Tag Archives: kesehatan mental

Bukan Mitos! Ini 5 Manfaat Minum Kopi Tanpa Gula


Jakarta

Minum kopi pada pagi hari memang memiliki banyak manfaat kesehatan. Apalagi jika kopi diminum tanpa tambahan pemanis atau gula. Begini efeknya untuk tubuh.

Minuman yang kaya akan antioksidan ini disarankan banyak ahli kesehatan untuk diminum rutin setiap harinya guna mencegah berbagai penyakit seperti serangan jantung hingga kanker.

Tentunya kopi yang memiliki manfaat ini adalah kopi yang tidak diberikan pemanis seperti gula dan bahan lainnya. Terkadang tambahan pada kopi inilah yang membuat kopi jadi tidak sehat, bahkan memiliki kalori tinggi.


Dilansir dari berbagai sumber, ada banyak manfaat kesehatan dari kopi tanpa gula atau pemanis buatan. Berikut lima daftarnya:

1. Tingkatkan Daya Ingat dan Kinerja Fisik

Bukan Mitos! Ini 5 Manfaat Minum Kopi Tanpa GulaBukan Mitos! Ini 5 Manfaat Minum Kopi Tanpa Gula Foto: Ilustrasi iStock

Minum kopi dapat membantu meningkatkan kinerja fisik. Kopi bekerja dengan meningkatkan kadar epinefrin (adrenalin) dalam darah, yang mempersiapkan tubuh untuk melakukan aktivitas fisik. Ini juga memecah lemak tubuh yang tersimpan dan melepaskan sel lemak ke dalam aliran darah dalam bentuk asam lemak bebas yang dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk aktivitas fisik yang berat.

Selain itu, seiring bertambahnya usia dapat mengurangi daya ingat seseorang atau disebut pikun. Nah, untuk meningkatkan daya ingat bisa dilakukan dengan rutin minum kopi. Terutama kopi hitam tanpa gula dan tambahan lainnya, dipercaya bagus untuk meningkatkan daya ingat. Minum kopi hitam secara teratur akan membantu mengatasi hal ini dengan menjaga saraf tetap aktif. Sehingga mampu meningkatkan fungsi otak.

Hal ini dijelaskan dalam sebuah penelitian tahun 2018 oleh Crystal F Haskell-Ramsay, yang mengaitkan manfaat kopi dengan suasana hati dan fungsi otak.

2. Mengurangi Risiko Diabetes

Bukan Mitos! Ini 5 Manfaat Minum Kopi Tanpa GulaBukan Mitos! Ini 5 Manfaat Minum Kopi Tanpa Gula Foto: Ilustrasi iStock

Minum kopi tanpa gula dapat membantu seseorang mengurangi risiko diabetes tipe dua. Selain tidak adanya kandungan gula dalam kopi membuat kopi mampu mengendalikan diabetes dengan meningkatkan produksi insulin.

Lebih lanjut, lewat penelitian Coffee Consumption, Obesity and Type 2 Diabetes tahun 2016 oleh Roseane Maria Maia Santos, menunjukkan bahwa minum 3-4 cangkir (720-960 ml) kopi per hari bisa melindungi seseorang dari diabetes tipe 2.

Pasalnya, ada kandungan kafein dan asam klorogenat dalam kopi yang berkaitan dengan penemuan ini.

3. Bagus untuk Kesehatan Jantung

Bukan Mitos! Ini 5 Manfaat Minum Kopi Tanpa GulaBukan Mitos! Ini 5 Manfaat Minum Kopi Tanpa Gula Foto: Ilustrasi iStock

Asupan kopi hitam yang teratur pada awalnya bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah, tapi efek ini akan berkurang seiring berjalannya waktu.

Minum 1-2 cangkir kopi hitam tanpa gula setiap hari dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskular termasuk stroke. Kopi hitam juga mengurangi tingkat peradangan di tubuh.

Sebelumnya ada analisis data dari tiga uji coba penyakit jantung besar dan terkenal yang diterbitkan jurnal American Heart Association Circulation: Heart Failure. Studi ini menemukan bahwa semakin banyak orang minum kopi, maka semakin rendah risiko gagal jantung. Namun, perlu dicatat bahwa manfaat tersebut tidak berlaku bagi orang yang meminum kopi tanpa kafein.

4. Pembakar Lemak Alami

Bukan Mitos! Ini 5 Manfaat Minum Kopi Tanpa GulaBukan Mitos! Ini 5 Manfaat Minum Kopi Tanpa Gula Foto: Ilustrasi iStock

Tak perlu konsumsi pil diet yang dapat membakar lemak, cukup konsumsi kopi hitam di pagi secara teratur. Dilansir dari Lean Joe Bean, kopi mengandung banyak kafein yang merupakan pembakar lemak alami.

Dalam beberapa penelitian, kafein menstimulasi lemak cokelat atau brown fat. Brown fat merupakan jenis lemak yang membantu membakar kalori, untuk membuat tubuh tetap hangat.

Peneliti menyarankanminum kopi hitam, karena jenis kopi hitam memiliki kafein yang lebih tinggi dibandingkan kopi lainnya.

Dalam satu cangkir kopi hitam (270 gram) tanpa gula atau susu, hanya mengandung 1 kalori dan 0,3 protein. Sehingga minuman ini cocok diminum bagi orang yang tengah diet.

5. Mengurangi Stres

Kerjaan yang menumpuk dapat membuat mudah stres dan depresi. Cara menenangkan pikiran adalah dengan minum kopi hitam tanpa gula, meminum kopi saat sedang stres bisa membantu mengubah mood seseorang menjadi lebih baik.

Kopi merangsang sistem saraf pusat dan meningkatkan produksi dopamin, serotonin, dan noradrenalin. Semuanya merupakan neurotransmiter penting yang meningkatkan mood. Dengan berkurangnya stres, seseorang akan terlihat lebih awet muda.

(sob/odi)



Sumber : food.detik.com

Penelitian Sebut Konsumsi Miso dan Kimchi Bisa Kurangi Depresi


Jakarta

Miso dan kimchi merupakan makanan probiotik yang baik bagi kesehatan usus. Selain itu, keduanya juga disebut dapat mengurangi depresi. Ini kata peneliti!

