Tag Archives: gas

Cara Nyetir Mobil Biar Irit Bensin



Jakarta

Cara menyetir turut mempengaruhi konsumsi BBM. Makanya jangan nyetir asal-asalan. Berikut ini tips menyetir supaya irit bensin.

Nyetir mobil ada tekniknya. Apalagi kalau kamu mau mobilnya irit bensin. Ya, kebiasaan mengemudi memang mempengaruhi konsumsi bahan bakar mobil kamu di samping beberapa kondisi lainnya. Mengutip laman buku panduan manual Mitsubishi Xpander, berikut ini hal-hal yang bisa dipraktikkan agar konsumsi bensin mobil kamu irit.


Pertama berkaitan dengan akselerasi dan deselerasi. Hindari akselerasi dan menjalankan secara tiba-tiba. Mudahnya, jangan kebiasaan ngegas-ngerem secara sering. Ini mengakibatkan konsumsi bahan bakar jadi berlebihan.

Kedua saat perpindahan gigi, khususnya mobil manual. Lakukan perpindahan gigi hanya pada kecepatan dan rpm yang sesuai. Beda halnya dengan mobil matic saat posisi gigi sudah diatur secara otomatis.

“Sebisa mungkin gunakan gigi yang paling tinggi,” demikian dijelaskan pada buku panduan manual tersebut.

Jalan-berhenti, jalan-berhenti seperti saat mengemudi di dalam kota bikin konsumsi bbm jadi boros. Jika memungkinkan, cari jalan yang sepi. Atau ketika berkendara di jalan yang ramai, hindari penggunaan gigi rendah dengan putaran mesin yang tinggi.

Selanjutnya, jangan biarkan mobil dalam keadaan diam terlalu lama. Ya, meski posisinya diam, mobil tetap mengkonsumsi bahan bakar. Hal yang tak kalah penting untuk diperhatikan adalah kecepatan. Jangan sampai membejek gas penuh karena membuat BBM lebih banyak ‘diminum’ mesin.

“Semakin tinggi kecepatan kendaraan, semakin banyak bahan bakar terkonsumsi. Hindari mengemudi pada kecepatan penuh. Bahkan sedikit saja melepas pedal gas akan menghemat bahan bakar secara signifikan,” begitu penjelasannya.

Tekanan angin ban juga mempengaruhi konsumsi bahan bakar. Pastikan kamu mengecek kondisi tekanan angin ban. Tekanan angin yang kurang akan meningkatkan hambatan saat berjalan dan meningkatkan konsumsi bahan bakar. Tak cuma itu, tekanan angin ban yang kurang juga mempengaruhi keausan ban dan stabilitas mengemudi.

Terakhir berurusan dengan muatan mobil. Bawa barang di mobil seperlunya. Jangan mengendarai kendaraan dengan membawa barang yang tidak perlu di bagasi.

“Penambahan berat kendaraan akan sangat mempengaruhi konsumsi bahan bakar. Hindari juga mengemudi dengan barang-barang yang tidak diperlukan di atap. Hambatan udara akan bertambah dan meningkatkan konsumsi bahan bakar,” tulis buku panduan manual tersebut.

(dry/din)



Sumber : oto.detik.com

Cara Nyetir Mobil Matic di Tanjakan Curam



Jakarta

Nyetir mobil matic di tanjakan ada triknya. Berikut ini cara nyetir mobil matic di tanjakan.

Mengendarai mobil matic jelas lebih mudah ketimbang mobil manual. Nggak heran kalau belakangan popularitas mobil matic kian menanjak. Kendati demikian, kamu tetap harus mengetahui cara berkendara mobil matic yang benar. Khususnya kalau lagi melintas di jalanan tanjakan. Mungkin tak sedikit juga yang bertanya-tanya, kalau di tanjakan mobil matic sebaiknya pakai gigi apa ya?


Mengutip buku panduan manual Toyota Avanza, mobil matic dengan transmisi CVT bisa tetap menggunakan gigi D saat mau tanjakan. Langkah-langkah melibas di tanjakan curam sebagai berikut.

1. Gunakan rem parkir dan posisikan tuas transmisi ke D. Pastikan untuk mengaktifkan rem parkir sepenuhnya
2. Tekan secara perlahan pedal gas
3. Saat kendaraan mulai bergerak, bebaskan rem parkir dan kendalikan

Pada intinya saat melewati tanjakan perlakuannya sama seperti menjalankan mobil. Ditambah lagi ada fitur Hill Start Assist yang juga membantu saat melintasi tanjakan curam.

“Secara normal, gunakan posisi D untuk meningkatkan efisiensi bahan bakar dan mengurangi kebisingan,” demikian dijelaskan pada buku panduan manual tersebut.

Selain D, kalau jalannya banyak yang menanjak, kamu bisa menggunakan gigi S. Gigi S di Avanza digunakan saat mengendarai di perbukitan. Saat tuas transmisi di posisi S, gerakkan tuas transmisi ke sisi ‘+’ atau sisi ‘-‘ akan menyebabkan kendaraan masuk ke mode manual. Ini memungkinkan pengemudi untuk memilih posisi transmisi yang diinginkan.

Di mobil matic lainnya, kamu juga bisa menggunakan tuas transmisi L alias Low saat melibas tanjakan. L adalah gigi rendah pada mobil matic dan digunakan saat menanjak karena daya puntiran lebih optimal. Kamu juga bisa memanfaatkan fitur overdrive bila ada untuk memudahkan saat tanjakan.

