Tag Archives: dr

Sedih, Penumpang Pesawat Qatar Airways Meninggal Akibat Tersedak Daging



Jakarta

Seorang penumpang maskapai Qatar Airways meninggal akibat tersedak daging dalam penerbangan Los Angeles-Colombo. Penumpang bernama Dr Asoka Jayaweera tersebut sudah memesan makanan berbasis tanaman (vegan) dalam penerbangan selama 15,5 jam ini.

Namun permintaan Jayaweera dicuekin maskapai, sehingga pria 85 tahun itu terpaksa makan menu reguler dengan daging. Pramugari maskapai malah menyuruhnya memakan makanan yang ada, karena menu yang diminta Jayaweera mahal. Saat sedang makan inilah, tragedi terjadi pada pensiunan dokter jantung ini.

“Saat makan, Jayaweera mulai tersedak hingga kehilangan kesadaran. Kru penerbangan mencoba menolong dan berkonsultasi dengan dokter secara remote. Namun kondisi Jayaweera makin buruk hingga penerbangan harus berhenti mendadak di Edinburg,” tulis NDTV dikutip detikTravel pada Sabtu (11/10/2025).


Sementara dilansir dari Independent, Jumat (10/10/22025) insiden ini terjadi pada tanggal 1 Agustus 2023. Dalam pengaduan keluarga di pengadilan, disebutkan bahwa Asoka telah meminta makanan vegetarian kepada pramugari. Pramugari mengatakan makanan khusus tersebut telah habis dan tersisa yang mengandung daging saja. Lalu pramugari memberinya makanan biasa dengan daging dan menginstruksikannya untuk ‘memakan sekitar’ daging tersebut.

“Saat mencoba ‘memakan sekitar’ daging dalam makanan yang disediakan, Asoka Jayaweera mulai tersedak tak lama kemudian,” demikian bunyi pengaduan tanpa merinci apa sebenarnya yang menyebabkan dia tersedak.

Awak kabin melakukan penyelamatan pertama dan menghubungi MedAire melalui telepon, yang memiliki dokter UGD terlatih yang siap memandu staf maskapai dari jarak jauh melalui keadaan darurat medis dalam penerbangan.

“Sekitar pukul 02:46 UTC, Asoka Jayaweera dipantau dengan tingkat saturasi oksigen 69 persen,” kata pengaduan tersebut.

Tingkat saturasi oksigen di bawah 88 persen dan dianggap berbahaya. Meskipun pesawat saat itu sedang melewati Wisconsin, awak pesawat memberi tahu rekan seperjalanan Jayaweera, bahwa kapten tidak dapat mengalihkan penerbangan karena mereka sudah berada di atas Lingkaran Arktik dan akan menyeberangi Samudra Arktik.

Awak kabin memberikan oksigen kepada Asoka, tetapi tidak berhasil dan tingkat saturasinya tidak pernah lagi melebihi 85 persen. Kemudian Asoka kehilangan kesadaran sekitar pukul 07:30 dan diberi obat-obatan. Dia kehilangan kesadaran selama 3,5 jam hingga pesawat mendarat di Edinburgh.

“Baru sekitar pukul 11.00 UTC pesawat itu turun di Edinburgh, Inggris, dan Asoka Jayaweera dibawa ke rumah sakit. Asoka Jayaweera meninggal dunia di Edinburgh pada 3 Agustus 2023, akibat pneumonia aspirasi yaitu infeksi yang disebabkan oleh menghirup makanan atau cairan ke dalam paru-paru, alih-alih menelannya,” tulis gugatan.

Atas kejadian tersebut, anak Jayaweera melayangkan gugatan pada Qatar Airways karena pengabaian layanan makan dan keterlambatan respons medis. Dalam tuntutannya, maskapai dinilai gagal menyediakan pesanan menu vegetarian dan kegawatdaruratan yang dialami Jayaweera.

Insiden ini mempertanyakan tanggung jawab maskapai pada layanan pesan makanan. Bukan kali pertama maskapai besar cuek pada kebutuhan makanan penumpangnya. Pengabaian ini tidak hanya merugikan penumpang tapi juga mempertaruhkan profesionalisme dan nama besar maskapai.

(row/ddn)



Sumber : travel.detik.com

Benarkah Minum Kopi Tiap Hari Bisa Bikin Panjang Umur? Begini Kata Studi


Jakarta

Minum kopi saat ini bukan lagi hanya dilakukan sesekali. Banyak pekerja menjadikan kopi sebagai minuman yang bisa membuatnya tahan dari kantuk saat bekerja.

Kebiasaan ini juga punya melahirkan ungkapan seperti “but first, coffee” yang sudah tak asing. Ungkapan tersebut menunjukkan bahwa kebiasaan menyeruput kopi setiap pagi bukan sekadar gaya hidup.

Selain dapat membuat seseorang terjaga dari mengantuk, ternyata kopi bisa membuat seseorang panjang umur. Bagaimana bisa?


Temuan ini didasarkan pada hasil penelitian terbaru yang dilakukan Dr Charalampos (Babis) Rallis, ilmuwan dari Queen Mary University of London (QMUL). Hasil studinya bersama tim dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Microbial Cell tahun 2025.

