Jakarta –
Kopi bisa jadi minuman yang sehat untuk tubuh. Tapi jika diminum di waktu yang salah, justru berdampak buruk bagi tubuh. Sebaiknya hindari ngopi di jam ini.
Minum kopi memang jadi kebiasaan yang sulit ditinggalkan bagi banyak orang. Aroma dan rasanya yang khas sering dijadikan semangat untuk mengawali hari, bahkan beberapa orang bisa menikmati kopi berkali-kali dalam sehari.
Namun meski kopi memiliki rasa yang nikmat, konsumsi kopi di waktu yang tidak tepat berdampak buruk bagi kesehatan. Terutama untuk sistem pencernaan dan penyerapan nutrisi di tubuh.
Melansir Food NDTV (24/06), berikut ini adalah panduan dari para ahli kesehatan mengenai waktu-waktu yang sebaiknya dihindari untuk menikmati secangkir kopi:
1. Jangan Berlebihan
Duh! Ngopi Salah ‘Timing’ Bisa Ganggu Pencernaan dan Pola Tidur Foto: Getty Images/iStockphoto/ |
Kopi mengandung kafein yang berperan sebagai stimulan sistem saraf pusat. Menurut Indian Council of Medical Research (ICMR), asupan kafein yang disarankan per hari tidak boleh lebih dari 300 miligram atau setara dengan 3 cangkir berukuran sedang.
Sebagai gambaran, satu cangkir kopi seduh (150 ml) mengandung sekitar 80-120 mg kafein. Sedangkan kopi instan mengandung 50-65 mg kafein. Sehingga Jika dikonsumsi secara berlebihan, kopi dapat menyebabkan ketergantungan, gangguan tidur, serta meningkatkan kecemasan.
2. Hindari Saat Perut Masih Kosong
Meskipun banyak orang terbiasa minum kopi sebagai ritual atau rutinitas di pagi hari, tapi menurut ahli ayurveda Dr. Dixa Bhavsar Savaliya menyarankan agar kebiasaan ini dihentikan. Tentunya ada alasan khusus mengapa banyak ahli kesehatan tidak merekomendasikan minum kopi saat baru bangun tidur di pagi hari.
Minum kopi dalam keadaan perut kosong dapat mengganggu produksi hormon kortisol yang berperan mengatur stres. Jika kadar kortisol terganggu, tubuh bisa merespons dengan perasaan gelisah, lelah, atau tidak stabil secara emosional sejak awal hari.
3. Jangan Bersamaan dengan Makanan
Duh! Ngopi Salah ‘Timing’ Bisa Ganggu Pencernaan dan Pola Tidur Foto: Getty Images/iStockphoto/ |
Kebiasaan menyeruput kopi sambil makan atau setelah makan juga patut dikoreksi. Kopi bersifat asam dan dapat memperlambat proses pencernaan. Bila dikonsumsi bersamaan dengan makanan berprotein, keasaman kopi dapat menyebabkan protein menjadi lebih sulit dicerna.
Selain itu, kafein dalam kopi juga dapat menghambat penyerapan zat besi dari makanan. Para ahli menyarankan untuk memberi jeda setidaknya satu jam sebelum dan sesudah makan jika ingin minum kopi.
Cek Penjelasan Lain di Halaman Berikutnya!
4. Perhatikan Waktunya
Duh! Ngopi Salah ‘Timing’ Bisa Ganggu Pencernaan dan Pola Tidur Foto: Getty Images/iStockphoto/ |
Bagi yang senang ngopi di sore atau malam hari, penting untuk memperhatikan waktu terakhir mengonsumsi kopi. Dr. Savaliya menganjurkan agar kafein dihindari setidaknya 6-10 jam sebelum waktu tidur.
Artinya sebaiknya hentikan konsumsi kopi setelah pukul 16.00. Hal ini bertujuan untuk menjaga kualitas tidur, mendukung detoksifikasi hati, menurunkan kadar kortisol, serta memperlancar fungsi pencernaan di malam hari.
