terpanas dalam beberapa waktu terakhir. Daerah mana saja?

Andri menyebut, suhu panas di berbagai wilayah Indonesia mencapai di atas 35 derajat Celcius. Hal ini terjadi secara luas, termasuk di wilayah Nusa Tenggara, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.

Pada 14 Oktober 2025 lalu, puncak suhu di RI tercatat antara 34-37 derajat Celicus. Beberapa wilayah bahkan mencapai suhu di atas 37 derajat Celcius.


“Seperti Majalengka (Jawa Barat) dan Boven Digoel (Papua Selatan) mencapai 37,6 derajat,” tuturnya dikutip dari postingan Instagram resmi BMKG, Kamis (16/10/2025).

Penyebab Suhu Panas Menyerang RI

Masih mengutip sumber yang sama, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan penyebab utama cuaca panas menyerang RI. Dalam penjelasannya, gerak semu Matahari menjadi penyebab utamanya.

Di bulan Oktober, gerak semu matahari berada pada bagian selatan ekuator Bumi. Selain itu, ada faktor tambahan lain yang menyebabkan Indonesia semakin seperti terpanggang.

“Selain itu, pengaruh monsun Australia membawa massa udara kering dan hangat yang membuat pembentukan awan minim dan radiasi matahari lebih kuat mencapai permukaan bumi,” paparnya.

Setidaknya ada empat wilayah yang menerima penyinaran matahari lebih intens sehingga panas terasa lebih menyengat dibanding biasanya. Keempatnya adalah wilayah Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Papua.

Hujan Lokal Masih Bisa Terjadi Sore-Malam

Andri Ramdhani menambahkan konsistensi suhu tinggi yang terjadi di wilayah RI menunjukkan cuaca panas yang persisten (terus-menerus). Ditambah massa udara kering dan minimnya tutupan awan di atmosfer membuat panas akan terus terasa.

Kendati demikian, BMKG memprakirakan potensi hujan lokal akibat aktivitas konvektif masih dapat terjadi. Terutama pada sore hingga malam hari di sejumlah wilayah RI.

BMKG juga mengimbau masyarakat untuk menjaga kesehatan, cukup minum air, dan menghindari paparan sinar matahari langsung terlalu lama, khususnya pada siang hari.

“Tetap pantau informasi cuaca terkini dan peringatan dini BMKG melalui situs resmi, media sosial, atau aplikasi Info BMKG agar lebih siap menghadapi perubahan cuaca mendadak,” tandas BMKG.

(det/nwk)



Sumber : www.detik.com

Cuaca ‘Mendidih’, BMKG Imbau Warga Hindari Paparan Matahari Langsung di Jam-jam Ini



Jakarta

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat sejumlah wilayah Indonesia sedang dilanda suhu panas tinggi. Bahkan, suhu maksimum Indonesia bisa mencapai 37,6°C.

Fenomena cuaca ini disebabkan oleh kombinasi gerak semu matahari dan pengaruh monsun Australia. Kondisi panas ini diprakirakan masih akan berlanjut hingga akhir Oktober atau awal November 2025.


Sebaran Suhu Panas di Indonesia

Direktur Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani mengungkapkan, data BMKG mencatat pengamatan suhu maksimum mencapai di atas 35°C menyebar luas di seluruh wilayah Indonesia.

Adapun wilayah yang paling berdampak suhu tinggi meliputi sebagian besar Nusa Tenggara, Jawa bagian barat hingga timur, Kalimantan bagian barat dan tengah, Sulawesi bagian selatan dan tenggara, serta beberapa wilayah Papua.

“Konsistensi tingginya suhu maksimum di banyak wilayah menunjukkan kondisi cuaca panas yang persisten, didukung oleh dominasi massa udara kering danminimnya tutupan awan,” jelasAndri dalam lamanBMKG dikutip Kamis (16/10/2025).

