Tag Archives: puasa ramadan

Bijak Berkendara saat Berpuasa



Jakarta

Berkendara saat sedang berpuasa di bulan Ramadan ini penuh tantangan. Kondisi badan yang berbeda dengan biasanya mungkin dapat mempengaruhi cara kita dalam menggunakan kendaraan bermotor.

Buat yang masih harus melakukan mobilitas di tengah puasa Ramadan, ada beberapa tips agar tetap aman. Menurut instruktur safety driving di Rifat Drive Labs (RDL) dan Road Safety Commission Ikatan Motor Indonesia (IMI) Erreza Hardian, pengendara harus bisa memperhatikan potensi bahaya baru di jalan saat bulan Ramadan.

“Penyesuaian ritme tubuh, sebelumnya kita biasa bangun untuk salat subuh, itu beda kali ini karena banyak orang bangun lebih awal lagi untuk persiapan sahur lebih awal. Artinya ada bahaya waktu tidur yang berkurang, risikonya tubuh kita akan kelelahan tentunya, apalagi yang takut nggak bangun akhirnya malah memutuskan tidak tidur. Aware aja dengan kondisi ini,” kata Reza kepada detikOto, Senin (3/3/2025).


Lalu bagaimana cara mengantisipasinya? Menurut Reza, ada kebiasaan yang perlu diubah. Reza mengatakan, tanamlah pola berpikir bahwa di awal minggu ini badan perlu penyesuaian, sebaiknya dibarengi dengan tidak memacu kendaraan secara agresif. Ketika tubuh sedang dalam tahap penyesuaian, ada ruang dan waktu untuk kita berpikir dan bertindak.

“Ikuti flow arus lalu lintas saja. Ngikutin arus sekitar itu mudah kok. Kalau kita zigzag dan sering manuver ditambah sering gas rem, artinya kita tidak mengikuti arus sekitar, kita agresif di antara yang lain. Ini akan mempercepat kelelahan. Risikonya bisa juga menjadi emosi dan mengambil zona aman yang telah dibuat oleh pengguna jalan lain,” ujar Reza.

Selanjutnya, gunakan alat pelindung diri (APD) yang nyaman. APD yang tidak proper dan seadanya tidak akan membuat nyaman dalam berkendara.

“Artinya masih ada risiko lain ketika apa yang kita gunakan ini membuat tidak nyaman di jalan, ini akan menimbulkan distraksi dan cenderung buru-buru di jalan dan tidak dapat melakukan apa yang diperlukan seorang pengendara antisipatif di jalan. Boro-boro mikir harus ini itu, ditambah tubuh fisik juga sedang penyesuaian awal puasa ini, ketika kita seperti ini bijak bertindak dengan ambil saja lajur paling kiri, kita hanya akan kontrol di sisi depan dan kanan serta belakang. Ada pekerjaan mempermudah pengendara ketika kita ambil sisi paling kiri. Untuk memperkecil risiko ketidaknyamanan tadi,” ujarnya.

Tak lupa untuk pengendara sepeda motor, pakailah masker. Polusi udara akan berisiko kepada pengendara. Ketika tidak berpuasa mungkin metabolisme tubuh akan cepat mereduksinya. Tapi pada masa puasa, metabolisme tubuh akan mengalami penyesuaian.

“Maka kita cegah banyak udara kotor terhisap oleh tubuh kita. Low blood sugar, dehidrasi akan bertambah parah ketika ada zat polusi ini terhirup oleh badan kita, masker simpel tapi krusial,” pungkas Reza.

(rgr/dry)



Sumber : oto.detik.com

Anti Haus! 5 Minuman Ini Bantu Tubuh Tetap Terhidrasi Saat Puasa


Jakarta

Puasa sepanjang hari bisa membuat tubuh kehilangan banyak cairan. Karenanya, penting mengonsumsi minuman yang dapat menjaga hidrasi tubuh sepanjang hari, seperti 5 minuman ini.

Puasa Ramadan melibatkan seseorang lebih dari 12 jam tanpa makan atau minum. Oleh karena itu, tubuh bisa mengalami dehidrasi akibat kehilangan cairan, tetapi tidak bisa mengisinya kembali karena berpuasa.

Dalam kondisi seperti ini, penting bagi tubuh untuk memiliki pola makan dan gaya hidup yang sehat. Salah satu aspek penting yaitu memastikan tubuh terhidrasi sepanjang hari.


