Tag Archives: bedah

Yang Penting Ter Stegen Comeback Dulu, tapi…


Hamburg

Pelatih Barcelona Hansi Flick mendukung penuh kembalinya Marc-Andre ter Stegen. Namun, Flick tak bisa menjanjikan waktu bermain bagi kiper senior Jerman itu.

Ter Stegen sempat membuat gaduh setelah Barcelona mendatangkan kiper muda Joan Garcia. Ter Stegen menolak meninggalkan klub, dan memilih naik meja bedah untuk menyembuhkan cedera punggungnya.


Karena harus menjalani pemulihan selama berbulan-bulan, mantan kiper Borussia Moenchengladbah itu jadi tak bisa dijual. Barca pun geram, dan sempat mencopot ban kapten Ter Stegen sebelum dikembalikan lagi setelah kedua pihak berbaikan.

Marc-Andre ter Stegen kemungkinan baru akan comeback di bulan-bulan terakhir tahun ini. Hansi Flick menegaskan bahwa Joan Garcia akan tetap jadi kiper nomor satu Barca sekalipun Ter Stegen kembali. Pelatih Jerman itu turut mengungkapkan, tak ada jaminan menit bermain bagi pesepakbola 34 tahun ini.

“Sekarang kami punya seorang kiper yang masih sangat muda dan sangat berbakat seperti Joan Garcia, yang tampil di level yang sangat tinggi. Kami semua sudah memutuskan bersama-sama bahwa dia harus jadi masa depan Barca. Jadi, bagi saya, pendekatan kami sudah jelas,” ungkap Flick.

“Bagi saya, penting Marc dan klub telah jadi lebih dekat. Dan mereka menginginkan komunikasi yang tepat. Menurut saya, penting untuk Marc kembali. Dia itu kiper level tinggi dan dia memiliki dukungan penuh dari kami, agar dia bisa kembali menunjukkan performa terbaiknya.”

“Apa yang bisa saya janjikan kepada dia? Tidak, saya tidak membuat janji apapun,” ceplos Hansi Flick tentang Marc Andre-ter Stegen di Mundo Deportivo.

(rin/krs)



Sumber : sport.detik.com

Youtuber Mukbang Nikocado Avocado Oplas Rahang usai Sukses Pangkas 113 Kg

Jakarta

Youtuber mukbang Nikocado Avocado kembali mengejutkan publik dengan transformasinya. Pada 6 September 2024, ia sukses menurunkan berat badannya sebanyak 113 kg hingga membuat publik takjub.

Tidak cuma itu, baru-baru ini pria bernama asli Nicholas Perry itu mengungkapkan soal bentuk rahangnya yang aneh. Turunnya berat badan Perry membuat kulit di area tersebut kendur.

“Menjelang akhir perjalanan penurunan berat badan, profil samping saya sangat buruk. Saya sama sekali tidak punya dagu,” ungkap Perry yang dikutip dari laman People.


“Yang ada hanya leher kalkun besar yang menonjol di bawa wajah saya. Dan itulah mengapa saya berpikir harus mengatasinya,” sambungnya.

Pria 32 tahun itu mengatakan selalu memiliki masalah dengan dagu berlipatnya, bahkan sebelum berat badannya turun. Hingga pada Desember 2024, Perry meminta bantuan seorang ahli bedah plastik di Beverly Hills Center for Plastic Surgery, Dr Ben Talei.

Dr Talei menjelaskan bahwa Perry memiliki semeter otot dan kulit ekstra yang telah meregang seiring waktu, dan kemudian mengempis. Satu-satunya cara untuk menghilangkannya adalah dengan operasi.

Meski ingin operasi, Perry tidak ingin prosedur tersebut membuat orang-orang tidak mengenalinya atau terlihat seperti orang lain.

“Saya melakukan ini untuk diri saya sendiri, dan saya melakukan ini untuk para pembenci saya,” katanya.

