Tag Archives: kesehatan makanan

Hati-hati! 5 Makanan Ini Berbahaya Jika Disantap Mentah


Jakarta

Baik memasak sendiri di rumah maupun makan di restoran, penting untuk tahu makanan apa saja yang aman dimakan mentah dan mana yang sebaiknya dihindari.

Pasalnya bakteri, virus, hingga parasit penyebab berbagai penyakit bisa berkembang pada bahan makanan tertentu. Mengkonsumsi daging setengah matang misalnya, bisa berisiko menimbulkan keracunan makanan dengan gejala berupa kram perut, mual, diare, muntah, demam, hingga kasus parah yang bisa merusak ginjal.

Keracunan makanan memang tidak menyenangkan, dan bisa sangat berbahaya bagi anak-anak, ibu hamil, lansia, serta orang dengan daya tahan tubuh lemah. Data CDC memperkirakan 48 juta orang di Amerika terkena penyakit akibat makanan setiap tahun. Karena itu, memasak makanan dengan benar adalah cara paling sederhana untuk tetap aman.


Dilansir dari Good Housekeeping (19/09/2025), berikut 5 makanan yang tidak boleh dimakan dalam keadaan mentah:

1. Daging Unggas

parts of raw chicken meat on ice for sell in a supermarket in Thailand.Daging ayam. Foto: Getty Images/iStockphoto/Rungroj Nuiman

Daging unggas seperti ayam, bebek, kalkun, angsa, burung puyuh hingga burung dara perlu dimasak hingga benar-benar matang untuk membunuh semua patogen, termasuk virus flu burung yang tak bisa bertahan pada suhu tinggi.

Saat menyiapkan daging ayam atau daging unggas lainnya, jangan pernah mencucinya dengan air. Cara itu justru meningkatkan risiko kontaminasi silang karena cipratan air dapat membawa bakteri ke peralatan dapur lain. Cukup pastikan dimasak matang sempurna sebelum dikonsumsi.

2. Daging Sapi Giling

Tidak semua jenis daging sapi aman untuk dikonsumsi mentah atau setengah matag. Contohnya daging sapi giling yang berisiko membawa bakteri E. coli yang bisa menyebabkan penyakit serius, terutama pada anak-anak dan orang dengan imun lemah.

Berbeda dengan potongan daging sapi utuh, bakteri pada daging giling bisa menyebar ke seluruh bagian saat proses pengolahan. Itulah sebabnya daging giling lebih rentan. Menurut USDA, suhu aman untuk mematangkan daging sapi giling adalah 72 derajat celcius.

Artinya, patty untuk burger yang dimasak sampai matang akan lebih aman dikonsumsi. Cara memastikannya bisa menggunakan termometer makanan dan tusukkan ke bagian tengah daging untuk memeriksa suhunga.

Dengan begitu, olahan daging giling bisa dinikmati tanpa khawatir ada bakteri berbahaya yang tertinggal.

3. Seafood

Bake seafood on the charcoal fire of the barbecue stoveSeafood. Foto: Getty Images/iStockphoto/kuppa_rock

Kerang-kerangan seperti tiram, remis, kerang hijau, udang, lobster hingga kepiting bisa membawa bakteri Vibrio atau virus seperti norovirus, terutama jika kurang matang. Patogen ini bisa memicu gangguan pencernaan serius.

Kerang harus dimasak sampai cangkangnya terbuka, sedangkan udang atau lobster disarankan untuk dimasak di suhu minimal 63 derajat celcius. Gunakan termometer dan cek bagian tengah udang atau lobster untuk hasil yang akurat.

Dengan pengolahan yang tepat, seafood tidak hanya terasa lebih lezat tetapi juga aman dikonsumsi tanpa risiko kesehatan yang mengintai.


4. Telur

Telur mentah atau setengah matan banyak dikonsumsi sebagai cocolan makan roti, daging, sampai campuran di nasi putih hangat seperti di negara-negara Asia. Faktanya, menyantap telur mentah atau setengah matang berisiko membawa bakteri Salmonella.

Setiap telur sebaiknya dimasak hingga bagian putih dan kuningnya benar-benar padat. Selain itu, meski virus flu burung sempat menimbulkan kekhawatiran, telur dari ayam yang terinfeksi biasanya cacat dan tidak dipasarkan.