Dr Aftab Ahmed, konsultan senior di Rumah Sakit Apollo, Secunderabad merekomendasikan minuman-minuman sehat yang bisa dikonsumsi selama bulan Ramadan. Selain menawarkan nutrisi sehat, minuman pilihan ini juga bisa menjaga tubuh terhidrasi sepanjang hari.

Melansir onlymyhealth.com (06/04/2024), berikut rekomendasi minumannya:

1. Air kelapa

Ilustrasi air kelapa mudaKandungan elektrolit tinggi dan mineral lain di dalam air kelapa bisa bantu tubuh terhidrasi. Foto: Getty Images/iStockphoto/PitchyPix

Minuman alami ini kaya elektrolit yang bisa mengisi kembali cairan dan mineral yang hilang selama puasa. Pasalnya, kandungan elektrolit dalam air kelapa lebih banyak dibandingkan air putih.

Minum air kelapa dapat menghidrasi tubuh, rendah kalori, dan menyediakan nutrisi penting lainnya, seperti kalium dan magnesium.

Penelitian yang disebut situs Only My Health juga meneliti kandungan karbohidrat dan elektrolit air kelapa. Mereka mengungkap air kelapa menunjukkan indeks rehidrasi dan respon glukosa darah yang sangat baik.

Air kelapa aman saja dikonsumsi sebagian besar orang jika diminum dalam batas wajar. Namun, sebaiknya jangan dikonsumsi oleh ibu hamil dan menyusui, pengidap tekanan darah tinggi, pasca operasi, maupun mengidap penyakit ginjal.

2. Jus semangka

Ilustrasi jus semangkaKandungan air tinggi di dalam jus semangka juga menjadi pilihan minuman hidrasi tepat. Foto: Getty Images/Moncherie

Opsi lain yang tidak kalah menyegarkan adalah jus semangka. Di dalamnya terdapat kadar air tinggi dan kandungan mineral sampai 90%.

Menurut data yang diunggah United States Department of Agriculture (USDA), semangka merupakan buah dengan kandungan air tinggi, vitamin, mineral, dan antioksidan yang menjadi pilihan tepat untuk menghilangkan dahaga dan mengisi kembali nutrisi.

Selain air dan mineral, di dalam jus semangka juga ada kandungan karbohidrat yang terdiri atas serat pangan. Kandungan tersebut membuat minum jus semangka mampu menambah energi atau menambah stamina.

Rekomendasi minuman yang mampu menghidrasi lainnya bisa dibaca pada halaman selanjutnya!

3. Infused water

Ilustrasi infused water jeruk nipisSelain segar, infused water juga bisa menjaga hidrasi tubuh. Foto: Getty Images/Rocky89

Tidak hanya menyegarkan, tetapi infused water atau air putih yang diinfus dengan potongan buah atau bahan lain ini juga menjadi pilihan minuman yang menarik.

Karena dicampur dengan buah-buahan atau sayuran, infused water mengandung vitamin, mineral, antioksidan, dan elektrolit yang bermanfaat untuk tubuh.

Melansir rri.co.id, sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Nutrition and Metabolism menyatakan bahwa infused water mampu meningkatkan asupan cairan harian.

Hasil penelitian ini menemukan bahwa individu yang mengonsumsi infused water mengalami peningkatan hidrasi signifikan dibandingkan mereka yang hanya minum air biasa.

4. Susu

Alternatif Susu Pengganti Susu SapiMinum susu juga menjadi pilihan tepat untuk hidrasi tubuh. Foto: Getty Images

Susu juga menjadi salah satu yang dapat memenuhi cairan tubuh. Sebab, susu mengandung 90% air sekaligus elektrolit dan natrium yang bisa membantu tubuh menahan lebih banyak cairan.

Menurut penelitian di Kanada tahun 2014 dalam jurnal “Applied Physiology, Nutrition, and Metabolism” yang dipublikasikan menemukan susu lebih baik ketimbang minuman isotonik kemasan atau air putih dalam hal menghidrasi tubuh saat ditempa panas matahari.

Di dalam susu juga terkandung protein, karbohidrat, dan sedikit lemak yang bisa membuat tubuh kembali berenergi dan bersemangat.