(dry/lua)



Sumber : oto.detik.com

Pagi-pagi Manasin Mobil, Masih Perlu Nggak Sih?



Jakarta

Kebiasaan pemilik kendaraan pagi-pagi sebelum berangkat beraktivitas adalah memanaskan mesin mobil. Tapi, masih perlu nggak sih memanaskan mesin mobil terkini?

Dikutip dari Newsroom Toyota Astra, sebenarnya mobil terkini tidak perlu dipanaskan mesinnya. Apalagi kalau memanaskan mesin mobil dalam waktu yang lama, yang ada hanya membuang bensin dan menyumbang polusi udara.

Toyota menyebut, teknologi material mesin yang makin presisi sudah tidak mensyaratkan untuk dipanaskan setiap pagi. Namun, bukan berarti memanaskan mesin mobil tidak boleh sama sekali. Ada beberapa kondisi yang mengharuskan mesin mobil dipanaskan. Misalnya karena ditinggal lama di garasi agar aki tidak tekor.


Untuk itu, dalam memanaskan mesin mobil, Toyota menyarankan tidak perlu terlalu lama. Mobil keluaran terbaru cukup dipanaskan sebentar saja, sekitar satu sampai dua menit sebagai persiapan berangkat. Di waktu yang sama, kamu bisa memeriksa tekanan ban dan panel instrumen dari kemungkinan masalah, serta menyiapkan keperluan lain seperti uang elektronik.

Kalau terlalu lama, malah boros bahan bakar dan mempercepat penumpukan karbon yang justru akan menurunkan kinerjanya. Mesin modern sudah dirancang untuk cepat menyesuaikan suhu kerja optimal. Cukup biarkan sebentar, lalu jalan pelan supaya mesin menyesuaikan dengan alami.

Dalam memanaskan mesin mobil juga tidak perlu menginjak-injak gas. Kebiasaan menginjak pedal gas langsung setelah mesin menyala dapat membuat oli belum sempat mengalir sempurna ke seluruh komponen. Akibatnya, gesekan jadi lebih tinggi dan bisa mempercepat aus. Selain itu, campuran udara dan BBM belum sempurna jadi boros dan emisinya tinggi.

Ketika memanaskan mesin mobil juga perlu dipastikan sirkulasi udara sekitar memadai. Gas buang yang keluar bisa menumpuk dan membahayakan kesehatan penghuni rumah. Khususnya karena gas CO tidak berbentuk dan tidak memiliki jejak bau. Kejadian keracunan gas karbonmonoksida berlangsung cepat dan mematikan.

Sebaiknya panaskan mobil di area terbuka atau pintu garasi dibuka. Sehingga, sirkulasi udara tetap lancar dan gas buang tidak terperangkap. Selain menjaga kesehatan, cara ini juga membuat suasana lebih nyaman.

Lanjut, sambil memanaskan mesin mobil, cek indikator di panel instrumen. Kalau ada tanda peringatan, kamu bisa langsung tahu dan mengambil tindakan. Jika dirasakan berbahaya seperti indikator tekanan oli atau rem menyala, segera bawa mobil ke bengkel untuk pengecekan.

Meskipun sudah dipanaskan, mesin butuh waktu beradaptasi untuk mencapai suhu kerja optimal. Sebaiknya, mobil dibawa dengan kecepatan santai dan tidak buru-buru. Kalau langsung dipacu, bisa-bisa komponen mesin bekerja terlalu keras. Akhirnya, umur mesin jadi lebih pendek. Belum lagi kalau komponen penting seperti rem belum siap atau bermasalah.

Cara terbaik adalah jalan perlahan dulu beberapa menit sembari memastikan komponen lain seperti rem dan radiator berfungsi normal. Biarkan mesin dan oli bekerja dengan ritme yang pas sebelum mengemudi lebih cepat. Perilaku ini akan membuat performa mesin lebih stabil dan awet.

Untuk mobil yang tidak dipakai setiap hari, cukup panaskan tiga hari sekali, dan hanya sebentar saja agar menjaga aki tetap terisi dan oli bersirkulasi. Memanaskannya setiap hari justru bikin boros bahan bakar.

(rgr/dry)



Sumber : oto.detik.com

Konstruksi Molekuler yang Bisa Panen Air dari Udara Gurun


Jakarta

Peraih Nobel Kimia 2025 telah diumumkan. Susumu Kitagawa, Richard Robson, dan Omar Yaghi mendapatkan anugerah tersebut.

Mereka telah mengembangkan bentuk baru arsitektur molekuler.

Dikatakan dalam laman resmi Nobel, para peraih Nobel Kimia 2025 telah menciptakan konstruksi molekuler dengan ruang luas yang memungkinkan gas dan zat kimia lainnya mengalir. Konstruksi ini, yang disebut sebagai kerangka logam-organik atau metal-organic frameworks (MOF), dapat digunakan untuk memanen air dari udara gurun, menangkap karbon dioksida, menyimpan gas beracun, atau mengkatalisis reaksi kimia.


Konstruksi molekuler ini memungkinkan para ilmuwan menyaring bahan kimia abadi dari air, menyusupkan obat ke dalam tubuh, dan bahkan memperlambat pematangan buah.

Apa Itu Kerangka Logam-Organik?

