Tag Archives: kandungan vitamin c

Dikukus atau Direbus? Sama-sama Sehat, Ini Saran Dokter agak Nutrisinya Tak Berkurang


Jakarta

Belakangan ini, tren makan rebusan dan kukusan sedang ramai di media sosial. Banyak orang mulai mengonsumsi ke menu yang lebih sederhana seperti ubi rebus hingga pisang kukus.

Meski metode ini dikenal aman dan menyehatkan, Spesialis Gizi Klinik dr Ardian Sandhi Pramesti, SpGK, mengingatkan ada hal-hal yang perlu diperhatikan agar nutrisi makanan tetap optimal.

Sebagian besar bahan makanan boleh diolah dengan cara direbus atau dikukus, namun cara dan durasi memasak perlu disesuaikan agar kandungan gizinya tidak banyak berkurang.


Adapun bahan yang aman direbus atau dikukus antara lain umbi-umbian seperti ubi, singkong, kentang, dan talas. Singkong harus direbus hingga matang sempurna untuk menghilangkan senyawa sianida alaminya.

Selain itu, lanjutnya, buah seperti pisang dan pepaya, sayuran seperti bayam, wortel, brokoli, dan jagung, serta sumber protein seperti telur, tahu, tempe, ayam, daging sapi tanpa lemak, ikan, dan kacang-kacangan juga termasuk bahan yang cocok diolah dengan metode ini.

“Ini semua mempertahankan rasa alami dan nutrisi,” ucapnya saat dihubungi detikcom, Rabu (12/11/2025).

Lebih lanjut, dr Ardian juga membeberkan beberapa bahan makanan perlu diolah dengan hati-hati, karena kandungan nutrisinya bisa berkurang signifikan jika terkena panas terlalu lama.

Misalnya, seperti sayuran hijau seperti bayam dan brokoli mengandung vitamin C yang sensitif terhadap panas, sehingga bisa hilang hingga 50 hingga 70 persen bila direbus terlalu lama. Untuk menjaga kandungan vitaminnya, sebaiknya sayuran jenis ini dikukus singkat sekitar lima menit saja.

Ia juga mengatakan, buah dan sayuran seperti tomat dan paprika juga sebaiknya tidak direbus terlalu lama. Kandungan vitamin C dan likopen (antioksidan penting untuk kesehatan jantung) dapat berkurang 20 hingga 40 persen jika dimasak terlalu lama.

Sementara itu, metode kukus umumnya hanya menyebabkan sedikit kehilangan nutrisi. Alternatif lainnya, bahan-bahan tersebut bisa juga dikonsumsi mentah untuk mendapatkan manfaat antioksidan secara maksimal.

“Bawang putih, senyawa allicin (antibakteri dan anti-inflamasi) hilang cepat saat dipanaskan; lebih baik dimakan mentah saat kondisi matang atau kukus dengan waktu singkat,” lanjutnya.

“Kentang atau wortel mengandung vitamin B mengandung seperti folat bisa larut air hingga 30 persen saat direbus; kukus lebih baik untuk pertahankan vitamin untuk metabolisme energi,” sambungnya lagi.

Ditinjau oleh: Mhd. Aldrian, S.Gz, lulusan ilmu gizi Universitas Andalas, saat ini menjadi penulis lepas di detikcom.

(suc/up)



Sumber : health.detik.com

Macam-macam Warna Sayuran dan Manfaatnya

Jakarta

Masing-masing buah dan sayur kalau dilihat punya warna yang unik. Ada yang merah, oranye, hijau, sampai ungu.

Variasi warna pada buah dan sayur tidak hanya membuat makanan terlihat menarik, tapi ternyata juga memberi petunjuk mengenai kandungan gizinya. Tumbuhan secara alami membentuk pigmen warna sebagai cara melindungi diri dari cahaya, panas, hingga hama.

Menariknya, pigmen yang membantu tumbuhan bertahan hidup ini justru memberi manfaat kesehatan ketika dikonsumsi manusia. Jadi, makin berwarna isi piring, makin beragam nutrisi yang masuk ke dalam tubuh.


1. Oranye

Warna oranye pada wortel, labu, pepaya, dan ubi jalar menunjukkan adanya kandungan beta-karoten yang tinggi. Di dalam tubuh, beta-karoten diubah menjadi vitamin A menggunakan enzim khusus dalam usus dan hati, proses ini terjadi hanya saat tubuh membutuhkan.

