Tag Archives: sebutan

Simbol Perjuangan, Toleransi, dan Kemanusiaan



Cianjur

Di Jalan Moch Ali No. 64, Cianjur terdapat sebuah rumah berwarna hijau yang berusia hampir satu setengah abad. Lokasinya agak menjorok sekitar 10 meter dari jalan raya dan dikelilingi pepohonan yang cukup rimbun sehingga seperti tersembunyi.

Rumah yang dibangun pada 1886 ini merupakan kediaman Bupati Cianjur ke-10 RAA Prawiradiredja II yang berkuasa pada 1864-1910. Sejak 2010 Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata menetapkan rumah ini sebagai Benda Cagar Budaya Nasional.


“Di masa pendudukan Jepang menjadi basis pergerakan PETA (tentara Sukarela Pembela Tanah Air). Tokohnya antara lain Gatot Mangkoepraja dan Raden Ayu Tjitjih Wiarsih (anak dari Bupati Prawiradiredja II) selaku pemilik waris rumah in,” kata Rachmat Fajar, cucu buyut Prawiradiredja II saat menerima rombongan Komunitas Japas (Jalan Pagi Sejarah) Bogor, Rabu (20/8/2025).

Rachmat Fajar, cucu buyut Prawiradiredja II saat menerima rombongan Komunitas Japas (Jalan Pagi Sejarah) Bogor, Rabu (20/8/2025).Rachmat Fajar, cucu buyut Prawiradiredja II saat menerima rombongan Komunitas Japas (Jalan Pagi Sejarah) Bogor, Rabu (20/8/2025). (Sudrajat)

Pada 1963, Bumi Ageung Cikidang pernah menjadi tempat singgah dan perlindungan ratusan warga Tionghoa. Umumnya mereka para orang tua, perempuan, dan anak-anak.

Kala itu terjadi kerusuhan yang bermula dari keributan di kampus Institut Teknologi Bandung. Entah kenapa dan siapa yang menggerakkan lalu pecah menjadi kerusuhan di Cirebon yang merembet ke tempat lain seperti Bogor, Cianjur, Sukabumi, Garut, Cipayung, dan beberapa daerah di provinsi lain.

Kala itu,kata Fajar, warga pribumi mengeluarkan barang-barang milik dari pertokohan di sekitar Pecinan lalu membakarnya. Tidak ada yang menjarah dan tindakan kriminal lainnya, orang-orang Tionghoa juga tidak menjadi sasaran amuk massa. “Namun karena ketakutan banyak warga Tionghoa akhirnya memilih bermalam di rumah ini,” kata Fajar.

Rachmat Fajar, cucu buyut Prawiradiredja II saat menerima rombongan Komunitas Japas (Jalan Pagi Sejarah) Bogor, Rabu (20/8/2025).Potret Prawiradiredja II (Sudrajat)

Sebelum dikenal dengan sebutan Bumi Ageung Cikidang, rumah seluas 510m2 di atas lahan lebih dari 3.000 m2 itu, lebih dikenal oleh warga sekitar dengan sebutan Rumah Dokter Toki Syamsudin. Di rumah ini lah warga yang sakit datang untuk berbobat dengan ongkos sangat murah.

“Jadi Ayah saya itu tidak pernah menetapkan tarif berobat, seikhlasnya saja. Karena itu bisa disebut ini rumah kemanusiaan. Ayah prakek di rumah ini dari 1970an – 2015, beliau juga salah seorang pendiri RSUD Cianjur,” kata Fajar.

Rumah ini dominan terbuat dari kayu. Bukan kayu Jati, tapi Rasamala. Maklum, kayu yang juga populer dengan sebutan Gadog ini di Jawa Barat banyak ditemukan di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak dan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Untuk dinding luar, kusen pintu dan kusen jendela, tiang struktur utama dan balok struktur terbuat dari kayu Rasamala.

Meski kualitasnya masih di bawah kayu Jati tapi Rasamala tergolong tahan rayap. Teksturnya yang cenderung halus membuatnya tak perlu lagi diamplas terlalu lama sehingga cukup baik digunakan untuk dinding.

Untuk dinding ruangan dalam utama, menurut Fajar, terbuat dari anyaman pohon kajang yang dimensinya lebih kecil dan teksturnya lebih halus daripada bilik. Sementara langit plafon terbuat dari anyaman bambu (bilik).

Jendela dan pintu rata-rata memiliki tinggi sekitar tiga meter dengan ventilasi krepyak khas era Belanda. Untuk lantai sudah menggunakan tegel bermotif seperti batik.

Sebelum ke Bumi Ageung Cikidang, detikTravel bersama Komunitas Japas yang dipimpin ‘Kuncen Bogor’ Johnny Pinot dan Abdullah Abubakar Batarfie mengunjungi Pabrik Tauco Cap Meong yang legendaris, Pabrik Roti Tan Keng Cu yang khusus melayani para tentara Belanda di era kolonial, dan Istana Cipanas.

(jat/ddn)

Sumber : travel.detik.com

Alhamdulillah اللهم صلّ على رسول الله محمد wisata mobil
image : unsplash.com / Thomas Tucker

Habitat Park SCBD, Taman Hewan di Tengah Gedung Pencakar Langit



Jakarta

Siapa sangka di tengah gedung pencakar langit terdapat kawasan hijau yang menjadi rumah hewan-hewan menggemaskan di jantung Jakarta. Kenalin nih, Habitat Park SCBD.