5. Hindari minuman mengandung gula dan kafein

Terlepas dari keempat minuman yang direkomendasikan sebelumnya, Dr Aftab Ahmed juga menyerukan menghindari minuman manis dan berkafein.

Minuman manis dengan banyak tambahan gula bisa menyebabkan lonjakan kadar gula darah dan menyebabkan energi menurun.

Begitu juga dengan minuman berkafein yang harus dikonsumsi secukupnya saat puasa. Sebab, jika berlebihan bisa menyebabkan dehidrasi dan mengganggu pola tidur.

Menjalani puasa dengan sehat membutuhkan perhatian ekstra terhadap asupan cairan dalam tubuh. Selama lebih dari 12 jam menahan haus dan lapar, tubuh kehilangan banyak cairan serta mineral esensial yang berperan dalam menjaga keseimbangan metabolisme.

Le Minerale, dengan kandungan mineral esensial alaminya, membantu menggantikan elektrolit yang hilang, menjaga keseimbangan cairan, serta membuat tubuh tetap segar dan berenergi sepanjang hari.

Minum Le Minerale saat sahur membantu tubuh tetap bertenaga lebih lama, sementara saat berbuka, membantu mengembalikan kesegaran setelah seharian berpuasa. Dengan asupan cairan yang cukup dan berkualitas, puasa terasa lebih ringan, tubuh tetap bugar, dan aktivitas harian tetap optimal.

(aqr/adr)

Sumber : food.detik.com

Alhamdulillah Makanan Minuman Sehat Di JumatBerkah.Com اللهم صل على محمد
Source : unsplash.com / Anna Pelzer

Hindari 5 Makanan Ini Saat Sahur Agar Tidak Lemas Seharian


Jakarta

Puasa di awal-awal bulan ramadan sering kali terasa lemas. Hal ini bisa jadi karena pemilihan makanan yang kurang tepat. Hindari beberapa makanan yang memicu lemas seharian.

Saat sahur, usahakan memilih makanan bergizi seimbang agar mampu memberikan energi tubuh selama 13-14 jam ke depan. Dengan begitu, rasa lemas dan lesu pun bisa dihindari.

Berikut menu yang sebaiknya tidak masuk dalam menu santap sahur karena justru membuat Anda lemas:

1. Ayam goreng

Teksturnya yang renyah membuat ayam goreng jadi deret lauk favorit. Ayam goreng pun mudah disiapkan sebab Anda bisa memarinasi di malam hari, simpan di kulkas lalu digoreng jelang sahur. Namun menu ini sebenarnya tidak pas untuk menu sahur.


“Meskipun hidangan ini enak, memakannya bisa membuat orang merasa lesu. Makanan yang digoreng, seperti ayam goreng, bisa sulit dicerna dan cenderung lebih ke makanan ‘berat’. Kombinasi lemak dan garam yang digunakan bisa membuat orang terbebani dan tidak merasa segar,” jelas Lauren Manaker, ahli diet dan penulis, seperti dikutip Eat This, Not That!.

2. Roti tawar

Roti tawar untuk French toast.Roti tawar Foto: Getty Images

Banyak orang sahur dengan makan roti tawar atau roti isi karena praktis. Namun sebaiknya pilih roti tawar dari gandum atau biji-bijian, bukan roti putih biasa.

Roti putih biasanya terbuat dari biji-bijian rafinasi yang sudah kehilangan banyak nutrisi selama proses. Berbeda dengan roti dari biji-bijian utuh yang masih mempertahankan kandungan serat, vitamin dan mineral pada kulitnya.

“Biji-bijian rafinasi seperti roti putih dan pasta putih berkontribusi pada penurunan energi. Mereka cepat dicerna, membuat kadar gula darah melonjak. Saat gula darah mendadak turun, tingkat energi menurun,” jelas Lisa Young, ahli gizi.

3. Pisang

Buah satu ini sangat baik dikonsumsi apalagi setelah berolahraga. Pisang mengandung triptofan, potasium dan magnesium sehingga efektif mengendurkan otot dan mengurangi kecemasan. Ini sangat baik untuk kesehatan, tetapi tidak baik dikonsumsi berlebihan saat sahur.

Untuk menghindari efek samping ini, sebaiknya kombinasikan pisang dengan bahan pangan yang tinggi protein dan vitamin B untuk suplai energi. Anda bisa memadukan pisang dengan selai almond atau protein shake.

