Tag Archives: disinformasi

Telur Tidak Boleh Dimakan dengan Pisang, Benarkah? Ini Faktanya


Jakarta

Telur dikenal sebagai salah satu sumber protein hewani yang praktis dan bernutrisi tinggi. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam salah satu unggahan di media sosial, bahkan menganjurkan sarapan 2 butir telur rebus setiap hari.

Di Indonesia, popularitas telur sebagai lauk maupun campuran makanan sudah tidak diragukan lagi. Namun begitu, ada beberapa anggapan yang keliru yang membuat sebagian orang membatasi diri atau bahkan menghindari sumber nutrisi murah meriah ini.

Salah satunya terkait kombinasinya dengan bahan makanan atau minuman yang lain. Misalnya dalam beberapa konten viral di media sosial, telur tidak disarankan untuk dikonsumsi bersama dengan pisang, daging, dan gula.


Benarkah kombinasi telur dengan makanan tertentu bisa menyebabkan efek berbahaya? Ini faktanya.

1. Telur Tidak Boleh Dimakan dengan Gula?

Mitos.

Faktanya, telur yang dicampur gula kemudian dikocok adalah teknik yang umum dalam banyak resep masakan, terutama pada kue dan dessert. Tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa mencampur telur dan gula dapat menghasilkan senyawa berbahaya dalam tubuh.

Justru, yang perlu diperhatikan adalah asupan gula harian, bukan kombinasinya dengan telur. Kementerian Kesehatan merekomendasikan batas konsumsi gula tambahan tidak lebih dari 10 persen dari total energi harian (4 sendok makan/50 gram).

Konsumsi gula berlebih dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko obesitas, diabetes tipe 2, dan gangguan metabolik, tetapi risiko ini bersifat kumulatif, bukan muncul dari satu kali makan tinggi gula.

Jadi, telur dan gula tidak berbahaya saat dikonsumsi bersamaan, yang perlu dijaga adalah jumlah gula yang digunakan.

2. Telur Tidak Boleh Dimakan bersama Daging?

Mitos.

fried bacon and eggs in iron skillet shot with selective focusMasalahnya bukan pada kombinasi telur dan daging, tapi bagaimana cara mengolahnya. Foto: Getty Images/iStockphoto/rez-art

Mengombinasikan telur dan daging sebenarnya bukan masalah dari sisi keamanan atau penyerapan nutrisi. Keduanya sama-sama sumber protein yang baik

Yang perlu diperhatikan sebenarnya adalah total asupan lemak jenuh dalam satu kali makan, terutama bila daging yang digunakan adalah daging berlemak seperti sosis, bacon, daging giling berlemak, atau daging olahan.

Selain itu, cara memasak seperti menggoreng dalam minyak banyak dapat menambah kalori total dan memengaruhi kadar kolesterol dalam darah bila dilakukan sering dan dalam jangka panjang.

Telur sendiri mengandung lemak, tetapi sebagian besar berupa lemak tak jenuh yang relatif lebih ramah untuk kesehatan dalam menurunkan kadar kolesterol jahat. Sementara daging olahan cenderung mengandung lemak jenuh lebih tinggi.

Jadi, konteks kesehatannya bukan pada konsumsi telur dan daging secara bersamaan, melainkan pada pemilihan jenis daging, cara pengolahan, dan frekuensi konsumsinya dalam pola makan harian.

3. Telur Tidak Boleh Dimakan dengan Pisang?

Mitos.

Healthy food. Boiled eggs and sliced bananas on a plate.Kombinasi telur dan pisang sering menjadi pilihan dalam menu diet yang sehat. Foto: Getty Images/Muhamad Zulkarnaen

Pisang adalah sumber karbohidrat dan telur merupakan sumber protein. Menggabungkan telur dan pisang tidak menimbulkan beban pencernaan yang berlebih. Keduanya kaya zat gizi, dan tubuh dapat mencerna protein dari telur serta karbohidrat dan serat dari pisang secara bersamaan tanpa masalah.

Tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa kombinasi keduanya dapat memperlambat pencernaan atau memberatkan lambung.