Habitat Park SCBD berada di Jl. Jendral Sudirman kav 52-53 No.6 LOT6, Senayan, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Ya, betul. Habitat Park itu ada area mbak-mbak kantoran yang mengenakan lanyard Coach yang mudah dikenali dengan memiliki emblem brand di bagian belakangnya dan memakai flatshoes Tory Burch dengan lambang T pada ujung sepatunya.

Tempat dengan ratusan hewan itu beroperasi mulai 14 Juli 2024. Tempat ini sering mendapatkan sebutan mini zoo atau kebun binatang mini.


Habitat Park SCBDSuasana di Habitat Park SCBD (bonauli/detikcom)

Head Sales Marketing Habitat Park, Rizki Maharani, menjelaskan bahwa penggunaan sebutan mini zoo dianggap kurang tepat. Ia lebih suka menyebutnya taman hewan.

Dibangun di tanah seluas 3658 m persegi, tempat itu dibagi menjadi tiga bagian, yaitu Main Plaza, Botanical Garden, dan Animal Park. Setiap zona memiliki keunggulan masing-masing yang dapat dinikmati oleh berbagai kalangan usia.

Tiket masuknya juga unik, berupa gelang yang dapat di-tap untuk semua transaksi. Pembayarannya akan ditagihkan di pintu keluar.

Main Plaza adalah area utama dan berada di tengah dari taman hewan ini. Posisinya tepat di depan pintu masuk.

Area outdoor itu dilengkapi dengan Restoran Saola di bagian tengah. Pengunjung akan dimanjakan dengan area duduk bean bag yang sangat nyaman.

Habitat Park SCBDPengunjung anak-anak bercengkerama dengan kura-kura di Habitat Park SCBD (bonauli/detikcom)

Di salah satu sudut plaza itu ada sepasang kura-kura. Eh, kebetulan kura-kura itu pas dikeluarkan dari kandang. Ada pula tiga ekor rusa.

Pengunjung beragam, ada anak-anak orang tua, juga remaja dan dewasa. Anak-anak bersorak, orang tuanya sibuk memotret mereka yang kegirangan dengan kehadiran satwa itu.

“Hewan-hewan ini sudah kita habituasi mulai sebelum pembukaan. Mereka kita biasakan ke manusia dan iklim Jakarta,” kata Rizki kepada detiktravel, Selasa (17/6).

Kemudian ada Cat Lounge, sebuah ruangan khusus untuk pecinta kucing. Di dalamnya ada 11 ekor kucing ras yang sangat menggemaskan. Pengunjung diberi waktu 30 menit dalam setiap sesi untuk bermain bersama kucing-kucing.

Taman hewan ini juga menyediakan aktivitas feeding atau pemberian makan dengan biaya tambahan, Rp 35.000 per orang. Semua makanan hewan segar dan bukan makanan sisa.

“Kita selalu perhatikan diet hewan-hewan kita. Kalau memang hari itu porsinya cukup, maka penjualan aktivitas feeding akan kita setop,” kata dia.

Habitat Park SCBDHabitat Park SCBD (bonauli/detikcom)

Di depan area Botanical Garden masih ada dua kandang guinea pig dan satu area reptil. Kandang hamster digemari oleh anak-anak, sementara reptil membuat remaja dan orang dewasa penasaran.

Begitu masuk ke Botanical Garden, suasananya sedikit berbeda. Ada sebuah kolam besar dengan berbagai macam hewan air di sana, mulai dari black swan, angsa, kura-kura, stingray, hingga ikan koi slayer yang berwarna platinum.

Pengunjung dapat berkeliling memberi makan hewan atau sembari mengagumi tanaman-tanaman hias yang dipajang di sana. Untuk membuat area ini semakin menarik, hewan menggemaskan seperti binturong dibiarkan berlarian di rumah pohon.

“Sangat aman, karena dia sudah tahu itu rumahnya. Kalau malam, dia dimasukkan ke kandang di belakang,” ujar Rizki.

Habitat Park SCBDHabitat Park SCBD (bonauli/detikcom)

Sebuah kafe bertema rumah kaca menjadi bagian lain dari Botanical Garden, Kori. Traveler bisa duduk bersantai sambil memandangi gelombang cinta atau jenis tanaman lain yang tak kalah eksotis.

Zona terakhir adalah Animal Park, kawasan yang mirip dengan kebun binatang. Pengunjung dapat mengenal hewan-hewan yang sulit ditemukan di Indonesia, misalnya saja kapibara, burung unta, mirkat, wallabhy, serval, aligator, sampai aneka burung. Ranger yang bertugas akan terus berkeliling untuk memastikan pengunjung mendapat edukasi.

Komitmen Habitat Park terlihat dari banyaknya pengunjung yang datang. Di hari biasa pengunjung yang datang 400-500 orang, akhir pekan membludak sampai 1.500 orang per hari.

“Tipe family sebaiknya datang di hari kerja, karena orang yang habis olahraga di akhir pekan pasti main ke sini,” kata Kiki.