Masalah kesehatan pencernaan dapat menyebabkan kecemasan (anxiety) dan masalah kesehatan mental lainnya. Hal tersebut diungkapkan oleh para ilmuwan yang berbasis di Singapura. Mereka menemukan salah satu solusinya dengan mengonsumsi makanan probiotik.

Dilansir dari South China Morning Post (19/2/2025), penelitian itu menggunakan tikus sebagai alat uji oleh para peneliti dari Duke-NUS Medical School and Singapore’s National Neuroscience Institute.


4 Manfaat Sehat Konsumsi Miso, Bumbu Masak Khas Jepang4 Manfaat Sehat Konsumsi Miso, Bumbu Masak Khas Jepang Foto: Getty Images/Alexander Pyatenko

Penelitian itu menunjukkan adanya hubungan penting antara mikroba usus dan perilaku yang berhubungan dengan kecemasan. Temuan ini diterbitkan dalam jurnal EMBO Molecular Medicine.

Makanan priobotik adalah bakteri dan ragi hidup yang bermanfaat bagi kesehatan. Jika mengonsumsinya secara rutin akan menambah pasokan mikroba baik dan memulihkan keseimbangan alami pada bakteri usus.

Miso dan kimchi diketahui masuk ke dalam daftar makanan probiotik. Selain itu, ada juga kombucha, acar, tempe, dan roti sourdough.

Penelitian ini membuka kemungkinan menarik untuk terapi berbasis probiotik baru guna meningkatkan kesehatan mental.

“Hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya hubungan antara mikroba, nutrisi, serta fungsi otak,” ungkap Patrick Tan, wakil dekan senior pada penelitian Duke-NUS.

Makanan probiotik ini memiliki potensi besar bagi mereka yang menderita kondisi, seperti stres dan gangguan tidur. Atau mereka yang tidak dapat mentoleransi pengobatan psikiatri standar.

Mengutip NIH, makanan mengandung probiotik ini dapat mengurangi respon stres dari hipotalamus-hipofisis dengan berbagai cara. Stres ini dapat menyebabkan permeabilitas usus dan translokasi lipopolisakarida, yang keduanya berkontribusi terhadap gejala depresi.

Menurut PubMed Central, makanan mengandung probiotik ini tak bisa digunakan sebagai pengobatan tunggal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa probiotik efektif dalam mengurangi depresi jika diberikan bersama antidepresan.

(yms/odi)



Sumber : food.detik.com

Rutin Minum Kopi Bikin Wanita Menua Lebih Sehat, Ini Kata Ahli


Jakarta

Kopi tak hanya menyegarkan dan bikin semangat. Tapi juga banyak manfaat kesehatan untuk wanita, salah satunya dalam proses penuaan. Begini hasil penelitiannya.

Kopi mengandung banyak manfaat untuk tubuh. Selain membuat tubuh menjadi lebih semangat dan berenergi di pagi hari, ternyata konsumsi kopi juga dikaitkan pada proses penuaan yang lebih sehat pada tubuh wanita.

Mengutip People (04/06), hal ini dijelaskan dalam presentasi di Nutrition 2025 ole American Society for Nutrition Orlando. Penelitian yang sudah berlangsung selama 30 tahun melibatkan hampir 50.000 peserta perempuan.


Berikut hasil penelitian yang mengaitkan kopi dengan proses penuaan yang lebih sehat dan alami untuk wanita:

1. Studi Kopi yang Berlangsung Selama 30 Tahun

Rutin Minum Kopi Bikin Wanita Menua Lebih Sehat, Ini Kata AhliRutin Minum Kopi Bikin Wanita Menua Lebih Sehat, Ini Kata Ahli Foto: Ilustrasi iStock

Temuan dari studi jangka panjang yang dipresentasikan dalam pertemuan tahunan Nutrition 2025 di Orlando, mengungkap bahwa konsumsi kopi berkaitan dengan penuaan sehat pada perempuan. Penelitian ini menganalisis data dari hampir 50.000 perempuan dalam jurnal Nurses’ Health Study tahun 1984.

Partisipan atau peserta yang terlibat memiliki rentang usia 45-60 tahun. Setiap partisipan memberikan data rinci mengenai pola makan serta kondisi kesehatan mereka, termasuk rutinitas minum kopi.

Para peneliti mendefinisikan proses penuaan sehat pada wanita itu melalui beberapa syarat. Salah satunya harapan hidup hingga usia 70 tahun atau lebih, bebas dari 11 penyakit kronis utama, memiliki fungsi fisik yang baik, kesehatan mental yang stabil, tidak mengalami gangguan kognitif, serta tidak pikun.

2. Hasil Penelitian Kopi

Rutin Minum Kopi Bikin Wanita Menua Lebih Sehat, Ini Kata AhliRutin Minum Kopi Bikin Wanita Menua Lebih Sehat, Ini Kata Ahli Foto: Ilustrasi iStock

Peneliti menemukan bahwa perempuan yang tergolong “healthy agers” (penuaan sehat) mengonsumsi rata-rata 315 miligram kafein per hari atau setara dengan tiga cangkir kopi.

Lebih dari 80% asupan kafein berasal dari kopi. Setiap tambahan satu cangkir kopi per hari dikaitkan dengan peningkatan peluang sebesar 2%-5% untuk mencapai usia tua dengan kondisi fisik dan mental yang baik.

Temuan ini memperkuat bukti bahwa konsumsi kopi dalam jumlah sedang dapat menjadi bagian dari gaya hidup sehat.

3. Efek Sehat dari Kopi

Rutin Minum Kopi Bikin Wanita Menua Lebih Sehat, Ini Kata AhliRutin Minum Kopi Bikin Wanita Menua Lebih Sehat, Ini Kata Ahli Foto: Ilustrasi iStock

Dr. Sara Mahdavi dari Harvard T.H. Chan School of Public Health yang memimpin penelitian ini menyatakan bahwa hubungan antara kopi dan penuaan sehat tetap konsisten meskipun variabel gaya hidup lain seperti pola makan, olahraga, dan kebiasaan merokok juga berpengaruh pada proses penuaan setiap wanita.

Ia juga menekankan bahwa manfaat kesehatan ini muncul dari kafein yang tampaknya spesifik pada kopi, bukan hanya karena kandungan kafeinnya saja.

