Tag Archives: diare

Hati-hati! Kebanyakan Makan Strawberry Bisa Bikin Diare


Jakarta

Lezat dan kaya manfaat, buah strawberry memang menyehatkan. Tetapi jika dikonsumsi berlebihan, buah ini bisa menyebabkan kembung hingga diare.

Strawberry dikenal luas sebagai buah yang lezat, segar, dan kaya manfaat. Popularitasnya bukan hanya karena rasa manis yang menggoda, tetapi juga karena kandungan gizinya yang melimpah serta ketersediaannya sepanjang tahun.

Buah mungil berwarna merah ini kerap dipuji karena mampu menunjang fungsi otak, membantu mengatur kadar gula darah, memperkuat sistem imun, mengurangi peradangan, hingga meningkatkan kesehatan jantung.


Menurut Cleveland Clinic, strawberry juga rendah kalori namun padat nutrisi sehingga menjadikannya pilihan tepat bagi yang ingin menjaga pola makan sehat.

Dilansir dari Delish, Selasa (08/07/2025), ahli gizi Lauren Manaker, menjelaskan strawberry sarat akan vitamin C, antioksidan, dan serat. Namun, seperti halnya makanan sehat lainnya, konsumsi berlebihan tetap bisa menimbulkan efek yang kurang menyenangkan.

Makan Strawberry dan Kandungan ManfaatnySeporsi buah strawberry segar. Foto: Getty Images/Image Source/

Satu porsi strawberry idealnya sekitar satu cangkir, atau setara dengan 8-10 buah stroberi berukuran sedang. Dalam takaran ini manfaat yang diperoleh cukup optimal tanpa membebani kerja tubuh.

Dua hingga tiga porsi strawberryper hari umumnya masih dalam batas aman, tetapi jika melebihi itu ada sejumlah dampak negatif yang patut diwaspadai.

Manaker menyebutkan konsumsi strawberry secara berlebihan bisa menyebabkan gangguan pencernaan, seperti perut kembung atau diare, karena kandungan seratnya yang tinggi.

Selain itu, sifat asam alami pada buah ini bisa memicu iritasi lambung atau menyebabkan refluks asam, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah besar.

Walaupun kandungan gula dalam strawberry relatif rendah dibandingkan buah lain, asupan berlebih tetap dapat memengaruhi kadar gula darah, terutama bagi penderita diabetes yang perlu lebih berhati-hati dalam mengatur pola makannya.

Makan Strawberry dan Kandungan ManfaatnyStrawberry jadi sumber makanan sehat tapi tak boleh konsumsi berlebihan. Foto: Getty Images/Image Source/

Beberapa orang juga diketahui memiliki sensitivitas terhadap strawberry. Dalam kasus seperti ini, konsumsi berlebih dapat menyebabkan gejala alergi ringan seperti gatal atau pembengkakan.

Terakhir, Manaker mengingatkan terlalu banyak mengonsumsi satu jenis makanan saja bisa menghambat asupan nutrisi penting dari sumber makanan lainnya.

Tidak ada aturan baku soal batas maksimal konsumsi strawberry, prinsip menyantap makanan dalam porsi secukupnya tetap menjadi kunci makan sehat.

“Strawberry memang bagus untuk pola makan, tapi jangan lupa pentingnya variasi dalam menu,” pungkas Manaker.

(sob/dfl)

Sumber : food.detik.com

Alhamdulillah Makanan Minuman Sehat Di JumatBerkah.Com اللهم صل على محمد
Source : unsplash.com / Eater Collective

Sedang Alami Diare? Konsumsi 5 Asupan Ini Agar Cepat Pulih


Jakarta

Diare sering disebabkan karena salah makan yang memicu buang air besar terus-menerus. Untuk menyembuhkannya ada beberapa asupan yang bisa dikonsumsi.