Habitat Park SCBDHabitat Park SCBD (bonauli/detikcom)

Tarif Tiket Masuk Habitat Park SCBD

Weekday:

Main Plaza 35k
Botanical Garden 35k
Animal Park 75k
Cat lounge 75k

Weekend/holiday season:

Main area+botanical garden 70k
Animal park 99k
Cat lounge 99k

(bnl/fem)

Sumber : travel.detik.com

Alhamdulillah اللهم صلّ على رسول الله محمد wisata mobil
image : unsplash.com / Thomas Tucker

Kisah Jati Denok Blora, Persembunyian Putri Kediri yang Dijaga Harimau


Jakarta

Jati denok bukan sekadar pohon berukuran raksasa yang jadi saksi pergantian zaman, perkembangan masyarakat, dan berbagai siklus kehidupan. Saking bersejarahnya, pohon jati ini berusia ratusan tahun ini punya legenda yang jadi cerita umum di masyarakat.

Kisah ini berasal dari zaman Kerajaan Kediri yang berdiri pada tahun 1042-1222 Masehi. Kerajaan bercorak Hindu-Buddha ini adalah salah satu yang terbesar di Indonesia dengan wilayah kekuasaan meliputi seluruh Jawa termasuk Blora, sebagian Sumatra, hingga Kalimantan.

Jati denok yang berada di wilayah hutan Desa Jatisari, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora.Jati denok Foto: Achmad Niam Jamil/detikJateng

Jati denok di Desa Jatisari, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora dikisahkan menjadi tempat persembunyian Candra Kirana seorang putri dari Kerajaan Kediri. Legenda ini dikenal luas di wilayah Banyuurip sebuah dukuh di Kecamatan Banjarjero, tempat jati denok tumbuh.


“Legenda di wilayah Banyuurip menceritakan ada seorang bernama Candra Kirana. Dia adalah putri Kediri yang lari dari kerajaan. Banyak tokoh mencari sang putri, salah satunya Raden Inu Kertapati yang datang untuk menjadikannya istri,” ujar Pemerhati sejarah asal Blora Totok Supriyanto dikutip dari detik Jateng.

Selama dalam pelarian, sang putri dijaga seekor harimau yang sangat setia. Tiap orang yang datang mencari harus berhadapan dengan harimau tersebut. Menurut Totok, legenda tersebut tidak bisa dibuktikan kebenarannya namun tetap lestari sebagai bagian dari budaya masyarakat.

Selain kisah Candra Kirana, asal nama jati denok yang merupakan tanaman endemik Blora punya cerita yang lain. Kata denok dalam bahasa Jawa adalah sebutan bagi anak perempuan. Menurut Totok, tidak jelas penyebab jati yang meraih rekor MURI tahun 2008 tersebut diberi nama denok.

“Arti denok adalah anak perempuan, karena mungkin pohonnya terlihat ndemblek (ada bagian yang membesar) sehingga disebut denok. Padahal pohonnya besar gitu, masak disebut anak kecil. Tapi ini kan perumpamaan,” kata Totok.

Lokasi jati denok kini dikenal sebagai petak 62, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Temetes, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Temanjang, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Randublatung. Jati denok terletak di atas Bukit Kendeng, Blora, dikelilingi hutan hijau dan rimbun pepohonan.

Untuk melihat jati denok yang kini jadi situs budaya dibutuhkan butuh waktu sekitar 45 menit dari pusat kota, dengan jarak tempuh 16 kilometer. Pengunjung bisa melalui Jalan Blora Randublatung sejauh 12 kilometer, lalu memasuki wilayah hutan dengan jalan berbatu berjarak 4 kilometer.

Jati denok dikelilingi pembatas beton untuk melindungi pohon yang mulai keropos ini. Berbeda dengan pohon jati di sekitarnya yang tak diberi pembatas antara satu pohon dengan lainnya. Selain itu, di sekitar pohon jati terdapat pendopo yang tak begitu luas cocok untuk duduk santai menikmati teduhnya hutan.

Jati Denok Tumbuh Sebelum Belanda Datang

Pohon jati denok tumbuh menjulang setinggi 30 meter dan keliling batangnya mencapai 6,5 meter. Batangnya tidak bulat dengan banyak cekungan di bagian pangkal dan total keliling mencapai 9 meter. Pangkal pohon bisa direngkuh tujuh rentangan tangan manusia dewasa.

Jati denok diperkirakan tubuh sebelum kedatangan Belanda ke Indonesia. Perkiraan ini berdasarkan dokumen penelitian tahun 1930 oleh Herman Ernst Wolff von Wulfing (1891-1945) dengan judul De Wildhoutbosschen op Java (hutan rimba di Jawa), yang sudah menyebutkan jati Blora termasuk jati denok di dalamnya.

Jati denok di wilayah hutan Desa Jatisari, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora, Jumat (29/3/2024).Jati denok Foto: Achmad Niam Jamil/detikJateng

Saat ini, batang pohon jati denok mulai keropos dan lapuk dengan bagian tengah yang bolong. Tidak ada batang yang besar akibat tersambar petir, sehingga yang terlihat hanyalah cabang-cabang kecil di pucuk pohon tanpa daun. Perawatan dilakukan hati-hati dengan memotong bagian yang tersambar petir untuk mencegah kebakaran.