Pisang memberikan karbohidrat, serat, kalium, dan vitamin B6, sementara telur menyediakan protein lengkap dan lemak sehat. Saat dimakan bersamaan, keduanya bisa membantu memberikan rasa kenyang lebih lama, sehingga kerap digunakan sebagai menu sarapan atau camilan setelah olahraga.

Jika seseorang merasa kembung atau berat setelah mengonsumsi keduanya, kondisi tersebut umumnya lebih berkaitan dengan sensitivitas pencernaan masing-masing individu, bukan kombinasi makan pisang dan telur. Pada orang dengan gangguan lambung atau GERD (Gastro Esofagheal Reflux Disease) yang sensitif, konsumsi makanan padat dalam satu waktu memang bisa membuat perut terasa tidak nyaman.

4. Telur Tidak Boleh Dikonsumsi bersama Susu Kedelai?

Pada kebanyakan orang, ini mitos.

Source of Protein : Soy milk ,tofu and egg  on soy beans backgroundSusu kedelai (sari kedelai) dan telur sama-sama merupakan sumber protein yang baik. Foto: Getty Images/PeoGeo

Protein kedelai memiliki nilai cerna yang baik dan dapat menjadi sumber asam amino esensial. Journal of Nutrition tahun 2022 menunjukkan bahwa kualitas protein kedelai bahkan sebanding dengan protein hewani tertentu, terutama jika dikonsumsi dalam pola makan beragam.

Sementara itu, protein telur memiliki Protein Digestibility Corrected Amino Acid Score (PDCAAS) mendekati 1,0, yang berarti hampir seluruh asam amino yang terkandung di dalamnya dapat diserap dan dimanfaatkan oleh tubuh.

Keduanya tidak saling menghambat penyerapan maupun kerja enzim pencernaan ketika dikonsumsi bersamaan. Kombinasi telur dan susu kedelai (sari kedelai) bahkan sudah lama menjadi bagian dari pola makan di Jepang, Korea, dan China tanpa adanya bukti klinis yang menunjukkan gangguan pencernaan atau penurunan kualitas protein.

Di Indonesia, Pedoman Gizi Seimbang dan konsep Isi Piringku justru menganjurkan konsumsi protein hewani dan nabati dalam satu kali waktu makan untuk melengkapi kebutuhan asam amino dan mendukung keragaman pangan. Mengkombinasikan telur dengan susu kedelai termasuk pola makan yang aman, seimbang, dan bernilai gizi baik.

5. Telur Tidak Boleh Dikonsumsi dengan Teh?

Ada benarnya.

Teh memang sebaiknya tidak diminum bersamaan dengan makanan sumber zat besi, termasuk telur. Alasannya berkaitan dengan kandungan tanin dalam teh. Tanin dapat membentuk ikatan dengan zat besi di saluran cerna, sehingga tubuh lebih sedikit menyerap zat besi dari makanan.

Tinjauan dalam American Journal of Clinical Nutrition tahun 2021 menunjukkan bahwa konsumsi teh saat makan dapat menurunkan penyerapan zat besi hingga 70 persen, terutama jika tehnya diseduh pekat atau diminum setiap kali makan.

(mal/up)



Sumber : health.detik.com

AQUA Luruskan Disinformasi soal Sumber Air, Pajak, dan Dampak Lingkungan


Jakarta

Tambahan informasi artikel ini dinaikkan dengan label advertorial

AQUA meluruskan informasi yang saat ini beredar di media sosial, yang menyebutkan penggunaan air dari sumur bor biasa, bukan dari air pegunungan, serta menyoroti isu pajak, SIPA, dampak lingkungan, hingga kontribusi sosial perusahaan. Sebagai pelopor air minum dalam kemasan di Indonesia, AQUA ingin tidak ada kesalahpahaman di masyarakat.

AQUA berkomitmen untuk menjaga kualitas dan kemurnian air yang kami hadirkan kepada masyarakat. Kami percaya bahwa transparansi dan edukasi publik adalah kunci untuk membangun kepercayaan. Oleh karena itu, AQUA menyampaikan klarifikasi ini berdasarkan data ilmiah, regulasi, dan fakta lapangan.