Penelitian ini juga menemukan bahwa mereka tidak bisa menemukan adanya manfaat serupa pada kopi tanpa kafein, teh, atau minuman bersoda berkafein. Sehingga temuan ini mengindikasikan bahwa senyawa bioaktif unik dalam kopi berperan penting dalam proses penuaan yang sehat pada wanita.

Cek di Halaman Selanjutnya!

4. Perlu Penelitian Lebih Lanjut

Meskipun hasilnya menjanjikan, Mahdavi mengingatkan bahwa partisipan studi mayoritas adalah perempuan kulit putih, berpendidikan tinggi, dan berprofesi di bidang kesehatan, sehingga diperlukan penelitian lanjutan untuk populasi yang lebih luas.

Ia juga menegaskan pentingnya memperhatikan gaya hidup sehat secara keseluruhan. Konsumsi kopi dalam jumlah sedang (sekitar dua hingga empat cangkir per hari) dapat mendukung penuaan sehat jika disertai kebiasaan lain seperti olahraga rutin, pola makan bergizi, dan menghindari rokok.

Namun, kebiasaan ini tidak disarankan untuk orang-orang yang tidak terbiasa minum kopi atau seseorang yang sensitif terhadap kafein.

(sob/dfl)



Sumber : food.detik.com

Prodi Tak Terakreditasi, Lulusan 2 Kampus Top Australia Kena Mental hingga Gugat


Jakarta

Lulusan 2 kampus top di Australia ini kaget. Saat melamar pekerjaan, ternyata program studi (prodi)nya tak diakui alias tak terakreditasi. Mereka stres hingga akhirnya melayangkan gugatan class action!

Dua kampus top yang bermasalah itu adalah University of Newcastle dan Western Sydney University, demikian dilansir dari ABC Australia via detikcom, Rabu (8/10/2025) dikutip Kamis (9/10/2025).

Prodi tak terakreditasi itu adalah Bachelor of Medical Engineering (honours) University of Newcastle pada 2018 dan 2019, serta program Master of Advanced Imaging (MRI) di Western Sydney University.


Lulusan Stres-Karier Terhambat

Beberapa lulusannya kaget saat melamar pekerjaan menggunakan ijazah dari dua prodi di dua kampus itu. Salah satunya adalah Vera Lawless, penggugat class action ke University of Newcastle.

Vera menangis saat menceritakan dirinya mengalami stres bertahun- dan ‘kehilangan kesempatan’ sejak ia lulus kuliah. Vera mulai mempertimbangkan untuk mendaftar di prodi teknik medis baru University of Newcastle pada 2017. Saat itu, ia punya banyak harapan soal prospek kariernya di masa depan.

Vera sebelumnya terdaftar di program serupa yang sudah terakreditasi di sebuah universitas di Adelaide, tetapi harus pindah ke Newcastle untuk mengikuti pasangannya yang bekerja di Angkatan Udara Australia (RAAF).

Saat itu, situs universitas menyebutkan kalau gelar tersebut akan membantu mahasiswa mereka akan “bepergian ke seluruh dunia dengan pengakuan internasional melalui Engineers Australia”. Di Australia, jika sebuah gelar terakreditasi oleh lembaga Engineers Australia, kualifikasinya diakui di seluruh dunia berdasarkan perjanjian internasional yang disebut Washington Accord.

Vera mengatakan ia juga mendapat penjelasan secara lisan kalau program tersebut sudah terakreditasi oleh Engineers Australia.

“Selesai pertemuan itu, saya mengatakan ke tunangan, ‘Ini luar biasa. Semua yang saya harapkan. University of Newcastle menawarkan gelar teknik medis baru, dan itu terakreditasi,” ujar Vera.

Pada Desember 2020, universitas tersebut mengirim email kepada mahasiswa yang mengonfirmasi jika programnya tidak terakreditasi dan mengatakan: “Terjadi kesalahan dalam informasi yang diunggah di situs tentang pengakuan profesional.”

“Mengetahui kalau tidak terakreditasi setelah saya sudah membuat keputusan pindah, setelah saya mengikuti tunangan saya dan pindah dari program yang sudah terakreditasi yang membuat saya nyaman, ini benar-benar membuat hati saya hancur,” kata Vera.

Vera mengatakan kurangnya akreditasi membuatnya tidak bisa bekerja, ketika kembali mengikuti suaminya yang ditugaskan ke California.

“Kesempatan yang hilang mungkin itu kesimpulannya, terutama di Amerika. Kami tinggal di California. Silicon Valley ada di depan mata, puncaknya dunia teknik,” katanya.

Selain memiliki utang HECS, atau utang terhadap pemerintah untuk biaya kuliah, sebesar $45.000, Vera mengaku ketidakpastian membuatnya mengalami tekanan mental yang berat dan pilihan lainnya di Australia jadi terbatas.

Kisah lainnya datang dari Andreas Sklavos, penggugat utama class action ke University of Newcastle pada Februari 2025 lalu. Ia mengatakan pilihan kariernya sangat terbatas tanpa akreditasi.

Andreas menempuh satu tahun tambahan kuliah untuk mendapatkan akreditasi, yang tidak dibiayai oleh universitas, sehingga utang HECS-nya membengkak menjadi $55.000.

“Kalau akreditasi bukan jadi hal yang penting, tidak ada gunanya mendapatkannya sejak awal. Tapi faktanya, tanpa akreditasi ini kariermu terhenti,” kata Andreas.

Ia mengatakan para ‘engineer’ tanpa akreditasi mungkin harus diawasi dan kesulitan mendapatkan asuransi tanggungan.

“Itu (akreditasi) diiklankan di situsnya. Itulah alasan mengapa kita memilih kuliah di universitas ternama seperti Newcastle: kita menganggap semua yang mereka tawarkan sudah terakreditasi, andal, dan akan membawa kita maju dalam hidup,” tegas Andreas.

Andreas mengatakan stres akibat masalah ini mempengaruhi kesehatan mentalnya dan membuatnya mengalami sulit tidur serta sakit kepala.

University of Newcastle bantah pernyataannya menyesatkan. Pada Desember 2023, University of Newcastle akhirnya menerima akreditasi sementara dari Engineers Australia, tetapi hanya untuk mahasiswa yang memulai studi sejak 2020.

