Tag Archives: kedokteran

Beasiswa S2-S3 Fulbright Dibuka, Tanpa Batas Usia


Jakarta

American Indonesian Exchange Foundation (AMINEF) membuka pendaftaran Fulbright Master’s Degree Scholarship dan Fulbright Doctoral Degree Scholarship hingga 18 Februari 2026. Beasiswa S2 dan S3 Fulbright bagi Warga Negara Indonesia ini tanpa batas usia.

Beasiswa Fulbright S2 mendanai studi 1-2 tahun jenjang magister di Amerika Serikat. Peminat beasiswa bisa melamar pada bidang studi apapun, kecuali bidang kedokteran yang terkait perawatan pasien atau kontak klinis dengan pasien.

Ketentuan bidang studi di atas juga berlaku bagi peminat beasiswa program PhD. Proposal bidang humaniora, seni, ilmu sosial, serta sains, teknologi, engineering, matematika (STEM), dan kesehatan dapat diterima.


Beasiswa Fulbright S2-S3

Dikutip dari laman AMINEF, beasiswa ini meliputi:

  • Biaya kuliah
  • Tiket pesawat pulang pergi
  • Tunjangan menetap
  • Tunjangan buku
  • Tunjangan komputer
  • Biaya aplikasi visa J-1 (untuk penerima beasiswa) dan biaya aplikasi visa J-2 (untuk tanggungan)
  • Tunjangan bagasi berlebih (setelah menyelesaikan program)
  • Tunjangan hotel (setelah menyelesaikan program)
  • Tunjangan hidup bulanan (stipend) untuk menutupi biaya akomodasi dan hidup
  • Tunjangan kesehatan Fulbright (ASPE).

Perlu digarisbawahi, tunjangan hidup Fulbright dari AMINEF tidak menanggung biaya hidup tanggungan. Jika ingin membawa pasangan dan anak (maksimal usia 21 tahun), permohonan dapat dilakukan setelah menyelesaikan semester pertama dengan menunjukkan kemampuan finansial yang mendukung hidup dan asuransi selama tanggungan berada di AS.

Syarat Beasiswa Fulbright 2026

Terdapat sejumlah perbedaan antara syarat beasiswa S2 dan S3 Fulbright. Simak syarat beasiswa per jenjang di bawah ini.

Syarat Beasiswa S2 Fulbright

  • Memiliki gelar sarjana (S1)
  • IPK minimal 3,0 dari 4,00
  • Mampu berbahasa Inggris, dibuktikan dengan skor TOEFL ITP minimal 550, atau skor TOEFL iBT minimal 80, atau skor IELTS minimal 6.5, atau skor Duolingo minimal 125
  • Merupakan warga negara Indonesia, bukan penduduk tetap AS atau saat ini tinggal di AS
  • Memiliki kualitas kepemimpinan
  • Menunjukkan pengalaman dalam pelayanan masyarakat
  • Punya persiapan dan komitmen nyata terhadap bidang studi yang dituju
  • Memiliki prestasi akademis yang luar biasa
  • Menunjukkan secara realistis dapat menyelesaikan studi pascasarjana penuh waktu atau melakukan penelitian di AS
  • Menunjukkan komitmen kuat untuk kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan program beasiswa Fulbright
  • Bersedia bekerja minimal 5 tahun sebelum pensiun, setelah menyelesaikan program beasiswa

Syarat Beasiswa S3 Fulbright

  • Menyandang gelar master (S2)
  • IPK minimal 3,0 dari skala 4,0
  • Mahir berbahasa Inggris, dibuktikan dengan skor TOEFL ITP minimal 575, skor TOEFL iBT minimal 90, skor IELTS minimal 7.0, atau skor Duolingo minimal 135
  • Berencana mengambil atau kembali ke posisi akademis setelah menyelesaikan gelar
  • Merupakan warga negara Indonesia; bukan penduduk tetap AS atau saat ini tinggal di AS
  • Memiliki kemampuan kepemimpinan
  • Menunjukkan pengalaman dalam pelayanan masyarakat
  • Memiliki persiapan dan komitmen nyata terhadap bidang studi yang dipilih
  • Memiliki prestasi akademis yang luar biasa
  • Menunjukkan dapat secara realistis menyelesaikan studi pascasarjana penuh waktu atau melakukan penelitian di AS
  • Menunjukkan komitmen yang kuat untuk kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan program beasiswa Fulbright
  • Bersedia bekerja minimal 5 tahun sebelum pensiun, setelah menyelesaikan program beasiswa

Cara Daftar Beasiswa Fulbright

  • Buat akun di https://stu.aminef.or.id/grantee/
  • Mulai proses pendaftaran
  • Simpan draf aplikasi atau perbarui sesuai kebutuhan hingga pengajuan
  • Cek kembali sebelum mengajukan pendaftaran final karena tidak dapat diubah.
  • Peminat beasiswa disarankan mengajukan lamaran lebih awal agar tidak terkendala sistem di periode akhir pendaftaran.
  • Link beasiswa Fulbright S2, klik DI SINI
  • Link beasiswa Fulbright S3, klik DI SINI

Semoga bermanfaat, detikers!

