Jakarta –
Baik memasak sendiri di rumah maupun makan di restoran, penting untuk tahu makanan apa saja yang aman dimakan mentah dan mana yang sebaiknya dihindari.
Pasalnya bakteri, virus, hingga parasit penyebab berbagai penyakit bisa berkembang pada bahan makanan tertentu. Mengkonsumsi daging setengah matang misalnya, bisa berisiko menimbulkan keracunan makanan dengan gejala berupa kram perut, mual, diare, muntah, demam, hingga kasus parah yang bisa merusak ginjal.
Keracunan makanan memang tidak menyenangkan, dan bisa sangat berbahaya bagi anak-anak, ibu hamil, lansia, serta orang dengan daya tahan tubuh lemah. Data CDC memperkirakan 48 juta orang di Amerika terkena penyakit akibat makanan setiap tahun. Karena itu, memasak makanan dengan benar adalah cara paling sederhana untuk tetap aman.
Dilansir dari Good Housekeeping (19/09/2025), berikut 5 makanan yang tidak boleh dimakan dalam keadaan mentah:
1. Daging Unggas
Daging ayam. Foto: Getty Images/iStockphoto/Rungroj Nuiman |
Daging unggas seperti ayam, bebek, kalkun, angsa, burung puyuh hingga burung dara perlu dimasak hingga benar-benar matang untuk membunuh semua patogen, termasuk virus flu burung yang tak bisa bertahan pada suhu tinggi.
Saat menyiapkan daging ayam atau daging unggas lainnya, jangan pernah mencucinya dengan air. Cara itu justru meningkatkan risiko kontaminasi silang karena cipratan air dapat membawa bakteri ke peralatan dapur lain. Cukup pastikan dimasak matang sempurna sebelum dikonsumsi.
2. Daging Sapi Giling
Tidak semua jenis daging sapi aman untuk dikonsumsi mentah atau setengah matag. Contohnya daging sapi giling yang berisiko membawa bakteri E. coli yang bisa menyebabkan penyakit serius, terutama pada anak-anak dan orang dengan imun lemah.
Berbeda dengan potongan daging sapi utuh, bakteri pada daging giling bisa menyebar ke seluruh bagian saat proses pengolahan. Itulah sebabnya daging giling lebih rentan. Menurut USDA, suhu aman untuk mematangkan daging sapi giling adalah 72 derajat celcius.
Artinya, patty untuk burger yang dimasak sampai matang akan lebih aman dikonsumsi. Cara memastikannya bisa menggunakan termometer makanan dan tusukkan ke bagian tengah daging untuk memeriksa suhunga.
Dengan begitu, olahan daging giling bisa dinikmati tanpa khawatir ada bakteri berbahaya yang tertinggal.
3. Seafood
Seafood. Foto: Getty Images/iStockphoto/kuppa_rock |
Kerang-kerangan seperti tiram, remis, kerang hijau, udang, lobster hingga kepiting bisa membawa bakteri Vibrio atau virus seperti norovirus, terutama jika kurang matang. Patogen ini bisa memicu gangguan pencernaan serius.
Kerang harus dimasak sampai cangkangnya terbuka, sedangkan udang atau lobster disarankan untuk dimasak di suhu minimal 63 derajat celcius. Gunakan termometer dan cek bagian tengah udang atau lobster untuk hasil yang akurat.
Dengan pengolahan yang tepat, seafood tidak hanya terasa lebih lezat tetapi juga aman dikonsumsi tanpa risiko kesehatan yang mengintai.
4. Telur
Telur mentah atau setengah matan banyak dikonsumsi sebagai cocolan makan roti, daging, sampai campuran di nasi putih hangat seperti di negara-negara Asia. Faktanya, menyantap telur mentah atau setengah matang berisiko membawa bakteri Salmonella.
Setiap telur sebaiknya dimasak hingga bagian putih dan kuningnya benar-benar padat. Selain itu, meski virus flu burung sempat menimbulkan kekhawatiran, telur dari ayam yang terinfeksi biasanya cacat dan tidak dipasarkan.