Kafein Bisa Aktifkan Penjaga Umur Sel

Hasil penelitian Rallis dan tim menunjukkan, zat kafein yang terkadung dalam kopi terbukti bisa memperlambat proses penuaan pada tingkat sel. Sebelum menemukan fakta ini, Rallis menggunakan ragi sebagai model penelitian untuk mempelajari efek kafein pada tubuh manusia.

Meski tampak sederhana, ragi memiliki sistem biologis yang sangat mirip dengan manusia. Contohnya dalam hal pertumbuhan maupun pembelahan sel.

Dalam riset sebelumnya, para peneliti menemukan kafein bisa menghambat reseptor pertumbuhan bernama TORC1 (Target of Rapamycin Complex 1).

Reseptor tersebut berperan penting dalam pengaturan pertumbuhan sel. Akan tetapi, setelah diuji kembali, ternyata kafein tidak bekerja langsung pada reseptor itu.

Kafein sebenarnya mengaktifkan sistem lain bernama AMPK. Sistem itu juga dikenal sebagai ‘penjaga metabolisme’.

“AMPK membantu sel-sel berenergi rendah untuk bertahan,” jelas Rabbis, dikutip dari laman QMUL.

Dengan mengaktifkan AMPK, kafein membantu sel memperbaiki DNA, merespons stres dengan lebih baik, dan memperlambat proses penuaan.

Bisa Jadi Kunci Umur Panjang

Menurut Dr John-Patrick Alao, rekan peneliti dalam studi ini, temuan tersebut membuka peluang baru dalam bidang kesehatan dan gaya hidup.

“Temuan kami membuka peluang menarik untuk penelitian masa depan tentang bagaimana efek ini bisa diaktifkan lebih langsung-melalui pola makan, gaya hidup, atau obat baru,” ujarnya.

Tak hanya membuat awet muda, manfaat kafein tidak berhenti pada penuaan sel. Riset lain menunjukkan bahwa kafein dalam dosis rendah dapat membantu mengurangi gejala depresi.

Temuan ini didasarkan pada hasil analisis yang menunjukkan kafein merangsang produksi hormon dopamin, zat kimia otak yang menimbulkan rasa bahagia.

Kafein Tak Boleh Dikonsumsi Berlebihan

Namun, para ahli mengingatkan bahwa tidak semua sumber kafein baik untuk tubuh. Menurut data Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, minuman energi dengan kadar kafein tinggi bisa berisiko bagi jantung.

Risiko ini terutama muncul jika minuman energi tersebut dikonsumsi oleh remaja. Rata-rata, secangkir kopi mengandung sekitar 95 miligram kafein, sedangkan minuman energi bisa mencapai empat kali lipatnya.

Para ahli kesehatan menegaskan bahwa kafein bisa menjadi ‘teman baik’ jika dikonsumsi dalam batas wajar. Namun sebaliknya, jika terlalu banyak, kafein justru bisa menimbulkan gangguan tidur atau jantung berdebar.

Hasil studi dipublikasi dengan judul ‘Dissecting the cell cycle regulation, DNA damage sensitivity and lifespan effects of caffeine in fission yeast’, 24 Juni 2025.

(cyu/twu)



Sumber : www.detik.com

Heboh Udang Terkontaminasi Radioaktif, Pakar Ungkap Cara Aman Mengolahnya


Jakarta

Isu kontaminasi radioaktif pada pangan laut sempat menjadi obrolan publik dan membuat masyarakat cemas. Hal itu muncul setelah adanya laporan FDA Amerika Serikat.

FDA menemukan adanya kandungan Cesium-137 (Cs-137) pada sejumlah sampel produk laut. Seberapa bahaya jadinya jika udang mengandung zat tersebut?


Pakar teknologi pangan dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Dr Lukman Hudi STP MMT menjelaskan bahwa unsur radioaktif seperti Cs-137 dapat masuk ke tubuh organisme laut melalui paparan lingkungan.

“Sekali radionuklida seperti Cesium-137 sudah masuk ke jaringan organisme hidup (misalnya udang atau ikan), sulit sekali dihilangkan sepenuhnya,” katanya dikutip dari laman Umsida, Minggu (12/10/2025).

Tips Aman Mengolah Udang dari Paparan Radioaktif

Menurut Hudi, masyarakat tidak perlu panik berlebihan. Ada beberapa cara mudah dalam meminimalkan risiko paparan sebelum mengonsumsi udang. Berikut di antaranya.

1. Cuci dan Rendam dengan Larutan Garam atau Cuka

Langkah pertama yang penting adalah mencuci udang dengan air mengalir hingga bersih. Lalu, rendam udang dalam larutan garam ringan (NaCl 1-3%) atau cuka encer (0,5-1%) selama 15-30 menit.

Metode ini mampu mengurangi kontaminasi permukaan hingga 20-40%, meskipun tidak dapat menghilangkan Cs-137 yang sudah masuk ke jaringan otot udang.

2. Jangan Digoreng, tapi Direbus

Tahapan berikutnya adalah perebusan. Metode merebus udang dengan air bersih dapat mengurangi kandungan Cs-137 hingga 30-60%, tergantung lama dan suhu proses.

“Semakin lama dan lebih panas perebusan, semakin banyak cesium yang dipindahkan ke air rebusan,” katanya.