Diare merupakan penyakit yang membuat penderitanya sering buang air besar dengan kondisi tinja atau feses yang cair. Kondisi ini membuat penderitanya mengalami kekurangan cairan dan menjadi lemas. Bahkan, dalam jangka yang lama bisa membuat dehidrasi hingga demam.

Dilansir dari berbagai sumber, agar pulih cepat dari diare ada beberapa makanan yang harus dipantang. Makanan pedas, produk susu, hingga makanan yang mengandung gas tak boleh dikonsumsi.


Mengutip Cleve and Clinic, ada beberapa makanan yang baik dikonsumsi untuk penderita diare agar proses penyembuhannya lebih cepat. “Makanan polos dan sederhana yang biasa dapat diasup dengan baik,” ungkap Dr. Donald Kirby, seorang ahli gastroenterologi dan spesialis gizi.

Berikut daftar makanan dan minuman yang baik dikonsumsi penderita diare:

1. Diet ‘BRAT’

Salah satu makanan yang baik dikonsumsi ini mengacu pada diet ‘BRAT’. BRAT merupakan akronim untuk nama makanan, yaitu B (Banana) atau pisang, R (Rice) atau nasi, A (Applesauce) saus apel, dan T(Toast) atau roti panggang.

Buah pisang disebut baik untuk mengobati diare, karena pati yang ada di dalamnya dapat menyerap air pada usus besar sehingga bisa mengeraskan feses. Pisang juga kaya akan kalium yang merupakan zat elektrolit utama.

Nasi yang baik dikonsumsi adalah nasi putih, karena lebih mudah dicerna. Saus apel bisa menjadi pengganti gula. Roti panggang dari roti tawar mudah dicerna daripada roti gandum utuh.

2. Makanan Hambar

Makanan hambar juga baik untuk menyembuhkan diare. Karena, makanan yang tak memiliki rasa ini bisa menenangkan perut.

Makanan yang menenangkan itu di antaranya adalah oatmeal, sereal tanpa susu, kentang rebus atau panggang, dan ayam panggang tanpa kulit. Meski rasanya hambar, tapi cukup nikmat ketika disantap.

3. Minuman Elektrolit

Ilustrasi air kelapa mudaIlustrasi air kelapa muda Foto: Getty Images/iStockphoto/PitchyPix

Diare bisa menyebabkan kehilangan banyak cairan tubuh. Ini membuat tubuh mengalami dehidrasi dengan cepat. Untuk mengisi kembali cairan dan pasokan nutrisi, solusinya dengan mengonsumsi minuman yang mengandung banyak elektrolit.

Minuman elektrolit ini mengandung natrium dan gula. Natrium memperlambat kehilangan cairan dan membantu retensi cairan, sementara gula membantu tubuh menyerap natrium.

Minuman elektrolit alami yang dapat dikonsumsi adalah air kelapa. Bisa juga mengonsumsi oralit yang dapat dibeli di apotek.

4. Makanan Asin

Asin pada makanan didapatkan dari penggunaan garam. Diketahui bahwa garam mengandung natrium yang dapat membantu dalam menjaga kadar cairan tubuh.

Makanan asin ini bisa berupa biskuit yang dapat memberi asupan natrium sekaligus terasa lembut di perut. Sup ayam juga mengandung asupan natrium yang cukup banyak.

Dr. Kirby mengatakan, “Sebenarnya kita cenderung tidak mengonsumsi terlalu banyak garam atau natrium, tetapi ketika mengalami diare yang parah pastikan untuk mendapatkan cukup garam agar kondisinya tidak semakin parah.”

5. Probiotik

Probiotik.Probiotik. Foto: Freepik

Makanan probiotik berasal dari makanan atau minuman yang telah mengalami proses fermentasi. Dr. Kirby menjelaskan bahwa makanan yang mengandung probiotik justru baik untuk memulihkan diare.

Ini karena probiotik dapat membantu usus mengobati infeksi. Bakteri baik pada probiotik ini dibutuhkan untuk menjaga mikrobioma usus yang sehat.