Universitas tersebut membela diri dalam gugatan ‘class action’ dan mengatakan materi tambahan yang diterbitkan di situs program-nya sudah menjelaskan kalau mereka ‘sedang mengajukan’ akreditasi.

“Universitas membantah bahwa pernyataan yang diterbitkan mengenai akreditasi, jika dibaca dalam konteks, bersifat menyesatkan atau menipu, dan juga membantah bahwa pernyataan tersebut diterbitkan untuk tujuan komersial,” kata penasihat hukum universitas, Daniel Bell.

Baru Tahu dari Perekrut Saat Melamar Kerja

Sedangkan Othniel Antwi adalah penggugat utama dalam ‘class action’ kedua terhadap Western Sydney University yang diajukan ke pengadilan pada Juni 2025 lalu. Bayangkan, Othniel mengetahui bahwa prodinya, Master of Advanced Imaging (MRI) di Western Sydney University tak terakreditasi dari perekrut saat melamar pekerjaan.

Seorang perekrut kerja memberi tahu kalau gelarnya tidak diakui oleh Badan Regulasi Praktisi Kesehatan Australia (APHRA).

“Rasanya sangat sulit. Itu benar-benar menghancurkan hidup saya. Saya tidak tahu harus percaya siapa. Saya benar-benar sangat terpukul,” kata Othniel.

Padahal, Othniel mengatakan universitas telah meyakinkannya kalau program tersebut terakreditasi dan akan memberinya karier yang menguntungkan dan memuaskan.

Namun ketika ia menindaklanjuti peringatan dari perekrut, universitas memberitahunya pada Februari 2025 ini jika program tersebut tidak terakreditasi dan ia tidak akan bisa terdaftar di APHRA.

Seminggu kemudian, universitas mengumumkan program tersebut ditangguhkan untuk mahasiswa baru. Menyelesaikan program itu membuat pria berusia 25 tahun yang kini menganggur itu memiliki utang sebesar AU$55.000.

“Itu benar-benar menghancurkan hati, tapi bahkan itu bukan bagian tersulit. Saya rasa bagian tersulit adalah beban emosional dan mental yang saya alami. Rasa sakit karena menyadari bahwa karier masa depan saya jadi tidak ada. Saya merasa sangat tidak berdaya,” kata Othniel.

Western Sydney University, yang juga membuka kampus di Surabaya-Indonesia ini, menolak memberikan komentar.

Pemerintah Australia baru-baru ini mengumumkan peninjauan terhadap Tertiary Education Quality and Standards Agency (TEQSA), lembaga yang bertanggung jawab memastikan kepatuhan terhadap hukum.

“Ada argumen yang kuat bahwa TEQSA perlu memiliki alat yang lebih baik agar dapat turun tangan dan bertindak jika diperlukan demi kepentingan publik,” kata Menteri Pendidikan Jason Clare bulan lalu saat mengumumkan peninjauan tersebut.

“Dan agar dapat merespons risiko sistemik, tidak hanya soal kepatuhan dari penyedia pendidikan individual,” tegasnya.

(nwk/pal)



Sumber : www.detik.com

Sorot Dampak Psikis Ponpes Ambruk pada Santri, Dosen IPB Sarankan Langkah Ini


Jakarta

Ambruknya Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur menimbulkan 67 korban jiwa dan 104 korban selamat. Sejumlah korban selamat mengalami luka-luka dan harus menjalani amputasi usai tertimpa reruntuhan beton bangunan musala ponpes.

Menyorot dampak peristiwa ini pada santri, psikiater dan dosen Fakultas Kedokteran (FK) IPB University, dr Riati Sri Hartini, SpKJ, MSc menekankan pentingnya perhatian pada aspek kesehatan mental para korban selamat. Ia mengatakan, trauma dapat berpengaruh signifikan terhadap motivasi belajar dan kehidupan sehari-hari.


Dampak Trauma pada Santri

Dijelaskan Riati, bagian otak yang disebut sistem limbik berperan dalam mengatur emosi dan rasa takut. Saat seseorang mengalami trauma, bagian otak ini menjadi sangat aktif.

“Akibatnya, bagian otak depan yang berfungsi untuk berpikir, fokus, dan mengambil keputusan bekerja kurang optimal,” jelas Riati, dikutip dari laman IPB University, Jumat (10/10/2025).

Ia menambahkan, kondisi tersebut membuat korban trauma kerap kesulitan berkonsentrasi. Mereka juga dapat menjadi mudah cemas dan kehilangan semangat belajar.

Dampak pada Setiap Anak Bisa Sangat Berbeda

Riati mengatakan, dampak psikologis yang dialami setiap santri dapat sangat berbeda-beda. Beberapa faktornya antara lain pengalaman santri bersangkutan saat peristiwa berlangsung dan bagaimana ia memaknai kejadian tersebut.

Melansir detikJatim, sejumlah santri tertimpa beberapa hari tanpa makan dan minum sebelum berhasil dievakuasi. Ada juga santri yang tangannya terpaksa diamputasi kendati masih dalam kondisi kondisi di bawah bawah reruntuhan karena tangannya terimpit beton.

Di samping itu, ada juga korban selamat yang sebelumnya mengajak temannya untuk salat Asar berjamaah di musala tersebut. Temannya meninggal dalam peristiwa tersebut.

“Ada yang hanya melihat dari jauh, ada yang merasakan langsung getaran atau reruntuhan, bahkan mungkin ada yang terluka,” kata dr Riati.

Saran Penanganan Trauma

Riati mengatakan, atas masing-masing pengalaman santri tersebut, perlu dilakukan penanganan trauma secara hati-hati dan berkelanjutan. Dalam hal ini, penting untuk melakukan penilaian psikologis secara individual agar dapat mengetahui dampak peristiwa ini secara psikis terhadap setiap santri.

“Jadi, tidak bisa disimpulkan secara umum bahwa semua santri akan mengalami hal yang sama,” ucapnya.

Obati Rasa Takut Dulu, Baru soal Semangat Belajar

Sementara itu, ia mengatakan langkah utama yang perlu dilakukan sebelum mengembalikan semangat belajar adalah mengobati rasa takut santri dulu.

dr Riati mengatakan, semangat belajar dapat pulih setelah emosi stabil.