Jadi orang-orang tak perlu khawatir. Pastikan saja telur dimasak dengan benar sebelum dikonsumsi. Hindari mencicipi adonan kue atau makanan yang masih menggunakan telur mentah sebagai bahan utamanya.

5. Tauge

TaugeTauge Foto: Getty Images/iStockphoto/xuanhuongho

Kecambah mentah seperti alfalfa atau tauge memang memberi sensasi renyah pada hidangan seperti salad sampai bakso, tetapi sebaiknya sayuran ini dihindari saat masih mentah. Tauge yang tumbuh di tempat lembap berpotensi terpapar bakteri seperti Salmonella, E. coli, dan Listeria.

Bakteri ini berbahaya, terutama bagi ibu hamil, anak kecil, serta lansia. Meski kaya nutrisi dan antioksidan, kecambah mentah terlalu berisiko.

Kabar baiknya, cukup dengan menumis atau memasaknya sekitar dua menit, sebagian besar bakteri pada tauge akan mati. Dengan begitu, kecambah tetap bisa dinikmati dengan aman dan bergizi.

(sob/dfl)

Sumber : food.detik.com

Alhamdulillah Makanan Minuman Sehat Di JumatBerkah.Com اللهم صل على محمد Source : unsplash.com / Rachel Park

Hindari Makan Daging dan Ikan saat Musim Hujan, Ini 5 Alasannya!


Jakarta

Perubahan cuaca bisa mendorong perubahan pola makan. Di musim hujan ini sebaiknya hindari mengonsumsi daging dan ikan karena bisa memicu masalah kesehatan.

Daging dan ikan sejatinya adalah makanan yang bernutrisi. Daging dan ikan kaya akan protein yang dibutuhkan tubuh untuk memberikan energi dan manfaat lainnya.

Namun, saat musim hujan, tidak disarankan untuk mengonsumsi dua jenis makanan tersebut. Pasalnya, musim hujan dapat menyebabkan perubahan lingkungan.


Kondisi tersebut membuat pola makan harus disesuaikan agar dapat bertahan dan tidak menimbulkan risiko penyakit. Dikutip dari Times of India (16/08/24) berikut alasannya:

1. Cepat busuk

Musim hujan sebaiknya tidak mengonsumsi daging dan ikan.Musim hujan sebaiknya tidak mengonsumsi daging dan ikan karena tinggi potensinya terkontaminasi. Foto: iStock

Kelembaban dan suhu yang berfluktuasi pada musim hujan dapat mempercepat pembusukan daging dan ikan. Bahkan dengan pendinginan yang tepat, kadar air yang tinggi dapat menyebabkan protein yang terkandung jadi rusak.

Kondisi tersebut dapat menimbulkan bau tidak sedap. Bau tak sedap tersebut merupakan sebuah tanda bahwa daging atau ikan sudah tidak segar lagi, sehingga berpotensi bahaya keamanan pangan.

2. Menyebabkan pencernaan terganggu

Daging dan ikan umumnya lebih sulit untuk dicerna dibandingkan dengan makanan nabati yang lebih ringan. Saat musim hujan, sistem pencernaan tubuh bisa menjadi lebih sensitif.

Kondisi itu disebabkan karena cuaca yang dingin dan lembab. Mengonsumsi makanan berat, seperti daging dan ikan dapat memperparah masalah pencernaan.

Alasan tidak makan daging dan ikan saat musim hujan ada di halaman selanjutnya.

3. Mudah terkontaminasi

Cuaca hujan dapat menyebabkan kelembaban tinggi dan genangan air. Kondisi ini menyebabkan munculnya bakteri dan parasit. Daging dan ikan sangat rentan terhadap kontaminasi tersebut.

Patogen seperti Salmonella dan Vibrio dapat berkembang biak dengan cepat di lingkungan yang lembab, sehingga meningkatkan risiko penyakit bawaan makanan.

4. Risiko alergi

Musim hujan sebaiknya tidak mengonsumsi daging dan ikan.Musim hujan sebaiknya tidak mengonsumsi daging dan ikan karena bisa berisiko menyebabkan alergi. Foto: iStock

Cuaca dingin saat hujan dapat menyebabkan lingkungan bertumbuh jamur dan lumut. Bagi yang punya alergi atau sensitivitas, ini bisa berisiko ketika mengonsumsi daging dan ikan.

