Tag Archives: hadiah nobel

3 Fakta Menarik tentang Hadiah Nobel yang Jarang Diketahui



Jakarta

Setiap tahun, dunia menanti pengumuman pemenang Hadiah Nobel, sebuah penghargaan yang dianggap sebagai puncak tertinggi pencapaian manusia dalam ilmu pengetahuan, sastra, dan perdamaian. Tahun ini pengumuman akan dimulai pada 6 Oktober mendatang.

Sejak pertama kali diberikan pada 1901, penghargaan yang digagas oleh penemu dinamit, Alfred Nobel, ini telah melahirkan deretan nama besar yang mengubah wajah dunia. Dari laboratorium kecil hingga ruang diplomasi, keputusan Komite Nobel sering kali menjadi sorotan global.

Namun di balik gemerlap upacara penghargaan dan nama-nama besar yang diabadikan selamanya, sejarah penghargaan juga menyimpan banyak kisah tak terduga. Tahukah Anda bahwa teori relativitas Einstein pernah dianggap terlalu “aneh” untuk dihargai? Atau bahwa keluarga Curie mengumpulkan lima Nobel hanya dalam dua generasi?


Ada juga medali yang dilelang jutaan dolar demi kebutuhan hidup. Tak jarang pula, penghargaan yang diberikan justru melahirkan kontroversi panjang dan perdebatan etika di kalangan ilmuwan.

1. Dinasti Nobel Curie

Nama Curie identik dengan kejayaan dalam dunia sains. Marie Curie tercatat sebagai satu-satunya orang yang memenangkan dua Nobel di bidang ilmu alam berbeda yaitu Fisika (1903) dan Kimia (1911).

Ia berbagi penghargaan Nobel Fisika bersama sang suami, Pierre Curie, berkat riset monumental mereka tentang radioaktivitas, sementara Nobel Kimia diperolehnya atas penemuan dua unsur baru.

Tradisi ilmiah itu berlanjut ke generasi berikutnya. Putri mereka, Irène Joliot-Curie, bersama suaminya, Frédéric, meraih Nobel Kimia pada 1935 atas penemuan radioaktivitas buatan.

Selama dua generasi, keluarga Curie mengumpulkan lima penghargaan Nobel menjadikannya salah satu keluarga ilmuwan paling berprestasi dalam sejarah.

2. Paradoks Einstein: Nobel Tanpa Relativitas

Meski kini teori relativitas menjadi dasar banyak cabang fisika modern, Komite Nobel sempat menolak teori itu berkali-kali karena dianggap terlalu spekulatif dan minim bukti eksperimen.

Baru setelah tekanan kuat dari komunitas ilmiah dunia, Nobel Fisika 1921 akhirnya diberikan kepada Einstein. Namun, bukan untuk teori relativitas, melainkan untuk penjelasannya tentang efek fotolistrik, fenomena yang dapat dibuktikan secara eksperimental.

Bahkan dalam pidato resmi penghargaan, dikutip dari DW panitia menghindari menyebut teori relativitas, yang ironisnya kini menjadi salah satu tonggak terbesar dalam sejarah ilmu pengetahuan.

3. Medali Nobel Bernilai Jutaan Dolar

Bagi sebagian orang, medali Nobel bukan hanya simbol kehormatan, tapi juga aset bernilai tinggi. Setelah wafatnya Francis Crick, salah satu penemu struktur DNA, keluarganya melelang medali Nobel miliknya pada 2013 untuk membayar pajak warisan.

Hasilnya menembus lebih dari USD 2 juta. Crick meraih Nobel Fisika 1962 bersama James Watson dan Maurice Wilkins. Namun, penghargaan itu juga menyisakan kontroversi karena Rosalind Franklin, ilmuwan perempuan yang berperan besar dalam penemuan struktur DNA, tidak mendapat pengakuan.

Rosalind meninggal akibat kanker ovarium pada usia 37 tahun, empat tahun sebelum penghargaan itu diberikan.
Ironisnya, satu dekade kemudian, James Watson juga melelang medalinya dengan harga sekitar USD 4,8 juta AS. Pembeli yang tidak disebutkan namanya akhirnya mengembalikan medali itu kepada Watson.