Proses Operasi

Pada hari operasi, Perry bersiap untuk melakukan operasi pengencangan wajah khas Dr Talei dengan AuraLyft dan ‘pengencangan leher akhir pekan’. Proses ini membuat Perry sangat bersemangat.

“Saya sangat yakin operasi ini akan terlihat bagus. Yang saya khawatirkan adalah rasa sakitnya,” ungkap Perry.

Dr Talei menjelaskan penurunan berat badan Perry yang drastis membuat kelenturan kulitnya menjadi sangat parah. Jika ia mengangkat leher, lehernya akan sangat kendur sehingga akan terdorong ke wajah dan akan ada banyak jaringan wajah berlebih.

“Saya harus mengangkat alisnya. Dan itulah yang kami lakukan untuk mengembalikan garis rahang Niko,” beber Dr Talei.

Pasca Operasi

Pasca operasi, Perry mengungkapkan rasa sakitnya lebih ringan dari pencabutan gigi. Perban yang membalut wajahnya terasa sangat kuat, padat, seperti ada implan.

Setelah membuka perbannya, Perry merasa senang dan terkejut dengan hasilnya. Ia benar-benar bisa melihat bentuk rahangnya.

“Saya benar-benar menangis, dua kali. Air mata kebahagiaan. Saya senang dengan apa yang saya lakukan saat ini,”

Dalam video yang diunggahnya di akun YouTube miliknya, Perry juga mengungkapkan rencana ke depan soal konten-kontennya pasca penurunan berat badan ini.

“Daripada makan lima burger keju, saya mungkin akan membuat rebusan makanan laut. Daripada makan setumpuk bacon dan ayam goreng keju. Saya akan makan steak dan brokoli yang enak,” pungkasnya.

(sao/kna)

Sumber : health.detik.com

Alhamdulillah sehat wal afiyat اللهم صل على رسول الله محمد
image : unsplash.com / Jonas Weckschmied

Transformasi Wanita Turun 72 Kg Berkat Diet GLP-1, Seperti Beda Orang


Jakarta

Viral di TikTok seorang wanita membagikan transformasinya sukses turun berat badan dengan diet GLP-1. Metode ini menggunakan obat diabetes untuk menekan nafsu makan.

“Bisakah kau percaya Ozempic melakukan ini?” tulisnya di salah satu video unggahannya di akun @amyinhalf yang sudah dilihat lebih dari 8 juta pengguna.

Amy Kane (35) pernah berbobot 136 kg sebelum akhirnya memutuskan untuk mengubah pola hidupnya. Kenaikan berat badannya juga dipicu karena kondisi PCOS atau polycystic ovary syndrome.


Kondisi itu membuatnya sering merasa lapar yang membuat dia makan berlebihan. Selain itu Amy juga berjuang melawan depresi pasca persalinan yang memicu dia makan banyak untuk meredakan emosinya.

“Penurunan berat badan selalu menjadi tantangan yang sangat besar bagi saya,” katanya kepada Newsweek.

“Hal ini menyebabkan pola makan yang tidak teratur selama bertahun-tahun dan hubungan yang tidak sehat dengan makanan,” tuturnya.

Saat ini, ia makan secukupnya, dengan fokus pada protein dan hidrasi. Ia tidak membatasi diri atau menghilangkan kelompok makanan, tetapi makan dengan penuh kesadaran.

Ke depannya, ia berencana untuk melakukan operasi pengecilan perut, atau abdominoplasti, prosedur bedah kosmetik yang menghilangkan kelebihan lemak dan kulit dari perut sekaligus mengencangkan otot perut.

Menurut University of Chicago Medicine, obat-obatan seperti Ozempic, Wegovy, Zepbound, dan Mounjaro telah ada selama bertahun-tahun, tetapi baru-baru ini menjadi berita utama karena popularitasnya yang meningkat sebagai agen penurun berat badan.

Obat-obatan ini termasuk dalam kelas yang dikenal sebagai agonis reseptor peptida-1 mirip glukagon (GLP-1RA), yang meniru hormon (GLP-1) dalam tubuh yang membantu mengendalikan kadar insulin dan glukosa darah sekaligus meningkatkan rasa kenyang.