“Yogurt atau kefir, minuman susu fermentasi yang bisa jadi pilihan, meskipun keduanya termasuk produk susu. Pastikan yogurt dan kefir itu rendah gula,” ujar Dr. Kirby.

Lantas, apa saja makanan yang harus dihindari saat diare? Semua makanan yang dapat mengganggu sistem pencernaan dan memperparah diare, seperti dikutip dari Medical News Today.

Di antaranya ada makanan pedas yang dapat membuat iritasi pada sistem pencernaan. Gorengan juga sebaiknya dihindari sementara karena mengandung banyak lemak dan minyak.

(yms/odi)

Sumber : food.detik.com

Alhamdulillah Makanan Minuman Sehat Di JumatBerkah.Com اللهم صل على محمد
Source : unsplash.com / Anna Pelzer

Buah untuk Menghentikan Diare dan Makanan yang Perlu Dihindari

Jakarta

Mengkonsumsi dan menghindari makanan/minuman tertentu bisa membantu mengatasi diare. Saat sedang diare, kita perlu makanan yang bisa menyerap sejumlah air dari tinja.

Pasalnya, diare adalah kondisi saat buang air besar kita cair/encer. Berikut adalah pilihan makanan yang dapat membantu menghentikan diare pulih lebih cepat.

Buah untuk Menghentikan Diare

Pisang dan selai apel termasuk buah yang bermanfaat untuk menghentikan diare. Jika mengalami diare, maka cobalah untuk pertimbangkan makanan berikut.


1. Pisang

Penelitian tahun 2020 oleh Sarmin M, dkk. dari Nutrition and Clinical Services Division dan International Centre for Diarrhoeal Disease Research, Bangladesh, mengungkapkan bahwa kandungan resisten yang tinggi pada pisang mentah bisa membantu mengeluarkan kelembapan dari tinja.

Pisang akan mengikat untuk membantu mengencangkan tinja. Hal ini akan mengurangi gejala diare.

2. Selai Apel

Tidak seperti apel mentah utuh, saus apel akan dipecah menjadi bentuk yang mudah dicerna. Sehingga, ini adalah pilihan yang baik untuk penderita diare.

Dalam buku Diarrhea oleh Valerie Nemeth dan Nicholas Pfleghaar yang dimuat situs National Library of Medicine, penyedia layanan kesehatan meresepkan diet BRAT, jenis diet rendah serat yang sering diresepkan untuk mengobati diare jangka pendek.

BRAT adalah singkatan dari pisang, nasi, apel, dan roti panggang (The banana, rice, applesauce, and toast).

American Family Physician (AFP), menjelaskan bahwa jika mengalami diare kita tidak perlu membatasi diri pada diet BRAT. Makanan lain, seperti biskuit tawar, sumber protein rendah lemak, biasanya juga bisa ditoleransi dengan baik ketika sedang diare.

Makanan yang Harus Dihindari saat Diare

Ada jenis makanan dan minuman yang bisa membuat diare semakin parah, karena bisa menyebabkan gas dan kembung.

Berikut adalah minuman dan makanan yang tidak boleh dimakan saat diare:

  • Gorengan dan makanan berminyak.
  • Buah-buahan dan sayur-sayuran yang bisa menimbulkan gas. Contohnya, buncis, brokoli, paprika, buncis, kacang polong, beri, plum, jagung, dan sayuran berdaun hijau.
  • Kafein.
  • Alkohol dan minuman berkarbonasi.
  • Susu atau produk susu.