(twu/nwk)



Sumber : www.detik.com

Ada Beasiswa Santri dan Pengasuh Pesantren Tahun 2026, Gas Daftar!



Jakarta

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah membuka Beasiswa Santri dan Pengasuh Pesantren tahun 2026. Program itu merupakan wujud dukungan terhadap lembaga pendidikan pesantren.

“Malam ini, dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, Provinsi Jawa Tengah me-launching program prioritas, bahwa santri pesantren berikut pengasuhnya akan mendapatkan beasiswa dari provinsi,” kata Ahmad Luthfi dalam detikJateng, dikutip Jumat (24/10/2025).


Dia menjelaskan Program Beasiswa Santri dan Pengasuh Pesantren adalah upaya Pemprov Jateng untuk meningkatkan kualitas sumber daya santri dan pengasuh pesantren. Program itu diharapkan mampu melahirkan santri yang cakap dalam ilmu agama dan unggul dalam berbagai bidang strategis.

Adapun program ini dilaksanakan bekerja sama dengan Lembaga Fasilitasi dan Sinergitas Pesantren (LFSP) yakni lembaga yang anggotanya para kiai, pengasuh pesantren, serta intelektual Islam yang memiliki kepedulian terhadap penguatan pendidikan pesantren.

“Beasiswa tidak hanya dilakukan kepada pendidikan formal di dalam negeri tetapi termasuk di luar negeri. Dengan program yang namanya Pesantren Obah, 5.570 pesantren di Jawa Tengah akan kita openi,” ujarnya.

5 Program Beasiswa Santri dan Pengasuh Pesantren tahun 2026

1. S1 Dalam Negeri (Jawa Tengah)
Bidang: Kedokteran, Pertanian, Sains Teknologi, Teknik, Matematika, dan Kesilaman
Beasiswa: Biaya perkuliahan (Uang Kuliah Tunggal) dari semester 1-8.

2. Vokasi dan S1 Luar Negeri (Bidang Saintek)
Negara: Turki, India, Jepang, Korea Selatan, China, dan Taiwan.
Beasiswa: Biaya kuliah, biaya hidup, visa, asuransi, dan tiket Pulang-Pergi.

3. S1 Luar Negeri (Double Degree)
Beasiswa: Untuk kuliah 4 semester di luar negeri semester 5-8 untuk program studi sains dan teknologi.

4. S1 Luar Negeri (Bidang Keislamaan)
Universitas Al Azhar (Mesir): Bantuan dukungan penyelesaian studi bagi mahasiswa di tahun ketiga.
Al Ahqof (Yaman): Biaya kuliah, biaya hidup, visa, asuransi, dan tiket Pulang-Pergi.

5. S2 Dalam Negeri
Bidang: Keislaman, Humaniora, dan Saintek.
Beasiswa: Berupa bantuan dalam penyelesaian studi bagi pengasuh pesantren.

Syarat Beasiswa Santri dan Pengasuh Pesantren tahun 2026

1. Penduduk Jawa Tengah
2. Pernah/sedang belajar atau mengabdi di pesantren di Jawa Tengah yang memiliki EMIS/IJOP Pesantren
3. S1 Dalam Negeri (Jawa Tengah): Diterima melalui SBUB/SNPMB/SNBT 2026
4. Vokasi dan S1 Luar Negeri (Bidang Saintek): Memiliki Letter of Acceptance (LoA).
5. S1 Luar Negeri (Bidang Keislaman): Minimal tahun ketiga pada Universitas Al Azhar (Mesir) dan/atau Universitas Al Ahqof dan Imam Syafii (Yaman)
6. S1 Dalam Negeri untuk Pengasuh Pesantren: Minimal semester kedua, IPK lebih dari atau sama dengan 3,0.