Meskipun kopi bisa memberi manfaat seperti meningkatkan fokus dan energi, penting untuk tetap bijak dalam mengonsumsinya. Memerhatikan waktu dan jumlah asupan kopi dapat membantu menjaga kesehatan tubuh tanpa harus menghilangkan kenikmatan minum kopi dari rutinitas harian.
(sob/dfl)
![]() |
|
Source : unsplash.com / Eater Collective
Agar Tidur Lebih Nyenyak Tambah Asupan 2 Nutrisi Penting Ini Jakarta – Kualitas tidur yang buruk bisa memicu beragam penyakit. Kalau ingin tidur lebih nyenyak, coba ikuti tips pola makan sehat ini. Insomnia merupakan masalah kesulitan tidur yang berkelanjutan. Masalah ini biasanya berkaitan dengan kebiasaan kurang tidur, depresi, kecemasan, hingga penyakit kronis. Untuk mengatasi gangguan tidur ini dapat mengonsumsi beberapa produk kesehatan. Selain itu, cara alami juga dapat diterapkan dengan mengonsumsi makanan sehat.
Dilansir dari New York Post (26/2), gangguan tidur ini dapat disebabkan dari asupan nutrisi yang dikonsumsi sehari-hari. Penelitian terbaru dari Jepang menemukan bahwa karbohidrat, serat, protein, dan lemak yang dikonsumsi dapat secara langsung memengaruhi kualitas tidur seseorang. “Studi cross-sectional ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara makronutrien, komponen makanan dan parameter tidur,” tulis para peneliti dari International Institute for Integrative Sleep Medicine (IIIS) di Tsukuba University, Jepang.
Penelitian ini dilakukan pada 4.825 partisipan yang menggunakan aplikasi Pokemon Sleep dan Asken. Pokémon Sleep adalah permainan video pelacak tidur yang memberikan hadiah berdasarkan kualitas tidur, sementara Asken adalah aplikasi nutrisi. Partisipan penelitian itu sebagian besar adalah wanita dengan rata-rata usia 37 tahun. Ia harus menggunakan kedua aplikasi itu setidaknya selama 1 minggu. Penelitian ini akhirnya menemukan bahwa 2 aspek makanan yang dapat memengaruhi waktu dan kualitas tidur adalah protein dan serat. Berikut 2 tips pola makan sehat yang dianjurkan untuk memperbaiki kualitas tidur:1. Konsumsi Lebih Banyak ProteinPartisipan yang mengonsumsi protein lebih banyak memiliki waktu tidur rata-rata 10-11 menit lebih lama daripada mereka yang mengonsumsi lebih sedikit protein. Asupannya per hari yang direkomendasikan adalah 0,8 gram protein per kilogram berat badan atau sekitar 0,36 gram per 0,5 kg. Misalnya, jika memiliki berat badan 68 kg maka asupan protein per harinya sekitar 54 gram. Namun, beberapa ahli diet menganjurkan asupann lebih banyak sekitar 90-120 gram protein. Sumber protein yang baik yang dapat dikonsumsi di antaranya adalah daging tanpa lemak, ikan, telur, kacang-kacangan, susu, dan tahu. 2. Tingkatkan Asupan Serat HarianAsupan serat yang lebih banyak juga dapat dikaitkan dengan waktu tidur lebih baik. Oleh karena itu, penting menyeimbangkan asupan serat agar insomnia dapat terhindari. Asosiasi Jantung Amerika merekomendasikan setidaknya mengonsumsi 25-30 gram serat makanan setiap hari. Makanan berserat tinggi itu meliputi buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, dan lainnya. Lebih baik tinggi serat dibandingkan karbohidrat. Karena, asupan karbohidrat berlebihan dapat memperburuk kualitas tidur seseorang. (yms/odi) |
![]() |
||||||||||
Source : unsplash.com / Anna Pelzer
Susah Tidur di Malam Hari? Ngemil Makanan Ini Bisa Bikin Tidur Nyenyak Jakarta – Susah tidur di malam hari bisa diatasi dengan mengonsumsi makanan yang sederhana dan praktis ini. Makanan ini bisa membantu tidur lebih nyenyak. Orang yang mengalami gangguan tidur biasanya memiliki stamina dan emosi yang tak stabil. Hal ini diakibatkan oleh waktu istirahat yang tidak maksimal sehingga tubuh masih merasa lelah. Untuk membuat mata dan tubuh beristirahat dengan maksimal, kamu tak perlu menggunakan obat tidur. Cukup konsumsi makanan dan minuman yang memberikan efek positif untuk membuat tidur lebih nyenyak.