Pada 12 Oktober 2025, suhu tertinggi tercatat sebesar 36,8°C di Kapuas Hulu (Kalimantan Barat), Kupang (NTT), dan Majalengka (Jawa Barat). Kemudian, suhu sedikit menurun menjadi 36,6°C di Sabu Barat (NTT) pada 13 Oktober 2025.

Hindari Paparan Matahari Langsung Jam 10 Pagi-4 Sore

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, mengingatkan masyarakat agar tidak menyepelekan risiko paparan panas ekstrem kali ini. Lebih lanjut ia juga mengimbau masyarakat untuk menghindari paparan langsung sinar Matahari pada pukul 10.00-16.00 WIB, saat intensitas radiasi matahari berada pada titik tertinggi.

Selain itu, BMKG juga mengimbau masyarakat untuk:

1. Gunakan pelindung diri seperti topi, kacamata hitam, payung, dan tabir surya (sunscreen) saat harus beraktivitas di luar ruangan.

2. Perbanyak minum air putih untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi dan menurunkan suhu tubuh.

3. Kurangi aktivitas fisik berat di luar ruangan, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan penderita penyakit kronis.

(nir/nwk)



Sumber : www.detik.com

Doa yang Dianjurkan Saat Cuaca Panas Menyengat, Lengkap dengan Artinya


Jakarta

Cuaca panas yang menyengat bisa menjadi ujian karena fisik bisa mengalami dehidrasi, kelelahan, dan rasa tak nyaman. Dalam Islam, selain menjaga kesehatan tubuh, misalnya dengan minum cukup air, menjaga diri dari terik langsung, memakai pakaian yang cocok, kita dianjurkan untuk memperkuat hati dengan berdoa dan memohon perlindungan kepada Allah SWT.

Beberapa doa ketika cuaca panas menyengat diajarkan oleh Rasulullah SAW dan para nabi terdahulu. Dengan membaca doa-doa ini, kita menyadari bahwa segala sesuatu di alam ini, termasuk panas dan hujan, berada dalam kendali Allah SWT.


Doa saat Cuaca Panas Menyengat

Dirangkum dari buku Kamus Doa karya Luqman Junaedi dan buku Doa Para Nabi karya Hendra Suherman, berikut beberapa doa yang dapat diamalkan setiap muslim ketika mengalami cuaca panas menyengat:

1. Doa Ketika Cuaca Panas

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ اَلْعَالَمِينَ, اَلرَّحْمَنِ اَلرَّحِيمِ, مَالِكِ يَوْمِ اَلدِّينِ, لَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّهُ يَفْعَلُ مَا يُرِيدُ, اَللَّهُمَّ أَنْتَ اَللَّهُ, لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ, أَنْتَ اَلْغَنِيُّ وَنَحْنُ اَلْفُقَرَاءُ, أَنْزِلْ عَلَيْنَا الْغَيْثَ, وَاجْعَلْ مَا أَنْزَلْتَ عَلَيْنَا قُوَّةً وَبَلَاغًا إِلَى حِينٍ

Latin: Alhamdulillāhi rabbil ālamīn. Arrahmānir rahīm. Māliki yaumid dīn. Lā ilāha illallāhu yaf’alu mā yurīd. Allahumma antallāhu. Lā ilāha illā anta. Antal ghaniyyu wa nahnul fuqara`. Anzil ‘alainal ghaitsa waj’al mā anzalta ‘alainā quwwatan wa balaghan ilā hīn.

Artinya: “Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam, Maha Pemurah, Maha Penyayang. Yang menguasai hari Pembalasan. Tidak ada tuhan yang layak disembah kecuali Allah. Dia melakukan apa saja yang dikehendaki. Ya Allah, Kau adalah Allah. Tidak ada tuhan yang layak disembah kecuali Engkau. Kau Maha Kaya. Sementara kami membutuhkan-Mu. Maka turunkanlah hujan kepada kami. Jadikanlah apa yang telah Kau turunkan sebagai kekuatan dan bekal bagi kami sampai hari yang ditetapkan.” (HR Abu Dawud)

2. Doa Saat Kekeringan

اَللَّهُمَّ أَغِثْنَا, اَللَّهُمَّ أَغِثْنَ

Latin: Allāhumma agitsnā, allāhumma agitsnā.

