Tag Archives: nagih

Liburan Sekolah di Bali? Saatnya Seru-seruan di Trans Studio Theme Park Bali



Denpasar

Liburan sekolah bulan Juni sudah di depan mata! Saatnya menikmati momen berkualitas bersama keluarga di destinasi yang seru, nyaman, dan cocok untuk segala usia. Kalau kamu sedang mencari tempat liburan keluarga yang menyenangkan dan anti-bosan di Bali, Trans Studio Theme Park Bali wajib banget masuk daftar kunjunganmu.

Wisata Indoor di Bali, Tetap Seru Tanpa Terganggu Cuaca

Berlokasi strategis di pusat kota Denpasar, Trans Studio Theme Park Bali menjadi pilihan favorit wisatawan yang ingin merasakan keseruan tanpa takut panas atau hujan. Berbeda dengan tempat wisata alam di Bali yang bergantung pada cuaca, indoor theme park di Bali ini memberikan pengalaman bermain yang nyaman sepanjang hari.


Cocok untuk Semua Usia: Anak, Remaja, hingga Orang Tua

Dengan berbagai wahana seru, Trans Studio Bali dirancang untuk dinikmati oleh semua anggota keluarga-dari anak-anak, remaja, hingga orang tua. Tak heran kalau tempat ini disebut sebagai indoor theme park favorit keluarga di Bali.

Boomerang Coaster & Flying Over Indonesia: Wahana Wajib Coba!

Untuk kamu yang suka tantangan, wajib banget cobain Boomerang Coaster, roller coaster tertinggi di Bali yang meluncur maju dan mundur dengan kecepatan tinggi serta tikungan ekstrem. Sensasinya dijamin bikin nagih!

Kalau kamu lebih suka wahana yang tenang tapi tetap seru, jangan lewatkan Flying Over Indonesia (FOI). Menggunakan teknologi teater terbang canggih, wahana ini mengajakmu “terbang” menyusuri keindahan alam dan kota-kota ikonik Indonesia. Seru dan edukatif, cocok untuk semua usia!

Tontonan Seru & Fasilitas Lengkap dalam Satu Tempat

Selain wahana, Trans Studio Theme Park Bali juga menyuguhkan beragam live show dan pertunjukan tematik yang bisa dinikmati tanpa biaya tambahan. Mulai dari parade karakter, aksi panggung, hingga area bermain anak yang ramah keluarga.

Jangan khawatir soal makanan! Ada banyak pilihan kuliner lezat di dalam area theme park, jadi kamu bisa istirahat dan makan tanpa harus keluar lokasi.

Liburan Sekolah Praktis dan Penuh Cerita di Bali

Kalau kamu ingin liburan sekolah yang praktis, menyenangkan, dan penuh cerita, Trans Studio Theme Park Bali adalah destinasi terbaik. Bisa dijadikan agenda hari pertama, pertengahan, atau bahkan penutup liburan sekolahmu di Bali. Mau main setengah hari atau seharian penuh, semuanya bisa disesuaikan.
Yuk, jadikan liburan sekolah kali ini lebih seru di Trans Studio Theme Park Bali!

Nikmati serunya wisata indoor di Bali yang aman, nyaman, dan penuh hiburan seru untuk seluruh keluarga. Beli tiketnya di sini!

(ddn/ddn)



Sumber : travel.detik.com

Rieke Protes Ponpes Ditagih PBB, Purbaya Respons Begini


Jakarta

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa merespons kasus Pondok Pesantren Al-Fath Jalen di Bekasi, yang ditagih Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) oleh Badan Pendapatan Daerah (Bapenda). Hal ini pertama kali disampaikan Anggota DPR Rieke Diah Pitaloka.

Purbaya mengaku belum mengetahui secara detail kasus tersebut. Namun, ia menyebut bakal melakukan pengecekan lebih lanjut.

“Saya belum tahu kasusnya, nanti saya lihat deh,” ujar Purbaya saat ditemui di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Kamis (23/10/2025.


Diberitakan detikhikmah, Rieke meluapkan kegeramannya setelah mengetahui Ponpes Al-Fath ditagih PBB oleh Bapenda. Padahal, menurutnya, ada aturan yang mengecualikan objek pajak untuk kepentingan umum di bidang pendidikan non-komersial.

Hal ini disampaikan Rieke melalui video yang diunggahnya di Instagram, saat mengunjungi Ponpes Al-Fath Jalen yang baru saja ditinggal wafat oleh pendirinya, Kiai Yasin. Ia pun menyolek (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa untuk membantu menyelesaikan persoalan ini.

“Ini pesantren abangku, Kiai Yasin… Belum itu tanah kering ya, tiba-tiba ada orang datang dari Badan Pendapatan Daerah nagih pajak. Kang Purbaya! Tolong Kang Purbaya!” seru Rieke dalam video tersebut, dikutip detikcom, Kamis (23/10/2025), dengan seizin yang bersangkutan.

