Tag Archives: haid

Sudah Mandi Wajib tapi Keluar Flek Coklat, Apakah Boleh Puasa?

Jakarta

Puasa menjadi salah satu ibadah yang memiliki ketentuan khusus dalam hal kebersihan dan kesucian. Salah satu kondisi yang kerap menimbulkan pertanyaan adalah munculnya flek coklat setelah mandi wajib bagi perempuan, apakah boleh puasa?

Masa haid sering kali menjadi perhatian, karena menentukan sah atau tidaknya ibadah yang dilakukan, termasuk puasa. Saat perempuan sedang menstruasi, ia tidak bisa berpuasa.


Setelah periode haid selesai, maka diwajibkan kembali berpuasa Ramadan. Tapi, ada berbagai kondisi yang mungkin terjadi setelah haid, seperti munculnya flek coklat padahal sudah mandi wajib.

Situasi ini sering kali membingungkan, terutama bagi mereka yang ingin memastikan ibadah puasanya sah sesuai dengan syariat Islam. Tidak sedikit yang ragu, apakah flek tersebut masih termasuk dalam masa haid atau hanya sisa yang tidak memengaruhi ibadah.

Apakah Boleh Puasa Saat Sudah Mandi Wajib, tapi Keluar Flek Coklat?

Jika flek coklat keluar setelah mandi wajib dan merupakan sisa haid, maka puasamu tetap sah. Dalam Islam, yang menjadi patokan adalah ketika darah haid benar-benar berhenti. Jika setelah mandi wajib masih keluar flek coklat yang sifatnya tidak mengalir seperti darah haid, itu dianggap sebagai bekas atau sisa haid, bukan darah haid yang masih berlangsung.

Dalilnya, dalam Mazhab Syafi’i dan Hanbali, flek coklat setelah suci (berhenti haid) tidak dianggap haid, sehingga ibadah seperti puasa dan salat tetap sah. Namun, jika flek coklat tersebut keluar sebelum yakin benar-benar suci, maka itu masih dianggap haid, dan puasa belum sah.

Seperti dikutip BBC, dalam Fataawa al-Siyaam, Syekh Ibnu Utsaimin Rahimahullah ditanya terkait flek coklat yang muncul setelah seorang wanita mandi wajib dan melakukan ibadah puasa. Dia pun menjawab pertanyaan tersebut :

“Keputihan kecoklatan ini bukan bagian dari periode. Keputihan kecoklatan yang didapat wanita setelah akhir periode bukanlah hal penting. Ummu ‘Atiyyah RA berkata: Kami dulu tidak menganggap cairan kekuningan atau kecoklatan setelah mandi wajib sebagai sesuatu yang penting.”

Jadi, jika kamu sudah mandi wajib karena merasa haid telah selesai, lalu keluar flek coklat yang hanya berupa sisa, puasamu tetap sah dan kamu boleh melanjutkannya. Namun, jika ragu, bisa menunggu sampai benar-benar yakin bahwa haid sudah berhenti.

(eny/eny)

Sumber : wolipop.detik.com

Alhamdulillah muslimah sholihah hijab اللهم صل على رسول الله محمد
ilustrasi gambar : unsplash.com / Satria SP

Bolehkah Sahur Dulu Baru Mandi Wajib Setelah Haid?

Arina Yulistara – wolipop

Sabtu, 08 Mar 2025 03:00 WIB





Anda menyukai artikel ini

Jakarta

Sering bertanya-tanya, bolehkah sahur dulu baru mandi wajib? Mari cari tahu jawabannya di sini.

Salah satu persiapan penting sebelum berpuasa selama Ramadhan adalah makan sahur. Sahur dianjurkan karena mengandung banyak keberkahan.

Meski demikian, ada kondisi tertentu yang mungkin membuatmu ragu, seperti ketika masih dalam keadaan junub atau memiliki hadas besar sebelum sahur. Apakah tetap boleh makan sahur sebelum mandi wajib? Bagaimana pengaruhnya terhadap keabsahan puasa?


Dalam ajaran Islam, kesucian sangat ditekankan dalam setiap aspek kehidupan, terutama dalam beribadah. Mandi wajib menjadi salah satu cara untuk mensucikan diri dari hadas besar, termasuk setelah berhubungan suami-istri, mimpi basah, haid, atau nifas.

Beberapa dari kamu mungkin pernah mengalami situasi di mana tidak sempat mandi sebelum sahur dan harus menunda hingga setelah waktu Subuh tiba. Hal ini kemudian kerap menimbulkan pertanyaan, bolehkah sahur dulu baru mandi wajib?

Mari simak penjelasan berdasarkan hadis dan pendapat para ulama mengenai pertanyaan, bolehkah sahur dulu baru mandi wajib?

Apakah Sahur Dulu Baru Mandi Wajib Diperbolehkan?

mandi wajib ramadhanmandi wajib ramadhan Foto: Getty Images/iStockphoto/Ekaterina79

Berdasarkan situs Kementerian Agama, jawabannya boleh. Kamu tetap diperbolehkan makan sahur meskipun dalam keadaan junub dan belum mandi wajib.

Ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan Aisyah RA dan Ummu Salamah RA:

“Rasulullah SAW pernah memasuki waktu Subuh dalam keadaan junub karena berjima’. Kemudian beliau mandi dan tetap berpuasa.” (HR. Bukhari & Muslim)

Hadis ini menunjukkan bahwa keadaan junub tidak membatalkan puasa. Artinya, kamu yang sahur dalam keadaan belum mandi wajib tetap sah puasanya selama tidak melakukan hal-hal yang membatalkan puasa.

