Tag Archives: healthy new year

6 Minuman Penurun Kolesterol-Darah Tinggi, Pendamping Makan Enak Tahun Baru

Jakarta

Minuman penurun kolesterol dan darah tinggi dapat membantu menetralisir efek makan daging. Karenanya, minuman-minuman tersebut cocok disuguhkan pada acara malam tahun baruan, yang kerap identik dengan kegiatan bakar-bakar daging alias barbeque.

Barbeque merupakan salah satu aktivitas favorit yang dilakukan sambil menunggu momen pergantian tahun. Biasanya, jenis daging yang sering dikonsumsi adalah daging merah, seperti daging sapi atau kambing.

Suasana perayaan tahun baru pun sering membuat orang lupa diri dan ‘kalap’ mengonsumsi hidangan daging tersebut. Padahal, terlalu banyak mengonsumsi daging merah dapat meningkatkan risiko penyakit berbahaya, seperti tekanan darah tinggi, kolesterol, jantung, hingga stroke.


Karena itu, penting untuk menurunkan kolesterol dan darah tinggi setelah makan hidangan daging tersebut. Salah satunya dengan mengonsumsi minuman penurun kolesterol dan darah tinggi yang bisa menetralkan efek setelah makan daging. Apa saja minuman tersebut?

Minuman Penurun Kolesterol dan Darah Tinggi

Berikut ini beberapa minuman yang bisa membantu menurunkan kadar kolesterol dan tekanan darah.

1. Jus Tomat

Jus tomat merupakan salah satu minuman penurun kolesterol dan darah tinggi yang cukup ampuh. Pasalnya, jus tomat mengandung likopen yang dapat menurunkan kadar lemak sekaligus mengurangi kolesterol LDL.

Tak hanya itu, likopen dalam jus tomat juga dapat menstabilkan tekanan darah sistolik dan diastolik. Kedua khasiat dari likopen itulah yang membuat jus tomat ideal sebagai pendamping untuk makan daging.

2. Jus Wortel

Khasiat wortel selama ini identik dengan mata. Namun, wortel ternyata juga bisa diolah menjadi minuman untuk menurunkan kolesterol dan darah tinggi loh.

Wortel mengandung beta-karoten yang dapat merangsang aktivitas beta carotene oxygenase 1 (BCO1). BCO1 inilah yang dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat atau LDL (low-density lipoprotein) dalam tubuh.

Wortel juga kaya akan antioksidan yang dapat melindungi tubuh dari risiko penyakit kardiovaskular, seperti darah tinggi. Sebuah studi menyebutkan mengonsumsi setidaknya 100 gram wortel setiap hari dapat menurunkan tekanan darah hingga 10 persen.

3. Jus Timun

Sayuran lain yang dapat diolah menjadi minuman penurun kolesterol dan darah tinggi adalah timun. Timun mengandung serat tinggi yang dapat memperlambat proses penyerapan lemak di sistem pencernaan. Hal ini secara langsung dapat membantu menurunkan kadar kolesterol LDL dalam tubuh.

Timun juga mengandung kalium (potasium) dan magnesium yang dapat membantu menstabilkan tekanan darah.

4. Teh Hijau

Teh hijau merupakan salah satu minuman yang terkenal berkat efeknya untuk kesehatan. Salah satu khasiat teh hijau adalah dapat membantu menurunkan kolesterol dan darah tinggi.

Teh hijau mengandung beragam senyawa antioksidan, seperti katekin, yang dapat membantu menurunkan kolesterol LDL dalam tubuh. Selain menurunkan kolesterol, teh hijau juga dapat membantu mencegah tekanan darah tinggi dengan cara merilekskan pembuluh darah. Alhasil, aliran darah menjadi lebih lancar sehingga mengurangi beban kerja otot jantung.

5. Minuman Cocoa

Cocoa adalah bahan utama yang digunakan untuk membuat coklat hitam. Coklat hitam sendiri merupakan salah satu makanan yang dapat membantu menurunkan kolesterol LDL dalam tubuh.