Langkah Menghentikan Diare

Selain mengubah pola makan, ada beberapa cara lain untuk mengatasi diare. Dikutip dari Medlineplus, berikut adalah perawatan tambahan sebagai langkah-langkah menghentikan diare:

  • Makanlah dalam porsi kecil, tapi lebih sering. Pasalnya makan dalam porsi besar bisa memperburuk diare. Jadi, pilihlah porsi kecil yang paling mudah dicerna.
  • Tetap terhidrasi dengan meminum air yang cukup. Kamu bisa tambahkan cairan seperti kaldu dan minuman olahraga sepanjang hari.
  • Hindari aktivitas berat. Istirahatlah jika memungkinkan, karena hal ini bisa menghindari kamu dari demam dan rasa lemas atau pusing.
  • Mengkonsumsi obat yang dijual bebas (OTC) yang bisa membantu mengobati jenis diare, seperti Pepto-Bismol atau Imodium.

Penting untuk diketahui, diare memiliki beragam jenis yang masing-masingnya penyebab berbeda. Diare bisa disebabkan oleh infeksi, kondisi medis, pengobatan tertentu atau perawatan medis seperti kemoterapi.

Konsumsi buah untuk menghentikan diare dan perubahan pola makan yang sudah dijelaskan di atas memang bisa membantu mengurangi gejala diare. Namun, sebaiknya kamu tetap berkonsultasi dengan ahli medis untuk mengobati jenis diare yang dialami.

(khq/inf)

Sumber : food.detik.com

Alhamdulillah Makanan Minuman Sehat Di JumatBerkah.Com اللهم صل على محمد
Source : unsplash.com / Jannis Brandt

Sedang Diare? Ini 5 Makanan yang Sebaiknya Dikonsumsi


Jakarta

Ketika mengalami diare, perut akan terasa tak nyaman. Tetapi ada beberapa makanan yang sebaiknya dikonsumsi agar tubuh tetap mendapat nutrisi saat diare.

Ketika diare tubuh akan terasa menolak semua makanan yang dimasukkan ke dalamnya. Tak sempat dicerna dengan baik tetapi makanan yang masuk akan langsung dikeluarkan oleh saluran pencernaan melalui buang air besar.

Alhasil ketika mengalami diare rasanya akan malas makan dan enggan mengunyah makanan yang tersaji di hadapan. Padahal penting untuk penderita diare tetap memasukkan asupan makanan ke dalam perut agar tubuh terus mendapatkan nutrisi.


Para ahli kesehatan menyarankan beberapa asupan yang dapat menjadi alternatif saat diare. Beberapa makanan dapat menjadi camilan yang menyehatkan dan makanan lainnya juga cocok untuk disajikan sesuai selera.

Baca juga: Unik! Masuk ke Restoran Ini Pengunjung Harus Membungkuk

Berikut ini 5 makanan yang cocok dikonsumsi ketika diare menurut Women’s Health:

Sedang Diare? Ini 5 Makanan yang Sebaiknya DikonsumsiPisang memiliki kandungan elektrolit yang dibutuhkan ketika diare. Foto: Getty Images/iStockphoto/Kritchai Chaibangyang

1. Pisang

Buah pisang mengandung karbohidrat yang paling mudah dicerna oleh tubuh. Artinya ketika dicerna di dalam usus, pisang akan lebih lembut dan tidak memberatkan kerja saluran pencernaan.

Selain itu pisang juga kaya akan mineral alami yang harus dipenuhi demi fungsi organ tubuh yang maksimal. Misalnya potassium, salah satu jenis elektrolit yang banyak terbuang ketika mengalami diare.

Konsumsi pisang juga dapat membantu menyerap cairan di dalam usus dan membuat kotoran bergerak lebih lembut. Sehingga tak ada lagi tumpukan cairan dalam saluran pencernaan yang memperparah diare.

2. Nasi putih

Sebagai salah satu bahan makanan pokok orang Indonesia, nasi ternyata juga berkhasiat untuk membantu memperbaiki pencernaan. Nasi secara alami memiliki sifat yang dapat mengikat.

Konsumsi nasi putih saat diare dapat membantu membuat kotoran lebih padat. Dan inilah yang seharusnya dilakukan ketika diare karena kotoran yang keluar akan cenderung berbentuk cair.