Pandangan Ulama tentang Mandi Wajib Setelah Sahur

Halaman 2 dari 3

” dtr-evt=”detail multiple page” dtr-sec=”button selanjutnya” dtr-act=”button selanjutnya” dtr-idx=”2″ dtr-id=”7812536″ dtr-ttl=”Bolehkah Sahur Dulu Baru Mandi Wajib Setelah Haid?”>

Pandangan Ulama tentang Mandi Wajib Setelah Sahur

Niat Mandi Wajib Perempuan

Foto: Getty Images/iStockphoto/Rachaphak

Mengenai hal ini, Muh. Hambali dalam bukunya yang berjudul Panduan Muslim Kaffah Sehari-Hari dari Kandungan hingga Kematian menyatakan bahwa mayoritas ulama, yakni keempat mazhab, Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hambali, sepakat bahwa puasa seseorang tetap sah puasanya meskipun ia memasuki waktu Subuh dalam keadaan junub.

Meski puasa tetap sah namun ia tetap wajib menyegerakan mandi junub agar bisa menunaikan salat Subuh tepat waktu. Hal ini disebukan dalam sebuah hadis yang berbunyi;

“Orang yang berpuasa boleh menunda mandi junub hingga waktu setelah fajar terbit. Tetapi, lebih utama adalah ia menyegerakan mandi wajib sebelum terbit fajar atau sebelum subuh.” (Syeikh Hasan Sulaiman An-Nuri dan Syekh Alawi Abbas Al-Maliki dalam Ibanatul Ahkam)

Hukum Puasa Bagi yang Sahur Dulu Baru Mandi Wajib

Halaman 3 dari 3

” dtr-evt=”detail multiple page” dtr-sec=”button selanjutnya” dtr-act=”button selanjutnya” dtr-idx=”3″ dtr-id=”7812536″ dtr-ttl=”Bolehkah Sahur Dulu Baru Mandi Wajib Setelah Haid?”>

Hukum Puasa Bagi yang Sahur Dulu Baru Mandi Wajib

shower with flowing water and steam, closeup view

Foto: Getty Images/iStockphoto/Rachaphak

Menurut para ulama, puasa tetap sah meskipun kamu belum mandi wajib sebelum Subuh. Hal ini didasarkan pada beberapa poin berikut:

1. Syarat puasa tidak perlu suci dari hadas besar

Dalam Islam, syarat sah puasa adalah niat dan menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar hingga terbenam matahari. Kesucian dari hadas besar bukan syarat sah puasa, melainkan menjadi syarat sah salat.

2. Sesuai hadis

Ini sesuai hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah RA dan Ummu Salamah RA menunjukkan bahwa Rasulullah SAW sendiri pernah memasuki waktu Subuh dalam keadaan junub. Kemudian mandi wajib setelahnya dan tetap berpuasa.

3. Tidak ada larangan dalam Al Quran

Tidak ada dalil yang melarang kamu berpuasa dalam keadaan junub. Oleh sebab itu, menunda mandi wajib hingga setelah Subuh tidak membatalkan puasa. Namun sengaja menunda mandi hingga lewat waktu salat Subuh tidak diperbolehkan dan berdosa.

Jadi, berdasarkan dalil dan pandangan ulama, jawaban dari pertanyaan bolehkah sahur dulu baru mandi wajib? Jawabannya boleh.

Meski belum mandi wajib, puasanya tetap sah. Namun kamu harus segera mandi setelah masuk waktu Subuh agar dapat melaksanakan salat Subuh. Oleh karena itu, jika memungkinkan, sebaiknya mandi wajib sebelum sahur agar lebih tenang.

(eny/eny)



Sumber : wolipop.detik.com

7 Amalan Wanita Haid di Bulan Ramadan

Jakarta

Wanita haid tidak bisa salat dan berpuasa di bulan Ramadhan. Lalu amalan apa saja yang bisa dilakukan wanita haid saat Ramadhan? Mari bahas di sini yuk.

Setiap perempuan mengalami masa haid sebagai bagian alami dari siklus tubuhnya. Dalam Islam, kondisi ini telah disebut sebagai adza, yaitu sesuatu yang menimbulkan rasa sakit namun bukan penyakit.


Selama periode haid atau biasa disebut menstruasi, perempuan diberikan keringanan dari kewajiban salat dan puasa. Bahkan tak diperbolehkan menyentuh mushaf Al-Qur’an secara fisik.

Meski demikian, bulan Ramadhan tetap menjadi momen istimewa bagi setiap Muslim, termasuk wanita haid. Apa ya amalan wanita haid dibulan Ramadhan?

Tenang saja, kamu masih memiliki banyak kesempatan untuk meraih pahala dan mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan berbagai amalan lain yang diperbolehkan. Mengutip buku berjudul Ibadah Penuh Berkah Ketika Haid dan Nifas serta buku Do’a dan Amalan Istimewa Ketika Datang Bulan karya Himatu Mardiah Rosana, berikut deretan amalan yang bisa dilakukan oleh wanita haid selama bulan suci Ramadhan.

Amalan Wanita Haid di Bulan Ramadhan:

1. Bersedekah

Ilustrasi sedekahIlustrasi sedekah Foto: Getty Images/Rani Nurlaela Desandi

Sedekah merupakan salah satu bentuk ibadah yang memiliki nilai pahala besar, terutama dibulan Ramadhan. Wanita haid tetap bisa mengamalkan kebaikan ini dengan berbagi kepada sesama, baik dalam bentuk uang, makanan, maupun bantuan tenaga.