Sebab, coklat hitam mengandung antioksidan seperti flavanol yang tak hanya menurunkan kolesterol LDL, tapi juga meningkatkan kadar kolesterol baik atau HDL (high-density lipoprotein). Kolesterol HDL ini dibutuhkan oleh tubuh untuk mencegah terjadinya risiko penyumbatan pada pembuluh darah.

Flavanol juga dapat membantu merilekskan pembuluh darah, sehingga memperlancar sirkulasi darah dan mencegah terjadinya darah tinggi.

(ath/up)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com / Demi DeHerrera

6 Cara Mencegah Perut Buncit dan Melar Selama Musim Liburan

Jakarta

Ada beragam cara mencegah perut buncit yang bisa dilakukan selama musim liburan. Mulai dari olahraga hingga menambah waktu tidur, ternyata tidak sesulit itu menghilangkan lemak yang menumpuk.

Liburan akhir tahun merupakan momen yang dimanfaatkan orang-orang untuk memanjakan diri. Entah itu dengan bepergian atau bersantai di rumah, beragam aktivitas seru selama liburan kerap membuat banyak orang lalai dalam menerapkan pola hidup sehat.

Alhasil, berat badan bisa semakin bertambah selama liburan. Jika dibiarkan, hal ini tentunya dapat memicu kondisi yang dapat mengancam kesehatan, seperti diabetes dan penyakit kardiovaskular.


Cara Mencegah Perut Buncit Selama Liburan

Agar terhindar dari situasi tersebut, berikut sejumlah cara mencegah kenaikan berat badan dan perut buncit selama musim liburan.

1. Tetap Berolahraga

Liburan memang menjadi waktu yang tepat untuk bersantai. Tapi, bukan berarti boleh terus bermalas-malasan dan tidak berolahraga.

Olahraga memiliki banyak sekali manfaat untuk tubuh. Selain membakar lemak, olahraga juga membantu memelihara kesehatan pembuluh darah, memperkuat otot jantung, hingga meningkatkan jumlah kolesterol baik atau HDL (high-density lipoprotein) dalam tubuh. Keseluruhan manfaat tersebut dapat membantu melindungi dari risiko penyakit seperti hipertensi hingga serangan jantung.

2. Kontrol Porsi Makan

Momen liburan bisa membuat orang terlalu memanjakan diri untuk urusan makanan, apalagi mereka yang bepergian ke tempat-tempat wisata. Tak jarang, godaan kuliner eksotis membuat banyak orang ‘kalap’ dan tidak menjaga porsi makannya.

Hal ini tentunya membuat badan menjadi ‘melar’ dan memicu sejumlah penyakit. Salah satu cara yang efektif untuk mengontrol porsi makan adalah dengan menggunakan piring atau wadah yang lebih kecil, agar jumlah makanan yang diambil tidak terlalu banyak.

3. Kurangi Makanan Manis

Makanan manis juga menjadi godaan yang sulit untuk dilawan selama musim liburan, apalagi liburan tahun baru. Pasalnya, banyak acara-acara perayaan tahun baru yang kerap menyuguhkan aneka makanan manis seperti keik dan kue kering.

Keseringan mengonsumsi makanan-makanan manis tersebut dapat menyebabkan kenaikan berat badan, hingga bahkan obesitas. Obesitas sendiri merupakan salah satu faktor yang dapat memicu berbagai macam penyakit, seperti diabetes, penyakit jantung, ginjal, dan lain sebagainya. Agar terhindar dari risiko-risiko tersebut, sebisa mungkin batasi konsumsi makanan manis selama liburan.

4. Perbanyak Asupan Serat dan Protein

Liburan tidak menjadi alasan untuk melupakan pola makan sehat. Terlebih, dengan banyaknya godaan makanan tinggi gula dan karbohidrat yang tersedia selama musim liburan.

Memperbanyak asupan protein dan serat merupakan salah satu cara untuk mencegah perut buncit akibat mengonsumsi makanan berkarbohidrat dan gula tinggi tersebut. Serat dapat membantu memperlambat penyerapan karbohidrat dan gula oleh tubuh. Proses penyerapan yang lambat ini membuat tubuh merasa kenyang lebih lama, sehingga menekan keinginan untuk ngemil.

