Tag Archives: inflamasi

Hati-Hati! 5 Sayuran Ini Bisa Picu Peradangan dengan Kondisi Tertentu


Jakarta

Tidak semua konsumsi sayuran memberikan manfaat bagi kesehatan. Pasalnya, beberapa jenis sayuran bisa menimbulkan efek samping peradangan pada orang dengan kondisi tertentu.

Sayuran dikenal sebagai makanan menyehatkan karena didalamnya terkandung banyak nutrisi, termasuk serat, vitamin, dan antioksidan.

Bahkan, setiap hari seseorang disarankan untuk mengonsumsi setidaknya 5 porsi sayur dan buah dengan total 400 gram.


Meskipun begitu, jenis sayuran yang dikonsumsi juga perlu diperhatikan. Pasalnya, ada sejumlah sayuran yang menyebabkan peradangan.

Peradangan merupakan respon tubuh terhadap zat berbahaya, seperti virus, saat sistem kekebalan tubuh mencoba memperbaiki masalah dan menyembuhkan sel yang rusak.

Peradangan jangka pendek dapat membantu melindungi tubuh, tetapi peradangan kronis bisa menyebabkan masalah kesehatan lainnya.

Selain itu, peradangan juga bisa mengakibatkan rasa tidak nyaman dan memperburuk gejala autoimun pada beberapa orang.

Untuk menghindari efek peradangan, sebaiknya orang dengan kondisi kesehatan tertentu, perlu menghindari konsumsi beberapa jenis sayuran.

Melansir health.com (03/02/2025), berikut daftar sayuran yang konsumsinya picu peradangan pada beberapa kondisi:

1. Terong

manfaat konsumsi terongTerong kaya akan nutrisi tetapi bisa sebabkan peradangan pada beberapa orang. Foto: Getty Images/iStockphoto/

Sayuran berwarna ungu ini tinggi antioksidan, vitamin, dan serat yang berpotensi baik untuk kesehatan tubuh.

Namun, makan terong dapat menyebabkan peradangan pada penderita artritis reumatoid (peradangan pada sendi yang terjadi akibat gangguan autoimun).

Terong mengandung solanin, yang dapat menyebabkan kerusakan tulang dan sendi. Penelitian yang disebut situs health.com menyebut solanin bisa memperburuk gejala kondisi kesehatan seperti radang sendi dan penyakit autoimun lainnya.

Oleh karena itu, mereka yang sensitif atau punya masalah autoimun lebih baik membatasi atau menghindarinya.

2. Tomat

7 Fakta Tomat yang Keliru, Tergolong Sayuran dan Disimpan di KulkasKonsumsi tomat juga bisa sebabkan peradangan kronis karena kandunggan solaninnya. Foto: Daily Meal

Tomat juga bisa menyebabkan peradangan kronis. Di dalamnya terkandung alkaloid, seperti solanin yang dapat memicu respon peradangan pada beberapa orang.

Mereka yang sensitif atau punya penyakit autoimun artritis reumatoid dapat mengalami peradangan usai makan tomat.

Ketika kadar purin yang menjadi pemicu asam urat tinggi, hal tersebut bisa membentuk kristal di sekitar persendian, dan akhirnya menyebabkan peradangan dan nyeri sendi.

Kandungan asam pada tomat juga bisa mengiritasi saluran pencernaan, menyebabkan peradangan dalam usus.

Daftar sayuran lain yang bisa sebabkan peradangan dapat dibaca pada halaman selanjutnya!

3. Kentang

KentangKandungan solanin pada kentang bisa memberikan efek peradangan. Foto: Getty Images/elenaleonova

Pada sebagian orang, kentang juga bisa menyebabkan peradangan.

Di dalamnya terkandung solanin, yang bisa memicu respon peradangan, terutama pada orang dengan riwayat sendi.

Penelitian yang disebut situs health.com juga menemukan solanin dapat memperburuk kerusakan tulang dan sendi melalui efeknya pada kalsium dalam tubuh.

Selain itu kentang dianggap sebagai makanan dengan kandungan indeks glikemik tinggi. Bisa meningkatkan kadar gula darah dengan cepat. Lonjakan kadar gula darah memiliki efek peradangan.

Oleh karena itu, menyesuaikan porsi kentang menjadi hal penting supaya mampu mengurangi lonjakan gula darah dan peradangan.

