Tag Archives: makanan alami

Jangan Simpan 5 Makanan Ini di Kulkas karena Bisa Beracun


Jakarta

Menyimpan makanan di kulkas memang bisa memperpanjang umur simpannya. Namun, ada beberapa makanan yang justru beracun jika disimpan di kulkas.

Makanan yang disimpan dalam kulkas dipercaya bisa menjadi lebih awet. Suhu dingin di dalam kulkas mampu menahan pertumbuhan bakteri pada beberapa makanan sehingga membuatnya lebih tahan lama.

Beberapa makanan memang lebih baik disimpan dalam kulkas, tetapi ada juga yang justru lebih baik disimpan di suhu ruang. Makanan-makanan ini jika disimpan dalam kulkas justru menjadi beracun.


Untuk menghindari bahaya, penting mengetahui bahan makanan apa saja yang perlu dan tidak disimpan di kulkas.

Dr. Dimple Jangda, dokter spesialis usus telah membagikan daftar makanan yang tidak boleh disimpan dalam kulkas. Melalui unggahan di Instagram, dirinya juga menyebut beberapa penelitian terkait hal ini.

Berikut penjelasannya seperti dirangkum dari Times Of India (30/01).

1. Bawang putih

Manfaat Bawang Putih untuk JerawatMemasukkan bawang putih yang sudah dikupas ke dalam kulkas hanya membuatnya cepat berjamur. Foto: Getty Images/gerenme

Dokter ini tidak menyarankan membeli bawang putih yang sudah dikupas dan menyimpannya dalam kulkas. Sebab, bisa memancing pertumbuhan jamur secara cepat.

Bawang putih juga biasanya akan berubah warna. Teksturnya pun berubah seperti karet.

Mengonsumsi bawang putih yang sudah berjamur juga dikaitkan dengan memicu penyakit kanker. Memasukkan bawang putih berjamur ke dalam makanan tidak hanya berbahaya, tetapi juga membuat rasa masakan hambar.

Dr. Dimple Jongda menyarankan beli bawang putih yang masih ada kulitnya. Kupas kulitnya hanya saat kamu ingin menggunakan bawang tersebut. Bawang putih juga sebaiknya disimpan di luar kulkas.

2. Bawang bombai

bawang bombayBawang bombai juga sebenarnya tidak boleh disimpan dalam kulkas karena bisa menimbulkan bahaya. Foto: Getty Images/Saharrr

Bawang bombai merupakan bahan alami yang tahan terhadap suhu rendah. Jika kamu memasukkannya ke dalam kulkas, patinya mulai berubah menjadi gula dan memicu pertumbuhan jamur.

Jika menemukan bagian bawang bombai yang sudah berjamur, kebanyakan orang memilih untuk memotong bagian tersebut. Kemudian menyimpan sisanya di dalam kulkas.

Namun, cara itu tidak disarankan karena mengundang bakteri tidak sehat yang datang dari lingkungan sekitar, dan akhirnya memicu pertumbuhan jamur.

3. Jahe

5 Makanan Kaki Lima Ini Sudah Ada Ratusan Tahun, Bir Jahe dan Belut RebusJahe juga khasiatya tidak main-main. Namun, cara penyimpanannya perlu diperhatikan secara teliti. Foto: Ilustrasi iStock/Site

Jahe juga sebaiknya tidak disimpan dalam kulkas. Dr. Jangda mengungkap, menyimpan jahe dalam kulkas hanya akan mengundang pertumbuhan jamur sangat cepat.

Jika mengonsumsi jahe berjamur dikaitkan dengan kegagalan ginjal dan hati. Oleh karena itu, sebaiknya kamu menyimpan jahe di suhu ruangan saja.

Supaya lebih tahan lama, kulit jahe jangan dikupas terlebih dahulu.

Daftar makanan lain yang sebaiknya tidak boleh dimasukkan ke kulkas bisa dilihat pada halaman selanjutnya!

4. Nasi

Beberapa orang suka menyimpan nasi di kulkas agar tahan lebih lama. Sebagian juga percaya, nasi yang disimpan dalam kulkas memiliki pati resisten.

Menurut banyak orang, nasi ini mampu membantu menurunkan kadar kolesterol dan gula darah. Namun, cara ini tidak disarankan.

Faktanya, nasi merupakan salah satu bahan yang paling cepat terkena jamur. Jika ingin disimpan dalam kulkas, sebaiknya tidak lebih dari 24 jam.

5. Kunyit

Selain 4 bahan yang disebutkan Dr. Jongda, ada salah satu bahan yang juga sebaiknya tidak disimpan dalam kulkas, yaitu kunyit.

Seperti jahe, kunyit juga tidak bisa disimpan dalam kulkas karena suhu dingin membuat pertumbuhan jamur lebih cepat. Menurut dokter Zaidul Akbar, freon di dalam kulkas ini juga yang membuat kunyit menjadi mudah berjamur.

Oleh karena itu, lebih baik menyimpan kunyit di suhu ruang normal. Dokter Zaidul Akbar juga memberi tips dalam menyimpan kunyit, yaitu dengan cara dikeringkan.