Perlu diingat, jangan konsumsi kaldu hasil rebusan udang tersebut.

3. Gunakan Asam Alami

Perendaman tambahan dengan bahan alami seperti jus lemon, asam sitrat, atau cuka menurut Hudi juga dapat membantu melarutkan ion cesium dari jaringan permukaan.

Kombinasi perendaman dan perebusan disebutnya sebagai cara paling efektif untuk tingkat rumah tangga.

Cara Industri dan Teknologi Deteksi Radiasi

Lebih lanjut Hudi menjelaskan, industri melakukan pembersihan dengan pertukaran ion menggunakan resin zeolit atau Prussian Blue, serta pengeringan dan pengabuan terkontrol. Meski ampuh, metode ini tidak praktis untuk konsumsi sehari-hari.

Sementara itu, deteksi kontaminasi radioaktif di industri dapat dilakukan menggunakan spektrometer gamma (HPGe) yang dapat mengukur pancaran radiasi gamma dari elemen seperti Cs-137.

“Untuk mengurangi kontaminasi, kombinasi pertukaran ion dan pengolahan termal seperti perebusan terbukti efektif menurunkan kadar radioaktif hingga 30-60%,” katanya.

Dr Hudi juga menyebut, penelitian terbaru tengah mengembangkan mikroba biosorben dan kemasan aktif berbasis mineral. Hasilnya dirancang agar mampu menyerap kontaminan radioaktif secara alami.

Hudi mengatakan, batas paparan radiasi pangan sudah diatur ketat oleh lembaga internasional dan nasional. Misalnya oleh Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dalam Codex Alimentarius, ditetapkan batas aman paparan publik sebesar 1 mSv/tahun, dan kadar Cs-137 maksimal 100 Bq/kg untuk produk bayi.

Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) dan WHO mendukung pengawasan ketat dengan standar serupa. Di Indonesia, Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menetapkan batas Cs-137 pada pangan umum ≤ 1.000 Bq/kg, serta 100 Bq/kg untuk produk bayi, sesuai SNI 19-6937-2003.

Hudi menegaskan, masyarakat tak perlu takut mengonsumsi udang selama diolah dengan benar. Namun, jika salah pengolahan, barulah udang bisa bahaya dikonsumsi.

“Yang penting, lakukan pencucian, perendaman, dan perebusan dengan air bersih. Hindari menggoreng atau hanya membekukan, karena itu tidak mengurangi cesium,” tegasnya.

Dengan pengolahan yang tepat, Hudi menyebut risiko paparan radioaktif pada pangan laut bisa ditekan. Dengan begitu, masyarakat tetap bisa menikmati udang dengan aman dan tenang.

(cyu/twu)



Sumber : www.detik.com

Numpang Tidur di Terowongan, Turis Malah Terjebak



Istanbul

Seorang turis terjebak di sebuah terowongan. Awalnya, ia mengantuk dan numpang istirahat di sana. Tapi malah tak bisa keluar!

Caires Ferraiera datang dari Portugal untuk liburan ke Turki pada bulan Agustus. Awalnya semua baik-baik saja, sampai ia kehilangan paspornya. Ia kemudian datang ke Kasimpasa karena mengira ada kedutaan negaranya di sana.


Namun, ia harus menelan kenyataan pahit bahwa tak ada konsulat di sana. Sejak itu seperti dikutip dari Turkiye Today, Selasa (14/10/2025) ia hidup di jalanan.

Pada Kamis (11/9) pada pukul 08.30 waktu setempat, pria itu masuk ke Terowongan Kasimpasa-Haskoy karena merasa ngantuk. Sayangnya, ia malah tak bisa keluar setelahnya.

Ia berteriak sampai kehabisan tenaga sampai berhari-hari. Tembok terowongan yang tebal membuat semangatnya pupus. Tapi ternyata usahanya tidak sia-sia, dari balik tembok seorang warga sedang berjalan dan mendengar suara Ferraiera.

Tim kepolisian, kesehatan, pemadam kebakaran dan UMKE dikerahkan ke lokasi. Mereka berusaha untuk memecahkan sebagian dinding tempat suara turis itu berasal.

Petugas memasuki area sempit dan mencapai ke dalam terowongan. Ferraiera ditemukan dalam keadaan setengah telanjang, kelelahan dan bekas luka di sekujur tubuhnya. Pria itu tidak langsung dievakuasi karena kondisi tubuh yang lemah dan berada di ruang yang sempit dalam waktu cukup lama.

Tim pemadam kebakaran mulai mengebor tembok dengan bor impak untuk mengevakuasinya. Tim pemadam kebakaran mengebor tembok setebal kurang lebih 15 sentimeter (9,8 inci) dengan bor selama beberapa saat, kemudian menggunakan alat pemotong beton, memotong tulangan, dan merobohkan tembok dengan palu godam. Evakuasi Ferraiera berlangsung selama 6 jam.

Petugas kemudian memandu Ferraiera dan memasang penyangga di lehernya, lalu dimasukkan ke dalam ambulans. Ia kemudian dibawa ke Rumah Sakit Kota Okmeydani Profesor Dr. Cemil Tascioglu untuk perawatan. Setelah menyelesaikan prosedur di rumah sakit, Ferraiera diserahkan ke Pusat Pemindahan dan dideportasi sesuai prosedur di kantor polisi.