(kna/kna)

Sumber : health.detik.com

Alhamdulillah sehat wal afiyat اللهم صل على رسول الله محمد
image : unsplash.com / Jonas Weckschmied

Youtuber Mukbang Nikocado Avocado Operasi Pengangkatan Kulit usai Turun 113 Kg


Jakarta

Nikocado Avocado yang dikenal sebagai bintang ‘mukbang’ di YouTube, mengungkap dirinya telah menjalani operasi pengangkatan kulit. Ini dilakukan setelah berhasil menurunkan berat badannya sebanyak 113 kg.

“Saya memiliki banyak kulit yang kendur. Saya tahu itu akan terjadi dan selalu menyembunyikannya di balik celana,” ungkap pria bernama asli Nicholas Perry itu.

“Maka dari itu saya akhirnya memutuskan untuk menjalani operasi pengangkatan kulit,” lanjutnya yang dikutip dari laman People.


Awalnya, Perry hanya melakukan facelift untuk mengencangkan bagian wajahnya. Saat itu, ia belum ada pertimbangan untuk mengangkat kulit berlebih di tubuhnya karena prosesnya yang mungkin lebih rumit.

Selama masa pemulihan, Perry berkonsultasi dengan dokter bedah untuk menjalani operasi pengangkatan kulit. Keputusan ini diambil karena ia mulai merasa terganggu dengan kulit di area perutnya.

“Saya sedang berbelanja pakaian untuk pesta pernikahan, tidak ada yang pas, dan saya harus terus menekan perut saya ke dalam celana. Itu sangat menyebalkan dan menjijikkan dan saya berpikir harus menghilangkan ini,” tuturnya.

Perry melakukan 360 body lift, yang menurut American Society of Plastic Surgeons dilakukan untuk menghilangkan kulit dan lemak kendur yang berlebih. Prosedur ini juga dapat memperbaiki permukaan kulit yang kendur dan tidak teratur.

Operasi seperti yang dijelaskan Perry, dilakukan dengan sayatan yang melingkari seluruh tubuhnya, seperti ikat pinggang. Selama prosedur, tim dokter berhasil mengangkat sekitar 4,5 kg kulitnya.

Setelah operasi, Perry membagikan hasilnya di media sosial. Ia terlihat memakai korset pinggang dan memperlihatkan penampilan barunya.

“Saya suka hasilnya dan merasa sangat baik. Saya belum pernah merasa sebagus ini seumur hidup,” kata Nikocado, memamerkan bekas luka di bawah lengan dan di pinggangnya.

“Saya tidak pernah merasa sebahagia ini. Saya tidak sabar untuk pergi ke pantai dan menyaksikan matahari terbit, bermeditasi, merasakan matahari, merasakan angin, dan menghirup udara itu,” pungkasnya.

(sao/kna)

Sumber : health.detik.com

Alhamdulillah sehat wal afiyat اللهم صل على رسول الله محمد
image : unsplash.com / Jonas Weckschmied

Youtuber Mukbang Nikocado Avocado Cerita Perubahan Tubuhnya usai Turun 113 Kg


Jakarta

Youtuber Nicholas Perry atau lebih dikenal sebagai Nikocado Avocado menceritakan perubahan yang terjadi pada tubuhnya usai menurunkan berat badan. Ia berhasil menurunkan berat badan sekitar 113 kg dalam dua tahun.

Namun, setelah berhasil mengatasi obesitasnya yang parah, ia merasa terganggu dengan perubahan pada tubuhnya. Ia memiliki kulit yang kendur di area wajah, leher, dan juga perutnya.

“Saya sama sekali tidak memiliki dagu, itu hanya ‘leher kalkun besar’ yang berada di bawah wajah saya,” kata Perry yang dikutip dari Daily Mail.