Jadi orang-orang tak perlu khawatir. Pastikan saja telur dimasak dengan benar sebelum dikonsumsi. Hindari mencicipi adonan kue atau makanan yang masih menggunakan telur mentah sebagai bahan utamanya.
5. Tauge
Tauge Foto: Getty Images/iStockphoto/xuanhuongho |
Kecambah mentah seperti alfalfa atau tauge memang memberi sensasi renyah pada hidangan seperti salad sampai bakso, tetapi sebaiknya sayuran ini dihindari saat masih mentah. Tauge yang tumbuh di tempat lembap berpotensi terpapar bakteri seperti Salmonella, E. coli, dan Listeria.
Bakteri ini berbahaya, terutama bagi ibu hamil, anak kecil, serta lansia. Meski kaya nutrisi dan antioksidan, kecambah mentah terlalu berisiko.
Kabar baiknya, cukup dengan menumis atau memasaknya sekitar dua menit, sebagian besar bakteri pada tauge akan mati. Dengan begitu, kecambah tetap bisa dinikmati dengan aman dan bergizi.
(sob/dfl)
Hati-hati! 7 Makanan Ini Tak Boleh Dipanaskan Ulang
Jakarta –
Tak semua makanan bisa dipanaskan ulang. Justru ada makanan yang jika dipanaskan ulang bisa memicu munculnya bakteri yang menyebabkan keracunan makanan.
Banyak orang yang mengatasi sisa makanan dengan memanaskannya kembali. Cara itu dilakukan agar makanan bisa dimakan lagi, sehingga tak terbuang sia-sia.
Namun harus waspada, pasalnya ada beberapa makanan yang tidak boleh dipanaskan kembali. Khususnya makanan yang tinggi protein dan mengandung nitrat.
Proses pemanasan itu akan merusak nutrisi pada makanan dan menjadi tempat berkembang biaknya bakteri. Kondisi ini bisa berisiko bagi kesehatan.
Dikutip dari Times of India (21/08/24) berikut 7 makanan yang tak boleh dipanaskan ulang:
1. Nasi
Nasi tak boleh dipanaskan berulang. Foto: Getty Images/iStockphoto/motosuke_moku |
Nasi menjadi makanan yang kerap dipanaskan berulang-ulang. Sebaiknya hentikan kebiasaan ini, pasalnya nasi yang dipanaskan lagi bisa menjadi tempat berkembang biaknya bakteri.
Khususnya bakteri yang disebut Bacillus cereus yang bisa bertahan di suhu panas. Bakteri itu akan mengeluarkan racun yang bisa menyebabkan keracunan makanan.
2. Bayam
Sayur bayam kaya akan nitrat. Jika sayur bayam dipanaskan kembali, kandungan nitratnya bisa berubah menjadi nitrit yang memiliki sifat karsinogenik.
Karsinogenik merupakan zat yang berpotensi menyebabkan kanker. Sebagai alternatif, disarankan mengonsumsi bayam yang sudah dikukus atau mendinginkannya dengan cepat.
Simpanlah dengan suhu di bawah 5 derajat Celcius untuk mencegah pembentukan nitrit.
3. Kentang
Kentang bahaya jika dipanaskan berulang. Foto: Getty Images/elenaleonova |
Kentang yang dipanaskan ulang bisa merangsang pertumbuhan bakteri botulisme yang langka. Pemanasan ulang tidak dapat membunuh bakteri tersebut.
Justru, bakteri itu akan menghasilkan racun yang bisa menyebabkan mual dan keracunan makanan. Untuk menghindarinya segera simpan kentang yang sudah matang ke dalam kulkas.
Kemudian boleh panaskan sekali saja, dan hindari meninggalkan kentang matang pada suhu ruangan untuk waktu yang lama.
Berikut makanan yang bahaya jika dipanaskan berulang.
4. Telur
Kandungan protein yang tinggi pada telur bisa rusak jika telur dipanaskan secara berulang-ulang. Selain itu, pemanasan ulang dengan suhu tinggi membuat telur jadi beracun.
Jadi tak ada masalah jika kamu mengonsumsi olahan telur yang sudah dingin. Tips untuk memasak telur rebus sebaiknya menggunakan air hangat dalam panci, jangan menggunakan microwave agar tidak meledak.
