Tag Archives: sehat

5 Kebiasaan Sehari-hari yang Diam-diam Bisa Merusak Otak menurut Ahli Saraf


Jakarta

Ada kebiasaan sehari-hari yang diam-diam bisa merusak kesehatan otak. Beberapa di antaranya mungkin hampir tidak disadari banyak orang.

Padahal, otak selalu bekerja keras, baik saat sedang memecahkan masalah yang sulit, tertawa, atau mengingat lagu favorit. Dikutip dari laman Eating Well, sering waktu, kebiasaan buruk bagi otak bisa menggerogoti kekuatan kognitif, menumpulkan fokus, dan membuat seseorang rentan pada penurunan mental.

Menurut ahli saraf Jamey Maniscalco, Ph.D, berikut beberapa kebiasaan yang bisa membahayakan kesehatan otak.


1. Kurang Tidur

Menurut Maniscalco, orang-orang mengetahui bahwa tidur itu penting, tapi banyak yang tidak menyadari kalau tidur sangat vital untuk kesehatan otak.

“Tidur bukan sekadar istirahat. Tidur adalah proses yang sangat aktif di mana otak melakukan pembersihan penting, pemrosesan emosi, dan konsolidasi memori,” katanya.

Kurang tidur kronis bahkan bisa meningkatkan risiko penyakit Alzheimer. Salah satu dugaan penyebabnya yaitu kurang tidur bisa mengganggu kemampuan otak untuk membersihkan beta-amiloid, protein toksik yang menumpuk di otak pengidap Alzheimer.

Sebuah studi selama lebih dari 25 tahun yang mengamati hampir 8.000 orang menemukan, mereka yang rutin tidur enam jam atau kurang per malam, selama usia 50-an, 60-an, dan 70-an secara signifikan mungkin mengalami demensia, dibandingkan dengan mereka yang tidur tujuh jam.

Jadi, untuk melindungi kesehatan otak, prioritaskan tujuh-sembilan jam tidur yang konsisten setiap malam.

2. Minum Alkohol

Mengonsumsi alkohol, meski hanya dalam jumlah kecil bisa membahayakan struktur dan kesehatan otak. Sebuah studi yang melibatkan lebih dari 36.000 orang dewasa paruh baya dan lebih tua menemukan, konsumsi alkohol secara teratur dikaitkan dengan penurunan volume otak, hilangnya materi abu-abu, dan kerusakan materi putih.
Kondisi ini bisa mengganggu komunikasi di dalam otak.

Hal yang mengejutkan yaitu penurunan volume materi abu-abu dan putih terlihat, bahkan pada orang yang minum alkohol satu gelas sehari. Sehingga, semakin banyak alkohol yang dikonsumsi, semakin berbahaya efeknya.

“Alkohol merupakan depresan sistem saraf pusat sekaligus neurotoksin,” kata Maniscalco.

“Ini berarti alkohol memperlambat aktivitas otak dengan melemahkan komunikasi antar neuron dan, pada kadar yang lebih tinggi atau dengan penggunaan kronis, dapat merusak atau bahkan membunuh sel-sel otak,” tambahnya.

3. Kurang Asupan Makanan Sehat

Otak adalah salah satu organ yang paling aktif secara metabolik dalam tubuh. Lebih dari 20 persen asupan energi harian digunakan otak, meski hanya 2 persen dari berat badan tubuh.

“Itu berarti apa yang Anda makan tidak hanya memengaruhi komposisi tubuh Anda, tetapi juga secara langsung memengaruhi kemampuan Anda untuk mengatur suasana hati, daya ingat, fokus, dan bahkan ketahanan emosional,” tutur Maniscalco.

Memberikan otak beragam makanan kaya nutrisi bisa membantunya berfungsi secara optimal. Hubungan antara nutrisi dan kesehatan otak begitu kuat. Penelitian menemukan, pola makan yang kaya buah, sayur, biji-bijian, kacang-kacangan, dan ikan bisa meningkatkan volume otak dan melindungi dari penurunan kognitif.

Sebaliknya, orang-orang yang pola makannya tinggi makanan ultra olahan mungkin mengalami penurunan kognitif jauh lebih cepat, dibandingkan orang yang jarang mengonsumsi makanan tersebut.

4. Melakukan Hal yang Sama Sepanjang Waktu

Menurut Maniscalco, otak terprogram untuk merespons pengalaman, tantangan, dan kesempatan belajar baru. Sebab,hal ini merangsang pertumbuhan, adaptasi terhadap lingkungan baru, dan ketahanan jangka panjang.

“Tanpa paparan rutin terhadap hal-hal baru, kita berisiko terjebak dalam pola autopilot mental, di mana sistem otak yang paling dinamis yang paling bertanggung jawab atas perhatian, pemecahan masalah, memori, dan kreativitas kurang dimanfaatkan,” kata Manscalco.