Fakta dan Komitmen AQUA

1. Sumber Air Pegunungan yang Terlindungi
Air AQUA berasal dari 19 sumber air pegunungan yang tersebar di seluruh Indonesia. Setiap sumber air dipilih melalui proses seleksi ketat yang melibatkan 9 kriteria ilmiah, 5 tahapan evaluasi, serta minimal 1 tahun penelitian.

Proses ini dilakukan oleh tim ahli dari berbagai disiplin ilmu seperti geologi, hidrogeologi, geofisika, dan mikrobiologi. AQUA hanya menggunakan air dari akuifer dalam (kedalaman 60-140 meter), bukan dari air permukaan atau air tanah dangkal.

Akuifer ini terlindungi secara alami oleh lapisan kedap air, sehingga bebas dari kontaminasi aktivitas manusia dan tidak mengganggu penggunaan air masyarakat. Hal ini juga berdasarkan hasil studi hidrogeologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Padjadjaran (Unpad) yang mengonfirmasi bahwa sumber air AQUA tidak bersinggungan dengan air yang digunakan masyarakat dan setiap penentuan titik sumber air AQUA telah melewati kajian dampak terhadap lingkungan dan masyarakat.

2. Proses Produksi yang Higienis dan Terstandarisasi
Untuk menjaga kemurnian air, AQUA menerapkan sistem pengemasan otomatis tanpa sentuhan tangan manusia. Proses yang dilakukan mencakup pengaliran air melalui pipa stainless food-grade dengan kekedapan optimal, pengolahan dengan mesin berteknologi tinggi, pengujian lebih dari 400 parameter fisika, kimia, dan mikrobiologi, serta pemenuhan standar keamanan pangan dari BPOM dan SNI.

3. Kepatuhan Regulasi: SIPA dan Pajak
AQUA memiliki dan memperbarui SIPA (Surat Izin Pengusahaan Air Tanah) untuk setiap sumber air, serta membayar pajak air dan retribusi sesuai ketentuan dan regulasi yang berlaku di Indonesia. Proses pelaporan volume air dilakukan secara transparan dan diaudit oleh instansi pemerintah terkait. Manipulasi data dilarang keras dan diawasi ketat oleh pemerintah daerah dan pusat melalui Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Bagian dari kepatuhan SIPA adalah pemberian akses air kepada masyarakat.

4. Komitmen terhadap Keberlanjutan dan Masyarakat
AQUA berupaya mengembalikan air lebih banyak dari yang diambil ke dalam tanah dan masyarakat melalui program konservasi yang tersertifikasi oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional. AQUA menjalankan program konservasi sumber daya air berbasis Daerah Aliran Sungai (DAS) di berbagai wilayah operasional.

Upaya yang dilakukan AQUA antara lain, penanaman lebih dari 2,5 juta pohon secara nasional, pembangunan lebih dari 2.300 sumur resapan dan 12.000 rorak, pengelola dan melakukan konservasi di 17 area taman keanekaragaman hayati, program WASH (Water Access, Sanitation, and Hygiene) untuk lebih dari 500.000 penerima manfaat, serta pertanian regeneratif untuk menjaga kualitas dan kuantitas air tanah serta penerapan ekonomi sirkular dan pengelolaan sampah.

AQUA juga aktif berdialog dan melibatkan masyarakat serta LSM untuk memastikan pengelolaan air yang adil, transparan, dan berkelanjutan melalui pendekatan yang terintegrasi dari hulu hingga hilir.

Sumber Air dan Proses Produksi

AQUA menggunakan air dari akuifer dalam yang merupakan bagian dari sistem hidrogeologi pegunungan. Air ini terlindungi secara alami dan telah melalui proses seleksi serta kajian ilmiah oleh para ahli dari UGM dan Unpad. Sebagian titik sumber juga bersifat self-flowing (mengalir alami).