“Yang utama adalah membantu mereka berdamai dulu dengan rasa takutnya. Rasa takut itu perlu diterima dan dilepaskan secara bertahap, bukan ditekan. Setelah emosi mulai stabil, semangat belajar akan pulih dengan sendirinya karena pusat berpikir di otak sudah bisa berfungsi dengan normal lagi,” jelasnya.

Butuh Dukungan Emosional dan Lingkungan Aman

Riati mengatakan, dampak psikologis jangka panjang pada anak-anak korban selamat bergantung pada berbagai faktor. Beberapa di antaranya yakni kepribadian, cara pandang terhadap peristiwa, dukungan sosial dari orang sekitar, faktor genetik, dan nilai-nilai spiritual yang dimiliki.

Sementara itu, ia mengingatkan, anak yang mendapatkan dukungan emosional dan lingkungan yang aman biasanya lebih cepat pulih daripada yang tidak mendapatkannya.

(twu/nwk)



Sumber : www.detik.com

Investasi Sehat Menuju Indonesia Emas 2045


Jakarta

Setiap tanggal 10 Oktober dunia memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia. Namun di balik peringatan ini, ada kenyataan yang perlu kita hadapi: gangguan kesehatan mental bisa dialami siapa saja, tanpa mengenal batas ekonomi, pendidikan, suku, agama, bahkan usia.

Anak-anak dan remaja bukan pengecualian. Sebuah penelitian terbaru oleh Reaume dan tim (2025) yang dimuat dalam Journal of Social Psychiatry and Psychiatric Epidemiology mengungkapkan bahwa sekitar satu dari lima anak pernah mengakses layanan kesehatan mental. Menariknya, banyak di antara mereka juga mengalami gangguan fisik, yang membuat kondisi mereka semakin kompleks.

Fakta ini memperkuat seruan global untuk segera mengatasi krisis kesehatan mental pada anak dan remaja. Koalisi Kesehatan Mental Pan-Eropa WHO menempatkan peningkatan kualitas layanan kesehatan mental anak sebagai prioritas utama di berbagai negara. Hal ini bukan tanpa alasan-karena sebagian besar gangguan mental dimulai sejak usia dini, bahkan sebelum anak beranjak dewasa.


Penelitian besar oleh Solmi dan rekan-rekannya (2022) dalam Molecular Psychiatry menunjukkan bahwa rata-rata usia munculnya gangguan mental adalah 14,5 tahun. Artinya, masa remaja awal menjadi periode kritis bagi perkembangan mental seseorang. Jika diabaikan, gangguan ini dapat memengaruhi tumbuh kembang anak dan berdampak hingga dewasa.

Sebuah studi nasional di Inggris mengungkap tren peningkatan gangguan kesehatan mental pada anak-anak selama hampir dua dekade terakhir. Penelitian yang dilakukan pada tahun 1999, 2004, dan 2017 terhadap anak-anak berusia 5-15 tahun itu menunjukkan bahwa pada 2017, anak dengan gangguan mental mengalami kesulitan yang lebih berat serta dampak yang lebih besar dalam aktivitas di sekolah, di rumah, dan dalam kehidupan sehari-hari. Riset yang dipublikasikan dalam Journal of Child Psychology and Psychiatry ini menunjukkan adanya kecenderungan memburuknya kondisi psikologis anak dari waktu ke waktu. Para peneliti menilai, hasil tersebut menjadi peringatan bagi berbagai pihak untuk memberi perhatian lebih serius terhadap kesehatan mental anak.

Bermain Penting Bagi Anak

Sejatinya bermain adalah bagian penting dari masa kecil. Setiap anak memiliki hak untuk bermain, berkreasi, berekreasi, dan beristirahat sesuai usianya. Bermain bukan sekadar hiburan, melainkan hak dasar yang dijamin oleh Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.

Melalui bermain, anak belajar bersosialisasi, mengekspresikan emosi, dan mengembangkan kemampuan berpikir. Namun, realitas saat ini menunjukkan perubahan besar. Di tengah meningkatnya penggunaan ponsel pintar dan internet, banyak anak justru kehilangan waktu bermain di dunia nyata.

Kecanduan layar kini menjadi ancaman nyata. Data BPS dalam Laporan Komitmen Pemerintah Melindungi Anak di Ruang Digital menyebut: BPS tahun 2024 menyebut bahwa 33,44% anak usia dini di Indonesia telah menggunakan handphone/gawai. Menurut laporan IDN Times (2024), anak-anak Generasi Alpha di Indonesia – usia 5 hingga 11 tahun – menghabiskan rata-rata 2,8 hingga 3,5 jam setiap hari di depan layar. Angka ini jauh melebihi batas waktu bermain digital yang disarankan para ahli.

Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan gadget yang berlebihan dapat memicu berbagai masalah kesehatan, seperti kecemasan, depresi, gangguan tidur, hingga gangguan fisik, intensitas bermain gadget yang tinggi berdampak langsung pada penyimpangan perilaku dan gangguan perkembangan mental. Khusus bagi anak-anak, frekuensi penggunaan gadget memang perlu dikendalikan. Dalam konteks anak-anak, bermain menjadi salah satu cara untuk mengatasi gangguan kesehatan mental tersebut, play therapy digunakan banyak konselor dan para ahli dan efektif untuk mendukung kesejahteraan mental, mengurangi kecemasan.

Ruang Bermain Sebagai Ruang Terapeutik

Di tengah meningkatnya kasus gangguan kesehatan mental pada anak, muncul kesadaran baru bahwa solusi tidak selalu harus datang dari terapi klinis atau teknologi canggih. Kadang, jawabannya sesederhana menyediakan ruang bermain yang layak di sekitar tempat tinggal. Penelitian Jin, Wang, Sun, Chen, dan Zheng (2025) dalam Frontiers in Public Health menunjukkan bahwa taman bermain anak di kawasan permukiman memberi dampak positif nyata bagi kesehatan mental masyarakat-terutama anak-anak dan penduduk usia muda.

Namun, manfaat ini bergantung pada seberapa aktif ruang bermain digunakan. Sayangnya, meningkatnya screen time membuat banyak taman bermain menjadi sepi. Riset JF Bobby Saragih dan Michael Tedja berjudul “How Children Create Their Space for Play?” menegaskan bahwa faktor fisik dan sosial sangat menentukan minat anak untuk bermain di ruang publik. Akses mudah, kebersihan, keamanan, dan suasana yang ramah anak terbukti mendorong anak-anak untuk lebih aktif bermain. Sebaliknya, taman yang tertutup, penuh aturan, atau kurang terpelihara justru menghilangkan rasa bebas dan membuat anak kembali pada layar gawai.