4. Energy bar dan granola

Praktis dan mampu memberikan energi dengan cepat membuat orang memilih energy bar dan granola untuk memulai hari. Tidak jarang keduanya dijadikan menu sahur yang praktis.

Cukup semangkuk granola plus susu sudah mampu membuat perut kenyang dan berenergi.

Akan tetapi, perhatikan kadar gula pada masing-masing produk. Gula tambahan untuk sahur tentu tidak disarankan sebab justru Anda akan lemas seharian. Pilih produk yang mengandung sedikit atau tanpa gula tambahan.

5. Burger

Ilustrasi burgerIlustrasi burger Foto: Getty Images/Marko Jan

Burger terlihat mampu memenuhi kebutuhan Anda berkat lapisan daging, sedikit sayur dan roti yang mengandung karbohidrat.

Namun jangan harap kebutuhan nutrisi Anda akan terpenuhi dari burger. Justru tubuh akan terasa berat dan mengantuk setelah bersantap.

“Karbohidrat dengan sedikit bahkan nyaris tak ada serat, seperti roti putih, memberikan kita energi dengan cepat dalam bentuk glukosa tapi ini bisa mengakibatkan turunnya energi secara drastis,” jelas Keri Grans, ahli gizi.

Artikel ini sudah tayang di CNN Indonesia dengan judul “5 Makanan Sahur yang Bikin Lemas Seharian”

(yms/adr)



Sumber : food.detik.com

Puasa bagi Ibu Menyusui, Bagaimana Hukumnya Menurut Islam?


Jakarta

Bulan Ramadan sangat dinanti umat Islam. Di bulan ini semua amalan yang dilakukan kaum muslim akan dilipat gandakan pahalanya.

Akan tetapi ibu hamil dan menyusui kadang kala merasa khawatir ketika berpuasa apakah akan berpengaruh terhadap kesehatan anaknya. Tapi bagaimana hukumnya jika muslimah yang sedang menyusui tidak berpuasa?

Hukum Puasa bagi Ibu Menyusui

Jika wanita hamil takut terhadap janin yang berada dalam kandungannya dan ibu menyusui takut terhadap kurangnya produksi ASI maka boleh baginya untuk tidak berpuasa.


Merujuk pada sabda Nabi SAW disebutkan, “Sesungguhnya Allah SWT meringankan setengah salat untuk musafir dan meringankan puasa bagi musafir, wanita hamil dan menyusui.” (HR. An Nasai no. 2275, Ibnu Majah no. 1667, dan Ahmad 4: 347, Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih.)

Namun untuk ibu menyusui jika tidak puasa, apakah ada qadha atau harus membayar fidyah? Inilah yang diperselisihkan oleh para ulama. Akan tetapi dilansir dalam buku Bekal Meraih Ramadhan Penuh Berkah yang ditulis Muhammad Abduh Tuasikal menuliskan pendapat terkuat adalah pendapat yang menyatakan cukup qadha saja.

Dari hadits Anas bin Malik, ia berkata, “Sesungguhnya Allah meringankan separuh salat dari musafir, juga puasa dari wanita hamil dan menyusui. Al Jashshosh ra menjelaskan, “Keringanan separuh salat tentu saja khusus bagi musafir. Para ulama tidak ada beda pendapat mengenai wanita hamil dan menyusui bahwa mereka tidak dibolehkan mengqashar salat. Keringanan puasa bagi wanita hamil dan menyusui dari sini juga menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara wanita hamil dan menyusui jika keduanya khawatir membahayakan dirinya atau anaknya (ketika mereka berpuasa) karena Nabi SAW sendiri tidak merinci hal ini.” (Ahkamal Qur’an, Ahmad bin ‘Ali Ar Rozi Al Jashshosh, 1:224)

Ulama yang berpendapat cukup mengqadha saja (tanpa fidyah) menganggap bahwa wanita hamil dan menyusui seperti orang sakit. Sebagaimana orang sakit boleh tidak puasa ia pun mengqadha di hari lain. Ini pula yang berlaku pada wanita hamil dan menyusui sebagaimana disebutkan dalam firman Allah SWT:

أَيَّامًا مَّعْدُودَٰتٍ ۚ فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۚ وَعَلَى ٱلَّذِينَ يُطِيقُونَهُۥ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ ۖ فَمَن تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهُۥ ۚ وَأَن تَصُومُوا۟ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ

Artinya: “(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”

Hal yang Perlu Diperhatikan Ibu Hamil yang Berpuasa

Namun jika ibu menyusui yakin untuk berpuasa maka harus diperhatikan asupan ASI untuk bayi. Melansir Huffington Post (16/3/2024), ahli gizi Fareeha Jay berpendapat ASI memberikan bayi nutrisi untuk meningkatkan pertumbuhan dan kesehatannya.