Di sisi lain, protein juga dapat membantu mengontrol nafsu makan dan mengurangi keinginan untuk mengonsumsi makanan berkalori. Karenanya, mengonsumsi makanan atau minuman berprotein sebelum makan besar dapat membantu mengontrol porsi makan agar tidak bablas dan menyebabkan kenaikan berat badan.

5. Banyak Minum Air Putih

Air putih memiliki manfaat yang sangat dahsyat dalam mencegah kenaikan berat badan. Salah satu alasannya adalah karena air putih dapat sedikit mengenyangkan perut sehingga membantu mengontrol nafsu makan.

Tak hanya itu, air putih juga dapat membantu melancarkan proses pembuangan kotoran dari dalam tubuh. Terkadang, kotoran dan cairan yang menumpuk dalam tubuh dapat menyebabkan kembung atau pembengkakan yang membuat perut tampak lebih buncit.

Air putih juga dapat meningkatkan proses metabolisme tubuh. Jika metabolisme berjalan dengan optimal, maka semakin banyak pula kalori dan lemak yang bisa dibakar.

6. Pastikan Waktu Tidur Cukup

Banyaknya aktivitas seru yang bisa dilakukan selama liburan bisa membuat orang melupakan waktu tidur. Padahal, kurang tidur bisa menghambat proses penurunan berat badan.

Dikutip dari laman Sleep Foundation, kurang tidur bisa meningkatkan produksi hormon ghrelin, dan menurunkan jumlah hormon leptin dalam tubuh. Ghrelin adalah hormon yang menyebabkan munculnya rasa lapar, sementara leptin merupakan hormon yang berpengaruh dalam memunculkan rasa kenyang setelah makan.

Jika hormon ghrelin terlalu tinggi, maka akan mendorong seseorang untuk mengonsumsi makanan yang mengandung banyak kalori untuk memuaskan rasa laparnya. Tapi karena hormon leptin yang bertanggung jawab atas rasa kenyang berkurang, orang tersebut sulit merasa kenyang meski sudah makan banyak. Hal inilah yang akhirnya membuat berat badan bertambah.

(ath/up)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com / Demi DeHerrera

Wanti-wanti Dokter Gizi Buat yang Pingin Coba Diet Tiongkok di 2025


Jakarta

Diet ‘Tiongkok’ menjadi salah satu metode untuk menurunkan berat badan yang sempat viral di media sosial TikTok pada tahun 2024. Metode diet ini diklaim mampu membantu menurunkan berat badan hingga 10 kg hanya dalam waktu lima hari saja.

Video diet itu awalnya viral di Xiao Hong Shu, platform media sosial mirip Instagram di China. Dalam unggahan video, seorang wanita mengaku berat badannya berkurang hingga 10 kg dalam waktu kurang dari seminggu.

Seseorang yang melakukan diet ini hanya mengonsumsi satu jenis makanan dalam satu hari. Setiap harinya selama lima hari, pelaku diet menyantap satu jenis makanan yang berbeda-beda, baik itu protein, sayuran, buah, atau cairan.


Meskipun menawarkan hasil yang terbilang menggiurkan, spesialis gizi klinis dari Mayapada Hospital Kuningan, Jakarta Selatan, dr Oki Yonatan Oentiono, SpGK, PNS (Physician Nutrition Specialist) mengatakan diet ini sebenarnya tidak direkomendasikan.

“Sebenarnya berbahaya. Nanti ada hari yang kira-kira cukup (nutrisinya) dan ada hari-hari yang kurang. Kemudian badan kita itu didesain untuk menerima semua nutrisi itu setiap hari, jadi nggak dibagi-bagi kayak gitu,” kata dr Oki saat berbincang dengan detikcom, Jumat (13/12/2024).

“Makanan yang masuk ke dalam mulut kita itu seharusnya selalu ada dagingnya, ada karbohidratnya, ada sayurnya, lengkap,” sambungnya.

dr Oki menambahkan, memang diet ‘Tiongkok’ ini bisa menurunkan berat badan yang cepat. Namun, ketidakseimbangan nutrisi juga bisa berisiko mengganggu aktivitas harian.