Tahapan Seleksi Beasiswa Santri dan Pengasuh Pesantren Tahun 2026

Administrasi

1. KTP
2. Rekomendasi pesantren
3. Bukti penerimaan atau kartu hasil studi
4. S1 Dalam Negeri (Jawa Tengah) melampirkan bukti penerimaan mahasiswa 2026
5. S1 Luar Negeri (Bidang Keagamaan) melampirkan Kartu Hasil Studi

Akademik dan Kepesantrenan

1. Hafalan Al-Qur’an:
-S1 Dalam Negeri (Jawa Tengah): Minimal 3 Juz
-S1 Luar Negeri (Bidang Keislaman): Minimal 5 Juz
-S2 Dalam Negeri untuk Pengasuh Pesantren: Minimal 10 Juz
2. Mampu membaca kitab kuning

Wawancara

Bahasa asing (untuk luar negeri) dan wawasan kebangsaan

Waktu Seleksi Beasiswa Santri dan Pengasuh Pesantren tahun 2026

Dilaksanakan pada awal tahun 2026 oleh Lembaga Fasilitasi dan Sinergitas Pesantren (LFSP). Informasi pendaftaran Beasiswa Santri dan Pengasuh Pesantren tahun 2026 dapat mengakses https://jatengprov.go.id/ atau Nafi (081249477772).

(nir/faz)



Sumber : www.detik.com

Polusi Mikroplastik Tingkatkan Resistensi Antimikroba


Jakarta

Kontaminasi mikroplastik yang berlebihan dapat memicu antimicrobial resistance (AMR) atau resistensi antimikroba. Sebuah penelitian baru mengungkap, masalah ini semakin meningkat di seluruh dunia.

Laporan yang diterbitkan dalam The Journal of Hazardous Materials menemukan bahwa plastik berperan sebagai wadah bagi biofilm, komunitas bakteri dan mikroba lain yang menempel pada permukaannya. Biofilm ini dapat mempercepat penyebaran resistensi obat dengan menciptakan lapisan pelindung yang menghalangi masuknya antibiotik ke dalam mikroba, dan membantu gen resistensi untuk bertransmisi lebih mudah dalam komunitas biofilm.


Plastik menjadi masalah bagi AMR

Laporan tersebut memperingatkan bahwa plastik dapat berperan dalam mendorong pengembangan dan penularan AMR sepanjang seluruh siklus hidupnya. Selama ekstraksi bahan baku untuk industri bahan bakar fosil, termasuk minyak mentah, gas alam, dan batu bara, biosida digunakan untuk mencegah bakteri mengkolonisasi pipa dan peralatan pengangkut minyak atau cairan tambang.

Bahan kimia ini dapat terlepas secara tidak sengaja ke lingkungan, memicu AMR di area yang terdampak tumpahan. Paparan mikroba terhadap konsentrasi biosida yang dapat memicu munculnya resistensi dan penyebaran gen resistensi dalam komunitas biofilm.

Demikian pula, zat aditif yang digunakan untuk meningkatkan kualitas plastik dalam industri kemasan dapat mendorong pertumbuhan mikroba yang resistan terhadap antibiotik, terutama pada orang yang terpapar bahan kimia yang larut dari kemasan makanan melalui saluran pencernaan atau pernapasan.

Makanan panas, misalnya, meningkatkan pelarutan logam berat dari plastik, yang beberapa di antaranya dapat membantu pertumbuhan mikroba yang resistan. Kekhawatiran utamanya adalah partikel plastik kecil ini bertindak sebagai permukaan bagi mikroorganisme untuk menempel dan membentuk biofilm.

“Di dalam biofilm ini, bakteri dapat secara selektif mengakumulasi gen resistensi antimikroba dan spesies patogen, menciptakan ekosistem mikroba unik yang berbeda dari perairan di sekitarnya,” kata Keerthi Guruge, ilmuwan dari National Agricultural and Food Research Organization (NARO) Jepang, dikutip dari Nature.

Tahapan lain dalam siklus hidup plastik juga dapat menjadi tempat berkembang biak yang ideal bagi mikroba yang resistan terhadap obat, termasuk tempat pembuangan sampah dan pabrik daur ulang plastik. TPA mengakumulasi kontaminan kimia, dan curah hujan yang tinggi dapat menyebarkannya ke tanah dan air tanah di sekitarnya, menciptakan reservoir mikroba AMR.

“Pada tahap ini, sangat sulit untuk mengukur kontribusi relatif mikroplastik dalam mendorong evolusi dan penyebaran AMR,” kata Emily Stevenson dari University of Exeter Medical School di Inggris, yang turut menulis laporan tersebut.

“Yang kami ketahui adalah bahwa mikroplastik dan entitas AMR seperti gen, bakteri, patogen, dan residu antibiotik hidup berdampingan di beberapa kompartemen lingkungan, terutama air limbah, limbah padat, dan pelarutan TPA,” tambahnya.