Maka ibu perlu memastikan bahwa anak mereka mendapatkan nutrisi yang cukup selama bulan Ramadan.

“Biasanya, disarankan untuk mengonsumsi tambahan kalori sebesar 300 hingga 400 kkal setiap hari untuk menjaga wanita tetap berenergi dan menghasilkan cukup ASI. Tingkat kelaparan pada orang tua yang menyusui tergolong tinggi. Oleh karena itu, mereka perlu memastikan bahwa mereka mendapatkan makanan padat nutrisi supaya tetap berenergi dan juga menjaga pasokan ASI mereka,” ujar Fareeha.

Perhatikan Konsumsi Makanan Selama Berbuka Puasa

Fareeha menyarankan para ibu merencanakan makan kalori ekstra antara waktu berbuka dan sahur, serta memperhatikan keseimbangan antara variasinya dan kesehatan.

Ibu yang menyusui juga perlu membagi lima buah dan sayuran antara berbuka dan sahur, termasuk makanan bertepung yang berbahan biji-bijian, seperti roti utuh, nasi, dan pasta.

“Orang tua yang menyusui sebaiknya memasukkan protein seperti lentil, kacang-kacangan, tahu, ikan, telur, daging, ayam, keju susu, dan yogurt saat sahur dan berbuka puasa. Memasukkan protein akan membantu menjaga massa otot dan memberikan nutrisi yang cukup bagi bayi,” kata Fareeha.

“Kekurangan asupan nutrisi dapat menyebabkan kekurangan nutrisi, rendahnya energi, dan rendahnya produksi ASI,” ujar Fareeha lagi.

Sekalipun sebagian orang tetap bisa berpuasa tanpa sahur, dia dia menganjurkan untuk ibu menyusui melakukan hal demikian. Sebab sahur waktu yang tepat untuk kembali mengisi simpanan makanan, dan melewatkannya mungkin berdampak pada asupan ASI.

Selain itu, bisa menambahkan multivitamin ke dalam makanan, apabila tidak mendapatkan semua nutrisi dalam waktu singkat.

Apakah Ada Resiko Menyusui Saat Puasa?

Fareeha mengatakan ketika menyusui, ibu biasanya mengalami pengurangan air sebanyak 700 ml akibat keluarnya ASI, hal ini berisiko menyebabkan ibu dehidrasi.

Ia merekomendasikan minum setidaknya dua liter air per hari, waspadalah apabila ibu merasa haus, sering buang air kecil, dan juga tergantung warna urine, ini bisa menjadi indikator dehidrasi.

Selain air, untuk menjaga agar tetap terhidrasi, makanan tersebut dapat mencakup jus buah, susu, dan yoghurt, serta buah dan sayuran yang memiliki kandungan air tinggi, seperti semangka, stroberi, atau buah jeruk. Kuah daging dan sup juga akan membantu hidrasi. Kafein harus dihindari karena bersifat diuretik tetapi juga dapat mengganggu tidur bayi,” kata Fareeha.

Terakhir Fareeha berpendapat selalu dapat mengganti puasa di akhir tahun bagi ibu menyusui, sebab puasa Ramadan dikecualikan bagi mereka.

“Terserah mereka mau berpuasa atau tidak, pengambilan keputusan berdasarkan apa yang mereka rasakan selama berpuasa, tapi mereka juga bisa mendiskusikannya dengan ahli kesehatan. Bagi sebagian orang, ini mungkin mudah. Bagi yang lain, hal ini mungkin sangat menantang dan dapat memengaruhi aktivitas mereka sehari-hari, membuat mereka mengalami dehidrasi dan mempengaruhi suplai ASI. Jika puasa Ramadhan menimbulkan bahaya bagi tubuh ibu, maka disarankan untuk tidak berpuasa,” ujar Fareeha.

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Sari Berita Penting