Ketika orang bertambah berat badan, kulit akan meregang dan menjadi lebih besar. Saat berat badan menurun, kulit itu tidak akan bisa menyusut kembali.

Hal ini menyebabkan kulit yang kendur itu membatasi gerak seseorang, memicu lecet, hingga tekanan emosional.

Maka dari itu, Perry bertekad untuk melakukan operasi pengecilan perut, pengencangan lengan, paha, dan bokong. Prosedur pengangkatan kulit dimulai pada Januari 2025.

Ia menjalani operasi facelift deep plane untuk menghilangkan kulit kendur di wajah dan lehernya. Pada 22 Januari, Perry mengungkapkan bahwa ia menjalani operasi facelift deep plane dengan Dr Ben Talei di Beverly Hills, California.

Operasi deep plane facelift adalah prosedur tingkat lanjut yang mengangkat dan mengubah posisi struktur wajah yang lebih dalam, termasuk ligamen, untuk hasil yang lebih alami dan tahan lama. Prosedur ini berbeda dari operasi facelift standar, yang hanya mengencangkan kulit untuk meminimalkan kerutan dan membuat fitur wajah lebih jelas.

Dalam operasi tersebut, Perry dibius dan dokter membuat sayatan di sekitar telinganya untuk mengencangkan kulit serta mengubah posisi struktur di wajahnya. Pasca operasi, ia harus memakai penyangga setidaknya selama seminggu.

Selama itu, dia tidak bisa menundukkan kepalanya ke depan, karena itu dapat merobek kulit saat proses penyembuhan.

Prosedur berikutnya adalah operasi pengencangan kulit di perut dan lengannya untuk mengurangi lipatan kulit berlebih. Ia menjalani operasi tersebut awal bulan ini dengan Dr Timothy Katzen di Beverly Hills.

Perry tampaknya telah menjalani operasi pengecilan perut. Prosedur ini melibatkan dokter bedah yang memotong perut dari pinggul ke pinggul dan membuang kelebihan kulit dan lemak dari area tersebut.

Dokter bedah memotong bagian dalam lengan, bagian belakang lengan atau ketiak. Kemudian, dokter juga membuang kelebihan lemak dan mengencangkan otot serta kulit di bawahnya sebelum menjahit sayatan hingga tertutup.

Perry menjelaskan alasannya melakukan operasi pengangkatan kulit yang kendur itu. Ia merasa terganggu dan kulit tersebut menghambat segala keinginannya.

“Ini menghambat saya, bahkan tidak bisa memakai baju biasa tanpa menyesuaikannya. Ini menghambat saya untuk merasa dalam kondisi terbaik,” tutur Perry.

“Dan saya ingin merasa luar biasa dan merasa sangat baik selama tur, dan juga memakai pakaian yang lucu,” pungkasnya.

(sao/kna)

Sumber : health.detik.com

Alhamdulillah sehat wal afiyat اللهم صل على رسول الله محمد
image : unsplash.com / Jonas Weckschmied

Ada Benarnya, Bukti Ilmiah Sebut Makan Pakai Tangan Lebih Menyehatkan


Jakarta

Makan menggunakan tangan seringkali dianggap kuno atau kurang higienis di era modern yang serba praktis. Padahal, tradisi ini telah dilakukan berabad-abad pada berbagai budaya, termasuk Indonesia. Menariknya, sejumlah ahli menilai kebiasaan sederhana ini justru punya manfaat kesehatan, baik dari pencernaan hingga metabolisme tubuh.

Penjelasan ahli bedah NHS di Inggris, Dr Karan Rajan, makan menggunakan tangan mendorong kita untuk lebih pelan dan sadar ketika menikmati makanan. Sentuhan jari pada makanan dapat merangsang indera peraba, penglihatan, hingga penciuman, sehingga proses makan terasa lebih utuh. Hal ini dapat membuat otak lebih cepat mengenali rasa kenyang, mengurangi risiko makan berlebihan, sekaligus meningkatkan kesehatan cerna.