Mengingat, kedua makanan tersebut juga berpotensi tinggi mudah terkontaminasi. Jika dikonsumsi, makan bisa meningkatkan risiko reaksi alergi dan masalah pernapasan.

5. Mengurangi manfaat gizi

Selama musim hujan, tubuh biasanya membutuhkan lebih banyak vitamin dan mineral untuk meningkatkan sistem imun. Kebutuhan itu akan dipenuhi jika mengonsumsi makanan nabati.

Mulai dari buah, sayur, dan biji-bijian mengandung nutrisi penting dan antioksidan. Sementara itu, daging dan ikan mungkin banyak nutrisinya, tetapi tidak mencakup untuk sistem imun yang dibutuhkan saat musim hujan.

(raf/odi)

Sumber : food.detik.com

Alhamdulillah Makanan Minuman Sehat Di JumatBerkah.Com اللهم صل على محمد
Source : unsplash.com / Dan Gold

5 Hal Sederhana Ini Bisa Bikin Gorengan Lebih Sehat


Jakarta

Banyak orang takut makan gorengan karena kandungan kalori dari minyaknya. Namun, gorengan bisa dibuat lebih sehat dengan 5 hal ini.

Gorengan selalu menjadi hidangan favorit, karena rasanya gurih ezat. Untuk menghasilkan tekstur yang sangat renyah, biasanya diolah dalam minyak yang sangat panas.

Sayangnya, gorengan tak dianjurkan untuk dikonsumsi dalam jumlah yang besar. Hal ini karena gorengan mengandung minyak tinggi yang merupakan sumber lemak trans.


Mengutip World Health Organization (WHO), lemak trans sangat membahayakan tubuh, karena dapat menyumbat pembuluh darag arteri yang bsa memicu serangan jantung dan kematian. Kelebihan lemak trans juga dapat mengakibatkan obesitas.

Dilansir dari Times of India (26/3), gorengan dapat diracik menjadi lebih sehat. Beberapa tips berikut penting diperhatikan agar gorengan tidak menyebabkan efek buruk bagi kesehatan.

Berikut tips membuat gorengan menjadi lebih sehat:

1. Gunakan Wajan yang Pas

Penggunaan wajan yang tepat ternyata dapat membuat gorengan jauh lebih sehat. Setidaknya, setiap rumah tangga harus memiliki 3 jenis wajan, yaitu berukuran kecil, sedang, dan besar.

Ketiga jenis wajan itu dapat mengukur seberapa banyak minyak yang digunakan. Misalnya, jika hanya menggoreng makanan dalam jumlah kecil, sebaiknya jangan menggunakan wajan yang besar.

Penggunaan wajan yang besar berpotensi menggunakan banyak minyak goreng. Tentunya hal tersebut dapat menyebabkan gorengan menyerap minyak lebih banyak.

2. Jumlah Minyak yang Tepat

tips mengonsumsi gorengan yang lebih sehattips mengonsumsi gorengan yang lebih sehat Foto: Getty Images/iStockphoto

Gorengan memang menggunakan minyak dalam jumlah anyak untuk menggoreng agar tekstur yang dihasilkan garing renyah. Minyak tersebut harus merendam semua permukaan gorengan. Penggunaan minyak yang banyak ini juga harus disesuaikan dengan jumlah gorengannya.

Ketika menggoreng juga perhatikan masing-masing sisi permukaannya. Jika satu sisi telah kecokelatan, langsung balik gorengan tersebut agar tidak menyerap minyak berlebih.

Tips berikutnya bisa cek di sini…

3. Perhatikan Konsumsinya

Konsumsi gorengan juga ada batasannya meski rasanya sangat lezat. Ketika sudah merasa cukup, hentikan konsumsinya.

Jika mengonsumsi dalam jumlah yang banyak dan terlalu sering, hal tersebut juga tak baik bagi kesehatan. Oleh karena itu, selalu ingat untuk makan sesuai yang dibutuhkan tubuh.