Artinya: “Ya Allah, tolonglah kami. Ya Allah, tolonglah kami” (HR Muttafaq Alaih)

3. Doa Saat Cuaca Panas

لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ مَا أَشَدَّ حَرُّ هَذَا الْيَوْمِ اللَّهُمَّ أَجِرْنِي مِنْ حَرِّ جهَنَّمَ

Latin: Laa ilaaha illallaahu wahdahu, maa asyadda harru haadzal yaum, allahumma ajirni min harri jahannama.

Artinya: “Tidak ada Tuhan, kecuali Allah Yang Maha Esa. Alangkah panasnya hari ini. Ya Allah, lindungi aku dari panasnya api neraka.” (HR Ibnu Sunni)

4. Doa agar Panas Tidak Terlalu Terik

يَا رَبِّ أَنَا مَشِيْتَ يَوْمًا فَكَيْفَ بِمَنْ يَحْمِلُهَا خَمْسَمِائَةَ عَامٍ فِي يَوْمِ وَاحِدٍ، اَللَّهُمَّ خَفِّفْ عَنْهُ مِنْ ثَقْلِهَا اَللَّهُمَّ خَفِّفْ عَنْهُ مِنْ ثَقْلِهَا وَاحْمِلْ عَنْهُ مِنْ حَرِّهَا

Latin: Yaa rabb ana masyiitu yauman fakaifa biman yahmiluhaa khamsamiati ‘aamin fii yaumi waahidin. Allahumma khaffif ‘anhu min tsaqlihaa. Allahumma khaffif ‘anhu min tsaqlihaa wahmil ‘anhu min harrihaa.

Artinya: “Ya Tuhanku, aku berjalan seharian, maka bagaimana seandainya seseorang yang mengatur perjalanan matahari selama lima ratus tahun menjadi sehari saja. Ya Allah Tuhanku, ringankanlah berat matahari daripadanya. Ya Allah Tuhanku, lambatkanlah peredaran matahari dan aku dapat menahan terik panasnya matahari.” (Doa Nabi Idris AS, dinukil dari Tafsir Qurtubi)

5. Doa Ketika Sedang Kepanasan dan Kehausan

اللّٰهُمَّ رَبَّنَآ اَنْزِلْ عَلَيْنَا مَاۤىِٕدَةً مِّنَ السَّمَاۤءِ تَكُوْنُ لَنَا عِيْدًا لِّاَوَّلِنَا وَاٰخِرِنَا وَاٰيَةً مِّنْكَ وَارْزُقْنَا وَاَنْتَ خَيْرُ الرّٰزِقِيْنَ

Latin: Allāhumma rabbanā anzil ‘alainā mā’idatam minas-samā’i takūnu lanā ‘īdal li’awwalinā wa ākhirinā wa āyatam minka warzuqnā wa anta khairur-rāziqīn(a).

Artinya: “Ya Allah Tuhan kami, turunkanlah kepada kami hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami, yaitu bagi orang-orang yang sekarang bersama kami maupun yang datang setelah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan-Mu. Berilah kami rezeki. Engkaulah sebaik-baik pemberi rezeki.” (Doa Nabi Isa AS dalam QS Al-Maidah: 114)

(dvs/kri)



Sumber : www.detik.com

Benarkah Panas Dunia Karena Hembusan Neraka? Begini Penjelasan Ulama



Jakarta

Ketika suhu udara terasa sangat menyengat, banyak orang bertanya: “Apakah panas dunia ini disebabkan oleh hembusan neraka?”

Pertanyaan tersebut bukan tanpa dasar. Dalam beberapa hadits, Rasulullah SAW pernah menyebutkan bahwa panas yang dirasakan di dunia merupakan bagian dari hembusan api neraka Jahannam.


