Jakarta –
Susu UHT ramai diperbincangkan usai video viral seorang ibu mengamuk minta yang dingin. Selain susu UHT, ternyata ada jenis susu lain yang juga bisa jadi pilihan dan beda pemrosesannya. Begini perbedaannya.
Sebuah video viral baru-baru ini memperlihatkan wanita ngamuk gegara susu UHT yang diterimanya tidak dingin. Ia berkeyakinan keras kalau semua produk susu kotak harus disimpan dan diterima pelanggan dalam kondisi dingin.
Wanita itu lantas mengamuk ke kasir minimarket. Ia bahkan minta pengembalian dana karena amat kecewa dengan produk yang dipesannya lewat kurir itu.
Netizen juga bertanya-tanya lebih lanjut soal apa itu susu UHT? Apa bedanya dengan susu pasteurisasi dan susu steril yang juga populer di pasaran?
Secara umum, UHT, pasteurisasi, dan steril adalah proses pemanasan susu yang bertujuan membuatnya aman dikonsumsi. Namun ketiganya memiliki perbedaan dari segi metode hingga lama penyimpanan produknya.
Berikut informasinya seperti dirangkum detikfood dari berbagai sumber:
Beda suhu pemanasan
Foto: Getty Images/fcafotodigital |
Mengutip Safe Food Factory, ketiga jenis susu yaitu Ultra-high Temperature (UHT), pasteurisasi, dan steril dipanaskan dengan suhu berbeda.
1. Pada UHT, susu dipanaskan di suhu sekitar 140°C (135 -150˚C) dalam waktu beberapa detik saja. Pengolahannya hanya mungkin dilakukan dengan peralatan ‘flow-through’. Artinya, susu disterilkan sebelum dipindahkan ke wadah yang telah disterilkan sebelumnya dalam suasana steril.
2. Pada pasteurisasi, susu dipanaskan dalam suhu bervariasi, biasanya dari 62°C sampai 90°C. Waktu pemanasannya juga berbeda-beda, dari hitungan detik sampai menit. Yang tercepat adalah high heat short time pasteurisation (HHST): 85 – 90°C, selama 1-25 detik. Sementara pasteurisasi batch demi batch dilakukan dalam suhu 62 – 65°C dengan waktu hingga 30 menit.
3. Pada steril, susu dipanaskan dengan suhu bervariasi dari 110 hingga 120°C selama 20-40 menit. Umumnya untuk sterilisasi, produk dikalengkan atau dibotolkan lalu dipanaskan dalam sterilisator dengan uap atau air panas (super panas).
Beda tujuan pemrosesan
Meski sama-sama membuat susu aman dikonsumsi, UHT, pasteurisasi, dan steril dilakukan dengan tujuan berbeda. Safe Food Factory mengungkapnya seperti berikut:
1. UHT memiliki perlakuan panas lebih dari 100°C dalam waktu yang sangat singkat. Tujuannya terutama berlaku untuk produk cairan dengan viskositas (kekentalan) rendah.
2. Pasteurisasi adalah proses pemanasan terkendali, di bawah 100°C, yang digunakan untuk menghilangkan patogen berbahaya yang mungkin ada dalam susu. Prinsipnya, menonaktifkan mikroorganisme atau enzim tertentu sehingga meminimalkan perubahan kualitas pada makanan itu sendiri. Namun, mengutip Halodoc, pada jenis susu ini masih mungkin beberapa bakteri tertinggal dalam susu, tapi biasanya bukan jenis bakteri penyebab penyakit berbahaya.
3. Steril sendiri bertujuan menghilangkan mikroorganisme hidup. Caranya bisa dengan metode panas lembap, panas kering, penyaringan, penyinaran, atau dengan metode kimia. Dibandingkan dengan pasteurisasi, perlakuan panas lebih dari 100°C diterapkan dalam jangka waktu yang cukup lama untuk menghasilkan masa simpan produk yang stabil.