Aktivitas seperti mempelajari keterampilan baru, mengunjungi tempat baru, atau mencoba teka-teki yang menantang, pengalaman dan kesempatan belajar baru membantu membentuk koneksi saraf baru dan memperkuat koneksi yang sudah ada. Sebaliknya, penelitian menunjukkan, kurangnya stimulasi mental pada orang dewasa yang lebih tua bisa meyebabkan penurunan kognitif seiring berjalannya waktu.

5. Penggunaan Media Sosial yang Berlebihan

Mungkin, media sosial terlihat seperti hiburan yang tidak berbahaya. Tapi, Maniscalco mengatakan, plaform ini bsa mengubah cara kerja otak secara signifkan.

“Platform seperti Instagram, TikTok, dan Facebook dirancang untuk memicu dan mengeksploitasi sistem dopamin otak, sirkuit penghargaan yang sama yang terlibat dalam motivasi, keinginan, dan kecanduan,” ungkapnya.

Seiring waktu, aktivitas ini bisa menyebabkan konsekuensi negatif bagi kesehatan otak. Sebuah tinjauan terhadap beberapa studi menemukan, orang yang kesulitan mengendalikan penggunaan internet cenderung memilki lebih sedikit materi abu-abu di area otak, yang berkaitan dengan pengambilan keputusan hingga pengendalian diri. Menggunakan media sosial secara berlebihan juga bisa memengaruhi kesejahteraan emosional.

(elk/up)



Sumber : health.detik.com

Daftar 6 Kelompok Orang yang Tidak Boleh Donor Darah

Jakarta

Donor darah merupakan salah satu tindakan sederhana yang bisa menyelamatkan banyak nyawa. Dengan menyumbangkan darah, seseorang bisa membantu pasien yang membutuhkan transfusi.

Kendati demikian, tidak semua orang bisa menjad pendonor darah. Ada beberapa kondisi kesehatan dan faktor risiko yang membuat seseorang tidak diperbolehkan mendonorkan darah.

Syarat Mendonorkan Darah

Sebelum mengetahui siapa saja yang tidak dibolehkan untuk mendonorkan darah, ketahui apa saja persyaratan untuk donor darah. Dikutip dari laman PMI Kota Bandung dan PMI Jakarta Barat, berikut di antaranya:


  • Sehat jasmani dan rohani
  • Usia 17-65 tahun
  • Berat badan minimal 45 kg
  • Tekanan darah: Sistole 100-70 dan diastole 70-100
  • Kadar hemoglobin 12,5% sampai dengan 17,0 g%
  • Interval donor minimal 12 minggu atau 3 bulan sejak donor darah sebelumnya (maksimal 5 kali dalam 2 tahun).
  • Suhu tubuh 36,5-37,5 C
  • Wanita tidak sedang hamil, menstruasi, dan menyusui
  • Tidak bertato dan tindik, kecuali sudah lebih dari 6 bulan
  • Tidak pecandu alkohol dan narkotik
  • Tidur malam sebelum donasi minimal 5 jam dan tidak begadang
  • Sudah makan 3-4 jam sebelum donor darah

Kelompok Orang yang Tidak Boleh Mendonorkan Darah

Berikut kelompok orang yang tidak boleh mendonorkan darah:

1. Orang yang Sedang Flu-Penyakit Lainnya yang Menyebabkan Demam

Orang yang sedang mengidap pilek atau flu saat ingin mendonorkan darah harus melakukan jadwal ulang donor selama 7 hari setelah gejala hilang. Meski pilek atau flu tidak memengaruhi darah, namun Unit Transfusi Darah (UTD) akan menolak donor darah dari orang sakit, sebagai upaya mengurangi penyebaran flu. Tak hanya flu, orang yang demam juga tidak akan diizinkan untuk mendonorkan darah.

2. Hemoglobin Rendah

Hemoglobin merupakan protein dalam sel darah merah yang berperan penting dalam mengangkut oksigen ke organ dan jaringan tubuh serta ke,bali ke paru-paru. Protein ini juga mengandung banyak zat besi.

Apabila pernah kesulian dalam mendonorkan darah sebelumnya, sebab kadar zat besi/hemoglobin yang rendah, atasi kekurangan ini dengan mengonsumsi makanan kaya zat besi, terutama daging dan produk hewani. Untuk vegetarian, roti dan pasta, kacang-kacangan, kacang tanah, tahu, dan telur merupakan sumber zat besi yang baik.

3. Orang yang Sedang Mengonsumsi Obat atau Antibiotik Tertentu

Sebagai aturan umum, sebagian obat bebas yang dikonsumsi masih bisa membuat seseorang diterima untuk mendonorkan darah. Namun, untuk lebih jelasnya, doker akan menjelaskan kepada donor saat pemeriksaan tentang boleh atau tidaknya pendonoran saat mengonsumsi obat tertentu.

