Tag Archives: alergi makanan

Bukan Alergi, Ini Alasan Lidah Terasa Gatal dan ‘Terbakar’ usai Makan Nanas


Jakarta

Nanas segar sering bikin lidah terasa perih. Ternyata penyebabnya bukan alergi, tapi kerja dua zat alami dalam buah ini. Simak penjelasan dan cara mengatasinya!

Nanas dikenal sebagai buah tropis yang segar dan kaya vitamin. Rasanya manis-asam membuatnya cocok jadi camilan, jus, hingga topping dessert.

Namun, tak sedikit orang yang mengeluh lidah terasa perih, gatal, atau seperti terbakar usai memakannya. Rasa pedih itu sering dianggap alergi, padahal penyebabnya berbeda.


Fenomena ini ternyata punya penjelasan ilmiah yang menarik. Bukan sekadar sensasi asam, melainkan hasil kerja dua zat alami yang ada di dalam nanas.

Dikutip dari self.com (15/6/23) berikut penjelasannya:

1. Sensasi Perih Saat Makan Nanas

Makan nanas bikin lidah gatal.Makan nanas bikin lidah gatal. Foto: iStock

Nanas memang menyegarkan, tapi kadang meninggalkan rasa perih di lidah. Sensasi ini bukan karena alergi, melainkan reaksi alami dari kandungan buah tropis tersebut.

Rasa seperti terbakar muncul setelah mengunyah beberapa potong. Lidah terasa perih, gatal, bahkan agak panas, terutama jika nanasnya masih muda atau sangat asam.

Meski terasa mengganggu, efek ini hanya sementara. Setelah beberapa jam, lidah biasanya kembali normal tanpa perlu perawatan khusus.

2. Peran Raphides dalam Buah Nanas

Penyebab pertama rasa pedih datang dari raphides, yaitu kristal kalsium oksalat berbentuk jarum halus. Saat dikunyah, raphides bisa menggores permukaan lembut di dalam mulut.

Goresan mikro ini membuat jaringan mulut jadi lebih sensitif terhadap asam dari buah. Akibatnya, rasa perih makin terasa meski sebenarnya tak berbahaya.

Raphides berfungsi sebagai senyawa pertahanan alami tanaman. Ia melindungi buah dari hewan pemakan daun di alam liar.

3. Enzim Bromelain, Si ‘Pengurai’ Protein

Makan nanas bikin lidah gatal.Nanas mengandung Enzim Bromelain, Si ‘Pengurai’ Protein. Foto: iStock

Selain raphides, nanas juga mengandung bromelain, enzim yang mampu memecah protein. Di dunia kuliner, bromelain sering dipakai untuk melunakkan daging.

Namun di mulut, bromelain justru bekerja pada protein pelindung di permukaan lidah. Saat protein itu terurai, jaringan mulut jadi lebih terbuka terhadap asam buah.

Inilah kombinasi yang membuat nanas terasa ‘menggigit’. Pedihnya seolah membakar, padahal hanya efek sementara dari kerja alami enzim.

4. Aman atau Bahaya?

Selama hanya terasa perih ringan, efek nanas tidak berbahaya. Tubuh akan memulihkan diri dalam waktu singkat.

Namun, jika muncul gejala seperti gatal hebat, pembengkakan, atau sesak napas, itu bisa menandakan alergi. Sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.

Umumnya, reaksi normal akibat nanas tidak menimbulkan luka serius. Cukup hindari makan terlalu banyak dalam sekali waktu.

5. Tips Menikmati Nanas Tanpa Perih

Makan nanas bikin lidah gatal.Makan nanas bikin lidah gatal. Foto: iStock

Kabar baiknya, sensasi perih bisa dihindari. Salah satu caranya dengan memanggang atau merebus nanas sebelum dimakan.

Proses pemanasan akan menonaktifkan enzim bromelain. Nanas pun tetap manis tanpa bikin lidah perih.

Alternatif lain, makan nanas bersama yogurt atau susu. Kandungan protein susu membantu menetralkan efek enzim di mulut.

(raf/adr)

Sumber : food.detik.com

Alhamdulillah Makanan Minuman Sehat Di JumatBerkah.Com اللهم صل على محمد Source : unsplash.com / Rachel Park

Hati-hati! Kebanyakan Makan Strawberry Bisa Bikin Diare


Jakarta

Lezat dan kaya manfaat, buah strawberry memang menyehatkan. Tetapi jika dikonsumsi berlebihan, buah ini bisa menyebabkan kembung hingga diare.