5. Daging Ayam
Ilustrasi daging ayam utuh Foto: Unsplash/Hayley Ryczek |
Sama halnya dengan telur, daging ayam yang terus dipanaskan bisa mengubah komposisi protein dan menyebabkan masalah pencernaan jika dikonsumsi.
Selain itu, jika ayam tidak disimpan dengan benar, dapat menimbulkan risiko penyakit bawaan makanan. Untuk menghindari dampak buruknya, simpanlah di kulkas.
Jika ingin dipanaskan cukup sekali dengan porsi yang ingin dimakan saja. Pastikan suhu internal mencapai 74 derajat Celcius untuk membunuh potensi bakteri.
6. Jamur
Jamur juga dikemas dengan protein, yang jika dipanaskan kembali bisa merusak proteinnya. Karenanya disarankan makan jamur dan menghabiskannya di hari yang sama setelah dimasak.
Mengingat struktur jamur dapat berubah dan berpotensi membahayakan tubuh ketika dikonsumsi. Makan jamur yang dipanaskan ulang juga bisa meningkatkan risiko pencernaan dan masalah jantung.
7. Pizza
Memanaskan ulang pizza dapat mengakibatkan kulit pizza menjadi lembek dan keju meleleh tidak merata. Selain itu, jika pizza tidak disimpan dengan benar bisa menjadi tempat berkembang biaknya bakteri.
Untuk menghindari risiko tersebut adalah dengan menyimpan sisa pizza di kulkas dan memanaskannya kembali di oven untuk menjaga teksturnya. Namun, hanya boleh sekali dipanaskan.
(raf/odi)
![]() |
|||||||||
Source : unsplash.com / Lily Banse
Konsumsi 5 Menu Sehat Ini Ternyata Bikin Umur Pendek Jakarta – Makanan dan minuman yang terkenal menyehatkan ternyata belum tentu benar-benar bermanfaat. Ada beberapa makanan sehat yang sebenarnya bisa memperpendek umur. Meskipun tidak ada yang tahu sampai kapan seseorang hidup, tetapi banyak yang mengharapkan bisa hidup lebih panjang. Untuk hidup lebih panjang, tentu kesehatan perlu dijaga. Pasalnya, ada banyak kematian disebabkan oleh penyakit kronis. Oleh karena itu, kematian dini dapat dicegah dengan menerapkan pola makan dan gaya hidup sehat.
Namun, makanan dan minuman yang dikonsumsi juga perlu diperhatikan. Pasalnya, ada sejumlah makanan yang diklaim sehat tetapi sebenarnya bisa menyebabkan masalah kesehatan. Lantas, makanan dan minuman apa itu? Berikut informasinya seperti dilansir dari huffpost.com (26/06/2024). 1. Alkohol
Alkohol yang dikonsumsi dalam jumlah banyak bisa menimbulkan risiko penyakit serius. Hal tersebut pun mampu mengarah ke kematian dini. Dr. Amy Myers mengungkap laporan terbaru menyimpulkan minum alkohol dalam jumlah sedang, termasuk wine, dapat menyebabkan kanker, tekanan darah tinggi, dan fibrilasi atrium. Ini juga menunjukkan peningkatan signifikan dalam penuaan dini dan kematian. Dr. Sara Szal Gottfried asisten profesor klinis di departemen kedokteran integratif dan ilmu gizi Universitas Thomas Jefferson mengungkap kenapa HuffPost, minum alkohol dalam jumlah berapapun tidak baik untuk umur panjang. Menurutnya, alkohol adalah neurotoksin yang mampu meningkatkan kadar kotrisol dan menganggu tidur dan meningkatkan gula darah. 2. Jus buah