Adapun obat-obaan yang paling sering dibicarakan dalam pembatasnnya yaitu:

  • Aspirin, harus menunggu 3 hari penuh
  • Pengencer darah, tidak diizinkan mendonorkan darah
  • Insulin, bisa mendonorkan darah selama diabetes terkendali dengan baik.

4. Orang yang Baru Divaksinasi

Orang yang baru menerima vaksinasi atau imunisasi mungkin diminta menunggu selama beberapa waktu sebelum memenuhi syarat donor darah. Misalnya, pada saat ini UTD PMI menyatakan bahwa donor darah bisa diterima jika seseorang divaksinasi dengan vaksin COVID-19 dengan ketentuan:

  • Hari keempat setelah vaksin 1 tanpa ada gejala KIPI
  • Hari ke delapan setelah vaksin 2 atau vaksin 3 tanpa ada gejala KIPI
  • Jika terdapat KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi), donor darah sebaiknya ditunda dalam satu bulan.

5. Bepergian ke Tempat Tertentu pada Waktu yang Salah

Perjalanan bisa menghadapkan seseorang pada budaya, kebiasaan, dan penyakit yang berbeda. Beberapa penyakit tersebut bisa memengaruhi kemampuan seseorang untuk mendonokan darah.

6. Orang yang Memiliki Masalah Kesehatan terkait Darah

Orang dengan penyakit berkaitan dengan masalah darah dan pendarahan seringkali tidak dibolehkan untuk donor darah. Jadi, jika seseorang mengidap hemofilia, penyakit Von Willebrand, hemokromatosis heredier atau sickle cell trait, maka dia tidak bisa mendonorkan darah.

(elk/up)



Sumber : health.detik.com

Sedekah Apa yang Paling Besar Pahalanya? Ini Jawaban Rasulullah SAW


Jakarta

Salah seorang umat Rasulullah SAW pernah bertanya langsung padanya mengenai bentuk sedekah yang paling besar pahalanya. Keterangan tersebut bersumber dari riwayat Abu Hurairah RA dalam kitab Zakat.

Hadits tersebut menceritakan tentang seorang lelaki yang mendatangi Rasulullah SAW. Kemudian ia bertanya hal berikut,

جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ ﷺ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الصَّدَقَةِ أَعْظَمُ أَجْرًا قَالَ أَنْ تَصَدَّقَ وَأَنْتَ صَحِيحٌ شَحِيحٌ تَخْشَى الْفَقْرَ وَتَأْمُلُ الْغِنَى وَلَا تُمْهِلُ حَتَّى إِذَا بَلَغَتْ الْحُلْقُومَ قُلْتَ لِفُلَانٍ كَذَا وَلِفُلَانٍ كَذَا وَقَدْ كَانَ لِفُلَانِ.


Aritnya: Ada seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW lalu berkata, “Ya Rasulullah, sedekah mana yang paling besar pahalanya?”

Beliau bersabda, “Yaitu jika engkau bersedekah, engkau itu masih sehat dan sebenarnya engkau kikir. Kau takut menjadi fakir dan engkau sangat berharap menjadi kaya. Tetapi janganlah engkau menunda-nunda sehingga apabila nyawamu telah sampai di kerongkongan lalu berkata, ‘Yang ini untuk fulan dan yang ini untuk fulan,’ padahal yang demikian itu memang untuk fulan.” (HR Muttafaq’alaih)

Imam an-Nawawi dalam Syarah Riyadhus Shalihin Jilid 1 menafsirkan hadits di atas bahwa kondisi sedekah dalam keadaan sehat adalah bentuk sedekah yang paling besar pahalanya. Sebab, menurutnya, sifat kikir dalam seseorang paling terlihat saat dalam keadaan sehat.

“Bila ia bersikap dermawan dan bersedekah, dalam keadaan sehat, maka itu membuktikan keikhlasan hatinya dan cintanya yang besar pada Allah SWT,” jelas Imam an-Nawawi.

Keadaan tersebut berbeda dengan kondisi orang yang sudah sakit atau berada di penghujung ajalnya. Menurut Imam an-Nawawi, kondisi tersebut membuat seseorang melihat harta bukan lagi miliknya karena sudah putus asa dengan hidup.

Senada dengan itu Asy Syarqawi mengatakan, hadits tersebut menunjukkan anjuran muslim untuk bersedekah pada saat sehat, kaya, dan kikir untuk meraih pahala besar.

Sebab menurut keterangannya yang diterjemahkan Syaikh Muhammad Musthafa Imarah dalam Jawahir Al-Bukhari, keadaan demikian menunjukkan kebenaran tujuan dari bersedekah dan kuatnya keinginan utnuk mendekatkan diri kepada-Nya. Bukan sebaliknya, bersedekah dalam keadaan sakit atau menjelang kematian.