Sehingga menghindari konsumsi nasi ketika diare justru akan menjadi kesalahan yang besar. Hal ini juga dibenarkan oleh Bet Warren selaku ahli nutrisi dan pendiri di Beth Warren Nutrition.

Makanan yang cocok untuk penderita diare lainnya ada di halaman selanjutnya.

3. Telur

Kotoran yang lebih cair ketika diare disebabkan oleh pergerakan saluran pencernaan yang lebih cepat. Sehingga jika ingin mengatasinya kamu harus mengembalikan pergerakan perut.

Telur menjadi salah satu asupan makanan yang dapat membantu mengembalikan pergerakan susu menjadi lebih normal. Tetapi ada beberapa syarat yang harus diikuti jika ingin mendapatkan hasil yang maksimal.

Konsumsi telur untuk mengatasi diare harus dilakukan tanpa bahan tambahan. Sebaiknya dinikmati sebagai telur rebus. Mayo Clinic tidak menyarankan konsumsi telur dengan campuran mentega atau minyak ketika diare.

4. Roti putih

Sedang Diare? Ini 5 Makanan yang Sebaiknya DikonsumsiRoti putih lebih rendah serat sehingga mudah dicerna oleh usus. Foto: Getty Images/iStockphoto/Kritchai Chaibangyang

Saat mengalami diare, penderitanya tidak disarankan mengonsumsi makanan yang mengandung serat. Alasannya karena serat akan lebih sulit dicerna oleh saluran pencernaan yang sedang bermasalah.

Jika biasanya lebih suka mengonsumsi roti gandum, usahakan untuk mengubah asupannya selama diare. Pilih roti putih yang terbuat dari olahan tepung terigu.

Roti jenis ini memiliki kadar serat yang sangat rendah. Sehingga usus akan mencerna roti dengan lebih lembut tanpa harus memangkas habis asupan karbohidrat yang dibutuhkan untuk produksi energi.

5. Yoghurt

Ada beberapa alasan yang dapat menyebabkan seseorang mengalami diare. Salah satunya intoleran laktosa yang bisa datang melalui asupan kandungan makanan yang terkontaminasi susu sapi.

Jika alasan ini menjadi dasar dari diare yang dialami sebaiknya segera konsumsi yoghurt. Walaupun terbuat dari olahan susu sapi tetapi yoghurt dapat meminimalisir efek intoleran laktosa dalam saluran pencernaan.

Yoghurt juga memiliki probiotik yang dapat mengembalikan kesehatan bakteri di dalam usus. Jika ingin menikmati yoghurt lebih enak dapat menambahkan potongan buah segar atau kucuran madu sebagai pemberi rasa manis.

Baca juga: Pencinta Kopi Wajib Tahu, Ini Bedanya Kopi Instan dan Seduh Manual

(dfl/odi)



Sumber : food.detik.com

5 Efek Samping Kebanyakan Minum Matcha, Diare hingga Kepala Pening


Jakarta

Minum matcha bisa mendatangkan manfaat sehat karena kandungan antioksidannya yang tinggi. Namun sebaliknya, kebanyakan minum matcha bakal memunculkan efek samping, seperti diare hingga kepala pening.

Matcha kini semakin populer sebagai alternatif minuman berkafein selain kopi. Matcha juga menawarkan manfaat sehat karena kandungan L-theanine dan antioksidan lain.

Rutin minum matcha dalam jumlah yang tepat bisa membuat tubuh dan pikiran lebih rileks, jantung lebih sehat, sampai bermanfaat mencegah kanker. Namun, hindari mengonsumsi matcha berlebih karena justru akan menimbulkan efek samping.


