Tag Archives: hasil diet

Cara Jalan Kaki yang Bikin Pria Bandung Turun 18 Kg, Tak Perlu 10 Ribu Langkah


Jakarta

Irvan Aditya (32), laki-laki di Bandung, Jawa Barat membuktikan bahwa olahraga ringan seperti jalan kaki efektif membantu mengurangi berat badan. Tidak harus 10.000 langkah per hari, Irvan melakukannya kurang dari angka itu. Menurut Irvan, yang terpenting adalah konsistensinya.

“Rutin nge-usahain jalan di treadmill itu 30 menit sehari. Kalau weekend baru tuh nge-push sampai 1 jam, sisanya workout sama angkat beban. Rata-rata kalau 30 menit, speed 5 itu saya usahain 3.000 langkah meski kadang lebih,” kata Irvan saat berbincang dengan detikcom, Sabtu (21/6/2025).

“Kalau sampai sekarang sih (Juni), dihitung-hitung total sudah 18 kg (turun dari 89 kg),” sambungnya.


Jalan kaki dipilih oleh Irvan karena dirinya merupakan seorang pekerja kantoran, sehingga dirinya tak memiliki banyak waktu untuk melakukan olahraga lain.

Selain rutin olahraga, Irvan juga mengatur pola makannya. Dirinya memilih intermittent fasting atau puasa intermiten, yang berfokus pada menentukan kapan waktu makan dan kapan waktu puasa dalam sehari atau seminggu.

“Saya kan ngantor juga dari jam 9 sampai 6. Metode IF-nya juga bertahap, mulai 12/12, lalu 16/8, kemudian 18/6, sampai terakhir sempet 20/4,” katanya.

Terkait pilihan makanan, Irvan tidak terlalu mengambil pusing. Dirinya hanya mengurangi porsi makan, menambah asupan protein harian, serta mengurangi karbohidrat.

“Mengurangi dari awalnya satu atau dua centong, dikurangi pelan-pelan, dikit demi sedikit sampai dua sendok makan. Perbanyak proteinnya, mulai tahu, tempe, daging ayam, daging sapi itu berkelanjutan terus menerus sampai sekarang,” kata Irvan.

Irvan juga tidak lagi mengonsumsi makanan atau minuman manis, serta yang mengandung tepung. Selain itu, ia juga menjaga pola tidur, yang menurutnya turut berpengaruh terhadap hasil diet.

“Paling yang bener-bener di-cut itu gula, minuman yang berpemanis. Kalau bisa tepung-tepungan juga kurangin,” kata Irvan.

“Faktor yang nggak kalah pentingnya nih, tidur memang harus enam sampai delapan jam, jangan sampai begadang,” tutupnya.

(dpy/kna)



Sumber : health.detik.com

Buat yang Berencana Diet saat Puasa, Ini Saran Dokter Gizi

Jakarta

Menjalani diet ketika puasa bagi beberapa orang dimanfaatkan untuk menurunkan berat badan, sekaligus menjaga kesehatan. Tapi, ada hal yang perlu diperhatikan dalam melakukannya.

Mulai dari pemilihan makanan ketika sahur dan berbuka, porsi makan, hingga menjaga hidrasi. Pasalnya, tanpa pola makan yang benar kita mungkin tidak akan mendapatkan manfaat kesehatan secara optimal.

Diet dengan Cara Puasa

Diet saat puasa bisa saja dilakukan untuk menurunkan BB, namun hal ini harus dilakukan dengan cara yang tepat.


Dalam catatan detikHealth, dr Nurul Ratna Mutu Manikam M.Gizi, SpGK (K), dokter spesialis gizi klinis dari Alia Hospital Jakarta Timur, memaparkan bahwa salah satu tantangan terbesarnya yaitu mengontrol pola makan saat berbuka.

Menurutnya, banyaknya hidangan yang memanjakan lidah kerap membuat seseorang lapar mata. Di mana, hal tersebut justru membuat orang lebih kalap makan dibandingkan saat tidak puasa.

“Kalau ingin menurunkan berat badan, jangan makan gorengan. Jadi supaya kita terisi, kita makan buah. Buah yang berair supaya nggak dehidrasi,” ungkap dr Nurul dalam kepada detikcom, dikutip dari artikel yang tayang pada Jumat (8/3/2024) lalu.

Dokter Gizi lulusan Universitas Indonesia (UI) itu, menyebut bahwa saat berbuka puasa sebisa mungkin tidak terlalu banyak mengkonsumsi makanan dan minuman yang manis.

Selain makan manis, batasi juga makanan dari olahan tepung yang sebaiknya diganti karbohidrat yang kompleks. Cara ini akan membantu membuat hasil diet lebih maksimal.

“Bonusnya pas mau lebaran badannya lebih slim. Asalkan nanti bulan Syawal jangan kalap,” ungkapnya.

Selain itu, kesalahan umum lainnya yaitu mengenai anggapan untuk mengurangi porsi makan saat sahur. Beberapa orang yang diet saat puasa, menganggap mereka arus mengurangi porsi sahur.

Namun, dr Nurul menyebut kalau hal itu justru kontraproduktif. Hal tersebut malah dikhawatirkan berujung pada makan berlebihan saat berbuka.

“Nggak. Kalau sahurnya kita kurangin, jadinya kita lebih laper. Nanti pas buka puasa, balas dendam, makin lapar mata,” paparnya.

Bagi yang mau diet saat puasa, dr Nurul menyarankan sebaiknya puasa Ramadan tidak dipandang terlalu rumit. Sebaiknya, pola makan tetap terjaga seperti biasa alias sama saja seperti pola makan sehari-hari, hanya sedikit digeser waktunya.

“Seperti makan pagi digabung ke sahur, makan siang diganti ke buka puasa,” ungkap dr Nurul.

Dengan cara tersebut, tubuh kita tetap mendapatkan asupan nutrisi yang seimbang. Sehingga, rencana diet untuk menurunkan bb pun bisa berhasil.

(khq/fds)



Sumber : health.detik.com