(bnl/ddn)



Sumber : travel.detik.com

Apa Alasan SKSG-SIL UI Digabung dan Ganti Nama? Ini Kata Rektor


Jakarta

Rektor Universitas Indonesia (UI) Heri Hermansyah meresmikan Sekolah Pascasarjana Pembangunan Berkelanjutan (SPPB) atau Graduate School of Sustainable Development (GSSD) UI, Rabu (22/10/2025). Sekolah ini merupakan gabungan dari Sekolah Ilmu Lingkungan (SIL) UI dan Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) UI.

Heri mengatakan proses penggabungan SIL UI dan SKSG UI melibatkan empat organ UI yang meliputi Senak Akademik, Dewan Guru Besar, Majelis Wali Amanat, dan Rektorat UI.

“Ada panitia yang dibentuk pihak universitas yang menjalankan ini; di-quality control oleh Senat Akademik, itu ibaratnya mirip DPR dan kolega kita di situ; ada perwakilan seluruh fakultas yang terdiri dari guru besar dan lektor kepala. Jadi ini sudah melalui proses yang proper, sesuai dengan regulasi yang ada di Universitas Indonesia dan tata cara akademik yang baik,” kata Heri usai peresmian SPPB UI di Balai Sidang UI, Depok, Jawa Barat, Rabu (22/10/2025).


Mengapa SKSG UI dan SIL UI Digabung dan Ganti Nama?

Heri menjelaskan, secara historis, SIL UI dan SKSG UI semula merupakan Sekolah Pascasarjana UI. Dalam perkembangannya, sekolah pascasajana ini berkembang SIL UI dan SKSG UI. Keduanya digabung kembali 9 tahun kemudian.

“Nah, dalam perjalanannya, dua sekolah ini ternyata tidak bisa berdiri sebagai satu sekolah yang itu. Namanya ada dua, direkturnya ada dua, tetapi badan administrasi sekolahnya satu,” ucapnya.

“Sembilan tahun. Nah, dalam perjalanan itu, tidak bisa menjadi satu sekolah yang bisa berdiri sendiri. Kemudian ada perkembangan lebih lanjut ya, yang Bapak Ibu lebih ketahui,” imbuhnya.

Terkait kasus disertasi mahasiswa doktoral SKSG UI dan Menteri Energi dan Sumebr daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dan pembinaan pihak yang terlibat, Heri mengatakan rebranding sekolah baru diharapkan membuat SPPB UI tidak terbebani masalah yang lalu.

“Kemarin tim dari empat organ: MWA, Senat (Akademik), juga DGB (menemukan), jadi ada ketidakpatuhan pada personil, kan. Makanya personil yang ada di dalam sendiri: ada direktur mereka, kaprodi, itu dilakukan pembinaan. Jadi sebenernya kalau semuanya melaksanakan SOP, aturan yang tertulis sesuai yang ada itu sudah berjalan dengan baik; dengan rebranding sekolah baru, adanya sekolah yang baru, kita berharap tidak terbebani oleh masalah lalu lagi,” ucapnya.

Mengapa Jadi Sekolah Pascasarjana Pembangunan Berkelanjutan UI?

Ia menambahkan, penggabungan SIL UI dan SKSG UI menjadi SPPB UI menjadi SPPB UI didasarkan pada studi perkembangan keilmuan secara global dan diskusi internal empat organ UI. Hasilnya mendapati pembangunan berkelanjutan mencakup kedua bidang tersebut dan dapat diperluas.

“Muncul satu kata kunci, yaitu sustainable development, pembangunan berkelanjutan. Yang di dalamnya, seperti yang disampaikan Pak Direktur tadi, bisa menjadi holding untuk kajian strategik, kajian global, dan juga ilmu lingkungan. Bahkan, bisa berkembang lebih luas lagi,” ucapnya.

Direktur Sekolah Pascasarjana Pembangunan Berkelanjutan (SPPB) UI Prof Dr Drs Supriatna MT mengatakan, pendirian SPPB UI juga berkaca pada sekolah-sekolah pembangunan berkelanjutan yang ada di perguruan tinggi luar negeri.

“Multidisiplin, interdisiplin, dan transdisiplin. Jadi sifatnya bisa masuk ke semua, baik ekonomi, sosial, politik, ilmu lingkungan, dan lain-lain.

Diketahui, Supriatna sebelumnya terpilih sebagai Direktur SIL UI periode 2025-2029.

(twu/nah)



Sumber : www.detik.com

Respons UI soal Protes Dosen-Mahasiswa SIL Digabung dengan SKSG


Jakarta

Sekolah Ilmu Lingkungan (SIL) Universitas Indonesia (UI) dan Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) UI resmi digabung menjadi Sekolah Pascasarjana Pembangunan Berkelanjutan (SPPB) UI, Rabu (22/10/2025). Penggabungan ini memantik protes dari sejumlah dosen dan mahasiswa.

Sejumlah poin kritik tersebut antara lain menyorot SPPB UI yang dinilai berdiri di tengah ketiadaan aturan penggabungan prodi, fakultas, atau sekolah; serta kurang dialog dengan mahasiswa, tenaga pendidik, dan alumni, yang meminta ada forum terbuka sebelum peresmian.

