Tag Archives: pencegahan penyakit

Jika Dikonsumsi Rutin 5 Makanan Ini Bisa Cegah Kerusakan Ginjal


Jakarta

Pola makan sangat berpengaruh pada kesehatan ginjal. Pilihlah makanan yang kaya akan antioksidan karena dapat mencegah kerusakan ginjal.

Ginjal adalah salah satu organ tubuh penting. Organ ini berperan menghilangkan kotoran dan racun di dalam tubuh. Selain itu, juga untuk mengontrol tekanan darah dan menyeimbangkan kadar elektrolit.

Jika fungsi ginjal rusak, maka bisa kondisinya akan fatal karena akan menyebabkan penyakit mematikan. Mulai dari kanker, penyakit jantung, diabetes, dan lainnya.


Cara mencegah kerusakan ginjal bisa dengan mengonsumsi makanan yang mengandung senyawa penting dan memiliki sifat antioksidan.

Dikutip dari Times of India (11/02/25) berikut 5 makanan untuk mencegah kerusakan ginjal.

1. Bit

buah bitbuah bit kaya akan antioksidan. Foto: iStock

Kaya akan antioksidan dan nitrat, buah bit bisa mengurangi tekanan darah dan memperbaiki alirah darah. Buah bit juga tinggi akan serat yang bisa membantu mencerna makanan.

Jika saluran pencernaan lancar, maka manfaatnya bisa membantu mendetoksifikasi ginjal. Selain itu, buah bit juga dikemas dengan betanin dalam jumlah tinggi.

Betanin merupakan zat fitokimia yang dapat membantu membersihkan akumulasi struvite dan kalsium fosfat dalam ginjal. Dengan begitu meningkatkan fungsi ginjal.

2. Tahu

Tahu bisa menjadi pilihan makanan nabati yang dapat mencegah kerusakan ginjal karena kandungan proteinnya. Menurut ahli gizi Ruz, protein hewani memiliki kandungan asam lebih tinggi.

Hal ini bisa membebani ginjal, karena ginjal berperan menyeimbangkan pH tubuh dan menghilangkan asam. Tahu merupakan salah satu makanan yang mendukung proses ini.

“Tidak seperti protein hewani, protein nabati dapat membantu meningkatkan pH tubuh dan menghindari lingkungan asam yang berpotensi berbahaya di dalam tubuh,” ujar Ruz.

Makanan untuk mencegah kerusakan ginjal ada di halaman selanjutnya.

3. Blueberry

BlueberryBlueberry dikemas dengan anthocyanin. Foto: iStock

Sebuah penelitian menemukan bahwa buah blueberry dapat mencegah kerusakan ginjal. Blueberry dikemas dengan antioksidan dalam jumlah tinggi.

Penelitian berjudul Health Benefits of Anthocyanins and Their Encapsulation for Potential Use in Food Systems: A Review menemukan bahwa kandungan antioksidan tersebut bernama anthocyanin.

Anthocyanin akan berperan melindungi kerusakan sel akibat radikal bebas yang dapat menurunkan fungsi ginjal. Selain itu, dapat melindungi tubuh dari penyakit kronis, seperti kanker, diabetes hingga penyakit jantung.

4. Bawang Putih

Tak hanya digunakan untuk penyedap masakan, bawang putih juga bermanfaat untuk kesehatan ginjal. Bawang putih merupakan sumber mangan, vitamin B6, dan vitamin C.

Menurut penelitian Clinical Nutrition, dikemas dengan senyawa sulfur yang bersifat antiradang dan antioksidan, sehingga dapat meningkatkan fungsi ginjal.

5. Kembang Kol

Kembang Kol Warna WarniKembang Kol mengandung vitamin C. Foto: iStock

Kembali kol merupakan sayuran yang penuh dengan nutrisi. Mulai dari vitamin B atau asam folat, vitamin C, dan vitamin K. Vitamin itu berperan untuk menjaga kesehatan ginjal.