4. Pilih Minyak Goreng yang Tepat

tips mengonsumsi gorengan yang lebih sehattips mengonsumsi gorengan yang lebih sehat Foto: Getty Images/iStockphoto

Minyak goreng banyak jenisnya dan biasanya terbuat dari tumbuhan. Di Indonesia, minyak goreng dari kelapa sawit yang umum digunakan.

Pilihan lainnya ada yang menggoreng dengan minyak kelapa. Minyak kelapa dianggap lebih menyehatkan untuk tubuh, selain itu rasa dan aroma masakan juga terasa lebih nikmat.

Untuk minyak kelapa juga bisa dibuat sendiri di rumah dan kualitasnya lebih bersih. Minyak kelapa dianggap lebih sehat, karena mengandung asam lemak baik yaitu asam laurat dan medium-chain triglycerides (MCT).

5. Jangan Gunakan Minyak Berkali-kali

Minyak yang telah digunakan berulang kali disebut sebagai minyak jelantah. Sebaiknya, jangan gunakan lagi minyak jelantah yang warnanya sudah cokelat pekat atau kehitaman.

Idealnya minyak goreng hanya bisa digunakan sebanyak 2 kali untuk menggoreng. Penggunaan minyak goreng berulang kali juga dapat mengubah rasa dan kualitas makanan. Bahkan, efek buruk bagi kesehatan.

(yms/odi)

Sumber : food.detik.com

Alhamdulillah Makanan Minuman Sehat Di JumatBerkah.Com اللهم صل على محمد
Source : unsplash.com / Anna Pelzer

Jangan Makan di Mobil, Ini Risiko Kesehatannya Menurut Dokter


Jakarta

Makan di dalam mobil sering jadi pilihan banyak orang yang tak punya waktu. Akan tetapi sebaiknya hindari kebiasaan makan ini, karena alasan ini.

Kebanyakan orang memilih makan di dalam mobil karena tak punya waktu untuk makan di rumah atau di restoran. Sementara sebagian lainnya sudah terbiasa menyantap makanan atau ngemil di dalam mobil.

Dilansir dari DailyMailUK (15/01), rupanya makan di dalam mobil tidak seaman kelihatannya. Dr Shivram Singh, ahli kesehatan dari WINIT Clinic, menyarankan agar orang berhenti makan di dalam mobil karena bisa meningkatkan risiko keracunan makanan.


“Makan atau menyimpan makanan di dalam mobil bisa membuat area mobil dipenuhi oleh remah-remah dan potongan makanan. Hal ini bisa membuat bakteri mengendap dan berjamur di mobil jika tidak dibersihkan secara menyeluruh,” ungkap Singh.

Jangan Makan di Mobil, Ini Risiko Kesehatannya Menurut DokterJangan Makan di Mobil, Ini Risiko Kesehatannya Menurut Dokter Foto: Site News

“Remah makanan ini bisa membuat mobil menjadi tempat yang kotor, tak hanya untuk makan saja tapi juga untuk kebersihan di dalam mobil,” lanjutnya.

Lebih lanjut Singh menambahkan bahwa pengemudi atau penumpang di dalam mobil seharusnya makan di tempat yang lebih nyaman, serta lebih layak untuk menikmati makanan.

Jika memang terpaksa harus makan di mobil, Signh menekankan agar orang tidak malas membersihkan mobil mereka.

“Bagian interior mobil itu bisa sangat panas ketika musim panas, begitu juga saat musim dingin. Dengan suhu yang ekstrem di dalam mobil, ini bisa menyebabkan banyak implikasi pada kesehatan jika makan atau menyimpan makanan di mobil,” tuturnya.

Jangan Makan di Mobil, Ini Risiko Kesehatannya Menurut DokterJangan Makan di Mobil, Ini Risiko Kesehatannya Menurut Dokter Foto: Site News

Belum lagi risiko pertumbuhan bakteri seperti Salmonella dan Listeria karena suhu hangat mobil tertutup. Kedua bakteri ini seringkali ditemukan di mobil.

Untuk mendukung penjelasan ini, sudah ada beberapa penelitian terkait.

Dr Gareth Nye, dokter dari University of Chester turut menjelaskan bahwa di dalam mobil bisa ada 1.500 bakteri yang berbeda.