Seorang profesor yang mempelajari kerangka logam-organik (MOF) di Universitas Cambridge, David Fairen-Jimenez, memiliki permisalan untuk penemuan ini. Kepada AFP ia menyebut, bayangkan ketika menyalakan air panas untuk mandi pagi, cermin di kamar mandi berembun karena molekul air berkumpul di permukaannya yang datar. Namun, cermin ini hanya dapat menyerap air dalam jumlah terbatas.

Jika cermin ini terbuat dari bahan yang sangat berpori, penuh lubang-lubang kecil, dan lubang-lubang ini seukuran molekul air, maka material ini akan mampu menampung air atau gas-gas lain jauh lebih banyak daripada yang diperkirakan.

Pada upacara Nobel, kemampuan penyimpanan rahasia ini dibandingkan dengan tas tangan ajaib Hermione dalam seri Harry Potter.

Ruang di dalam beberapa gram MOF tertentu menampung area seluas lapangan sepak bola, kata pihak Nobel dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Phys.org.

Ross Forgan, seorang profesor kimia material di Universitas Glasgow, mengatakan kepada AFP untuk menganggap MOF sebagai padatan yang penuh lubang.

MOF pada dasarnya mungkin terlihat seperti garam dapur. Meski begitu, MOF memiliki kapasitas penyimpanan yang sangat tinggi di dalamnya karena berongga. MOF juga dapat menyerap molekul lain seperti spons.

Bagaimana Penemuan Ini Dilakukan?

Pada 1980-an, Robson mengajar mahasiswanya di Universitas Melbourne, Australia, tentang struktur molekul menggunakan bola kayu yang berperan sebagai atom. Bola kayu ini dihubungkan oleh batang-batang yang mewakili ikatan kimia.

Suatu hari, hal ini menginspirasinya untuk mencoba menghubungkan berbagai jenis molekul. Pada 1989, ia telah menggambar struktur kristal yang mirip dengan berlian. Hanya saja, struktur tersebut penuh dengan lubang-lubang besar.

Peneliti Prancis, David Farrusseng, membandingkan struktur MOF dengan Menara Eiffel.

“Dengan mengunci semua balok besi-horizontal, vertikal, dan diagonal-kita melihat adanya rongga,” ujarnya kepada AFP.

Namun, struktur berlubang Robson tidak stabil dan butuh waktu bertahun-tahun sebelum siapapun dapat menemukan cara untuk mengatasinya.

Pada 1997, Kitagawa akhirnya berhasil menunjukkan bahwa MOF dapat menyerap dan melepaskan metana dan gas-gas lainnya.

Yaghi-lah yang kemudian menciptakan istilah kerangka logam-organik dan menunjukkan kepada dunia, betapa luasnya ruang yang terdapat dalam material yang terbuat darinya.

(nah/twu)



Sumber : www.detik.com

Ajaib! Sisa Sampah di Brown Canyon Semarang Bisa Menyala Api Tanpa Dibakar



Semarang

Meski sudah tidak lagi jadi tempat pembuangan sampah, Brown Canyon Semarang masih mengepulkan asap. Rupanya, sisa-sisa sampah bisa menyalakan api sendiri tanpa dibakar.

Kepulan asap masih terlihat di kawasan bekas pembuangan sampah ilegal Brown Canyon Semarang, meski lokasi itu telah resmi ditutup. Sampah itu disebut bisa terbakar sendiri oleh teriknya sinar matahari.

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) memastikan api itu bukan karena pembakaran baru, melainkan akibat gas metana dari timbunan sampah yang terbakar panas matahari.


Pantauan di lokasi, tumpukan sampah memang masih banyak tersisa di dasar cekungan bekas tambang. Meski aktivitas pembuangan sampah ilegal sudah ditekan, tetapi dari sela-sela sampah, asap putih tipis masih mengepul dan di ada titik api kecil.

“Memang potensi karena mungkin ada gas metana sehingga kena panas matahari itu bisa terbakar. Seringkali memang begitu, tapi itu bukan baru. Nanti kalau dipadamkan lagi, mungkin berapa hari kadang-kadang kena panas bisa terbakar sendiri,” kata Kepala DLHK Jateng, Widi Hartanto saat dihubungi, Kamis (9/10/2025).

Ia mengatakan, pemerintah provinsi telah berkoordinasi dengan Pemkot Semarang dan Pemkab Demak untuk menutup total area Brown Canyon dari aktivitas pembuangan sampah dan limbah.

“Ini sudah dikoordinasikan dengan Kota Semarang dan Kabupaten Demak. Sudah ditutup Brown Canyon untuk TPA ilegalnya. Sudah dilakukan pembersihan untuk sampah-sampah, yang di bagian atas sudah dibawa ke TPA,” terangnya.

Menurutnya, setelah penutupan dilakukan, Pemkot Semarang telah mengangkut sebagian besar tumpukan sampah ke TPA resmi dan melakukan penimbunan dengan tanah.

“Kemudian sudah dilakukan penimbunan dengan tanah ya. Jadi kemarin ketika muncul asap lagi, ada kebakaran lagi, sudah dipadamkan. Memang kendalanya ada sampah-sampah lama,” terangnya.

Sampah Terbakar Akibat Gas Metana

Munculnya asap dan api kecil beberapa waktu terakhir disebabkan oleh sisa sampah lama yang masih mengandung gas metana. Widi menyebut, jika ditemukan api lagi, ia akan mengoordinasikan untuk diadakan pemadaman.