4. Paprika

Paprika dikenal sebagai sayur yang kaya akan vitamin, mineral, dan serat. Sayangnya, mereka juga mengandung senyawa yang dapat menimbulkan peradangan.

Paprika mengandung capsaicin dan solanin. Capsaicin merupakan zat yang menyebabkan rasa pedas pada cabai. Zat ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada penderita sindrom iritasi usus besar (IBS) atau gangguan gastrointestinal lainnya.

Kandungan solanin di dalamnya juga telah dikaitkan dengan peradangan, terutama bagi mereka yang punya riwayat radang sendi.

5. Cabai

cabai merahKonsumsi cabai juga perlu dperhatikan karena bisa sebabkan peradangan. Foto: Getty Images

Di dalam cabai terkandung zat disebut capsaicin yang memiliki efek pedas. Namun, capsaicin ini dapat menyebabkan gangguan gastrointestinal bagi sebagian orang.

Capsaicin melepaskan zat kimia yang menyebabkan peradangan dan memicu terjadinya iritasi gastrointestinal.

Menurut BfR, penelitian pada manusia juga menunjukkan bahwa capsaicin dalam dosis tinggi bisa menyebabkan sejumlah gejala, seperti mulas, refluks asam, mual, diare, serta nyeri pada perut dan dada.

Orang yang rentan terhadap refluks asam atau dengan kondisi usus lainnya perlu membatasi asupan cabai. Kalau tidak, pilih alternatif cabai lain yang punya tingkat pedas lebih ringan.

Sesuaikan juga ukuran porsi sesuai kebutuhan dan toleransi masing-masing.

(aqr/adr)



Sumber : food.detik.com

Jangan Dibuang! Kulit Nanas Bisa Diracik Jadi Teh Anti-Inflamasi


Jakarta

Selain daging buahnya, kulit nanas juga punya manfaat sehat. Kulit nanas bisa diracik jadi teh segar yang berkhasiat mencegah peradangan.

Buah dan sayuran jadi asupan penting saat diet. Dari sekian banyak jenis buah dan sayuran, ada salah satu yang kulitnya menawarkan manfaat mengejutkan.

Hal ini diketahui dari eksperimen yang dibagikan oleh seorang wanita. Melansir getsurrey.co.uk (26/02/2025), wanita bernama Gladis mengunggah video di akun TikTok miliknya @gladissahm.


Dalam video tersebut, Gladis menunjukkan nanas yang ia beli di supermarket lokal dekat rumahnya. Lalu, nanas tersebut dipotong dan dikupas kulitnya.

Alih-alih membuang sisa kulit nanas yang kasar, wanita ini justru memasukkannya ke dalan panci besar di atas kompor. Gladis menambahkan air dan merebusnya.

Jangan Dibuang! Kulit Nanas Bisa Diracik Jadi Teh Anti-InflamasiKulit nanas itu direbus sampai mendidih. Foto: Tiktok @gladissahm

Ia membiarkan rebusan kulit nanas itu sampai mendidih, barulah disaring dalam gelas. Gladis juga menambahkan sedikit madu ke dalam rebusan kulit nanas tersebut.

Melihat video racikan teh ini, banyak netizen bertanya terkait manfaatnya. Dalam kolom komentar, Gladis menjawab teh dari sisa kulit nanas ini bermanfaat mengurangi inflamasi, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, serta mengatasi masalah pencernaan.

Menurut Healthline, nanas memang kaya akan vitamin C yang penting untuk kekebalan tubuh, penyerapan zat besi, dan pertumbuhan serta perkembangan.

Nanas juga kaya akan antioksidan yang membantu tubuh menangkal stress oksidatif.

Jangan Dibuang! Kulit Nanas Bisa Diracik Jadi Teh Anti-InflamasiRebusan kulit nanas itu llalu disaring, dan dibberi sedikit madu. Foto: Tiktok @gladissahm

Namun, kulitnya juga tak kalah bermanfaat. Melansir fkm.unair.ac.id, kandungan gizi yang ada pada kulit nanas terdiri dari karbohidrat yang mudah dicerna.

Di dalamnya ada sekelompok enzim pencernaan disebut bromelain yang dapat memudahkan pencernaan protein Kandungan serat di dalamnya juga baik untuk kesehatan pencernaan.