Rieke kemudian menegaskan dasar hukum yang seharusnya membebaskan pesantren tersebut dari PBB-P2. Ia mengacu pada Pasal 38 ayat (3) Undang-Undang tentang Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (UU HKPD)

Aturan tersebut mengecualikan kepemilikan, penguasaan, dan atau pemanfaatan atas bumi dan atau bangunan yang digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum di bidang keagamaan, panti sosial, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan nasional yang tidak dimaksud untuk memperoleh keuntungan.

“Yayasan abang gue tuh nggak cari untung. Berani-beraninya nagih ya. Kita selesaikan secara adat hukum maksudnya,” tegas Rieke.

Tonton juga video “Momen Chairul Tanjung Sowan ke KH Anwar Manshur Lirboyo” di sini:

(ily/rrd)



Sumber : finance.detik.com

Dede Sunandar Pernah Ngejob MC, tapi Bayaran Gak Lunas-Diminta Bantu Jual Tiket



Jakarta

Komedian Dede Sunandar membagikan cerita kurang mengenakkan saat mendapatkan job di Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung. Dede yang merasa sudah kerja profesional, mengaku tidak mendapatkan haknya.

Dede menceritakan sekitar Juli 2025 mendapatkan job off air. Sebelum berangkat ke lokasi, Dede mengaku sudah mendapatkan DP dan meminta untuk tiket pulang-pergi dari Jakarta-Pangkal Pinang.

“Bujetnya Rp 15 juta, DP Rp 5 juta, berangkat ke sana, tiket diurusin sama mereka. Dede minta tiket pulang-pergi akhirnya tiket perginya doang, pulangnya belum (saat tiba di Pangkal Pinang),” cerita Dede di studio FYP Trans7, kemarin.


Cowok yang pernah berprofesi sebagai office boy itu tetap berangkat ke tempat acara karena sudah mendapatkan DP. Namun, dia merasa terbengkalai saat berada di sana.

Saat tiba di hotel, malam harinya dia mengaku diajak pergi ke tempat ngopi. Namun, dia mengaku diminta membantu jual tiket di tempat tersebut.

“Jadi sampai sana, Dede sudah sampai hotel, malamnya dibawa ke tempat kopi. ‘De bantuin jualin tiket’. Ngapain jual tiket? ‘Jual tiket buat acara besok’. Jual tiketlah,” akunya.

Setelah acara selesai, Dede Sunandar menagih pelunasan untuk bayarannya. Selain itu, dia juga meminta tiket pulang karena harus mengejar pekerjaan di Jakarta.

“Mau pulang (ke Jakarta) Dede nagih dong, ‘Bang saya mau pulang’. Katanya, ‘De sabar ya’. Padahal di Jakarta itu ada empat acara,” curhat Dede Sunandar.

Tiket pulang saat itu belum diberikan, uang pelunasan sebagai bayaran dirinya sudah jadi MC juga sama nasibnya.

“Mau pulang sampai sana belum dibeliin tiket. Pelunasan yang Rp 10 juta juga belum ada. Dede minta, ya udah Dede minta tiket pulang aja. Kata dia, ‘Sabar dulu De, saya juga kena tipu’, kata dia gitu. Ya saya gak mau tahu,” tuturnya.

“Akhirnya baru dibeliin tiket setelah 2-3 hari (di Pangkal Pinang). Padahal Dede ada acara di Jakarta, hitungan empat kan satu episode dapat Rp 5 juta, jadilah (harusnya Dede mendapat) Rp 30 juta (empat pekerjaan Rp 5 juta per pekerjaan plus Rp 10 juta pelunasan). Eh Dede malah mau disomasi sama dia,” tukas Dede Sunandar.

(pus/mau)



Sumber : hot.detik.com

Kenapa Makanan Ringan Ultra Processed Food Rasanya Selalu ‘Nagih’?


Jakarta

Pasti pernah, niatnya cuma makan satu bungkus makanan ringan, tapi ujung-ujungnya malah menghabiskan beberapa bungkus? Atau niatnya hanya minum sedikit minuman bersoda, tapi tangan reflek ambil lagi dan lagi?

Fenomena ini tidaklah aneh. Makanan seperti itu memang dibuat agar terasa nagih, gurihnya pas, manisnya bikin puas, dan teksturnya membuat mulut ingin terus mengunyah. Tanpa sadar, tubuh jadi sulit berhenti meski sudah banyak makan tanpa merasa kenyang.

Jenis makanan seperti inilah yang dikenal dengan sebutan ultra-processed food atau UPF. Dalam jangka panjang, konsumsi berlebih bisa memicu pola makan tak terkendali yang mirip dengan kecanduan.


Apa itu UPF?

Ultra-processed food (UPF) adalah istilah untuk makanan yang telah melalui banyak tahap pemrosesan industri. Bukan sekadar dimasak atau diawetkan, UPF biasanya dibuat dari bahan hasil ekstraksi seperti pati, protein terisolasi, atau minyak terhidrogenasi.

Bahan-bahan ini kemudian dicampur dengan berbagai zat aditif, mulai dari pemanis buatan, pewarna, penguat rasa, pengawet, hingga pengemulsi, yang jarang kita temukan di dapur rumah.