Batas konsumsi matcha yang disarankan per hari adalah sekitar2-3 cangkir per hari atau 2-5 gram bubuk matcha. Waspadai efek berikut jika terlalu banyak minum matcha:

1. Masalah tidur

Young Asian woman feeling sick and suffering from a headache, lying on the bed and taking a rest at homeYoung Asian woman feeling sick and suffering from a headache, lying on the bed and taking a rest at home Foto: Getty Images/AsiaVision


Meski tidak sebanyak kopi, Anda perlu mengingat bahwa matcha mengandung kafein. Konsumsi terlalu banyak kafein apalagi berdekatan dengan jam tidur jelas membuat Anda susah tidur atau sulit mendapat tidur nyenyak.

Selain itu, terlalu banyak konsumsi kafein bisa membuat seseorang lebih sensitif, sakit kepala atau jantung berdebar.

2. Diare
Perut tidak nyaman ketika sudah minum matcha sekian gelas menandakan Anda harus berhenti. Melansir dari Health Shots, konsumsi matcha terlalu banyak bisa memicu diare.

Kandungan pada matcha bisa menghambat bakteri alami usus sehingga sensitif terhadap patogen.

3. Gangguan pencernaan
Selain diare, efek samping kebanyakan minum matcha juga berupa masalah pencernaan. Masalah pencernaan ini salah satunya sindrom iritasi usus besar atau irritable bowel syndrome (IBS). IBS bisa terasa sangat tidak nyaman dan menyakitkan.

4. Mual dan muntah

Ilustrasi Mual saat PuasaIlustrasi Mual Foto: iStock

Rasa mual bahkan sampai muntah bisa saja dirasakan sebagian orang yang kebanyakan minum matcha. Mual dan muntah ini akibat overdosis polifenol pada matcha. Polifenol merupakan salah satu jenis antioksidan. Konsumsi matcha dalam porsi moderasi sangat disarankan.

5. Kepala pening
Kepala terasa pening? Anda boleh curiga ini efek samping kebanyakan minum matcha. Ahli merekomendasikan untuk membatasi konsumsi matcha sebanyak dua cangkir per hari.

Artikel ini sudah tayang di CNN Indonesia dengan judul “Hati-hati, Ini Efek Samping Kebanyakan Minum Matcha”

(sob/adr)



Sumber : food.detik.com

Pakar UGM Ungkap Beda Alergi dan Keracunan Serta Cara Menanganinya


Jakarta

Pakar sekaligus Guru Besar Mikrobiologi Klinik Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Tri Wibawa soroti banyaknya kasus keracunan makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Terlebih korban dari kasus ini berasal dari kalangan siswa yang menjadi sasaran MBG.

Tri menjelaskan selain menyoroti kasusnya, masyarakat dan tenaga pendidik perlu memahami tentang perbedaan alergi dan keracunan makanan. Pemahaman ini diperlukan agar masyarakat bisa mengambil langkah pertolongan pertama yang tepat bila hal itu terjadi.

Lalu apa perbedaan diantara keduanya? Dikutip dari laman resmi UGM, Kamis (9/10/2025) berikut informasinya.


Perbedaan Alergi dan Keracunan Makanan

Alergi dijelaskan Tri sebagai reaksi yang diberikan sistem kekebalan tubuh setelah mengonsumsi makanan tertentu. Reaksi ini bisa timbul bahkan ketika seseorang memakan makanan pemicu alergi sekecil apapun.

“Makanan pemicu alergi dapat menyebabkan gejala seperti biduran, pembengkakan saluran pernapasan yang memicu asma, hingga gangguan pencernaan,” tuturnya.

Alergi makanan yang menimpa seseorang tidak bisa dipandang sebelah mata. Hal ini bisa terjadi karena dalam beberapa kasus reaksi alergi dapat berujung pada kondisi yang mengancam jiwa atau dikenal sebagai anafilaksis.

Berbeda dengan alergi, keracunan makanan tidak berhubungan dengan reaksi sistem imun manusia. Keracunan makanan bisa terjadi karena masuknya kuman atau zat berbahaya dari makanan/minuman yang dikonsumsi.