Mikroba menyukai plastik

Mikroplastik telah menjadi masalah polusi global. Mikroplastik mengapung di laut, sungai, danau, dan bahkan di air minum. Sebuah tinjauan tentang mikroplastik dan AMR dalam sistem perairan yang ditulis oleh Guruge dan rekan-rekannya, dan diterbitkan di NanoImpact pada Mei 2025, melaporkan bahwa gen yang resistan terhadap antibiotik lebih kaya pada mikroplastik dibandingkan pada substrat non-plastik.

Kesimpulannya adalah bahwa mikroplastik dapat secara selektif mendorong pertumbuhan mikroorganisme patogen dan berperan sebagai pembawa resistensi antibiotik di lingkungan perairan. Kombinasi mikroplastik dengan polutan lain dalam sistem air tawar dapat semakin meningkatkan potensi dampaknya terhadap kesehatan, demikian peringatan laporan tersebut.

“Kekhawatiran utamanya adalah partikel plastik kecil ini bertindak sebagai permukaan bagi mikroorganisme untuk menempel dan membentuk biofilm,” kata Guruge.

“Di dalam biofilm ini, bakteri dapat secara selektif mengakumulasi gen resistensi antimikroba dan spesies patogen, menciptakan ekosistem mikroba unik yang berbeda dari perairan di sekitarnya,” tambahnya.

Pada 2023, sekitar satu dari enam infeksi bakteri yang dikonfirmasi laboratorium di seluruh dunia disebabkan oleh strain yang resistan terhadap antibiotik. Penelitian ini menjelaskan bagaimana plastik yang dilapisi biofilm ini dapat terkumpul dalam ‘plastiome’, menyebarkan kuman dan gen berbahaya yang membuat infeksi lebih sulit diobati.

Mikroplastik yang tahan lama dan mudah bergerak dapat membawa bakteri dan gen yang resistan terhadap obat lintas batas, dari darat ke laut, bahkan ke dalam rantai makanan. Baik AMR maupun mikroplastik merupakan tantangan lingkungan dan kesehatan masyarakat global.

“Interaksi keduanya dapat membuat keduanya lebih berbahaya jika digabungkan daripada jika dipisahkan,” ujar Guruge.

Beberapa negara berisiko lebih tinggi

Penelitian tentang hubungan antara mikroplastik dan AMR masih dalam tahap awal, dengan studi yang sejauh ini dilaporkan dari Jepang, China, dan beberapa negara Eropa. Namun, karena mikroplastik tersebar secara global, dari Arktik hingga sedimen laut dalam, kemungkinan besar masalah ini tersebar luas di semua wilayah.

Negara-negara berkembang mungkin sangat rentan, karena terbatasnya fasilitas pengolahan air limbah dan infrastruktur pengelolaan limbah meningkatkan risiko pencemaran mikroplastik dan penyebaran mikroba resistan yang tidak terkendali.

Para ahli yang menangani AMR menyoroti meningkatnya ancaman di negara-negara dengan sistem kesehatan yang lemah. Laporan terbaru Organisasi Kesehatan Dunia WHO tentang AMR menggemakan kekhawatiran ini.

Berdasarkan lebih dari 23 juta infeksi yang dikonfirmasi secara bakteriologis di 104 negara, dan perkiraan resistensi terhadap 22 antibiotik terhadap delapan patogen bakteri umum, ditemukan bahwa pada 2023, sekitar satu dari enam infeksi bakteri yang dikonfirmasi laboratorium di seluruh dunia disebabkan oleh strain yang resistan terhadap antibiotik.

Resistensi tertinggi terjadi di kawasan Asia Tenggara dan Mediterania Timur (hampir satu dari tiga infeksi), diikuti oleh Kawasan Afrika (satu dari lima), semuanya di atas median global. Resistensi lebih rendah di Kawasan Eropa (satu dari sepuluh) dan terendah di Kawasan Pasifik Barat (satu dari sebelas), menunjukkan disparitas regional yang lebar.

Mengingat AMR dan mikroplastik hidup berdampingan di tempat pembuangan sampah dan air limbah, hal ini merupakan kondisi yang sangat memprihatinkan, mengingat mikroplastik dapat memengaruhi beban, persistensi, dan penyebaran AMR.

Artinya, di wilayah dunia yang pengelolaan limbahnya kurang efektif, mungkin terdapat lebih banyak kontaminan, dan karenanya bebannya mungkin lebih besar.

“Di banyak negara berkembang, antibiotik seringkali diresepkan secara berlebihan, terkadang bahkan ketika tidak diperlukan secara medis,” kata Guruge.