“Pasti akan ada pemadaman. Ini nanti saya kabari ke Kota Semarang untuk segera dipadamkan. Karena memang biasanya kalau di tempat sampah kayak gitu kena panas itu biasanya menyala sendiri tanpa dibakar,” tuturnya.

Ia juga mengklaim tidak ada lagi truk yang mengangkut sampah ke Brown Canyon. Sementara pembuangan limbah manusia ke sana sudah dilarang melalui surat teguran ke pihak terkait, baik Kota Semarang maupun Kabupaten Demak.

“Kemarin sudah melakukan teguran ya untuk tidak membuang (tinja) ke lokasi itu. Dari Kota Semarang juga sudah membuat surat, kami juga sudah bersurat ke Kabupaten dan Kota,” kata dia.

Widi menambahkan, saat ini sampah dari wilayah sekitar telah dialihkan ke TPS3R dan dibawa ke TPA resmi, termasuk TPA Jatibarang di Kota Semarang dan TPA Wedung di Demak.

“Jadi sekarang sudah dialihkan ke TPS3R yang ada di wilayah itu dan dibawa ke TPS Jatibarang. Termasuk yang di Demak juga, yang di Demak juga di sudah dibawa ke TPA Kabupaten Demak,” ujarnya.

Terkait sanksi bagi pelaku pembakaran sampah secara sengaja, Widi menyebut aturan itu sudah tertuang dalam peraturan daerah masing-masing.

“Kalau pembakaran secara sengaja, pasti akan diberi teguran oleh pemerintah daerah. Sanksinya ada di perda masing-masing,” tandasnya.

——–

Artikel ini telah naik di detikJateng.

(wsw/wsw)



Sumber : travel.detik.com

8 Fungsi Organ Paru-paru Manusia dan Cara Menjaga Kesehatannya


Jakarta

Paru-paru memiliki fungsi vital dalam tubuh manusia. Setiap tarikan napas, manusia tak hanya sekadar menghirup udara, tapi mengalami proses yang kompleks dan menentukan kelangsungan hidup.

Biasanya, paru-paru yang terganggu ditandai dengan adanya gangguan pernapasan. Seperti sesak napas, nyeri dada, hingga kelelahan.

Maka itu, penting untuk mengetahui apa saja fungsi organ paru-paru manusia dan bagaimana cara menjaganya tetap sehat. Simak penjelasan di bawah ini.


8 Fungsi Organ Paru-paru Manusia

Dilansir dari Jurnal Klinis National Library of Medicine (NLM), berikut fungsi paru-paru pada manusia:

1. Pertukaran Gas

Paru-paru bertugas memasukkan oksigen (O₂) ke dalam darah dan mengeluarkan karbon dioksida (CO₂) sebagai sisa metabolisme. Proses ini terjadi di alveoli, kantung udara kecil yang jumlahnya mencapai jutaan di paru-paru.

2. Mengatur Keseimbangan Asam-Basa

Dengan mengontrol kadar CO₂, paru-paru menjaga pH darah tetap stabil. Hal ini penting untuk mencegah kondisi asidosis (terlalu asam) atau alkalosis (terlalu basa).

3. Produksi Surfaktan

Surfaktan adalah zat berlapis fosfolipid yang dihasilkan paru-paru untuk menjaga alveoli tidak kolaps. Tanpa surfaktan, bernafas akan terasa sangat berat.

4. Fungsi Pertahanan Tubuh

Paru-paru memiliki sistem imun bawaan. Lendir dan bulu halus (silia) membantu menyaring debu serta mikroba, sementara makrofag alveolar menghancurkan partikel asing.

5. Metabolisme Zat Biologis

Paru-paru berperan dalam metabolisme hormon dan zat tertentu, misalnya enzim ACE yang mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II untuk mengatur tekanan darah.

6. Filtrasi Mikroemboli

Paru-paru bertindak sebagai filter alami, menyaring bekuan darah kecil sebelum mencapai organ vital lainnya.

7. Mendukung Homeostasis dan Sirkulasi

Endotel paru membantu menjaga tekanan darah, mengatur cairan tubuh, hingga mendukung pembentukan kapiler baru.

8. Jalur Pemberian Obat

Karena permukaannya luas, paru-paru sering digunakan sebagai jalur terapi, misalnya inhaler untuk asma atau obat berbasis aerosol.

9 Cara Menjaga Kesehatan Paru-Paru

Dikutip dari laman resmi National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI) ada beberapa cara untuk menjaga kesehatan fungsi paru-paru manusia, yaitu:

1. Berhenti merokok atau jangan pernah memulai. Sebab, rokok merupakan penyebab utama penyakit paru serius.

2. Hindari paparan asap rokok. Sebisa mungkin untuk selalu melindungi diri dari bahaya perokok pasif.

3. Jaga berat badan ideal. Banyak studi dan kasus telah menunjukkan bahwa obesitas bisa memicu sleep apnea dan mengganggu pernapasan.

4. Tetap aktif secara fisik. Penting untuk melakukan olahraga rutin agar paru-paru lebih kuat.

5. Batasi paparan polusi udara Luar. Cek indeks kualitas udara sebelum beraktivitas di luar.

6. Kurangi polusi udara dalam ruangan. Pastikan rumah memiliki ventilasi baik dan bebas debu atau asap berbahaya.

7. Lindungi diri dari infeksi. Penting untuk melakukan vaksinasi flu dan pneumonia karena bisa melindungi paru-paru.

8. Waspadai gas radon. Uji rumah untuk memastikan tidak ada paparan gas radon yang berisiko kanker paru.

9. Gunakan alat pelindung diri. Jika bekerja di lingkungan berdebu atau berasap, pastikan menggunakan masker sesuai standar.