(row/row)



Sumber : travel.detik.com

Masjid Tertua hingga Makam Ulama, Ini Fakta Masjid Agung Karawang!


Jakarta

Karawang bukan cuma dikenal sebagai kota industri, tetapi juga banyak menyimpan cerita sejarah penyebaran Islam di Jawa Barat. Salah satu buktinya adalah Masjid Agung Karawang, masjid ini disebut sebagai salah satu masjid tertua di Karawang. Masjid Agung Karawang juga dikenal dengan nama Masjid Quro.

Fakta-Fakta Masjid Agung Karawang

Apa saja fakta menarik dari Masjid ini? Berikut detikTravel rangkum untuk kalian!

1. Masjid Tertua di Jawa Barat

Didirikan pada tahun 1418 Masehi/838 Hijriyah, Masjid Agung Karawang disebut menjadi salah satu masjid tertua di Jawa Barat.


Masjid ini didirikan oleh tiga ulama besar yakni, Syekh Abdurrahman, Syekh Hasanudin bin Yusuf Sidik, dan Syekh Maulana Idhofi. Masjid Agung Karawang dibangun sebagai lambang penyebaran syariat Islam di Jawa Barat, tepatnya Kabupaten Karawang.

Bangunan masjid dibangun dengan mencerminkan perpaduan antara budaya lokal dan nilai-nilai Islam yang kuat. Hingga saat ini, Masjid Agung Karawang masih digunakan sebagai pusat kegiatan keagamaan dan sosial sekaligus simbol warisan sejarah.

2. Makam Syekh Abdurrahman

Makam Syekh Abdurrahman, di kompleks Masjid Agung KarawangMakam Syekh Abdurrahman, di kompleks Masjid Agung Karawang Foto: Asti Azhari/detikTravel

Tepat berada di halaman belakang bangunan masjid, bersemayam seorang tokoh besar Islam. Makam Syekh Abdurrahman, salah satu ulama yang turut berperan dalam pendirian Masjid Agung sekaligus penyebaran Islam di Karawang.

Makam ini selalu ramai diziarahi oleh masyarakat setempat, terutama pada hari Jumat. Syekh Abdurrahman tidak hanya dihormati karena ilmunya, tetapi juga keteladanannya dalam membimbing umat ke jalan yang lebih baik.

Pengelola masjid menyampaikan makam Syekh Abdurrahman tidak boleh dikunjungi saat ada jadwal shalat berjamaah, untuk mengurangi risiko kepadatan dan kerusuhan. Selain itu, makam ini terbuka untuk dikunjungi oleh masyarakat setempat.

3. Pondok Pesantren Quro

Pondok Pesantren Quro merupakan salah satu pondok pesantren tertua di Karawang. Pondok ini juga didirikan bersamaan dengan pendirian Masjid Agung Karawang. Nama Quro sendiri diambil dari nama salah satu pendirinya yaitu Syekh Hasanudin bin Yusuf Sidik yang lebih dikenal dengan sebutan Syekh Quro.

Hingga kini, Pondok Pesantren Quro menjadi bukti kuatnya tradisi penyebaran Islam dan menjadi lembaga pembelajaran agama untuk mencetak generasi penerus yang berpegang pada nilai-nilai keislaman.

(row/row)



Sumber : travel.detik.com

5 Cara Melakukan Diet Intermittent Fasting untuk Menurunkan Berat Badan

Jakarta

Cara melakukan diet intermittent fasting atau diet IF yang benar kerap dicari banyak orang. Pasalnya, diet intermittent fasting diyakini sebagai salah satu metode diet yang efektif untuk menurunkan berat badan dengan cepat.

Diet IF juga digandrungi oleh banyak artis dan tokoh terkenal, seperti Melaney Ricardo, Marshanda, Beyonce, Benedict Cumberbatch, hingga Elon Musk. Karenanya, tidak heran jika banyak yang penasaran dan tertarik mencoba diet IF untuk menurunkan berat badan.

Ada banyak varian diet IF yang bisa diterapkan. Bagi pemula yang tertarik ingin melakukan diet ini, berikut 5 cara diet IF yang bisa dijajal yang dikutip dari Medical News Today.


1. Puasa selama 12 Jam Sehari

Sesuai namanya, cara diet IF ini mengharuskan seseorang untuk berpuasa selama 12 jam setiap hari. Sejumlah penelitian menunjukkan puasa selama 12-14 jam dapat mendorong tubuh mengubah simpanan lemaknya menjadi energi, yang kemudian melepaskan keton ke dalam darah. Inilah yang membuat berat badan berkurang.

Metode ini cocok bagi pemula karena waktu puasa yang relatif pendek. Sebagian besar puasa terjadi saat tidur, dan praktisinya tetap bisa mengonsumsi kalori dalam jumlah yang sama setiap hari.

Cara paling mudah untuk melakukan metode ini adalah dengan memasukkan periode tidur di waktu puasa. Misalnya, memilih puasa mulai dari jam 8 malam hingga 8 pagi.

2. Puasa selama 16 Jam

Selain puasa 12 jam, diet IF juga bisa dilakukan dengan berpuasa selama 16 jam. Metode ini dikenal juga dengan sebutan 16:8 atau diet Leangains.