Ciri khas UPF mudah dikenali: tampilannya menarik, rasanya intens, praktis dikonsumsi, dan tahan lama. Jadi produk seperti mi instan, biskuit manis, sosis, nugget, snack kemasan, minuman bersoda, hingga makanan beku siap saji termasuk dalam kategori ini.

Kenapa Bisa Bikin Kecanduan?

Produk UPF sengaja diproduksi dengan kombinasi rasa yang sangat menggugah selera (highly palatable) yaitu tinggi gula, lemak, dan garam. Perpaduan ini memicu lonjakan hormon dopamin di otak yang memberi rasa senang dan puas setiap kali kita makan. Akibatnya, tubuh mengingat sensasi tersebut dan ingin mengulanginya lagi dan lagi.

Tak berhenti di situ, konsumsi UPF juga bisa mengacaukan sistem alami pengatur nafsu makan. Kandungan gula dan lemak tinggi dapat meningkatkan kadar hormon pemicu lapar (ghrelin) sekaligus menurunkan sensitivitas terhadap hormon yang memberi sinyal kenyang (leptin). Akibatnya, tubuh sulit membedakan waktu saat benar-benar lapar dan waktu saat sudah cukup makan.

Selain itu, asupan UPF berlebihan dapat menimbulkan resistensi insulin, yaitu saat hormon insulin tidak lagi efektif menekan rasa lapar dan mengontrol kadar gula darah. Kondisi ini membuat seseorang lebih mudah terdorong untuk terus makan, terutama makanan dengan kandungan tinggi karbohidrat.

Kombinasi antara gangguan hormonal dan pelepasan dopamin inilah yang membuat UPF terasa begitu nagih dan sulit dikendalikan. Dari sisi otak dan tubuh, efeknya sangat mirip dengan mekanisme kecanduan pada zat adiktif.

Kenali 5 Tahapan Sebelum Kecanduan UPF

Kecanduan terhadap makanan ultra-proses tidak muncul begitu saja. Penelitian yang dipublikasikan di Journal of Metabolic Health tahun 2024 menunjukkan bahwa ada tahapan yang bisa dikenali sedari awal sebelum tubuh benar-benar kehilangan kendali:

1. Tahap Pra-Adiksi

Konsumsi UPF mulai berlebihan, tetapi belum menimbulkan ketergantungan nyata. Dorongan makan masih bisa dikendalikan, meski rasa “ngidam” mulai muncul saat tidak makan.

2. Tahap Awal Adiksi

Frekuensi konsumsi meningkat tanpa kontrol yang jelas. Seseorang mulai sulit membatasi porsi, tapi belum sampai pada perilaku kompulsif. Biasanya disertai pembenaran seperti, “nggak apa-apa, cuma sekali ini”.

3. Tahap Pertengahan Adiksi

Muncul perilaku binge eating atau makan berlebihan secara kompulsif, disertai gejala mirip withdrawal (putus zat) seperti gelisah, murung, atau sulit fokus ketika makanan tertentu dihentikan.

4. Tahap Lanjut Adiksi

Konsumsi tetap dilakukan meski sadar akan dampak negatifnya. Kontrol diri menurun dan sering muncul perasaan bersalah setelah makan, tapi tetap sulit berhenti.

5. Tahap Akhir Adiksi

Toleransi meningkat dan tubuh butuh rasa atau jumlah yang lebih besar untuk mendapatkan kepuasan yang sama. Gejala putus zat makin jelas, dan makan berubah menjadi perilaku kompulsif untuk menjaga kestabilan psikologis maupun fisik yang mulai terganggu.

Cara Mengurangi Konsumsi UPF

Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi kecanduan UPF:

1. Pilih makanan utuh (whole foods)

Mulailah mengganti sebagian UPF dengan cemilan alami seperti buah, sayur, telur, atau kacang-kacangan. Makanan utuh mengandung protein, lemak, karbohidrat, serat, vitamin, dan mineral yang membantu menjaga keseimbangan hormon lapar dan kenyang secara alami.

2. Kurangi UPF secara bertahap

Hindari perubahan yang tiba-tiba atau mendadak. Jika biasanya ngemil keripik setiap hari, coba dikurangi jadi tiga kali seminggu. Pendekatan bertahap membantu tubuh dan otak menyesuaikan diri tanpa memicu craving berlebihan.

3. Terapkan mindful eating

Coba makan dengan penuh kesadaran: rasakan tekstur, aroma, dan rasa setiap suapan tanpa terburu-buru. Hindari makan sambil bermain ponsel atau menonton TV. Teknik ini membantu otak menangkap sinyal kenyang lebih cepat dan mengurangi dorongan makan berlebih.

4. Tidur cukup dan kelola stres

Kurang tidur dan stres kronis dapat meningkatkan kadar hormon rasa lapar (ghrelin) dan menurunkan hormon rasa kenyang (leptin), sehingga memicu keinginan makan tinggi gula dan lemak.

(mal/up)



Sumber : health.detik.com