“Mulai kursi pengemudi, dashboard, bagian kemudi (setir) semuanya membawa banyak bakteri. Kebanyakan bakteri yang ditemukan di dalam mobil adalah E.Coli yang bisa hidup di usus manusia. E.Coli memang tidak terlalu berbahaya, tapi dalam beberapa kasus ini bisa menyebabkan keracunan makanan,” jelas Dr Nye.

Karenanya para ahli kesehatan tidak menyarankan orang untuk makan di dalam mobil. Selain itu penting bagi setiap orang membersihkan bagian dalam mobil secara menyeluruh secara berkala, untuk menghindari pertumbuhan bakteri di dalam mobil.

(sob/odi)

Sumber : food.detik.com

Alhamdulillah Makanan Minuman Sehat Di JumatBerkah.Com اللهم صل على محمد
Source : unsplash.com / Anna Pelzer

Hati-hati! 7 Makanan Ini Tak Boleh Dipanaskan Ulang


Jakarta

Tak semua makanan bisa dipanaskan ulang. Justru ada makanan yang jika dipanaskan ulang bisa memicu munculnya bakteri yang menyebabkan keracunan makanan.

Banyak orang yang mengatasi sisa makanan dengan memanaskannya kembali. Cara itu dilakukan agar makanan bisa dimakan lagi, sehingga tak terbuang sia-sia.

Namun harus waspada, pasalnya ada beberapa makanan yang tidak boleh dipanaskan kembali. Khususnya makanan yang tinggi protein dan mengandung nitrat.


Proses pemanasan itu akan merusak nutrisi pada makanan dan menjadi tempat berkembang biaknya bakteri. Kondisi ini bisa berisiko bagi kesehatan.

Dikutip dari Times of India (21/08/24) berikut 7 makanan yang tak boleh dipanaskan ulang:

1. Nasi

Hot cooked rice with steam rising.Nasi tak boleh dipanaskan berulang. Foto: Getty Images/iStockphoto/motosuke_moku

Nasi menjadi makanan yang kerap dipanaskan berulang-ulang. Sebaiknya hentikan kebiasaan ini, pasalnya nasi yang dipanaskan lagi bisa menjadi tempat berkembang biaknya bakteri.

Khususnya bakteri yang disebut Bacillus cereus yang bisa bertahan di suhu panas. Bakteri itu akan mengeluarkan racun yang bisa menyebabkan keracunan makanan.

2. Bayam

Sayur bayam kaya akan nitrat. Jika sayur bayam dipanaskan kembali, kandungan nitratnya bisa berubah menjadi nitrit yang memiliki sifat karsinogenik.

Karsinogenik merupakan zat yang berpotensi menyebabkan kanker. Sebagai alternatif, disarankan mengonsumsi bayam yang sudah dikukus atau mendinginkannya dengan cepat.

Simpanlah dengan suhu di bawah 5 derajat Celcius untuk mencegah pembentukan nitrit.

3. Kentang

KentangKentang bahaya jika dipanaskan berulang. Foto: Getty Images/elenaleonova

Kentang yang dipanaskan ulang bisa merangsang pertumbuhan bakteri botulisme yang langka. Pemanasan ulang tidak dapat membunuh bakteri tersebut.

Justru, bakteri itu akan menghasilkan racun yang bisa menyebabkan mual dan keracunan makanan. Untuk menghindarinya segera simpan kentang yang sudah matang ke dalam kulkas.

Kemudian boleh panaskan sekali saja, dan hindari meninggalkan kentang matang pada suhu ruangan untuk waktu yang lama.

Berikut makanan yang bahaya jika dipanaskan berulang.

4. Telur

Kandungan protein yang tinggi pada telur bisa rusak jika telur dipanaskan secara berulang-ulang. Selain itu, pemanasan ulang dengan suhu tinggi membuat telur jadi beracun.

Jadi tak ada masalah jika kamu mengonsumsi olahan telur yang sudah dingin. Tips untuk memasak telur rebus sebaiknya menggunakan air hangat dalam panci, jangan menggunakan microwave agar tidak meledak.

5. Daging Ayam

Ilustrasi daging ayam utuhIlustrasi daging ayam utuh Foto: Unsplash/Hayley Ryczek

Sama halnya dengan telur, daging ayam yang terus dipanaskan bisa mengubah komposisi protein dan menyebabkan masalah pencernaan jika dikonsumsi.