Hal senada ditemukan oleh Mila Karmilah (2019), yang mengungkap bahwa keterbatasan fasilitas, kondisi lingkungan yang tidak nyaman, serta kurangnya perawatan mendorong anak-anak mencari tempat bermain alternatif yang lebih aman-meskipun bukan taman bermain resmi. Anak-anak akan tetap bermain, tetapi ketika ruang yang disediakan tidak mendukung, mereka akan menciptakan ruang bermainnya sendiri di lokasi yang tak selalu ideal.

Penelitian dalam Journal of Environmental Psychology menambahkan bahwa ruang bermain yang dirancang dengan baik-menggunakan elemen alami, tantangan fisik, dan akses yang inklusif-berpotensi menjadi ruang terapeutik yang mendukung kesehatan mental anak dan memperkuat interaksi sosial komunitas.

Sementara itu, telaah sistematis oleh Vanaken dan Danckaerts (2018) dalam International Journal of Environmental Research and Public Health terhadap 21 studi di PubMed dan Scopus memperkuat bukti bahwa paparan ruang hijau yang digunakan untuk bermain berperan penting dalam menekan masalah emosional, hiperaktivitas, dan perilaku anak di tengah laju urbanisasi yang semakin cepat.

Ruang Bermain Inklusif

Seperti disampaikan sebelumnya, gangguan kesehatan mental dapat dialami oleh siapa pun. Namun, penelitian Child Mental Health Problems and Poverty oleh Graham dan Maughan (2025) menunjukkan bahwa anak-anak yang hidup dalam kemiskinan memiliki risiko tertinggi mengalami masalah kesehatan mental. Tidak seperti anak anak yang lain yang bisa mengekses ruang bermain dalam berbagai dimensi, mereka yang berada dalam kelompok ini tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk mengakses ruang bermain dengan mudah.

Untuk mengatasi keterbatasan mereka, langkah paling nyata adalah dengan menyediakan ruang bermain yang inklusif. Pemerintah pusat dan daerah memiliki tanggung jawab moral sekaligus hukum untuk memastikan tersedianya ruang publik yang aman, layak, dan ramah bagi semua anak, ruang bermain inclusive.

Dan pada akhirnya, sudah saatnya taman bermain dipandang bukan sekadar pelengkap kota, melainkan ruang pemulihan jiwa tempat anak-anak dapat bertumbuh secara sehat-fisik, mental, dan sosial. Karena seringkali, kebahagiaan anak tidak datang dari terapi mahal, melainkan dari kesempatan sederhana untuk bermain dengan bebas di ruang yang menerima semua golongan. Ruang bermain adalah fondasi penting untuk membentuk Generasi dan Indonesia Emas 2045, mengabaikannya berarti melewatkan peluang besar untuk menyiapkan generasi yang sehat, tangguh, dan siap menghadapi masa depan.

*)JF Bobby Saragih adalah Guru Besar Arsitektur Binus University, pengajar mata kuliah Perilaku dalam Arsitektur.

*) Pernah menjadi anggota penyusunan Sertifikasi Ruang Bermain Ramah Anak, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Sebagian besar penelitian terkait dengan ‘Ruang Bermain Ramah Anak’.

*) Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi detik.com

(nwk/nwk)



Sumber : www.detik.com

7 Kebiasaan Sederhana yang Disukai Orang Cerdas, Termasuk Dengar Musik Klasik


Jakarta

Orang cerdas sering kali dianggap sebagai sosok yang sempurna, pintar, rasional, dan selalu mampu mengendalikan keadaan. Namun, menurut konselor Samuel Kohlenberg, hal itu tidak selalu mudah dijalani.

Mereka kerap dihadapkan pada tuntutan dengan standar yang tidak realistis, bahkan lebih rentan mengalami tekanan mental. Tak jarang, orang cerdas justru membebani diri sendiri dengan sikap perfeksionis, yang pada akhirnya bisa memicu stres berkepanjangan.

Meski begitu, ada sejumlah hal sederhana yang justru dianggap menenangkan oleh orang cerdas, meskipun mungkin tidak disukai oleh kebanyakan orang. Aktivitas-aktivitas ini berperan penting dalam membantu mereka meredakan stres, menjaga keseimbangan emosional, dan memberi ruang untuk refleksi diri.


Dikutip dari laman Your Tango, berikut beberapa hal yang menenangkan bagi orang cerdas.

1. Kesendirian

Kesendirian menjadi hal yang menenangkan bagi orang cerdas, khususnya bagi mereka yang memadang waktu sendiri sebagai cara positif untuk memanfaatkan waktu mereka. Hal ini ditunjukkan dalam sebuah studi dalam Journal of Personality.

Orang cerdas cenderung lebih suka menghabiskan waktu sendiri jika mereka tidak secara aktif terlibat dalam interaksi sosial yang lebih mendalam dan bermakna. Baik saat membaca, menekuni hobi dan minat pribadi, atau sekedar duduk diam.

2. Keheningan

Keheningan adalah salah satu hal yang dianggap menenangkan oleh orang pintar. Tak hanya menyediakan ruang untuk reflksi diri dan pengaturan emosi, keheningan digunakan orang cerdas untuk menghilangkan stres dan mengatur diri, tanpa gangguan.

Sebuah studi di tahun 2007 menunjukkan, berpikir dalam keheningan bisa meningkatkan kreativitas dan inovasi dalam kelompok. Jadi, saat orang-orang cerdas meluangkan waktu untuk menyendiri di tengah rutinitas mereka, hal itu bukan hanya dirasa menenangkan, tapi juga menjadi cara untuk melatih emosi dan keterampilan berpikr kritis mereka.

3. Menyelesaikan Game Rumit dan Memakan Waktu

Teka-teki yang menyita waktu atau permainan papan atau board games yang rumit menjadi hal yang menenangkan bagi orang pintar, tapi mungkin tidak disukai orang pada umumnya.

Menurut studi yang diterbitkan dalam International Journal of Game-Based Learning, orang yang rutin bermain board games memiliki IQ lebih tinggi dari pada yang tidak.