Merespons kritik tersebut, Rektor UI Heri Hermansyah mengatakan pendirian SPPB UI sudah melalui rapat empat organ UI dan memenuhi regulasi.


“Ini sudah dilalui dengan rapat berbulan-bulan di tim, di sekolah, dan bahkan juga di Senat (Akademik). Artinya semua sudah memenuhi regulasi,” kata Heri di Balai Sidang UI, Rabu (22/10/2025).

“Kita sudah melalui semua proses dengan baik, dengan melibatkan empat organ UI. Ada panitia yang dibentuk pihak universitas, yang menjalankan ini. Kemudian juga di-quality control oleh Senat Akademik, itu ibaratnya mirip DPR dan kolega kita di situ ada perwakilan seluruh fakultas yang terdiri dari guru besar dan rektor kepala. Jadi ini sudah melalui proses yang proper sesuai dengan regulasi yang ada di Universitas Indonesia,” sambungnya.

Heri mengatakan juga terbuka berkomunikasi dengan mahasiswa, termasuk soal pendirian SPPB UI.

“Justru mahasiswa tahu betul sekarang, rektor yang sekarang HP-nya ini bisa diakses dengan mudah oleh para ketua lembaga mahasiswa,” ucapnya.

“Jadi tidak benar saya tidak bisa diajak komunikasi. Justru any time pintu rektor bisa diakses. Bukan hanya mahasiswa, tapi seluruh stakeholder bisa dengan mudah berkomunikasi dengan saya karena saya yakin komunikasi merupakan awalan yang baik untuk kesuksesan. Seluruh aktivitas, komunikasi dengan baik. Tak kenal maka tak sayang. Nanti diinfokan saja ke mahasiswanya, any time Rektor nunggu,” sambung Heri.

Protes Dosen-Mahasiswa SIL UI

Sebelumnya, mantan Direktur Sekolah Ilmu Lingkungan (SIL) UI Dr Dr Tri Edhi Budhi Soesilo menyayangkan proses pembentukan sekolah baru yang dinilai minim dialog akademik dan dilakukan di tengah ketiadaan regulasi resmi terkait restrukturisasi unit akademik.

“Saya prihatin dan sedih, SIL UI hanya berumur 9 tahun. Sekarang dibubarkan untuk menjadi sekolah baru. Yang saya sayangkan, tradisi ilmiah dan tradisi akademik tidak dijalankan, terutama dalam mengajak dialog para pemangku kepentingan di SIL maupun SKSG,” ujar Budhi pada detikcom.

Budhi mengatakan SIL memiliki komite sekolah, dosen, mahasiswa, tenaga kependidikan, hingga alumni yang seharusnya dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Namun menurutnya, tak satu pun dari mereka diajak berdiskusi terlebih dahulu.

“Itu kekurangannya. Komite, dosen, mahasiswa, tendik, alumni tidak pernah diajak dialog,” dia menambahkan.

Budhi juga menilai penggabungan SIL dan SKSG UI dilakukan tanpa dasar hukum yang memadai lantaran UI belum memiliki aturan yang jelas tentang penggabungan atau pembubaran program studi, fakultas, atau sekolah. Ia menyatakan surat pembubaran SIL itu belum pernah diterimanya.

“Saya merasa kami ditinggalkan. Tradisi dialog yang seharusnya dijunjung tinggi dalam komunitas akademik tidak dijalankan. Bukan hanya saya, tapi seluruh komunitas SIL dan SKSG tidak pernah diajak bicara,” katanya.

“Tidak mengejutkan juga kalau mahasiswa heran semua, tiba-tiba ada sekolah baru,” dia menambahkan.

Prof Raldi Hendro Koestoer PhD, dosen Hukum Etika Lingkungan SIL UI, menilai proses penggabungan SIL dan SKSG UI justru berisiko mengabaikan warisan besar yang telah dibangun Prof Emil Salim dan menjadi bumerang bagi UI ke depan.

Ia menjelaskan, SIL UI telah membangun reputasi yang solid di bidang ilmu lingkungan. Dia khawatir bahwa penggabungan itu menyebabkan SIL kehilangan identitasnya, yang kemudian bisa menyulitkan untuk menarik minat dan dukungan dari luar.

“Legacy Prof. Emil Salim adalah SIL UI. Jenis pengabaian seperti ini tentu akan menjadi bumerang di kemudian hari,” kata Raldi.

“SIL yang sudah outstanding, akan sulit mencari ‘pasar’ kecuali direktur SIL nantinya mampu mendapatkan dana besar untuk promosi, beasiswa, dan sebagainya. Yang sanggup mencari pasar itu adalah mereka yang punya akses kuat dan dana besar,” sambungnya.

Raldi mengatakan tradisi akademik yang melibatkan dialog dan keterlibatan aktif semua pihak harus tetap dijaga. Sementara itu, SIL semestinya dipertahankan untuk mengedukasi generasi masa depan agar siap menghadapi tantangan perubahan iklim dan keberlanjutan, tanpa terganggu oleh perubahan struktural yang tergesa-gesa.

Kendati demikian, ia mendukung calon pelajar yang berminat di bidang ilmu lingkungan untuk studi di SPPB UI.