Emily Stevenson dari Fakultas Kedokteran University of Exeter menyebutkan, pertahanan terkuat adalah meningkatkan pengelolaan limbah untuk menghentikan masuknya kontaminan ini ke lingkungan sejak awal.

Akses antibiotik yang dijual bebas atau daring semakin memicu penyalahgunaan, menciptakan tekanan selektif yang mendorong bakteri resistan yang membawa gen resistansi antibiotik untuk berkembang biak.

“Ketika air limbah yang tidak diolah atau diolah dengan buruk dari rumah tangga, rumah sakit, dan industri masuk ke lingkungan, air tersebut membawa residu antibiotik dan bakteri resisten,” ujarnya.

“Dikombinasikan dengan keberadaan mikroplastik, yang menyediakan permukaan stabil bagi pertumbuhan mikroba, kondisi ini menciptakan lingkungan ideal untuk amplifikasi dan pertukaran gen resistensi, yang memperburuk krisis AMR,” tambahnya lagi.

Kekhawatiran serupa juga muncul di tempat lain. Misalnya, sebuah studi Jerman baru-baru ini, yang diterbitkan di Nature, mendeteksi jumlah bakteri patogen yang lebih tinggi dalam sampel air Sungai Oder yang terkontaminasi plastik, menggarisbawahi bagaimana polusi dapat mempercepat penyebaran resistensi di ekosistem alami.

Sebagai prioritas, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami sepenuhnya mekanisme mikroplastik memengaruhi AMR di lingkungan, serta konsekuensinya bagi manusia dan hewan,. Sejauh ini, mitigasi paling sederhana menurut para peneliti adalah meningkatkan pengelolaan sampah untuk mencegah kontaminan ini memasuki lingkungan sejak awal.

(rns/rns)



Sumber : inet.detik.com

IPK Sempurna 7 Semester, Tegar Anak Kedokteran UGM Terapkan Strategi Belajar Ini



Jakarta

Tekad kuat dan kerja keras menjadi kunci kesuksesan Tegar Inang Pratama, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) yang konsisten meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sempurna 4,00 dari semester 1 hingga 7.

Di balik prestasinya tersebut, Tegar menyimpan kisah inspiratif dalam berjuang untuk hidup dan kuliah. Sejak kecil, Tegar diasuh oleh kakek dan neneknya.

Namun, kondisi ekonomi keluarga yang terbatas tak pernah menjadi alasan baginya untuk menyerah pada keadaan. Ia berhasil menembus Fakultas Kedokteran UGM melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) dan mendapat beasiswa KIP Kuliah (KIP-K).


“Cara belajarnya adalah manajemen waktu sih. Jadi setiap minggu tuh kita harus tahu mau ngapain aja terus kalau belajar mau di mana,” ungkap Tegar dikutip dari unggahan Instagram @kemdiktisaintek.ri, Selasa (14/10/2025).

Ingin Jadi Dokter gegara Suka Anime

Kemauannya menjadi seorang dokter saat kecil berangkat dari alasan sederhana. Tegar senang menonton anime dengan tema medis.

“Menonton anime medis, di sana berkembang rasa kepedulian saya untuk bisa berguna, dan bermanfaat untuk banyak orang, saya suka untuk menolong sesama,” katanya dikutip dari laman Kemendiktisaintek.

Selama ini, Tegar tumbuh dengan prinsip kerja keras dan doa. Ia yakin dan sudah membuktikan kedua hal itu sudah membawanya sejauh ini.

“Saya bukan orang yang punya privilege. Jadi saya belajar untuk tidak menyerah. Kalau bukan saya yang berjuang untuk masa depan saya, siapa lagi,” katanya.

Tips Pertama, Pilih Pertemanan Positif di Kampus!

Tegar menekankan pentingnya konsistensi dan lingkungan pertemanan yang positif. Ia mengaku beruntung karena memiliki teman-teman yang ingin saling bertumbuh.

“Pertemanan menentukan prestasi. Pilih circle yang positif yang saling dukung untuk belajar. Jadi setiap ketemu itu yang ngomonginnya ‘udah belajar sampai mana?’ terus yang ‘paham materi apa?’,” katanya.

Konsisten & Manajemen Waktu Tak Kalah Penting

Menurut Tegar, kesadaran sosial menjadi motivasi terbesarnya dalam menuntut ilmu. Tak lupa, Tegar juga senantiasa konsisten dalam menjalani kuliah.

“Terus konsisten aja selama 7 semester, insyaallah dapat 4,” katanya.

Menurut Tegar, kuliah kedokteran memang cukup menantang. Ritme akademiknya cukup padat.

Setiap dua pekan, ia harus mengikuti ujian. Belum ditambah tumpukan bahan belajar yang harus dipahami, membuat Tegar akhirnya membuat strategi manajemen waktu.