Dikutip dari buku Dahsyatnya Neraka: Pedihnya Azab Neraka dan Keadaan Calon Penghuninya karya Syaiful Bachir Az-Zidani, hadits yang menjadi dasar keyakinan ini diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Muslim. Rasulullah SAW bersabda,

“Neraka mengadu kepada Allah SWT, ia berkata: ‘Wahai Tuhanku, sebagian diriku memakan sebagian yang lain.’ Maka Allah mengizinkannya untuk bernafas dua kali, yaitu sekali di musim dingin dan sekali di musim panas. Maka itulah sebabnya kamu merasakan hawa yang paling dingin dan hawa yang paling panas.” (HR. Al-Bukhari, Muslim)

Dalam hadits lain, Rasulullah SAW bersabda,

“Panasnya api kalian (Bani Adam) yang digunakan di dunia untuk membakar merupakan sebagian dari tujuh puluh bagia panasnya api neraka Jahanam.” Para sahabat bertanya, ‘Demi Allah, apakah itu cukup wahai Rasulullah?’ Beliau bersabda, ‘Belum, sesungguhnya panasnya sebagian yang satu melebihi sebagian yang lainnya sebanyak enam puluh sembilan kali lipat.” (HR Bukhari dan Muslim).

Imam An-Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim menjelaskan, “Hadis ini menunjukkan bahwa panas yang sangat di dunia ini dan dingin yang sangat juga, keduanya berasal dari hembusan neraka. Hal itu merupakan sesuatu yang Allah jadikan sebagai sebab dan hikmah atas izin-Nya.”

Artinya, Allah SWT menciptakan sebab tertentu di dunia yang membuat sebagian hawa panas dan dingin ekstrem menjadi pengingat bagi manusia tentang siksa neraka.

Ka’ab al-Akhbar, “Demi Dzat yang jiwa Ka’ab ada di tangan-Nya, seandainya neraka Jahannam dibuka seukuran hidung lembu di bumi sebelah timur, dan ada seseorang di belahan bumi bagian barat pasti otaknya akan meleleh karena tidak mampu menahan panas yang amat dahsyat. Wahai manusia apakah kalian merasa tentram dengan ini? Ataukah kalian mampu bersabar terhadapnya? Wahai, Anak Adam, berbuat taat kepada Allah SWT lebih ringan bagi kalian, daripada menanggung siksa ini, maka taatlah kalian semua kepada-Nya.”

Pandangan Ulama tentang Panas Dunia Hembusan Neraka

1. Imam Qurthubi

Imam Qurthubi berkata, “Adapun sumber panas yang kita ketahui di dunia sekarang ini adalah matahari dan api. Akan tetapi, itu hanya merupakan bayangan dari api neraka yang sesungguhnya. Seandainya, seseorang berada di tempat atau berada dekat jaraknya dengan matahari terbit, maka akan terasa amat panas yang dapat melelehkan kepala bagi orang tersebut. Namun, itu hanya sebutir kecil atau dibukakan salah satu pintu neraka itu.”

Dalam Tafsir Al-Qurthubi disebutkan:

“Allah menjadikan panas dunia sebagai peringatan kecil dari panasnya neraka. Sehingga ketika manusia merasakan panas, mereka teringat betapa lebih dahsyat panas di akhirat.”

2. Ibnu Hajar Al-‘Asqalani

Dalam Fathul Bari, beliau berkata, “Nafas neraka yang dimaksud adalah sesuatu yang Allah jadikan sebagai sebab munculnya panas dan dingin yang ekstrem di dunia. Tidak harus dipahami bahwa neraka benar-benar menghembuskan ke bumi.”

3. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin

Ulama kontemporer ini menjelaskan, “Hadis tersebut menunjukkan bahwa hawa panas dan dingin yang sangat di dunia adalah pengaruh dari izin Allah kepada neraka untuk ‘bernafas’. Namun ini tidak berarti secara fisik neraka meniupkan udara ke dunia, melainkan sebagai sebab dan peringatan dari Allah.” (Syarah Riyadhus Shalihin, Jilid 3, hal. 354)

Dalil Al-Qur’an tentang Hubungan Dunia dan Neraka

Al-Qur’an tidak menyebut secara eksplisit bahwa panas di bumi berasal dari neraka. Namun, beberapa ayat menegaskan bahwa semua fenomena alam, termasuk panas, hujan, dan dingin adalah ciptaan dan kendali Allah SWT.