Tak hanya itu, paparan mikroba dalam jumlah kecil yang tidak berbahaya dari tangan yang bersih diyakini dapat melatih sistem imun. Dengan kata lain, praktik sederhana ini dapat memberi latihan alami pada usus untuk menjaga keseimbangan mikrobiota usus. Hasilnya tubuh tidak hanya mendapat asupan nutrisi yang lebih baik, tetapi juga daya tahan yang lebih kuat.


Tapi benarkah klaim tersebut punya bukti ilmiah? Mari ditelusur satu persatu.

Bukti Ilmiah yang Mendukung

Beberapa klaim Dr Rajan ternyata punya dasar ilmiah. Salah satunya terkait kebiasaan mengunyah lebih lama.

Penelitian Department of Food Science and Technology, University of California menunjukkan mastikasi atau proses mengunyah dapat meningkatkan aliran air liur dan sekresi enzim amilase yang penting untuk memecah karbohidrat. Artinya, makan dengan ritme lebih lambat memang membantu kerja pencernaan lebih maksimal.

Selain itu, studi terbaru di Journal Eating Behaviors menemukan bahwa makan dengan tempo lambat bisa menurunkan jumlah asupan kalori sekaligus meningkatkan rasa kenyang. Hal ini mendukung klaim bahwa makan dengan penuh kesadaran dapat membantu mencegah makan berlebihan.

Selain itu, tahun 2021 dalam European Journal of Nutrition melaporkan bahwa kecepatan makan mempengaruhi metabolisme. Mengunyah lebih lama dan memperlambat proses makan terbukti membantu respon insulin lebih baik dan menstabilkan lonjakan gula darah setelah makan, serta rasa kenyang

Namun, perlu diketahui bahwa pernyataan makan dengan tangan secara alami memperlambat mengunyah makanan lebih lama, belum ada penelitian ilmiah yang mendukung. Bisa jadi makan dengan alat makan juga bisa memperlambat proses mengunyah makanan. Maka diperlukan studi yang membandingkan kedua hal tersebut.

Hipotesis yang Perlu Diteliti Lebih Lanjut

Meski begitu, tidak semua klaim Dr Rajan sudah terbukti secara ilmiah. Ada beberapa yang masih berupa hipotesis dan perlu adanya riset lebih lanjut.

Misalnya, klaim bahwa makan dengan tangan bisa memberi “latihan kecil” pada sistem imun karena adanya paparan mikroba tidak berbahaya. Hingga kini, belum ada penelitian yang secara khusus meneliti pengaruh makan pakai tangan terhadap keseimbangan mikrobiota usus atau imunitas tubuh.

Lebih Baik Mana, Makan Pakai Tangan atau Alat Makan?

Perdebatan tentang lebih baik makan pakai tangan atau menggunakan alat makan seperti sendok dan garpu sebenarnya tidak mempunyai satu jawaban pasti. Masing-masing punya kelebihan dan kekurangan, jika dilihat dari aspek kesehatan, kebersihan, maupun budaya.

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa menggunakan alat makan cenderung lebih higienis, terutama ketika fasilitas cuci tangan terbatas. Pentingnya kebersihan tangan dalam mencegah penyakit diare dan infeksi pencernaan sebelum makan. Beberapa studi menunjukkan kurangnya kesadaran masyarakat Indonesia soal mencuci tangan sebelum makan, terutama pada praktik cuci tangan yang benar. Sehingga dalam konteks ini, alat makan bisa berfungsi sebagai “pelindung” antara mikroba yang ada di tangan dengan makanan yang akan dikonsumsi.

Sementara itu, makan dengan tangan memiliki nilai budaya yang kuat di Indonesia serta dipercaya meningkatkan pengalaman sensorik dan kedekatan emosional dengan makanan. Dari sisi psikologis, riset tentang mindful eating juga mengaitkan keterlibatan kesadaran penuh saat makan dengan konsumsi yang lebih lambat, meski belum ada penelitian yang secara langsung membandingkan tangan dan sendok.