Dilansir dari NYPost (02/25), baru-baru ini peneliti Marc Milstein, yang juga menulis buku ‘The Age-Proof Brain’ memiliki tips mudah bagi mereka yang sulit tidur di malam hari. Tips itu adalah ngemil sebelum tidur. Tentunya camilan yang dimaksud bukanlah makanan berlemak atau tinggi kalori, melainkan oatmeal yang gampang disimpan dan dimakan kapan saja.
“Makanan yang kaya akan serat dan protein bisa menjadi kunci untuk tidur lebih nyenyak. Tubuh yang sudah terisi dengan makanan yang cukup selama semalaman penuh bisa berkontribusi meningkatkan kualitas tidur seseorang,” jelas Marc yang juga merupakan ahli gini ternama. “Oatmeal itu merupakan makanan yang mengandung karbohidrat kompleks, tapi makanan ini tidak memicu gula darah melonjak atau turun,” ungkapnya lebih lanjut. “Kebanyakan orang terbangun atau susah tidur di malam hari karena berbagai hal. Salah satunya berkaitan dengan menurunnya kadar gula darah atau sebaliknya. Jadi oatmeal adalah pilihan makanan yang tepat,” tutur Marc. Oatmeal turut mendorong hormon melatonin, yang bisa meningkatkan kualitas tidur. Termasuk kaya akan serat dan protein, sehingga seseorang terasa lebih kenyang lengkap dengan kandungan magnesium yang membuat jaringan otot menjadi lebih santai.
Selain itu oatmeal mudah dicerna oleh tubuh. Kandungan karbohidrat kompleks pada oatmeal membantu meningkatkan kadar hormon Triptofan yang memicu rasa kantuk. Tak ketinggalan oatmeal bisa memicu serotonin yang dipercaya memegang peran penting terhadap kualitas tidur seseorang serta durasi tidur. Ahli diet Abbey Sharp asal Toronto, Kanada juga setuju dengan menu makanan ini sebelum tidur. Ia menyarankan oatmeal disantap dengan buah-buahan seperti pisang atau cherry. Bisa juga tambahkan almond hingga yogurt yang cocok jadi camilan sehat sebelum tidur. (sob/odi) Konsumsi 6 Jenis Makanan Ini Bisa Picu Insomnia dan Mimpi Buruk Jakarta – Asupan makanan berpengaruh pada pola tidur. Karenanya hindari konsumsi 6 jenis makanan ini agar bisa tidur nyenyak dan tidak mimpi buruk. Tidur merupakan waktu untuk tubuh dapat beristirahat. Namun, sayangnya, banyak orang yang mengalami gangguan tidur. Mulai dari sulit tidur hingga pola tidur tak teratur. Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh pola makan yang sembarangan. Kandungan pada makanan tersebut bisa merusak hormon tidur atau menyebabkan kondisi tubuh tidak nyaman.