“Biasanya saya langsung fokus pada jadwal kuliah saya, kemudian setelah itu saya akan menuliskan pada seminggu ke depan, saya ingin melakukan kegiatan apa, dan saya mau belajar di mana,” ungkap Tegar.

Bagi Tegar, KIP-K adalah Nyawa Selama Kuliah

Tegar mengaku sadar bahwa ia bisa berkuliah dengan bantuan beasiswa KIP-Kuliah. Di mana beasiswa tersebut berasal dari pemerintah atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang bersumber dari rakyat.

“Terus belajar dan sadar bahwa semua pembiayaan kalian di kuliah itu dari rakyat, jadi kalian harus belajar dan punya mimpi untuk mengembalikan itu kepada negara,” tuturnya.

Baginya, beasiswa tersebut adalah nyawa. Ia bisa melanjutkan kuliah kedokteran tanpa harus dibebani biaya yang fantastis.

“Ketika lolos KIP Kuliah, ya enggak nyangka juga sih, soalnya siapa yang nyangka kuliah kedokteran gratis, sampai jadi dokter, dan enggak cuma saya, mungkin orang-orang di sekitar saya pun juga kaget,” ujar Tegar dalam laman Kemendiktisaintek.

(cyu/pal)



Sumber : www.detik.com

Tak Ada Nobel Matematika, Tapi Ada Penghargaan Bergengsi Ini!


Jakarta

Setiap tahun, dunia menantikan siapa saja penerima hadiah Nobel, penghargaan paling bergengsi bagi mereka yang dianggap berkontribusi besar bagi kemanusiaan. Namun, dari semua kategori yang ada, mulai dari fisika, kimia, kedokteran, sastra, hingga perdamaian, ada satu bidang penting yang tak pernah masuk daftar, yaitu matematika.

Lalu, mengapa matematika tidak masuk ke dalam kategori penerima Nobel, bukankah ilmu ini penting bagi keberlangsungan hidup manusia? Simak penjelasan berikut ini ya detikers!

Asal-Usul Hadiah Nobel

Hadiah Nobel pertama kali digagas oleh Alfred Nobel, penemu dinamit sekaligus industrialis asal Swedia.


Dalam wasiatnya, Nobel mengamanatkan agar sebagian besar kekayaannya digunakan untuk memberikan penghargaan kepada individu yang memberi manfaat besar bagi umat manusia. Hal ini dilakukannya, karena ia memiliki visi untuk mendorong penemuan dan ide yang punya dampak nyata bagi masyarakat, bukan sekadar teori.

Kenapa Matematika Tak Masuk Daftar?

Meski matematika adalah “bahasa universal” ilmu pengetahuan, Nobel justru tidak memasukkan bidang ini ke dalam daftar penerima penghargaan. Sejumlah spekulasi pun bermunculan.

Menurut catatan dari University of Waterloo, keputusan Nobel bukan karena alasan pribadi atau dendam seperti yang sering diceritakan dalam mitos populer. Banyak yang menduga Nobel bersaing dengan seorang matematikawan atau merasa cemburu, tapi tak ada bukti sejarah yang mendukung kisah itu.

Penjelasan yang lebih masuk akal adalah, Nobel ingin fokus pada ilmu yang berdampak langsung bagi manusia, seperti fisika dan kedokteran. Pada zamannya, matematika dianggap terlalu abstrak dan belum banyak menunjukkan manfaat praktis.

Selain itu, sejarawan juga menyebutkan bahwa pada masa tersebut, sudah ada penghargaan bergengsi di bidang matematika, yang dibuat oleh matematikawan Swedia Gösta Mittag-Leffler. Jadi, mungkin Nobel merasa tak perlu membuat versi lain.

Matematika Tetap Diakui Lewat Bidang Lain

Walaupun tidak ada kategori Nobel khusus Matematika, para matematikawan tetap mendapat pengakuan melalui bidang-bidang lain. Contohnya, John Nash, tokoh di balik teori permainan (game theory), menerima hadiah Nobel Ekonomi pada 1994. Karyanya membuktikan bagaimana konsep matematika bisa diterapkan dalam dunia nyata dan berdampak luas pada ekonomi modern.

Medali Fields: “Nobel-nya Dunia Matematika”

Untuk menutup kekosongan itu, komunitas matematika menciptakan penghargaan tersendiri. Salah satu yang paling bergengsi adalah Medali Fields, yang pertama kali diberikan pada 1936.