Dalil Keutamaan Sedekah

Menurut peraturan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) No 2 tahun 2016, sedekah adalah harta atau nonharta yang dikeluarkan seseorang atau badan usaha di luar zakat untuk kemaslahatan umum. Keutamaan sedekah sudah banyak dijelaskan dalam Al-Qur’an dan sabda Rasulullah SAW, salah satunya dalam surah Al Hadid ayat 18.

اِنَّ الْمُصَّدِّقِيْنَ وَالْمُصَّدِّقٰتِ وَاَقْرَضُوا اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا يُّضٰعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ اَجْرٌ كَرِيْمٌ

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, akan dilipatgandakan (balasannya) bagi mereka; dan mereka akan mendapat pahala yang mulia.”

Selain itu, disebutkan pula dalam sebuah riwayat hadits Bukhari, salah satu keutamaan sedekah adalah dapat menjaga dari siksa api neraka. Berikut bunyi haditsnya,

عَنْ عَدِيِّ بْنِ حَاتِمٍ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اتَّقُوا النَّارَ ثُمَّ أَعْرَضَ وَأَشَاحَ ثُمَّ قَالَ اتَّقُوا النَّارَ ثُمَّ أَعْرَضَ وَأَشَاحَ ثَلَاثًا حَتَّى ظَنَنَّا أَنَّهُ يَنْظُرُ إِلَيْهَا ثُمَّ قَالَ اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ

Artinya: “Dari Adi bin Hatim mengatakan, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Jagalah diri kalian dari api neraka sekalipun hanya dengan sebiji kurma.” Kemudian beliau berpaling dan menyingkir, kemudian beliau bersabda lagi: “Jagalah diri kalian dari neraka”, kemudian beliau berpaling dan menyingkir (tiga kali) hingga kami beranggapan bahwa beliau melihat neraka itu sendiri, selanjutnya beliau bersabda: “Jagalah diri kalian dari neraka sekalipun hanya dengan sebiji kurma, kalaulah tidak bisa, lakukanlah dengan ucapan yang baik.”

(rah/erd)



Sumber : www.detik.com

3 Jenis Sedekah yang Pahalanya Paling Besar dalam Islam


Jakarta

Bersedekah merupakan amalan mulia yang tidak hanya memberikan manfaat bagi orang lain, tetapi juga membawa keberkahan untuk diri sendiri. Dalam Islam, terdapat beberapa jenis sedekah yang memiliki keutamaan khusus dengan pahala yang berlipat ganda.

Berdasarkan hadits Rasulullah SAW, ada 3 jenis sedekah yang pahalanya paling besar di sisi Allah SWT. Menariknya, 3 jenis sedekah ini tidak dilihat berdasarkan jumlah nominal harta yang disedekahkan, tetapi Allah SWT memberikan pahala besar yang dikehendakinya berdasarkan niat dan cara pelaksanaannya.

3 Jenis Sedekah yang Pahalanya Paling Besar dalam Islam

Berikut adalah 3 jenis sedekah yang pahalanya paling besar di sisi Allah SWT.


1. Sedekah saat Sehat

Ketika tubuh masih diberi kesehatan dan kemampuan merupakan sebuah kesempatan untuk beribadah, terutama dalam mencari pahala yang besar.

Untuk itu, jangan menunggu hingga sakit atau kesusahan jika ingin bersedekah, karena kesehatan adalah anugerah yang bisa kita manfaatkan untuk berbagi dengan sesama.

Dalam buku Syarah Bulughul Maram 7 karya Abdullah bin Abdurrahman al-Bassam, Rasulullah SAW mengungkapkan bahwa sedekah ini termasuk dalam salah satu dari 3 jenis sedekah yang pahalanya paling besar.

Berdasarkan hadits dari Abu Hurairah RA, dia berkata bahwa telah datang seorang laki-laki kepada Nabi SAW, lalu bertanya:

أَيُّ الصَّدَقَاتِ أَعْظَمُ أَجْرًا؟ قَالَ: أَنْ تَصَدَّقَ وَأَنْتَ صَحِيحٌ شَحِيْحٌ تَخْشَى الْفَقْرَ، وَتَأْمُلُ الْبَقَاءِ، وَلا تَمْهَلُ حَتَّى إِذَا بَلَغَتِ الْحُلْقُوْمُ قُلْتَ: لِفُلان كَذَا، وَلِفُلَانِ كَذَا، وَقَدْ كَانَ لِفُلان.

“Sedekah apakah yang paling besar pahalanya disisi Allah?.” Rasulullah SAW bersabda, “Hendaknya engkau bersedekah sedangkan engkau dalam keadaan sehat dan pelit; khawatir akan kemiskinan dan berkeinginan kekal; dan jangan engkau menunda-nundanya hingga tiba ajalmu, dan berkata untuk fulan ini dan untuk fulan itu, padahal fulan telah mendapatkannya.” (HR. Bukhari)

2. Sedekah kepada Keluarga

Sedekah tidak hanya diberikan untuk orang lain atau orang yang membutuhkan, sedekah kepada keluarga dekat pun dibolehkan bahkan diutamakan.