“Secara pribadi, saya tetap buka akses bagi peminat di bidang ilmu lingkungan ke sana. Tanpa bantuan dari internal, karena saya dan Prof. ES selalu bekerja bersama-sama, hand in hand, membangun SIL,” ujarnya.

Respons Mahasiswa

Sementara itu, sejumlah mahasiswa SIL UI mengetahui rencana penggabungan sekolahnya dengan SKSG UI melalui forum formal. Sebagian lainnya belum tahu dan baru saat diumumkan via Instagram.

Dwi, salah satu mahasiswa SIL UI, mempertanyakan keterlibatan mahasiswa dalam pengambilan keputusan penggabungan sekolahnya. Ia mengatakan, seharusnya mahasiswa dilibatkan seperti halnya SIL UI mewajibkan pelibatan manusia dalam penelitian ilmu lingkungan.

“Seharusnya SIL dapat memberi contoh penerapan input kualitatif dari mahasiswa terhadap keputusan besar ini, bukan hanya sekadar menuntut mahasiswa untuk melibatkan ‘manusia’ saat mengambil kebijakan-kebijakan saat sudah lulus nanti,” ucapnya.

Forum Mahasiswa Doktoral dan Magister (FMDM) SIL UI meminta pimpinan UI dan SIL UI untuk menunda peresmian nama sekolah baru tersebut sampai ada mekanisme yang jelas dan partisipatif, seperti tertuang dalam pernyataan sikapnya, tertanggal 21 Oktober 2025.

FMDM UI juga mendesak pimpinan UI dan SIL UI untuk membuka forum terbuka yang melibatkan seluruh civitas akademika UI agar aspirasi dan masukan mahasiswa bisa didengar dan dipertimbangkan secara serius.

“Kami menegaskan bahwa pernyataan sikap ini disampaikan dalam koridor akademik yang konstruktif. Kami tidak menolak perubahan, namun kami menolak proses yang tidak partisipatif dan transparan.Keputusan sebesar ini harus dibangun atas dasar kepentingan bersama seluruh civitas akademika,” tulis FDMD UI.

“Kami berharap pimpinan SIL UI dan Universitas Indonesia dapat mendengarkan suara mahasiswa dan membuka ruang dialog yang bermartabat demi masa depan almamater tercinta,” sambungnya.

(twu/pal)



Sumber : www.detik.com

Viral Gorila Ngamuk, Bikin Retak Kaca Pembatas Bonbin



San Diego

Seekor gorila membuat pengunjung Kebun Binatang San Diego kaget dan ketakutan. Dia mengamuk dan menghantam kaca pembatas hingga retak.

Diberitakan CBS8, Selasa (14/10/2025) gorila jantan bernama Denny ini mengamuk pada hari Sabtu lalu, memecahkan satu lapis panel kaca di di habitat hutan gorila Kebun Binatang San Diego dengan menghantamnya. Netizen pun dibuat kaget dan bertanya-tanya, kenapa gorilanya bisa marah.

Erin Riley, seorang profesor antropologi di Universitas Negeri San Diego, mengatakan ada banyak hal yang dapat memicu perilaku gorila ini.


“Gorila, terutama yang jantan, sering melakukan apa yang kami sebut ‘unjuk gigi’, sebagai semacam tindakan pamer,” katanya.

“Yang saya tidak tahu, tentu saja, karena saya tidak ada di sana, adalah apakah ada sesuatu yang memicu perilaku tersebut. Salah satu hal yang sebenarnya tidak disukai gorila adalah ditatap langsung di mata, dan itu bukan sesuatu yang selalu dipahami pengunjung kebun binatang,” lanjutnya.

Dr Riley mengatakan mungkin saja Denny sedang bermain dan bersenang-senang. Namun, karena perhatiannya tertuju pada kaca, hal itu bisa jadi menunjukkan ada sesuatu terjadi pada penonton yang membuatnya tidak nyaman.

“Mengingat kaca itu diarahkan ke jendela, tempat para pengunjung berada, saya tidak tahu apakah mereka merasa terancam, apakah ada banyak orang di sana saat itu yang membuat Denny merasa sedikit terancam,” tambahnya.

Bulan Agustus lalu, Denny kehilangan saudaranya yang mati karena serangan jantung. Riley menduga bisa jadi Denny masih berduka atas kehilangan saudaranya, dan kematiannya mungkin masih mempengaruhinya.

Kebun Binatang San Diego menyatakan bahwa Denny tidak terluka dan kedua gorila yang tinggal di habitat tersebut akan dirawat di balik layar hingga panel diganti. Belum ada informasi terkait apa yang memicu insiden tersebut.

(sym/sym)



Sumber : travel.detik.com

Apa Itu COVID LF.7 yang Menyebar di Indonesia? Begini Cara Mencegahnya



Jakarta

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan kasus varian COVID-19 yang dominan di Indonesia per 18 Oktober 2025 lalu. Salah satunya varian COVID LF.7 yang mencapai 29 persen kasus pada Agustus 2025. Apa itu varian LF.7?

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI, Aji Muhawarman mengatakan varian COVID LF.7 mirip seperti flu biasa. Varian LF.7 merupakan subvarian Omicron, yang lebih ringan dari varian delta.