Dalam surah An-Nahl ayat 81, Allah SWT berfirman,

وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُم مِّمَّا خَلَقَ ظِلَالًا وَجَعَلَ لَكُم مِّنَ الْجِبَالِ أَكْنَانًا وَجَعَلَ لَكُمْ سَرَابِيلَ تَقِيكُمُ الْحَرَّ وَسَرَابِيلَ تَقِيكُم بَأْسَكُمْ

Artinya: “Dan Allah menjadikan bagi kamu tempat berteduh dari apa yang Dia ciptakan, dan Dia menjadikan bagimu tempat berlindung di gunung-gunung, dan menjadikan pakaian untuk melindungi kamu dari panas dan pakaian (baju besi) untuk melindungimu dari peperangan.”

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com

Indonesia ‘Terpanggang’, Berapa Suhu Maksimum yang Bisa Ditahan Tubuh Manusia?



Jakarta

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat suhu maksimum di Indonesia mencapai 37,6°C. Kondisi ini diprakirakan masih akan berlanjut hingga akhir Oktober atau awal November 2025.

Deputi Bidang MeteorologiBMKGGuswanto menjelaskan penyebab utama suhu panas ini adalah posisi gerak semu Matahari yang berada di selatan ekuator. Faktor lainnya adalah penguatan angin timuran atau Monsun Australia yang membawa massa udara kering dan hangat.


“Posisi ini membuat wilayah Indonesia bagian tengah dan selatan, seperti Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Papua, menerima penyinaran matahari yang lebih intens sehingga cuaca terasa lebih panas di banyak wilayah Indonesia” kata Guswanto dalam laman BMKG dikutip Jumat (17/10/2025).

Dengan suhu tinggi, BMKG mengimbau masyarakat untuk membatasi aktivitas di luar ruangan pada pukul 10.00 hingga 16.00 WIB. Tak hanya itu, BMKG juga meminta warga mewanti-wanti dehidrasi bahkan heatstroke akibat panas ekstrem ini.

Di tengah suhu panas ini, muncullah pertanyaan baru, berapa suhu maksimum yang bisa ditahan tubuh manusia?

Suhu Maksimum yang Bisa Ditahan Tubuh Manusia

Berdasarkan sebuah studi tahun 2020 di jurnal Science Advances, suhu maksimum yang bisa ditahan tubuh manusia adalah 35°C. Hal ini juga disebut dengan suhu bola basah.

Suhu bola basah tidak sama dengan suhu udara. Sebaliknya, suhu bola basah diukur menggunakan termometer yang dilapisi kain yang dibasahi air, dan metrik yang dihasilkan memperhitungkan panas dan kelembapan.

“Jika kelembapan rendah tetapi suhu tinggi, atau sebaliknya, suhu bola basah kemungkinan besar tidak akan mendekati titik kritis tubuh manusia,” kata Colin Raymond, penelitipascadoktoral di Laboratorium Propulsi JetNASA yang mempelajari panas ekstrem.

Namun, ketika kelembapan dan suhu sangat tinggi, suhu bola basah dapat mendekati tingkat yang berbahaya.

Dilansir dari Live Science, alasan manusia tidak dapat bertahan hidup dalam suhu panas dan kelembapan tinggi adalah karena kita tidak dapat lagi mengatur suhu internal tubuh. Pada titik ini, tubuh menjadi hipertermia, mengalami sengatan panas pada suhu internal di atas 40°C. Hal ini dapat menyebabkan gejala seperti denyut nadi cepat, kebingungan, delirium, kulit gatal, pingsan, dan koma.

Namun, suhu bola basah 34°C tidak akan langsung menyebabkan kematian. Dibutuhkan waktu sekitar 3 jam agar suhu panas tersebut bisa mematikan.