Membantu keluarga dengan niat untuk meraih keridaan Allah SWT juga merupakan salah satu dari 3 jenis sedekah yang pahalanya paling besar.

Mengutip buku Syarah Bulughul Maram 3 karya Abdullah bin Abdurrahman al-Bassam, Abu Qilabah berkata, “Apakah ada sedekah yang paling besar pahalanya daripada sedekah yang diberikan kepada keluarganya, yang membuat mereka terjaga dari meminta-minta dan mencukupi mereka?”

Hal ini sejalan dengan sabda Rasulullah SAW yang berbunyi,

أَفْضَلُ دِينَارٍ يُنْفِقُهُ الرَّجُلُ دِينَارُ يُنْفِقُهُ عَلَى عِبَالِهِ

“Dinar yang paling utama yang diinfakkan seseorang adalah dinar yang diinfakkan kepada keluarganya.” (HR. Muslim)

3. Sedekah Secara Sembunyi-sembunyi

Melakukan sedekah secara diam-diam, tanpa ingin diketahui orang lain merupakan salah satu cara agar terhindar dari riya, yaitu amal yang diperlihatkan kepada orang lain agar mendapat pujian.

Dengan memberi sedekah secara ikhlas tanpa pamer, sedekah tersebut akan lebih berkah dan mendapatkan ganjaran yang lebih besar di akhirat.

Dari Abu Hurairah RA, Nabi SAW bersabda, “Tujuh golongan yang kelak mendapatkan perlindungan dari Allah SWT pada hari di mana tidak ada perlindungan lagi kecuali perlindungan dari-Nya.”

Rasulullah menyebutkan bahwa di antara mereka adalah “orang yang memberikan sedekahnya lalu ia menyembunyikannya sehingga tangan kiri tidak mengetahui apa yang telah dikeluarkan oleh tangan kanan.” (HR. Bukhari)

Itulah 3 jenis sedekah yang pahalanya paling besar di sisi Allah SWT, sesungguhnya Allah SWT tidak menghitung seberapa besar harta yang disedekahkan, tapi Dia melihat bagaimana niat dan ketulusan hati seseorang.

(inf/inf)



Sumber : www.detik.com

Jenis Sedekah yang Pahalanya Paling Dahsyat dalam Islam, Apa Itu?


Jakarta

Sedekah merupakan amalan yang dianjurkan bagi setiap muslim. Dengan bersedekah, maka kita berbagi kebahagiaan dengan orang-orang yang membutuhkan.

Dalam sebuah hadits, sedekah dikatakan sebagai amal yang paling utama. Dari Umar, ia berkata:

“Disebutkan kepadaku bahwa amal-amal (saleh) saling membanggakan diri, maka sedekah berkata, ‘Aku yang paling utama di antara kalian’.” (HR Ibnu Khuzaimah dan Hakim)


Menukil dari buku Mukjizat Sedekah Lipat Ganda Sampai 700 Kali oleh Aleeya S Al Fathunnisa, sedekah merupakan amal ibadah yang paling utama karena berkaitan dengan harta benda. Harta benda adalah salah satu ujian bagi manusia.

Agama Islam melarang umatnya untuk terlena dan jatuh berlebihan terhadap harta benda. Karenanya, bersedekah menjadi cara Allah SWT menguji setiap hamba-Nya.

Allah SWT berfirman dalam surah Al Baqarah ayat 267, a

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنْفِقُوْا مِنْ طَيِّبٰتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّآ اَخْرَجْنَا لَكُمْ مِّنَ الْاَرْضِ ۗ وَلَا تَيَمَّمُوا الْخَبِيْثَ مِنْهُ تُنْفِقُوْنَ وَلَسْتُمْ بِاٰخِذِيْهِ اِلَّآ اَنْ تُغْمِضُوْا فِيْهِ ۗ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ حَمِيْدٌ ٢٦٧

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untukmu. Janganlah kamu memilih yang buruk untuk kamu infakkan, padahal kamu tidak mau mengambilnya, kecuali dengan memicingkan mata (enggan) terhadapnya. Ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.”

Berkaitan dengan itu, pada sejumlah hadits diterangkan terkait sedekah dengan ganjaran pahala yang dahsyat. Sedekah seperti apa yang dimaksud?

Jenis Sedekah yang Pahalanya Paling Dahsyat

Ada beberapa sedekah dengan ganjaran pahala luar biasa bagi muslim yang disebutkan dalam hadits. Berikut bunyinya yang dinukil dari Syarah Riyadhus Shalihin Jilid 1 oleh Imam Nawawi terjemahan Misbah.

Abu Hurairah RA berkata, “Ada seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW lalu berkata, “Ya Rasulullah, sedekah mana yang paling besar pahalanya?”