(aqr/adr)



Sumber : food.detik.com

Minum Kopi Tiap Pagi Bisa Picu Peradangan, Ini Hasil Risetnya


Jakarta

Kopi disebut punya efek antiinflamasi atau antiperadangan, tapi fakta menunjukkan minum kopi tiap pagi bisa memicu peradangan pada tubuh. Ini hasil riset para ahli.

Banyak orang mendapat asupan kafein dari kebiasaan minum kopi. Namun, beberapa penelitian menemukan kopi dan kafein dapat meningkatkan atau mengurangi peradangan, tergantung pada masing-masing orang. Kafein saja, tidak harus dalam bentuk kopi, dapat menyebabkan peradangan.

Mengutip Health (23/5/2025), sebelumnya kebiasaan minum kopi telah dikaitkan dengan risiko kanker tertentu yang lebih rendah, diabetes tipe 2, penyakit hati, dan kematian. Hal ini mungkin disebabkan peradangan yang berkurang dan sensitivitas insulin yang lebih baik.


Sebuah penelitian bahkan menemukan bahwa konsumsi lebih banyak kopi dikaitkan dengan penanda peradangan yang lebih rendah (tes darah yang mendeteksi peradangan).

Sebuah uji klinis juga mengungkap, dibandingkan dengan mereka yang tidak minum kopi, mereka yang minum setidaknya 4 cangkir kopi setiap hari memiliki penanda peradangan yang berkurang, termasuk protein C-reaktif (CRP). Hasil ini konsisten pada peserta yang minum kopi berkafein dan tidak berkafein.

Peran kafein pada peradangan tubuh

Efek antiperadangan dari kopi ternyata dapat bervariasi tergantung pada jenis kopi dan bagaimana biji kopi tersebut diproses atau dipanggang. Kopi hijau (terbuat dari biji kopi yang belum dipanggang) mengandung lebih banyak asam klorogenat yaitu senyawa antiperadangan, daripada kopi hitam yang dipanggang.

Walau kafein dari kopi mungkin menurunkan atau meningkatkan peradangan pada tubuh, faktor lain juga memengaruhinya. Contohnya bahan tambahan pada kopi, seperti krim, gula, dan susu. Bahan-bahan ini bisa meningkatkan risiko peradangan pada tubuh.

Efek kafein pada tubuh

Happy woman drinks a black espresso coffee and smiles. The concept of problems with the color of teeth from bad habitsEfek umum mengasup kafein dari kopi adalah tingkat kewaspadaan yang bertambah. Foto: Getty Images/frantic00

Efek paling umum dari asupan kafein ke tubuh adalah meningkatkan kewaspadaan. Kafein merangsang sistem saraf pusat, membuat kamu merasa lebih terjaga. Namun, mengonsumsi terlalu banyak kafein dapat menyebabkan kegelisahan, kegembiraan, gemetar, dan insomnia

Kafein juga dapat meningkatkan kesehatan jantung. Tinjauan penelitian menemukan asupan kopi yang lebih tinggi menghasilkan risiko gagal jantung yang lebih rendah. Ada juga bukti bahwa kafein dapat menurunkan risiko depresi, meningkatkan ambang nyeri, dan meningkatkan kesehatan kekebalan tubuh, pencernaan, dan pernapasan.

Tak hanya itu, kafein memiliki sifat antioksidan. Artinya, kafein mampu menangkal efek berbahaya dari senyawa yang disebut radikal bebas untuk melindungi sel dari stres oksidatif dan kerusakan. Kafein juga dapat mengurangi kerusakan kulit akibat radiasi ultraviolet (UV).

Baca halaman selanjutnya untuk tahu tips konsumsi kafein dan tips mengatasi peradangan.

Tips konsumsi kafein yang aman

Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) merekomendasikan batas aman asupan kafein 400 mg saja per hari atau sekitar 4 cangkir kopi. Jumlah ini secara umum disebut tidak berkaitan dengan efek negatif kafein.

Lalu, ada beberapa cara lain untuk memastikan konsumsi kafein tidak memunculkan efek samping. Berikut caranya:

1. Baca daftar bahan pada produk kemasan
Kafein mungkin terkandung dalam produk yang tidak kamu duga, seperti protein bar, permen karet, dan obat-obatan tertentu yang dijual bebas. Jika kafein ditambahkan sebagai bahan tersendiri, kafein akan tercantum dalam daftar bahan produk kemasan.