Perbedaan jenis susu UHT, Pasteurisasi, dan Steril masih ada di halaman selanjutnya.
Beda masa dan cara simpan
Untuk mendapat manfaat maksimal dari masing-masing jenis susu, perhatikan beda masa dan cara simpannya. Sebab ada jenis susu yang perlu masuk kulkas dan ada yang tidak.
1. Susu UHT diproses dengan suhu amat tinggi yang menghilangkan hampir semua bakteri. Karenanya susu ini punya masa simpan yang lebih lama. Mengutip Halodoc, susu UHT bisa bertahan selama 12 bulan dalam kemasan dan 5 hari setelah kemasan dibuka lalu disimpan di kulkas. Namun, selama kemasan tertutup rapat, susu UHT tidak perlu disimpan dalam kulkas.
2. Susu pasteurisasi punya masa simpan yang lebih singkat. Susu ini hanya bertahan selama 4-5 jam dalam suhu ruangan, jadi harus segera dimasukkan ke kulkas setelahnya. Selain itu, dalam kemasan yang sudah dibuka, susu pasteurisasi hanya bertahan selama 3 hari di kulkas. Susu ini butuh disimpan di kulkas untuk mencegah bakteri jahat berkembang.
3. Susu steril punya masa simpan yang jauh lebih lama. Situs Greenfields Dairy mengungkap susu steril yang masih tertutup dan tersegel rapat dapat bertahan maksimal 10 bulan saat disimpan di luar kulkas. Susu steril yang kemasannya sudah dibuka sebaiknya langsung dihabiskan untuk mencegah kontaminasi bakteri penyebab penyakit.
Beda gizi dan cita rasa
Foto: Getty Images/fcafotodigital |
1. Susu UHT memiliki kandungan protein yang lebih rendah daripada susu pasteurisasi karena sudah melewati proses pemanasan dengan suhu lebih tinggi. Selain itu, kalsium yang tadinya bersifat larut dalam susu akan berubah menjadi kalsium yang tidak larut dan sulit diserap tubuh. Rasanya tak se-creamy susu pasteurisasi.
2. Susu pasteurisasi tidak melalui proses pemanasan dengan suhu tinggi seperti susu UHT. Alhasil kandungan gizi dalam susu pasteurisasi tidak banyak berubah. Teksturnya lebih kental dan rasa gurihnya lebih kuat dibandingkan rasa susu UHT.
3. Susu steril yang juga melalui suhu pemanasan tinggi memungkinkan sejumlah kandungan nutrisinya rusak seperti vitamin B dan asam folat. Selain itu, sebagian besar protein akan menggumpal dan mempengaruhi penyerapannya oleh tubuh. Suhu tinggi jika menyebabkan perubahan tekstur, rasa dan warna yang mungkin tidak disukai sebagian orang.
(adr/odi)
![]() |
|||
Source : unsplash.com / Brooke Lark
Pengertian, Manfaat, dan Efek Sampingnya
Jakarta – Susu adalah minuman yang cukup digemari oleh segala kalangan usia. Ada berbagai jenis susu yang beredar di pasaran. Salah satunya yang sering kita dengar adalah susu UHT (ultra-high temperature). Susu UHT mudah ditemukan di pasaran dalam berbagai merek dan rasa. Apakah susu UHT itu? Dan apa saja manfaat susu UHT? Simak di artikel berikut. Apa Itu Susu UHT?Mengutip Greenfields, susu UHT adalah susu yang sudah melalui proses pemanasan dengan suhu sangat tinggi untuk menghilangkan bakteri. Prosesnya mirip dengan metode memanaskan pada susu pasteurisasi, tetapi durasi dan suhunya berbeda. Mengutip Dairy Australia, susu pasteurisasi dipanaskan pada suhu 74 derajat celcius selama 15 detik. Sementara susu UHT dipanaskan pada suhu 140 derajat celcius selama 2 detik, lalu dikemas secara aseptik (bebas dari infeksi).