Bagi wanita, beberapa ahli menyarankan untuk berpuasa selama 14 jam dan perlahan-lahan meningkatkan durasinya hingga 16 jam. Di sisi lain, pria bisa langsung mulai berpuasa selama 16 jam.

Metode ini mungkin cocok bagi mereka yang telah berpuasa selama 12 jam, tetapi tidak merasakan manfaat apapun.

Sebuah ulasan studi pada 2022 juga menemukan cara diet IF seperti ini mungkin bermanfaat untuk manajemen berat badan pada orang dewasa dengan kelebihan berat badan.

3. Puasa 2 Hari Seminggu

Cara diet IF ini disebut juga dengan metode 5:2. Jadi dalam seminggu, seseorang mengonsumsi makanan sehat dengan porsi standar selama lima hari, kemudian mengurangi asupan kalori untuk dua hari sisanya.

Selama dua hari berpuasa, pria biasanya dapat mengonsumsi 600 kalori, sedangkan wanita hanya 500 kalori.

Biasanya, orang-orang akan memisahkan hari puasa mereka dalam seminggu. Misalnya, mereka berpuasa pada hari Senin dan Rabu, dan makan seperti biasa pada hari lainnya.

4. Puasa Selang-seling

Cara diet IF ini dilakukan dengan berpuasa setiap dua hari sekali. Bagi sebagian orang, puasa selang-seling seperti ini berarti menghindari konsumsi makanan padat saat puasa, atau hanya mengonsumsi hingga 500 kalori.

Lalu pada hari lainnya, mereka akan makan sebanyak yang diinginkan.

Perlu diingat, puasa seperti ini mungkin tidak cocok bagi mereka yang memiliki kondisi medis tertentu. Selain itu, mungkin juga sulit mempertahankan puasa ini dalam jangka panjang.

5. Puasa 24 Jam Sekali Seminggu

Dikenal juga dengan sebutan diet ‘Eat-Stop-Eat’, cara diet IF ini melibatkan puasa selama satu atau dua hari penuh dalam seminggu. Banyak orang mempraktikkannya dengan berpuasa mulai dari sarapan pagi hingga sarapan pagi berikutnya, atau mulai dari makan siang sampai waktu makan siang keesokan hari.

Sementara di hari lainnya, mereka harus kembali ke pola makan yang normal. Metode ini membatasi asupan kalori total, tetapi tidak membatasi makanan tertentu yang dikonsumsi.

Puasa selama 24 jam bisa cukup sulit bagi sebagian orang, dan berpotensi menyebabkan kelelahan, sakit kepala, atau gangguan suasana hati. Sebaiknya coba membiasakan diri berpuasa selama 12 jam atau 16 jam sebelum menjajal metode ini.

(ath/kna)



Sumber : health.detik.com

Supermoon Cerah dan Besar Akan Terjadi Oktober Ini, Cek Waktunya!


Jakarta

Fenomena Bulan purnama supermoon pada Oktober ini akan menjadi tontonan langit yang menarik. Pasalnya, supermoon kali ini menjadi yang terbesar dan tercerah selama 2025.

Supermoon atau disebut juga Harvest Moon ini diperkirakan muncul pada 7 Oktober 2025. Bulan purnama bisa tampak lebih cerah 30% dari biasanya.

“Supermoon bisa tampak hingga 14% lebih besar dan 30% lebih terang dibanding Bulan purnama biasa,” tulis laporan BBC dikutip dikutip Sabtu (4/10/2025).


Apa Itu Fenomena Supermoon?

Di Indonesia, istilah supermoon dikenal sebagai Bulan purnama. Namun, supermoon berbeda dengan Bulan purnama pada umumnya karena ukurannya yang lebih besar.

Ukuran Bulan tidak mengalami perubahan. Saat supermoon, Bulan menjadi seolah lebih besar karena jarak Bulan ke Bumi sangat dekat.

Selama supermoon, Bulan purnama bertepatan dengan titik terdekat Bulan-Bumi dalam orbit elipsnya (titik perigee), dikutip dari laman Badan Penerbangan dan Antariksa AS (NASA).

Pencetus istilah supermoon adalah Richard Nolle, seorang astrolog. Ia menyebut Bulan purnama besar sebagai supermoon pada 1979.

Jadwal Supermoon Tahun 2025

Mengutip BBC Sky at Night Magazine, supermoon 2025 akan terjadi sebanyak tiga kali yakni pada 7 Oktober, 5 November, dan 4 Desember.

Pada waktu-waktu tersebut, Bulan akan tampak sangat cerah di langit malam. Tak perlu teleskop atau teropong, detikers bisa menyaksikannya secara langsung.

Sebenarnya, Bulan purnama tiap tahunnya terjadi sebanyak 12 atau 13 kali. Akan tetapi, tidak semua Bulan purnama memiliki penampakan Bulan yang besar dan terang.

Bahkan, ada beberapa supermoon yang tidak bisa dilihat karena terjadi pada Bulan baru. Fenomena ini disebut sebagai supermoon baru.

Dampak Supermoon terhadap Bumi

Supermoon tidak menyebabkan dampak yang besar, melainkan seperti pada fenomena Bulan purnama biasa. Fenomena Bulan purnama atau bulan baru kerap memengaruhi pasang surut laut, demikian dikutip dari Earth Sky.