Medali ini sering disebut sebagai “Hadiah Nobel untuk Matematika” karena prestisenya. Bedanya, penghargaan ini diberikan setiap empat tahun sekali kepada matematikawan berusia di bawah 40 tahun yang telah memberikan kontribusi besar, menurut International Mathematical Union (IMU).

Hadiah Abel: Bentuk Penghormatan Seumur Hidup bagi Ahli Matematika

Selain Fields, ada juga Hadiah Abel yang diberikan pertama kali pada 2002 oleh Akademi Sains dan Sastra Norwegia. Berbeda dari Medali Fields, Abel Prize tidak memiliki batasan usia dan diberikan setiap tahun sebagai penghargaan seumur hidup. Nilai hadiahnya pun hampir setara dengan Nobel.

Kini, Medali Fields dan Hadiah Abel menjadi simbol tertinggi pengakuan dunia terhadap para matematikawan, memastikan bahwa kecemerlangan dalam bidang ini tetap dirayakan di panggung global.

Jadi, meskipun tidak ada Hadiah Nobel untuk Matematika, para ahli matematika tetap memiliki wadah untuk dihargai dan dirayakan. Dua penghargaan besar, Medali Fields dan Hadiah Abel menjadi bukti bahwa peran matematika tetap krusial dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dunia.

Pada akhirnya, meski Nobel “melewatkan” matematika, dunia tidak pernah berhenti merayakan keindahan logika dan rumus yang membentuk peradaban manusia tersebut.

Sekarang detikers sudah tahu kan, penyebab matematika tidak masuk dalam daftar penghargaan bergengsi Nobel.

Penulis adalah peserta program PRIMA Magang PTKI Kementerian Agama di detikcom.

(nah/nah)



Sumber : www.detik.com

Dokter Ungkap Cara Melakukan ‘Japanese Walking’ agar Manfaatnya Maksimal


Jakarta

Salah satu tren kebugaran terbaru yang tengah populer di media sosial adalah ‘Japanese walking’, yaitu rutinitas berjalan kaki selama 30 menit dengan mengombinasikan jalan santai dan jalan cepat secara bergantian.

Japanese walking tergolong latihan yang singkat, mudah diakses, dan tidak membutuhkan fasilitas khusus seperti keanggotaan gym atau peralatan mahal. Cukup keluar rumah dan mulai berjalan, siapa pun bisa melakukannya.

“Yang saya sukai dari Japanese walking adalah semua orang bisa melakukannya,” ujar dr Irvin Sulapas, dokter spesialis kedokteran olahraga sekaligus profesor di UTHealth Houston, dikutip CNN.


“Kamu tidak perlu melakukan olahraga intensitas tinggi yang membuat tubuh pegal dan lelah untuk mendapatkan manfaat bagi kesehatan.”

Latihan ini pertama kali dikembangkan oleh peneliti Jepang lebih dari 20 tahun lalu, dengan tujuan untuk meningkatkan kebugaran fisik pada orang paruh baya dan lansia, sekaligus membantu mencegah penyakit terkait gaya hidup seperti diabetes dan obesitas.

Penelitian terbaru yang dipublikasikan pada tahun 2025 menunjukkan lansia yang rutin menjalani latihan Japanese walking selama lima bulan mengalami peningkatan signifikan pada tekanan darah istirahat, kekuatan otot tungkai bawah, serta VO₂ max, indikator utama kebugaran jantung dan daya tahan aerobik.

Temuan ini diyakini menjadi salah satu pemicu meningkatnya popularitas Japanese walking dalam beberapa waktu terakhir.

Menurut dr Sergiu Darabant, dokter spesialis jantung di Miami Cardiac & Vascular Institute, bagian dari Baptist Health South Florida, latihan jalan cepat dengan interval intensitas tinggi, seperti Japanese walking, terbukti memberikan manfaat besar bagi kesehatan jantung dan kebugaran secara keseluruhan.

“Namun, jalan kaki ala Jepang menarik bagi banyak orang karena menawarkan akses untuk berolahraga dari gaya hidup yang kurang gerak,” kata dr Darabant.

“Tidak mengintimidasi.”

Cara Memulai Japanese Walking

Dalam studi tahun 2007, para peneliti menginstruksikan peserta untuk bergantian antara tiga menit jalan cepat dengan intensitas sekitar 70 persen dari kapasitas aerobik puncak (setara dengan intensitas sedang hingga tinggi), lalu tiga menit jalan lebih lambat dengan intensitas sekitar 40 persen, yang termasuk kategori ringan. Pola ini dilakukan selama setidaknya 30 menit, empat hari dalam seminggu.