Beliau bersabda, “Yaitu jika engkau bersedekah, engkau itu masih sehat dan sebenarnya engkau kikir. Kau takut menjadi fakir dan engkau sangat berharap menjadi kaya. Tetapi janganlah engkau menunda-nunda sehingga apabila nyawamu telah sampai di kerongkongan lalu berkata, ‘Yang ini untuk fulan dan yang ini untuk fulan,’ padahal yang demikian itu memang untuk fulan.” (HR Muttafaq’alaih)

1. Sedekah dalam Kondisi Sehat

Menurut Imam Nawawi, hadits di atas menjelaskan bahwa kondisi sehat menjadi salah satu sedekah dengan pahala luar biasa bagi muslim. Sebab, sedekah ketika sehat membuktikan hatinya ikhlas dan cintanya besar kepada Allah SWT.

Tentu berbeda dengan kondisi orang yang tengah sakit atau di penghujung ajal. Imam Nawawi mengatakan, ketika manusia sakit dan segera menghadapi kematian maka pandangannya terhadap harta seperti bukan miliknya karena sudah putus asa akan hidup.

2. Sedekah ketika Sehat dan dalam Keadaan Kikir

Selain itu, sedekah yang diganjar pahala besar selanjutnya adalah diberikan ketika masih sehat dan dalam keadaan kikir. Seperti diketahui, kikir merupakan sifat yang terlihat dari manusia ketika mereka sehat.

Kikir, pelit, atau bakhil termasuk akhlak tercela yang dibenci Allah SWT. Larangan bersifat kikir disebutkan dalam surah Ali Imran ayat 180,

وَلَا يَحْسَبَنَّ ٱلَّذِينَ يَبْخَلُونَ بِمَآ ءَاتَىٰهُمُ ٱللَّهُ مِن فَضْلِهِۦ هُوَ خَيْرًا لَّهُم ۖ بَلْ هُوَ شَرٌّ لَّهُمْ ۖ سَيُطَوَّقُونَ مَا بَخِلُوا۟ بِهِۦ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۗ وَلِلَّهِ مِيرَٰثُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۗ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Artinya: “Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

3. Sedekah ketika Harta Berlimpah

Selanjutnya, sedekah yang diganjar pahala berlipat adalah yang diberikan dalam keadaan kaya atau harta yang berlimpah. Asy Syarqawi melalui Jawahir Al-Bukhari susunan Syaikh Muhammad Imarah yang diterjemahkan M Abdul Ghoffar menerangkan bahwa tujuan bersedekah adalah menguatkan keinginan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Wallahu a’lam

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

4 Waktu Terbaik Bersedekah, Pahalanya Paling Besar



Jakarta

Sedekah adalah salah satu amalan yang diperintahkan Allah SWT melalui Al-Qur’an. Orang yang bersedekah dengan ikhlas akan diberikan pahala yang banyak, sebagaimana disebutkan dalam surat Al-Baqarah ayat 261:

مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍۗ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَاۤءُۗ وَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ

Artinya: Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah seperti (orang-orang yang menabur) sebutir biji (benih) yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan (pahala) bagi siapa yang Dia kehendaki. Allah Mahaluas lagi Maha Mengetahui.


Waktu Bersedekah yang Pahalanya Paling Besar

Sedekah dapat dilakukan kapan saja, tetapi ada waktu-waktu istimewa yang dijanjikan Allah dengan pahala yang berlipat. Simak penjelasan berikut untuk mengetahui waktu terbaik bersedekah.

1. Saat Sehat dan Takut Miskin

Dalam buku Jangan Lepaskan Islam Walau Sedetik oleh Masyuril Khamis, dijelaskan sebuah hadits di mana Nabi Muhammad SAW memerintahkan umatnya untuk bersedekah saat sehat, bahkan ketika takut miskin. Nabi bersabda:

يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ الصَّدَقَةِ أَعْظَمُ أَجْرًا قَالَ « أَنْ تَصَدَّقَ وَأَنْتَ صَحِيحٌ شَحِيحٌ ، تَخْشَى الْفَقْرَ وَتَأْمُلُ الْغِنَى ، وَلاَ تُمْهِلُ حَتَّى إِذَا بَلَغَتِ الْحُلْقُومَ قُلْتَ لِفُلاَنٍ كَذَا ، وَلِفُلاَنٍ كَذَا ، وَقَدْ كَانَ لِفُلاَنٍ

Artinya:
“Wahai Rasulullah, sedekah mana yang paling besar pahalanya?” Rasul menjawab, “Bersedekahlah ketika kamu dalam kondisi sehat lagi bakhil, takut miskin, dan sedang berharap kaya. Jangan menunggu sampai nyawa di tenggorokan, baru berkata, ‘Aku sedekahkan ini untuk si fulan,’ padahal itu sudah menjadi bagian ahli warisnya.” (Dikeluarkan oleh Bukhari pada Kitab ke-24, Kitab Zakat bab ke-11, bab shadaqah manakah yang paling utama)

Mengutip penjelasan hadis dalam Kitab Terjemahan Fiqhul Islam wa Adillathuhu Juz 10 oleh Wahbah Az-Zuhaili, arti sehat lagi bakhil (kikir), bahwa ketlka manusia dalam keadaan sehat dan kuat, pada umumnya mereka bakhil, karena mereka selalu mengharapkan kelanggengan hartanya dan takut kemiskinan. Maka, sedekah dalam keadaan seperti ini lebih besar pahalanya.