(pal/pal)



Sumber : www.detik.com

5 Penemuan yang Belum Dapat Nobel, Padahal Layak Menurut Ahli


Jakarta

Peraih Hadiah Nobel akan diumumkan mulai Senin, 6 Oktober 2025 sampai 13 Oktober mendatang. Sejumlah penemuan diduga masyarakat ilmiah akan menerima penghargaan ini.

Hadiah Nobel diberikan bagi orang-orang dengan kontribusi luar biasa bidang di kimia, fisika, fisiologi atau kedokteran, hingga bidang perdamaian dan sastra. Dikutip dari laman resmi Nobel Prize, nama-nama nomine dan info nominasi lainnya dirahasiakan sampai 50 tahun kemudian.

Kendati demikian, komite Hadiah Nobel mengungkap ada 338 kandidat yang dinominasikan untuk Hadiah Nobel Perdamaian 2025. Angka ini terdiri dari 244 individu dan 94 organisasi.


Daftar Penemuan yang Belum Dapat Hadiah Nobel, Padahal Layak

Sementara itu, ada sejumlah penemuan yang menurut ahli layak diganjar Hadiah Nobel karena mengubah kehidupan. Melansir CNN, berikut daftarnya.

Perawatan Inovatif untuk Obesitas

Diketahui, kini berkembang obat obat diabetes tipe-2 dan obat penurun berat badan peniru hormon, yang disebut peptida mirip glukagon 1 (GLP-1). Contohnya seperti Ozempic.

Kendati diresepkan untuk penderita diabetes tipe 2, Ozempic juga dipakai untuk menurunkan berat badan.

Berdasarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 1 dari 8 orang di dunia mengalami obesitas. Penemuan obat-obatan semaglutide yang menurunkan gula darah dan menahan nafsu makan berpotensi untuk mendukung perawatan intensif obesitas dan kondisi terkait seperti diabetes tipe 2.

Tiga ilmuwan pengembang semaglutide yaitu:

  • Ahli biokimia dan profesor riset asosiasi di Rockefeller University Svetlana Mojsov
  • Ahli endokrinologi dan profesor kedokteran di Harvard Medical School Dr Joel Habener
  • Kepala penasihat ilmiah untuk penelitian dan pengembangan awal di perusahaan farmasi Novo Nordisk, Lotte Bjerre Knudsen.

Ketiga peneliti sebelumnya telah meraih penghargaan Penelitian Medis Klinis Lasker-DeBakey 2024. Penghargaan ini kerap dianggap sebagai indikator seseorang akan memenangkan Hadiah Nobel.

Pelopor Komputasi Kuantum

Kepala analisis penelitian di The Institute for Scientific Information (ISI) David Pendlebury berpendapat komputasi kuantum merupakan bidang yang layak diakui dengan Hadiah Nobel.

Komputasi kuantum memungkinkan pemecahan masalah yang tidak bisa atau tidak efisien diselesaikan komputasi klasik, seperti deteksi fraud keuangan dan pengembangan kecerdasan artifisial (AI).

Berdasarkan jumlah kutipan pada hasil studinya, sosok yang layak diganjar penghargaan ini menurut Pendlebury yaitu:

  • Profesor di Institut Informasi Kuantum di Universitas RWTH Aachen, Jerman, David P DiVincenzo
  • Profesor fisika teoretis di Universitas Basel, Swiss, Daniel Loss

Ia mencontohkan, salah satu paper karya DiVincenzo dan Loss tahun 1998 di jurnal Physical Review A yang berjudul ‘Quantum computation with quantum dots’ dikutip hampir 10.000 kali.

“Wawasan mereka adalah menggunakan qubit sebagai mekanisme dasar untuk membuat komputer kuantum,” jelasnya.

Pengobatan Fibrosis Kistik

Sekelompok peneliti memajukan pengobatan untuk kelainan genetik fibrosis kistik, penyakit mematikan yang menyerang anak-anak maupun orang dewasa.

Orang dengan fibrosis kistik mengalami penumpukan lendir di paru-paru, sistem pencernaan, dan bagian tubuh lain sehingga rentan infeksi, masalah pencernaan, dan gangguan pernapasan.