Itulah penjelasan mengenai pentingnya paru-paru sebagai organ manusia dan cara menjaganya tetap sehat. Semoga bermanfaat dan terus jaga kesehatan ya detikers!

*Penulis adalah peserta magang Program PRIMA Magang PTKI Kementerian Agama

(faz/faz)



Sumber : www.detik.com

Hadapi Emisi Karbon Tinggi, India Rancang Kota dengan Bangunan Hijau



Jakarta

Emisi karbon yang memperburuk perubahan iklim menjadi tantangan serius bagi negara-negara di dunia. Salah satunya India, yang menjadi penyumbang emisi karbon ketiga tertinggi di dunia.

Menurut laporan dari Emissions Database for Global Atmospheric Research, India menjadi penghasil emisi karbon dioksida (CO₂) tertinggi ketiga di dunia setelah China dan Amerika Serikat. Pada 2022 dan 2023, India menyumbang sekitar hampir 7 persen emisi global.

Kondisi ini menjadi tantangan serius mengingat India menjadi negara dengan populasi terbanyak di dunia saat ini. India memiliki kota-kota padat dengan emisi karbon tinggi seperti New Delhi, Mumbai, hingga Kolkata.


Laporan World Economic Forum (WEF) pada Mei 2025 menyebut, kota-kota di India kota-kota menyumbang hampir 70% emisi gas rumah kaca (GRK) global, dengan 37% berasal dari lingkungan binaan.

Perluasan Wilayah Perkotaan Jadi Penyebab

Dalam beberapa tahun terakhir, laporan polusi dunia menunjukkan kota-kota dari India pada daftar teratas. Berbagai laporan menunjukkan, bahwa wilayah perkotaan di India menghadapi tantangan serius soal lingkungan.

Menurut WEF, ekspansi perkotaan yang pesat di Indonesia menjadi penyebabnya. Perubahan wilayah menjadi areal perkotaan membebani ekosistem, meningkatkan konsumsi energi, dan memperparah gelombang panas perkotaan.

Masalah ini masih akan terus berlanjut mengingat populasi perkotaan India diproyeksikan tumbuh dari 377 juta jiwa (pada 2011) menjadi 590 juta jiwa (pada 2030). Proyeksi ini semakin mendorong permintaan perumahan dan infrastruktur perkotaan yang belum pernah terjadi sebelumnya di India.

Ledakan konstruksi yang dihasilkan ini dinilai akan memiliki efek pengganda dalam meningkatkan karbon yang terkandung, baik karbon operasional maupun karbon yang direalisasikan.

Seiring dengan meningkatnya urbanisasi, penanganan karbon yang terkandung dan yang bersifat operasional dapat menjadi faktor penting dalam memastikan kota yang layak huni, tangguh terhadap iklim, dan hemat energi.

Desain Bangunan Hijau Jadi Solusi?

Meski penuh tantangan, India disebut punya peluang untuk menciptakan kota yang tangguh di masa depan. Dengan 70% infrastruktur perkotaan yang dibutuhkan pada tahun 2047 belum dibangun, terdapat ruang lingkup yang sangat luas untuk mengintegrasikan strategi-strategi yang sadar iklim ke dalam pembangunan perkotaan.

Salah satu idenya dengan membuat desain dan perencanaan perkotaan yang bisa mengurangi emisi dan tahan terhadap perubahan iklim yang ekstrem. Misalnya dengan memperbaiki tata letak, menambah infrastruktur hijau, dan pemanfaatan lahan untuk mengurangi kenaikan suhu.

“Misalnya, koridor hijau – ruang perkotaan dengan pepohonan, taman, dan kebun vertikal – dapat menurunkan suhu lokal, meningkatkan kualitas udara, dan keanekaragaman hayati,” tulis WEF, dalam laman resminya, dikutip Rabu (22/10/2025).

Perencanaan ini juga didukung dengan akses jalan untuk pesepeda, pejalan kaki, dan mengurangi ketergantungan terhadap kendaraan pribadi.

Dibangun dengan Konstruksi Rendah Karbon

Selain perencanaan perkotaan untuk mengurangi emisi, pembangunan juga perlu menggunakan konstruksi yang rendah karbon. India harus berkomitmen melakukan transisi ke material berkelanjutan dari sumber lokal dan strategi desain yang dapat mengurangi jejak karbon bangunan secara drastis.

Selain itu, perlu penggunaan beton daur ulang dari limbah konstruksi untuk mengurangi kebutuhan akan bahan baku baru. Hal ini bisa menurunkan emisi dari produksi beton.

Bangunan bangunan juga bisa menggunakan material alternatif yang terbuat dari beton daur ulang seperti blok beton, paving block, unit pracetak, fitur hardscape non-struktural lainnya, dan blok beton aerasi autoklaf (AAC).

“Strategi desain pasif, yang mengoptimalkan ventilasi alami, pencahayaan alami, dan insulasi, dapat mengurangi permintaan energi secara signifikan. Sebagai contoh, kampus Universitas CEPT di Ahmedabad menerapkan teknik pendinginan pasif, seperti naungan, ventilasi silang, dan pemusatan termal, untuk mempertahankan suhu dalam ruangan yang nyaman tanpa terlalu bergantung pada AC,” papar WEF.