Rasulullah SAW bahkan menganjurkan umatnya untuk memperbanyak sedekah karena dapat menjadi penebus dosa serta sarana mendapatkan keberkahan dalam hidup. Dari Abdullah bin Umar, Rasulullah SAW bersabda;

“Wahai kaum wanita! Bersedakahlah kamu dan perbanyaklah istighfar. Karena aku melihat kaum wanitalah yang paling banyak menjadi penghuni neraka.” (HR. Muslim)

2. Berbuat Kebaikan Menjauhi Maksiat

Hari Hijab Sedunia 2023 jatuh pada 1 Februari. Hari Hijab Sedunia diperingati sebagai bentuk penghormatan dan kampanye solidaritas kepada wanita Muslim.Ilustrasi wanita muslimah. Foto: Getty Images/iStockphoto/coffeekai

Meskipun tidak bisa menjalankan ibadah salat atau puasa, amalan wanita haid lainnya di bulan Ramadhan bisa dengan berbuat kebaikan dan menjauhi maksiat. Kamu bisa mengajak orang lain untuk melakukan kebaikan serta mengingatkan mereka agar menjauhi kemungkaran.

Hal itu termasuk bentuk ibadah yang dianjurkan dalam Islam. Kamu juga bisa melakukannya dengan mengingatkan keluarga untuk menunaikan salat, membangunkan sahur, atau mendorong orang sekitar memperbanyak sedekah.

3. Berzikir dan Berdoa

Beautiful Asian young Muslim woman sit on the floor in her house and praying for a holy god - Allah in Islam believe.Ilustrasi wanita berdoa. Foto: Getty Images/golfcphoto

Meskipun tidak diperbolehkan melaksanakan salat, wanita haid tetap bisa mengisi waktunya dengan memperbanyak zikir dan doa. Rasulullah SAW mengajarkan berbagai macam zikir yang bisa diamalkan kapan saja. Salah satu contoh dzikir yang dimaksud, antara lain;

“Subhanallah wa bihamdihi, Subhanallahil azhim.”

Selain itu, memperbanyak istighfar juga dianjurkan sebagai bentuk permohonan ampun kepada Allah SWT. Salah satu amalan wanita haid dibulan Ramadhan ini bisa dimanfaatkan pada waktu-waktu mustajab, seperti menjelang berbuka puasa atau sepertiga malam, untuk berdoa memohon kebaikan dunia dan akhirat.

4. Memberikan Makanan kepada Orang yang Berbuka Puasa

Salah satu amalan wanita haid yang sangat dianjurkan adalah memberikan makanan kepada orang yang sedang berpuasa. Hal tersebut tertuang dalam hadits yang diriwayatkan dari Zaid bin Khalid Al-Juhani, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda;

“Barang siapa yang memberi makan orang yang berbuka, dia mendapatkan seperti pahala orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa sedikit pun.” (HR At-Tirmidzi)

Makanan yang diberikan tidak harus berupa hidangan mewah. Bahkan sebutir kurma atau segelas air putih sudah cukup untuk mendapatkan pahala ini.



Sumber : wolipop.detik.com

Umi Pipik Ungkap Amalan Wanita Haid Saat Ramadan, Tak Puasa Tetap Berpahala

Jakarta

Umi Pipik mengungkapkan wanita haid tetap mendapatkan pahala dari Allah SWT meski tak puasa saat Ramadan. Umi Pipik menjelaskan amalan Ramadan yang bisa yang bisa dilakukan bagi wanita yang sedang haid.

Umi Pipik menuturkan wanita yang sedang haid di bulan Ramadan, bisa membaca Al-Qur’an melalui ponsel genggam. Niatkan dalam hati untuk membaca tulisan latin dan terjemahannya bukan tulisan Arab yang tertera di Al Quran.

“Jangan salah wanita haid itu malah mendapatkan pahala dari Allah. Karena kamu kan merasa sakit di badan kamu, pusing dan masalah lainnya. Kamu yang lagi haid bisa membuka Al-Qur’an melalui HP. Kamu jangan baca tulisan Arabnya ya, kamu bisa baca yang terjemahannya saja. Hitungannya bukan mengaji ya tapi membaca Al-Qur’an,” kata Umi Pipik saat mengisi di acara Indonesia Hijabfest 2025, di Sabuga, Bandung.


Selain itu, ibu dari Adiba dan Abizar ini mengucapkan wanita yang sedang haid bisa terus berdzikir selama bulan puasa. “Ketika lagi haid tidak menjadi halangan untuk berdzikir. Terus berdzikir memohon ampun kepada Allah,” jelasnya.

Ia mengungkapkan wanita yang sedang haid juga bisa bersedekah selama bulan Ramadan. Kamu bisa memberikan makanan untuk orang yang sedang berpuasa.

“Ada banyak amalan yang bisa kamu lakukan saat berpuasa. Jadi jangan berhenti bersedekah,” tambahnya.

Wanita yang bernama lengkap Pipik Dian Irawati itu menegaskan ada banyak amalan yang bisa dilakukan wanita haid saat Ramadan. Sehingga wanita jangan memaksakan minum obat demi tidak haid karena ingin berpuasa penuh selama Ramadan.

“Ingat ya, jangan sengaja minum obat agar haid kamu segera berhenti. Itu tidak boleh! Kamu ingin puasanya full dengan minum obat? Jangan ya! Kecuali sedang umrah itu baru boleh karena jaraknya jauh dan beribadah. Kalau sengaja untuk berpuasa itu tidak boleh,” tegasnya.

(gaf/eny)



Sumber : wolipop.detik.com

Atasi Sakit Perut Saat Haid dengan Konsumsi 5 Makanan Ini


Jakarta

Wanita yang sedang haid biasanya mengalami masalah kram atau sakit perut. Untuk mengatasi hal tersebut, para wanita bisa mencoba konsumsi 5 makanan sehat ini.