Selain itu, vitamin tersebut juga dapat menetralisir zat beracun di dalam tubuh. Rutin mengonsumsi kembang kol akan terhindari penyakit ginjal.

(raf/odi)



Sumber : food.detik.com

Kemenkes Ungkap 800 Ribu Lebih Anak RI ‘Zero Dose’ Imunisasi, Inikah Pemicunya?


Jakarta

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengungkapkan jumlah anak yang belum mendapatkan imunisasi sama sekali atau zero-dose di Indonesia masih tinggi. Pada tahun ini, tercatat ada sekitar 836.789 anak di Indonesia yang masih zero-dose.

Angka tersebut sedikit menurun dibandingkan dengan tahun 2024 dengan 973.378 kasus, tapi jauh lebih tinggi dibandingkan tahun 2023 dengan 372.965 kasus.

Hal ini cukup memprihatinkan mengingat pemberian imunisasi rutin sesuai jadwal memiliki peran penting untuk pencegahan penyakit pada anak dan mengantisipasi munculnya wabah atau kejadian luar biasa (KLB).


“Saat ini kita menduduki peringkat keenam, di dunia untuk negara yang jumlah anaknya belum mendapatkan imunisasi,” ujar Direktur Imunisasi Kemenkes Prima Yosephine, ketika ditemui awak media di Jakarta Selatan, Rabu (15/10/2025).

Prima mengungkapkan ada total ada ratusan KLB yang terjadi di Indonesia sepanjang tahun 2025 hingga pekan ke-36. Ini meliputi 66 KLB campak pasti di 52 kabupaten/kota, 198 KLB pertusis di 133 kabupaten/kota, dan 57 KLB difteri di 50 kabupaten/kita.

Ia mengatakan kelengkapan imunisasi ini harus terus dikejar. Kalau anak sudah terlanjur terkena penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), maka penanganannya akan lebih berat. Terlebih, belum ditambah risiko penyebaran yang lebih luas.

“Kalau kena ya bisa menularkan kepada anak-anak lain di sekitarnya. Kalau anak-anak yang nggak diimunisasi berkumpul di satu tempat, tentu nggak terbentuk kekebalan kelompoknya. Oleh karena itu, tempat daerah itu akan sangat mungkin atau mendapat kejadian luar biasa, wabah dalam konteks kecil, tapi itu sudah wabah,” sambungnya.

Berkaitan dengan masih tingginya angka zero-dose pada anak-anak di Indonesia, Prima menyebut masih ada keraguan soal vaksinasi di tengah masyarakat. Meski edukasi terkait manfaat imunisasi terus digencarkan, ada banyak juga pemahaman yang menentang imunisasi.

Berdasarkan survei yang dilakukan UNICEF Nielsen pada tahun 2023, sebanyak 12 persen persen orang tua takut dengan efek samping sehingga enggan membawa anak imunisasi. Beberapa faktor lain yang juga memengaruhi meliputi takut disuntik lebih dari satu kali, jadwal imunisasi tidak pas, tidak ada ongkos, akses sulit, hingga merasa imunisasi tidak ada manfaatnya.

“Adanya keraguan vaccine hesitancy masyarakat. Karena mereka bingung di satu pihak mereka mendapat kabar pentingnya imunisasi, tapi di lain pihak, gencar juga orang-orang yang menyuarakan ‘hati-hati dengan imunisasi’, ‘yakin imunisasi bikin sehat?’. Kita perlu bergandengan tangan untuk bisa membuat keraguan di masyarakat ini berubah menjadi kepastian,” tandasnya.

Berikut lima wilayah dengan angka zero-dose tertinggi di Indonesia:

  1. Jawa Tengah – 158.941 kasus
  2. Jawa Timur – 79.973 kasus
  3. Sumatera Utara – 66.886 kasus
  4. Jawa Barat – 55.936 kasus
  5. Lampung – 41.169 kasus

(avk/suc)



Sumber : health.detik.com