2. Waktu Subuh

Sedekah di waktu Subuh juga memiliki pahala besar. Rasulullah SAW bersabda:

مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيهِ إِلاَّ مَلَكَانِ يَنْزِلاَنِ فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا ، وَيَقُولُ الآخَرُ اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا

Artinya:
“Setiap pagi, ada dua malaikat yang turun dan berdoa: ‘Ya Allah, berikanlah pengganti kepada yang gemar berinfak.’ Dan malaikat lain berdoa: ‘Ya Allah, timpakanlah kebangkrutan kepada yang enggan bersedekah.'” (HR Bukhari dan Muslim)

Menurut ulama, waktu Subuh yang dimaksud adalah setelah shalat Subuh hingga sekitar satu jam setelahnya. Bentuk sedekah dapat berupa infak di masjid, memberi makanan kepada tetangga, dan lainnya.

3. Hari Jum’at

Hari Jum’at adalah hari istimewa bagi umat Islam, di mana pahala dari semua amalan, termasuk sedekah, dilipatgandakan. Rasulullah SAW bersabda:

بَلَغَنَا عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ أَبِي أَوْفَى أَنَّ رَسُولَ اللهِ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَكْثِرُوا الصَّلَاةَ عَلَيَّ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَإِنِّي أُبَلَّغُ وَأَسْمَعُ قَالَ وَيُضَعَّفُ فِيهِ الصَّدَقَةُ

Artinya:
“Telah sampai kepadaku dari Abdillah bin Abi Aufa bahwa Rasulullah bersabda, ‘Perbanyaklah shalawat kepadaku pada hari Jum’at, karena shalawat itu tersampaikan dan aku mendengarnya.’ Nabi juga bersabda, ‘Pada hari Jum’at, pahala sedekah dilipatgandakan.'” (Imam al-Syafi’i dalam kitab Al-Umm)

4. Bulan Ramadhan

Bulan Ramadhan adalah waktu yang sangat istimewa karena setiap amalan dilipatgandakan, termasuk sedekah. Dalam hadits, Anas bin Malik RA meriwayatkan:

عَنْ اَنَسٍ قِيْلَ يَارَسُولَ اللهِ اَيُّ الصَّدَقَةِ اَفْضَلُ؟ قَالَ: صَدَقَةٌ فِى رَمَضَانَ

Artinya:
“Dari Anas, dikatakan, ‘Wahai Rasulullah, sedekah mana yang paling utama?’ Rasul menjawab, ‘Sedekah di bulan Ramadhan.'” (HR At-Tirmidzi)

Rasulullah SAW juga dikenal sebagai orang yang paling dermawan, terutama di bulan Ramadhan, sebagaimana disebutkan dalam hadits lain, “Rasulullah SAW adalah orang paling dermawan, dan ia semakin dermawan di bulan Ramadhan.” (HR Bukhari dan Muslim)

Jangan Tunda Sedekah

Meskipun ada waktu-waktu terbaik untuk bersedekah, bukan berarti kita harus menunda melakukannya. Sebaiknya, segera bersedekah kapan pun kita memiliki kesempatan, karena kita tidak tahu kapan Allah akan mencabut nyawa kita.
Wallahu a’lam.

(inf/lus)



Sumber : www.detik.com

Ini Waktu Terbaik untuk Bersedekah, Amalkan agar Dapat Pahala Berlimpah


Jakarta

Sedekah bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja. Namun, ada beberapa waktu sedekah yang dikatakan paling utama.

Muslim yang bersedekah pada waktu-waktu tersebut akan mendapat pahala yang luar biasa. Anjuran bersedekah sendiri diterangkan dalam surah Al Baqarah ayat 261,

مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ ٢٦١


Artinya: “Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah seperti (orang-orang yang menabur) sebutir biji (benih) yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan (pahala) bagi siapa yang Dia kehendaki. Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui.”

Lalu, kapan saja waktu terbaik yang dianjurkan untuk bersedekah itu?