Karena dipanaskan pada suhu yang lebih tinggi, bakterinya berkurang secara signifikan. Oleh karena itu, susu UHT bertahan lebih lama di luar kulkas jika dibandingkan dengan susu pasteurisasi. Tetapi setelah dibuka, susu UHT tetap harus dimasukkan dalam kulkas dan bertahan selama sekitar 7 hari seperti susu lain. Susu UHT kebanyakan terbuat dari susu sapi segar. Namun, ada juga merek susu UHT yang menggunakan susu yang sudah dibentuk kembali. Maksudnya, produknya berasal dari bubuk susu dan dicampur dengan air agar jadi susu cair. Susu UHT seperti ini biasanya lebih murah daripada susu UHT segar. Karena telah diproses dengan suhu tinggi, rasa susu UHT memang sedikit berbeda dari susu segar karena rasa proteinnya telah berubah. Selain hal tersebut, susu UHT mengandung nutrisi yang sama dengan susu segar biasa. Manfaat Susu UHTIni beberapa manfaat dari susu UHT: 1. Kaya NutrisiSusu UHT, sama seperti jenis susu lainnya, kaya akan nutrisi. Susu UHT mengandung nutrisi seperti kalsium, fosfor, potasium, riboflavin, zink, vitamin A, vitamin B12, magnesium, karbohidrat, dan protein. Susu UHT cocok untuk membantu memenuhi kebutuhan nutrisi harian tubuh. 2. Sumber ProteinSusu merupakan sumber protein yang sangat baik. Menurut MyNetDiary, 1 gelas susu UHT mengandung 8 gram protein. Tak hanya itu, mengutip Healthline, susu merupakan sumber protein komplit. Ini berarti susu mengandung semua asam amino yang penting untuk tubuh. 3. Menjaga Kesehatan TulangSusu kaya akan kalsium, potasium, fosfor, dan protein yang baik untuk menjaga kesehatan tulang. Tak hanya itu, susu juga merupakan sumber vitamin D, vitamin K, fosfor, dan magnesium. Vitamin dan mineral ini diperlukan agar tubuh mampu menyerap kalsium dengan baik. Minum susu, termasuk susu UHT, secara rutin membantu mencegah penyakit tulang seperti osteoporosis. 4. Mencegah Keracunan MakananSusu UHT lebih aman dibandingkan susu lain yang tidak diproses. Ini karena susu UHT sudah dipanaskan pada suhu yang sangat tinggi, sehingga aman dikonsumsi anak-anak maupun orang dewasa tanpa harus khawatir akan bakteri-bakteri berbahaya. Efek Samping Susu UHTMeski memiliki banyak manfaat, susu UHT tidak cocok untuk semua orang. ini beberapa efek samping yang bisa ditimbulkan susu UHT. 1. Alergi SusuMenurut artikel tahun 2019 karya Sackesen dkk. yang terbit di jurnal Frontiers in Pediatrics, 7.5% anak-anak memiliki alergi pada susu. Jika mengonsumsi susu, mereka bisa mengalami beberapa efek samping, misalnya eczema, diare, dan sembelit. Anak-anak bisa sembuh dari alergi susu dengan sendirinya, tetapi orang dewasa juga bisa alergi susu meski sebelumnya tidak alergi. 2. Intoleran LaktosaEfek samping susu UHT juga bisa timbul pada orang yang intoleran terhadap laktosa. Susu UHT kebanyakan terbuat dari sapi, sementara susu sapi mengandung lebih banyak laktosa dibandingkan susu dari hewan lain. Orang yang intoleran terhadap laktosa masih bisa mengonsumsi susu UHT dalam jumlah sedikit. 3. JerawatTerlalu banyak minum susu rendah lemak bisa menimbulkan efek samping jerawat. Riset tahun 2016 karya LaRosa dkk. yang terbit di Journal of American Dermatology Association menemukan bahwa remaja yang berjerawat mengonsumsi jauh lebih banyak susu rendah lemak. Hal ini bisa jadi karena susu memengaruhi beberapa hormon tertentu, seperti insulin. Namun, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memastikan kaitan susu dengan jerawat. Itu dia pengertian, manfaat, dan efek samping dari susu UHT. Semoga bermanfaat! (khq/khq) Stop Percaya! 5 Mitos yang Bikin Pola Makan Jadi Keliru Jakarta – Banyak mitos makanan beredar dan dipercaya tanpa bukti ilmiah. Padahal, tidak semua informasi diet benar sepenuhnya. Ini fakta sebenarnya! Gluten atau pati, lemak, hingga buah sering disalahpahami dalam dunia diet. Beberapa orang bahkan rela menghindarinya meski tubuh tetap membutuhkannya. Tren sehat kadang membuat orang mengikuti klaim populer tanpa cek fakta. Hal ini bisa berdampak buruk bagi kesehatan jika dilakukan berlebihan.