Kondisi ini dikenal sebagai pasang surut musim semi. Namun, ketika Bulan purnama atau Bulan baru terjadi bertepatan dengan posisi Bulan berada di titik terdekatnya dengan Bumi (perigee), maka pasang naik yang muncul disebut pasang surut musim semi perigean atau sering juga disebut pasang surut raja.

Dalam beberapa tahun terakhir, istilah ini juga populer dengan sebutan pasang surut supermoon. Menurut ahli astronomi Fred Espenak, gravitasi supermoon yang berada paling dekat dengan Bumi hanya sekitar 4% lebih besar dibanding gravitasi Bulan pada jarak rata-rata.

Pasang surut supermoon biasanya terjadi sekitar satu hari setelah fase Bulan baru atau Bulan purnama. Tingginya pasang air laut ini sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca serta bentuk garis pantai di suatu wilayah.

(cyu/twu)



Sumber : www.detik.com

Keris Naga Siluman Itu Bakal Pulang Kampung dari Belanda ke Indonesia



Jogja

Keris Naga Siluman milik Pangeran Diponegoro kabarnya bakal segera pulang kampung dari Belanda ke Indonesia.

Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon menyebut keris pusaka tersebut bersama dengan ribuan artefak lainnya bakal dipulangkan ke Indonesia dari negeri Kincir Angin.

“Kita dengan menerima artefak-artefak penting, fosil, dan kita juga terus melakukan repatriasi benda-benda bersejarah kita, termasuk keris-keris dari tokoh-tokoh pahlawan nasional kita, ada keris Teuku Umar nanti yang rencananya akan kembali, keris dari Diponegoro yang Naga Siluman masih ada di sana,” ujar Fadli Zon kepada wartawan di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur, Rabu (1/10/2025), dikutip dari detikNews.


“Kemudian, keris Sultan… keris Sultan Madura, dan banyak lagi keris-keris bersejarah, dan juga perangkat yang waktu itu disita oleh Belanda di dalam sejumlah peperangan, itu akan kita minta kembali sudah ada daftarnya yang sudah dibicarakan memang ada provenance research,” imbuhnya.

Fadli Zon menjelaskan, pemulangan sejumlah benda bersejarah tersebut akan dilakukan secara bertahap.

“Jadi ada research yang sedang berlangsung, nanti secara bertahap ini akan kembali juga ke Indonesia,” katanya.

Usai dipulangkan, Fadli Zon menyebut benda-benda tersebut bakal dipajang di Museum Nasional Indonesia.

“Rencananya akan kita ekshibit di Museum Nasional,” kata Fadli Zon kepada wartawan di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur, Rabu (1/10/2025).

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto melawat ke Belanda dan terjadi kesepakatan terkait 30 ribu fosil hingga artefak Jawa akan dikembalikan ke Indonesia. Fosil tersebut di antaranya merupakan fosil Manusia Jawa yang dibawa Belanda saat masa penjajahan.

Saat melawat ke Negara Kincir Angin itu, Prabowo bertemu dengan Raja Belanda Willem-Alexander di Istana Huis ten Bosch, Den Haag, Belanda. Usai pertemuan tersebut, Kerajaan Belanda pun bakal mengembalikan sejumlah benda bersejarah itu ke Indonesia.

“Presiden Prabowo bersama Raja Willem-Alexander dan Ratu Máxima berdiskusi mengenai berbagai isu penting, termasuk penguatan hubungan bilateral kedua negara di berbagai bidang strategis,” ujar Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya dalam akun Instagram Sekretariat Kabinet, Jumat (26/9).

30 Ribu Artefak Bersejarah Dipulangkan ke RI

“Salah satu agenda penting yang dibahas adalah komitmen Pemerintah Belanda untuk melakukan proses pengembalian 30 ribu benda dan artefak Jawa bersejarah milik Indonesia,” lanjut Teddy.

Dilansir DW, Sabtu (27/9), Belanda membuat pengumuman pada Jumat (26/9) terkait pengembalian koleksi ribuan fosil ke Indonesia.

Terdapat 28 ribu lebih fosil yang terdiri dari sejumlah tulang Manusia Jawa. Manusia Jawa merupakan Homo Erectus yang merupakan pendahulu dari Homo Sapiens.

“Atas permintaan Indonesia, Belanda akan mengembalikan lebih dari 28 ribu fosil dari koleksi Dubois,” kata pemerintah Belanda.

Fosil dari Koleksi Dubois itu merupakan penamaan dari antropolog Belanda Eugene Dubois. Fosil-fosil tersebut diekstraksi oleh Dubois dari Indonesia pada 1891 kala masih dijajah Belanda.

Manusia Jawa yang merupakan Koleksi Dubois itu dianggap sebagai fosil pertama yang menguak hubungan kera dan manusia. Penamaan Manusia Jawa itu lantaran ditemukan di Pulau Jawa.

“Koleksi ini merupakan sumber daya penting dalam penelitian evolusi manusia,” kata pemerintah Belanda.

Keris Pangeran Diponegoro Pernah Diragukan Keasliannya

Pada 2020 silam, pemerintah Belanda juga pernah mengembalikan sebilah keris yang diyakini sebagai keris Kiai Naga Siluman milik Pangeran Diponegoro. Namun ternyata keris tersebut memiliki dhapur atau rancang bangun nagasasra, bukan naga siluman. Polemik soal keaslian pun muncul.