Jus buah merupakan salah satu minuman yang memiliki banyak manfaat. Sehingga, orang tua seringkali memberi jus buah kepada anak-anaknya. Namun, bisa jadi jus buah yang diminum setiap hari tidak begitu menyehatkan. Dr. Nilda Abellera, direktur medis perusahaan pengobatan integritas infuze MD mengungkap, jus buah seringkali mengandung kadar gula tambahan yang tinggi dan tidak mengandung serat yang ada pada buah biasa. Banyak jus buah mengandung gula sebanyak 30 gram yang jumlahnya hampir sama dengan gula ditemukan dalam soda. Disarankan untuk membatasi asupan gula di bawah 36 gram sehari untuk wanita dan 25 gram sehari untuk laki-laki. Makanan dan minuman lain yang bisa bikin umur pendek dapat dilihat pada halaman selanjutnya!3. Olahan daging
Olahan daging, seperti sosis, bacon, smoked beef memang praktis dan enak. Namun, jangan berpikir makanan ini sehat. Dr. Norma mengungkap bahwa ada bukti kuat yang menghubungkan daging olahan dengan berbagai bentuk kanker, serta penyakit jantung dan diabetes. Dokter ahli Abellera juga menjelaskan, daging olahan, seperti bacon, sosis, dan daging olahan dikaitkan dengan berbagai risiko kesehatan, termasuk insiden penyakit kardiovaskular dan kanker tertentu yang lebih tinggi. Penyebab utamanya adalah zat aditif yang digunakan dalam pengolahan, seperti nitrat dan nitrit, dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker. Daging olahan juga cenderung tinggi natrium dan lemak jenuh yang dapat meningkatkan tekanan darah dan kadar kolesterol. Akhirnya bisa meningkatkan penyakit jantung. 4. Yogurt berperasa
Yogurt dengan aneka macam rasa, seperti peach, blueberry, lemon, memang terdengar lebih lezat daripada yogurt tawar. Sayangnya yogurt dengan varian rasa ini tidak begitu menyehatkan. Menurut Alberra, yogurt dengan varian rasa seringkali mengandung gula tambahan dalam jumlah yang signifikan. Oleh karena itu, lebih baik mengonsumsi yogurt tawar murni tanpa tambahan gula apapun. Jika ingin menambah rasa manis, kamu bisa pakai pemanis alami, seperti madu atau buah-buahan. 5. Acai bowlBelakangan ini banyak orang mulai mengonsumsi semangkuk smoothies dengan acai karena dianggap sehat. Tambahan acai disebut-sebut sebagai makanan super, tetapi Gottfried mengungkap bahwa semangkuk acai adalah makanan yang seringkali mengandung banyak gula. Bagi banyak orang, makan semangkuk acai secara signifikan meningkatkan kadar gula darah. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko diabetes, penyakit kardiovaskular, dan obesitas. (aqr/adr) 5 Fakta Singkong hingga Belimbing yang Bisa Picu Gangguan Kesehatan Jakarta – Meski bahan makanan ini sering dikonsumsi sehari-hari, tapi ada banyak fakta sampai rahasia mengejutkan di baliknya yang baru banyak orang tahu. Setiap makhluk hidup di bumi membutuhkan sumber energi dan nutrisi untuk bertahan hidup. Bagi manusia, makanan merupakan kebutuhan pokok yang dikonsumsi setiap hari. Namun di balik beragam hidangan yang dinikmati, sering kali orang-orang tidak sepenuhnya memahami bagaimana makanan tersebut benar-benar bekerja memberi asupan gizi bagi tubuh. Faktanya banyak hal menarik yang belum diketahui banyak orang mengenai beberapa jenis makanan, baik dari segi kandungan, efek samping tersembunyi, hingga risiko kesehatan yang bisa muncul jika tidak dikonsumsi atau diolah dengan tepat.