“Yang jelas lebih ringan dibanding varian delta,” katanya saat dihubungi detikcom, Rabu (22/10/2025), dikutip dari detikHealth Kamis (23/10/2025).


Menurut laporan per 18 Oktober, ada 11 kasus positif yang ditemukan di Indonesia dari 258 pemeriksaan. Kasus didominasi subvarian XFG, LF.7, dan XFG 3.4.3.

Mengenal Varian COVID LF.7

Varian COVID LF.7 pertama kali dilaporkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), terdeteksi di India. Dalam laporan per 26 Mei 2025, WHO mencatat 1.009 kasus aktif COVID-19 di India, salah satunya temuan varian baru LF.7.

Menurut data dari Konsorsium Genomik SARS-CoV-2 India (INSACOG), pada Mei 2025, empat kasus varian COVID LF.7 terdeteksi di Gujarat. Namun, WHO mengklasifikasikan subvarian LF.7 sebagai “varian yang sedang dipantau”, bukan sebagai “varian yang menjadi perhatian atau menarik”.

Beberapa minggu setelahnya, varian ini kemudian berkontribusi dalam lonjakan kasus di China, Singapura, dan Hong Kong. Meski begitu, pakar mengatakan masyarakat di India tidak perlu panik terhadap varian LF.7 dan subvarian lainnya.

“Tidak perlu panik, tetapi tetap berhati-hati itu penting. Beberapa kematian telah dilaporkan, jadi jangan anggap remeh. Berhati-hatilah,” ujar Dr Sharad Joshi, Direktur & HOD, Pulmonologi dan Pulmonologi Pediatrik, Max Healthcare, dikutip dari NDTV.

Dr Joshi menyarankan, masyarakat di India untuk terus menjaga diri, kebersihan, termasuk ketika dalam perjalanan.

Sementara untuk di Indonesia, Aji mengatakan, varian LF.7 yang mirip flu biasa penting untuk diwaspadai. Ia mengimbau masyarakat untuk tidak panik. Khusus kelompok rentan bisa lebih hati-hati, terutama terkait protokol kesehatan.

“Mirip flu biasa tapi perlu waspada untuk kelompok rentan,” jelasnya.

Cara Mencegah Paparan COVID-19 dan Variannya

Kemenkes mengimbau untuk melakukan pencegahan potensi paparan dengan cara:

1. Menerapkan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS).

2. Menerapkan etika batuk/bersin untuk menghindari penularan kepada orang lain.

3. Cuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun (CTPS) atau menggunakan hand sanitizer.

4. Menggunakan masker bagi masyarakat jika jika berada di kerumunan atau sedang sakit seperti batuk, pilek, atau demam.

5. Segera ke fasilitas kesehatan apabila mengalami gejala infeksi saluran pernapasan dan ada riwayat kontak dengan faktor risiko

6. Bagi pelaku perjalanan, jika mengalami sakit selama perjalanan, sampaikan kepada awak atau personel alat angkut, maupun kepada petugas kesehatan di pelabuhan/ bandar udara/Pos Lintas Batas Negara (PLBN) setempat.

(faz/twu)



Sumber : www.detik.com

Waspada Hujan Lebat hingga Januari 2026, Pengaruh La Nina?



Jakarta

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim hujan 2025/2026 terjadi lebih awal dari biasanya di sebagian besar wilayah Indonesia. Wilayah ini mencakup 294 Zona Musim (ZOM) atau sekitar 42,1% ZOM.

Berdasarkan laporan Prediksi Musim Hujan 2025/2026 di Indonesia dari BMKG, durasi musim hujan 2025/2026 juga diperkirakan lebih panjang dari biasanya. Namun, perlu digarisbawahi, awal musim hujan berbeda-beda di berbagai daerah.

Sementara itu, puncak musim hujan 2025/2026 diperkirakan banyak terjadi pada bulan November-Desember 2025 di Indonesia bagian barat. Puncak musim hujan diperkirakan berlanjut pada bulan Januari hingga Februari 2026 di Indonesia bagian selatan dan timur.


Dijelaskan BMKG, musim hujan RI salah satunya dipengaruhi La Nina. Potensinya sekitar 50-70% pada periode Oktober 2025-Januari 2026.

Pengaruh La Nina pada Musim Hujan 2025/2026

Prediksi El Niño-Southern Oscillation (ENSO) menunjukkan kecenderungan ENSO Netral sepanjang tahun 2025. Namun, ada sebagian kecil model iklim global yang memprediksi La Nina lemah akan muncul pada akhir tahun 2025.

Keberadaan La Nina lemah dapat berkontribusi pada peningkatan curah hujan di sejumlah wilayah di Indonesia.

Dosen Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada Dr Emilya Nurjani, SSi MSi menjelaskan La Nina merupakan fenomena yang terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara, sehingga menyebabkan peningkatan tekanan di Samudra Pasifik.

Saat La Nina terjadi, tekanan udara di Indonesia lebih rendah dibandingkan dengan Samudera Pasifik sisi timur, di Amerika Selatan. Kondisi ini memicu peningkatan potensi hujan di Indonesia.