Soal keaslian keris Pangeran Diponegoro itu dipersoalkan oleh keturunannya.

“Kalau kita bicara dhapur, keris yang dikembalikan oleh Belanda itu bukan ber-dhapur naga siluman. Itu dhapur-nya adalah nagasasra kamarogan (keris dhapur nagasasra yang dilapisi hiasan emas),” papar keturunan ketujuh Pangeran Diponegoro, Roni Sodewo, kepada detikcom, dalam wawancara 2020 lalu.

Namun, Roni tidak memastikan bahwa keris yang dikembalikan tersebut bukan keris milik Diponegoro. Sebab bisa jadi, nama keris naga siluman sebagai milik Diponegoro selama ini tidak merujuk pada dhapur, tapi sebutan.

Dalam tradisi Jawa, memang ada kebiasaan menamai benda-benda khusus dengan nama dan bahkan gelar sesuai kemauan pemiliknya.

——-

Artikel ini telah naik di detikJogja.

(wsw/wsw)



Sumber : travel.detik.com

Mengenal Teleskop Radio yang Digunakan Peneliti dalam Pengamatan Astronomi



Jakarta

Teleskop menjadi salah satu alat yang digunakan untuk mengamati keadaan langit. Tahukah detikers, ada berbagai jenis teleskop yang bisa digunakan dalam pengamatan astronomi?

Hal itu disampaikan oleh Peneliti Pusat Riset Komputasi Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Ibnu Nurul Huda. Ia menyebut teleskop tidak hanya yang berbentuk tabung dengan cermin.

Rupanya, ada juga satu jenis lain yang dikenal dengan sebutan teleskop radio.


Tentang Teleskop Radio

Pada dasarnya, cahaya terdiri dari berbagai panjang gelombang, yakni:

1. Frekuensi paling tinggi: Sinar gamma

2. Frekuensi sedang: Cahaya tampak

3. Frekuensi paling rendah: Gelombang radio

Teleskop yang dikenal masyarakat disebut dengan teleskop optik. Teleskop jenis ini berguna untuk mendeteksi cahaya tampak yang bisa dilihat dengan mata kita sendiri.

Namun, teleskop radio punya fungsi yang berbeda.

“Teleskop radio akan mengeksplor alam semesta dengan sudut pandang yang berbeda,” tuturnya dikutip dari laman resmi BRIN, Minggu (5/10/2025).

Cara Kerja Teleskop Radio

Bentuk teleskop radio seperti parabola dengan ukuran lebih besar. Alat itu dilengkapi dengan dish dan penopang yang dihubungkan dengan kabel ke komputer (sinyal) untuk memproses objek langit.

Cara kerja alat ini yaitu menangkap gelombang radio dari berbagai objek langit. Ketika sudah tertangkap, informasi akan dikirim ke komputer untuk memproses dan menjadikannya gambar.

“Di teleskop radio, ada proses pengolahan sinyal yang menghasilkan gambar yang cukup mirip seperti pada teleskop optik,” sambungnya.

Ada beberapa poin penting mengapa astronom sebagian menggunakan teleskop radio untuk melakukan observasi, yaitu:

1. Gelombang radio bisa sampai ke Bumi dan cenderung tidak terhalang atmosfer.

“Ada beberapa gelombang cahaya yang diblok oleh atmosfer, misalnya sinar gamma, X-ray, dan ultraviolet,” jelas Ibnu.

2. Teleskop radio dapat mengobservasi fenomena yang unik, yang tidak didapatkan dari teleskop optik karena panjang gelombang yang berbeda.

3. Teleskop radio dapat melakukan observasi selama 24 jam, sedangkan observasi dengan teleskop optik harus pada malam hari karena ketika siang akan terhalang Matahari.

4. Teleskop radio bisa mengobservasi saat langit sedang mendung.

Webinar “100 Jam Astronomi untuk Semua”

Berbagai penyampaian Ibnu tertuang dalam acara webinar “100 Jam Astronomi untuk Semua” yang diselenggarakan oleh BRIN. Acara ini digelar selama empat hari pada 2-5 Oktober 2025 dan dapat diakses di kanal YouTube BRIN Indonesia.

Berbagai materi yang dibahas seperti teleskop radio, penjelajahan alam semesta, arkeoastronomi tentang jejak bintang di peradaban manusia, hingga materi terkait gerhana Matahari.

Kepala Pusat Riset Antariksa BRIN, Emmanuel Sungging Mumpuni, menyampaikan kegiatan ini merupakan agenda tahunan. Lebih dari itu, kegiatan ini telah menjadi bagian agenda komunitas internasional untuk membawakan ilmu astronomi agar lebih populer di masyarakat.

“Saya berharap melalui kegiatan ini ada lebih banyak yang bisa terlibat di kegiatan astronomi,” pungkasnya.

(det/twu)



Sumber : www.detik.com

Indonesia Resmi Membeli Jet China Chengdu J-10, Ini Arti Kata Chengdu



Jakarta

Pemerintah Indonesia resmi membeli jet China Chengdu J-10 dengan total dana USD 9 miliar atau sekitar Rp 148 triliun. Pembelian ini diharapkan bisa memperkuat kekuatan udara militer Indonesia untuk melindungi bangsa, negara, dan masyarakat, termasuk di dunia internasional.

