Tag Archives: efek makan gorengan

Goreng Pakai Minyak vs Pakai Air Fryer, Mana Lebih Bagus?


Jakarta

Air fryer hadir sebagai alternatif dari metode menggoreng biasa. Namun, apakah air fryer lebih baik daripada menggoreng biasa? Ini penjelasannya.

Makanan bisa diolah dengan berbagai cara, mulai dari direbus, dikukus, dibakar, sampai digoreng.

Di antara beberapa metode memasak tersebut, salah satu yang paling sering dilakukan adalah menggoreng. Makanan yang digoreng terkenal lebih enak karena ada sensasi renyah.


Namun, dari sisi kesehatan, makanan yang digoreng bisa memicu banyak masalah kesehatan. Terlalu banyak konsumsi makanan digoreng bisa menyebabkan obesitas.

Air fryer akhirnya hadir sebagai alternatif pengganti cara menggoreng biasa. Alat masak modern ini dapat digunakan untuk menggoreng berbagai jenis makanan, mulai dari ayam, kentang, sayuran, dan lain sebagainya.

Alat masak ini pun dianggap lebih sehat dalam mengolah makanan yang digoreng. Namun, apakah benar air fryer lebih baik daripada metode menggoreng biasa?

Banyak pro dan kontra antara dua cara menggoreng ini. Untuk tahu lebih jelas, simak penjelasan berikut, seperti yang dirangkum dari healthshots.com:

1. Mengenal air fryer dan cara kerjanya

air fryerAir fryer merupakan alat masak dengan sistem sirkulasi udara yang mampu memasak sampai suhu 200 derajat. Foto: iStock

Air fryer merupakan alat yang bekerja dengan sistem sirkulasi udara panas dengan suhu yang bisa mencapai 200 derajat celcius.

Menggoreng dengan air fryer tidak perlu menggunakan minyak. Jika perlu pun hanya sedikit sekali. Sisa minyak sehabis menggoreng akan dikeluarkan dan tersaring di dalam wadah.

Meski tidak pakai minyak, hasil makanan akan sama seperti menggoreng biasa. Makanan tetepa renyah dan warnanya juga berubah menjadi kuning kecokelatan.

2. Kelebihan air fryer

air fryerair fryer dikenal bisa menggoreng masakan dengan hasil lebih sehat. Foto: iStock

Memasak menggunakan air fryer dikenal dapat menghasilkan masakan lebih sehat.

Kandungan lemaknya lebih rendah dibandingkan menggoreng biasa. Sebab, penggunaan minyak yang sedikit, bahkan tidak sama sekali.

Memasak dengan air fryer juga hanya membentuk sedikit akrilamida. Sedangkan, menggoreng biasa pada suhu tinggi menyebabkann akrilamida, sebuah senyawa berpotensi bahaya.

Oleh karena itu, menggoreng dengan air fryer bisa mengurangi pembentukan akrilamida karena suhu yang digunakan lebih rendah.

Menggoreng dengan air fryer juga lebih hemat waktu karena alatnya yang mampu mematangkan makanan lebih cepat daripada menggoreng biasa.

Kekurangan dari air fryer hingga menggoreng biasa bisa dilihat di halaman selanjutnya!

3. Kekurangan air fryer

5 Tips Mudah Membersihkan Air Fryer Tanpa Takut Rusak!Sayangnya, cukup sulit merawat air fryer karena perlu dibersihkan secara rutin. Foto: Food Network

Meskipun terdapat banyak kelebihan, tetapi air fryer juga punya kekurangan.

Pertama, alat masak ini harganya mahal. Umumnya dijual mulai dari Rp 900 ribuan. Mungkin ini yang menjadi pertimbangan banyak orang.

Volume ukuran yang kecil membatasi jumlah makanan yang akan dimasak. Masakan pun tidak bisa dimasak langsung banyak sekaligus.

Menggoreng dengan air fryer memang tetap membuat masakan renyah. Namun, tetap tidak bisa meniru tekstur renyah yang didapat dari menggoreng biasa.

Merawatnya juga perlu ketelitian. Air fryer punya beberapa komponen yang perlu dibersihkan secara berkala dan membutuhkan upaya tambahan.

4. Kelebihan menggoreng biasa

Cara menggoreng pancake kentang.Teknik menggoreng biasa pun bisa membuat makanan punya tekstur yang lebih renyah. Foto: iStock

Menggoreng biasa tidak selamanya buruk. Namun ada kelebihannya, seperti membuat tekstur masakan lebih renyah.

Menggoreng biasa juga dapat meningkatkan rasa alami makanan dan menciptakan rasa khas.

Penggorengan biasa juga dikenal mampu membuat makanan matang lebih rata di semua sisi. Menghasilkan hasil masakan konsisten.

5. Kekurangan menggoreng biasa

Menggoreng biasa bisa menyebabkan makanan tinggi kalori. Mengonsumsi makanan yang digoreng berlebihan bisa berkontribusi pada asupan kalori tinggi, yang berpotensi menyebabkan kenaikan berat badan.

Mengonsumsi makanan yang digoreng biasa juga mampu meningkatkan asupan lemak, terutama lemak jenuh dan lemak trans. Lemak berlebihan ini yang mampu memicu penyakit jantung dan obesitas.