(nir/nwk)



Sumber : www.detik.com

Pakar Ungkap 5 Kelompok Paling Rentan Saat Cuaca Panas Mendidih, Kamu Termasuk?


Jakarta

Indonesia sedang dilanda cuaca panas yang cukup ekstrem. Bahkan, terdapat wilayah dengan suhu udara mencapai 38 derajat Celcius.

Cuaca panas ekstrem ini juga berdampak pada kegiatan manusia sehari-hari. Pakar kesehatan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Evi Rinata MKeb mengatakan jika cuaca panas ekstrem dapat memberikan dampak yang cukup serius terhadap kesehatan.


Menurut Evi, tubuh akan bekerja lebih ekstra untuk menjaga suhu tetap stabil. Jika mekanisme ini tidak berjalan optimal, seseorang dapat mengalami dehidrasi, kelelahan akibat panas, hingga heat stroke yang bisa mengancam nyawa.

Panas yang berlebihan dapat memperburuk penyakit-penyakit kronis seperti hipertensi, gangguan jantung, atau asma. Heat stroke juga termasuk dalam salah satu kondisi yang paling serius dan bisa menyebabkan kematian.

Heat stroke bisa terjadi karena kegagalan proses pengendalian panas dan kegagalan sistem jantung serta pembuluh darah tubuh,” terangnya dalam laman Umsida, dikutip Senin (20/10/2025).

Cara Tubuh Merespons Cuaca Panas Ekstrem

Evi menyebut jika tubuh manusia sebenarnya memiliki sistem yang sangat canggih untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan suhu, atau disebut termoregulasi.

“Ketika suhu lingkungan meningkat, tubuh akan meningkatkan pengeluaran keringat dan memperlebar pembuluh darah di kulit untuk membantu mengeluarkan panas,” paparnya.

Sebaliknya, saat suhu menurun, tubuh akan berusaha mempertahankan panas dengan cara mempersempit pembuluh darah dan menimbulkan rasa menggigil. Namun bila perubahan suhu terjadi secara tiba-tiba dan ekstrem, mekanisme adaptasi ini bisa terganggu.

Akibatnya, seseorang lebih mudah mengalami stres panas, pusing, atau bahkan gangguan keseimbangan cairan tubuh.

5 Kelompok Rentan Saat Suhu Panas

Menurut Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Umsida itu, ada beberapa kelompok masyarakat yang tergolong lebih rentan, yakni:

1. Lansia

Kemampuan tubuh lansia dalam menyesuaikan suhu sudah menurun.

2. Anak-anak

Sistem pengaturan suhu dalam tubuh anak-anak masih belum sempurna.

3. Ibu Hamil

Perubahan hormon dan metabolisme tubuh membuat ibu hamil lebih mudah mengalami dehidrasi.

4. Pekerja Lapangan

Pekerja lapangan seperti petani atau nelayan memiliki risiko tinggi karena mereka berada di luar ruangan dalam waktu yang lama.

5. Individu dengan Penyakit Kronis

Individu dengan penyakit kronis, seperti hipertensi, diabetes, atau gangguan jantung rentan cuaca panas karena panas dapat memperberat kerja organ vital.

Cara Menjaga Kesehatan Saat Cuaca Panas

Beberapa hal sederhana ini bisa dilakukan saat cuaca panas ekstrem, seperti:

1. Perbanyak minum air putih

2. Konsumsi makanan bergizi seimbang

3. Menggunakan pakaian longgar

4. Hindari aktivitas fisik berat di luar ruangan pada siang hari

5. Ventilasi rumah yang baik

(nir/twu)



Sumber : www.detik.com

Potensi Hujan Kembali Meningkat, Tapi Cuaca Panas Belum Berakhir


Jakarta

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) membagikan prediksi cuaca mingguan di seluruh wilayah Indonesia untuk periode 21-27 Oktober 2025. Apakah cuaca panas akan kembali digantikan hujan?