Melihat kondisi di Indonesia, pilihan yang paling efektif dan bermanfaat bergantung pada kondisi. Dalam tradisi atau acara keluarga, makan pakai tangan bisa memperkuat kebersamaan sekaligus menghadirkan pengalaman makan yang lebih personal.

Namun, di tempat umum atau lingkungan dengan sanitasi kurang terjamin, penggunaan alat makan jelas lebih disarankan. Intinya tetap sama yaitu menjaga kebersihan tangan, mencuci dengan sabun, dan memastikan makanan dalam kondisi higienis.

(mal/up)

Sumber : health.detik.com

Alhamdulillah sehat wal afiyat اللهم صل على رسول الله محمد
image : unsplash.com / Jonas Weckschmied

Ibunda Tasya Kamila Jalani Operasi Bariatrik usai 25 Tahun Gagal Diet


Jakarta

Selebriti Tasya Kamila membagikan pengalaman sang ibu, Isverina Andriany, yang menjalani operasi bariatrik atau pemotongan lambung belum lama ini.

Tasya mengatakan operasi bariatrik itu dilakukan setelah ibunya gagal diet selama 25 tahun.

“Gagal diet selama 25 tahun berujung obesitas tingkat 3 akhirnya Mamaku jalani Operasi Bariatrik potong lambung,” tulis Tasya dalam keterangan unggahannya dikutip detikcom, Rabu (1/10/2025).


Tasya bercerita, sang bunda sudah menjalani diet di tahun 2000. Kala itu ibunya berhasil menurunkan berat badan sebanyak belasan kilogram. Tetapi setelah itu, beratnya naik secara drastis.

Meski telah mencoba banyak cara, upaya penurunan berat badan ibunya tidak berhasil. Sejak 2020 hingga saat ini berat badan ibunda Tasya stagnan di antara 105-110 kilogram.

Kondisi tersebut berdampak buruk terhadap kesehatan ibunda Tasya Kamila.

“Mamaku sudah obesitas tingkat tiga dan dampaknya mamaku menderita: diabetes melitus dan komplikasinya, fatty liver, kolesterol, darah tinggi, sleep apnea (mendengkur parah), Mobilitas terganggu, lutut bermasalah, susah gerak, dan makin nggak suka olahraga,” ungkapnya.

Putuskan operasi bariatrik

Ibu Tasya Kamila juga kehilangan kepercayaan diri karena penampilannya sampai tak mau difoto. Setelah berkonsultasi dengan dokter, sang ibu akhirnya memutuskan untuk operasi bariatrik pemotongan lambung.

“Dengan potong lambung, otomatis volume kemampuan makannya berkurang. Selain itu, di lambung juga ada pusat selera makan yang mana itu juga akan dibuang,” ungkapnya.

Menyoal operasi bariatrik

Operasi bariatrik atau potong lambung adalah kategori operasi bedah yang bertujuan membantu penyandang obesitas menurunkan berat badan. Dokter dapat merekomendasikan operasi bariatrik jika metode penurunan berat badan lain tidak berhasil dan jika obesitas tampaknya menimbulkan risiko kesehatan yang lebih besar.

Dikutip dari Cleveland Clinic, prosedur bedah bariatrik bekerja dengan memodifikasi sistem pencernaan, biasanya lambung, dan terkadang juga usus halus, untuk mengatur jumlah kalori yang dikonsumsi dan serap. Prosedur ini juga dapat mengurangi sinyal lapar yang dikirim dari sistem pencernaan ke otak.

Sebagai catatan, operasi bariatrik tidak cocok untuk semua orang yang obesitas. Pasien perlu memenuhi pedoman medis tertentu agar memenuhi syarat untuk operasi penurunan berat badan. Pasien juga harus bersedia melakukan perubahan permanen untuk menjalani gaya hidup yang lebih sehat.

(kna/kna)

Sumber : health.detik.com

Alhamdulillah sehat wal afiyat اللهم صل على رسول الله محمد
image : unsplash.com / Jonas Weckschmied