Mengutip Listverse (12/06), berikut lima makanan yang punya fakta mengejutkan di baliknya: 1. Buah Belimbing
Belimbing (Averrhoa carambola) banyak disukai karena rasanya asam menyegarkan. Di balik tampilannya yang menarik, buah tropis ini menyimpan bahaya serius bagi mereka yang memiliki gangguan fungsi ginjal. Kandungan oksalat yang tinggi dalam belimbing menjadi ancaman utama. Pada orang dengan ginjal sehat, zat ini dapat disaring dan dibuang oleh tubuh. Namun bagi penderita penyakit ginjal, oksalat dapat menumpuk dan memicu efek neurotoksik, seperti kebingungan, cegukan berkepanjangan, kejang, bahkan kematian. Tak hanya itu, belimbing juga mengandung senyawa karamboksin yang diduga dapat merangsang sistem saraf secara berlebihan jika tidak berhasil dibuang dari tubuh akibat gangguan fungsi ginjal. Oleh karena itu penderita penyakit ginjal disarankan menghindari konsumsi belimbing. Konsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi buah ini menjadi langkah penting demi menghindari risiko yang tidak diinginkan. 2. Pala
Pala berasal dari pohon Myristica fragrans yang tumbuh di Kepulauan Banda, Indonesia. Selama berabad-abad rempah ini digunakan sebagai bumbu masakan dan obat tradisional. Namun di balik aromanya yang khas, pala menyimpan risiko berbahaya untuk kesehatan. Jika dikonsumsi dalam jumlah besar, pala bisa menimbulkan efek psikoaktif. Kandungan zat miristisin pada pala dapat menyebabkan halusinasi, kejang, detak jantung cepat, paranoia, mual, hingga delirium. Dalam takaran sekitar 50 gram, pala bahkan mendekati dosis mematikan. Pala tentunya tetap aman dikonsumsi sebagai bumbu dalam jumlah kecil dan takaran yang wajar. Namun, penggunaan berlebihan dalam waktu singkat sangat tidak disarankan karena dapat membahayakan kesehatan. 3. Buah Ackee
Ackee (Blighia sapida) adalah buah nasional dari Jamaika yang tampak menarik, tapi menyimpan bahaya. Bagian aril (daging buah) yang belum matang mengandung zat beracun bernama hipoglisin yang dapat menghambat produksi glukosa tubuh. Akibatnya seseorang bisa mengalami hipoglikemia berat, dikenal juga sebagai Jamaican vomiting sickness. Gejalanya meliputi jantung berdebar, linglung, kejang, koma, bahkan kematian. Agar aman dikonsumsi, ackee harus matang sepenuhnya. Tanda buah matang adalah kulitnya yang terbuka sendiri, memperlihatkan biji hitam dan daging buah berwarna putih. Meski memiliki rasa gurih menyerupai kacang dan tekstur lembut seperti telur orak-arik, buah ini hanya boleh dimakan jika telah matang dan dimasak dengan benar. Cek di Halaman Berikutnya!4. Singkong
Singkong adalah bahan makanan pokok di banyak negara tropis termasuk di Indonesia. Namun dalam keadaan mentah, singkong mengandung senyawa glikosida sianogenik yang bisa melepaskan sianida ketika jaringan tanaman rusak, seperti saat dikunyah atau dipotong. Jenis singkong pahit memiliki kadar sianida yang jauh lebih tinggi dibandingkan singkong manis. Karena itu pengolahan yang tepat sangat penting. Langkah-langkah yang disarankan antara lain: mengupas kulit, merendam irisan singkong selama 1-2 hari, fermentasi dan memasak dengan cara merebus atau memanggang minimal 25-30 menit. Jika diproses dengan benar, singkong aman dikonsumsi dan tetap menjadi sumber energi penting yang memiliki rasa enak serta mengenyangkan. 5. Daging Kelinci
Daging kelinci sering dianggap sebagai sumber protein yang sehat karena kandungan lemaknya yang sangat rendah. Namun, dalam kondisi ekstrem seperti bertahan hidup di alam liar hanya dengan mengandalkan daging kelinci, risikonya justru bisa fatal. Tubuh manusia memerlukan lemak dan karbohidrat untuk menghasilkan energi. Mengonsumsi protein murni tanpa asupan lemak yang cukup dapat membebani fungsi hati dan memicu kondisi yang dikenal sebagai protein poisoning atau kelaparan protein. Gejalanya antara lain penurunan berat badan drastis, kelelahan, bahkan kematian. Jika hanya daging kelinci yang tersedia, penting untuk mengonsumsi juga organ dalam seperti hati dan jantung, yang mengandung lemak dan vitamin. Alternatif lainnya adalah mencari sumber lemak dari serangga atau tanaman liar yang aman dimakan. (sob/adr) Sari Berita Penting |


