Kram atau sakit perut saat haid merupakan hal yang biasa dialami wanita setiap bulannya. Rasa sakit ini menimbulkan ketidaknyamanan. Alhasil para wanita lemas, tidak berenergi, dan aktivitas hariannya terganggu.

Meskipun mengompres perut dengan handuk hangat bisa mengatasi masalah ini, tetapi hal yang tidak kalah penting adalah memerhatikan asupan makanan harian.


Beberapa penelitian menunjukkan makanan yang dimakan mungkin memiliki pengaruh positif. Sejumlah makanan mengandung nutrisi yang bisa sekaligus meringankan rasa sakit tersebut.

Misalnya makanan kaya magnesium. Magnesium dapat mengurangi intensitas rasa sakit yang dialami selama siklus menstruasi. Nutrisi ini juga dapat meningkatkan kualitas tidur dan mengurangi kram otot di rahim dan usus.

Selain itu, vitamin D dan E juga memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat mengurangi rasa sakit berhubungan dengan menstruasi.

Lantas, makanan apa saja yang mengandung nutrisi-nutrisi penting ini dan dapat mengurangi rasa sakit saat haid? Melansir beberapa sumber, berikut daftarnya!

1. Ikan

ilustrasi salmonIkan berlemak seperti salmon bisa dikonsumsi untuk meredakan nyeri haid. Foto: Getty Images/iStockphoto/happy_lark

Ikan berlemak menjadi salah satu sumber vitamin D yang baik untuk mengurangi rasa sakit saat haid.

Vitamin D pada ikan ini bisa menyerap kalsium dan mengurangi peradangan. Vitamin D juga mampu mengurangi produksi prostaglandin yang muncul saat masa haid.

Selain itu, kandungan vitamin D ini juga dapat menjaga kesehatan tulang dan otot, serta menguatkan kekebalan tubuh.

Contoh ikan berlemak yang bisa dikonsumsi, seperti ikan sarden, tuna, salmon, atau makanan laut lainnya..

2. Biji-bijian utuh

Tanaman sorgum dapat dimanfaatkan sebagai alternatif saat kurangnya pasokan gandum. Tanaman ini dijual dengan kisaran harga Rp20 ribu-Rp24 ribu per kilogram.Biji-bijian utuh seperti sorgum juga baik untuk mengatasi masalah ini. Foto: ANTARA FOTO/Syaiful Arif

Biji-bijian utuh seperti gandum atau sorgum juga baik dikonsumsi saat sedang haid. Makanan ini merupakan biji-bijian yang belum mengalami proses pengolahan atau penggilingan. Sehingga lebih tinggi kandungan zat baik, mulai dari serat makanan, vitamin, mineral, dan fitokimia.

Menurut beberapa penelitian yang disebut Women’s Health, biji-bijian utuh dikaitkan dengan penurunan gejala fisik, suasana hati, dan perilaku terkait sindrom pramenstruasi.

Oleh karena itu, sangat disarankan dikonsumsi ketika wanita sedang haid.

Rekomendasi makanan yang bisa redakan nyeri haid lainnya bisa dilihat pada halaman selanjutnya!

3. Teh chamomile

Teh Oolong dan Chamomile. Teh oolong memiliki kandungan kafein yang sedang, satu cangkir teh oolong (240 ml) mengandung sekitar 37-55 mg kafein. Sementara teh chamomile biasanya dikonsumsi sebagai minuman yang menenangkan, namun juga mengandung kafein meski dalam jumlah kecil. Satu cangkir teh chamomile (240 ml) mengandung sekitar 2 mg kafein.Teh chamomile menawarka manfaat yang baik untuk mengurangi kram saat menstruasi. Foto: Getty Images/ValentynVolkov

Teh chamomile juga direkomendasikan karena mampu mengurangi kram saat menstruasi. Secangkir teh chamomile yang bebas kafein ini bisa membuat PMS tidak terlalu buruk.

Minum teh chamomile juga mampu mengurangi rasa gelisah, sekaligus mengurangi sifat mudah tersinggung yang biasa muncul karena perubahan hormon saat haid datang.

Di dalam teh chamomile juga terkandung sifat antispasmodik yang dapat meredakan dismenore.

Senyawa bernama apigenin juga ditemukan dan dapat membantu mengurangi dampak neurotransmitter dan hormon rangsang pada pikiran dan tubuh, untuk membantu menenangkan sistem saraf simpatik yang bekerja.

4. Pisang

banana and drops of condensed milk on a vivid pink backgroundKandungan vitamin B6 dan kalium dalam pisang juga bermanfaat untuk atasi masalah ini. Foto: Getty Images/dvulikaia

Pisang juga merupakan buah-buahan yang bisa dikonsumsi untuk meredakan haid. Pisang mengandung berbagai vitamin, mineral, dan antioksidan yang penting untuk kesehatan dan kesejahteraan wanita.

Pisang yang kaya akan vitamin B6 dan kalium ini dapat membantu mengatasi kram perut dan mencegah rasa kembung yang timbul saat datang bulan.

Kandungan B6 nya juga dapat membantu mengatur kadar hormon dan mengurangi gejala PMS, seperti kram dan perubahan suasana hati.

Pisang juga mengandung mangan yang mampu meredakan nyeri dan kram.

5. Produk olahan susu

Ketika kram perut saat haid, para wanita disarankan untuk mengonsumsi produk susu olahan, seperti keju dan yogurt. Sebab, di dalam produk susu olahan ini terkandung vitamin D yang dapat membantu proses penyerapan kalsium di dalam tubuh.

Penyerapan kalsium yang baik juga dapat menjaga kesehatan tulang dan gigi.