“Iya bisa dikatakan ekstrem. Nanti juga nggak memuaskan hasilnya. Misalnya ada hari yang makan kentang aja, nanti ada hari yang makan daging aja, mungkin senang ya kan. Tapi besoknya yang dimakan apa? Sayur seharian,” katanya.

“Terus nggak masuk kerja dong, bisa lemas. Tenaganya dari mana?” sambungnya.

Menurut dr Oki, kekurangan nutrisi ini dapat membuat seseorang terkena anemia atau kekurangan sel darah merah. Hal ini bisa berakibat pada tubuh yang menjadi pucat.

“Bisa juga mudah sakit, gampang batuk pilek biasanya. Kalau ada luka sulit sembuh, kemudian kalau saya perhatikan itu rambut gampang rontok. Kalau pada perempuan, menstruasinya terganggu, bisa nggak menstruasi,” tutupnya.

(dpy/up)

Sumber : health.detik.com

Alhamdulillah sehat wal afiyat اللهم صل على رسول الله محمد
Source  : unsplash.com / Jonas Kakaroto

Diprediksi Ngetren di 2025, Apa Itu Diet GLP-1? Ini Kata Dokter Gizi


Jakarta

Di tahun 2024 banyak metode diet yang viral di media sosial dan diikuti oleh banyak orang. Beberapa di antaranya dinilai efektif karena dapat menurunkan berat badan yang cukup banyak dalam waktu terbilang singkat.

Beberapa metode diet yang sempat nge-tren di media sosial di antaranya diet mentimun ala pria Jepang, lalu 90-30-50 yang dikenalkan oleh ahli diet di Amerika Serikat, diet 30-30-30, hingga diet tiongkok.

Lalu metode diet manakah yang kemungkinan masih akan banyak dipilih masyarakat untuk membantu menurunkan berat badan di tahun 2025?


Menjawab hal ini, spesialis gizi klinis dari Mayapada Hospital Kuningan, Jakarta Selatan, dr Oki Yonatan Oentiono, SpGK, PNS (Physician Nutrition Specialist) mengatakan setidaknya ada dua metode yang diprediksi akan viral di 2025.

“Nah yang pertama itu tadi ya, ada diet GLP-1,” kata dr Oki saat berbincang dengan detikcom, Jumat (13/12/2024).

Diet GLP-1 merupakan diet yang terinspirasi penggunaan obat diabetes Ozempic, yang memang berisi hormon GLP-1 atau atau Glucagon-Like Peptide 1. Menurut dr Oki, hormon ini membantu tubuh memberikan sinyal kenyang ke otak.

Dalam diet GLP-1, menu makan yang dipilih adalah menu-menu yang memberikan efek serupa dengan Ozempic. Termasuk di antaranya adalah makanan-makanan yang tinggi protein dan serat. Diet ini muncul karena tidak semua orang punya akses terhadap obat-obat GLP-1 dan memang tidak semua membutuhkannya.

“Lalu saya dengar-dengar ada kebijakan mengenai gula ya. Jadi mungkin nanti bisa trending (di 2025) diet rendah gula kalau sampai gula dilabelin. Jadi kita bisa tahu ‘oh makanan minuman ini tinggi gula, rendah gula’,” sambungnya.

Selain itu, dr Oki menambahkan metode diet yang kerap dijalani selebritis Tanah Air yakni intermittent fasting (IF) juga masih akan banyak diminati oleh masyarakat di tahun 2025.

dr Oki juga mengimbau untuk mereka yang ingin melakukan diet di tahun 2025 untuk memilih metode yang aman dan tidak ekstrem hanya karena tergiur cepat turun berat badan. Menurutnya sesekali ‘nakal’ saat proses diet juga penting, hal ini agar seseorang tetap konsisten dan tidak merasa bosan.

“Saya selalu kasih ruang ke pasien saya untuk cheating meal seminggu sekali,” katanya.