Uniknya tubuh tidak akan mengubah beta-karoten menjadi vitamin A lebih dari yang diperlukan. Inilah sebabnya pigmen oranye dari makanan lebih aman dibanding konsumsi vitamin A dosis tinggi dari suplemen yang berisiko memberi efek toksik pada hati.

Studi ilmiah di jurnal Nutrients tahun 2021 menunjukkan bahwa beta-karoten meningkatkan kekebalan tubuh dan mendukung kesehatan retina mata.

2. Merah

Tomat, semangka, paprika merah, hingga jambu biji merah mendapatkan warnanya dari likopen, pigmen yang muncul intens ketika buah mencapai tingkat kematangan penuh di bawah sinar matahari. Pada tumbuhan, likopen melindungi jaringan buah dari kerusakan akibat paparan cahaya.

Pada tubuh manusia, likopen bekerja dengan cara menetralkan radikal bebas yang dapat merusak DNA sel. Senyawa ini adalah salah satu antioksidan yang aktif di jaringan lemak, terutama pada prostat, kulit, dan jantung.

Konsumsi buah merah kerap dikaitkan dengan kesehatan kardiovaskular dan kulit yang lebih tahan terhadap paparan sinar UV. Menariknya, likopen lebih mudah diserap tubuh setelah dipanaskan. Jadi, sambal tomat rumahan atau sup tomat sebenarnya memiliki kandungan likopen lebih besar daripada tomat segar.

Sementara stroberi, ceri, dan raspberry justru kaya antosianin merah, pigmen yang sensitif terhadap keasaman. Antosianin memperkuat struktur kolagen dan membantu pembuluh darah tetap elastis, sehingga mendukung tekanan darah yang stabil.

3. Ungu

Buah dan sayur seperti blueberry, anggur hitam, kol ungu, terong, dan ubi ungu kaya antosianin dalam bentuk yang lebih pekat. Semakin gelap warnanya, semakin tinggi konsentrasi antosianinnya. Pigmen ini terbentuk pada tanaman sebagai pelindung dari suhu dingin dan radiasi ultraviolet.

Beda antosianin ungu dari merah adalah kemampuannya melintasi sawar darah-otak (Blood-Brain Barrier), ini terdapat pada penelitian yang terbit di Journal of Agricultural and Food Chemistry tahun 2021. Itulah sebabnya konsumsi buah ungu dikaitkan dengan peningkatan memori, konsentrasi, dan menurunkan risiko penurunan fungsi otak seiring usia.

4. Kuning

Jagung, semangka kuning, dan nanas mengandung xanthophyll, pigmen karotenoid yang lebih stabil terhadap oksidasi. Buah dan sayur yang berwarna kuning juga banyak kandungan vitamin C.

Pada manusia, xanthophyll seperti lutein dan zeaxanthin terfokus di retina bagian makula (titik pusat penglihatan). Hal ini yang membuat buah dan sayur kuning sangat penting untuk membantu mencegah degenerasi makula dan kelelahan mata akibat paparan cahaya dari gadget.

Selain itu, nanas mengandung bromelain yang tinggi, yaitu enzim pemecah protein yang bisa meredakan pembengkakan jaringan yang sedang dialami. Bromelain tidak dimiliki oleh kelompok warna lainnya, menjadikan warna kuning unik karena selain perannya pada mata, juga baik untuk sistem pencernaan dan pemulihan otot setelah aktivitas berat.

5. Hijau

Sayuran hijau seperti bayam, brokoli, sawi, kangkung, dan kale mendapatkan warnanya dari klorofil, pigmen utama fotosintesis yang membantu mengubah cahaya menjadi energi. Namun, warna hijau ini hampir selalu ada bersama folat, vitamin K, magnesium, dan sulfur.

Senyawa sulfur inilah, terutama sulforaphane pada brokoli dan kale, yang memberikan manfaat detoksifikasi alami. Sulforaphane terbentuk ketika sayuran dihancurkan/dikunyah. Senyawa ini mengaktifkan gen yang membantu hati memecah zat-zat yang tidak diperlukan tubuh. Karena itu, sayuran hijau sangat identik dengan keseimbangan metabolisme dan daya tahan tubuh yang stabil.

Vitamin K di sayuran hijau juga memainkan peran penting dalam mineralisasi tulang dan pembekuan darah, dua hal yang sering terlupakan tapi sangat penting untuk kesehatan jangka panjang.

(mal/up)



Sumber : health.detik.com