Para ilmuwan yang berkontribusi pada kemajuan pengobatan penyakit ini yaitu:

  • Profesor penyakit dalam-paru, perawatan kritis dan kedokteran kerja di Universitas Iowa Dr Michael J. Welsh: mengungkapkan bagaimana protein fibrosis kistik berfungsi dan hal yang salah secara medis pada pasien bersangkutan.
  • Ahli kimia organik fisik Jesús (Tito) González: memelopori sistem yang digunakan untuk menyaring senyawa-senyawa terkait fibrosis kistik untuk mendukung pengobatan
  • Ahli biologi sel Paul Negulescu dari Vertex Pharmaceuticals: memimpin penelitian pengobatan fibrosis kistik tim González.

Para ilmuwan sebelumnya juga memenangkan Penghargaan Penelitian Medis Klinis Lasker-DeBakey 2025 pada September tahun ini.

Memahami Mikrobioma Usus

Mikrobioma manusia adalah kawanan atau triliunan mikroba yang hidup di dan dalam tubuh manusia, termasuk bakteri, virus, dan jamur. Sejumlah peneliti berperan dalam membuka pemahaman manusia soal apa yang dilakukan mikroba ini, bagaimana mereka berbicara satu sama lain, dan berinteraksi dengan sel manusia, khususnya di usus.

Menurut Pendlebury, bidang mikrobioma manusia sudah sejak lama seharusnya mendapat pengakuan Hadiah Nobel. Orang yang harusnya diganjar penghargaan ini menurutnya yaitu ahli biologi Dr. Jeffrey Gordon, Dr. Robert J. Glaser Distinguished University Professor di Washington University St. Louis, AS.

Ia menjelaskan, Jeffrey Gordon merupakan pelopor yang belajar bagaimana mikrobioma tersebut membentuk kesehatan manusia, dimulai dengan penelitian laboratorium pada tikus.

Tim Gordon juga menemukan bahwa mikrobioma usus berperan pada dampak kesehatan akibat kekurangan gizi, yang berpengaruh pada hampir 200 juta anak di seluruh dunia. Timnya juga sedang mengembangkan intervensi pangan yang menargetkan peningkatan kesehatan usus.

Pengurutan DNA Generasi Baru

Pengurutan genom manusia bermanfaat pada bidang kedokteran, biologi, ekologi, dan forensik. Sebagai contoh, dokter dapat memahami dasar genetik penyakit dengan lebih mudah, dan memberi pengobatan sesuai karakteristik per pasien.

Pengurutan genom manusia berdampak luas pada biologi, kedokteran, dan banyak bidang lainnya. Namun, proyek penelitian 1990-2003 ini tidak diganjar Hadiah Nobel karena tidak memenuhi aturan wasiat Alfred Nobel, yakni penghargaan hanya dapat diberikan kepada maksimal tiga orang per penghargaan.

Diketahui, penelitian ilmiah kini makin kolaboratif. Pemecahan kode genetik kehidupan manusia setidaknya melibatkan konsorsium internasional dengan ribuan peneliti di AS, Inggris, Prancis, Jerman, Jepang, dan China.

Namun, menurut Pendlebury, kemungkinan komite Nobel akan mengakui karya ahli kimia Shankar Balasubramanian dan David Klenerman dari University of Cambridge, Inggris dan ahli biofisika Prancis Pascal Mayer dari Universitas Strasbourg, Prancis.

Ketiga ilmuwan ini dinilai berkontribusi melalui teknologi pengurutan generasi berikutnya. Karya mereka ini dapat menguraikan jutaan fragmen DNA sekaligus.

Sebelumnya, pengurutan genom manusia secara lengkap bisa memakan waktu berbulan-bulan dengan biaya menghabiskan biaya puluhan miliar rupiah. Teknologi mereka memungkinkan pemrosesan beberapa hari dengan biaya beberapa belas juta.

(twu/nwk)



Sumber : www.detik.com

3 Ilmuwan Peraih Hadiah Nobel Fisika 2025, Dari Negara Mana Saja?


Jakarta

The Nobel Prize umumkan tiga ilmuwan yang berhasil meraih penghargaan Nobel Fisika 2025, Selasa (7/10/2025) waktu setempat. Pengumuman ini dilakukan oleh The Royal Swedish Academy of Science atau Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia.

Dalam pengumuman resminya, penghargaan Nobel Fisika 2025 jatuh kepada para peneliti asal University of California, Amerika Serikat (AS). Ketiganya adalah John Clarke, Michael H Devoret, dan John M Martinis.