Sebagai negara yang tepat berada di garis khatulistiwa, kondisi cuaca Indonesia tak bisa lepas dari panas dan curah hujan tinggi. Hal ini terlihat dalam kondisi cuaca sepekan terakhir.


Cuaca panas pekan lalu terjadi di sebagian wilayah Indonesia bagian selatan dengan suhu tertinggi 36,4oC-38,2oC. Kendati demikian, di sebagian wilayah lainnya, hujan sangat lebat justru melanda.

Berbagai daerah yang mengalami hujan sangat lebat seperti Tapanuli Tengah Sumatera Utara, Nagan Raya Aceh, Gunung Sitoli Sumatera Utara, dan Nangapinoh di Kalimantan Barat. Setidaknya ada tiga faktor yang mempengaruhi kejadian ini.

Pertama, aktifnya gelombang atmosfer di sebagian wilayah Indonesia. Kedua, keberadaan siklon tropis, bibit siklon tropis, dan sirkulasi siklonik.

Terakhir, terdapat faktor lokal di masing-masing wilayah. Faktor lokal ini memicu kondisi atmosfer menjadi relatif labit sehingga hujan dengan intensitas sedang hingga lebat bahkan disertai kilat/petir dan angin kencang bisa terjadi.

Berdasarkan seluruh keadaan ini, BMKG bisa memprediksi cuaca untuk seminggu kedepan. Dikutip dari postingan Instagram resminya, Selasa (21/10/2025) berikut informasinya.

Prediksi Hujan dan Panas 21-27 Oktober 2025

Dalam kesimpulan usai melihat seluruh keadaan yang ada, BMKG memprediksikan bila sepekan ke depan potensi hujan akan meningkat. Potensi ini berlaku di sebagian besar wilayah Indonesia.

Sebagian besar wilayah yang dimaksud meliputi, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan sebagian Papua. Meskipun potensi hujan meningkat, kondisi panas tidak bisa terhindarkan.

BMKG menyebut panas pada siang hari masih berpotensi terjadi di sebagian wilayah Indonesia. Untuk itu, masyarakat diharapkan bersiap terlebih di daerah yang sebelumnya mengalami cuaca panas tinggi.

Bila diuraikan per provinsi, wilayah yang akan mengalami hujan dari tingkat sedang, lebat, dan angin kencang yakni:

Periode 21-23 Oktober 2025

Waspada (Hujan Sedang)

  • Aceh
  • Sumatera Utara
  • Sumatera Barat
  • Riau
  • Jambi
  • Sumatera Selatan
  • Kepulauan Bangka Belitung
  • Bengkulu
  • Lampung
  • Banten
  • Jakarta
  • Jawa Barat
  • Jawa Timur
  • Bali
  • Nusa Tenggara Timur
  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Tengah
  • Kalimantan Timur
  • Kalimantan Utara
  • Kalimantan Selatan
  • Sulawesi Utara
  • Gorontalo
  • Sulawesi Tengah
  • Sulawesi Selatan
  • Sulawesi Tenggara
  • Maluku Utara
  • Maluku
  • Papua Barat Daya
  • Papua Barat
  • Papua Tengah
  • Papua Pegunungan
  • Papua
  • Papua Selatan

Siaga (Hujan Lebat-Sangat Lebat)

  • Aceh
  • Sumatera Barat
  • Kepulauan Riau
  • Sumatera Selatan
  • Kepulauan Bangka Belitung
  • Bengkulu
  • Jawa Barat
  • Jawa Tengah
  • DI Yogyakarta
  • Jawa Timur
  • Bali
  • Nusa Tenggara Barat
  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Tengah
  • Kalimantan Selatan
  • Sulawesi Tengah
  • Sulawesi Barat
  • Sulawesi Selatan
  • Papua Barat Daya
  • Papua Pegunungan

Angin Kencang

Periode 24-27 Oktober 2025

Waspada (Hujan Sedang)