Selain itu, jika ayam tidak disimpan dengan benar, dapat menimbulkan risiko penyakit bawaan makanan. Untuk menghindari dampak buruknya, simpanlah di kulkas.

Jika ingin dipanaskan cukup sekali dengan porsi yang ingin dimakan saja. Pastikan suhu internal mencapai 74 derajat Celcius untuk membunuh potensi bakteri.

6. Jamur

Jamur juga dikemas dengan protein, yang jika dipanaskan kembali bisa merusak proteinnya. Karenanya disarankan makan jamur dan menghabiskannya di hari yang sama setelah dimasak.

Mengingat struktur jamur dapat berubah dan berpotensi membahayakan tubuh ketika dikonsumsi. Makan jamur yang dipanaskan ulang juga bisa meningkatkan risiko pencernaan dan masalah jantung.

7. Pizza

Memanaskan ulang pizza dapat mengakibatkan kulit pizza menjadi lembek dan keju meleleh tidak merata. Selain itu, jika pizza tidak disimpan dengan benar bisa menjadi tempat berkembang biaknya bakteri.

Untuk menghindari risiko tersebut adalah dengan menyimpan sisa pizza di kulkas dan memanaskannya kembali di oven untuk menjaga teksturnya. Namun, hanya boleh sekali dipanaskan.

(raf/odi)

Sumber : food.detik.com

Alhamdulillah Makanan Minuman Sehat Di JumatBerkah.Com اللهم صل على محمد
Source : unsplash.com / Lily Banse

5 Makanan Ini Sebaiknya Tak Dipanaskan dengan Microwave


Jakarta

Tidak semua makanan bisa dipanaskan kembali. Selain membuat rasa dan teksturnya jadi tak enak, juga bisa membahayakan kesehatan dan keselamatan.

Sisa makanan biasanya disimpan di kulkas untuk dimakan lagi keesokan harinya. Biasanya makanan tersebut dipanaskan kembali menggunakan microwave sebelum dimakan.

Namun, dari pandangan ahli gizi dan chef, cara tersebut sama sekali tidak disarankan. Khususnya pada beberapa jenis makanan tertentu, karena membuat kualitasnya menurun.


Menurut Michigan State University, rasanya jadi tak enak, teksturnya jadi lembek, dan bisa membahayakan kesehatan juga keselamatan dari efek panas terhadap makanan.

Dikutip dari Fox News (17/01/25) berikut 5 makanan yang tidak boleh dipanaskan di microwave.

1. Telur rebus

Pria di Thailand Viral Bawa Sesajen 99 Kepala Babi dan 100 Telur RebusTelur rebus bisa meledak jika dipanaskan di microwave. Foto: Site News

Telur rebus merupakan makanan tinggi protein. Biasanya disimpan di kulkas untuk jadi stok makanan. Kemudian, dipanaskan menggunakan microwave sebelum dimakan agar hangat.

Ternyata memanaskan telur rebus di microwave sangat membahayakan. Menurut ahli diet Amanda Holtzer asal Nutley, New Jersey, cara ini bisa menyebabkan letusan.

“Ini dapat menimbulkan uap dan tekanan menumpuk di dalam putih telur, sehingga dapat memicu letusan ketika telur dipotong,” tutur Amanda.

Amanda mengatakan bahwa letusan tersebut juga bisa terjadi di dalam microwave, di piring, dan yang lebih mengerikan lagi ketika berada di mulut saat menggigit telur.

2. Makanan tinggi vitamin C

Makanan yang mengandung vitamin C dalam jumlah tinggi sebaiknya tidak dipanaskan menggunakan microwave. Contohnya seperti brokoli, paprika, buah beri, dan sayuran hijau.

Hal ini karena vitamin C adalah vitamin larut dalam air dan sangat sensitif terhadap panas. “Saat terkena panas, vitamin C terdegradasi dan hancur,” tutur Amanda.

Amanda menyarankan untuk menjaga keutuhan vitamin C dalam makanan, sebaiknya buah dan sayuran dimakan dalam keadaan mentah.

Makanan yang tidak boleh dipanaskan di microwave ada di halaman selanjutnya.