Selain itu, ada juga gangguan tidur yang membahayakan kesehatan tubuh, seperti terjadinya tidur sambil berjalan hingga sulit bernapas. Dikutip dari Health.com (19/07/24) berikut 6 jenis makanan yang memicu sulit tidur, sebaiknya batasi konsumsinya.1. AlkoholAlkohol dapat mengganggu tidur sudah terbukti lewat sebuah penelitian. Menurut peneliti, alkohol dapat mengganggu pelepasan melatonin atau hormon yang mengatur pola tidur. Penelitian dari University of Missouri School of Medicine juga menjelaskan bahwa minum alkohol sebelum tidur dapat menyebabkan ketidaknyamanan. Mulai dari mimpi buruk hingga parasomnia atau berjalan saat tidur. Efek alkohol pun dapat menyebar ke seluruh tubuh sehingga menyebabkan gangguan pernapasan. 2. Kafein
Hindarilah minuman mengandung kafein seperti kopi dan teh sebelum tidur. Pasalnya, kandungan kafein tersebut dapat menyebabkan kamu tetap terjaga di waktu tidur. Beberapa orang memetabolisme kafein dengan cepat, tapi ada juga yang lambat. Nah, yang lambar itu artinya kafein bertahan lebih lama di dalam tubuh. Kondisi ini dapat memberikan efek samping. Diperlukan waktu hingga 6 jam untuk menghilangkan efek kafein. Ahli gizi menyarankan terakhir minum kopi di jam 18.30 agar tidak mengganggu jam tidur. 3. Makanan BerlemakMakanan berlemak terbilang sulit dicerna di dalam tubuh apalagi ketika tubuh sedang berbaring. Dengan begitu, sistem pencernaan akan terus aktif dan membuat orang terjaga. Selain itu, berbaring terlalu cepat setelah makan juga menyebabkan refluks asam. Kondisi tersebut dapat mengakibatkan rasa yang tidak nyaman, seperti rasa terbakar di dada. Makanan yang membuat sulit tidur ada di halaman selanjutnya.4. Makanan Manis
Sebelum tidur, sebaiknya hindari makanan dan minuman yang mengandung gula tinggi. Makanan tersebut dapat meningkatkan kadar gula darah, sehingga membuat tubuh tetap aktif hingga larut malam. Tak hanya itu, makanan manis juga meningkatkan kewaspadaan yang pada akhirnya membuat sulit tidur. Alih-alih makan makanan manis, kami bisa mengonsumsi kacang-kacangan sebagai camilan sehat. 5. Makanan PedasMakanan pedas bisa menyebabkan gangguan pencernaan. Ini dapat memicu gejala sakit maag yang tidak nyaman sehingga membuat kamu sulit tidur. Banyak penelitian yang menemukan bahwa makanan pedas juga dapat meningkatkan metabolisme. Kondisi ini membuat tubuh terus aktif dalam jangka waktu yang lama. 6. Makanan Olahan
Sudah bukan rahasia lagi bahwa makanan olahan tidak baik untuk kesehatan. Salah satunya dapat menyebabkan sulit tidur. Itu karena makanan olahan dikemas dengan natrium. Natrium itu dapat menyebabkan risiko kembung dan menahan cairan sebelum tidur. Tentu ini membuat tidak nyaman. Apalagi makanan olahan juga membuat kamu lebih cepat haus. Dengan begitu membuat kamu minum lebih banyak air beberapa jam sebelum tidur dan menyebabkan buang air kecil di malam hari. (raf/odi) Agar Tidur Nyenyak, Hindari Konsumsi 3 Makanan Sebelum Tidur Jakarta – Agar kualitas tidur tak terganggu, ada beberapa jenis makanan yang patut dihindari. Seperti makanan mengandung lemak, gula, dan pedas. Lapar sebelum tidur memang kerap dirasakan oleh banyak orang. Biasanya diatasi dengan mengonsumsi camilan, tetapi perhatikan jenisnya, karena mengonsumsi makanan tidak sehat akan memberikan efek buruk bagi kesehatan. Dilansir dari Mirror (10/12), ada 3 jenis makanan yang tak baik dikonsumsi sebelum tidur. Menurut Rosey Davidson, penulis dan konsultan di Just Chill Baby Sleep makanan yang dikonsumsi seringkali memengaruhi kualitas tidur. Rosey menekankan untuk tidak mengonsumsi makanan yang tinggi lemak, gula, atau makanan pedas.