Strawberry dikenal luas sebagai buah yang lezat, segar, dan kaya manfaat. Popularitasnya bukan hanya karena rasa manis yang menggoda, tetapi juga karena kandungan gizinya yang melimpah serta ketersediaannya sepanjang tahun.

Buah mungil berwarna merah ini kerap dipuji karena mampu menunjang fungsi otak, membantu mengatur kadar gula darah, memperkuat sistem imun, mengurangi peradangan, hingga meningkatkan kesehatan jantung.


Menurut Cleveland Clinic, strawberry juga rendah kalori namun padat nutrisi sehingga menjadikannya pilihan tepat bagi yang ingin menjaga pola makan sehat.

Dilansir dari Delish, Selasa (08/07/2025), ahli gizi Lauren Manaker, menjelaskan strawberry sarat akan vitamin C, antioksidan, dan serat. Namun, seperti halnya makanan sehat lainnya, konsumsi berlebihan tetap bisa menimbulkan efek yang kurang menyenangkan.

Makan Strawberry dan Kandungan ManfaatnySeporsi buah strawberry segar. Foto: Getty Images/Image Source/

Satu porsi strawberry idealnya sekitar satu cangkir, atau setara dengan 8-10 buah stroberi berukuran sedang. Dalam takaran ini manfaat yang diperoleh cukup optimal tanpa membebani kerja tubuh.

Dua hingga tiga porsi strawberryper hari umumnya masih dalam batas aman, tetapi jika melebihi itu ada sejumlah dampak negatif yang patut diwaspadai.

Manaker menyebutkan konsumsi strawberry secara berlebihan bisa menyebabkan gangguan pencernaan, seperti perut kembung atau diare, karena kandungan seratnya yang tinggi.

Selain itu, sifat asam alami pada buah ini bisa memicu iritasi lambung atau menyebabkan refluks asam, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah besar.

Walaupun kandungan gula dalam strawberry relatif rendah dibandingkan buah lain, asupan berlebih tetap dapat memengaruhi kadar gula darah, terutama bagi penderita diabetes yang perlu lebih berhati-hati dalam mengatur pola makannya.

Makan Strawberry dan Kandungan ManfaatnyStrawberry jadi sumber makanan sehat tapi tak boleh konsumsi berlebihan. Foto: Getty Images/Image Source/

Beberapa orang juga diketahui memiliki sensitivitas terhadap strawberry. Dalam kasus seperti ini, konsumsi berlebih dapat menyebabkan gejala alergi ringan seperti gatal atau pembengkakan.

Terakhir, Manaker mengingatkan terlalu banyak mengonsumsi satu jenis makanan saja bisa menghambat asupan nutrisi penting dari sumber makanan lainnya.

Tidak ada aturan baku soal batas maksimal konsumsi strawberry, prinsip menyantap makanan dalam porsi secukupnya tetap menjadi kunci makan sehat.

“Strawberry memang bagus untuk pola makan, tapi jangan lupa pentingnya variasi dalam menu,” pungkas Manaker.

(sob/dfl)

Sumber : food.detik.com

Alhamdulillah Makanan Minuman Sehat Di JumatBerkah.Com اللهم صل على محمد
Source : unsplash.com / Eater Collective

Pakar UGM Ungkap Beda Alergi dan Keracunan Serta Cara Menanganinya


Jakarta

Pakar sekaligus Guru Besar Mikrobiologi Klinik Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Tri Wibawa soroti banyaknya kasus keracunan makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Terlebih korban dari kasus ini berasal dari kalangan siswa yang menjadi sasaran MBG.

Tri menjelaskan selain menyoroti kasusnya, masyarakat dan tenaga pendidik perlu memahami tentang perbedaan alergi dan keracunan makanan. Pemahaman ini diperlukan agar masyarakat bisa mengambil langkah pertolongan pertama yang tepat bila hal itu terjadi.

Lalu apa perbedaan diantara keduanya? Dikutip dari laman resmi UGM, Kamis (9/10/2025) berikut informasinya.


Perbedaan Alergi dan Keracunan Makanan

Alergi dijelaskan Tri sebagai reaksi yang diberikan sistem kekebalan tubuh setelah mengonsumsi makanan tertentu. Reaksi ini bisa timbul bahkan ketika seseorang memakan makanan pemicu alergi sekecil apapun.