Rekomendasi tersebut masih relevan hingga kini. Namun, dr Darabant menyarankan agar latihan ini dilakukan lima kali seminggu. Dengan begitu, seseorang dapat mencapai 150 menit aktivitas aerobik intensitas sedang per minggu, sesuai anjuran dari American Heart Association (AHA).

Bagaimana mengetahui apakah kecepatan jalan sudah cukup cepat? Menurut dr Darabant, cukup berjalan secepat mungkin tanpa sampai berlari.

“Umumnya, jalan cepat dianggap sekitar 6,5 km per jam, meskipun setiap orang berbeda,” kata Sulapas. 6,5 km per jam setara dengan kecepatan 15 menit per km.

Seperti halnya olahraga lain, keamanan tetap menjadi hal utama. Sebelum mencoba Japanese walking, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter, dan hentikan segera jika muncul rasa nyeri.

Latihan ini juga bisa dilakukan di dalam ruangan menggunakan treadmill, terutama jika kondisi jalan di luar tidak mendukung, misalnya licin, tidak rata, atau kurang aman.

“Jika menggunakan treadmill, atur kemiringannya pada 1-2 persen,” saran dr Sulapas.

Kemiringan ini paling mendekati tingkat resistensi alami saat berjalan di luar ruangan.”

Namun, jika memungkinkan, melakukan Japanese walking di luar ruangan, terutama di alam terbuka, menjadi pilihan terbaik,

“Berinteraksi langsung dengan alam memberikan manfaat 100 persen. Tidak hanya meningkatkan kebugaran fisik, tetapi juga membantu menenangkan pikiran, mengurangi kecemasan, dan memperkuat koneksi dengan lingkungan sekitar,” kata dr Darabant.

(suc/suc)



Sumber : health.detik.com

Prabowo Minta Mendiktisaintek Perbanyak Prodi soal Air: Masih Sedikit yang Pelajari



Jakarta

Presiden Prabowo Subianto meminta Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) Brian Yuliarto untuk memperbanyak program studi (prodi) soal air. Prabowo ingin agar air bisa memberi manfaat, bukan hanya menjadi bencana.

“Tidak mungkin pangan kita aman kalau tidak ada air yang cukup, jadi ini saya kira catatan pekerjaan rumah kita ke depan kita harus jalani masalah air ini. Saya juga minta Menteri Dikti dan Sains coba dipelajari prodi-prodi di universitas universitas kita apakah cukup mempelajari masalah air ini,” ujar Prabowo dalam detikNews, dikutip Senin (20/10/2025).

“Bagaimana mencari air, bagaimana mengelola distribusi air, bagaimana mencegah banjir, air harus jadi sumber produktivitas, jangan menjadi sumber bencana,” tambahnya.


Dia juga menambahkan jika studi soal air di Indonesia masih jarang diminati.

“Kalau tidak salah bidang air ini masih sedikit yang dipelajari di fakultas-fakultas kita, ini tergolong mungkin hidrologi kalau tidak salah ya, hidrologi,” ujarnya.

Prodi Soal Air di Indonesia

Berdasarkan penelusuran detikEdu, prodi soal air di Indonesia terbilang lebih sedikit dibanding prodi lainnya seperti Hukum, Kedokteran, atau Teknik. Bidang tentang air sendiri bisa dipelajari dalam jurusan-jurusan teknik seperti Teknik Sipil atau Teknik Lingkungan. Namun, prodi yang hanya mempelajari tentang air masih bisa dihitung jari. Berikut daftarnya:

1. Jurusan Teknik Pengairan atau Teknik Sumber Daya Air

Jurusan Teknik Pengairan adalah cabang ilmu teknik yang berfokus pada perencanaan, perancangan, dan manajemen pengelolaan air. Mengutip laman Universitas Brawijaya, mahasiswa Teknik Pengairan akan mempelajari berbagai aspek terkait, seperti sumber air, distribusi air, irigasi, drainase, pengelolaan banjir, dan pemantauan kualitas air.

Universitas yang menyediakan Jurusan Teknik Pengairan atau Teknik Sumber Daya Air adalah Universitas Brawijaya (UB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Andalas (UNAND).

2. Teknik Lingkungan

Teknik Lingkungan adalah bidang keilmuan yang mempelajari tindakan kuratif dan preventif yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan lingkungan hidup yang terdiri dari air, tanah, udara, dan kesehatan lingkungan. Melalui pendekatan rekayasa teknik, seorang lulusan Teknik Lingkungan dapat meminimalisir efek negatif limbah (baik dari industri maupun rumah tangga) terhadap lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat.

Jurusan Teknik Lingkungan dapat dipelajari di Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Teknologi Kalimantan, dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

(nir/faz)



Sumber : www.detik.com