Selain itu, air yang digunakan berasal dari lapisan dalam yang tidak bersinggungan dengan air permukaan yang digunakan masyarakat. Proses pengambilan air dilakukan sesuai izin pemerintah dan diawasi secara berkala oleh pemerintah daerah dan pusat melalui Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

AQUA memiliki Kebijakan Perlindungan Air Tanah Dalam (Ground Water Resources Policy), yang mengatur bahwa pengelolaan sumber daya air harus menjamin kemurnian dan kualitas sumber air, menjaga kelestarian sumber daya airnya, berkontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan di wilayah operasional serta melindungi dan turut mempromosikan adat dan cagar budaya di sekitar wilayah operasionalnya.

Berdasarkan kajian bersama UGM, pengambilan air dilakukan secara hati-hati dan tidak menyebabkan pergeseran tanah atau longsor. Namun, faktor lain seperti perubahan tata guna lahan dan deforestasi juga berpengaruh.

Disamping itu, AQUA aktif melakukan konservasi dan pemantauan lingkungan secara berkala serta melibatkan masyarakat dan pemangku kepentingan setempat untuk mengelola sumber daya air secara terintegrasi dari hulu hingga hilir sehingga terjaga kualitas dan kuantitasnya. Hal ini juga menjaga area tangkapan dan resapan air tetap terjaga fungsi dan keberlanjutannya.

Pajak, SIPA, dan Regulasi

AQUA secara konsisten dan transparan memenuhi seluruh kewajiban perpajakan dan retribusi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pembayaran dilakukan secara berkala dan resmi di Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan, yang menjamin transaksi tercatat secara sah secara hukum.

Sebagai informasi, AQUA hanya mengambil air sesuai dengan kuota yang ditetapkan dalam SIPA (Surat Izin Pengusahaan Air Tanah) dan berada di bawah pengawasan ketat dari instansi terkait.

Sebagai bagian dari komitmen keberlanjutan, AQUA juga menjalankan program konservasi air dan pengembalian air ke alam dan masyarakat melalui program WASH (Water Access, Sanitation, and Hygiene) yang telah menjangkau lebih dari 500,0000 penerima manfaat di berbagai wilayah operasional AQUA di Indonesia.

AQUA juga membentuk tim khusus (SIPA Taskforce) untuk memantau dan mengelola seluruh proses perizinan dan pelaporan SIPA. Selain itu, AQUA juga menjalankan program konservasi air dan pengembalian air ke masyarakat sebagai bagian dari kewajiban SIPA, termasuk melalui program WASH dan konservasi berbasis DAS.

Seperti perusahaan lainnya, proses perizinan dapat menghadapi tantangan administratif atau teknis. Namun, AQUA selalu berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan pusat untuk memastikan seluruh proses berjalan sesuai ketentuan. AQUA juga aktif dalam advokasi kebijakan air melalui asosiasi industri dan forum publik.

AQUA berkomitmen penuh pada transparansi dan integritas. Seluruh volume air yang diambil dilaporkan sesuai realisasi dan diaudit oleh pemerintah. Setiap pelanggaran akan dikenakan sanksi tegas sesuai hukum yang berlaku.

Harga air mineral mencerminkan proses seleksi sumber, pengujian kualitas, produksi higienis, distribusi, dan komitmen keberlanjutan lingkungan. AQUA memastikan harga yang diterapkan sejalan dengan nilai tambah dan manfaat yang diberikan kepada konsumen.

Lingkungan dan Manfaat untuk Warga

AQUA berkomitmen agar keberadaan perusahaan membawa manfaat nyata, mulai dari akses air bersih, konservasi lingkungan, hingga pemberdayaan ekonomi lokal. Setiap program CSR dirancang bersama masyarakat dan pemerintah daerah untuk memastikan dampak positif yang berkelanjutan.

Proses penentuan sumber air AQUA dilakukan oleh tim ahli dari berbagai disiplin ilmu seperti geologi, hidrogeologi, geofisika, dan mikrobiologi. AQUA hanya menggunakan air dari akuifer dalam (kedalaman 60-140 meter), bukan dari air permukaan atau air tanah dangkal. Akuifer ini terlindungi secara alami oleh lapisan kedap air, sehingga bebas dari kontaminasi aktivitas manusia dan tidak mengganggu penggunaan air masyarakat.