Setelah kering, kunyit sebaiknya disimpan di dalam wadah. Tinggal direbus saja jika ingin dipakai dalam masakan.

(aqr/adr)

Sumber : food.detik.com

Alhamdulillah Makan Minum Makanan Minuman Sehat Wal Afiyat di JumatBerkah.Com اللهم صلّ على محمد
Source : unsplash / Ella Olsson

Banyak Makan Santan? Ini 7 Cara Menetralisir Tubuh secara Alami

Jakarta

Makanan bersantan memang menggugah selera. Berbagai makanan khas Indonesia juga dibuat dengan santan, seperti rendang, opor, dan gulai.

Meski demikian, mengonsumsi makanan bersantan terlalu banyak bisa membuat perut tidak nyaman. Tak perlu khawatir, ada sejumlah cara yang bisa dilakukan untuk menetralisir tubuh setelah makan makanan dengan banyak lemak.

7 Cara Menetralisir Tubuh setelah Makan Santan

Minum air putih, makan buah-buahan, hingga menghindari makanan dingin merupakan sejumlah cara menetralisir tubuh setelah makan santan. Begini penjelasanya.


1. Minum Air Putih

Minum air putih membantu membuang racun, membantu pencernaan, dan menjaga tubuh berfungsi dengan lancar. Untuk mendapat manfaat tambahan, coba minum air hangat.

Mengutip laman Reset, air hangat bisa membantu pencernaan melarutkan lemak lebih cepat. Kamu juga bisa menambahkan biji adas ke dalam satu liter air hangat dan meminumnya sepanjang hari. Biji adas dikenal dengan khasiatnya untuk pencernaan dan bisa mengurangi kembung dan rasa tidak nyaman.

2. Makan Buah-buahan

Enzim pencernaan berperan penting dalam memecah makanan yang masuk ke tubuh, terutama lemak dan minyak. Setelah makan makanan berat, tubuh mungkin memerlukan bantuan ekstra untuk mencernanya.

Buah-buahan tertentu seperti nanas, pepaya, dan kiwi kaya akan enzim pencernaan. Masing-masing dari buah-buahan ini mengandung bromelain, papain, dan aktinidin, enzim yang membantu mencerna protein. Sehingga, mengonsumsi buah-buahan ini setelah makan berat bisa mendukung sistem pencernaan dan membantu tubuh merasa lebih baik.

3. Lakukan Aktivitas Ringan

Setelah makan berat, sebaiknya mulailah bergerak. Aktivitas fisik yang ringan seperti berjalan bisa mencegah penumpukan lemak. Berjalan juga membantu untuk merangsang pencernaan dengan meningkatkan aliran darah dan memperlancar pergerakan makanan melalui saluran pencernaan.

Tapi, tunggu setidaknya dua jam setelah makan. Hal tersebut memungkinkan tubuh untuk fokus pada pencernaan tanpa mengalihkan aliran darah dari sistem pencernaan. Jalan cepat selama 20-30 menit akan membantu tubuh menghindari rasa kembung.

4. Konsumsi Makanan Kaya Serat

Serat begitu penting untuk melancarkan pencernaan, terutama setelah mengonsumsi makanan yang berat. Serat membantu mengatur pergerakan usus, mencegah sembelit, dan memasikan kelancaran sistem pencernaan.

Sayuran seperti yang berdaun hijau, kacang-kacangan, biji-bijian utuh, dan buah-buahan seperti apel dan pir mengandung banyak serat. Asupan ini bisa membantu tubuh membuang kotoran dengan lebih efisien dan mengurangi rasa tidak nyaman setelah makan berat.

5. Konsumsi Makanan Kaya Probiotik

Probiotik merupakan bakteri baik yang membantu menjaga keseimbangan mikroorganisme yang sehat dalam sistem pencernaan. Sehingga, probiotik sangat penting dikonsumsi setelah mengonsumsi makanan berminyak atau berat.

Contoh dari makanan yang kaya probiotik di antaranya yogurt, kefir, dan sayuran fermentasi, seperti kimchi. Makanan-makanan ini bisa membantu menenangkan pencernaan dan mencegah kembung.

6. Istirahat setelah Makanan

Setelah makan makanan berat seperti yang bersantan, beri tubuh waktu untuk istirahat. Untuk santapan berikutnya, kamu bisa mengonsumsi sesuatu yang ringan, seperti buah-buahan segar, sayuran, salad, dan biji-bijian utuh. Makanan ini mudah dicerna dan tidak berbahaya untuk perut.

7. Hindari Makanan Dingin

Makanan dingin seperti es krim yang dikonsumsi tepat setelah mengonsumsi makanan berat bisa berdampak buruk pada hati, lambung, dan usus. Mengutip laman Healthsouth, jika mengonsumsi makanan dingin, proses pencernaan akan mengalami tekanan yang berlebihan. Hal tersebut bisa menyebabkan gangguan pencernaan dan kembung yang parah.

(elk/row)



Sumber : food.detik.com