Meski begitu, semua perencanaan matang perlu dilakukan oleh semua elemen negara. Konsumen atau masyarakat, pemerintah, dan pihak lain yang bertanggung jawab, perlu berkolaborasi dengan baik.

WEF mengatakan, para pembuat kebijakan di India harus menegakkan kode efisiensi energi wajib untuk semua bangunan baru, bukan hanya bangunan komersial. Kebijakan juga harus memprioritaskan solusi berbasis alam dalam perencanaan kota, mengintegrasikan langkah-langkah adaptasi iklim ke dalam undang-undang zonasi dan investasi infrastruktur.

Transisi menuju lingkungan binaan rendah karbon merupakan peluang untuk menciptakan kota yang lebih hijau, lebih sehat, dan lebih efisien. Lingkungan ini akan memungkinkan warganya untuk berkembang dan menjamin keselamatan serta kesehatan generasi mendatang.

(faz/nwk)



Sumber : www.detik.com

ICCF Perkuat Kolaborasi Hadapi Dampak Krisis Iklim


Jakarta

Rangkaian acara Indonesia Climate Change Forum (ICCF) 2025 yang merupakan kolaborasi MPR RI dan Emil Salim Institute resmi ditutup dengan menghasilkan solusi dan rekomendasi dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan, energi hingga krisis iklim.

Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno, sebagai kolaborator ICCF bersama Emil Salim Institute menyampaikan bahwa forum ini merupakan penegasan urgensi ketahanan pangan, energi, termasuk wilayah air menghadapi krisis iklim.

“Kita menghasilkan beberapa resolusi yang salah satunya di antaranya adalah bagaimana kita, satu, mempercepat transisi energi dari energi fosil ke energi terbarukan. Kedua, kita juga akan membahas lebih lanjut lagi dan memberikan rekomendasi terkait masalah pemanfaatan energi terbarukan yang lebih masif dalam proses transisi energi tersebut, termasuk juga kebijakan-kebijakan yang pro energi terbarukan,” tegas Eddy, di Hotel Sultan, Jakarta, dalam keterangannya, Kamis (23/10/2025).

Misalnya, kata dia, dari aspek pelaksanaan percepatan pemanfaatan lahan untuk pemanfaatan energi terbarukan. Termasuk masalah sampah, Wali Kota Bogor Didie A. Rachim dan Pandawara Group yang turut menjadi narasumber juga telah memaparkan solusinya.

Eddy juga mensyukuri bahwa Indonesia kini telah memiliki Peraturan Presiden (Perpres) 109 Tahun 2025 tentang Penanganan Sampah Perkotaan Melalui Pengolahan Sampah Menjadi Energi Terbarukan Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan.

“Alhamdulillah sekarang sudah ada Perpres 109 tahun 2025 yang memberikan solusi terhadap sampah itu melalui pembangunan insinerator yang nanti akan membakar habis sampah tersebut, dan memudahkan proses penanganan sampah yang saat ini memang sudah menumpuk di mana-mana dan tidak bisa tertampung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA),” tuturnya.

Ia menuturkan, dalam forum ini juga turut membahas mengenai ekonomi karbon, Indonesia saat ini juga tengah melaksanakan proses transisi energi yang masif. Termasuk melaksanakan reforestasi dam pengembangan sektor teknologi lain seperti carbon capture.

“Agar kita kemudian menurunkan emisi, dengan menurunkan emisi itu, emisi gas rumah kaca, kita juga akan memperoleh manfaat. Manfaatnya adalah dengan adanya karbon ekonomi yang akan hidup. Ini kemudian akan menjadi salah satu pilar pendapatan negara ke depannya,” sambung dia.

Apalagi dengan adanya Perpres Nomor 110 Tahun 2025 tentang Penyelenggaraan Instrumen Nilai Ekonomi Karbon dan Pengendalian Emisi Gas Rumah Kaca Nasional, Eddy yakin dengan aturan tersebut akan mempermudah terealisasinya solusi yang disampaikan dari forum ini, khususnya menjelang Conference of the Parties (COP) ke-30.

“Kita membahas banyak hal mengenai dampak daripada perubahan iklim, apa yang perlu kita lakukan dan kira-kira langkah selanjutnya apa yang secara real bisa dilaksanakan. Ini merupakan momentum yang tepat karena kita bicara iklim ini dan bicara masalah forum yang sedang diselenggarakan ini pada saat kita menjelang pelaksanaan COP ke-30,” sambungnya.

Eddy juga mengaku bangga pemerintah tengah menginisiasi sejumlah legislasi strategis di bidang energi dan lingkungan. Di antaranya, penyelesaian Undang-Undang Energi Terbarukan dan Undang-Undang Ketenagalistrikan yang menjadi fondasi transisi energi nasional.

Selain itu, Undang-Undang Pengelolaan Perubahan Iklim telah masuk dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) Prioritas Tahun 2026, yang diharapkan menjadi payung hukum utama dalam upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Ketentuan yang saat ini diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 110 Tahun 2025 juga akan menjadi bagian penting dalam pembahasan RUU tersebut.

“Semoga ICCF menjadi ruang untuk memperkuat ruang kolaborasi multipihak untuk menghadapi dampak krisis iklim,” tutup Eddy.