Untuk terus menjaga kualitas dan kuantitasnya, AQUA menjalankan program konservasi sumber daya air berbasis Daerah Aliran Sungai (DAS) di berbagai wilayah operasional, termasuk Subang. Di Subang sendiri, AQUA tercatat telah melakukan penanaman lebih dari 250,000 pohon, membangun lebih dari 120 sumur resapan dan 2.800 rorak, serta melakukan berbagai program pemberdayaan ekonomi masyarakat bersama masyarakat Subang.

AQUA akan terus menjaga komitmennya dalam menyediakan air minum berkualitas tinggi, menjaga keberlanjutan lingkungan, dan membangun hubungan yang transparan dengan masyarakat. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi layanan konsumen AQUA Menyapa di nomor 0800-15-88888.

(adv/adv)



Sumber : news.detik.com

Pakar Sorot Dominasi Buzzer di Medsos, Sedangkan Akademisi Absen


Jakarta

Media sosial menjadi medan tempur narasi yang didominasi buzzer dan bot. Hal ini disampaikan oleh pakar analisis media sosial pendiri Drone Emprit, Ismail Fahmi.

Di sisi lain, ia juga menyorot absennya peran akademisi dalam membentuk narasi di ruang publik digital di negeri ini. Melalui penjelasannya yang bertajuk “Siapa Pemilik Narasi? Data, Disinformasi, dan Hilangnya Suara Akademisi” dalam “The 2025 International Conference on Computer, Control, Informatics, and Its Application (IC3INA) pada Rabu (15/10/2025), ia mengutarakan suara akademisi yang berbasis data dan kebenaran malah hilang dan tertinggal di belakang jurnal-jurnal ilmiah.

Perbandingan Aktivitas Kampus Terkemuka di AS dan Indonesia

Ismail Fahmi dalam acara ini memaparkan hasil analisis jaringan sosial (Social Network Analysis). Analisis ini membandingkan aktivitas digital universitas-universitas terkemuka di Amerika Serikat (AS) seperti Stanford University, Harvard University, dan Massachusetts Institute of Technology (MIT) dengan tiga universitas terkemuka di Indonesia seperti Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Universitas Gadjah Mada (UGM).


Ia menemukan ada perbedaan aktivitas digital universitas-universitas di kedua negara. Di universitas-universitas di AS, jejaring akun institusi dan akademisi sangat aktif. Pembahasan yang dibangun bersifat global dan mencakup isu-isu kritis seperti COVID-19, politik internasional, serta penemuan sains. Para akademisi AS, seperti tampak pada saat pandemi, menjadi influencer pengetahuan yang aktif berdebat dan mengedukasi publik di media sosial.

Sementara, ia menemukan Universitas Indonesia memiliki keterlibatan di media sosial yang sangat minim dan cenderung bersifat institusional atau lokal. Berdasarkan analisis Drone Emprit, jejaring diskusi seputar UI justru sangat dekat dengan isu politik.

“Universitas kita tidak memiliki naratifnya sendiri di media sosial. Kita hanya ditarik oleh buzzer dan isu politik ke dalam naratif mereka,” jelasnya, dikutip dari BRIN pada Senin (20/10/2025).

Namun, Ismail Fahmi juga mengakui ada kendala yang membuat akademisi di Indonesia enggan bersuara, termasuk ketakutan akan kekerasan politik; tekanan institusional; sampai risiko hukum dan reputasi.

Saran Strategi Komunikasi untuk Akademisi

Maka dari itu, ia menawarkan strategi komunikasi yang aman serta konstruktif yang dapat dilakukan para akademisi. Ia menegaskan agar para akademisi Tanah Air fokus pada data, bukan politik; mengadopsi jurnalisme konstruktif; serta memanfaatkan kecerdasan buatan.

“Jika kita akademisi dan peneliti tetap menjadi penonton, maka siapa yang akan menjadi pemandu intelektual publik berbasis data? Data harus berada di ruang publik, bukan hanya di jurnal dan kelas”, ucapnya.

Ia berharap forum akademik dapat menjadi kekuatan intelektual publik dengan memastikan hasil penelitian mempunyai tujuan gand,a yakni literasi sains dan informasi real-time untuk masyarakat.

(nah/twu)



Sumber : www.detik.com