Ketika seseorang mengalami keracunan makanan, biasanya ada gejala yang ditimbulkan. Gejala yang dimaksud seperti sakit perut, muntah, dan diare yang muncul beberapa jam hingga hari setelah mengonsumsi makanan.

Sebagian besar kasus keracunan makanan bersifat ringan, sehingga bisa sembuh tanpa pengobatan khusus. Tetapi, dalam kondisi tertentu kasus ini bisa berakibat serius jika tidak ditangani, terlebih bila pemicunya adalah bakteri seperti Salmonella sp dan Escherichia coli (E. coli).

Bakteri Salmonella sp bisa bertahan dalam tubuh, terhindar dari asam lambung, dan bisa menyerang mukosa usus. Dengan begitu, bila keracunan karena bakteri ini, biasanya seseorang akan merasa sakit perut karena terjadi peradangan serta luka pada dinding usus.

Sedangkan, bakteri E coli mampu menghasilkan toksin Shiga (Shiga toxin-producing E. coli / STEC). Toksin ini dapat menyebabkan penyakit tular makanan yang parah.

Tri menegaskan setiap kasus keracunan memiliki penanganan yang berbeda-beda. Penangan yang dimaksud sesuai dengan jenis bakteri yang menyerang tubuh.

“Meskipun gejalanya mirip, mekanisme penyebabnya berbeda-beda tergantung jenis bakterinya,” ungkapnya.

Tips Beri Pertolongan Pertama Saat Keracunan Makanan

Dalam konteks MBG, Tri memberikan tips beri pertolongan pertama saat keracunan makanan, yakni:

1. Cegah Dehidrasi

Jika gejala keracunan yang timbul adalah muntah dan diare, korban bisa kehilangan cairan dan elektrolit. Untuk itu langkah paling penting yang harus dilakukan adalah mengganti cairan dan elektrolit yang hilang agar mencegah korban dehidrasi.

Ia menyarankan agar penderita banyak minum air putih. Jika dirasa kurang, orang tersebut juga bisa diberikan suplemen elektrolit.

“Jika muntah masih terjadi, minumlah sedikit demi sedikit. Dan jika kondisi memburuk, segera cari pertolongan dari petugas kesehatan,” tambahnya.

2. Jangan Panik Kalau Demam

Selain muntah dan diare, demam bisa menjadi salah satu gejala yang mungkin muncul saat keracunan. Ketika hal ini terjadi, detikers diharapkan tidak panik.

Demam disebutkan Tri menjadi mekanisme alami tubuh dalam melawan infeksi. Peningkatan suhu tubuh dapat membantu memperlambat pertumbuhan bakteri serta mengoptimalkan kerja sistem imun.

“Demam membantu mengendalikan infeksi dengan memberi tekanan panas pada patogen dan meningkatkan efektivitas sistem kekebalan tubuh,” paparnya.

Meski ada langkah pertolongan pertama ketika keracunan makanan datang, Tri mengingatkan mencegah adalah langkah paling baik. Diperlukan pengawasan yang ketat terhadap seluruh rantai produksi makanan MBG.

Menurutnya, setiap tahap proses baik dari pemilihan bahan, penyimpanan, pengolahan, hingga distribusi dapat menjadi titik masuk bagi bakteri, virus, jamur, atau parasit penyebab keracunan. Oleh karena itu, standar kebersihan harus diterapkan secara optimal.

Tri berpesan agar masyarakat juga harus paham perbedaan antara alergi dan keracunan, serta upaya preventif terjadinya keracunan makanan. Keduanya merupakan kunci untuk mecegah risiko fatal dari keracunan makanan.

“Kata kuncinya adalah menjaga mutu bahan dan proses, menaati standar kebersihan, dan segera bertindak tepat ketika gejala muncul,” tandasnya.