Rosey menjelaskan, “Makanan memainkan peran penting dalam seberapa baik kita tidur, karena dapat memengrahui hormon dan pencernaan. Makanan yang kaya akan triptofan, magnesium, dan melatonin dapat meningkatkan relaksasi dan tidur yang lebih baik.”
Menurutnya makanan yang mengandung karbohidrat dapat membantu triptofan mencapai otak. Ini akan mendukung produksi serotonin dan melatonin yang dapat meningkatkan kualitas tidur. “Makan malam yang seimbang, seperti mengandung protein, lemak sehat, dan karbohidrat juga dapat menstabilkan kadar gula darah, sehingga mengurangi kemungkinan terbangun di malam hari,” jelasnya. Mengapa harus menghindari makanan tinggi lemak, gula, dan pedas?Tiga makanan yang mengandung tinggi lemak, gula, dan pedas itu patut dihindari sebelum tidur. Karena dapat menyebabkan masalah pada sistem pencernaan yang mengganggu waktu tidur. Makanan pedas dapat menyebabkan mulas dan rasa tidak nyaman, ini dapat mengganggu tidur. Makanan berlemak tinggi atau berminyak dapat menyebabkan gangguan pencernaan, sehingga lebih sulit untuk tidur. Sementara mengonsumsi terlalu banyak gula atau kafein menjelang tidur dapat menstimulasi tubuh secara berlebihan dan menunda waktu tidur. “Camilan manis juga dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang berpotensi menyebabkan terbangun di malam hari. Sementara, makanan berprotein berat dapat memperlambat pencernaan dan menyebabkan gelisah ketika tidur,” lanjutnya. Gangguan tidur yang diakibatkan 3 jenis makanan ini juga telah dibahas dalam studi tahun 2016. Menemukan bahwa orang dewasa yang memiliki pola makan lebih banyak lemak jenuh, gula, dan rendah serat akan mengganggu tidur. Studi ini juga membahas soal minuman berkafein, seperti kopi, dan alkohol dikaitkan dengan kualitas tidur yang buruk. Konsumsi kiwi dapat memperbaiki kualitas tidur
Rosey menyarankan untuk mengonsumsi kiwi, karena memiliki manfaat yang dapat memperbaiki kualitas tidur. Hal ini dikarenakan kiwi mengandung banyak serotonin, prekursor melatonin, senyawa yang mengatur siklus tidur seseorang. Kiwi juga disebutkan banyak mengandung zat antioksidan dan folat. Kedua zat ini bermanfaat untuk memaksimalkan fungsi otak. Selain itu, makanan lain yang baik untuk memperbaiki kualitas tidur adalah pisang. Karena mengandung magnesium, kalium, dan triptofan untuk merelaksasi otot dan saraf. Oat juga termasuk pilihan yang baik karena kaya akan melatonin dan karbohidrat kompleks. (yms/odi) Sering Lapar Setelah Selesai Makan? Ini 6 Penyebabnya Jakarta – Ada beberapa penyebab yang memicu seseorang tetap merasa lapar meski baru saja makan. Mulai karena stres, pola makan yang salah, hingga pola tidur. Sebagian orang merasa tetap lapar padahal baru saja makan. Hal ini terjadi karena dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari komposisi makanan hingga sinyal biologis tubuh. Tubuh mengatur rasa lapar melalui hormon ghrelin yang memberi sinyal pada otak saat perut kosong. Sebaliknya, rasa kenyang dipicu oleh peregangan lambung yang memicu pelepasan hormon untuk memberi tahu otak bahwa tubuh telah cukup makan.