2. Waspadai konsumsi minuman berenergi
Jumlah kafein dalam minuman berenergi sangat bervariasi. Minuman ini dapat mengandung 54-328 miligram kafein per 16 ons. Dalam beberapa kasus, kamu hampir dapat mencapai jumlah kafein harian maksimum setelah menenggak satu minuman.

3. Coba minuman tanpa kafein
Kopi dan teh yang mengandung lebih sedikit atau tanpa kafein bisa jadi pilihan mereka yang sensitif terhadap efek samping kafein.

Tips mengatasi peradangan

makan sehatSecara umum, pola makan sehat dapat mencegah peradangan pada tubuh. Foto: Getty Images/PrathanChorruangsak

Meskipun kafein pada kopi mungkin memiliki efek antiperadangan, kafein sendiri dapat meningkatkan atau mengurangi peradangan. Semua itu bergantung pada kondisi tubuh tiap individu, ditambah faktor lain seperti bahan tambahan yang mungkin juga berperan dalam efek peradangannya.

Namun, ada cara umum untuk mengatasi peradangan pada tubuh yang bisa memicu penyakit serius, seperti diabetes, jantung, dan kanker. Cara tersebut antara lain:

1. Mengurangi konsumsi makanan olahan atau kemasan
2. Meningkatkan asupan makanan antiperadangan, seperti apel dan brokoli
3. Hindari atau berhenti merokok
4. Hindari minuman alkohol
5. Kelola stres
6. Kurangi paparan bahan kimia beracun
7. Tidur cukup
8. Olahraga teratur

(adr/odi)



Sumber : food.detik.com

Pemilik Goldar Ini Disebut Lebih Rendah Risikonya Kena Serangan Jantung


Jakarta

Studi ilmiah terus menunjukkan korelasi antara penyakit kardiovaskular dan golongan darah. Individu bergolongan darah O lebih kecil kemungkinannya mengalami penyakit kardiovaskular dibandingkan golongan darah lainnya. Kok bisa begitu?

Golongan Darah dan Penyakit Jantung Koroner

Sebuah studi tahun 2012 yang dipublikasikan dalam Arteriosclerosis, Thrombosis and Vascular Biology, mengungkapkan pembawa darah A, B, atau AB lebih rentan terhadap penyakit jantung koroner, dibandingkan dengan golongan darah O.

Temuan menunjukkan tingkat serangan jantung dan gagal jantung yang lebih tinggi di antara pembawa darah non-O.


Sebaliknya, golongan darah O memiliki efek perlindungan ringan, menurunkan risiko kejadian kardiovaskular yang signifikan. Peningkatan risiko pada golongan darah non-O mungkin terkait dengan kadar faktor pembekuan yang lebih tinggi dan penanda inflamasi tertentu, yang dapat berkontribusi pada penyumbatan arteri dan penyakit jantung seiring waktu.

Selama lebih dari dua dekade, penelitian yang ketat menemukan bahwa individu dengan golongan darah non-O, yakni A, B, dan AB, memiliki risiko yang lebih tinggi sekitar 6-23 persen lebih tinggi untuk terkena penyakit jantung koroner dibandingkan dengan mereka yang bergolongan darah O.

Dikutip dari Times of India, temuan ini menunjukkan bahwa golongan darah O mungkin memiliki perlindungan kardiovaskular yang cukup. Itu kemungkinan karena kadar faktor pembekuan darah yang lebih rendah, seperti faktor von Willebrand dan faktor VIII, serta dampak positif pada penanda kolesterol dan peradangan.

Secara spesifik, risikonya 11 persen lebih tinggi untuk golongan darah non-O.

Risiko Stroke

Golongan darah juga dikaitkan dengan risiko stroke, terutama pada kasus stroke yang terjadi pada usia dini. Terdapat bukti yang menunjukkan bahwa orang dengan golongan darah A lebih rentan terhadap stroke sebelum berusia 60 tahun.

Individu dengan golongan darah O memiliki risiko yang lebih rendah, dan inilah mengapa golongan darah mungkin menjadi komponen integritas kardiovaskular secara keseluruhan.