Mulai dari membantu seseorang mengasah kemampuan berpikir logis hingga mendorong keterampilan menyelesaikan konflik dan memecahkan masalah, permainan papan dan teka-teki menjadi cara ideal untuk orang cerdas melepas stres sambil tetap meningkatkan kapasitas otak.

4. Musik Klasik

Musik klasik dan instrumental menjadi hal yang menenangkan bagi orang cerdas. Tak hanya membantu meringankan stres dan kecemasan kronis, musik ini juga meningkatkan kemampuan kognitif.

Mendengarkan musik klasik menjadi salah satu cara termudah bagi orang cerdas untuk melepas lelah dan bersantai dalam rutinitas harian mereka.

5. Menulis Jurnal

Menurut sebuah studi dari Journal of Individual Diffeences, pada dasarnya, kecerdasan berkaitan dengan rasa ingin tahu. Sehingga, menulis jurnalmenjadi salah satu aktivitas yang disukai orang-orang cerdas.

Baik sebagai sarana untuk memecahkan masalah pribadi, mencatat rencana, orang-orang cerdas mengaggap menulis jurnal sebagai kegiatan yang menenangkan dan produktif.

Studi lainnya dari Michigan State Univesity mengungkap, menulis jurnal dan memanfaatkan kebiasaan emnulis ekspresif merupakan salah satu cara orang pintar membebaskan sumber daya di otak untuk ditugaskan pada tugas-tugas lain. Saat mereka tidak terlalu terbebani oleh stres, kekhawairan oleh stres, kekhawatian, atau emosi yang kompleks, mereka lebih mungkin berhasil dalam memecahkan masalah.

6. Membaca Buku

Menurut sebuah studi dari Scientific American, membaca buku panjang dan fiksi merupakan salah satu cara orang pintar melatih keterampilan penting mereka. Bukan hanya menenangkan dan menghilangkan stres, kegiatan ini juga memilik manfaat emosonal dan kognitif yang menambah nilai pada rutinitas mereka.

Sekalipun buku-buku di rak mereka rumit, mendalam, dan menyita waktu, kebiasaan membaca secara teratur dan mencoba genre baru menjadi hal yang dianggap menenangkan bagi orang pintar. Mungkin hal ini tidak disukai oleh kebanyakan orang.

7. Belajar dari Orang Lain

Berdiam diri, merenungkan perilaku, dan belajar dari orang lain adalah beberapa hal yang orang cerdas anggap menenangkan. Mereka cukup percaya diri dan kompeten untuk tahu bahwa membuat kesalahan atau meminta bantuan bukanlah hal negatif, tapi peluang untuk belajar dan berkembang.

Baik dalam hubungan pribadi atau karir profesional, orang-orang cerdas menikmati dan menemukan ketenangan dalam belajar dari orang lain dan menerima nasihat mereka.

(elk/suc)



Sumber : health.detik.com

Curhat Istri 10 Tahun Tak Tahu Suaminya HIV, Terungkap saat Jenguk di Penjara


Jakarta

Seorang wanita di China terkejut setelah mengetahui rahasia besar suaminya yang disembunyikan selama 10 tahun. Selama itu, wanita bernama Wang tidak pernah tahu suaminya didiagnosis human immunodeficiency virus atau HIV.

Kasus yang dipublikasikan di Yunnan AIDS Prevention ini dialami Wang dan suaminya, Li, yang sudah menikah selama 10 tahun tanpa memiliki anak. Dikutip dari World of Buzz, selama bertahun-tahun Li telah berbohong terkait penyakitnya itu.

Namun, pada Desember 2021 Li dijatuhi hukuman penjara karena mengoperasikan kasino. Tetapi, rahasia yang lebih besar dari itu akhirnya terungkap saat Wang mengunjungi suaminya di penjara.


Ketika kunjungan, Wang diminta oleh staf penjara untuk menyiapkan obat HIV untuk Li. Saat itulah, Wang baru mengetahui bahwa Li mengidap HIV sejak tahun 2011, tapi tidak pernah menceritakan kepadanya sejak awal bertemu.

Sejak awal pernikahannya, Wang pernah bertanya tentang obat yang diminum Li. Suaminya itu mengaku mengidap penyakit hati dan perlu minum obat.

Di tahun 2021 itulah, Li baru menjelaskan bahwa ia mengidap HIV. Tetapi, ia bersikeras mengaku terus mencari pengobatan yang mampu menekan penularan virus tersebut kepada orang lain.

Beruntung, Wang dinyatakan negatif HIV. Meski begitu, ia mengalami tekanan mental yang luar biasa selama proses tes.

Wang mengaku merasa takut dan cemas karena ia tidak mengambil tindakan perlindungan apapun selama 10 pernikahannya. Ia pun tidak pernah tahu apa yang mungkin terjadi pada dirinya.

Setelah belajar dari kesalahannya, Wang menggugat Li di Pengadilan Songjiang dan menuntut pembatalan pernikahan tersebut. Wang merasa Li telah jahat menyembunyikan fakta bahwa ia mengidap penyakit yang serius.

Wang juga menganggap pernikahan itu sudah ditakdirkan dan mustahil untuk dilanjutkan. Di China, KUHPdengan jelas menyatakan bahwa salah satu pihak dalam pernikahan masih memiliki kewajiban pranikah, yakni untuk mengungkapkan penyakit serius apapun yang dapat berdampak signifikan pada pernikahannya.

Simak juga Video: Pembekuan Bantuan Trump Hentikan Uji Coba Vaksin HIV di Afrika Selatan

(sao/kna)



Sumber : health.detik.com

Dokter Ungkap 3 Hal yang Paling Sering Diinginkan Pasien Menjelang Ajal


Jakarta

Menjelang kematian atau akhir hayat, apakah orang-orang memikirkan kenangan favorit, daftar impian yang tidak pernah tercapai, atau penyesalan mereka dalam menjalin hubungan? Terdapat 3 hal yang dipikirkan mereka menurut pengalaman dari dokter paliatif.

Seorang dokter yang menggunakan platform TikToknya untuk membahas kesehatan mental, Dr Alex George, membagikan video tentang perawatan paliatif. Dikutip dari laman Cleveland Clinic, perawatan paliatif adalah bentuk perawatan khusus yang memberi bantuan kenyamnan dan dukungan pada pengidap penyakit serius.