Waktu Terbaik yang Dianjurkan untuk Bersedekah

1. Subuh

Subuh merupakan waktu terbaik untuk bersedekah. Ketika Subuh, para malaikat turun ke bumi untuk berdoa. Rasulullah SAW bersabda,

“Setiap pagi, ada dua malaikat yang turun dan berdoa: ‘Ya Allah, berikanlah pengganti kepada yang gemar berinfak.’ Dan malaikat lain berdoa: ‘Ya Allah, timpakanlah kebangkrutan kepada yang enggan bersedekah.” (HR Bukhari dan Muslim)

2. Ketika Sehat dan Takut Miskin

Menukil dari buku Jangan Lepaskan Islam Walau Sedetik oleh Masyuril Khamis, sedekah ketika sehat dan takut miskin dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW. Berikut bunyi haditsnya,

“Wahai Rasulullah, sedekah mana yang paling besar pahalanya?” Rasul menjawab, “Bersedekahlah ketika kamu dalam kondisi sehat lagi bakhil, takut miskin, dan sedang berharap kaya. Jangan menunggu sampai nyawa di tenggorokan, baru berkata, ‘Aku sedekahkan ini untuk si fulan,’ padahal itu sudah menjadi bagian ahli warisnya.” (HR Bukhari)

Menukil dari Kitab Terjemahan Fiqhul Islam wa Adillathuhu Juz 10 oleh Wahbah Az Zuhaili terbitan Gema Insani, sehat lagi bakhil (kikir) artinya saat manusia dalam kondisi yang sehat dan kuat. Sebab, dalam keadaan itu biasanya manusia bakhil.

Oleh karenanya, manusia selalu mengharapkan kelanggengan harta dan takut kemiskinan. Jadi, sedekah dalam keadaan demikian pahalanya lebih besar.

3. Saat Bulan Ramadan

Ramadan merupakan momen yang istimewa bagi umat Islam. Pada waktu ini, setiap pahala kebaikan berlipat ganda. Dari Anas bin Malik RA berkata,

“Wahai Rasulullah, sedekah mana yang paling utama?’ Rasul menjawab, ‘Sedekah di bulan Ramadan.” (HR At Tirmidzi)

4. Pada Hari Jumat

Jumat adalah hari yang istimewa bagi muslim. Pahala semua amalan termasuk sedekah juga dilipatgandakan sebagaimana sabda Rasulullah SAW dari Abdillah bin Abi Aufa,

“Perbanyaklah shalawat kepadaku pada hari Jum’at, karena shalawat itu tersampaikan dan aku mendengarnya.’ Nabi juga bersabda, ‘Pada hari Jum’at, pahala sedekah dilipatgandakan.'” (HR Imam Syafi’i)

(aeb/inf)



Sumber : www.detik.com

Ratusan Jemaah Ikuti Senam Haji, Antisipasi Penyakit Jantung di Tanah Suci



Madinah

Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah menggelar sosialisasi kesehatan bagi jemaah haji yang saat ini masih di Madinah. Selain sosialisasi kesehatan, pihaknya juga menggelar senam gerakan jantung sehat.

Acara bertema ‘Ngobras Gerakan Jantung Sehat Jemaah Haji’ ini diikuti oleh ratusan jemaah haji di Arjwaan Al Saadah Hotel, Madinah. Hadir dalam kegiatan ini Kepala Daker Madinah Ali Machzumi, Kabid Kesehatan PPIH Arab Saudi Indro Murwoko, dan para tenaga kesehatan yang bertugas di klinik sektor yang ada di Madinah.

“Kegiatan ini adalah sosialisasi kesehatan jemaah haji, fokusnya adalah agar jemaah haji menjaga kondisi kesehatannya, agar bisa kembali ke Tanah Air sesuai jadwal,” ujar Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan PPIH Arab Saudi dr Indro Murwoko, Selasa (9/7/2024).


Menurutnya, sosialisasi ini sebagai bentuk antisipasi kesehatan para jemaah sebelum mereka diberangkatkan pulang ke Tanah Air. Kata Indro, jemaah haji yang masih dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS) sebagian besar menderita sakit paru-paru dan jantung.

“Karena memang kita ketahui, penyakit jantung paling banyak diderita jemaah haji dan apabila tidak diantisiapasi dari awal bisa menyebabkan jemaah sakit dan harus dirawat di rumah sakit bahkan bisa menjadi fatal,” kata Indro.

Sosialisasi kesehatan dan senam jemaah haji di Madinah, Selasa (9/7/2024).Sosialisasi kesehatan dan senam jemaah haji di Madinah, Selasa (9/7/2024). Foto: Nugroho Tri Laksono/detikcom

Jemaah haji yang hadir mayoritas merupakan adalah lanjut usia (lansia). Mereka turut mengikuti senam haji yang dipandu oleh tenaga kesehatan. Selain itu, jemaah juga diberikan kesempatan untuk berkonsultasi mengenai kesehatan yang mereka keluhkan selama berada di Tanah Suci.

Mereka diimbau untuk menjaga kesehatan dan kebugaran selama berada di Madinah hingga menjelang kepulangannya ke Tanah Air. Jemaah diminta tak memaksakan ibadah sunnah ke Masjid Nabawi terlebih cuaca panas siang hari di Madinah cukup ekstrem mencapai 44 derajat celsius.

(nla/kri)



Sumber : www.detik.com