(det/pal)



Sumber : www.detik.com

Milenial hingga Gen Z Berisiko 4 Kali Lipat Kena Kanker Usus, Waspadai Gejalanya


Jakarta

Kimmie Ng, dokter onkologi saluran cerna dari Harvard Medical School dan pendiri Young-Onset Colorectal Cancer Center di Boston, mengatakan angka kejadian kanker usus besar dan rektum pada usia muda meningkat sekitar 2 persen setiap tahun sejak pertengahan 1990-an.

“Awalnya kami kaget, karena pasiennya masih muda, sehat, tidak punya faktor risiko, bahkan tanpa riwayat keluarga, tapi sudah terdiagnosis stadium 4. Dan kasus seperti ini sekarang makin sering,” beber Dr Ng.

Menurutnya, pasien penting untuk mengenali gejala awal kanker kolorektal.


Gejala utama yang kerap muncul pada pasien muda adalah keluarnya darah bersama tinja.

“Kalau darah tampak tercampur di dalam tinja, bukan hanya di permukaan atau di tisu, itu lebih mengkhawatirkan dan perlu diperiksa,” jelasnya.

Tanda lain yang harus diwaspadai:

  • Penurunan berat badan tanpa sebab jelas
  • Perubahan pola buang air besar (sering diare atau sembelit baru)
  • Tinja menjadi lebih tipis
  • Sakit perut atau perut terasa penuh
  • Lemas karena anemia (kurang darah)
  • Jika mengalami gejala-gejala ini, sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter.

Faktor Lingkungan Diduga Berperan

Para peneliti menduga perubahan lingkungan dan gaya hidup modern berperan besar dalam peningkatan kasus kanker di usia muda.

“Setiap generasi setelah tahun 1950 mengalami risiko yang lebih tinggi,” kata dr Ng.

Generasi Muda

Orang yang lahir tahun 1990, misalnya, punya risiko terkena kanker rektum 4 kali lebih tinggi dan kanker usus besar 2 kali lebih tinggi dibanding mereka yang lahir pada 1950.

Hal ini menunjukkan penyebabnya tidak mungkin dari genetik semata, karena gen manusia tidak berubah banyak dalam 30 tahun.

Faktor-faktor lingkungan yang mungkin berperan antara lain:

Obesitas (kegemukan)

Kurang aktivitas fisik

Pola makan tinggi daging merah, ultra processed food, dan gula tambahan.

Konsumsi minuman berpemanis berlebihan

Meski begitu, dr Ng mengakui banyak pasien muda yang tidak memiliki faktor risiko sama sekali.

“Sebagian dari mereka adalah pelari maraton, makan sehat, hidup aktif, tapi tetap terdiagnosis kanker usus besar,” ujarnya.

Peran Pemeriksaan Genetik

Kebanyakan kasus kanker usia muda tidak disebabkan faktor keturunan, tetapi mereka yang terkena di usia muda punya kemungkinan lebih tinggi memiliki sindrom genetik tertentu, seperti Lynch Syndrome atau Familial Adenomatous Polyposis.

Karena itu, dr Ng menyarankan agar semua pasien muda yang terdiagnosis kanker menjalani tes genetik keluarga.

Mengetahui riwayat kanker dalam keluarga juga sangat penting. Jika ada anggota keluarga yang pernah mengalaminya, seseorang bisa memulai skrining lebih awal, langkah yang berpotensi menyelamatkan nyawa.

Walau menakutkan, dr Ng mengingatkan bahwa kanker di usia muda bisa dilawan, terutama jika terdeteksi lebih awal.

Ia menegaskan pentingnya skrining rutin mulai usia 45 tahun, atau lebih muda bila ada riwayat keluarga.

“Deteksi dini bisa menyelamatkan nyawa. Banyak orang menunda pemeriksaan karena malu atau takut, padahal semakin cepat ditemukan, semakin besar peluang sembuh,” katanya.

(naf/kna)



Sumber : health.detik.com