Dikutip dari laman Express, dalam videonya, dia berbincang dengan pakar perawatan paliatif, Dr Kathrin Mannix yang membagikan temuan yang sangat menarik dari pekerjaannya. Dia mengungkap ada tiga hal utama yang direnungkan orang-orang ketika akan meninggal dunia.

“Ketika seseorang berada di akhir hayatnya, atau menyadari dia sedang sekarat, apa yang sebenarnya penting bagi mereka? Apa yang penting bagi orang-orang pada umumnya?” kata Dr Mannix.

Dr Mannix mengatakan, banyak orang dalam hidup yang memikirkan daftar impian, perjalanan besar yang ingin dilakukan dan hal lainnya. Tapi, di penghujung hidup seseorang, pandangan mereka menyempit pada sesuatu yang benar-benar penting, yaitu hubungan mereka, orang-orang yang paling penting bagi mereka.

“Mereka ingin memperbaiki hubungan yang rusak. Mereka ingin bersyukur atas arti orang lain bagi mereka sepanjang hidup mereka. Mereka ingin memberi tahu orang-orang bahwa mereka mencintai mereka,” ungkapnya.

Dia kemudian membahas kesulitan yang manusia hadapi saat membahas kematian, dan yang lebih penting adalah cinta.

“Kita tidak pandai dengan kata-kata yang dimulai dari huruf D bukan? Kita tidak terbiasa mengucapkan kata deaf (tuli), dying (sekarat), atau dead (mati). Namun, yang lebih sulit lagi bagi kita adalah kata yang dimulai dengan huruf L. Kita jadi kelu untuk mengucapkanya,” kata Dr Mannix.

“Jadi, teleponlah orang-orang dan beri tahu mereka bahwa Anda mencintai mereka. Itulah panggilan Anda untuk bertindak sekarang,” jelasnya.

(elk/naf)



Sumber : health.detik.com

Australia Siap Larang Medsos untuk Anak di Bawah 16 Tahun Per 10 Desember 2025



Jakarta

Australia telah meluncurkan kampanye edukasi tentang panduan membantu anak-anak melepaskan diri dari media sosial. Kampanye ini dilakukan jelang penerapan batas usia 16 tahun nasional pertama di dunia.

Pelarangan medsos ini akan berlaku efektif pada 10 Desember 2025. Platform seperti Facebook, Instagram, TikTok, X, dan YouTube dapat dikenakan denda hingga 50 juta dolar Australia atau sekitar Rp 538 miliar jika mereka gagal mencegah anak di bawah 16 tahun memiliki akun.


Komisioner eSafety Australia, Julie Inman Grant, menyatakan pada Jumat lalu (17/10/2025) bahwa situs web lembaganya, esafety.gov.au, merinci undang-undang tersebut. Pesan-pesan kesadaran juga akan disiarkan mulai Minggu (19/10/2025) melalui saluran digital, televisi, radio, dan papan reklame.

“Kami ingin anak-anak memiliki masa kanak-kanak. Kami ingin orang tua merasa tenang, dan kami ingin kaum muda – pemuda Australia – memiliki tiga tahun lagi untuk mempelajari siapa diri mereka sebelum platform mengambil alih siapa diri mereka,” ujar Menteri Komunikasi Anika Wells kepada wartawan, merujuk pada batas usia de facto 13 tahun untuk akun media sosial berdasarkan undang-undang privasi AS.

Pembatasan usia di Australia telah menimbulkan polarisasi, dengan beberapa pakar memperingatkan perubahan tersebut akan merugikan sekaligus melindungi anak-anak. Dikutip dari Independent, lebih dari 140 akademisi Australia dan internasional menandatangani surat terbuka kepada pemerintah tahun lalu yang menentang pembatasan usia media sosial karena dianggap terlalu tumpul untuk mengatasi risiko secara efektif.

Meskipun ada peringatan tersebut, undang-undang tersebut disahkan dengan dukungan yang sangat besar tahun lalu. Platform-platform media sosial memiliki waktu satu tahun untuk mencari tahu cara mematuhinya tanpa teknologi yang sangat akurat untuk memverifikasi usia.

Inman Grant mengatakan pembatasan usia media sosial akan menjadi peristiwa yang sangat monumental bagi banyak anak muda.

Ia menyampaikan, agensinya menawarkan daftar periksa dan topik pembuka percakapan tentang cara-cara untuk melakukan transisi, seperti mengikuti influencer online melalui situs web, alih-alih akun media sosial.

“Bagaimana kita mulai menyapih mereka dari media sosial sekarang agar tidak mengejutkan pada 10 Desember? Bagaimana kita membantu mereka mengunduh arsip dan kenangan mereka, dan bagaimana kita memastikan mereka tetap terhubung dengan teman-teman dan mengetahui adanya dukungan kesehatan mental jika mereka merasa sedih ketika tidak terikat dengan ponsel mereka selama liburan?” tambahnya.

Langkah Australia ini diawasi dengan ketat oleh negara-negara yang memiliki kekhawatiran yang sama tentang dampak media sosial pada anak-anak.

Duta Besar Denmark untuk Australia, Ingrid Dahl-Madsen, mengatakan pemerintahnya akan memanfaatkan kepemimpinannya di Dewan Uni Eropa saat ini untuk mendorong agenda perlindungan anak-anak dari bahaya media sosial.

“Ini merupakan tantangan global dan kami semua sedang mencari cara terbaik untuk mengelolanya, dan kami mencontoh Australia, dan kami akan melihat apa yang dilakukan Australia,” ujar Dahl-Madsen kepada Australian Broadcasting Corp di Melbourne, Senin lalu.

“Sangat penting bagi Australia, Denmark, dan Uni Eropa untuk berbagi pelajaran, membandingkan pengalaman, dan semoga dapat mendorong kemajuan praktis dalam hal ini,” tambahnya.

Pemerintah Denmark pekan lalu mengusulkan undang-undang batas usia 15 tahun. Namun, Dahl-Madsen mengatakan Denmark akan mempertimbangkan untuk mengizinkan orang tua mengecualikan anak-anak mereka yang berusia 13-14 tahun. Australia tidak memiliki pengecualian serupa.

(nah/nwk)



Sumber : www.detik.com