Lihat juga Video ‘Kadar CO2 di Atmosfer Pecah Rekor, Siap-siap Bumi Makin Panas’:

(prf/ega)



Sumber : news.detik.com

BRI Peduli Beri Pelatihan Pengolahan Limbah Minyak Jelantah di Bogor


Jakarta – Persoalan sampah masih menjadi tantangan serius di berbagai wilayah Indonesia. Setiap harinya, jutaan ton sampah dihasilkan dari aktivitas rumah tangga, industri, dan perkantoran, namun belum seluruhnya terkelola dengan baik. Sampah yang tidak tertangani tidak hanya mencemari lingkungan, tetapi juga berdampak buruk terhadap kesehatan masyarakat dan keberlanjutan ekosistem.

Melalui program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan atau Corporate Social Responsibility BRI Peduli – Yok Kita Gas, BRI terus melakukan berbagai inisiatif dalam mengatasi persoalan sampah melalui berbagai program yang secara nyata dapat membantu mengatasi masalah sampah di berbagai wilayah di Indonesia.

Kali ini, BRI Peduli Yok Kita Gas kembali dilaksanakan melalui kegiatan Pelatihan Pengolahan Limbah Minyak Jelantah yang dilaksanakan di Bank Sampah Azalea, Kel. Babakan, Kec. Bogor Tengah, Kab. Bogor yang melibatkan anggota Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kel. Babakan serta pengurus dan anggota bank sampah.

Corporate Secretary BRI, Dhanny mengungkapkan bahwa melalui pelatihan ini, masyarakat diajak untuk lebih bijak dan kreatif dalam mengelola limbah rumah tangga, khususnya minyak bekas. Dengan diolah menjadi sabun cuci tangan, limbah yang sebelumnya dianggap tidak berguna kini memiliki nilai tambah dan fungsi baru yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

“Proses ini tidak hanya mengurangi potensi pencemaran, tetapi juga mendukung prinsip ekonomi sirkular, di mana limbah diolah kembali menjadi produk yang berguna,” ungkapnya dalam keterangan tertulis, Kamis (23/10/2025).

Dalam pelatihan ini, para peserta dibekali materi pemanfaatan limbah minyak jelantah menjadi produk yang bermanfaat yaitu sabun cuci piring maupun cuci tangan. Tidak hanya dibekali materi, para peserta juga melakukan praktik langsung tentang cara pembuatan sabun cuci dari minyak jelantah.

Selain manfaat lingkungan, Dhanny menegaskan bahwa kegiatan ini juga membuka peluang pemberdayaan ekonomi masyarakat, khususnya bagi ibu rumah tangga atau pelaku UMKM, karena produk sabun hasil olahan ini dapat dikembangkan menjadi produk usaha ramah lingkungan yang bernilai jual.

“Tentunya pelatihan ini membawa dampak positif ganda, baik dari sisi pelestarian lingkungan maupun peningkatan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan,” imbuhnya.

Dhanny menambahkan, BRI Peduli Yok Kita Gas yang menyelenggarakan ‘Pelatihan Pengolahan Limbah Minyak Jelantah’ di Bogor tidak hanya menciptakan lingkungan bersih dan penguatan ekonomi, tetapi juga menciptakan nilai sosial, di mana program ini dapat memperkuat kesadaran sosial mengenai pentingnya kolaborasi antar masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan berkelanjutan melalui pengelolaan limbah rumah tangga.

Pada kesempatan berbeda, pengurus Bank Sampah Azalea Bogor, Endah Diana mengungkapkan bahwa bagi anggota Bank Sampah Azalea, pelatihan dari BRI Peduli memberikan manfaat yang banyak, baik bagi anggota maupun masyarakat.

Dengan adanya pelatihan tersebut juga pada akhirnya mendorong kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan. Hal ini terlihat dari jumlah warga yang menabung minyak jelantah di Bank Sampah Unit (BSU) Azalea yang terus meningkat.

“Selama ini, kami menjual minyak jelantah tersebut ke bank sampah induk. Namun, setelah mengikuti pelatihan ini, kami dapat mengolah minyak jelantah sendiri menjadi produk yang bisa kami gunakan kembali. Hasil olahan tersebut juga nantinya bisa memberikan keuntungan yang cukup besar apabila kami jual,” ungkap Endah.

Langkah-langkah nyata ini tidak hanya berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat, tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi di tingkat lokal. Upaya BRI menjadi bukti bahwa kolaborasi dan inovasi dapat menjadi kunci dalam mengatasi persoalan sampah di Indonesia secara berkelanjutan.

Sebagai informasi, BRI Peduli Yok Kita Gas telah digulirkan sejak 2021 dan telah dilaksanakan di 41 lokasi di wilayah Indonesia yang terdiri dari 5 lokasi di pasar tradisional dan 35 lokasi di lingkungan masyarakat. Program ini diimplementasikan dalam dua bentuk, yaitu Yok Kita Gas – Pasar Tradisional dan Yok Kita Gas – Stand Alone Location, dimana penyaluran program dilakukan di lokasi bank sampah atau Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) yang telah dikelola oleh masyarakat dan berlokasi di daerah padat penduduk, baik di kota maupun desa.

Program ini juga telah menyasar 38 bank sampah dengan total tabungan bank sampah sejumlah Rp 1,79 miliar. Selain itu, program ini juga mampu memproduksi 155 karung pupuk kompos, 1.250 kemasan pupuk organik cair (POC), 6.921,5 maggot, dan 777 eco-enzyme.