Namun, perlu diingat tidak semua produk olahan susu dapat dikonsumsi untuk mengatasi nyeri haid. Lebih disarankan konsumsi yang kadar lemaknya rendah.

Misalnya, memilih untuk minum susu putih tawar. Pilihan lain yaitu dengan mengonsumsi susu nabati, seperti susu almond dan kedelai yang sudah difortifikasi dengan kalsium.

(aqr/adr)

Sumber : food.detik.com

Alhamdulillah Makanan Minuman Sehat Di JumatBerkah.Com اللهم صل على محمد
Source : unsplash.com / Brooke Lark

10 Minuman dan Makanan yang Dilarang Saat Haid

Jakarta

Haid merupakan pendarahan yang secara teratur dari lapisan dalam rahim. Setiap wanita akan mengalami situasi yang berbeda saat haid. Sebagian merasa sakit, namun ada juga yang biasa saja.

Karena itu, menjaga kesehatan saat haid sangatlah penting. Perlu diketahui ada sejumlah minuman yang dilarang saat haid, karena bisa memperburuk kondisi tubuh. Wanita bisa sementara menghindarinya, atau hanya mengonsumsi sedikit.

Minuman yang Dilarang Saat Haid

Ada beberapa minuman yang bisa menyebabkan kembung, kram perut, dan mengganggu keseimbangan hormon saat haid. Berikut daftarnya


1. Kopi

Minuman berkafein sebaiknya dihindari ketika dalam masa menstruasi. Mengutip Healthline, kafein bisa menyebabkan retensi air dan rasa kembung.

Selain itu, kandungan ini juga bisa menyebabkan timbulnya masalah pencernaan. Jika kamu mengalami diare saat menstruasi, kurangi asupan kopi untuk menghentikannya.

2. Alkohol

Alkohol pada umumnya akan menimbulkan sejumlah efek negatif pada tubuh. Minuman ini juga bisa memperburuk gejala menstruasi.

Contohnya, alkohol bisa membuat tubuh dehidrasi, sehingga memperburuk sakit kepala dan menyebabkan kembung. Alkohol juga dapat menyebabkan masalah pencernaan, seperti diare dan mual.

Mengutip The Practo, alkohol juga bisa menyebabkan ketidakteraturan menstruasi dan meningkatkan kadar estrogen dalam tubuh. Hal tersebut bisa memperburuk gejala menstruasi.

3. Minuman Berkarbonasi

Minuman bersoda bisa menyebabkan perut kembung. Meski minuman ini mungkin akan baik-baik saja jika diminum di luar menstruasi, tapi efeknya bisa membuat kram menjadi hebat di masa menstruasi.

4. Susu

Susu merupakan minuman menyehatkan dan menjadi bagian utama dari diet seimbang. Tapi, terlalu banyak meminum produk berbasis susu ketika menstruasi bisa menyebabkan kram menstruasi memburuk.

Banyak produk olahan susu seperti yoghurt dan smoothies juga dibuat dengan pemanis buatan. Hal ini bisa menimbulkan efek samping akibat mengkonsumsi gula selama menstruasi.

5. Minuman Manis

Minuman yang manis dapat berefek pada perubahan suasana hati ketika menstruasi. Sehingga mood bisa memburuk ketika menstruasi.

“Ini akan meningkatkan gula dan kemudian turun saat haid. Jadi, akan ada lonjakan dan penurunan yang bisa memperburuk suasana hati selama menstruasi,” kata dokter ahli endokrinologi di New York Dr. Salas-Whalen.

Makanan yang Perlu Dihindari saat Haid

Selain minuman, ada sejumlah makanan yang juga sebaiknya dihindari saat haid. Berikut di antaranya:

1. Makanan yang Mengandung Lemak Jenuh

Banyak bukti yang mengungkapkan bahwa lemak jenuh dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Hal ini pun tidak baik dikonsumsi saat menstruasi karena bisa menyebabkan peradangan dan membuat kram menstruasi semakin parah.

2. Daging Merah

Daging merah dapat membuat kram menstruasi lebih hebat. Selama menstruasi, tubuh memproduksi prostaglandin. Senyawa ini membantu rahim berkontraksi dan menghilangkan lapisan rahim, sehingga melancarkan aliran menstruasi.

Namun, kadar prostaglandin yang tinggi menyebabkan kram. Meski daging merah mengandung zat besi tinggi, terdapat kandungan prostaglandin yang tinggi dan harus dihindari selama menstruasi.

3. Makanan Pedas

Banyak orang yang merasakan perutnya sakit ketika makan makanan pedas. Jadi, jika perutmu sulit mentoleransi makanan peda,sebaiknya hindari makanan tersebut selama menstruasi.

4. Makanan Mengandung Banyak Natrium

Mengkonsumsi banyak garam akan menyebabkan retensi air yang bisa membuat kembung. Untuk menghindarinya, jangan tambahkan garam pada makanan dan hindari makanan olahan yang mengandung banyak natrium

5. Makanan Mengandung Banyak Gula

Tak hanya minuman manis, makanan yang mengandung banyak gula juga perlu dihindari saat menstruasi. Mengonsumsi terlalu banyak gula bisa menyebabkan lonjakan energi yang diikuti dengan penurunan energi. Hal ini juga bisa memperburuk mood.

Itulah deretan minuman yang dilarang saat haid juga makanan yang sebaiknya dihindari. Konsumsi air putih, buah-buahan, sayuran hijau, dan makanan bergizi lainnya ya.