Para ilmuwan ini menemukan terowongan mekanika kuantum makroskopik dan kuantisasi energi dalam sirkuit listrik. Penemuan ini menjadi inovasi terbaru yang diungkap ilmuwan tentang fisika kuantum.


Profil Pemenang Hadiah Nobel Fisika 2025

Adapun profil pemenang hadiah Nobel Fisika 2025, yaitu:

1. John Clarke

Clarke lahir tahun 1942 di Cambridge, Inggris. Ia meraih gelar PhD tahun 1968 dari Universitas Cambridge, Inggris dan kini bekerja sebagai profesor di Universitas California, Berkeley, AS.

2. Michel H. Devoret

Devoret lahir tahun 1953 di Paris, Prancis. Ia berhasil menyelesaikan studi S3 dengan gelar PhD tahun 1982 dari Universitas Paris-Sud, Prancis.

Devoret menjadi satu-satunya dalam daftar ini yang bekerja sebagai profesor di Universitas Yale, New Haven, CT dan Universitas California, Santa Barbara, AS.

3. John M. Martinis

Martinis lahir pada 1958 dan meraih gelar PhD 1987 dari University of California, Berkeley, AS. Ia kembali kepada almamater dan bekerja sebagai profesor di University of California, Santa Barbara, AS.

Penelitian Terbaru Fisika Kuantum

Pada laman resminya, The Nobel Prize menjelaskan ada pertanyaan utama dalam ilmu fisika. Pertanyaan yang dimaksud adalah berapa ukuran maksimum agar suatu sistem dalam memberikan efek mekanika kuantum.

Pertanyaan itu kemudian coba dijawab oleh Clarke, Devoret, dan Martinis. Mereka melakukan eksperimen dengan rangkaian listrik. Pada eksperimen tersebut mereka mendemonstrasikan terowongan mekanika kuantum dengan tingkat energi dan sistem yang cukup besar.

Hasilnya, mekanika kuantum memungkin sebuah partikel bergerak lurus menembus penghalang. Proses ini disebut dengan “tunnelling” atau dalam bahasa Indonesia adalah proses melewati terowongan.

Bila dijelaskan secara sederhana, pada dasarnya sebuah benda akan memantul jika dilemparkan kepada penghalang atau tembok. Namun, dengan tingkat energi dan sistem yang cukup besar, ternyata sebuah benda bisa menembus penghalang/tembok tersebut.

Ketika sejumlah besar partikel terlibat, efek mekanika kuantum biasanya menjadi tidak signifikan. Eksperimen ketiga peraih Nobel Fisika menunjukkan bahwa sifat-sifat mekanika kuantum dapat diwujudkan dalam skala makroskopis (fenomena berskala besar yang bisa dilihat tanpa bantuan kaca pembesar).

Para pemenang akan meraih dana 11 juta Krona Swedia dibagi rata atau sekitar Rp 19,4 miliar (kurs 1 Krona Swedia=Rp 1.763,84).

Tentang Hadiah Nobel

The Nobel Prize atau pemberian Penghargaan/hadiah Nobel merupakan sebuah penghargaan yang diberikan setiap tahun kepada para ilmuwan yang telah melakukan penelitian luar biasa. Penghargaan ini merupakan wasiat dari penemu, pengusaha, dan pebisnis Alfred Nobel.

Dalam wasiatnya, ia menyatakan bahwa kekayaan yang ia miliki selama hidup akan digunakan untuk memberi penghargaan kepada “mereka yang selama satu tahun sebelumnya telah memberikan manfaat terbesar bagi umat manusia”.

Nobel Prize dibagikan kepada beberapa bidang, yakni fisika, kimia, fisiologi atau kedokteran, sastra, dan perdamaian. Hadiah Nobel pertama dianugerahkan pada 1901 dan diberikan pada Oktober pemenang baru diumumkan.

Di bidang Fisika, Nobel sudah dianugerahkan sebanyak 118 kali kepada 227 ilmuwan sejak 1901-2024. John Bardeen menjadi ilmuwan yang berhasil dianugerahi Hadiah Nobel Fisika sebanyak 2 kali pada 1956 dan 1972.

Kini, pada 2025, tiga ilmuwan yakni John Clarke, Michael H Devoret, dan John M Martinis menjadi peraih Hadiah Nobel Fisika dengan inovasi baru tentang fisika kuantum.

(det/faz)



Sumber : www.detik.com