  • Aceh
  • Sumatera Utara
  • Sumatera Barat
  • Riau
  • Kepulauan Riau
  • Jambi
  • Sumatera Selatan
  • Bengkulu
  • Lampung
  • Banten
  • Jakarta
  • Jawa Barat
  • Jawa Tengah
  • DI Yogyakarta
  • Jawa Timur
  • Bali
  • Nusa Tenggara Barat
  • Nusa Tenggara Timur
  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Tengah
  • Kalimantan Timur
  • Kalimantan Utara
  • Kalimantan Selatan
  • Sulawesi Utara
  • Gorontalo
  • Sulawesi Tengah
  • Sulawesi Barat
  • Sulawesi Selatan
  • Sulawesi Tenggara
  • Maluku Utara
  • Maluku
  • Papua Barat Daya
  • Papua Barat
  • Papua Tengah
  • Papua Pegunungan
  • Papua
  • Papua Selatan

Siaga (Hujan Lebat-Sangat Lebat)

  • Sumatera Barat
  • Kepulauan Bangka Belitung
  • Jawa Barat
  • Jawa Timur
  • Kalimantan Tengah
  • Sulawesi Barat
  • Sulawesi Selatan
  • Papua Pegunungan

Angin Kencang

Kondisi Atmosfer Masih Kompleks

Hujan yang menerpa berbagai wilayah Indonesia ikut dipengaruhi kondisi atmosfer yang masih aktif dan kompleks. Kondisi ini menyebabkan peningkatkan pertumbuhan awan hujan yang memicu cuaca ekstrem, termasuk hujan intensitas sedang-lebat dengan kilat/petir, angin kencang, dan gelombang laut tinggi.

Adapun kondisi atmosfer sepekan ke depan, yakni:

1. Nilai Dipole Mode Negatif

Nilai dipole mode masih negatif (-1,39) artinya ada peningkatan suplai uap air dari Samudra Hindia menuju wilayah Indonesia bagian barat.

2. Gelombang Rossby dan Gelombang Kelvin Aktif

Gelombang Rossby adalah gelombang ekuator yang merambat simetris ke arah barat. Ketika aktif, gelombang ini bisa meningkatkan terjadinya gangguan tropis dan hujan dengan durasi yang lama.

Sedangkan Gelombang Kelvin adalah gelombang ekuator yang memiliki kecepatan perambatan ke arah timur. Implikasinya adalah kejadian hujan dengan periode singkat.

Kedua gelombang ini diprediksi aktif di beberapa wilayah Indonesia.

3. Ada Bibit Siklon

Terdapat dua bibit siklon tropis yang dipantau BMKG. Bibit siklon tropis “Fengshen” terpantau di Laut Cina Selatan, sedangkan bibit siklon tropis 95S di Samudra Hindia Barat daya Bengkulu.

Kedua bibit siklon ini membentuk daerah konvergensi (proses pembentukan awan dari pembentukan pola angin) dan konfluensi (daerah pertemuan angin dari arah berbeda yang membuat udara naik) di Pesisir Barat Bengkulu-Lampung bagian Utara dan Samudra Hindia Barat Daya Lampung.

4. Sirkulasi Siklonik

Sirkulasi siklonik atau pusaran angin yang menarik massa udara dan uap air sehingga dapat membentuk awan dan bergerak menuju pusaran angin tersebut terpantau di Samudra Pasifik Utara pulau Halmahera dan Laut jawa Bagian Timur.

Hal ini menyebabkan daerah konvergensi dan konfluensi terbentuk memajang dari Pualu Halmahera, Laut Sulawesi, Samudra Pasifik Utara Papua Barat, Laut Jawa bagian barat, dan Laut Flores.

5. Atmosfer Lokal Labil

Keadaan ini mendukung proses awan konvektif (awan yang berpotensi menimbulkan hujan) pada skala lokal dan diprediksi terjadi di sebagian wilayah Indonesia.

Itulah kondisi cuaca Indonesia periode 21-27 Oktober 2025 dan faktor yang mempengaruhinya. Semoga bermanfaat, detikers!

(det/twu)



Sumber : www.detik.com