(elk/row)

Sumber : food.detik.com

Alhamdulillah Makanan Minuman Sehat Di JumatBerkah.Com اللهم صل على محمد
Source : unsplash.com / Jannis Brandt

Ladies! Hindari Konsumsi 5 Makanan Ini karena Picu Kembung Saat Haid


Jakarta

Wanita yang sedang menstruasi sebenarnya tidak boleh makan sembarangan. Hindari konsumsi 5 makanan ini karena bikin perut kembung.

Selama masa menstruasi, wanita dihadapi dengan kondisi perut yang sakit dan tidak nyaman. Mulai dari perut kram sampai perut kembung.

Gejala seperti ini terjadi akibat adanya perubahan hormon dalam tubuh ketika wanita menstruasi. Masalah ini sebenarnya bisa membaik sendiri seiring berakhirnya masa menstruasi.


Asalkan, para wanita tidak memperparahnya dengan mengonsumsi makanan sembarangan. Sebab, kembung di perut saat menstruasi juga bisa dipicu karena asupan makanan yang kurang baik.

Untuk menghindari kondisi perut kembung yang lebih buruk, saat menstruasi para wanita sebaiknya tidak mengonsumsi 5 makanan ini, seperti yang dilansir Times of India (17/03):

1. Makanan berlemak

Selection of bad fat sources, copy spaceMakanan berlemak tidak baik dikonsumsi wanita saat sedang haid. Foto: iStock

Saat menstruasi, nafsu makan biasanya meningkat. Rasanya ingin sekali menikmati makanan-makanan yang terlihat menggiurkan, seperti gorengan atau kue manis.

Sayangnya, makanan seperti itu tinggi lemak. Belum lagi ada beberapa yang tinggi akan lemak jenuh dan trans yang dapat memperlambat pencernaan. Akhirnya menyebabkan rasa tidak nyaman di perut sampai membuat kembung.

Oleh karena itu, makanan berlemak sebaiknya dihindari. Jenis-jenisnya termasuk makanan yang digoreng, junk food, daging berlemak, sosis, kue kering, keju, sampai makanan yang bersantan.

2. Makanan tinggi garam

Ilustrasi keripik tempeMakanan tinggi garam seperti keripik yang diberi garam dan penyedap tinggi juga perlu dihindari. Foto: Getty Images/Edy Gunawan

Makanan tinggi garam atau natrium juga sering menggiurkan. Namun, para wanita perlu menghindarinya menjelang haid atau saat sedang haid.

Asupan garam berlebihan dapat menyebabkan retensi air sehingga memperburuk kembung. Makanan ini juga dapat menyebabkan berkumpulnya cairan di dalam pembuluh darah.

Makanan tinggi garam yang perlu dihindari, seperti makanan olahan, camilan asin, dan makanan cepat saji yang seringkali mengandung natrium tinggi. Kamu bisa menggantinya dengan pilihan lebih baik.

Alih-alih menikmati kentang goreng, kamu bisa menikmati kentang panggang yang kandungan garamnya cenderung lebih rendah.

Daftar makanan lain yang perlu dihindari saat haid, bisa dilihat pada halaman selanjutnya!

3. Minuman berkarbonasi

Beberapa wanita mungkin menyukai minuman berkarbonasi karena enak dan menyegarkan. Namun, minuman ini bukanlah pilihan tepat ketika kamu sedang haid.

Minuman, seperti soda, sparkling water, atau minuman ringan berkarbonasi lainnya dapat menyebabkan pembentukan gas. Sehingga, membuat pencernaan atau perut menjadi tidak nyaman.

Hal inilah yang akan memicu perut kembung tiba-tiba.

4. Makanan olahan

Sosis bakarMakanan olahan seperti sosis juga bukanlah pilihan tepat. Foto: iStock

Makanan olahan juga sering menggugah selera. Misalnya, camilan kemasan hingga makanan siap saji.

Sayangnya, makanan seperti ini bukanlah pilihan tepat untuk dimakan saat menstruasi. Kebanyakan makanan olahan sering ditambah bahan pengawet atau bahan lainnya yang dapat mengganggu pencernaan.

Bahan tersebut juga yang menyebabkan perut menjadi kembung.

5. Makanan manis

UGC Resep DetikfoodMakanan manis dapat menyebabkan kembung ketika haid. Foto: detik

Mengonsumsi makanan atau minuman manis memang nikmat. Namun, para wanita sebaiknya menghindari makanan ini saat datang bulan.

Konsumsi makanan tinggi gula dapat mengubah keseimbangan bakteri usus. Hal tersebut yang menyebabkan kembung, serta rasa tidak nyaman di perut.

Terlepas dari masa haid atau tidak, konsumsi makanan manis berlebihan juga berisiko menyebabkan penyakit berbahaya. Mulai dari obesitas, diabetes, dan hipertensi. Oleh karena itu, sebisa mungkin hindari konsumsinya.

Wanita yang sedang haid mungkin punya keinginan makan berlebih. Untuk mengurangi nafsu tersebut dan menghindari konsumsi makanan tidak sehat, kamu bisa perbanyak asupan makanan berserat. Alihkan rasa ingin makan atau minum manis dengan minum air putih saja.

(aqr/adr)

Sumber : food.detik.com

Alhamdulillah Makan Minum Makanan Minuman Sehat Wal Afiyat di JumatBerkah.Com اللهم صلّ على محمد
Source : unsplash / Anna Pelzer

Niat Puasa Ganti Ramadhan: Arab, Latin, dan Artinya


Jakarta

Puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim yang telah baligh, berakal, dan mampu. Namun, dalam kondisi tertentu, seseorang bisa meninggalkan puasa Ramadhan karena alasan syar’i seperti sakit, haid, nifas, bepergian jauh (safar), atau sebab lain yang dibenarkan agama.