(dpy/up)



Sumber : health.detik.com

Mau Masukin Diet GLP-1 ke Resolusi Tahun Baru? Ini Wanti-wanti Dokter Gizi


Jakarta

Diet biasanya menjadi salah satu resolusi atau komitmen yang akan diterapkan oleh banyak orang saat menyambut tahun baru. Namun, perlu diperhatikan untuk memilih metode diet benar, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Spesialis gizi klinis dari Mayapada Hospital Kuningan, Jakarta Selatan, dr Oki Yonatan Oentiono, SpGK, PNS (Physician Nutrition Specialist) mengatakan memang ada banyak tren diet viral di tahun 2024 yang sebenarnya cukup ekstrem untuk ditiru.

Beberapa metode diet yang sempat nge-tren di media sosial pada tahun 2024 di antaranya diet mentimun ala pria Jepang, lalu 90-30-50 yang dikenalkan oleh ahli diet di Amerika Serikat, diet 30-30-30, water fasting, hingga diet Tiongkok.


“Saya berharap ada diet-diet yang positif ya (di tahun 2025), jadi bukan yang aneh-aneh yang berbahaya dan berisiko tinggi,” kata dr Oki saat berbincang dengan detikcom, Jumat (13/12/2024).

Terkait diet mentimun ala pria Jepang, diet Tiongkok, hingga water fasting sebenarnya metode ini terbilang cukup ekstrem meskipun menawarkan hasil yang memuaskan.

Diet mentimun ala seorang koki di Jepang Nozaki Hiromitsu diklaim sukses menurunkan berat badan hingga 11 kg dalam waktu dua bulan. Nozaki mengaku bahwa dirinya mengonsumsi mentimun mentah hampir setiap hari.

Sementara, diet Tiongkok disebut bisa turunkan 10 kg dalam waktu kurang dari seminggu. Aturan dalam metode ini yakni hanya mengonsumsi satu jenis makanan per hari.

Menurut dr Oki, beberapa metode diet memang bisa dikategorikan ekstrem. Hal ini tentunya memiliki risiko kesehatan yang wajib menjadi perhatian.

“Kalau hanya makan mentimun, risiko pertama pasti mudah lemas karena kalorinya kurang, nggak ada proteinnya. Kalau kenyang hanya sekadar mengisi perut, rasa kenyangnya beda kalau makan protein, karbohidrat, kenyangnya lebih memuaskan,” kata dr Oki.

“Sementara diet Tiongkok bisa bikin mudah sakit batuk, pilek, kalau ada luka sulit sembuh. Bisa kayak gitu (diabetes), mekanismenya berbeda tapi kurang lebih kaya gitu. Kemudian bisa rambut rontok, kalau pada perempuan bisa nggak menstruasi,” sambungnya.

Lalu untuk metode diet water fasting, dr Oki tentu tidak menyarankan hal ini. Pasalnya, hanya mengisi perut dengan air saja di pagi dan siang hari tentu tidak akan cukup mencukupi kebutuhan harian.

“Hari ini mungkin nggak papa, tapi besok udah di UGD, mungkin pingsan,” tutupnya.

NEXT: Diet GLP-1 dan Tren Lain yang Diprediksi Ngehits di Tahun 2025

Untuk tahun 2025, dr Oki memprediksi ada sejumlah tren diet yang bakal ngehits. Mulai dari diet GLP-1 hingga diet rendah gula.

“Nah yang pertama itu tadi ya, ada diet GLP-1,” kata dr Oki saat berbincang dengan detikcom, Jumat (13/12/2024).

Sebagai gambaran, GLP-1 atau Glucagon-Like Peptide 1 merupakan salah satu hormon yang membantu tubuh memberikan sinyal kenyang ke otak. Obat diabetes yang belakangan populer untuk mengatasi obesitas, Ozempic, juga mengandung hormon ini.

Diet GLP-1 muncul karena tidak semua orang punya akses untuk mendapatkan Ozempic, dan memang tidak semua orang membutuhkannya. Sebagai gantinya, diet ini menawarkan menu makan tinggi serat dan protein yang memberikan efek serupa dengan GLP-1 yakni perasaan cepat kenyang.