3. Ayam

Ilustrasi ayam panggangIlustrasi ayam panggang Foto: Getty Images/iStockphoto/ALLEKO

Jika dilihat dari sisi keamanan pangan, memanaskan kembali ayam masih aman dikonsumsi. Namun, jika dilihat dari kualitasnya pasti terjadi penurunan.

Amanda menjelaskan jika ayam disimpan di kulkas setelah dimasak, lemak dalam daging dapat teroksidasi yang dapat mengubah struktur kimia ayam dan juga rasanya.

“Saat dipanaskan kembali, kelembaban yang ada di dalam ayam akan menguap, sehingga menghasilkan ayam yang rasanya tidak enak dan teksturnya jadi lembek,” ujar Amanda.

4. Seafood

Amanda menegaskan bahwa memanaskan seafood bukanlah pilihan yang baik. Panas yang tinggi dari microwave dapat menyebabkan kelembapan terutama pada ikan, sehingga cepat menguap.

Kondisi tersebut dapat menyebabkan tekstur menjadi kering dan menjadi kenyal. Dari pandangan kuliner, chef Jim Nuetzi juga mengatakan demikian.

“Sulit untuk memanaskan seafood jenis apapun tanpa menimbulkan efek buruk. Bagi saya memanaskan seafood pakai microwave adalah hal yang mengerikan,” ujar chef Jim Nuetzi.

5. Steak

marbling steakSteak tidak boleh dipanaskan kembali di microwave. Foto: Getty Images

Jika kamu memiliki sisa beefsteak dari restoran dan ingin memanaskan kembali di microwave, rasanya tidak akan sama ketika lezatnya seperti saat makan langsung di restoran.

Memanaskan kembali steak dapat menyebabkan tekstur empuknya menjadi hilang. Selain itu, akan terjadi penurunan rasa karena efek panas membuat daging menjadi kering dan keras.

“Pemanasan berulang sering kali menghasilkan suhu yang tidak merata. Beberapa bagian steak mungkin terlalu matang, sementara bagian yang lain tetap dingin,” ujar chef Jim Nuetzi.

(raf/odi)



Sumber : food.detik.com

Jangan Simpan Kentang di Kulkas Karena Ada Risiko Pemicu Kanker!


Jakarta

disimpan dengan cara yang tepat. Hindari menyimpan kentang di kulkas karena bisa berisiko bagi kesehatan.

Setiap bahan makanan harus disimpan dengan baik. Sebab jika salah menyimpannya, tidak hanya dapat merusak wujudnya saja, tetapi juga nutrisi di dalamnya.

Seperti kentang misalnya yang ternyata tidak boleh disimpan di kulkas. Menurut Foods Standards Agency (FDA) kentang yang disimpan di kulkas sangat buruk bagi kesehatan.


“Makanan paling penting yang tidak boleh disimpan di kulkas adalah kentang,” ujar FDA, seperti yang dikutip dari The Kitchn (11/05/24).

Apa Aman Makan Kentang yang Sudah Hijau untuk Kesehatan?Kentang yang disimpan di kulkas bisa berisiko bagi kesehatan. Foto: Getty Images/iStockphoto/Anthony Boulton

FDA menjelaskan bahwa jika kentang disimpan di kulkas, maka pati dalam kentang akan diubah menjadi gula. Ketika dipanggang atau digoreng, gula itu akan bergabung dengan asam amino asparagin.

Kondisi tersebut akan menghasilkan bahan kimia akrilamida yang dianggap berbahaya. Akrilamida itu berasal dari masakan dengan suhu lebih tinggi.

Tentunya dengan karbohidrat dan asam amino yang disebut asparagine. Pada suhu 120°C, semua ini menghasilkan zat plastik yang disebut akrilamida.

Menurut National Institutes of Health akrilamida telah dikaitkan dengan kanker. Namun, belum ada korelasinya dan rincian penjelasannya juga belum jelas.

Apa Aman Makan Kentang yang Sudah Hijau untuk Kesehatan?Kentang yang disimpan di kulkas bisa menyebabkan kanker. Foto: Getty Images/iStockphoto/Anthony Boulton

“Sumber makanan utama akrilamida adalah kentang goreng dan keripik kentang. Atau bisa juga pada kerupuk, roti, kue, dan sereal,” ujar FDA.