Bagi muslim yang meninggalkan puasa Ramadhan dengan alasan yang dibenarkan secara syariat, Islam memberikan keringanan untuk menggantinya di hari lain setelah bulan Ramadhan berakhir. Ibadah pengganti tersebut dikenal dengan istilah puasa qadha atau puasa ganti Ramadhan.

Dikutip dari Buku Pintar Puasa Wajib dan Sunnah karya Nur Solikhin, secara bahasa, qadha berarti mengganti, menunaikan, atau melaksanakan sesuatu di luar waktu yang telah ditentukan. Dalam ibadah puasa, qadha puasa Ramadhan berarti melaksanakan puasa sebagai pengganti hari-hari yang ditinggalkan pada bulan Ramadhan.


Dasar Hukum Puasa Ganti Ramadhan

Kewajiban mengganti puasa yang ditinggalkan memiliki dasar yang kuat dalam Al-Qur’an dan hadits Nabi Muhammad SAW.

Allah SWT berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 184,

أَيَّامًا مَّعْدُودَٰتٍ ۚ فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۚ وَعَلَى ٱلَّذِينَ يُطِيقُونَهُۥ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ ۖ فَمَن تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهُۥ ۚ وَأَن تَصُومُوا۟ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ

Artinya: “(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka, siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. Siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, itu lebih baik baginya dan berpuasa itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”

Ayat ini menjelaskan bahwa orang yang tidak berpuasa karena alasan syar’i wajib mengganti puasanya di hari lain ketika sudah memungkinkan.

Dalam hadits, Aisyah RA berkata, “Aku pernah mempunyai hutang puasa Ramadhan, maka aku tidak mengqadhanya kecuali pada bulan Sya’ban.” (HR Bukhari dan Muslim)

Hadits ini menunjukkan bahwa qadha puasa Ramadhan dilakukan setelah Ramadhan berakhir, bahkan bisa hingga menjelang Ramadhan berikutnya selama belum melampaui batas waktu satu tahun.

Niat Puasa Qadha Ramadhan

Membaca niat puasa qadha Ramadhan dilakukan sejak malam hari hingga sebelum waktu Subuh. Adapun bacaan niatnya sebagai berikut:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى

Arab Latin: Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’i fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta’âlâ.

Artinya: “Aku berniat untuk mengqadha puasa bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT.”

DR. Thariq Muhammad Suwaidan dalam bukunya yang berjudul Rahasia Puasa Menurut 4 Mazhab menjelaskan, menunda qadha puasa tanpa uzur sampai datang Ramadhan berikutnya tidak membatalkan kewajiban qadha, tetapi menambah kewajiban membayar fidyah.

Menurut ulama, fidyah ini dibayarkan berupa makanan pokok (seperti beras) seukuran satu mud (sekitar 675 gram) untuk setiap hari puasa yang tertunda.

Hal ini berdasarkan fatwa sahabat Nabi SAW, seperti Ibnu Abbas r.a. yang berkata:

“Apabila seseorang memiliki utang puasa Ramadhan lalu ia tidak menggantinya hingga datang Ramadhan berikutnya, maka ia harus berpuasa qadha dan memberi makan (fidyah) kepada satu orang miskin untuk setiap hari.” (HR Daruquthni)

(dvs/kri)



Sumber : www.detik.com

Skrining Kanker Payudara RI Rendah, Warga Takut Periksa-Lebih Pilih Alternatif


Jakarta

Kementerian Kesehatan mengungkapkan skrining pemeriksaan dini adalah salah satu faktor utama dalam penanganan kanker payudara. Seringkali, pasien menjadi lebih sulit sembuh akibat kanker baru ditemukan pada stadium lanjut, padahal jika ditemukan lebih cepat, kemungkinan untuk remisi menjadi lebih besar.

Direktur Penyakit Tidak Menular Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan angka skrining kanker payudara di Indonesia masih sangat rendah. Hal ini membuat prevalensi kasus kanker payudara di Indonesia menjadi paling tinggi dibanding jenis kanker lain.

Dari sebanyak 41 juta perempuan Indonesia yang ditargetkan Kemenkes, hanya 10,8 persen yang akhirnya melaksanakan skrining kanker payudara.


“Jadi masih sedikit sekali,” ujar Nadia ketika ditemui awak media di Jakarta Pusat, Jumat (17/10/2025).

“Nah, bayangkan dari harusnya 41 juta, kita baru ketemu sekitar, 4 jutaan perempuan Indonesia,” sambungnya.

Menurut Nadia, ada beberapa faktor yang membuat angka skrining kanker payudara di Indonesia masih sangat rendah. Misalnya, pemeriksaan payudara yang masih dianggap tabu oleh sebagian masyarakat.

Selain itu, masih ada kecenderungan masyarakat untuk mencari pengobatan alternatif untuk menangani masalah kesehatan. Jika masalah payudaranya tak kunjung sembuh, baru akhirnya memutuskan untuk pergi ke rumah sakit.

“Jadi jalan (berobat) ke mana-mana dulu, pengobatan tradisional ya. Kemudian ada denial, bahwa ‘saya ini takut kalau harus memeriksakan benjolan saya’,” ujarnya.

“Tentunya kita dorong ya, dari program Cek Kesehatan Gratis, masyarakat terutama perempuan-perempuan, ibu-ibu, untuk melakukan skrining lagi, gratis,” tandas Nadia.

Kapan Harus Periksa?

Spesialis onkologi radiasi RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Prof dr Soehartati A Gondhowiardjo, SpOnkRad(K) mengungkapkan semua wanita yang memiliki faktor risiko sebaiknya mulai melakukan pemeriksaan dini. Beberapa faktor risiko yang dimaksud seperti adanya riwayat keluarga, tidak menyusui, haid dini, dan lain-lain.