Menggoreng pada suhu tinggi bisa menyebabkan pembentukan akrilamida. Senyawa ini juga dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker.

Air fryer maupun menggoreng biasa sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan. Pilih metode penggorengan ini dengan bijak.

(aqr/adr)

Sumber : food.detik.com

Alhamdulillah Makan Minum Makanan Minuman Sehat Wal Afiyat di JumatBerkah.Com اللهم صلّ على محمد
Source : unsplash / Ella Olsson

Sering Makan Gorengan? Ini 4 Penyakit yang Mengancam


Jakarta

Banyak orang sering makan gorengan untuk membatalkan puasa. Tak heran, bakwan, pisang goreng, tahu isi, risol, hingga tempe selalu laris di tukang gorengan.

Sebenarnya, mengonsumsi gorengan untuk berbuka puasa atau sahur tak ada salahnya. Namun, porsi dan kebiasaan makan gorengan saat bulan puasa harus dikendalikan. Sebab, mengonsumsi terlalu banyak gorengan bisa berdampak buruk bagi kesehatan.

Berikut risiko kesehatan yang mengintai bila terlalu banyak dan sering makan gorengan untuk berbuka puasa.


1. Obesitas

Pola makan mencegah obesitasGorengan yang mengandung kalori dan lemak tinggi bisa sebabkan obesitas. Foto: iStock

Makanan yang melalui proses penggorengan cenderung mengandung kalori dan lemak yang tinggi. Sebab, makanan yang digoreng akan kehilangan kadar air yang terkandung di dalamnya dan menyerap lemak berlebih. Akibatnya, makanan tersebut akan memiliki kadar lemak yang tinggi.

“Sebagai contoh, 100 gram kentang yang dipanggang akan mengandung 93 kalori dan 0.13 gram lemak, sedangkan pada 100 gram kentang yang digoreng akan mengandung 312 kalori dan 15 gram lemak,” papar dokter spesialis gizi klinik dari Eka Hospital Cibubur, dr. Imelda Goretti melalui keterangannya.

Imelda mengatakan, makanan yang memiliki kalori serta lemak yang tinggi dapat meningkatkan risiko obesitas. Obesitas adalah kondisi ketika lemak yang menumpuk di dalam tubuh sangat banyak. Bila tidak segera ditangani, obesitas bisa meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, hipertensi, hingga diabetes.

2. Kanker

Bakwan sayur, or bala-bala, or ote-ote, or vegetable fritter, is an Indonesian snack made from flour, cabbage, carrots, and bean sprouts, served with chili pepper, peanut sauce, or sambalKonsumsi gorengan ini juga bisa menimbulkan risiko kanker. Foto: Getty Images/ary pranggawan

Imelda mengatakan, makanan yang digoreng berpotensi tinggi menghasilkan zat akrilamida. Akrilamida adalah senyawa berbahaya yang timbul jika makanan digoreng terlalu lama dalam minyak.

“Diketahui, [zat akrilamida] merupakan zat beracun penyebab kanker yang terbentuk dalam makanan selama proses memasak suhu tinggi, seperti menggoreng,” jelas dr. Imelda.

Ia menjelaskan, zat akrilamida adalah reaksi kimia dari gula dan asam amino yang disebut asparagine. Zat ini terbentuk di dalam beberapa makanan, seperti kentang, daging merah, dan makanan bertepung yang diproses dengan suhu tinggi, salah satunya dengan digoreng.

3. Penyakit Jantung

penyakit jantungGorengan juga berpengaruh pada riisko tekanan darah dan penyakit jantung. Foto: iStockphoto

Gorengan berpengaruh besar pada risiko meningkatnya tekanan darah, obesitas, dan penyumbatan pembuluh darah yang dapat menyebabkan penyakit jantung. Hal ini karena gorengan memiliki kadar lemak jenuh dan lemak trans yang tinggi sehingga bisa berdampak buruk bagi kesehatan jantung.

Data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa penyakit kardiovaskular seperti serangan jantung dan stroke menjadi penyebab utama kematian di Indonesia, merenggut hampir 800.000 nyawa setiap tahunnya.

4. Diabetes Tipe 2

Menurut studi oleh Shenzhen University Health Science Center, mengonsumsi gorengan secara terus-menerus berkaitan erat dengan risiko pengembangan diabetes tipe 2.

Berdasarkan penelitian tersebut, risiko diabetes tipe 2 seseorang yang makan gorengan empat hingga enam kali per minggu dapat meningkat hingga 39 persen. Sementara itu, jika gorengan dimakan lebih dari tujuh kali dalam seminggu, peningkatannya menjadi 55%.

“Penelitian menemukan orang yang sering mengkonsumsi makanan cepat saji memiliki risiko mengalami resistensi insulin dan menyebabkan diabetes tipe 2,” kata dr. Imelda.

Sebagai alternatif, dr. Imelda menyarankan untuk mengonsumsi makanan sehat, seperti kurma, jus buah, dan air mineral sebagai menu berbuka puasa. Selain itu, ia juga mengimbau masyarakat untuk mulai mengubah pola hidup dengan menggunakan metode masak selain goreng, yakni rebus, kukus, atau panggang.

(aqr/odi)



Sumber : food.detik.com