Chengdu dalam nama pesawat jet dari China tersebut merujuk pada pabrik yang pertama kali memproduksi sarana militer ini, yaitu Chengdu Aircraft Corporation pada 1996-2024. Saat ini Chengdu J-10 diproduksi Guizhou Aircraft Corporation mulai 2024.


Dikutip dari China Discovery, Chengdu artinya adalah menjadi metropolis yang mencerminkan perjalanan kawasan hingga menjadi salah satu kota terpenting bagi negara. Chengdu juga punya beberapa sebutan yang dilatari kondisi kota tersebut. Sebutan ini adalah:

  • Tanah yang kaya: sebutan merujuk pada dataran Chengdu yang punya lahan pertanian produktif dan subur.
  • Kota brokat: Chengdu dikenal dengan produksi kain brokat sutra berkualitas tinggi selama Dinasti Han berkuasa.
  • Kota kembang sepatu: sebutan ini muncul akibat aturan raja terdahulu yang mewajibkan seluruh kota ditanami kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis).

Chengdu adalah ibu kota provinsi Sichuan yang terletak di sebelah barat raya China dan berbatasan langsung dengn Tibet. Berikut pesona Chengdu:

  • Rumahnya panda raksasa
  • Terkenal dengan makanan pedas
  • Punya sistem irigasi dan pertanian paling kompleks, sekaligus lahan paling subur
  • Salah satu kawasan paling penting karena punya gedung pemerintahan
  • Opera Sichuan adalah kekayaan budaya China yang dikagumi dunia internasional
  • Dekat dengan salah patung Buddha batu terbesar di dunia.

Terlepas dari posisi Chengdu sebagai produsen pertama pesawat jet Chengdu J-10, kota ini menjadi cermin keseimbangan. Chengdu tidak melalukan alih fungsi lahan sembarangan, sehingga pertanian dan pembangunan gedung jalan beriringan. Warga Chengdu juga tidak kehilangan identitas meski menjadi kota metropolis.

(row/fem)



Sumber : travel.detik.com

Paragon Terima Penghargaan Lewat Program Pemberdayaan Masyarakat Berbasis ZIS



Jakarta

Forum Zakat (FOZ) memberikan penghargaan kepada Paragon Technology and Innovation (Paragon). Penyerahan penghargaan ‘Perusahaan Katalisator Ekosistem Pemberdayaan Berbasis ZIS’ ini disaksikan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, K.H. Ma’ruf Amin.

Penghargaan yang diterima Paragon ini merupakan pengakuan atas kontribusi perusahaan dalam pemberdayaan masyarakat melalui program Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS).

Dalam keterangan tertulis yang diterima detikHikmah, Kamis (18/7/2024) Wapres Ma’ruf Amin menyampaikan apresiasi atas sinergi dan kolaborasi antara pemerintah, Lembaga Zakat, dan kontribusi sektor swasta sebagai Katalisator Ekosistem Pemberdayaan Berbasis ZIS.


Untuk diketahui ParagonCorp merupakan grup perusahaan asal Indonesia yang berdiri sejak tahun 1985.

ParagonCorp mengawali bisnisnya sebagai perusahaan kosmetik nasional terbesar di Indonesia bernama PT Paragon Technology and Innovation. Paragon menaungi brand-brand ternama seperti Wardah, Make Over, Emina, Kahf, Putri, Laboré, Biodef, Instaperfect, Crystallure, Tavi, Wonderly, dan Earth Love Life.

Program Paradaya Movement Besutan Paragon

Paragon memiliki program unggulan yang dikenal dengan sebutan Paradaya Movement. Program ini dinilai berhasil menjadi katalisator dalam membangun ekosistem pemberdayaan berbasis ZIS yang berkelanjutan dan efektif.

Paradaya Movement ini mencakup berbagai kegiatan yang dirancang untuk memberdayakan masyarakat, khususnya generasi muda, sehingga mereka dapat berkontribusi secara aktif dalam pembangunan sosial dan ekonomi.

Paragon bersinergi dengan berbagai lembaga zakat untuk mempercepat pemberdayaan masyarakat muda di Indonesia, dengan fokus mengubah mereka dari mustahik (penerima zakat) menjadi muzakki (pemberi zakat).

Melalui berbagai kegiatan dan pelatihan, Paradaya Movement memberdayakan generasi muda agar mereka dapat berkontribusi secara aktif dalam pembangunan sosial dan ekonomi, menciptakan dampak positif yang luas dan berkelanjutan.

Dalam acara penyerahan penghargaan ini, hadir Ratih Savitri Ali, Komite Investasi ParagonCorp yang menerima penghargaan.

Dengan adanya apresiasi melalui penghargaan ini, ParagonCorp berharap dapat menjadi motivasi untuk semakin berinovasi dan berkolaborasi, serta menginspirasi perusahaan-perusahaan lain untuk turut berkontribusi dalam program pemberdayaan masyarakat melalui ZIS, sehingga tercipta ekosistem pemberdayaan yang lebih luas dan efektif di Indonesia.

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com