Jika memiliki faktor risiko kanker payudara, Prof Soehartati mengatakan skrining dini bisa dilakukan mulai usia 35-40 tahun di fasilitas kesehatan.

“Pada kelompok wanita yang mempunyai faktor resiko diharapkan, dia memeriksakan payudara dengan lebih dini, itu katakanlah sekitar usia 40 tahun, 35 tahun, 45 tahun sudah mulai memeriksakan diri,” ujar Prof Soehartati.

Untuk pemeriksaan awal di rumah, skrining bisa dilakukan dengan Sadari (pemeriksaan payudara sendiri) untuk menemukan adakah benjolan atau kondisi tidak wajar lain pada area payudara.

(avk/up)



Sumber : health.detik.com

Bolehkah Suami Menceraikan Istri yang Sedang Hamil? Ini Hukum dan Dalilnya


Jakarta

Pernikahan bukan hanya penyatuan antara dua insan, tetapi juga merupakan perjanjian suci yang melibatkan Allah SWT. Ikatan ini dibangun atas dasar cinta, tanggung jawab, dan komitmen untuk saling menjaga dalam suka maupun duka.

Namun dalam perjalanan rumah tangga, tidak semua pasangan mampu mempertahankan hubungan hingga akhir hayat. Perselisihan, ketidakharmonisan, atau perbedaan prinsip sering kali menjadi penyebab berakhirnya ikatan tersebut melalui perceraian.

Menariknya, dalam beberapa kasus, perceraian justru terjadi ketika sang istri sedang mengandung. Kondisi ini menimbulkan banyak pertanyaan di kalangan umat Islam tentang apakah talak saat hamil diperbolehkan? Bagaimana hukum cerai saat sedang hamil menurut syariat Islam?


Hukum Talak Saat Sedang Hamil

Dalam buku Fiqih Perempuan Kontemporer karya Farid Nu’man Hasan, dijelaskan bahwa jumhur ulama sepakat hukum cerai saat istri hamil adalah mubah atau boleh. Bahkan, Imam Ahmad bin Hanbal menyebut jenis perceraian ini sebagai bentuk talak yang sesuai dengan syariat.

Pendapat tersebut didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, di mana Rasulullah SAW bersabda,

“Kemudian, ceraikanlah ia pada waktu suci atau hamil.” (HR. Muslim).

Hadits ini menjadi dasar bahwa menjatuhkan talak pada istri yang sedang mengandung diperbolehkan dalam Islam dan tidak termasuk kategori cerai yang dilarang.

Apabila seorang istri diceraikan dalam keadaan hamil, maka masa iddahnya akan berakhir ketika ia melahirkan anaknya. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Surat At-Thalaq ayat 4,

وَالّٰۤـِٔيْ يَىِٕسْنَ مِنَ الْمَحِيْضِ مِنْ نِّسَاۤىِٕكُمْ اِنِ ارْتَبْتُمْ فَعِدَّتُهُنَّ ثَلٰثَةُ اَشْهُرٍۙ وَّالّٰۤـِٔيْ لَمْ يَحِضْنَۗ وَاُولٰتُ الْاَحْمَالِ اَجَلُهُنَّ اَنْ يَّضَعْنَ حَمْلَهُنَّۗ وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مِنْ اَمْرِهٖ يُسْرًا ۝٤

Artinya: Perempuan-perempuan yang tidak mungkin haid lagi (menopause) di antara istri-istrimu jika kamu ragu-ragu (tentang masa idahnya) maka idahnya adalah tiga bulan. Begitu (pula) perempuan-perempuan yang tidak haid (belum dewasa). Adapun perempuan-perempuan yang hamil, waktu idah mereka adalah sampai mereka melahirkan kandungannya. Siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia menjadikan kemudahan baginya dalam urusannya.

Hak dan Kewajiban Istri yang Diceraikan

Dalam jurnal Iddah dan Ihdad dalam Islam karya Abdul Moqsith disebutkan bahwa perempuan yang ditalak memiliki hak untuk memperoleh tempat tinggal yang layak, nafkah, pakaian, serta kebutuhan hidup lainnya dari mantan suaminya.

Rasulullah SAW pun menegaskan hal tersebut melalui sabdanya yang menjelaskan kewajiban suami terhadap istri yang masih berada dalam masa iddah.

“Perempuan beriddah yang bisa dirujuk oleh (mantan) suaminya berhak mendapat kediaman dan nafkah darinya.”

Selama menjalani masa iddah, seorang wanita tidak diperbolehkan menerima lamaran dari laki-laki lain, baik secara langsung maupun melalui sindiran (ta’ridh). Larangan ini berlaku hingga ia melahirkan dan tetap harus dipatuhi sesuai ketentuan syariat.

Selain itu, wanita yang sedang dalam masa iddah juga tidak diperkenankan keluar rumah kecuali untuk keperluan yang mendesak. Ketentuan ini disepakati oleh para ulama fiqih, seperti Imam Syafi’i, Malik bin Anas, Ahmad bin Hanbal, dan Al-Layts.

Dalam Buku Pintar Fikih Wanita karya Muhammad Zaenal Arifin, dijelaskan bahwa masa iddah memiliki beberapa konsekuensi yang dianggap kurang menguntungkan bagi suami, misalnya larangan menikahi perempuan kelima jika masih memiliki empat istri. Sebab, wanita yang berada dalam masa iddah masih berstatus sebagai istri sah, dan baru setelah masa iddah berakhir, sang suami diperbolehkan menikahi perempuan lain yang halal baginya.

Wallahu a’lam.

(hnh/inf)



Sumber : www.detik.com