Lebih lanjut, menurut ahli kiropraktik Dr. Eric Berg, hampir mustahil untuk menghindari setiap racun dan toksin pada makanan terutama yang bersifat mikroskopis.

Sementara itu, Dr Eric menyarankan untuk rutin mengonsumsi brokoli dan kubis untuk membantu mengimbangi asparagin atau akrilamida yang dikonsumsi.

Dr Eric juga memberi tips menyimpan kentang agar terhindari dari risiko tersebut. Caranya adalah dengan merendam kentang dalam air selama 30 menit sebelum digoreng.

Pastikan kentang dikeringkan dengan benar sebelum dimasukkan ke dalam minyak. Alih-alih menyimpan di kulkas, disarankan untuk menyimpan kentang di tempat sejuk dan gelap.

(raf/odi)



Sumber : food.detik.com

Tomat dan Mentimun Bisa Terpapar Salmonella, Waspadai 5 Tanda Keracunannya


Jakarta

Salmonella merupakan bakteri berbahaya yang bisa terpapar di sayuran segar, seperti tomat dan mentimun. Waspadai paparannya dan kenali lima tanda keracunan bakteri Salmonella.

Infeksi salmonella atau disebut salmonellosis merupakan kelompok bakteri pemicu diare dan infeksi di saluran usus manusia. Bakteri ini dapat hidup di saluran usus hewan yang ditularkan ke manusia melalui makanan yang terkontaminasi kotoran hewan.

Baru-baru ini di Amerika Serikat terjadi wabah Salmonella yang dikaitkan dengan kontaminasi lewat tomat dan mentimun.


Dalam kebanyakan kasus, infeksi bakteri Salmonella akan sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari. Namun, infeksi ini bisa menyebabkan daya tahan tubuh melemah pada bayi, anak kecil, dan lansia.

“Kami melihat infeksi salmonella di unit gawat darurat secara rutin sebagai akibat dari makanan yang terkontaminasi serta wabah sesekali, seperti yang baru-baru ini menjadi berita utama dari tomat dan mentimun yang terkontaminasi,” kata Arjun Venkatesh, MD, ketua kedokteran darurat di Sekolah Kedokteran Yale, seperti dikutip dari Eat This Not That.

“Langkah-langkah kesehatan masyarakat sangat penting untuk menjaga masyarakat agar aman dari keracunan makanan, baik dalam makanan yang dipesan di restoran maupun yang dibeli di toko kelontong,” paparnya.

Berikut tanda-tanda awal terinfeksi bakteri Salmonella menurut Eat This Not That.

1. Diare

Salah satu gejala awal keracunan makanan biasanya diare. Diare bisa berupa tinja yang encer dan bisa berdarah atau mengandung lendir,” kata Dr. Venkatesh.

Jika Anda melihat darah dalam tinja, Anda harus segera menghubungi dokter.

2. Kram

Gejala umum Salmonella lainnya adalah kram. Kebanyakan orang yang terinfeksi mengalami kram perut yang bisa parah.

3. Mual

Gejala awal keracunan makanan akibat Salmonella lainnya adalah merasa mual.

“Jika tiba-tiba merasa mual dua hingga empat jam setelah makan Anda perlu memeriksanya,” kata Dr. Venkatesh.

4. Muntah

Keracunan makanan akibat Salmonella sering kali disertai muntah. “Ini adalah tanda khas keracunan makanan dan dapat berlangsung cukup lama,” kata Dr. Venkatesh. CDC menghimbau Anda untuk menghubungi dokter jika mengalami muntah lebih dari dua hari.

5. Kehilangan Nafsu Makan

Tanda lain dari salmonella adalah kehilangan nafsu makan atau tidak merasa lapar. Seseorang mungkin kehilangan nafsu makan selama berjam-jam atau berhari-hari setelah infeksi. Anda juga harus memperhatikan tanda-tanda dehidrasi.

“Dehidrasi berarti tidak memiliki cukup cairan dalam tubuh. Jika Anda mengalami diare atau muntah, pastikan untuk minum banyak cairan,” kata CDC.

Artikel ini sudah tayang di CNBC Indonesia dengan judul 5 Tanda Keracunan Bakteri Salmonella dari Tomat dan Mentimun

(yms/adr)



Sumber : food.detik.com

Sari Berita Penting