Dikutip dari Food and Home (8/9) berikut 5 mitos makanan dan kesehatan yang tidak usah dipercaya lagi:1. Diet bebas gluten lebih sehat
Banyak orang yang menganggap makanan yang bebas gluten lebih sehat. Padahal, hal ini tidak berlaku bagi semua orang. Kecuali kamu memiliki celiac atau intoleransi, gluten tidak berbahaya bagi tubuh. Faktanya, banyak makanan bebas gluten yang tinggi gula dan tidak secara otomatis lebih rendah kalori atau karbohidrat. Gluten adalah campuran protein secara alami yang ditemukan pada gandum dan barley atau jelai. Biasanya gluten berfungsi sebagai pengikat dan memberikan tekstur kenyal dan elastis pada makanan, seperti roti dan pasta. 2. Semua lemak harus dihindariLemak sering jadi musuh saat diet. Lemak dianggap dapat menambah kalori yang berakhir pada penambahan berat badan. Faktanya, tidak semua lemak demikian. Sebenarnya tubuh membutuhkan lemak untuk menyerap vitamin A, D, E, dan K. Selain itu, juga dapat meningkatkan fungsi otak. Kuncinya adalah memilih jenis lemak sehat. Lemak sehat terdapat dalam kandungan alpukat, minyak zaitun, kacang-kacangan, dan ikan berminyak. Lemak sehat dapat meningkatkan fungsi jantung. 3. Air lemon melunturkan lemak
Air hangat dengan lemon sering diklaim bantu turunkan berat badan. Faktanya, klaim ini tidak terbukti. Tidak ada riset kuat yang menunjukkan lemon bisa membakar lemak tubuh. Namun, rutin minum air lemon di pagi hari, khususnya setelah bangun tidur tetap memiliki manfaat kesehatan. Salah satunya untuk menghidrasi tubuh sebelum sarapan. Intinya, air lemon tetap bermanfaat, tetapi bukan untuk melunturkan lemak. 4. Susu mentah lebih bergiziAda anggapan susu mentah lebih alami dan kaya nutrisi daripada susu pasteurisasi. Susu pasteurisasi adalah susu yang telah dipanaskan dalam suhu dan durasi tertentu. Banyak yang khawatir tentang proses pasteurisasi dapat menghilangkan nutrisi pada susu. Faktanya justru berbalik. Proses pasteurisasi bermanfaat untuk menghilangkan kuman, sehingga lebih aman dikonsumsi, dan memperpanjang masa simpannya dibandingkan susu mentah. 5. Buah mengandung banyak gula
Sebagian orang menghindari buah karena dianggap tinggi gula. Padahal gula yang terkandung pada buah merupakan alami. Gula alami tersebut juga dipadukan dengan nutrisi penting, seperti serat, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan tubuh. Para ahli gizi menganjurkan untuk rutin mengonsumsi buah, tetapi harus tetap memperhatikan porsinya. (raf/adr) Sari Berita Penting |