Salah satu penyebab utama perut masih terasa lapar setelah makan adalah porsi atau kandungan gizi yang tidak memadai. Makanan yang rendah serat, protein, atau lemak sehat cenderung cepat dicerna dan tidak memberikan rasa kenyang yang bertahan lama. Selain itu, keseimbangan antara jumlah energi yang dikonsumsi dan yang dibakar tubuh juga berperan penting. Jika kalori yang masuk tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh, maka rasa lapar akan tetap muncul sebagai sinyal untuk menambah asupan. Dilansir dari Seasonhealth, Rabu (09/07/2025), berikut 6 alasan merasa lapar meski baru makan: 1. Pola Makan yang Salah
Salah satu penyebab paling umum rasa lapar setelah makan adalah porsi makanan yang terlalu kecil atau komposisi makanan yang tidak seimbang. Makanan yang minim serat, protein, dan lemak sehat akan lebih cepat dicerna dan tidak memberikan rasa kenyang yang bertahan lama. Sementara makanan yang tinggi protein dan serat, seperti biji-bijian utuh, sayuran, lemak sehat dari alpukat atau minyak zaitun, serta protein dari daging tanpa lemak atau produk susu, dapat membantu memperlambat lonjakan gula darah. Lonjakan gula darah yang terlalu tinggi kemudian diikuti oleh penurunan drastis, akhirnya memicu rasa lapar kembali muncul. 2. Makan Terlalu CepatKebiasaan menyantap makanan dengan tergesa-gesa atau makan terlalu cepat dapat mengacaukan sinyal kenyang dari lambung ke otak. Tubuh membutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk memproses sinyal bahwa perut telah cukup terisi. Jika makan hanya dalam waktu lima menit, otak belum sempat menerima sinyal tersebut. Sehingga meskipun makanan telah masuk ke dalam tubuh, tapi rasa lapar masih bertahan dan memicu dorongan seseorang untuk makan lebih banyak. 3. Resistensi Leptin
Leptin adalah hormon yang diproduksi oleh sel lemak untuk memberi tahu otak bahwa tubuh sudah kenyang. Namun pada kondisi tubuh mengalami resistensi leptin, otak tidak merespons sinyal ini dengan baik. Akibatnya seseorang akan tetap merasa lapar meski sudah makan dalam porsi yang cukup banyak. Resistensi leptin sering dikaitkan dengan peradangan kronis, kelebihan berat badan, kurang aktivitas fisik, pola tidur yang terganggu, hingga faktor genetik. 4. Dipicu StresStres dapat meningkatkan kadar hormon kortisol dalam tubuh. Hormon ini berperan dalam meningkatkan nafsu makan, terutama terhadap makanan tinggi gula dan lemak. Selain itu, stres juga bisa mengacaukan keseimbangan hormon lapar (ghrelin) dan hormon kenyang (leptin), sehingga seseorang lebih mudah makan secara emosional tanpa mempertimbangkan rasa lapar yang sesungguhnya. Alasan ini yang juga mendasari sebagian orang ketika merasa stres akan menjadikan makanan sebagai pelariannya. 5. Efek Samping Obat-obatanBeberapa jenis obat, seperti steroid dan antidepresan, dapat memengaruhi sistem pengatur nafsu makan di otak. Beberapa obat bahkan meningkatkan kadar kortisol atau mengganggu metabolisme karbohidrat. Salah sati efeknya ialah memicu peningkatan rasa lapar. Jika sedang menjalani pengobatan tertentu dan mengalami peningkatan nafsu makan yang tidak biasa, sebaiknya konsultasikan dengan dokter. 6. Gangguan Tidur
Kurang tidur atau kualitas tidur yang buruk dapat mengacaukan produksi hormon ghrelin dan leptin. Pola tidur yang berantakan hingga jam tidur yang sebentar, bisa meningkatkan kadar ghrelin (pemicu lapar) dan menurunkan kadar leptin (pemicu kenyang). Sebuah studi menunjukkan jika seseorang kurang tidur dalam waktu sehari saja maka bisa menyebabkan resistensi insulin keesokan harinya. Merujuk pada anjuran Kemenkes, orang dewasa membutuhkan 7-8 jam untuk tidur. Berkurangnya durasi dan kualitas tidur dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2 serta memicu nafsu makan yang lebih tinggi pada tubuh seseorang. (sob/dfl) Sari Berita Penting |



