“Lalu saya dengar-dengar ada kebijakan mengenai gula ya. Jadi mungkin nanti bisa trending (di 2025) diet rendah gula kalau sampai gula dilabelin. Jadi kita bisa tahu ‘oh makanan minuman ini tinggi gula, rendah gula’,” sambungnya.

Selain itu, dr Oki menambahkan metode diet yang kerap dijalani selebritis Tanah Air yakni intermittent fasting (IF) juga masih akan banyak diminati oleh masyarakat di tahun 2025.

(dpy/up)



Sumber : health.detik.com

Biar Resolusi Diet Tuntas Sampai Akhir Tahun, Ini Saran Dokter soal ‘Cheating Meal’


Jakarta

Pada momen pergantian tahun yang baru, setiap orang umumnya memiliki resolusi atau komitmen yang ingin dilakukan dan dicapai. Salah satu resolusi tahun baru yang kerap kali diniatkan adalah diet untuk menurunkan berat badan.

Di sisi lain, tidak jarang resolusi diet hanya berakhir sebagai wacana belaka. Banyak dari mereka yang sudah niat untuk menurunkan berat badan, tapi semangatnya pupus di tengah jalan, bahkan sebelum angka di timbangan menjadi lebih kecil.

Spesialis gizi klinis dari Mayapada Hospital Kuningan, Jakarta Selatan, dr Oki Yonatan Oentiono, SpGK, PNS (Physician Nutrition Specialist) mengatakan bahwa bosan menjadi salah satu faktor yang membuat banyak orang gagal melakukan diet pada resolusi tahun baru mereka.


“Iya, jadi mungkin (gagal) karena monoton, bosan kan, terus lama nunggu hasilnya (berat badan turun). Kan kita semua pengen cepat ya,” ujar dr Oki saat berbincang dengan detikcom, Jumat (13/12/2024).

“Terus nomor dua mungkin bosan dengan makanannya,” sambungnya.

dr Oki menyadari bahwa ini merupakan masalah umum yang terjadi pada mereka yang ingin melakukan diet, tidak hanya untuk resolusi tahun baru. Kepada para pasiennya, dr Oki biasanya memberikan sebuah tips agar diet tersebut efektif, namun tidak akan terasa bosan.

“Cheating meal itu boleh. Saya selalu kasih ruang untuk pasien saya cheating meal seminggu sekali,” tuturnya.

Namun, cheating meal yang dimaksud haruslah mengonsumsi makanan dalam batas wajar dan memerhatikan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh.

“Misalnya sehari nggak makan, cuman minum air terus besoknya dia ugal-ugalan gitu. Pagi nasi padang, siang seafood, malam all you can eat, kan bahaya kayak gitu,” kata dr Oki.

“Lambung kita nggak didesain untuk hari ini terima minimal, besok terima maksimal, besok minimal lagi, besoknya maksimal lagi, bisa jebol pasti,” tutupnya.

(dpy/up)



Sumber : health.detik.com

Ingin Turun 10 Kg dalam 2 Bulan dengan Diet Mentimun? Catat Saran Dokter Gizi


Jakarta

Ingin memasukkan diet mentimun dalam resolusi diet tahun baru? Boleh-boleh saja, tapi sebaiknya simak saran dokter gizi karena diet ini tidak 100 persen aman.

Diet mentumin pertama kalil dipopulerkan oleh salah seorang koki di Jepang bernama Nozaki Hiromitsu. Baru-baru ini, ia mengejutkan publik dengan penampilan terbarunya karena sebuah metode diet mentimun miliknya. Nozaki mengklaim berhasil menurunkan berat badan hingga 11 kg hanya dalam waktu dua bulan.

Dikutip dari VN Express, metode diet mentimun ini memiliki dua aturan sederhana. Pertama adalah seseorang mengonsumsi mentimun sebelum makan, kedua kunyah mentimun tersebut selama 20 kali di setiap gigitannya.


Nozaki mengaku dirinya rutin mengonsumsi mentimun mentah setiap hari. Terlebih di daerah tempat tinggalnya yakni Fukushima, mentimun merupakan komoditi unggulan.

Nozaki mengaku mulai mengkonsumsi mentimun kapan saja saat merasa lapar. Bahkan, dirinya kerap mengganti menu sarapan dan makan malamnya hanya dengan mentimun.