“Sebetulnya La Nina ini termasuk dalam gangguan dan itu tidak bisa dicegah karena itu sistem tekanan udara yang regional bahkan bisa menjadi global,” ucapnya, dikutip dari laman UGM, Jumat (24/10/2025).

Beda Daerah, Beda Dampak

Emilya menggarisbawahi, tidak semua wilayah RI akan mendapat dampak La Nina yang sama.

“Belum tentu bahwa La Nina berpengaruh di Jogja juga mempunyai pengaruh yang sama seperti di Kalimantan atau Jakarta,” ucapnya.

Sementara itu, secara umum, wilayah yang paling sering terkena dampak La Nina dimulai dari Indonesia bagian timur menuju bagian barat. Namun, topografi wilayah RI yang beragam membuat pengaruh La Nina sangat lokal.

Musim Hujan 2025/2026, Potensi Banjir?

Ia menjelaskan, La Nina tidak serta-merta berujung pada hujan terus-menerus yang mengakibatkan banjir. Sebab, keterjadiannya bergantung pada kondisi wilayah masing-masing.

“Jadi dampaknya tidak bisa diuniversalkan seluruh Indonesia, tidak bisa disamaratakan, kalau kita bicara cuaca dan iklim,” kata Emilya.

Sebaliknya, ia juga mengingatkan bahwa musim kemarau bukan lantas berarti tidak hujan. Ia berharap BMKG bisa menjelaskan peringatan dini cuaca, terutama cuaca ekstrem, dengan bahasa yang lebih mudah dipahami warga sehingga tidak salah paham.

“Sebenarnya tidak seperti itu, musim hujan dan kemarau itu dilihat dari curah hujannya,” ucapnya.

(twu/nwk)



Sumber : www.detik.com

Baru Berusia 25 Tahun, Rizky Aflaha Raih Gelar Doktor Termuda UGM



Jakarta

Rizky Aflaha merupakan salah satu dari 2.335 lulusan Program Pascasarjana UGM yang diwisuda pada Selasa (21/10), di Grha Sabha Pramana. Uniknya, Rizky dinobatkan sebagai wisudawan doktor termuda.

Rizkyberhasih menyandang gelar Doktor dari Program Studi Doktor Fisika,FMIPA UGM.Rizky lulus di usia usia 25 tahun 10 bulan 1 hari. Diketahui,rerata usia lulusan Program Doktor adalah 41 tahun 6 bulan 15 hari.


Terpaut hampir 16 tahun dari rata-rata usia lulusan doktor pencapaian Rizky bukanlah hasil dari program akselerasi sekolah. Rizky menjelaskan bahwa kunci utamanya adalah pemanfaatan beasiswa jalur cepat PMDSU setelah menyelesaikan studi sarjananya dalam 7 semester.

“Program magister hanya satu tahun dan doktor tiga tahun. Maka dari itu, saya dapat gelar lebih muda dibanding yang lain,” ungkapnya dalam laman UGM, dikutip Sabtu (25/10/2025).

Ikut Program Akselerasi

Menurut Rizky, keberhasilannya lulus di usia muda dikarenakan mendaftar program akselerasi. Perjalanannya sebagai seorang peneliti muda bukan tanpa tantangan.

Ia mengaku sempat dipandang sebelah mata karena usianya yang terpaut jauh dari rekan-rekan. Namun, keraguan tersebut ia atasi dengan produktivitas akademik yang luar biasa.

“Awalnya sempat merasa dipandang sebelah mata karena masih muda. Sampai akhirnya perlahan-lahan aku mulai menunjukkan diri bahwa aku bisa dan alhamdulillah terhitung dari mulai studi doktor sampai hari ini sudah melahirkan 40 publikasi internasional, padahal syarat lulusnya hanya 2,” ungkapnya.

Di balik kesuksesannya, Rizky memberikan penghargaan tertinggi kepada promotornya, yakni Prof Kuwat Triyana, Prof Roto dan Dr Aditya Rianjanu. Ia merasa sangat terbantu oleh bimbingan ketiganya.

“Beliau memberi arahan dari mulai hal-hal kecil, mulai dari membuat roadmap riset, desain riset, menulis jurnal internasional, sampai hal-hal seperti penyajian gambar yang bagus di jurnal,” tuturnya

Manajemen Waktu dengan Baik

Rizky menilai masa kuliahnya seperti mahasiswa pada umumnya. Namun menurut Rizky, ia harus mengatur manajemen waktu dengan baik.

“Aku tidak bermain game online dan tidak terlalu banyak menghabiskan waktu bermain sosmed sehingga aku mengalihkannya ke berbagai kegiatan, misalnya bulu tangkis, organisasi, dan naik gunung. Bahkan, sepertinya orang-orang di Jogja lebih mengenalku sebagai atlet bulu tangkis ketimbang mahasiswa doktor,” candanya.

Rizky berpesan kepada para mahasiswa untuk menumbuhkan sikap optimis dan percaya diri dengan melaksanakan tugas akademik dan riset.

“Kita hanya perlu percaya diri. Melalui percaya diri, kita akan banyak mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan kapasitas lebih jauh. Sebaliknya, seberbakat apapun kita, kalau tidak percaya diri, maka tidak akan kemana-kemana.” pungkasnya.

(nir/faz)



Sumber : www.detik.com