Selain itu, program ini juga telah memberikan manfaat dalam mendorong kelestarian lingkungan, di mana jumlah sampah organik terserap sebanyak 108.860 kg dan sampah anorganik sebanyak 88.449,4 kg, dengan potensi reduksi emisi gas metan dan karbon dioksida untuk sampah organik mencapai sebanyak 5.442.000 kg CH₄e dan 4.803.505.000 kg CO₂e, serta potensi reduksi emisi gas metan dari sampah anorganik sebanyak 221.123,5 kg CO₂e.

(akd/ega)



Sumber : finance.detik.com

Bikin Kaget! Viral Mobil Listrik ‘Terbang’ Masuk ke Hotel di Klaten



Klaten

Satu unit mobil listrik tiba-tiba ‘terbang’ dan menerjang masuk ke sebuah hotel di Klaten, Jawa Tengah. Insiden ini pun bikin kaget para tamu hotel!

Mobil listrik yang dikemudikan seorang pria itu tiba-tiba nyelonong masuk ke ruang lounge sebuah hotel di Jalan Pemuda, Klaten setelah menabrak dinding kaca.

“Kebetulan tadi acaranya kita makan siang, terus pada antre di sini, tiba-tiba mobil dari depan itu kayak terbang aja, langsung wuss sampai ke situ (jalan samping lounge) terus ngepul asap,” kata Rizki Amalia, seorang pegawai Pemkab Klaten di lokasi, Rabu (22/10/2025) siang.


Rizki mengaku dirinya ada acara di hotel tersebut dan mobil nyelonong saat peserta antre makan siang. Begitu melihat mobil masuk menabrak kaca, dirinya dan peserta lain lari. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 12.15 WIB tadi.

“Kita semuanya panik terus kita pada lari keluar semua. Dengar kaca pecah ya udah kita keluar sampai asap bener-bener nggak ada dulu, agak reda, terus kita baru masuk lagi,” terang Rizki.

Rizki menyebut dirinya baru posisi duduk di kursi setelah mengambil makan siomay. Tiba-tiba saja, mobil listrik itu masuk ke dalam ruangan.

“Baru ambil siomay, di sini duduk, baru kecil yang kita sendok, tiba-tiba mobil masuk kayak terbang. Tadi tiga (penumpangnya), pengemudi cowok. Korban tidak ada, kayaknya cuma ini rusak (kaca depan),” imbuhnya.

Warga Klaten lainnya, Andi, menjelaskan saat kejadian dirinya di samping lokasi. Kemungkinan, mobil listrik itu hendak parkir.

“Sepertinya mobil mau keluar dari parkiran. Mungkin karena matic atau karena kaget,” ungkapnya.

Akibat kejadian tersebut, kaca depan lounge hotel pecah. Mobil tersebut masuk melewati jalan masuk lounge yang berupa lantai trap berundak yang di sampingnya ada lantai miring.

Penyebab Mobil Listrik Nyelonong Masuk ke Hotel

Kanit Gakkum Sat Lantas Polres Klaten, Iptu Alif Akbar Lukman Hakim membenarkan ada laporan kejadian tersebut. Mobil listrik itu semula dari lokasi parkir.

“Kronologinya mobil jalan dari parkiran, nihil korban. Ini baru mediasi (musyawarah mobil dan hotel),” jelas Alif saat diminta konfirmasi detikJateng.

Mobil listrik nyelonong masuk ke hotel di jalan Pemuda, Klaten membuat buyar tamu. Mobil berpelat nomor F tersebut diduga mengalami kerusakan bagian elektrik.

“Tadi dari pengakuan sopir, diduga karena eror elektrik. Itu pengakuan sopir juga belum terbiasa,” ungkap Kanit Reskrim Polsek Klaten Ipda Asep Rustanto, Rabu (22/10/2025) siang.

Dijelaskan Asep, akibat error tersebut sopir tidak bisa menguasai kendaraan. Mobil dari lokasi parkir masuk dengan kerusakan pada kaca depan hotel.

“Yang rusak kaca depan hotel dan pembatas dengan resto, hanya material, tidak ada korban luka,” terang Asep.

Pegawai hotel Tjokro, Agung Romadoni, menjelaskan mobil listrik yang nyelonong masuk itu juga kemungkinan karena driver belum terbiasa. Mobil menabrak pintu lobi dan area resto hotel.

“Jadi nabrak pintu lobi sampai masuk area resto. Ya bisa lihat sendiri kerusakan kaca area lobi dan resto pembatasnya sampai terdorong,” ungkap Agung kepada awak media.

“Drivernya sendiri belum terbiasa dengan mobil listrik dan terlalu dalam menginjak gas. Kebetulan tadi sedang lunch, makan siang di area resto,” lanjut Agung.

Kejadian tersebut, lanjut Agung, tidak menyebabkan korban jiwa atau luka. Rombongan mobil itu sendiri dari luar datang untuk bertemu di hotel.

“Kalau yang saya perhatikan mereka (mobil) ini dari luar bertemu di sini. Menginap atau tidak masih kita cari tahu tapi posisi mobil itu memang di luar,” imbuhnya.

———

Artikel ini telah naik di detikJateng, bisa dibaca selengkapnya di sini dan di sini.

(wsw/wsw)



Sumber : travel.detik.com