Tentunya, diet yang dilakukan Nozaki menarik perhatian banyak masyarakat dan mungkin saja metode ini akan ditiru oleh banyak orang di Indonesia agar bisa membantu menurunkan berat badan.

Namun, ada beberapa hal yang wajib diperhatikan sebelum mencoba metode diet mentimun ala Nozaki tersebut.

Spesialis gizi klinis dari Mayapada Hospital Kuningan, Jakarta Selatan, dr Oki Yonatan Oentiono, SpGK, PNS (Physician Nutrition Specialist) mengatakan timun memang dikenal sebagai golongan sayuran yang tinggi serat dan vitamin.

Menurut dr Oki, mereka yang ingin mencoba diet mentimun harus memerhatikan nutrisi harian lain yang wajib dipenuhi seperti karbohidrat, protein, dan lemak. Hanya mengonsumsi timun sepanjang hari tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

“Kalau mau diet mentimun, bisa dilakukan sebagai selingan. Jadi makan pagi porsinya kecil, kemudian setelah dua jam bisa makan timun sebagai selingan untuk mengganjal perut, jadi buat ngisi perut,” kata dr Oki kepada detikcom, Jumat (13/12/2024).

“Misalnya sudah makan timun jam 9 pagi, nanti jam 12 makan siangnya bisa setengah porsi karena sudah kenyang makan timun tadi,” sambungnya.

dr Oki menegaskan untuk tidak hanya mengonsumsi timun saja untuk membuat perut kenyang. Hal ini memang dapat menurunkan berat badan dengan cepat, namun ada masalah kesehatan yang juga menanti.

“Dari yang biasanya kita makan (normal) pagi, siang, malam tiba-tiba hanya makan timun yang hampir nggak ada kalorinya. Turunnya luar biasa cepat, tapi risikonya juga tinggi dan kemungkinan akan bisa kembali dengan cepat lagi berat badannya,” katanya.

(dpy/up)



Sumber : health.detik.com

Apa Itu ‘Cheating Day’? Ini Artinya dan Tips Menerapkannya Menurut Dokter Gizi


Jakarta

Banyak orang menganggap bahwa kunci agar metode diet yang dijalani sukses memberikan dampak positif adalah konsistensi. Mereka yang menjalani diet tentunya hanya memiliki pilihan makanan-makanan tertentu untuk dimakan.

Namun, saat diet pasti akan muncul keinginan untuk bebas makan apa saja, setidaknya sekali dalam beberapa waktu. Hal ini dinamakan cheat day atau cheating day, yang bagi sebagian orang merupakan sebuah larangan.

Padahal cheating day ini boleh-boleh saja dilakukan. Spesialis gizi klinis dari Mayapada Hospital Kuningan, Jakarta Selatan, dr Oki Yonatan Oentiono, SpGK, PNS (Physician Nutrition Specialist) mengatakan cheating day ini merupakan ruang yang terkadang diberikan dokter pada pasiennya agar tidak bosan.


“Ohh boleh (cheating day). Saya selalu kasih ruang untuk pasien saya untuk cheating meal seminggu sekali,” kata dr Oki kepada detikcom, Jumat (13/12/2024).

Menurut dr Oki, cheating day ini diberikan pada mereka yang menjalani diet agar tidak bosan dengan rutinitas pola makan mereka. Hal ini juga menjadi salah satu upaya agar diet yang dilakukan tetap berjalan efektif.

Namun, dalam cheating day yang dimaksud dr Oki, seseorang haruslah mengonsumsi makanan dalam batas wajar dan memerhatikan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh.

“Misalnya sehari nggak makan, cuman minum air terus besoknya dia ugal-ugalan gitu. Pagi (makan) nasi padang, siang seafood, malam all you can eat, kan bahaya kayak gitu,” kata dr Oki.

“Lambung kita nggak didesain untuk hari ini terima minimal, besok terima maksimal, besok minimal lagi, besoknya maksimal lagi, bisa jebol pasti,” tutupnya.

(dpy/up)



Sumber : health.detik.com