Temuan studi tahun 2014, yang dipublikasikan dalam Jurnal Trombosis dan Hemostasis menyelidiki total 646 kasus dan menyimpulkan bahwa pada individu non-diabetes, golongan darah AB memiliki risiko stroke sekitar 1,6 hingga hampir 7 kali lebih tinggi dibandingkan dengan golongan darah O. Sementara risiko keseluruhan sekitar 1 hingga 3,3 kali lebih tinggi pada seluruh populasi.

Mengetahui Golongan Darah Penting?

Variasi risiko kardiovaskular berdasarkan golongan darah diduga disebabkan oleh variasi peradangan dan pembekuan darah. Individu golongan darah non-O memiliki konsentrasi faktor pembekuan darah, faktor VIII, dan faktor von Willebrand, yang lebih tinggi.

Konsentrasi yang lebih tinggi tersebut berpotensi memicu pembentukan gumpalan darah yang berbahaya. Golongan darah non-O juga memiliki konsentrasi penanda inflamasi yang lebih tinggi, yang berpotensi menyebabkan perkembangan penyakit jantung dalam jangka panjang.

Meskipun golongan darah tidak dapat diubah, mengetahui bahwa golongan darah O memiliki risiko penyakit jantung yang lebih rendah akan memberikan panduan untuk pencegahan dengan penekanan. Pasien dengan golongan darah lain harus menjalani pemeriksaan kardiovaskular yang lebih intensif dan intervensi yang lebih berani terhadap variabel risiko, seperti pola makan, olahraga, dan tekanan darah.

Pasien golongan darah O terbukti memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit jantung dan stroke di awal kehidupan, dibandingkan dengan pasien non-O. Penelitian ilmiah menunjukkan perbedaan faktor pembekuan dan peradangan dapat menjadi penyebab efek perlindungan tersebut.

Memahami hal-hal detail ini dapat membantu tim medis dan pasien dalam membuat keputusan yang lebih tepat terkait pencegahan dan pengobatan kardiovaskular.

(sao/naf)



Sumber : health.detik.com

Alasan Goldar O Disebut Lebih Rendah Risikonya Kena Serangan Jantung

Jakarta

Sebuah studi ilmiah menemukan bahwa orang dengan golongan darah O lebih kecil kemungkinannya mengalami penyakit kardiovaskular. Temuan menunjukkan tingkat serangan jantung dan gagal jantung yang lebih tinggi di antara pembawa darah non-O.

Alasan Golongan Darah O Lebih Rendah Alami Serangan Jantung

Golongan darah O memiliki efek perlindungan ringan dan menurunkan risiko kejadian kardiovaskular yang signifikan. Peningkatan risiko pada golongan darah non-O mungkin terkait dengan kadar faktor pembekuan darah yang lebih tinggi dan penanda inflamasi tertentu, yang dapat berkontribusi pada penyumbatan arteri serta penyakit jantung seiring waktu.

Penelitian ketat pun dilakukan selama dua dekade. Hasilnya, individu dengan golongan darah non-O yaitu A, B, AB, berisiko 6-23 persen lebih tinggi mengalami penyakit jantung koroner.


Temuan ini menunjukkan bahwa golongan darah O mungkin mempunyai perlindungan kardiovaskular yang cukup. Itu kemungkinan karena kadar faktor pembekuan darah yang lebih rendah, seperti faktor von Willebrand dan faktor VIII, serta dampak positif pada penanda kolesterol dan peradangan.

Berdasarkan penelitian, golongan darah O menunjukkan adanya kemampuan untuk melindungi kardiovaskular yang cukup. Dikutip dari Times of India, hal itu mungkin karena kadar faktor pembekuan darah yang lebih rendah, seperti faktor von Willebrand dan faktor VIII, serta dampak positif pada penanda kolesterol dan peradangan.

Selain serangan jantung, golongan darah juga dapat berpengaruh pada risiko seseorang mengalami stroke. Ada bukti bahwa orang dengan golongan darah A lebih rentan terhadap stroke sebelum usia 60 tahun.

Sementara orang dengan golongan darah O memiliki risiko lebih rendah mengalami stroke. Hal ini yang mungkin menjadi komponen integritas kardiovaskular secara keseluruhan.

(sao/naf)



Sumber : health.detik.com