“Makanan pemicu alergi dapat menyebabkan gejala seperti biduran, pembengkakan saluran pernapasan yang memicu asma, hingga gangguan pencernaan,” tuturnya.

Alergi makanan yang menimpa seseorang tidak bisa dipandang sebelah mata. Hal ini bisa terjadi karena dalam beberapa kasus reaksi alergi dapat berujung pada kondisi yang mengancam jiwa atau dikenal sebagai anafilaksis.

Berbeda dengan alergi, keracunan makanan tidak berhubungan dengan reaksi sistem imun manusia. Keracunan makanan bisa terjadi karena masuknya kuman atau zat berbahaya dari makanan/minuman yang dikonsumsi.

Ketika seseorang mengalami keracunan makanan, biasanya ada gejala yang ditimbulkan. Gejala yang dimaksud seperti sakit perut, muntah, dan diare yang muncul beberapa jam hingga hari setelah mengonsumsi makanan.

Sebagian besar kasus keracunan makanan bersifat ringan, sehingga bisa sembuh tanpa pengobatan khusus. Tetapi, dalam kondisi tertentu kasus ini bisa berakibat serius jika tidak ditangani, terlebih bila pemicunya adalah bakteri seperti Salmonella sp dan Escherichia coli (E. coli).

Bakteri Salmonella sp bisa bertahan dalam tubuh, terhindar dari asam lambung, dan bisa menyerang mukosa usus. Dengan begitu, bila keracunan karena bakteri ini, biasanya seseorang akan merasa sakit perut karena terjadi peradangan serta luka pada dinding usus.

Sedangkan, bakteri E coli mampu menghasilkan toksin Shiga (Shiga toxin-producing E. coli / STEC). Toksin ini dapat menyebabkan penyakit tular makanan yang parah.

Tri menegaskan setiap kasus keracunan memiliki penanganan yang berbeda-beda. Penangan yang dimaksud sesuai dengan jenis bakteri yang menyerang tubuh.

“Meskipun gejalanya mirip, mekanisme penyebabnya berbeda-beda tergantung jenis bakterinya,” ungkapnya.

Tips Beri Pertolongan Pertama Saat Keracunan Makanan

Dalam konteks MBG, Tri memberikan tips beri pertolongan pertama saat keracunan makanan, yakni:

1. Cegah Dehidrasi

Jika gejala keracunan yang timbul adalah muntah dan diare, korban bisa kehilangan cairan dan elektrolit. Untuk itu langkah paling penting yang harus dilakukan adalah mengganti cairan dan elektrolit yang hilang agar mencegah korban dehidrasi.

Ia menyarankan agar penderita banyak minum air putih. Jika dirasa kurang, orang tersebut juga bisa diberikan suplemen elektrolit.

“Jika muntah masih terjadi, minumlah sedikit demi sedikit. Dan jika kondisi memburuk, segera cari pertolongan dari petugas kesehatan,” tambahnya.

2. Jangan Panik Kalau Demam

Selain muntah dan diare, demam bisa menjadi salah satu gejala yang mungkin muncul saat keracunan. Ketika hal ini terjadi, detikers diharapkan tidak panik.

Demam disebutkan Tri menjadi mekanisme alami tubuh dalam melawan infeksi. Peningkatan suhu tubuh dapat membantu memperlambat pertumbuhan bakteri serta mengoptimalkan kerja sistem imun.

“Demam membantu mengendalikan infeksi dengan memberi tekanan panas pada patogen dan meningkatkan efektivitas sistem kekebalan tubuh,” paparnya.

Meski ada langkah pertolongan pertama ketika keracunan makanan datang, Tri mengingatkan mencegah adalah langkah paling baik. Diperlukan pengawasan yang ketat terhadap seluruh rantai produksi makanan MBG.

Menurutnya, setiap tahap proses baik dari pemilihan bahan, penyimpanan, pengolahan, hingga distribusi dapat menjadi titik masuk bagi bakteri, virus, jamur, atau parasit penyebab keracunan. Oleh karena itu, standar kebersihan harus diterapkan secara optimal.

Tri berpesan agar masyarakat juga harus paham perbedaan antara alergi dan keracunan, serta upaya preventif terjadinya keracunan makanan. Keduanya merupakan kunci untuk mecegah risiko fatal dari keracunan makanan.

“Kata kuncinya adalah menjaga mutu bahan dan proses, menaati standar kebersihan, dan segera bertindak tepat ketika gejala muncul,” tandasnya.

(det/pal)



Sumber : www.detik.com

Sari Berita Penting